• Tidak ada hasil yang ditemukan

Management Analysis and Review

Dalam dokumen Annual Report Bank Artha Graha 2013 (Halaman 60-68)

ANALISIS DAN PeMbAHASAN MANAJeMeN > MANAGeMeNT ANALYSIS AND reVIeW

Dalam melihat perkembangan perekonomian Indonesia sepanjang Tahun 2013 ada tiga indikator utama makro yang dapat kita perhatikan yaitu pertumbuhan ekonomi yaitu sebesar 5,78% turun dibandingkan Tahun 2012 yaitu sebesar 6,32%, hal ini disebabkan masih lemahnya permintaan global antara lain terlihat dari nilai ekspor Indonesia pada Tahun 2013 sebesar US$ 182,57 secara kumulatif turun sebesar 3,92 % dibanding pada Tahun 2012, disamping permintaan domestik juga belum optimal dalam mendukung pertumbuhan ekonomi karena melemahnya daya beli konsumen akibat kenaikan inlasi pasca kenaikan harga bahan bakar bersubsidi.

Tingkat inlasi sepanjang Tahun 2013 sebesar 8,38% melampaui dari target pemerintah sebesar 7,2% dimana pada Tahun 2012 tingkat inlasi tercatat hanya sebesar 4,30% sedangkan untuk indikator utama makro lainnya yaitu nilai tukar rupiah yang mengalami depresiasi dan volatilitas yang cukup tinggi dibanding dollar AS pada Tahun 2013 tercatat sebesar Rp. 12.170 atau terdepresiasi cukup besar dibanding Tahun 2012 yaitu Rp. 9.638 per dollar AS.

Dalam hal ini Bank Indonesia bersama Pemerintah mengambil berbagai langkah dan kebijakan yang difokuskan pada upaya untuk mengendalikan inlasi, stabilitas nilai tukar dan mengarahkan kinerja transaksi berjalan yang lebih sehat, guna menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi, kebijakan tersebut antara lain dengan menaikkan BI Rate sebesar 175 basis point sepanjang Tahun 2013 sehingga menjadi 7,5% pada akhir Tahun 2013 disamping melakukan intervensi di pasar uang dalam menjaga nilai rupiah pada harga fundamentalnya.

Sektor perbankan di Indonesia adalah merupakan pilar utama dalam menggerakkan perekonomian dimana dalam menjalankan fungsi intermediasinya boleh dikatakan terjaga dengan baik, namun jika dilihat dari sisi besarnya pertumbuhan pada Tahun 2013 mengalami penurunan. Menurut data Statistik Perbankan Indonesia Desember 2013 pertumbuhan penyaluran dana dari Tahun 2011 dibandingkan Tahun 2013 bertumbuh sebesar 22,28%, sedangkan Tahun 2012 dibandingkan Tahun 2013 pertumbuhannya tercatat sebesar 15,59%, hal ini seiring dengan upaya Bank Indonesia dan pemerintah mengurangi laju ekspansi kredit pada Tahun 2013 dengan tujuan menekan laju inlasi. Penyaluran dana bank umum masing – masing tiga tahun terakhir yaitu Tahun 2011 sebesar Rp. 3.412.463 miliar, Tahun 2012 sebesar Rp. 4.172.672 miliar dan Tahun 2013 sebesar Rp. 4.823.303 miliar.

Looking at the development of Indonesian economy along the year 2013, there were three main macro indicators that can be observed, i.e. economic growth of 5.78%, which was a decrease compared to 2012 of 6.32% due to the weak global demand, among others, as seen from the total value of Indonesian economy in 2013 of US$ 182,57, a cumulative decrease of 3.92% compared to 2012 other than domestic demand that was not optimal to support economic growth due to weak buying power of consumers owing to inlation rise after the increase of subsidized fuel price.

Inlation rate in 2013 was 8.38%, exceeding the government’s target of 7.2% where in 2012 it was recorded at only 4.30%; while for the other main macro indicator i.e. rupiah exchange rate, experiencing fairly high depreciation and volatility compared to US Dollar, in 2013 was recorded at Rp 12,170 or signiicantly depreciated compared to 2012 of Rp 9,638 per US Dollar.

In this case Bank Indonesia and the Government took various measures and policies focused on the eforts to control inlation, stability of exchange rate and directing the performance of current transaction to be more sound, in order to maintain continuous economic growth, the policy was among others by increasing BI Rate at 175 basis point in 2013 to be 7.5% at the end of 2013, other than making intervention in money market in order to keep rupiah value on its fundamental price.

Banking sector representing the main pillar to moving the Indonesian economy according to data of Indonesian Banking Statistics December 2013 showed that Indonesian banking performance in exercising its intermediary function was well maintained in spite of its decreasing growth in terms of funds distribution, compared to the previous year which was 22.28% in 2012 decreased to 15.59% in 2013, funds distribution of commercial bank for the last three years was recorded respectively in 2011 at Rp 3,412,463 billion, in 2012 at Rp 4,172,672 billion and in 2013 at Rp 4,823,303 billion.

Bank Artha Graha Internasional sebagai bagian dari perbankan nasional, tentunya turut berperan dalam fungsi intermediasi perbankan nasional tersebut, berikut ini kinerja keuangan Bank pada tahun 2013:

Pada Tahun 2013 aktiva bank tumbuh sebesar sebesar Rp. 629,8 miliar atau sebesar 3,06% dibanding tahun sebelumnya menjadi Rp. 21,2 triliun. Pertumbuhan ini berasal dari peningkatan ekuitas bank.

Sumber Pendanaan

Penghimpunan dana dari masyarakat merupakan sumber pendanaan terbesar disamping dari Modal Bank (Ekuitas) sendiri, pinjaman bank lain serta pinjaman subordinasi.

Dengan semakin membaiknya pertumbuhan laba bank lima tahun terakhir ini dimana kebijakan kapitalisasi laba bersih menjadi modal (ekuitas) dan adanya peningkatan modal melalui Penawaran Umum Terbatas (PUT) IV maka pada Tahun 2013 pertumbuhan ekuitas sebesar Rp. 674,5 miliar yaitu dari Rp. 1.937,3 miliar pada Tahun 2012 menjadi Rp. 2.611,8 miliar pada Tahun 2013.

Total Dana Pihak Ketiga per 31 Desember 2013 sebesar Rp. 17.363,4 miliar dengan masing – masing produk dan komposisi yaitu Giro Rp. 2.823,4 miliar (16,26%), Tabungan Rp. 1.247,2 miliar (7,18%) dan Deposito Rp. 13.292,8 miliar (76,56%). Total Dana Pihak Ketiga jika dibandingkan dengan Tahun 2012 yang sebesar Rp. 17.399,1 miliar mengalami penurunan sebesar Rp. 35,7 miliar atau 0,21% hal ini seiring dengan perlambatan dalam penyaluran dana pada Tahun 2013.

Sumber dana lainnya pinjaman diterima dari bank lain tercatat sebesar Rp. 2,2 miliar, turun sebesar Rp. 2,2 miliar (50,00%) dari posisi akhir tahun 2012 sebesar Rp. 4,4 miliar, penurunan ini berjalan seiring berkurangnya pinjaman diterima yang merupakan pinjaman dari PT Bank Tabungan Negara yang

Bank Artha Graha Internasional as part of the national banking, positively participates in the national banking intermediary function; the following is the Bank’s inancial performance in 2013:

In 2013 the Bank’s assets grew by Rp. 629.8 billion or 3.06% compared to the previous year, to Rp 21.2 trillion. The growth was derived from the increase of the Bank’s equity.

Source of funding

Mobilizing public funds constituted the largest source of funding in addition to the Bank’s own Capital (Equity), other banks’ borrowing and subordinated loan.

With the improved growth of the Bank’s proit for the last ive years where the policy on the capitalization of net proit to capital (equity) and increase of capital through Limited Public Ofering (PUT) IV, then in 2013 the growth of equity of Rp 674.5 billion which was from Rp 1,937.3 billion in 2012 to Rp 2,611.8 billion in 2013.

Total Third Party Funds as of 31 December 2013 was Rp 17,363.4 billion with the respective product and composition i.e. Current Account (Giro) Rp 2,823.4 billion (16.26%), Savings Rp 1,247.2 billion (7.18%) and Deposit account Rp 13,292.8 billion (76.56%). Total Third Party Funds in comparison with 2012 of Rp 17,399.1 billion was decreased by Rp 35.7 billion or 0.21%; which is along with the delay in funds distribution in 2013.

Other source of funds which was borrowings from other banks was recorded at Rp 2.2 billion, a decrease of Rp 2.2 billion (50.00%) from the position at the end of 2012 of Rp 4.4 billion; the decrease was along with the decrease of borrowing from PT Bank Tabungan Negara that was appointed as Coordinator Bank

Sumber Pendanaan Source of funds

Total Aktiva Total Assets

Deposito Berjangka Time Deposits Giro Current Account Tabungan Saving Account

76.56%

16.26%

7.18%

21,189 20,559 19,185 17,063 15,432

ditunjuk sebagai Bank Koordinator dalam rangka pembiayaan kredit pemilikan rumah sederhana/rumah sangat sederhana (KP-RS/RSS).

Sumber pendanaan lainnya adalah pinjaman subordinasi yang tercatat terus menurun sejak dilakukan percepatan pembayaran cicilan pokok pinjaman subordinasi mulai tahun 2010. Pinjaman subordinasi tercatat sebesar Rp. 611,7 miliar, turun sebesar Rp. 101,9 miliar (14,28%) dari Rp. 713,7 miliar di tahun 2012.

Penyaluran Dana

Dana yang telah dihimpun yang diuraikan di atas selanjutnya ditempatkan kembali oleh Bank ke dalam Kredit, penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain, Surat-surat Berharga (termasuk Sertiikat Bank Indonesia dan Obligasi Pemerintah) yang kesemuanya itu merupakan aktiva produktif Bank. Dalam menjalankan perannya sebagai intermediator perekonomian, porsi terbesar penyaluran dana tetap pada Kredit dengan porsi sebesar 72,83% dari total penyaluran dana. Kredit tersebut tercatat sebesar Rp. 15.431,3 miliar, meningkat sebesar Rp. 219 miliar (1,44%) terhadap pencapaian Kredit tahun 2012 yang sebesar Rp. 15.212,1 miliar.

Selanjutnya Penyaluran dana dalam bentuk Penempatan pada Bank Indonesia & Bank Lain tercatat sebesar Rp. 1.069,8 miliar atau meningkat sebesar Rp. 632,1 miliar (144,41%) dari Rp. 437,7 miliar tahun 2012. Berikutnya penyaluran dana pada Surat-surat Berharga (termasuk Sertiikat Bank Indonesia dan Obligasi Pemerintah) tercatat sebesar Rp. 1.664,0 miliar, naik sebesar Rp. 63,0 miliar (3,93%) dari Rp. 1.601,0 miliar pada tahun sebelumnya. Diluar aktiva produktif, dalam menjaga kebutuhan likuiditas Bank sesuai dengan ketentuan pemenuhan giro wajib minimum, maka penempatan dana pada Kas dan Giro pada Bank Indonesia dan Giro pada Bank Lain tercatat sebesar Rp. 1.960,0 miliar. Kolektibilitas / Collectability 2013 Lancar Current 13.169.933

Dalam Perhatian Khusus

Special Mention 1.959.464 Kurang Lancar Substandard 16.231 Diragukan Doubtful 90.694 Macet Loss 194.948 Total 15.431.270 72,83% 8,30% 7,85% 5,96% 5,05%

Kas & Giro

Cash & Giro

Kredit

Loan

SSB

Marketable Securities

Penempatan pada BI dan Bank Lainnya

Placement to BI and Other Banks

Lainnya

Others *Dalam jutaan Rp In million Rp

for the inancing of simple/very simple housing loan (KP-RS/RSS).

Other source of funding was subordinated loan that was recorded to keep decreasing since the acceleration of repayment of installments and principal of subordinated loan in 2010. Such subordinated loan was recorded at Rp 611.7 billion, decreased by Rp 101.9 billion (14.28%) from Rp 713.7 billion in 2012.

Distribution of funds

The mobilized funds as described above were then placed again by the Bank in Credit, placement at Bank Indonesia and other banks, Commercial Papers (including Certiicate of Bank Indonesia and Government Bond), all of which were the Bank’s earning assets. In playing its role as economic inter-mediator, the largest portion of funds distribution remains with Credit at 72.83% of total distribution. Such credit was recorded at Rp 15,431.3 billion, increased by Rp 219 billion (1.44%) against the achievement in 2012 of Rp 15,212.1 billion.

Furthermore Distribution of funds in form of Placement at Bank Indonesia & Other Banks was recorded at Rp 1,069.8 billion or increased by Rp 632.1 billion (144.41%) from Rp 437.7 billion in 2012. Distribution of funds in Commercial Papers (including Certiicate of Bank Indonesia and Government Bond) was recorded at Rp 1,664.0 billion, an increase of Rp 63.0 billion (3.96%) from Rp 1,601.0 billion in the previous year. Beyond earning assets, in maintaining the liquidity need of the Bank in compliance with the requirement for statutory reserve, thus the placement in Cash and Giro at Bank Indonesia and Giro at Other Banks was recorded at Rp 1,960.0 billion.

Laba / Rugi

Pada akhir tahun buku 2013 Pendapatan Bunga Bersih sedikit mengalami peningkatan sebesar 20,85% dari Rp. 826,0 miliar menjadi Rp. 998,3 miliar, dalam hal ini bank dapat meningkatkan pendapatan bunga disisi lain menekan biaya bunga, bank membukukan Laba bersihnya sebesar Rp. 225,9 miliar, tumbuh sebesar Rp. 92,6 miliar atau 69,43% terhadap laba bersih tahun 2012 yang sebesar Rp. 133,3 miliar. Pertumbuhan Laba tersebut terdiri dari Pendapatan Operasional Lainnya yang naik sebesar 1,79% terhadap periode yang sama tahun 2012 dari Rp. 83,0 miliar menjadi Rp. 84,5 miliar. Sedangkan Beban Operasional Lainnya mengalami kenaikan tipis menjadi Rp. 775,3 miliar dari Rp. 768,8 miliar atau sebesar 0,86% sehingga Laba Operasional naik dengan angka yang sangat signiikan sebesar Rp. 167,1 miliar atau sebesar 119,19%.

Kebijakan Deviden

Masih dalam rangka memperkuat struktur permodalan dan persiapan ekspansi, maka untuk tahun buku 2013 Bank tidak membagikan dividen baik tunai maupun saham kepada pemegang saham.

Non Performing Loans (NPL)

Rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loans (NPL) Net Bank tercatat sebesar 1,76% di tahun 2013, naik sebesar 0,96% dari tahun 2012 yang tercatat sebesar 0,80%.

Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (Capital Adequacy Ratio/Car)

Berdasarkan perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) dan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) maka modal Bank per 31 Desember 2013 tercatat sebesar

Proit / Loss

At the end of the inancial year 2013 Net Interest Income was slightly increased at 20.85% from Rp 826.0 billion to Rp 998.3 billion, in this case the Bank managed to increase interest income on the other side by pressing interest expense, the Bank booked its Net Proit at Rp 225.9 billion, grew by Rp 92.6 billion or 69.43% against net proit of 2012 which was Rp 133.3 billion. Such proit growth consisted of Other Operating Income which was increased by 1.79% against the same period of 2012 from Rp 83.0 billion to Rp 84.5 billion. While Other Operating Expense was slightly increased to Rp 775.3 billion from Rp 768.8 billion or 0.86% that Operating Proit was signiicantly increased at Rp 167.1 billion or 119.19%.

Dividend Policy

Yet in the framework of strengthening the capital structure and preparing for expansion, for the inancial year 2013 the Bank did not distribute dividend either cash or shares to the shareholders.

Non Performing Loans (NPL)

The ratio of problem loan or Non Performing Loans (NPL) Net of the Bank was recorded at 1.76% in 2013, increased by 0.96% from 2012 which was recorded at 0.80%.

Minimum Capital Requirement (Capital Adequacy Ratio/Car)

Based on the calculation of Minimum Capital Requirement (KPMM) and Risk Weighted Ratio (ATMR), thus the Bank’s capital as of 31 December 2013 was recorded at Rp 2,599.8 billion,

225.9% 133.3% 100.4% 83.7% 41.9% 2009 2010 2011 2012 2013

Rp. 2.599,8 miliar, turun sebesar Rp. 121,5 miliar atau 4,47% terhadap modal tahun 2012 yang sebesar Rp. 2.721,0 miliar. Jumlah ATMR tercatat sebesar Rp. 16.430,2 miliar turun sebesar Rp. 109,8 miliar atau turun 0,66% terhadap tahun 2012 yang tercatat sebesar Rp. 16.540,0 miliar.

Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank per 31 Desember 2013 setelah memperhitungkan risiko kredit, pasar dan operasional tercatat sebesar 15,82%, turun sebesar 0,63% jika dibandingkan dengan CAR per 31 Desember 2012 yang sebesar 16,45%. Meskipun demikian, tingkat permodalan Bank masih berada di atas ketentuan minimal CAR yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 8% sehingga masih tersedia ruang bagi Bank melakukan ekspansi karena telah terpenuhinya tingkat permodalan tersebut.

Kualitas Aktiva Produktif, Kredit Properti, dan Kredit yang Direkstrukturisasi

Aktiva produktif selain Pinjaman Diberikan/Kredit yang dimiliki Bank per 31 Desember 2013 tergolong pada kualitas lancar, sedangkan uraian tentang kualitas kredit, serta kredit berdasarkan sektor ekonomi per akhir tahun 2013 dan 2012 tercantum dalam Catatan atas Laporan Keuangan nomor 12 dari Laporan Keuangan dengan Laporan Auditor Independen untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.

Sementara itu, kredit yang disalurkan kepada properti per 31 Desember 2013 tercatat sebesar Rp. 1.819,9 miliar atau 11,79% dari total kredit, sedangkan Kredit yang direstrukturisasi tercatat sebesar Rp. 551,5 miliar.

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN)

Perhitungan penyisihan kerugian penurunan nilai atas asset keuangan yang dinilai secara kolektif berdasarkan pengalaman kerugian yang lalu (historical loss experience), yang disesuaikan menggunakan dasar data yang dapat diobservasi untuk mencerminkan efek dari kondisi saat ini terhadap Bank.

Bank menggunakan metode migration analysis method, untuk menilai penyisihan kerugian penurunan nilai kredit dengan menggunakan data historis dalam menghitung Probabillity of Default (PD) dan Loss of Given Default (LGD).

Untuk lebih lengkap, perubahan/pembentukan CKPN dapat dilihat pada Catatan atas laporan Keuangan nomor 6 sampai dengan 16 dari Laporan Keuangan Independen untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.

decreased by Rp 121.5 billion or 4.47% against the 2012 capital of Rp 2,721.0 billion. Total ATMR was recorded at Rp 16,430.2 billion, decreased by Rp 109.8 billion or 0.66% against 2012 which was recorded at Rp 16,540.0 billion.

Capital Adequacy Ratio (CAR) of the Bank as of 31 December 2013 after calculating credit, market and operational risks was recorded at 15.82%, decreased by 0.63% compared to CAR as of 31 December 2012 of 16.45%. Nevertheless, the Bank’s capital level was still above the minimum CAR required by Bank Indonesia of 8%, so there was still room for the Bank to expand as having met such capital level.

Quality of Earning Assets, Property Loan, and Restructured Loan

Other than Loan/Credit of the Bank, Earning Assets as of 31 December 2013 was classiied current, while description on loan quality and loan based on economic sector at the end of 2013 and 2012 are included in the Notes to Financial Statements number 12 of the Financial Statement and Report of Independent Auditor for the years ended on 31 December 2013 and 2012.

In the meantime, loan distributed to property sector as of 31 December 2013 was recorded at Rp 1,819,9 billion or 11,79% of total loan, while restructured loan was recorded at Rp 551,5 billion.

Provision for Losses due to Decreased Value (CKPN)

The calculation of provision for losses due to decreased value on the inancial assets was evaluated collectively on the basis of past historical loss experience which was adjusted by using basic data that could be observed in order to relect the efect of the current condition against the Bank.

The Bank used the migration analysis method to evaluate the provision of losses due to decreased credit value, using historical data in calculating Probability of Default (PD) and Loss of Given Default (LGD).

For more information on the change/establishment of CKPN, please refer to the Notes to Financial Statements number 6 to number 16 of the of the Financial Statement and Report of Independent Auditor for the years ended on 31 December 2013 and 2012.

Prosentase Pelanggaran Dan Pelampauan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK)

Per 31 Desember 2013 dan 2012 tidak terdapat pelanggaran ataupun pelampauan jumlah kredit yang disalurkan kepada pihak terkait dan tidak terkait dengan Bank sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 8/13/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Perubahan atas PBI Nomor 7/3/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) Bank Umum.

Kredit yang Dihapuskan

Penghapusan Kredit yang dilakukan dalam tahun 2013 sangat kecil yang hanya tercatat sebesar Rp. 124 juta, jauh di bawah tahun 2012 yang sebesar Rp. 305,3 miliar.

Transaksi Spot dan Transaksi Derivatif

Bank menyediakan layanan transaksi spot dan derivatif semata- mata untuk memenuhi kebutuhan nasabah dan pendanaan Bank sendiri, dan tidak dimaksudkan untuk tujuan spekulasi. Berikut adalah rincian posisi transaksi spot maupun transaksi derivatif yang dimiliki Bank per 31 Desember 2013:

Jual/Beli/Buy/Sell Counterparty Mata Uang/Currency Nominal/Amount

BUY BANK BNI USD 1.000.000

BUY BANK BRI USD 2.000.000

Jual/Beli/Buy/Sell Counterparty Mata Uang/Currency Nominal/Amount

- - - -

- - - -

Posisi Devisa Neto

Sesuai dengan kebijakan bank transaksi valuta asing ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pendanaan bank bukan untuk tujuan yang bersifat spekulatif oleh karenanya, posisi terbuka valuta asing sepanjang tahun 2013 tetap dijaga pada level yang rendah. Bank terus menjaga posisi terbuka valuta asing agar selalu berada dibawah ketentuan maksimal yang dipersyaratkan oleh Bank Indonesia, yakni 20%. Pergerakan nilai mata uang dan kondisi pasar pun senantiasa dimonitor setiap saat sehingga posisi terbuka hasil transaksi dengan nasabah dan posisi devisa neto Bank dapat terkelola dengan baik.

Net Open Position

Pursuant to the Bank’s policy on foreign currency transaction which is aimed at meeting the Bank’s funding requirement not for speculative purposes, therefore the open position of foreign currency along the year 2013 remained safeguarded at low level. The Bank constantly maintains the open position of foreign currency in order to keep it below the maximum requirement of 20%, as provided by Bank Indonesia. The movement of currency and market condition are always monitored at any time so that any open position resulting from customer’s transaction and the Bank’s net open position can be well managed.

Transaksi Spot Spot Transaction

Devirative Transaction Transaksi Deviratif

Percentage of Violation and Excess of Legal Lending Limit (LLL)

As of 31 December 2013 and 2012 there was no violation nor excess of total loan distributed to the parties related and not related to the Bank, pursuant to Bank Indonesia Regulation (PBI) No. 8/13/PBI/2006 dated 5 October 2006 regarding Amendment to PBI No. 7/3/PBI/2005 dated 20 January 2005 regarding Legal Lending Limit (LLL) of Commercial Banks.

Loan Write-of

Loan write-of made in 2013 was very minor, which was recorded at only Rp 124 million, far below the record in 2012 of Rp 305.3 billion.

Spot and Derivative Transactions

The Bank provided spot and derivative transaction just to meet customers’ need and the Bank’s own funding, and it was not intended for speculation purposes. The following is detailed position of spot and derivative transactions of the Bank as of 31 December 2013:

Rasio Keuangan financial Ratios

Posisi devisa neto (PDN) Bank per 31 Desember 2013 Net Open Position as of 31 December 2013

Uraian 2013 2012

KPMM (Termasuk Risiko Kredit, Pasar dan Operasional) KPMM (including Credit, Market and

Operational Risks) 15,82 16,45%

Aset Produktif Bermasalah dan Aset Non Produktif Bermasalah terhadap Total Aset Produktif dan Aset Non Produktif Problem Earning Assets and Problem Non Earning Assets against Total Earning Assets and Non Earning Assets

2,21 1,28%

Aset Produktif Bermasalah terhadap Total Aset Produktif Problem Earning Assets against Total

Dalam dokumen Annual Report Bank Artha Graha 2013 (Halaman 60-68)