• Tidak ada hasil yang ditemukan

WAKTU BERLAKU:

Dalam dokumen Pedoman Darma Bakti (Halaman 64-68)

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM MAKLUMAT KOMANDEMEN TERTINGGI

IV. WAKTU BERLAKU:

1. Maklumat Komandemen Tertinggi No. 5 ini berlaku, mulai pada hari-tanggal diumumkan.

2. Kepada organisasi-organisasi yang tersebut dalam angka III, 2., diberi tempo selambat-lambatnya 30 hari, kemudian dari pada berlakunya M.K.T. No. 5 ini. V. Inna fatahna laka fat-han mubina…Insya Allah. Bismillahi…Allahu Akbar !!!

Madinah - Indonesia, 1 Januari 1950

KOMANDEMEN TERTINGGI

ANGKATAN PERANG NEGARA ISLAM INDONESIA Plm. T. : SM. Kartosoewirjo

Diumumkan di Madinah - Indonesia Pada hari tanggal 1 Januari 1950

KT. APNII KSU : BINTANG BULAN

Catatan :

1. M.K.T. No. 5 ini berlaku hanya selama Negara dalam keadaan perang (in staat van beleg en van oorlog).

2. Dengan adanya M.K.T. No. 5 ini, bukanlah sekali-kali berarti menolak hak Syuro. Sedang untuk mencukupi Bab X, fasal 29, dalam Qanun Asasy, dilakukan dengan melalui Komandemen-Komandemen yang bersangkutan, dengan mengingat daerahnya masing-masing.

3. Pendirian partai, perhimpunan, perkumpulan, gerakan atau badan lainnya serupa itu, sedikit-dikitnya membingungkan dan mengelabui mata rakyat, bahkan lebih jauh lagi akan mempertahankan dan memperkuat usaha penjajahan, walau memakai kedok kebangsaan, ideologi, agama atau lainnya sekalian, dengan jalan langsung (direct) atau tidak langsung (indirect).

4. Perlu juga diketahui, bahwa sejak bulan Desember 1948, dikala Pemerintah Negara Islam Indonesia menyatakan perang, maka sejak itu hak Majlis Syuro beralih kepada Imam dan Dewan Imamah, yang kini berwujud Komandemen Tertinggi Angkatan Perang Negara Islam Indonesia (kabinet perang atau oorlog-kabinet), sesuai dengan Qanun Asasi, Bab I, fasal 3, angka 2.

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

MAKLUMAT KOMANDEMEN TERTINGGI

Nomor 6

Barang disampaikan Allah kiranya kepada sekalian Komandan-Komandan di seluruh Negara Islam Indonesia.

Hal : Stabilitasasi Negara, dalam menghadapi tiap-tiap kemungkinan, terutama dimasa pecahnya Perang Dunia ke III.

Assalamu ‘alaikum w.w., I. MENGINGAT :

1. Proklamasi Negara Islam Indonesia, 7 Agustus 1949, dan Penjelasan singkat atasnya; 2. Manifest Politik No. 1/7, 26 Agustus 1949;

A. Bab VII, angka I, (1) hingga (4), tentang: sikap Negara Islam Indonesia dalam melakukan tugas suci, menggalang Kerajaan Allah di dunia;

B. Bab VIII, angka 6, (1) hingga (3), tentang: akan datangnya Kurnia Allah, dalam tingkatan ketiga, yang merupakan “Negara Basis” atau “Madinah-Indonesia”. C. Bab VIII, angka 7 dan 8, tentang akan turunnya Kurnia Allah yang maha-besar

dalam tingkatan ke 4, ialah dengan lahirnya Ke’adilan dan Kebesaran Allah di dunia, yang berwujudkan: “NEGARA ISLAM INDONESIA” yang sempurna, dalam arti kata keluar (extern), dan kedalam (intern), internasional dan inter-insuler, sehingga hukum-hukum Syari’at Islam dapat berlaku sepe-nuhnya dikalangan Ummat Islam Bangsa Indonesia; ialah ujungnya perju-angan suci, yang bernamakan “Mardlatillah”;

3. M.K.T. No. 1, 7 Oktober 1949, fasal III: “Bahwa wajibnya segenap tenaga, kekuatan dan apapun juga, baik dalam arti-kata rieel materieel (dlahir-madj), atau dalam wujud moreel spiritueel (bathin-ma’any), atau dalam bentuk yang lainnya, dikerahkan (demobilisasi) seluas, kedalam dan secepat mungkin, sehingga menjadi kekuatan dan tenaga perang, yang sanggup menghadapi tiap-tiap kemungkinan dimasa yang mendatang”;

4. M.K.T. No. 2, 12 Oktober 1949, tentang wajibnya tiap-tiap Muslim “angkatan senjata”, sebagai fardlu ‘ain muthlak;

5. Kegentingan Dunia Internasional yang makin hari makin bertambah mendekati kepada sa’at pecahnya Perang Dunia ke III;

6. Kedudukan Indonesia terjepit ditengah-tengah negara yang lagi berperang, terutama sekali karena R.I. atau R.I.S. adalah natijah dari pada K.M.B., satu usaha politik internasional yang diselenggarakan oleh pihak yang menang; yang karennya automatis negara baru/ muda itu mengekor kepada politik Belanda dan Amerika, dalam segala-galanya; sehingga mau atau tidak mau, Indonesia akan terlibat dalam Perang Dunia ke III;

7. Keadaan dan kejadian Inter-insuler di Indonesia sendiri, dalam urusan poltik, militer, keuangan, ekonomi dan hampir dalam tiap lapangan masyarkat lainnya, tambah hari bertambah-tambah keruh dan kusut masut, sehingga mendekati pada kerobohan masyarakat (ontwrinkhting van de maatskhap-pliyke erde) dan kejatuhannya Indone-sia, sebagai negara-boneka (satelliet);

8. Timbul dan berkembangnya tiga ideologi yang besar di Indonesia, yakni: Islamisme, Nasionalisme dan Kommunisme yang satu sama lain pada suatu sa’at, teristimewa dalam

masa Perang Dunia ke III, akan berhadap-hadapan sebagai musuh yang tak kenal damai, karena masing-masing ideologi hendak mengembangkan dirinya didalam “satu negara” ialah: Negara Indonesia; sehingga bersama dengan pecahnya Perang Dunia ke III itu akan timbul pula Revolusi Dunia dan Revolusi setempat-setempat diseluruh Dunia;

9. Pecahnya Revolusi di Indonesia terjadi ditengah-tengah Ra’iat/Masyarakat, maka Revolusi Ra’iat/Masyarakat itu seharus dan sewajibnya diselesaikan oleh Ra’iat/ Masyarakat sendiri, sedang alat-alat negara yang merupakan Tentara dan Polisi berlaku sebagai pendorong, pelopor dan pembantu Ra’iat, bagi mempermudah dan mempercepat penyelesaian Revolusi itu; dan

10. Jika sa’at genting-runcing; serta maha-penting (masa vacuum) itu tiba, maka Insya Allah— pada waktu itulah Allah akan berkenan mencurahkan Kurnia-Nya yang maha-besar bagi Ummat Islam Bangsa Indonesia, berwujudkan: KERAJAAN ALLAH DI DUNIA, atau NEGARA ISLAM INDONESIA yang sempurna, dimana tiap-tiap manusia terjamin keselamatan diri dan hartanya, dlahir dan bathinnya, dunia hingga akhirat. Insya Allah. Amin.

II. MENIMBANG :

Perlu dan wajib dilakukan ikhtiar dan daya-upaya, usaha dan peraturan, sikap dan tindakan, yang dapat membawa Ummat Islam Bangsa Indonesia kepada satu tingkatan, dimana Bangsa itu:

A. Sanggup, cakap dan kuasa untuk menghadapi tiap-tiap kemungkinan dalam masa Perang Dunia ke III y.a.d. (war-minded);

B. Mempunyai kekuatan dlahir dan bathin, bagi mempertahankan kedaulatan negaranya -Negara Islam Indonesia - dan memelihara kesucian Agamanya; dan

C. Pandai dan dapat menguasai keadaan dimasa Revolusi. III. BERPENDAPAT :

Perlu menggembleng Ummat Islam Bangsa Indonesia demikian rupa, sehingga merupakan satu “Benteng” yang kokoh-kuat, yang sekiranya - dengan karena idzin, tolong dan kurnia Allah jua - cakap dan cukup menerima ujian yang terakhir, yang paling hebat dan dahsyat, dikala Perang Dunia Ke III dan Revolusi Dunia itu.

IV. MEMUTUSKAN :

A. Pembaruan “bai’at”. Diwajibkan kepada:

a. Seluruh Tentara, mulai Komandan-komandannya hingga anggota-anggotanya; b. Semua Pemimpin-pemimpin Negara, dalam segala tingkatan; dan

c. Anggota-anggota Kader.

B. Stabilisasi politik, yang wajib dijalankan oleh tiap-tiap Komandemen.

C. Perkuatan militer, yang wajib diatur dan diselenggarakan oleh tiap-tiap Komandan Tentara. Dan

D. Pengerahan tenaga-perbekalan dan tenaga perang yang lainnya, ditugaskan kepada tiap-tiap Komandemen, terutama instansi negara, yang memang sudah dipertanggung jawabkan atasnya.

V. MEMERINTAHKAN:

Kepada tiap-tiap yang bersangkutan/berkepentingan, untuk menyelesaikan segala keputusan dalam angka IV, A., B., C. dan D., dengan cepat dan tepat, sebagaimana harus dan mestinya.

Dalam dokumen Pedoman Darma Bakti (Halaman 64-68)