• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS

2.3 Kode Etik

2.3.4 Manfaat Kode Etik Pustakawan

Secara umum manfaat yang dapat dirasakan profesi dengan adanya kode etikadalah menjaga dan meningkatkan kualitas keterampilan teknis, melindungi kesejahteraan materil para pengemban profesi, dan bersifat terbuka. Kode etik profesi memberikan manfaat secara menyeluruh, baik dari organisasi, kelompok maupun perorangan.

Hermawan dan Zen (2006, 101) menyatakan bahwamanfaaat kode etik dibagi 3 bagian dengan sub bagiannya.diantaranya sebagai berikut :

1. Manfaat bagi profesi

Manfaat kode etik bagi profesi adalah sebagai berikut:

a) Dasar formal dari suatu organisasi yang profesional.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA b) Sebagai indikator bahwa pekerjaan pustakawan adalah matang dan

bertanggung jawab.

c) Kode etik akan membantu anggota memiliki standar kinerja.

d) Sebagai alat kontrol masuknya anggota ke dalam profesi atau asosiasi.

e) Meyakinkanhubungan layanan perpustakaan dan informasi yang disajikan terhadap kebutuhan masyarakat yang harus dilayani.

f) Menyediakan manajemen layanan perpustakaan informasi yang baik dan efektif.

g) Mendorong pustakawan untuk memahami tanggung jawab individual untukmelibatkan diri dan mendukung assosiasi profesi mereka

2. Manfaat bagi anggota

Manfaat kode etik bagi anggota profesi adalah sebagi berikut:

a) Anggota profesi memiliki tuntutan moral dalam melaksanakan tugas profesinya.

b) Menjamin hak pustakawan dan pekerja informasi untuk berpraktik.

c) Dapat memelihara kemampuan, keterampilan, dan keahlian para anggota.

d) Dapat memperbaiki kinerja yang dapat mengangkat citra, status dan reputasi.

e) Perbaikan kesejahteraan dan apresiasi.

f) Dapat menghilangkan keragu-raguan dan kebingungan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab dalam hubungan dengan pemakai, pustakawan dan atasan.

3. Manfaat bagi masyarakat

Manfaat kode etik bagi masyarakat adalah sebagai berikut:

a) Meningkatkan mutu layanan terhadap masyarakat.

b) Memungkinkan masyarakat untuk menyampaikan keluhannya, jika ada layanan yang diberikan tidak memenuhi standar yang telah ditetapkannya.

c) Memberi perlindungan hak akses terhadap informasi.

d) Menjamin hak akses pemakai terhadap informasi yang diperlukannya.

e) Menjamin kebenaran, keakuratan, dan kemutakhiran setiap informasi yang diberikan.

f) Melindungi pemakai dari beban lebih informasi (information overload).

g) Memelihara kualitas dan standar pelayanan.

Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa kode etik pustakawan bermanfaat bagi profesi, anggota dan masyarakat. Adapun manfaat tersebut diantaranya:

sebagai dasar formal dari organisasi professional, sebagai indikator, sebagai standar kinerja, sebagai akses kontrol, meyakinkan hubungan layanan perpustakaan dan informasi yang disajikan untuk masyarakat, menyediakan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA manajemen layanan dan mendukung pustakawan untuk bertanggung jawab dan melibatkan diri dan mendukung asosiasi profesi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Sugiyono (2009, 29) metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif merupakan metode yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan secara sistematis mengenai fakta-fakta dari masalah yang sedang dihadapi.

Menurut Nasution (2003, 5) bahwa penelitian kualitatif pada hakikatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya.

Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan ataupun prilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, dan organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada PerpustakaanUniversitas Islam Negeri Sumatera Utara, tepatnya di Jl. William Iskandar Ps. V, Kenangan Baru, Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara 20371. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2018.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3.3 Proses Penelitian

Adapun proses penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.3.1 Mengidentifikasi Informan

Informan merupakan orang yang akan memberikan penjabaran mengenai masalah yang dihadapi. Menurut Moleong (2000, 97) bahwa informan penelitian adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian. Informan merupakan orang yang benar-benar mengetahui permasalahan yang akan diteliti, dan bersedia memberikan informasi kepada peneliti. Informan dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian, dan harus memiliki banyak pengalaman tentang latar penelitian.

Informan yang baik akan memberikan informasi yang sesuai fakta kondisi yang akan diteliti. Informan dalam penelitian ini adalah Kepala Perpustakaan, Pustakawan Bagian Komputerisasi, Pustakawan Bagian Referensi, dan Kepala Bagian Administrasi Perpustakaan UIN Sumatera Utara.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data penelitian adalah

1. Data primer, yaitu hasil dari wawancara dan pengamatan peneliti berupa kata-kata, sikap dan pemahaman dari subjek yang diteliti sebagai dasar utama interpretasi data. Sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh dari informan pada Perpustakaan UIN Sumatera Utara.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan yang berasal dari buku, jurnal, majalah dan dokumen yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan bagian yang sangat penting untuk menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti antara lain, yaitu: wawancara, observasi, dan dokumentasi. Berikut penjelasan dari teknik pengumpulan data yang digunakan, antara lain:

1. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang bersumber dari percakapan dengan maksud tertentu. Pada penelitian ini digunakan teknik wawancara mendalam melalui wawancara terstruktur yaitu dengan menggunakan pedoman wawancara yang tersusun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan datanya. Pedoman wawancara disusun berdasarkan teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti agar tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Sebelum melakukan wawancara, peneliti meminta kesediaan informan untuk diwawancarai, kemudian wawancara dilakukan langsung dengan informan pada waktu dan tempat yang telah ditentukan oleh informan. Adapun data yang akan diambil dari wawancara dengan informan adalah data mengenai kode etik pustakawan dalam melayani pengguna.

2. Observasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Observasi berarti peneliti mengamati kesesuaian informasi yang ada di lapangan dengan data yang diberikan oleh informan. Tujuannya adalah melihat benar atau tidaknya informasi yang telah diberikan informan.

Observasi yang dilakukan peneliti adalah melakukan pengamatan langsung terhadap setiap kegiatan yang dilakukan pustakawan dalam melayani pengguna pada Perpustakaan UIN Sumatera Utara.

3. Dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan buku, jurnal, majalah, laporan tahunan dan kepustakaan yang berhubungan dengan masalah penelitian.

Selain itu, peneliti juga mencatat seluruh hasil pengamatan langsung yang dilakukan peneliti serta merekam suara informan pada saat berlangsungnya wawancara.

3.6 Analisis Data

Analisis data adalah kegiatan mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan kepada orang lain. Adapun tahapan dalam analisis data sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses mengidentifikasi data mentah (raw data) yang telah diperoleh dengan melakukan langkah summary,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA pengkodean (coding) dan kategorisasi (categorising). Reduksi data yang dilakukan dengan cara menyeleksi data-data yang penting untuk penelitian, menyusun data, selanjutnya mengelompokkanberdasarkan hal-hal menjadi fokus peneltian.

2. Display Data

Display data diartikan sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan penyajian data, peneliti akan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan berdasarkan pemahaman tentang penyajian data. Pada penelitian ini peneliti mengumpulkan data dari informan pada Perpustakaan UIN Sumatera Utara, kemudian peneliti mencoba memahami data yang telah didapat dari informan tersebut, selanjutnya peneliti menyajikan data tersebut yang berupa evaluasi pelaksanaan Kode Etik Pustakawan pada Perpustakaan UIN Sumatera Utara.

3. Pengambilan Keputusan dan Verifikasi

Berdasarkan beberapa data yang telah dikumpulkan maka peneliti mencoba mengambil kesimpulan berdasarkan data tersebut. Kesimpulan itu awalnya masih sangat diragukan namun dengan bertambahnya data maka kesimpulan itu lebih berkembang. Jadi kesimpulan harus terus diverifikasi selama penelitian berlangsung. Pada penelitian ini peneliti menarik kesimpulan dari hasil observasi dan wawancara terhadap informan, kemudian untuk lebih menguji kebenaran dari data tersebut, maka data

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA tersebut diverifikasi sehingga peneliti mendapatkan data yang akurat dan interpretasi data yang jelas

3.7 Keabsahan Data

Pada penelitian kualitatif untuk menjaga keabsahan data maka peneliti menggunakan beberapa metode triangulasi, yaitu teknik yang dilakukan dengan meminta penjelasan lebih lanjut. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu atau keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.

Adapun teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Triangulasi Data

Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda. Peneliti dalam hal ini mewawancarai informan yakni Kepala Perpustakaan, Pustakawan Bagian Komputerisasi, Pustakawan Bagian Referensi dan Kepala Bagian Administrasi Perpustakaan UIN Sumatera Utara untuk mendapatkan data yang lebih lengkap.

2. Triangulasi Teori

Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan pada BAB II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya data tersebut serta diperkuat dengan artikel, jurnal, dan buku.

3. Triangulasi Metode

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Triangulasi metode dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau data dengan cara yang berbeda. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Peneliti melakukan wawancara terhadap informan, yang didukung dengan observasi dan dokumentasi pada Perpustakaan UIN Sumatera Utara.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti akan memaparkan fokus penelitian penelitian ini yaitu Evaluasi Pelaksanaan Kode Etik Pustakawan pada Perpustakaan UIN Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Pada penelitian kualitatif peneliti dituntut dapat menggali data berdasarkan apa yang diucapkan, dirasakan, dan dilakukan oleh sumber data.

Pada penelitian kualitatif peneliti bertindak apa adanya sesuai yang terjadi di lapangan, yang dialami, dirasakan, dan dipikirkan oleh sumber data/informan.

Dengan melakukan penelitian melalui pendekatan deskiptif maka peneliti harus memaparkan, menjelaskan, menggambarkan data yang telah diperoleh oleh peneliti melalui wawancara mendalam yang dilakukan dengan informan.

UPT Perpustakaan UIN Sumatera Utara merupakan transformasi dari perpustakaan IAIN Sumatera Utara.Perpustakaan ini didirikan pada tahun 1973 bersamaan dengan berdirinya IAIN Sumatera Utara. Selama 45 tahun usianya, perpustakaan UIN Sumatera Utara telah dipimpin oleh beberapa orang sebagai berikut:

Pada Tahun 1981-2000 di pimpin oleh Dra.Hj. Thoyibah M. sebagai Kepala Perpustakaan, kemudian dilakukan pergantian Kepala Perpustakaan yaitu Drs.

Ahmad Munir Hasibuan pada Tahun 2000-2004 dan dilanjutkan kepada Dr.Hj. Siti Zubaidah,MA.sebagai Kepala Perpustakaan Tahun 2004-2010 Dra.Retno Sayekti, MLIS. pada April 2010- Desember 2015 Dan saat ini Kepala Perpustakaan dipimpin oleh Triana Santi S.Ag., S.S., M.M Kepala Perpustakaan UIN-SU Desember 2015 sampai dengan sekarang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara merupakan perpustakaan Perguruan Tinggi yang memiliki tugas utama mengoleksi, mengolah, dan menyajikan informasi dalam bidang ilmu-ilmu keislaman dan umum lainnya yang relavan dengan kajian program studi yang ada di UIN Sumatera Utara.

Pada bab ini dibagi menjadi tiga bagian agar lebih sistematis dan terarah yaitu sebagai berikut:

1. Deskripsi informan penelitian 2. Deskripsi hasil penelitian 3. Rangkuman Hasil Penelitian 4.1 Deskripsi Informan Penelitian

Informan 1 yaitu Triana santi sebagai Kepala Perpustakaan yang pertama untuk diwawancarai oleh peneliti dengan perkenalan dan pendekatan terlebih dahulu, Informan 2 adalah Hildayati sebagai Pustakawan Bagian Komputerisasi, Informan 3 adalah S sebagai Pustakawan Bagian Referensi dan Informan 4 adalah Yuliarita sebagai Kepala Bagian Administrasi. Pertanyaan yang diberikan kepada 4 informan membahas hal yang sama yaitu mengenai pelaksanaan kode etik pustakawan yang ada di UIN Sumatera Utara.

Wawancara dilakukan secara informal sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Suasana wawancara berlangsung secara alamiah tanpa adanya paksaan dari pihak manapun untuk tujuan tertentu. Isi wawancara berkembang sesuai dengan jawaban yang diberikan dari para informan penelitian.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Adapun informan dalam penelitian ini adalah Kepala Perpustakaan, Pustakawan Bagian Komputerisasi, Pustakawan Bagian Referensi dan Kepala Bagian Administrasi:

Tabel-4.1 Deskripsi Informan Penelitian

KODE SUMBER INISIAL JABATAN

I1 Informan 1

Data pada penelitian ini didapatkan melalui wawancara mendalam yang dilakukan oleh peneliti pada kurun waktu bulan Oktober 2018.Dimana seluruh informan yang melakukan wawancara mendalam adalah staf Perpustakaan UIN Sumatera Utara.

Adapun didapat dari hasil wawancara dengan informan yaitu mengenai pelaksanaan kode etik pustakawan pada Perpustakaan UIN Sumatera Utara adalah sebagai berikut.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4.2.1 Informan 1

Kategori pertama yang diperoleh peneliti melalui transkrip wawancara dengan Kepala Perpustakaan UIN Sumatera Utara adalah sebagai berikut : P : Sebagai Kepala Perpustakaan, apa yang Ibu ketahui tentang Kode Etik

Pustakawan ?

I1 :“Kode Etik Pustakawan adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi professional.”

P : Apakah Bapak Ibu selalu mengarahkan Pustakawanagar menerapkan kode etik pustakawan dalam memberikan pelayanan kepada pengguna ?

I1 :“Kode Etik Pustakawan penting untuk menjaga martabat pustakawan, jadi saya selalu mengarahkan kepada pustakawan untuk menjalankan dan melaksanakan Kode Etik dengan baik.”

P : Menurut Ibu apa tujuan dari Kode Etik Pustakawan ?

I1:“Tujuan Kode Etik Pustakawan adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas dari pustakawan dalam melayani pengguna secara optimal .”

P :Apakah kode etik pustakawan yang diterapkan di Perpustakaan UIN Sumatera Utara sudah berjalan dengan baik ?

I1 :“sudah sangat baik penerapan kode etik pada Perpustakaan UIN Sumatera Utara, karena kami selalu membuat pengguna puas dengan pelayanan di perpustakaan ini.”

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA P : Selama Ibu menjabat sebagai kepala perpustakaan pada Perpustakaan UIN Sumatera Utara, apakah pernah mendapatkan kritikan atau saran dari pengguna mengenai Kode Etik Pustakawan ?

I1 :“Jika untuk kritikan belum ada tapi untuk saran, ada sebagian pengguna memberikan sarannya kepada kami agar lebih meningkatkan pelayanan dan fasilitas yang ada.”

P :Apa yang akan Ibu lakukan, jika salah seorang Pustakawan tidak melaksanakan Kode Etik Pustakawan?

I1 :“Terlebih dahulu mencari tahu apa penyebab terjadinya kesalahan dan untuk langkah pertama memberikan teguran dan jika terulang kembali akan ada sanksi yang akan saya berikan.”

P : Dalam melaksanakan kerjasama perpustakaan dengan perpustakaan lain, apakah menurut Ibu Kode Etik penting ?

I1 :“penting untuk menjaga keharmonisan dalam bekerjasama dan menjaga hubungan untuk menjadi lebih baik.”

P :Pada saat melaksanakan Kode Etik Pustakawan, apakah ada kendala yang Ibu hadapi ?

I1 :“Kendalanya dari pengguna, yang kurang sabar dengan pelayanan kami dan membuat kami juga kadang-kadang sedikit emosi.”

P : Bagaimana cara Ibu dalam menangani kendala yang dihadapi ?

I1 :“Kami akan memberikan pelayanan sesuai prosedur dan tetap menerima kritikan dan saran dari pengguna.”

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA P : Apakah Ibu puas dengan Kode Etik Pustakawan yang telah diterapkan di

Perpustakaan UIN Sumatera Utara ini ?

I1 :“Saya sangat puas dengan kinerja kami dalam melaksanakan kode etik pada Perpustakaan UIN Sumatera Utara.”

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada Informan 1 dapat diketahui bahwa dalam pelaksanaan kode etik pustakawan pada Perpustakaan UIN Sumatera Utara sudah baik dan kepala perpustakaan Perpustakaan UIN Sumatera Utara sangat memperhatikan kode etik pustakawan yang dilaksanakan pustakwan dalam melayani pengguna.

4.2.2 Informan 2

Kategori kedua yang diperoleh peneliti melalui transkrip wawancara dengan Pustakawan Bagian Komputerisasi Perpustakaan UIN Sumatera Utaraadalah sebagai berikut :

P : Apa yang Ibu ketahui tentang kode etik pustakawan ?

I2 :“Kode etik pustakawan adalah aturan yang harus ditaati atau dipatuhi pustakawan dalam mutu kerja.”

P : Apakah Ibu sudah menerapkan kode etik pustakawan dengan baik?

I2 :“Saya sudah menerapkan kode etik pustakawan menurut prosedur yang telah ditetapkan IPI.”

P : Apa yang Ibu lakukan jika teman seprofesi anda tidak menjalankan kode etik pustakawan dengan baik ?

I2 :“Saya akan memanggil dan memberikan arahan untuk tidak mengulanginya lagi dan tidak langsung memberitahukan kepada atasan.”

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA P :Apa yang Ibu lakukan jika dalam melayani pengguna ada yang membuat

emosi anda ?

I2 :“Saya tidak mudah untuk tepancing dan akan menggajaknya untuk membicarakan dengan baik-baik.”

P :Kendala apa yang Ibu hadapi dalam melaksanakan kode etik pustakawan ? I2 :“Kendala datangnya dari pengguna yang menjadikesabaran mulai hilang.”

P : Apa upaya yang Ibu lakukan dalam menghadapi berbagai masalah dalam melaksanakan kode etik pustakawan ?

I2 :“Upaya yang dilakukan adalah meningkatkan kesabaran dan mengutamakan kesopanan kepada pengguna.”

P :Apakah dengan adanya kode etik pustakawan berpengaruh terhadap sikap ibu dalam melayani pengguna ?

I2 :“Sangat berpengaruh karena kode etik dapat merubah sikap dalam melayani pengguna.”

P :Menurut Ibu apakah staf/pustakawan yang ada di Perpustakaan UIN Sumatera Utara sudah melaksanakan kode etik pustakawan dengan baik ?

I2 :“semua staf dan pustakawan di UIN Sumatera Utara sudah melaksanakan kode etik pustakawan yang baik terhadap pengguna.”

P : Apakah dengan adanya kode etik pustakawan justru menjadi beban untuk Ibu dalam melayani pengguna dengan kebutuhan yang bermacam-macam ? I2 :“Kode etik pustakawan tidak menjadi beban untuk kami yang berprofesi

pustakawan, bahkan menjadikan kami untuk menjadi pustakawan yang baik.”

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA P :Apakah Ibu pernah menerima kritikan atau saran dari pengguna dalam

melaksanakan pelayanan ?

I2 :“Selama saya bekerja belum ada kritikan tetapi untuk saran ada. Contohnya untuk lebih baik dalam menjalankan tugas pada perpustakaan.”

Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa pustakawan Bidang Komputerisasi sudah melaksanakan kode etik pustakawan dengan baik dan sangat menjaga kode etik tersebut dengan tidak terpancing emosi dari pengguna serta menerima saran dari pengguna yang sifatnya membangun.

4.2.3 Informan 3

Kategori ketiga yang diperoleh peneliti melalui transkrip wawancara dengan Pustakawan Bagian Referensi Perpustakaan UIN Sumatera Utara adalah sebagai berikut :

P : Apa yang Bapak ketahui tentang kode etik pustakawan ?

I3 :“.Kode etik pustakawan adalah norma atau aturan yang harus dipatuhi pustakawan untuk menjaga pelayanan .”

P : Apakah Bapak sudah menerapkan kode etik pustakawan dengan baik?

I3 :“Saya selalu menerapkan kode etik dalam melakukan kegiatan yang ada di perpustakaan dan jika berhubungan langsung dengan pengguna.”

P : Apa yang Bapak lakukan jika teman seprofesi tidak menjalankan kode etik pustakawan dengan baik ?

I3 :“Yang akan dilakukan adalah memperingati dan jika masih tidak berubah akan saya beritahukan kepada atasan.”

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA P : Apa yang Bapak lakukan jika dalam melayani pengguna ada yang

memancing emosi anda ?

I3 :“Semaksimal mungkin untuk tidak terpancing dan membicarakannya dengan baik-baik serta memberikan solusi yang akan dilakukan.”

P : Kendala apa yang Bapak hadapi dalam melaksanakan kode etik pustakawan

?

I3 :“Kendala yang dihadapi adalah masih kurang sabar dalam memenuhii kebutuhan pengguna yang beraneka ragam.”

P : Apa upaya yang Bapak lakukan dalam menghadapi berbagai masalah dalam melaksanakan kode etik pustakawan ?

I3 :“Upaya yang dilakukan adalah banyak-banyak beribadah agar tetap tenang dalam menghadapi segala masalah.”

P : Apakah dengan adanya kode etik pustakawan berpengaruh terhadap sikap Bapak dalam melayani pengguna ?

I3 :“….Sangat berpengaruh besar, karena dengan adanya kode etik menjadikan diri menjadi lebih professional dan berkualitas.”

P : Menurut Bapak apakah staf/pustakawan yang ada di Perpustakaan UIN Sumatera Utara sudah melaksanakan kode etik pustakawan dengan baik ? I3 :“….Menurut saya, semua staf dan pustakawan yang ada di Perpustakaan

UIN Sumatera Utara sudah melaksanakan kode etik pustakawan sesuai prosedur yang ditetapkan IPI.”

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA P : Apakah dengan adanya kode etik pustakawan justru menjadi beban untuk Bapak dalam melayani pengguna dengan kebutuhan yang bermacam-macam

?

I3 :“….Sama sekali tidak menjadi beban, karena kode etik pustakawan menjadikan kami atau pustakawan menjadi lebih baik.”

P : Apakah Bapak pernah terima kritikan atau saran dari pengguna dalam melaksanakan kode etik pustakawan ?

I3 :“….Untuk kritikan sampai saat ini belum ada dan untuk saran pasti selalu ada yang diberikan oleh pengguna untu kami dalam meningkatkan kinerja agar lebih maksimal. Dan kami semua di sini sangat menerima semua kritikan dan saran yang bersifat membangun.”

Dari hasil wawancara dengan informan ketiga dapat diketahui bahwa semua staf dan pustakawan yang ada di Perpustakaan UIN Sumatera Utara sudah melaksankan kode etik pustakawan dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh Ikatan Pustakawan Indonesia. Dan seluruh pustakawan selalu menerima kritikan dan saran yang diberikan pengguna untuk menjadi lebih baik lagi.

4.2.4 Informan 4

Kategori keempat yang diperoleh peneliti melalui transkrip wawancara dengan Kepala Bagian Administrasi Perpustakaan UIN Sumatera Utara adalah sebagai berikut :

P : Apa yang Ibu ketahu tentang kode etik pustakawan ?

P : Apa yang Ibu ketahu tentang kode etik pustakawan ?