• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mediasi merupakan salah satu penyelesaian sengketa di lembaga peradilan yang yang melelui proses perundingan para pihak yang dibantu oleh mediator. Munculnya perturan Mahkamah Agung ini sebagai penyempurnaan dari Surat Edaran No 1 tahun 2002 tentang pemberdayaan pengadilan tingkat pertama yang menerapkan lembaga damai. Ini juga sebagai penjabaran dari Pasal 130 HIR atau 154 RBg yang mendorong para pihak yang berperkara untuk menempuh proses perdamaian.

183 Lihat dalam penjelasan di https://budi399.wordpress.com/ringkasan-disertasi/, diunggah pada tanggal 23 Desember 2018.

Munculnya peraturan tentang mediasi ini tidak hanya untuk formalitas, saja tapi sebagai wujud dari kepedulian terhadap orang yang sedang berpekara agar dapat diselesaikan dengan cara damai, cepat dan biaya ringan. Dalam penyelesaian sengketa melalui mediasi, para pihak biasanya mampu mencapai kesepakatan di antara mereka sehingga manfaat mediasi sangat dirasakan. Bahkan dalam mediasi yang gagal, meskipun belum ada penyelesaian yang dicapai, proses mediasi yang sebelumnya berlangsung telah mampu mengklarifikasi persoalan dan mempersempit perselisihan. Dengan demikian, para pihak dapat memutuskan penyelesaian seperti apa yang dapat mereka terima dari pada mengejar hal-hal lain yang tidak jelas.184

Manfaat dan keuntungan dengan munculnya peraturan ini bagi pengadilan sebagi salah satu alternatif penyelesaian sengketa banyak sekali yaitu: Memperbaiki komunikasi antar pihak dan membantu menurunkan dan melepaskan kemarahan terhadap pihak lawan; Menggali kekuatan dan kelemahan posisi masing-masing pihak; Mediasi akan menfokuskan para pihak pada kepentingan mereka secara nyata dan pada kebutuhan emosi atau psikologi mereka, jadi bukan hanya pada hak-hak hukumnya; Memperoleh ide yang kreatif untuk menyelesaikan sengketa; Menghemat waktu, tenaga dan biaya jika dibandingkan dengan proses litigasi; Dapat memberikan akses kepada para pihak yang bersengketa untuk untuk memperoleh keadilan; Mediasi memberikan hasil yang tahan uji dan akan mampu menciptakan saling pengertian yang lebih baik diantara para pihak yang bersengketa karena mereka sendiri yang memutuskannya; dapat mengurangi penumpukan perkara di Pengadilan.

Mediasi ini juga bertujuan untuk lebih menekankan tentang upaya perdamaian di pengadilan dan juga sebagi penyempurna dari peraturan-peratuan yang dulu tentang adanya pelembagaan perdamaian yang selama ini upaya damai di pengadilan seakan-akan hanya sebagai formalitas saja bukan sebagai anjuran yang ditekankan oleh undangundang dan juga

184

sebagai landasan hukum pengadilan dalam penyelesaian perkara dan mediasi ini diambil ketika para pihak menghendaki sengketa diselesaikan secara damai.

Tujuan dilakukan mediasi adalah menyelesaikan sengketa antara para pihak dengan melibatkan pihak ketiga yang netral. Mediasi dapat mengantarkan para pihak pada perwujudan kesepakatan damai yang permanen dan lestari, mengingat penyelesaian sengketa melalui mediasi menempatkan kedua belah pihak pada posisi yang sama, tidak ada pihak yang dimenangkan atau pihak yang dikalahkan (win-win solution). Dalam mediasi para pihak yang bersengketa proaktif dan memiliki kewenangan penuh dalam pengambilan keputusan.185 Mediator dalam proses mediasi tidak memiliki kewenangan secara penuh dalam pengambilan dan penentuan keputusan, tetapi mediator hanya membantu para pihak berperkara dalam pengambilan keputusan, membantu para pihak dalam menjaga proses mediasi yang berlangsung untuk mewujudkan kesepakatan perdamaian diantara mereka. Penyelesaian sengketa melalui jalur mediasi memiliki manfaat yang besar, hal ini dapat dilihat dari asumsi bahwa para pihak yang telah mencapai kesepakatan akan mengakhiri persengketaan secara adil dan saling menguntungkan kedua belah pihak. Bahkan proses mediasi yang gagal mencapai kesepakatan, para pihak sebenarnya telah memperoleh manfaatnya. Kesediaan para pihak untuk bertemu dan berdialog dalam suatu forum diskusi mediasi member keuntungan paling tidak telah memperoleh klarifikasi akar persengketaan dan mempersempit perselisihan diantara mereka.

Mediasi sebagai salah satu upaya penyelesaian sengketa untuk mencapai perdamaian dengan melibatkan pihak ketiga dapat memberikan beberapa keuntungan, yaitu:

a. Mediasi diharapkan dapat menyelesaikan sengketa secara tepat, mudah dan relatif murah.

185

b. Mediasi akan memfokuskan perhatian para pihak pada kepentingan mereka bersama secara nyata dan pada kebutuhan emosi atau psikologis mereka bersama.

c. Mediasi memberikan kesepakatan para pihak untuk berpartisipasi secara aktif, langsung dan secara informal dalam mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahan mereka.

d. Mediasi memberikan pelajaran dan kemampuan kepada para pihak untuk melakukan control terhadap proses dan hasil mediasi.

e. Mediasi memberikan hasil yang tahan uji dan akan mampu menciptakan saling pengertian yang lebih baik diantara para pihak yang bersengketa.

f. Mediasi mampu menghilangkan permusuhan yang terjadi antara para pihak yang bersengketa.186

Selain itu, mediasi sebagai alternatif penyelesaian sengketa memberikan banyak keuntungan bagi para pihak, sehingga sangat tepat bila dijadikan pilihan dibandingkan dengan pengikuti persidangan di pengadilan. Menurut Achmad Ali, keuntungan menggunakan mediasi adalah:

1. Proses yang cepat. Proses cepat merupakan upaya yang dilakukan oleh mediator dalam menyelesaikan permasalahan para pihak yang bersengketa. Persengketaan yang paling banyak ditangani oleh pusat-pusat mediasi publik di pengadilan dapat dituntaskan dengan pemeriksaan yang singkat dengan jangka waktu yang berlangsung dua hingga tiga minggu. Rata-rata waktu yang digunakan untuk setiap pemeriksaan adalah satu hingga satu setengah jam, sehingga proses penyelesaian perkara tidak membutuhkan waktu yang lama.

2. Bersifat rahasia. Segala aktivitas yang terjadi di dalam proses perdamaian dan segala yang diucapkan selama pemeriksaan mediasi berlangsung memiliki sifat rahasia yang tidak akan dibuka secara publik dan pers, kecuali keinginan para pihak yang bersengketa.

186

3. Tidak mahal. Sebagianbesar pusat-pusat mediasi publik menyediakan kualitas pelayanan secara gratis atau paling tidak dengan biaya yang relatif murah yang dapat dijangkau oleh masyarakat pada setiap kalangan, para pengacara tidak dibutuhkan dalam suatu proses mediasi.

4. Adil.Adil dalam hal ini adalah mampu menempatkan sesuatu sesuai dengan poksinya. Solusibagi suatu persengketaan dapat disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan masing-masing pihak, preseden-preseden hukum tidak akan diterapkan dalam kasus-kasus yang diperiksa oleh mediasi.

5. Berhasil baik. Setelah mengalami proses mediasi dengan jangka waktu yang relatif singkat dapat menghasilkan kesimpulan yang sesuai dengan keinginan para pihak. Dan empat dari lima kasus yang telah mencapai tahap mediasi, kedua pihak yang bersengketa mencapai suatu hasil yang diinginkan.187

Selain itu, Gatot Sumarsono menjelaskan bahwa mediasi dapat memberikan beberapa keuntungan dalam penyelesaian persengketaan para pihak, keuntungan tersebut yaitu sebagai berikut:

a) Mediasi diharapkan dapat menyelesaikan sengketa dengan cepat dan relatif murah dibandingkan membawa perselisihan tersebut ke pengadilan atau arbitrase.

b) Mediasi akan memfokuskan para pihak pada kepentingan mereka secara nyata dan pada kebutuhan emosi atau psikologis mereka, jadi bukan hanya pada hak-hak hukumnya.

c) Mediasi member kesempatan para pihak untuk berpartisipasi secara langsung dan secara informal dalam menyelesaikan perselisihan mereka.

d) Mediasi member para pihak kemampuan untuk melakukan control terhadap proses dan hasilnya.

187 Achmad Ali, Sosiologi Hukum: Kajian Empiris Terhadap Pengadilan, Cet. Ke-1, (Jakarta: Badan Penerbit IBLAM, 2004), h. 24-25

e) Mediasi dapat mengubah hasil, yang dalam litigasi dan arbitrase sulit diprediksi, dengan suatu kepastian melalui consensus.

f) Mediasi memberikan hasil yang tahan uji dan akan mampu menciptakan saling pengertian yang lebih di antara para pihak yang bersengketa karena mereka sendiri yang memutuskannya.

g) Mediasi mampu menghilangkan konflik atau permusuhan yang hamper selalu mengiringi setiap putusan yang bersifat memaksa yang dijatuhkan oleh hakim di pengadilan atau arbitrer pada arbitrase.188

Menurut pendapat lain yang dikemukakan Christopher W. Moore sebagaimana dikutip oleh Runtung mengatakan bahwa beberapa keuntungan yang seringkali didapatkan dari hasil mediasi pada sebuah sengketa yaitu sebagai berikut:

1) Keputusan yang hemat, mediasi biasanya memakan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan letigasi;

2) Penyelesaian secara cepat;

3) Hasil yang memuaskan bagi semua pihak;

4) Kesepakatan-kesepakatan komprehensif dan customized;

5) Praktik dan belajar prosedur-prosedur penyelesaian masalah secara kreatif;

6) Tingkat pengendalian lebih besar dan hasil yang bisa diduga; 7) Pemberdayaan individu;

8) Melestarikan hubungan yang sudah berjalan atau mengakhiri hubungan dengan cara yang lebih ramah;

9) Keputusan-keputusan yang dilaksanakan;

10) Kesepakatan yang lebih baik dari pada hanya menerima hasil kompromi atau prosedur menang kalah;

11) Keputusan yang berlaku tanpa mengenal waktu.189

188 Gatot Sumarsono, Op.Cit., h. 139-140

189

Kemudian jika mediasi telah berakhir, hal ini akan membawa konsekuensi bagi para pihak. Terdapat bebrapa kemungkinan berakhirnya mediasi dengan konsekuensi yaitu: Masing-masing pihak memiliki kebebasan setiap saat untuk mengakhiri mediasi hanya dengan menyatakan diri menarik diri; jika mediasi berjalan dengan sukses, para pihak menandatangani suatu dokumen yang menuraikan beberapa persyaratan penyelesaian sengketa; jika mediasi tidak berhasil pada tahap pertama, para pihak mungkin setuju untuk menunda sementara mediasi. selanjutnya, jika mereka ingin meneruskan atau mengaktifkan kembali mediasi hal tersebut akan memberikan kesempatan terjadinya diskusi baru, yang sebaiknya dilakukan pada titik dimana pembicaran sebelumnya ditunda.190