• Tidak ada hasil yang ditemukan

Maklumat Komandemen Tertinggi No. 6

Dalam dokumen Pedoman Darma Bakti (Halaman 68-72)

VII. Infiru khifafan wa tsiqalan, wajahidu bi amwalikum wa anfusikum fi sabilillah….

Inna fatahna laka fat-han mubina……. Insya Alah. Bismillahi….. Allahu Akbar !!! Madinah - Indonesia, 10 September 1950 M

27 Dzulqaidah 1369 H

KOMANDEMEN TERTINGGI

ANGKATAN PERANG NEGARA ISLAM INDONESIA Plm. T. : SM. Kartosoewirjo

Diumumkan di Madinah - Indonesia Pada hari tanggal 11 September 1949/

22 Dzulqaidah 1368 KSU : BINTANG BULAN

BAI’AT

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM Bismillahi tawakkalna ‘alallah, lahaula wala quwwata illa billah!

Asyhadu an-la ilaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah. Wallahi. Demi Allah!

1. Saya menyatakan Bai’at ini kepada Allah, dihadapan dan dengan persaksian Komandan Tentara/Pemimpin Negara, yang bertanggung jawab.

2. Saya menyatakan Bai’at ini sungguh-sungguh karena ikhlas dan suci hati, lillahi ta’ala semata-mata, dan tidak sekali-kali karena sesuatu diluar dan keluar daripada kepentingan Agama Allah, Agama Islam dan Negara Islam Indonesia.

3. Saya sanggup berkorban dengan jiwa, raga dan nyawa saya serta apapun yang ada pada saya, berdasarkan sebesar-besar taqwa dan sesempurna-sempurna tawakal ‘alallah, bagi:

a. Mentegakkan kalimatillah -- li’ilai Kalimatillah --; dan

b. Mempertahankan berdirinya Negara Islam Indonesia; hingga hukum Syari’at Is-lam seluruhnya berlaku dengan seluas-luasnya daIs-lam kalangan Ummat IsIs-lam Bangsa Indonesia, di Indonesia.

4. Saya akan tha’at sepenuhnya kepada perintah Allah, kepada perintah Rasulullah dan kepada perintah Ulil Amri saya, dan menjauhi segala larangannya, dengan tulus dan setia-hati.

5. Saya tidak akan berkhianat kepada Allah, kepada Rasulullah dan kepada Komandan Tentara, serta Pemimpin Negara, dan tidak pula akan membuat noda atas Ummat Islam Bangsa Indonesia.

6. Saya sanggup membela Komandan-komandan Tentara Islam Indonesia dan Pemimpin-pemimpin Negara Islam Indonesia, daripada bahaya, bencana dan khianat darimana dan apapun juga.

7. Saya sanggup menerima hukuman dari Ulil Amri saya, sepanjang keadilan hukum Islam, bila saya inkar daripada Bai’at yang saya nyatakan ini.

8. Semoga Allah berkenan membenarkan pernyataan Bai’at saya ini, serta berkenan pula kiranya Ia melimpahkan Tolong dan Kurnia-Nya atas saya sehingga saya dipandaikan-Nya melakukan tugas suci, ialah haq dan kewajiban tiap-tiap Mujahid: Menggalang Negara Kurnia Allah, Negara Islam Indonesia! Amin.

9. Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar! Tambahan :

Bagi orang-orang yang baru menyatakan Bai’at, kemudian daripada tanggal 10 Septem-ber 1950, dicukupkan dengan Bai’at kedua ini.

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

MAKLUMAT KOMANDEMEN TERTINGGI

Nomor 7

Barang disampaikan Allah kiranya kepada sekalian Komandan-Komandan Angkatan Perang Negara Islam Indonesia, dan kepada sekalian Pemimpin-pemimpin Ummat Islam Bangsa Indonesia, di Negara Islam Indonesia. Hal : 17 Februari. Peringatan Hari Ulang Tahun Ketiga :

Ummat Islam Bangsa Indonesia Angkatan Senjata. Assalamu ‘alaikum w.w.,

1. Allahu Akbar! la ilaha Illallah, Huwallahu Akbar! Allahu Akbar! Walillahil-hamd! Alhamdulillah! Segala puji hanya bagi Allah semata-mata; Dzat Tunggal Yang Maha-Besar, yang kebesaran-Nya meliputi dan mengatasi segala sesuatu diluar Dia; Dzat Maha-Suci dan Maha Kuasa, Yang telah berkenan memerintahkan kepada hamba-Nya: “Jihad berperang pada jalan-Nya, bagi mentegakkan Kalimah-Nya”, ialah satu-satunya jalan menuju kearah Mardlatillah yang sejati! Allahumma! Ijjaka na’budu wa ijjaka nasta’in, ihdinassirathal mustaqim! Bismillahi tawakkalna ‘alallah, lahaula wala quw-wata illa billah!

2. Syahdan, maka tepat pada tiga tahun yang lalu, 17 Februari 1948, dengan karena kehendak dan Kekusaan Allah semata-mata, turunlah Kurnia Allah pertama yang tak ternilai harganya bagi seluruh Ummat Islam Bangsa Indonesia, terutama dalam langkah usahanya, menentukan nasibnya dikemudian hari, yang berwujud: “api Revolusi Islam yang pertama disekitar “Gunung Cupu”, suatu kampung yang bersejarah, ditepi sungai Citanduy”. Alhamdu lillah! Kurnia Allah yang sebesar itu disambut oleh Ummat Islam, dengan ‘amal suci jihad berperang fi sabilillah, menggempur musuh-musuh Allah, musuh-musuh agama dan musuh-musuh Negara Kurnia Allah. Sedang bagi fihak kafirin, munafiqin dan lain-lain yang serupa itu, maka Kurnia Allah itu seakan-akan menyerupai halilintar yang menyambar-nyambar telinga mereka itu, seolah-olah mereka itu menghadapi malaikat maut.

3. Sejak waktu itu, maka jatuh hukum atas tiap-tiap Muslim dan Mu’min, untuk menunaikan tugas suci yang maha-berat, tetapi maha-suci: Jihad fi sabilillah, li’ilai Kalimatillah. Dengan karena tolong dan kurnia Allah, dan berkat ikhtiar-usahanya para Mujahidin, maka Revolusi Islam makin hari makin bertambah meluas. Dalam pada itu, pun tidak pula boleh kita lupakan usaha musuh untuk membasmi api Revolusi Islam itu, yang merupakan tekanan dan serangan besar-besaran, mulai zaman Belanda kolonial dulu hingga pada zaman R.I. (N.I.S., R.I.S., R.I. Yokya–lama, R.I. Yakarta—baru), yang semuanya itu merupakan peralihan “bulu” daripada suatu a“negara boneka”. 4. Segala macam agresi dan daya-upaya khianat dari pada musuh Allah dan musuh-musuh Agama itu, kita sambut dengan Tahmid dan Takbir ke hadlirat Allah, karena dengan sebab yang demikian itu: (1) Ummat Islam makin naik harkat-derajat perjuangannya, dan (2) Cahaya Ilahy makin tampak cemerlang diseluruh Indonesia. Lebih-lebih lagi, karena dengan usahanya Fir’aun Belanda dan Abu Jahal-Indonesia itu, makin tampaklah Kebesaran dan Ke’adilan Allah, sedang pertanggungan-jawab dlahir dan bathin atasnya sejak zaman Belanda hingga zaman R.I.S./R.I., tetaplah diletakkan atas pundaknya Pemerintah masing-masing yang bersangkutan! Pada suatu waktu. Insya Allah, akan ada perhitungan dan pembalasan Allah, langsung dan tidak langsung, kepada mereka itu! Kiranya tiap-tiap pihak yang berangkutan tahu, sadar dan insaf, bahwa tiap-tiap hutang harus dibayar hingga lunas, dengan cara sekaligus maupun berturut-turut! Juga hutang kepada Allah dan kepada masyarakat. Hai, kaum pengkhianat Allah danAgama kaum penjual Negara dan Bangsa. Nantikanlah perhitungan dan pembalasan Allah, pem-balasan Tentara Allah, atas ‘amal-usahamu yang buruk dan keji serta curang itu!

5. Sementara itu, Alhamdulillah makin hari makin bertambah-tambah kita didekatkan Allah kepada maksud dan tujuan yang menjadi suci daripada Ummat Islam Bangsa Indonesia, Berdirinya Kerajaan Allah, Negara Kurnia Allah di dunia, sebagai realisasi daripada Kebesaran dan Ke’adilan-Nya. Tiada tempatnya disini menguraikan setingkat demi setingkat akan kemajuan dan pesatnya perjuangan Ummat Islam menggalang Negara Kurnia Allah itu. Hanyalah kita harus tahu dan yakin, bahwa segala natijah dan buah yang kita ucapkan itu, bukanlah sekali-kali “karena perbuatan ‘amal manusia, yang terlampau amat sedikit dan picik itu”, melainkan segala sesuatu tersebut terjadi dan menjadi “hanya karena Kurnia Allah semata-mata”. Alangkah tinggi nilai harga daripada Agama Allah dan Negara Kurnia Allah itu! Tiada bandingnya dengan ‘amal usaha manusia yang mana-pun juga, walaupun ditambah dengan segenap dunia, di luar Dia! Subhanallah! Maha Suci-lah Dia daripada segala sesuatu! CamkanSuci-lah baik-baik dan renungkanSuci-lah dalam-dalam, sehingga I’tiqad yang suci-murni itu selalu menjadi sendi-dasar daripada tiap-tiap ‘amal para Mujahidin! Sebaliknya, bukan apa yang kita perdapatlah, yang menjadi ukuran akan perbuatan kita, melainkan hanyalah karena “wajib-suci yang perlu ditunaikan, sebagai bakti khalisan-mukhlisan, atas perintah Allah semata-mata itu”. Kita sekalian Ummat Islam Bangsa Indonesia, kearah dan maqam yang diliputi oleh rahmat dan ridla-Nya, hingga Negara Kurnia Allah berdiri dengan tegak dan teguhnya ditengah-tengah Ummat Islam Bangsa Indonesia. Insya Allah. Amin.

6. Mengingat satu dua hal yang dituliskan di atas, terutama karena hari - 17 Februari 1948 - dalam anggapan dan keyakinan kita merupakan “curahan Kurnia Allah yang pertama”, bagi seluruh Ummat Islam Bangsa Indonesia, maka sudah seharus dan sewajibnyalah hari yang bersejarah itu diperingati dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan keadaan dan masa. Oleh karena kini Negara Islam Indonesia masih dalam keadaan perang (fi waqtil-harbi), maka hendaknya tiap-tiap cara dan apa-cara yang akan kita lakukan bagi memperingati hari yang bahagia itu disesuaikan dengan masa perang, masa revolusi. Pelaksanaan dalam hal ini, kami percayakan sepenuhnya atas kebijaksanaan tiap-tiap Komandan Angkatan Perang Negara Islam Indonesia dan tiap-tiap Pemimpin Ummat Islam Bangsa Indonesia, yang bertanggung-jawab!

7. Berkenaan dengan peringatan Hari Ulang Tahun Ketiga “Angkatan Senjata” itu, maka kesempatan yang sebaik ini kami pakai untuk menyampaikan beberapa pesan dan amanat kepada sekalian Komandan Tentara dan Pemimpin Ummat yang bertang-gung jawab!

(1) Bahwa tiada tujuan hidup manusia yang suci-murni, yang menjamin keselamatan dunia dan akhirat bagi tiap-tiap manusia dan segenap Ummat, melainkan hanyalah dengan cara: Bakti kepada ‘Azza wa Jalla yang sempurna.

(2) Bahwa wujud dan sifatnya Bakti itu, ialah menggalang Negara Kurnia Allah, Negara Islam Indonesia. (3) Bahwa satu-satunya cara dan jalan bakti, ialah: Jihad-berperang pada jalan Allah, dengan tekad li Iklai Kalimatillah. Kesanggupan kita dalam hal ini, periksalah Bai’at baru, Bai’atusy-Syajarah, Bai’atur-Ridwan angka 3 !

(4) Bahwa perang dan/atau Revolusi Islam berlaku terus menerus dan wajib jihad atas Muslim dan seluruh Ummat Islam tetap “fardlu” hukumnya, selama Negara Kurnia Allah belum berdiri 100%, ditengah-tengah masyarakat Ummat Islam Bangsa Indonesia. Bandingkanlah dengan penjelasan singkat atas Proklamasi berdirinya Negara Islam Indonesia, 7 Agustus 1949, angka 5. Hingga d. (5) Bahwa wajiblah dalam segala tindakan dan langkah kedepan, kita senantiasa

harus membulatkan tekad: Yuqtal atau Yaghlib! Periksalah lebih lanjut: State-ment pemerintah Negara Islam Indonesia, No. IV/7, 7 September 1950 ! ( 6 ) Bahwa dalam segala usaha melaksanakan tugas suci itu, wajiblah kita

selalu bersikap dan bertindak: tertib, hati-hati dan teliti serta awas, w a s p a d a d a n b i j a k s a n a , d e n g a n b e r s e n d i k a n k e p a d a s e s e m p u r n a

Dalam dokumen Pedoman Darma Bakti (Halaman 68-72)