• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritismaupun praktis, manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritik

1. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentangPendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Untuk menambah wawasan keilmuan dan pengetahuan tentang implementasi nilai-nilai Pancasila dengan kepatuhan norma agama di Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Manfaat Praktis a. Bagi penulis

Sebagai media untuk mentransformasikan ilmu yang diperoleh dari bangku kuliah dengan di lapangan guna menambah wawasan ilmu pengetahuan dan pengalaman.

b. Bagi Mahasiswa

Memberikan masukan kepada mahasiswaakan manfaat dari implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

c. Bagi Pembaca

Sebagai literatur dalam pembelajaran bagi mahasiswa yang akan menyusun proposal dan menambah pengetahuan tentang implementasi nilai-nilai Pancasila.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Pengertian Implementasi

Implementasi itu mencakup “Proses bergerak menuju tujuan kebijakan dengan cara langkah administratif dan politik” Keberhasilan atau kegagalan implementasi sebagai demikian dapat dievaluasi dari sudut kemampuannya secara nyata dalam meneruskan atau mengoperasionalkan program-program yang telah dirancang sebelumya. (Wahab 2010;187)

Sedangkan menurut Mazmanian dan Sabatier definisi implementasi adalah pelaksanaan dari kebijakan dasar hukum yang juga berbentuk perintah, keputusan, atau putusan pengadilan proses pelaksanaan berlangsung setelah sejumlah tahapan seperti tahapan pengesahan undang-undang, dan kemudian output dalam bentuk pelaksanaan keputusan kebijakan, dan seterusnya sampai kebijakan korektif yang bersangkutan.

Dari pengertian implementasi di atas, makayang dimaksud dengan implementasi adalah proses pelaksanaan keputusan kebijaksanaan dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah yang dilakukan oleh individu/pejabat sesuai dengan apa yang menjadi tujuan dari keputusan kebijaksanaan tersebut.Pelaksanaan tersebut dapat dilakukan secara langsung melalui program-program (Peraturan

Pemerintah, Peraturan Presiden, Keputusan Kepala Desa) dan turunan dari kebijakan publik.

Implementasi kebijakan publik harus dilakukan dalam konteks organisasi yang menyeluruh dengan tujuan dan target yang jelas, prioritas yang jelas serta sumber daya yang jelas pulaImplementasi kebijakan merupakan suatu proses yang dinamis, dimana pelaksana kebijakan melakukan aktivitas atau kegiatan, sehingga pada akhirnya akan mendapat suatu hasil yang sesuai dengan tujuan atau sasaran kebijakan itu sendiri.

Implementasi Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan landasan idiologi bangsa Indonesia.Namun sebaliknya sakralisasi dan penggunaan berlebihan dari ideologi Negara dalam format politik orde baru banyak menuai kritik dan protes terhadap pancasila.Sejarah implementasi pancasila memang tidak menunjukkan garis lurus bukan dalam pengertian keabsahan Seminar Nasional Hukum 432 substansialnya, tetapi dalam konteks implementasinya.Tantangan terhadap pancasila sebagai kristalisasi pandangan politik berbangsa dan bernegara bukan hanya berasal dari faktor domestik, tetapi juga dunia internasional.Pada zaman reformasi saat ini pengimplementasian Pancasila sangat dibutuhkan oleh masyarakat, karena di dalam pancasila terkandung nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang sesuai dengan kepribadian bangsa.Selain itu, kini zaman globalisasi begitu cepat menjangkiti negara-negara di seluruh dunia termasuk Indonesia. Gelombang demokratisasi, hak asasi manusia, neo-liberalisme, serta neo-konservatisme dan globalisme bahkan telah memasuki cara pandang dan cara berfikir masyarakat Indonesia. Hal demikian bisa

meminggirkan Pancasila dan dapat menghadirkan sistem nilai dan idealisme baru yang bertentangan dengan kepribadian bangsa.Implementasi pancasila dalam kehidupan bermasyarakat pada hakikatnya merupakan suatu realisasi praksis untuk mencapai tujuan bangsa.

2. Pengertian Nilai

Pengertian nilai adalah tentang kesadaran yang disertai oleh gagasan atas perbuatan yang dilakukan seseorang, nilai dalam pengertian ini dapat baik dan dapat juga buruk.Oleh karena itu setiap masyarakat harus bisa menginterprasikannya di dalam kehidupan yang dijalani.Setelah ulasan terkait pengertian nilai, selanjutnya adalah mengenai macam-macam nilai.Nilai jika ditinjau dari bentuknya terbagi menjadi 5 macam yaitu nilai sosial, nilai kebenaran, nilai keindahan, nilai moral, dan nilai agama. Berikut ini penjelasan mengenai 5 macam nilai :

1. Nilai Sosial

Nilai sosial merupakan sesuatu yang telah melekat di dalam masyarakat serta berhubungan dengan sikap dan tindakan manusia di dalamnya. Kesimpulannya, nilai ini berhubungan dengan sikap manusia yang tidak dapat hidup secara mandiri dan membutuhkan perlu pertolongan orang lain.

Contoh nilai sosial adalah dalam beberapa tindakan dan perilaku individu di masyarakat, sering kali mendapat perhatian atau berbagai penilaian, seperti halnya mencuri bernilai buruk dan menolong bernilai baik.

2. Nilai Kebenaran

Yang kedua adalah nilai kebenaran. Nilai ini bersumber dari unsur akal manusia (rasio, cipta, dan budi ). Nilai ini adalah nilai yang mutlak di bawa sejak lahir, oleh karena itu banyak yang menyebutkan nilai ini adalah pandangan kodrati dari tuhan yang telah memberikan nilai kebenaran melalui akal dan pikiran manusia.

Contoh nilai kebenaran adalah pada saat seorang hakim bertugas memberi sanksi kepada orang yang bersalah.Ia akan memberi sangsi sesuai dengan kebenaran yang dianutnya

3. Nilai Keindahan

Nilai keindahan adalah nilai yang bersumber melalui unsur rasa pada setiap diri manusia, dengan nama lain disebut sebagai nilai “estetika”. Keindahan ini bersifat universal.Semua orang membutuhkan keindahan. Namun, satu orang dengan lainnya akan menilai sebuah keindahan dengan berbeda.

Contoh nilai keindahan misal pada sebuah karya seni tari adalah sebuah keindahan. Namun, tarian yang berasal dari suatu daerah akan berbeda dengan daerah lainnya, tergantung pada perasaan orang yang memandangnya.

4. Nilai Moral

Nilai moral yaitu suatu sistem penilaian bersumber dari kehendak maupun kemauan (karsa, etik).Dengan moral, manusia bisa bergaul dengan baik antar sesama manusia lainnya. Oleh karena itu nama lain dari nilai moral sering disebut sebagai nilai kebaikan.

Contoh kasus tentang nilai moral, adalah ketika seseorang sedang berbicara dengan orang yang lebih tua tentu akan menggunakan tutur bahasa yang halus, hal ini merupakan etika yang tinggi nilainya. Adapun saat keadaan ini menjadi ciri khas dari tatanan nilai dan sopan santun yang perlu dijalankan.

5. Nilai Agama

Pengertian nilai agama merupakan nilai ketuhanan yang sangat tinggi dan mutlak karena tidak dapat di ganggu gugat.Nilai ini bersumber dari pada hidayah Tuhan Yang Maha Esa.Melalui nilai agama ini pula seringkali dikenal dengan sebutan sebagai nilai religius, manusia mendapat petunjuk serta jalan dari Tuhan tentang tata cara menjalani kehidupan.

Contoh dari nilai agama ini adalah saat berhubungan dengan Tuhan, seseorang manusia yang beriman tentu haruslah beribadah sesuai agama yang dianutnya masing-masing.Semua agama sangat menjunjung tinggi nilai religius.Walaupun, tata caraberibadahnya berbeda-beda antar satu agama dengan lainnya. Hal ini dikarenakan setiap agama memiliki keyakinan yang berbeda.Namun demikian tetap harus menjaga tali persaudaraan.

Dari serangkaian penjelasan mengenai pengertian nilai menurut para ahli dan macam-macam nilai tersebut sangat penting untuk dihadirkan dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam kegiatan bermasyarakat.Salah satunya dikarenakan nilai dapat membuat seseorang untuk terdorong jauh dari perilaku yang menyimpang.

Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila yaitu:

1. Nilai- Nilai Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa

Sila pertama dalam Pancasila yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa sangat terlihat memiliki makna kemerdekaan beragama bagi bangsa Indonesia di dalamnya.Sila ini menjadikan setiap warga negara Indonesia bebas menganut dan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Secara lebih lanjut, berikut ini adalah nilai-nilai yang terkandung pada sila pertama Pancasila:

a. Keyakinan Adanya Tuhan

Keyakinan bangsa ini akan hadirnya Tuhan Yang Maha Esa beserta sifat-sifat ketuhanan yang menyertainya. Misalnya, Maha Kuasa, Maha Bijaksana, Maha Adil, Maha Pengasih, Maha Pengampun, Maha Penyayang, dan sifat suci lainnya yang hanya dimiliki oleh Tuhan. Keyakinan ini menjadi penting karena apabila kita melihat pada sejarah yang dimiliki oleh Indonesia terhitung sejak masa prasejarah, maka sudah sangat lama bangsa ini percaya akan hadirnya Tuhan.

Dan menjadi sesuatu yang bertentangan dengan Pancasila apabila terdapat warga negara yang tidak mempercayai adanya Tuhan.

a. Ketakwaan Pada Tuhan

Setiap keyakinan sudah seharusnya beriringan dengan ketakwaan.Takwa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti yaitu suatu kesadaran diri yang

diikuti dengan kemauan untuk menaati segala perintah Tuhan dan menjauhi segala laranganNya. Dengan bertakwa, maka seseorang akan tenang hidupnya.

Ketakwaan yang sejati akan menghadirkan suasana religius yang damai di Indonesia.

b. Toleransi Antar Umat Beragama

Saat ini terdapat enam agama yang diakui oleh hukum dan peraturan perundang-undangan di Indonesia, yaitu Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Budha, dan Kong Hu Chu. Perbedaan di antara agama dan keyakinan ini dijembatani oleh nilai toleransi antar umat beragama yang dibawa oleh sila ketuhanan Yang Maha Esa.Apabila tidak ada toleransi, maka bukan tidak mungkin jika terjadi perpecahan di antara penduduk Indonesia. Toleransi mengajarkan kita untuk saling hormat menghormati di antara umat beragama yang nantinya akan menjadikan persatuan dan kesatuan di Indonesia.

c. Kebebasan Memeluk dan Menjalankan Agama

Sila ketuhanan yang Maha Esa memberikan suatu kebebasan yang bertanggung jawab bagi setiap warga negara Indonesia untuk memeluk agama yang sesuai dengan dirinya masing-masing.Tidak boleh terjadi pemaksaan dalam hal agama seseorang.Agama merupakan salah satu hak asasi manusia yang keberadaannya dilindungi oleh hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Maka, menjaga kedamaian dalam hal agama dan ibadah merupakan salah satu kewajiban pemerintah dan segenap rakyat Indonesia.

2. Nilai-Nilai Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Sila kedua dalam Pancasila ini mewakili nilai-nilai kemanusiaan.Kita sadari bahwa semua rakyat Indonesia merupakan manusia yang notabene memiliki sejarah kelam mengenai kejahatan kemanusiaan selama ratusan tahun sehingga sila kemanusiaan yang adil dan beradab menjadi salah satu hal dalam dasar negara yang harus ditaati oleh setiap warga negara Indonesia. Berikut ini merupakan penjabaran nilai-nilai yang terkandung dalam sila kedua Pancasila:

a. Kesamaan Derajat di Antara Setiap Warga Negara

Pada masa lalu bangsa ini mengalami sejarah panjang yang cukup kelam untuk diingat.Namun sejarah panjang itu jugalah yang menjadikan kita semua lebih bijaksana dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tentunya kita semua tidak lupa penderitaan akan ketidakadilan dan kebiadaban para penjajah yang menimpa leluhur kita di masa lalu. Dengan adanya sila kemanusiaan yang adil dan beradab, maka dijaminlah kesamaan derajat seluruh manusia yang di negara ini.Keadilan seharusnya bukan sesuatu yang mahal bagi kita.Sila ini memerintahkan segenap bangsa, baik pemerintah maupun rakyat untuk berlaku adil dalam setiap hal.

b. Simbol Pengakuan Atas Kemanusiaan

Kata beradab yang tercantum dalam rumusan sila kedua ini membuktikan sekaligus memperingatkan manusia agar selalu beradab pada setiap kesempatan dalam hidupnya. Adanya adab kemanusiaan ini akan menghasilkan pengaruh

positif yaitu rasa saling mencintai di antara sesama manusia dan mengembangkan sikap tenggang rasa sehingga ketertiban dan keamanan di tengah masyarakat kita. Tenggang rasa sangat penting dilaksanakan oleh semua rakyat karena dengannya terjadi rasa saling hormat menghormati atau sayang menyayangi.

c. Berani Membela Kebenaran

Kebenaran dan keadilan merupakan dua buah kata yang saling melengkapi.Ketika kita memaknai sila kemanusiaan yang adil dan beradab, maka kita diharuskan untuk selalu menegakkan kebenaran dan keadilan dalam setiap kesempatan. Oleh karena itu, kita tidak boleh semen-mena atau zalim kepada orang lain. Pun ketika orang lain semen-mena terhadap diri kita, maka kita tidak boleh begitu saja menerimanya. Kita harus senantiasa membela diri kita.Dengan begitu, kita telah menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

d. Rasa Bangga Bangsa

Menjunjung tinggi kemanusiaan sama dengan bangsa ini mengangkat harkat martabatnya sendiri. Bangsa kita setara dengan semua bangsa di dunia ini.Tidak ada alasan mengapa bangsa Indonesia harus direndahkan dalam pergaulan internasional.Sila ini mengajarkan kita bahwa kita harus bangga terhadap diri kita sendiri. Rasa bangga tersebut harus pula kita kembangkan menjadi sikap saling hormat menghormati dan siap bekerja sama dengan bangsa lain dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional.Dengan mengetahui nilai-nilai pada sila kemanusiaan yang adil dan beradab ini, kita diharapkan untuk senantiasa

menjunjung nilai kemanusiaan dan berani membela kebenaran dan keadilan.

Selain itu, adab kita dalam kehidupan sehari-hari juga harus sesuai dengan sila-sila pada Pancasila-sila.

3. Nilai-Nilai Sila Ketiga: Persatuan Indonesia

Sila ini menjadi salah satu pengikat di antara warga negara Indonesia. Sebagai suatu negara yang di dalamnya terdapat begitu banyak keragaman dalam hal suku, agama, ras, adat, wilayah, dan sebagainya, sila ini menjadi angin segar yang dengan indahnya menjadikan persatuan sebagai suatu dasar negara Indonesia. Di bawah ini merupakan uraian lebih lanjut mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam sila ketiga Pancasila:

a. Rasa Persatuan dan Kesatuan

Ratusan juta penduduk Indonesia merupakan jumlah yang sangat besar untuk disatukan.Seringkali terdapat egoisme yang telah menjadi sifat dasar manusia yang menjadi penyebab terjadinya perpecahan.Sila persatuan Indonesia mengajarkan kita untuk senantiasa menjadi pribadi yang berlawanan dengan sifat egois tadi.Kita diminta (dan diwajibkan) senantiasa menempatkan rasa kesatuan dan persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa di atas kepentingan diri maupun kepentingan golongan.

b. Rela Berkorban Demi Bangsa dan Negara

Adanya persatuan di tengah rakyat Indonesia menjadikan kita lebih mampu untuk memperjuangkan kepentingan negara ini. Dengan mendengar atau membaca sila ketiga ini, mungkin kita langsung teringat akan perjuangan pada

masa penjajahan yang bermodalkan persatuan di antara rakyat Indonesia. Maka dari itu, sila ketiga mengajarkan kita kerelaan berkorban demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia. Jangan tanya apa yang negara berikan untuk kita, tapi tanyakan pada diri ini, apa yang dapat kau berikan pada negara?

c. Cinta Tanah Air

Persatuan Indonesia mengindikasikan bahwa persatuan yang menjadi kunci maju dan sejahteranya Indonesia.Hal ini tidak lepas dari fakta bahwa salah satu nilai dari sila ketiga ini adalah cinta terhadap tanah air tumpah darah kita, Indonesia.

Kecintaan terhadap tanah air akan menjadikan kita senantiasa berusaha yang terbaik demi Indonesia. Kecintaan juga yang mengajarkan kita untuk menjaga pertahanan dan keamanan negara agar kedaulatan negara tetap terjaga dari ancaman luar negeri maupun dari ancaman dalam negeri.

d. Memajukan Pergaulan yang Ber-Bhinneka Tunggal Ika

Pada masa lalu, ketika masih terdapat banyak kerajaan yang menjalankan pemerintahan di seantero wilayah Indonesia, pergaulan antar kerajaan ini masih terkotakkan. Kini, setelah Indonesia merdeka dan menjadi bangsa yang satu, maka pergaulan di antara suku-suku maupun adat istiadat di Indonesia dapat menjadi lebih maju dengan tetap mengutamakan persatuan dan kesatuan yang bercirikan Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda namun tetap satu jua.

4. Nilai –Nilai pada Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan

Sila keempat merupakan suatu cerminan dari adanya demokrasi di negara ini.

Trauma masa lalu akan penjajahan menjadikan para pendiri negara memilih bentuk pemerintahan yang dirasa paling sesuai dengan corak kerakyatan di negeri ini.

Berikut ini merupakan penjabaran lebih lanjut mengenai nilai-nilai yang terkadung dalam Pancasila sila keempat:

a. Kedaulatan Berada di Tangan Rakyat

Kata kerakyatan di dalam rumusan sila keempat ini menunjukkan bahwa yang memiliki kekuasaan di Indonesia tak lain dan tak bukan adalah rakyat Indonesia.

Oleh karena itu, setiap kepentingan rakyat yang bertujuan memajukan kesejahteraan umum rakyat haruslah dilaksanakan sepenuhnya.

b. Adanya Perwakilan Rakyat

Sebagai pencerminan dari demokrasi, sila keempat mengamanatkan pada kita untuk menjadikan wakil-wakil rakyat yang berjuang dalam menjaring aspirasi, menyampaikan aspirasi pada pemerintah, dan memastikan aspirasi rakyat dipenuhi oleh pihak yang berwenang.

c. Mengutamakan Musyawarah dalam Pengambilan Keputusan

Secara eksplisit sila ini meminta kita untuk senantiasa mengutamakan musyawarah mufakat untuk pengambilan keputusan terkait beberapa hal.Musyawarah untuk mencapai mufakat ini harus diliputi dengan semangat kekeluargaan dan akal sehat sesuai hati nurani.

d. Meliputi Nilai pada Sila Kelima

Bentuk penjabaran lebih lanjut dari sila keempat terdapat pada sila kelima.Adanya sila kelima juga berdasar dari semangat pelaksanaan pokok dari sila keempat.Kerakyatan dan keadilan sosial merupakan dua hal yang saling bertautan dan tidak bisa dipisahkan.

5. Nilai-Nilai pada Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia Sila kelima ini mengajarkan kita bahwa keadilan sosial sudah seharusnya menjadi milik seluruh rakyat Indonesia.Tidak boleh ada diskriminasi di Indonesia. Di bawah ini merupakan penjabaran lebih lanjut mengenai nilai yang terkandung pada sila kelima Pancasila:

a. Mengembangkan Perbuatan yang Luhur

Sila kelima lebih menekankan pada praktik individu dalam bergaul dengan sesama. Sila ini meminta kita untuk selalu mengembangkan perbuatan yang luhur yang mana perbuatan ini mencerminkan sikap kekeluargaan dan kegotongroyonga

b. Menjaga Keseimbangan Hak dan Kewajiban

Keadilan sosial sangat berkaitan erat dengan keseimbangan hak dan kewajiban di tengah masyarakat.Hak dan kewajiban yang seimbang menunjukkan bahwa terdapat keadilan sosial yang merata bagi rakyat Indonesia.

c. Mewujudkan Kemajuan yang Merata

Sebagai individu yang ingin berdaya guna, sila ini mengajarkan kita untuk senantiasa melakukan kegiatan yang dilakukan dalam rangka mewujudkan ratanya kemajuan dan berkeadilan sosial.Semangat pelaksanaan sila kelima ini

tidak lain terjadi karena adanya sila-sila sebelumnya. Oleh karena itu, sebagai warga negara yang baik, kita harus berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkannya.Itulah nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila yang dapat penulis sampaikan pada kesempatan ini.

Nilai – nilai yang terkandung dalam pancasila dari Sila ke-I samapi Sila ke – V di implementasikan dalam kehidupan sehari – hari seperti :

1. Sila pertama : KETUHANAN YANG MAHA ESA

Sila KeTuhanan Yang Maha Esa mengandung nilai-nilai bahwa negara yang didirikan merupakan sebagai perwujudan manusia sebagai mahklukTuhna Yang Masa Esa. Contoh dalam kehidupan kita yaitu :

1) Melaksanakan ibadah kepada Allah seperti salat fardu, salat sunnah puasa, zakat dan sebagainya,

2) Adanya matakuliah agama yang di jadikan mata kuliah wajib untuk mahasiswa.

3) Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan Agama yang di anutnya.

4) Hormat menghormati antara pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga terbina kerukunan hidup.

5) Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayanya.

6) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain / memberikan kebebasan kepada setiap orang untuk memeluk agama sesuai dengan kepercayaan masing- masing.

2. Sila Kedua : KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

Sila kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung nilai-nilai bahwa negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai mahkluk yang beradab.

Contoh dalam kehidupan kita yaitu :

1) Membantu fakir miskin dan Membantu korban bencana alam.

2) Pemberian kebebasan dalam memilih jurusan.

3) menghargai dan tidak mencela hasil karya orang lain.

4) Mengikuti aksi donor darah bagi yang membutuhkan.

5) Dalam penerimaan mahasiswa baru tidak adanya perbedaan antara yang mampu dan yang kurang mampu.

3. Sila Ketiga : PERSATUAN INDONESIA

Sila persatuan Indonesia mengandung arti negara merupakan penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis, yaitu sebagai mahkluk individu dan mahkluksosail.Perbedaan bukannya untuk menjadi konflik dan permusuhan malainkan diarahkan pada sesuatu yang saling menguntungkan, yaitu persatuan dalam kehidupan bersama untuk mewujudkan tujuan bersama.Tanpa harus kita mendengar adanya gerejadibomlah, tawuran antar agama di kehidupan kita. Contoh dalam kehidupan kita yaitu:

1) Ikut melaksanakan upacara bendera.

2) Mengikuti kegiatan bari berbaris.

3) Mengikuti kegiatan peringatan hari besar nasional seperti ikut lomba, atau pentas budaya.

4) Menghargai pendapat teman saat berdiskusi suatu masalah dan tidak egois jika pendapatnya tidak di terima.

5) Mengorbankan sebagian harta untuk pembangunan jalan, mengorbankan waktu untuk menjaga kampung (Poskamling).

6) Tidak saling bermusuhn antar sesame mahasiswa.

4. Sila Keempat : KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAH KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN.

Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaraan dan perwakilan mengandung nilai-nilai bahwa hakikat negara sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai mahkluk individu dan mahkluk sosial. Contoh dalam kehidupan kita yaitu :

1) Mengharagai pendapat orang lain,

2) Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.

3) Mengutamakan Musyawarah / mufakat dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama dalam semangat kekeluargaan.

4) Jika ada masalah dalam kelompok belajar kita selesaikan dengan berunding atau bermusyawarah.

5) Ikut dalam pemilu jika sudah cukup umur baik tingkat Nasional maupun Lokal.

5. Sila Kelima : KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA

Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung nilai-nilai yang merupakan tujuan negara sebagai tujuan dalam hidup bersama. Contohnya dalam

Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung nilai-nilai yang merupakan tujuan negara sebagai tujuan dalam hidup bersama. Contohnya dalam

Dokumen terkait