• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DENGAN KEPATUHAN NORMA AGAMA DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR (STUDI KASUS MAHASISWA PRODI PPKN)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "HUBUNGAN IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DENGAN KEPATUHAN NORMA AGAMA DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR (STUDI KASUS MAHASISWA PRODI PPKN)"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DENGAN KEPATUHAN NORMA AGAMA DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR (STUDI

KASUS MAHASISWA PRODI PPKN)

SKRIPSI

Skripsi ini Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh:

NIRMA 10543 00200 15

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN 2020

(2)
(3)
(4)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

“sesungguhanya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. maka apa bila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain.

Dan hanya kepada tuhanmulah hendaknya kamu berharap .”

Persembahan:

Saya persembahkan karya ini untuk:

Kedua orang tuaku, keluargaku, sahabatatku, serta semua orang yang telah menyayangiku serta menyemangatiku, atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dan mewujudkan harapan menjadi kenyataan.

(5)

ABSTRAK

Nirma, 2019. “Hubungan Implementasi Nilai-nilai Pancasila Dengan Kepatuhan Norma Agama Di Universitas Muhammadiyah Makassar (studi kasus mahasiswa prodi PPKn)”. Skripsi Jurusan Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Univesrsitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Muhajir dan Pembimbing II Jumiati Nur.

Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana implementasi nilai-nilai Pancasila, bagaimana kepatuhan norma agama dan bagaimana hubungan implementasi nilai-nilai Pancasila dengan kepatuhan norma agama di Universitas Muhammadiyah Makassar (studi kasus mahasiswa prodi PPKn). penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan implementasi nilai-nilai Pancasila dengan kepatuhan norma agama di Universitas Muhammadiyah Makassar (studi kasus mahasiswa prodi PPKn).

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data dan teknik analisis data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Dari penelitian di atas diperoleh hasil wawancara bahwa ada hubungan yang signifikan antara hubungan implementasi nilai-nilai pancasila;a dengan kepatuhan norma agama.

Kata Kunci: Implementasi, Nilai Pancasila, Norma Agama

(6)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan proposal penelitian ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.

Kami sangat berharap skripsi ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Hubungan Implementasi Nilai-nilai Pancasila dengan Kepatuhan Norma Agama di Univesrsitas Muhammadiyah Makassar (studi kasusmahasiswa prodi PPKn). Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan.

Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.

Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Bapak Dr. Muhajir, M.Pd. selaku pembimbing I, Ibu Dra. Jumiati Nur, M.Pd selaku pembimbing II yang telah dengan sabar, tekun, tulus dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang sangat berharga kepada penulis selama menyusun skripsi.

Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada:

1. Ucapan terima kasih pula yang tak terhingga kepada kedua orangtua, serta keluarga saya yang sangat banyak memberikan bantuan moril, material, arahan, dan selalu mendoakan keberhasilan dan keselamatan selama menempuh pendidikan.

2. Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim SE.,MM selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

(7)

vii

3. Erwin Akib, S.Pd, M.Pd.,P.h.D selaku Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Dr. Muhajir, M.Pd selaku ketua Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan dorongan dan semangat untuk segera menyelesaikan penyusunan proposal ini.

5. Rekan-rekan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan khususnya kelas PPKn D yang telah banyak memberikan masukan kepada penulis baik selama dalam mengikuti perkuliahan maupun dalam penulisan proposal ini.

6. Para dosen pengajar Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang tidak bisa saya sebut satu persatu, terima kasih atas didikan dan ilmu yang diberikan selama perkuliahan.

7. Seluruh staf tata usaha pada lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

8. Kakak-kakakku tersayang, yang selalu memberi semangat dan dukungan serta senantiasa mengalungkan doa dari dulu hingga saat ini yang tiada hentinya.

9. Kepada sahabat-sahabat penulis yaitu Siti nurhalizah Amini, Hajar Aswad, Nurilmawati yang selalu ada disaat susah maupun senang.

Akhir kata, penulis mengucapkan permohonan maaf atas segala kekurangan dan kekhilafan. Terima kasih, Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh.

Makassar, Oktober 2019

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

SURAT PERJANJIAN ... iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori... 7

1. Pengertian implementasi ... 7

2. Pengertian Nilai... 9

3. Fungsi dan Kedudukan Pancasila... 30

4. Memahami dan Menghayati Nilai-nilai Pancasila ... 32

5. Implementasi Nilai-nilai Pancasila ... 36

B. Norma Agama ... 38

(9)

C. Kerangka Pikir... 40

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 42

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 43

C. Subjek Penelitian... 43

D. Informan Penelitian... 43

E. Sumber Data... 43

F. Instrumen Penelitian... 44

G. Teknik Pengumpulan Data... 45

H. Teknik Analisi Data ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian... 40

B. Deskripsi Informan Penelitian ... 49

C. Hasil Penelitian ... 51

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 69

BAB V PENUTUP A. kesimpulan ...74

B. Saran...74 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(10)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Mahasiswa adalah salah satu elemen generasi muda, meskipun untuk sekarang ini tidak lagi sebagai elit yang amat eksklusif dibanding pada masa kebangkitan nasional dahulu akan tetapi kelompok ini, masih tetap memiliki posisi strategis dan prospektif paling tidak ada dua faktor yang dimiliki mahasiswa untuk bisa memainkan peranan di dalam menyongsong masa depan. Pertama, mahasiswa adalah aset masa depan bangsa, karena mahasiswalah yang paling mempunyai peluang untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini disebabkan karena, kedua-duanya menjadi alat penyelesai utama bagi tantangan kehidupan berbangsa masa kini dan di masa yang akan datang. Kedua, mahasiswa adalah kelompok strategis yang memiliki peluang untuk mengembangkan idealismenya.

Hanya dengan idealisme yang berkembang pada diri mahasiswa, jiwa dan semangat nasionalisme itu bisa tumbuh dengan subur. Hal ini dikarenakan, faham kebangsaan pada hakikatnya adalah faham yang menyadarkan kepada upaya untuk membangun solidaritas bersama, memikirkan dan memenuhi kebutuhan bersama serta rela mengorbankan kepentingan sendiri selain hasil penelitian di atas, mengutip survei tentang pemahaman Pancasila pemuda Indonesia yang dilakukan aktivis gerakan nasionalis pada tahun 2006, sebanyak 80 persen mahasiswa memilih syariah sebagai pandangan hidup berbangsa dan bernegara Sebanyak 15,5 persen responden memilih

(11)

aliran sosialisme dengan berbagai varian sebagai acuan hidup”Hanya 4,5 persen responden yang masih memandang pancasila tetap layak sebagai pandangan hidup berbangsa dan bernegara penelitian itu dilakukan di Universitas Indonesia. Penelitian Berdasarkan hasil survei tersebut menunjukkan kondisi riil di perguruan tinggi negeri maupun masyarakat pada umumnya (pemuda) di seluruh indonesia bahwa semakin rendahnya pemahaman Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di kalangan generasi penerusbanyak mahasiswa yang lupa dengan substansi harfiah Pancasila, apa lagi memahami Pancasila secara maknawi kondisi di atas terjadi disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya adalah faktor historis Pancasila sendiri yang pernah digunakan sebagai alat kekuasaan oleh rezim baru. Doktrin Pancasila diajarkan bukan sebagai bagian dari pendidikan kesadaran falsafah hidup melainkan sebagai alat rekayasa sosial politik guna melanggengkan status quo Akibatnya, sampai saat ini mungkin masih ada orang yang berpikiran bahwa Pancasila adalah bagian dari orde baru yang kental dengan nuansa korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) sehingga dianggap sudah tidak relevan lagi.

Penyebab lain dari kondisi di atas disebabkan oleh faktor perkembangan zaman melalui globalisasi yang ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga mengikis kesadaran pemuda dan pemudi Indonesia khususnya mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar dalam memahami identitas kebangsaannya.

Di Kampus Universitas Muhammadiyah Makassar Jalan Sultan Alauddin Kecamatan Rappocini Kota Makassar telah banyak mengalami perubahan dalam

(12)

gaya hidup keadaan tradisional ke modernitas inipun terjadi secara revolusi atau perubahan secara cepat perubahan yang terjadipunkarna tidak adanya kontrol dari orang tua yang berdadidesa Tinggal di kota membuat seorang mahasiswi akan cepat berubah karna semuanya dilakukan dengan kehendaknya sendiri dan didukung oleh lingkungan sekitarnya.

Norma agama bagi mahasiswa dapat menjadi alat kontrol di dalam melakukan suatu tindakan Norma agama dapat menjadi gambaran bagi mahasiswa dalam mengambil suatu keputusan atau dalam melakukan sesuatu yang baik atau yang buruk. Oleh karena itu, makna norma agama harus lebih dipahami kembali dan diaplikasikan di dalam lingkungan mahasiswa yang realitanya lebih banyak mahasiswa yang tidak mengetahui makna norma agama itu sendiri.

Akibatnya bermunculanlah mahasiswa-mahasiswi yang tidak memiliki akhlaqul karimah, seperti mahasiswa yang tidak memiliki sopan dan santun, pergaulan bebas antara mahasiswa dengan mahasiswa, Serta tidak mengikuti peraturan dan kebiasaan yang tumbuh dalam masyarakat Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Implementasi Nilai-nilai Pancasila dengan Kepatuhan Norma Agama di Kampus Universitas Muhammadiyah Makassar harapan besar dari hasil penelitian ini yakni dapat menjadi acuan dan pedoman bagi mahasiswa, masyarakat, serta orang tua untuk meminimalisir degradasi moral yang sedang melanda di zaman sekarang ini.

Berkenaan dengan persepsi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar di era globalisasi penulis mengamati bahwa kondisi pemahaman mahasiswa yang

(13)

begitu memprihatinkan terhadap Pancasila Maka dari itu, penulis berkeinginan untuk mengangkat judul tentang Hubungan Implementasi nilai-nilai Pancasila dengan Kepatuhan norma agama selain berdasarkan beberapa survei di atas, fenomena ini juga sangat menarik untuk diteliti, karena ternyata mahasiswa yang merupakan generasi penerus bangsa kurang begitu faham tentang Pancasila. Hal ini tejadi karena masih ada yang berpikiran bahwa, Pancasila merupakan bagian dari orde baru yang kental dengan nuansa korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) sehingga dianggap sudah tidak relevan lagi Selain fenomena tersebut, hal ini disebabkan oleh perkembangan zaman yang ditandai dengan pesatnya ilmu teknologi di era globalisasi seperti sekarang ini, serta adanya kekurangan dalam dunia pendidikan yaitu berkenaan dengan metode yang digunakan dalam mata pelajaran PPKn cenderung monoton.

B. Rumusan masalah

1. Bagaimanaimplementasi nilai-nilai Pancasila diUniversitas Muhammadiyah Makassar?

2. Bagaimana kepatuhan norma agama di Universitas Muhammadiyah Makassar?

3. Bagaimana hubungan implementasi nilai-nilai Pancasila dengankepatuhan norma agama di Universitas Muhammadiyah Makassar?

(14)

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahuiimplementasi nilai-nilai Pancasila di Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Untuk mengetahui kepatuhan norma agama di Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Untuk mengetahui hubungan implementasi nilai-nilai Pancasila dengankepatuhan norma agama di Universitas Muhammadiyah Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritismaupun praktis, manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritik

1. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentangPendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Untuk menambah wawasan keilmuan dan pengetahuan tentang implementasi nilai-nilai Pancasila dengan kepatuhan norma agama di Universitas Muhammadiyah Makassar.

(15)

2. Manfaat Praktis a. Bagi penulis

Sebagai media untuk mentransformasikan ilmu yang diperoleh dari bangku kuliah dengan di lapangan guna menambah wawasan ilmu pengetahuan dan pengalaman.

b. Bagi Mahasiswa

Memberikan masukan kepada mahasiswaakan manfaat dari implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

c. Bagi Pembaca

Sebagai literatur dalam pembelajaran bagi mahasiswa yang akan menyusun proposal dan menambah pengetahuan tentang implementasi nilai-nilai Pancasila.

(16)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Pengertian Implementasi

Implementasi itu mencakup “Proses bergerak menuju tujuan kebijakan dengan cara langkah administratif dan politik” Keberhasilan atau kegagalan implementasi sebagai demikian dapat dievaluasi dari sudut kemampuannya secara nyata dalam meneruskan atau mengoperasionalkan program-program yang telah dirancang sebelumya. (Wahab 2010;187)

Sedangkan menurut Mazmanian dan Sabatier definisi implementasi adalah pelaksanaan dari kebijakan dasar hukum yang juga berbentuk perintah, keputusan, atau putusan pengadilan proses pelaksanaan berlangsung setelah sejumlah tahapan seperti tahapan pengesahan undang-undang, dan kemudian output dalam bentuk pelaksanaan keputusan kebijakan, dan seterusnya sampai kebijakan korektif yang bersangkutan.

Dari pengertian implementasi di atas, makayang dimaksud dengan implementasi adalah proses pelaksanaan keputusan kebijaksanaan dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah yang dilakukan oleh individu/pejabat sesuai dengan apa yang menjadi tujuan dari keputusan kebijaksanaan tersebut.Pelaksanaan tersebut dapat dilakukan secara langsung melalui program-program (Peraturan

(17)

Pemerintah, Peraturan Presiden, Keputusan Kepala Desa) dan turunan dari kebijakan publik.

Implementasi kebijakan publik harus dilakukan dalam konteks organisasi yang menyeluruh dengan tujuan dan target yang jelas, prioritas yang jelas serta sumber daya yang jelas pulaImplementasi kebijakan merupakan suatu proses yang dinamis, dimana pelaksana kebijakan melakukan aktivitas atau kegiatan, sehingga pada akhirnya akan mendapat suatu hasil yang sesuai dengan tujuan atau sasaran kebijakan itu sendiri.

Implementasi Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan landasan idiologi bangsa Indonesia.Namun sebaliknya sakralisasi dan penggunaan berlebihan dari ideologi Negara dalam format politik orde baru banyak menuai kritik dan protes terhadap pancasila.Sejarah implementasi pancasila memang tidak menunjukkan garis lurus bukan dalam pengertian keabsahan Seminar Nasional Hukum 432 substansialnya, tetapi dalam konteks implementasinya.Tantangan terhadap pancasila sebagai kristalisasi pandangan politik berbangsa dan bernegara bukan hanya berasal dari faktor domestik, tetapi juga dunia internasional.Pada zaman reformasi saat ini pengimplementasian Pancasila sangat dibutuhkan oleh masyarakat, karena di dalam pancasila terkandung nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang sesuai dengan kepribadian bangsa.Selain itu, kini zaman globalisasi begitu cepat menjangkiti negara-negara di seluruh dunia termasuk Indonesia. Gelombang demokratisasi, hak asasi manusia, neo-liberalisme, serta neo-konservatisme dan globalisme bahkan telah memasuki cara pandang dan cara berfikir masyarakat Indonesia. Hal demikian bisa

(18)

meminggirkan Pancasila dan dapat menghadirkan sistem nilai dan idealisme baru yang bertentangan dengan kepribadian bangsa.Implementasi pancasila dalam kehidupan bermasyarakat pada hakikatnya merupakan suatu realisasi praksis untuk mencapai tujuan bangsa.

2. Pengertian Nilai

Pengertian nilai adalah tentang kesadaran yang disertai oleh gagasan atas perbuatan yang dilakukan seseorang, nilai dalam pengertian ini dapat baik dan dapat juga buruk.Oleh karena itu setiap masyarakat harus bisa menginterprasikannya di dalam kehidupan yang dijalani.Setelah ulasan terkait pengertian nilai, selanjutnya adalah mengenai macam-macam nilai.Nilai jika ditinjau dari bentuknya terbagi menjadi 5 macam yaitu nilai sosial, nilai kebenaran, nilai keindahan, nilai moral, dan nilai agama. Berikut ini penjelasan mengenai 5 macam nilai :

1. Nilai Sosial

Nilai sosial merupakan sesuatu yang telah melekat di dalam masyarakat serta berhubungan dengan sikap dan tindakan manusia di dalamnya. Kesimpulannya, nilai ini berhubungan dengan sikap manusia yang tidak dapat hidup secara mandiri dan membutuhkan perlu pertolongan orang lain.

Contoh nilai sosial adalah dalam beberapa tindakan dan perilaku individu di masyarakat, sering kali mendapat perhatian atau berbagai penilaian, seperti halnya mencuri bernilai buruk dan menolong bernilai baik.

(19)

2. Nilai Kebenaran

Yang kedua adalah nilai kebenaran. Nilai ini bersumber dari unsur akal manusia (rasio, cipta, dan budi ). Nilai ini adalah nilai yang mutlak di bawa sejak lahir, oleh karena itu banyak yang menyebutkan nilai ini adalah pandangan kodrati dari tuhan yang telah memberikan nilai kebenaran melalui akal dan pikiran manusia.

Contoh nilai kebenaran adalah pada saat seorang hakim bertugas memberi sanksi kepada orang yang bersalah.Ia akan memberi sangsi sesuai dengan kebenaran yang dianutnya

3. Nilai Keindahan

Nilai keindahan adalah nilai yang bersumber melalui unsur rasa pada setiap diri manusia, dengan nama lain disebut sebagai nilai “estetika”. Keindahan ini bersifat universal.Semua orang membutuhkan keindahan. Namun, satu orang dengan lainnya akan menilai sebuah keindahan dengan berbeda.

Contoh nilai keindahan misal pada sebuah karya seni tari adalah sebuah keindahan. Namun, tarian yang berasal dari suatu daerah akan berbeda dengan daerah lainnya, tergantung pada perasaan orang yang memandangnya.

4. Nilai Moral

Nilai moral yaitu suatu sistem penilaian bersumber dari kehendak maupun kemauan (karsa, etik).Dengan moral, manusia bisa bergaul dengan baik antar sesama manusia lainnya. Oleh karena itu nama lain dari nilai moral sering disebut sebagai nilai kebaikan.

(20)

Contoh kasus tentang nilai moral, adalah ketika seseorang sedang berbicara dengan orang yang lebih tua tentu akan menggunakan tutur bahasa yang halus, hal ini merupakan etika yang tinggi nilainya. Adapun saat keadaan ini menjadi ciri khas dari tatanan nilai dan sopan santun yang perlu dijalankan.

5. Nilai Agama

Pengertian nilai agama merupakan nilai ketuhanan yang sangat tinggi dan mutlak karena tidak dapat di ganggu gugat.Nilai ini bersumber dari pada hidayah Tuhan Yang Maha Esa.Melalui nilai agama ini pula seringkali dikenal dengan sebutan sebagai nilai religius, manusia mendapat petunjuk serta jalan dari Tuhan tentang tata cara menjalani kehidupan.

Contoh dari nilai agama ini adalah saat berhubungan dengan Tuhan, seseorang manusia yang beriman tentu haruslah beribadah sesuai agama yang dianutnya masing-masing.Semua agama sangat menjunjung tinggi nilai religius.Walaupun, tata caraberibadahnya berbeda-beda antar satu agama dengan lainnya. Hal ini dikarenakan setiap agama memiliki keyakinan yang berbeda.Namun demikian tetap harus menjaga tali persaudaraan.

Dari serangkaian penjelasan mengenai pengertian nilai menurut para ahli dan macam-macam nilai tersebut sangat penting untuk dihadirkan dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam kegiatan bermasyarakat.Salah satunya dikarenakan nilai dapat membuat seseorang untuk terdorong jauh dari perilaku yang menyimpang.

(21)

Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila yaitu:

1. Nilai- Nilai Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa

Sila pertama dalam Pancasila yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa sangat terlihat memiliki makna kemerdekaan beragama bagi bangsa Indonesia di dalamnya.Sila ini menjadikan setiap warga negara Indonesia bebas menganut dan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Secara lebih lanjut, berikut ini adalah nilai-nilai yang terkandung pada sila pertama Pancasila:

a. Keyakinan Adanya Tuhan

Keyakinan bangsa ini akan hadirnya Tuhan Yang Maha Esa beserta sifat-sifat ketuhanan yang menyertainya. Misalnya, Maha Kuasa, Maha Bijaksana, Maha Adil, Maha Pengasih, Maha Pengampun, Maha Penyayang, dan sifat suci lainnya yang hanya dimiliki oleh Tuhan. Keyakinan ini menjadi penting karena apabila kita melihat pada sejarah yang dimiliki oleh Indonesia terhitung sejak masa prasejarah, maka sudah sangat lama bangsa ini percaya akan hadirnya Tuhan.

Dan menjadi sesuatu yang bertentangan dengan Pancasila apabila terdapat warga negara yang tidak mempercayai adanya Tuhan.

a. Ketakwaan Pada Tuhan

Setiap keyakinan sudah seharusnya beriringan dengan ketakwaan.Takwa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti yaitu suatu kesadaran diri yang

(22)

diikuti dengan kemauan untuk menaati segala perintah Tuhan dan menjauhi segala laranganNya. Dengan bertakwa, maka seseorang akan tenang hidupnya.

Ketakwaan yang sejati akan menghadirkan suasana religius yang damai di Indonesia.

b. Toleransi Antar Umat Beragama

Saat ini terdapat enam agama yang diakui oleh hukum dan peraturan perundang- undangan di Indonesia, yaitu Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Budha, dan Kong Hu Chu. Perbedaan di antara agama dan keyakinan ini dijembatani oleh nilai toleransi antar umat beragama yang dibawa oleh sila ketuhanan Yang Maha Esa.Apabila tidak ada toleransi, maka bukan tidak mungkin jika terjadi perpecahan di antara penduduk Indonesia. Toleransi mengajarkan kita untuk saling hormat menghormati di antara umat beragama yang nantinya akan menjadikan persatuan dan kesatuan di Indonesia.

c. Kebebasan Memeluk dan Menjalankan Agama

Sila ketuhanan yang Maha Esa memberikan suatu kebebasan yang bertanggung jawab bagi setiap warga negara Indonesia untuk memeluk agama yang sesuai dengan dirinya masing-masing.Tidak boleh terjadi pemaksaan dalam hal agama seseorang.Agama merupakan salah satu hak asasi manusia yang keberadaannya dilindungi oleh hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Maka, menjaga kedamaian dalam hal agama dan ibadah merupakan salah satu kewajiban pemerintah dan segenap rakyat Indonesia.

(23)

2. Nilai-Nilai Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Sila kedua dalam Pancasila ini mewakili nilai-nilai kemanusiaan.Kita sadari bahwa semua rakyat Indonesia merupakan manusia yang notabene memiliki sejarah kelam mengenai kejahatan kemanusiaan selama ratusan tahun sehingga sila kemanusiaan yang adil dan beradab menjadi salah satu hal dalam dasar negara yang harus ditaati oleh setiap warga negara Indonesia. Berikut ini merupakan penjabaran nilai-nilai yang terkandung dalam sila kedua Pancasila:

a. Kesamaan Derajat di Antara Setiap Warga Negara

Pada masa lalu bangsa ini mengalami sejarah panjang yang cukup kelam untuk diingat.Namun sejarah panjang itu jugalah yang menjadikan kita semua lebih bijaksana dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tentunya kita semua tidak lupa penderitaan akan ketidakadilan dan kebiadaban para penjajah yang menimpa leluhur kita di masa lalu. Dengan adanya sila kemanusiaan yang adil dan beradab, maka dijaminlah kesamaan derajat seluruh manusia yang di negara ini.Keadilan seharusnya bukan sesuatu yang mahal bagi kita.Sila ini memerintahkan segenap bangsa, baik pemerintah maupun rakyat untuk berlaku adil dalam setiap hal.

b. Simbol Pengakuan Atas Kemanusiaan

Kata beradab yang tercantum dalam rumusan sila kedua ini membuktikan sekaligus memperingatkan manusia agar selalu beradab pada setiap kesempatan dalam hidupnya. Adanya adab kemanusiaan ini akan menghasilkan pengaruh

(24)

positif yaitu rasa saling mencintai di antara sesama manusia dan mengembangkan sikap tenggang rasa sehingga ketertiban dan keamanan di tengah masyarakat kita. Tenggang rasa sangat penting dilaksanakan oleh semua rakyat karena dengannya terjadi rasa saling hormat menghormati atau sayang menyayangi.

c. Berani Membela Kebenaran

Kebenaran dan keadilan merupakan dua buah kata yang saling melengkapi.Ketika kita memaknai sila kemanusiaan yang adil dan beradab, maka kita diharuskan untuk selalu menegakkan kebenaran dan keadilan dalam setiap kesempatan. Oleh karena itu, kita tidak boleh semen-mena atau zalim kepada orang lain. Pun ketika orang lain semen-mena terhadap diri kita, maka kita tidak boleh begitu saja menerimanya. Kita harus senantiasa membela diri kita.Dengan begitu, kita telah menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

d. Rasa Bangga Bangsa

Menjunjung tinggi kemanusiaan sama dengan bangsa ini mengangkat harkat martabatnya sendiri. Bangsa kita setara dengan semua bangsa di dunia ini.Tidak ada alasan mengapa bangsa Indonesia harus direndahkan dalam pergaulan internasional.Sila ini mengajarkan kita bahwa kita harus bangga terhadap diri kita sendiri. Rasa bangga tersebut harus pula kita kembangkan menjadi sikap saling hormat menghormati dan siap bekerja sama dengan bangsa lain dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional.Dengan mengetahui nilai-nilai pada sila kemanusiaan yang adil dan beradab ini, kita diharapkan untuk senantiasa

(25)

menjunjung nilai kemanusiaan dan berani membela kebenaran dan keadilan.

Selain itu, adab kita dalam kehidupan sehari-hari juga harus sesuai dengan sila- sila pada Pancasila.

3. Nilai-Nilai Sila Ketiga: Persatuan Indonesia

Sila ini menjadi salah satu pengikat di antara warga negara Indonesia. Sebagai suatu negara yang di dalamnya terdapat begitu banyak keragaman dalam hal suku, agama, ras, adat, wilayah, dan sebagainya, sila ini menjadi angin segar yang dengan indahnya menjadikan persatuan sebagai suatu dasar negara Indonesia. Di bawah ini merupakan uraian lebih lanjut mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam sila ketiga Pancasila:

a. Rasa Persatuan dan Kesatuan

Ratusan juta penduduk Indonesia merupakan jumlah yang sangat besar untuk disatukan.Seringkali terdapat egoisme yang telah menjadi sifat dasar manusia yang menjadi penyebab terjadinya perpecahan.Sila persatuan Indonesia mengajarkan kita untuk senantiasa menjadi pribadi yang berlawanan dengan sifat egois tadi.Kita diminta (dan diwajibkan) senantiasa menempatkan rasa kesatuan dan persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa di atas kepentingan diri maupun kepentingan golongan.

b. Rela Berkorban Demi Bangsa dan Negara

Adanya persatuan di tengah rakyat Indonesia menjadikan kita lebih mampu untuk memperjuangkan kepentingan negara ini. Dengan mendengar atau membaca sila ketiga ini, mungkin kita langsung teringat akan perjuangan pada

(26)

masa penjajahan yang bermodalkan persatuan di antara rakyat Indonesia. Maka dari itu, sila ketiga mengajarkan kita kerelaan berkorban demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia. Jangan tanya apa yang negara berikan untuk kita, tapi tanyakan pada diri ini, apa yang dapat kau berikan pada negara?

c. Cinta Tanah Air

Persatuan Indonesia mengindikasikan bahwa persatuan yang menjadi kunci maju dan sejahteranya Indonesia.Hal ini tidak lepas dari fakta bahwa salah satu nilai dari sila ketiga ini adalah cinta terhadap tanah air tumpah darah kita, Indonesia.

Kecintaan terhadap tanah air akan menjadikan kita senantiasa berusaha yang terbaik demi Indonesia. Kecintaan juga yang mengajarkan kita untuk menjaga pertahanan dan keamanan negara agar kedaulatan negara tetap terjaga dari ancaman luar negeri maupun dari ancaman dalam negeri.

d. Memajukan Pergaulan yang Ber-Bhinneka Tunggal Ika

Pada masa lalu, ketika masih terdapat banyak kerajaan yang menjalankan pemerintahan di seantero wilayah Indonesia, pergaulan antar kerajaan ini masih terkotakkan. Kini, setelah Indonesia merdeka dan menjadi bangsa yang satu, maka pergaulan di antara suku-suku maupun adat istiadat di Indonesia dapat menjadi lebih maju dengan tetap mengutamakan persatuan dan kesatuan yang bercirikan Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda namun tetap satu jua.

4. Nilai –Nilai pada Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan

(27)

Sila keempat merupakan suatu cerminan dari adanya demokrasi di negara ini.

Trauma masa lalu akan penjajahan menjadikan para pendiri negara memilih bentuk pemerintahan yang dirasa paling sesuai dengan corak kerakyatan di negeri ini.

Berikut ini merupakan penjabaran lebih lanjut mengenai nilai-nilai yang terkadung dalam Pancasila sila keempat:

a. Kedaulatan Berada di Tangan Rakyat

Kata kerakyatan di dalam rumusan sila keempat ini menunjukkan bahwa yang memiliki kekuasaan di Indonesia tak lain dan tak bukan adalah rakyat Indonesia.

Oleh karena itu, setiap kepentingan rakyat yang bertujuan memajukan kesejahteraan umum rakyat haruslah dilaksanakan sepenuhnya.

b. Adanya Perwakilan Rakyat

Sebagai pencerminan dari demokrasi, sila keempat mengamanatkan pada kita untuk menjadikan wakil-wakil rakyat yang berjuang dalam menjaring aspirasi, menyampaikan aspirasi pada pemerintah, dan memastikan aspirasi rakyat dipenuhi oleh pihak yang berwenang.

c. Mengutamakan Musyawarah dalam Pengambilan Keputusan

Secara eksplisit sila ini meminta kita untuk senantiasa mengutamakan musyawarah mufakat untuk pengambilan keputusan terkait beberapa hal.Musyawarah untuk mencapai mufakat ini harus diliputi dengan semangat kekeluargaan dan akal sehat sesuai hati nurani.

d. Meliputi Nilai pada Sila Kelima

(28)

Bentuk penjabaran lebih lanjut dari sila keempat terdapat pada sila kelima.Adanya sila kelima juga berdasar dari semangat pelaksanaan pokok dari sila keempat.Kerakyatan dan keadilan sosial merupakan dua hal yang saling bertautan dan tidak bisa dipisahkan.

5. Nilai-Nilai pada Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia Sila kelima ini mengajarkan kita bahwa keadilan sosial sudah seharusnya menjadi milik seluruh rakyat Indonesia.Tidak boleh ada diskriminasi di Indonesia. Di bawah ini merupakan penjabaran lebih lanjut mengenai nilai yang terkandung pada sila kelima Pancasila:

a. Mengembangkan Perbuatan yang Luhur

Sila kelima lebih menekankan pada praktik individu dalam bergaul dengan sesama. Sila ini meminta kita untuk selalu mengembangkan perbuatan yang luhur yang mana perbuatan ini mencerminkan sikap kekeluargaan dan kegotongroyonga

b. Menjaga Keseimbangan Hak dan Kewajiban

Keadilan sosial sangat berkaitan erat dengan keseimbangan hak dan kewajiban di tengah masyarakat.Hak dan kewajiban yang seimbang menunjukkan bahwa terdapat keadilan sosial yang merata bagi rakyat Indonesia.

c. Mewujudkan Kemajuan yang Merata

Sebagai individu yang ingin berdaya guna, sila ini mengajarkan kita untuk senantiasa melakukan kegiatan yang dilakukan dalam rangka mewujudkan ratanya kemajuan dan berkeadilan sosial.Semangat pelaksanaan sila kelima ini

(29)

tidak lain terjadi karena adanya sila-sila sebelumnya. Oleh karena itu, sebagai warga negara yang baik, kita harus berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkannya.Itulah nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila yang dapat penulis sampaikan pada kesempatan ini.

Nilai – nilai yang terkandung dalam pancasila dari Sila ke-I samapi Sila ke – V di implementasikan dalam kehidupan sehari – hari seperti :

1. Sila pertama : KETUHANAN YANG MAHA ESA

Sila KeTuhanan Yang Maha Esa mengandung nilai-nilai bahwa negara yang didirikan merupakan sebagai perwujudan manusia sebagai mahklukTuhna Yang Masa Esa. Contoh dalam kehidupan kita yaitu :

1) Melaksanakan ibadah kepada Allah seperti salat fardu, salat sunnah puasa, zakat dan sebagainya,

2) Adanya matakuliah agama yang di jadikan mata kuliah wajib untuk mahasiswa.

3) Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan Agama yang di anutnya.

4) Hormat menghormati antara pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga terbina kerukunan hidup.

5) Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayanya.

6) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain / memberikan kebebasan kepada setiap orang untuk memeluk agama sesuai dengan kepercayaan masing- masing.

(30)

2. Sila Kedua : KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

Sila kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung nilai-nilai bahwa negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai mahkluk yang beradab.

Contoh dalam kehidupan kita yaitu :

1) Membantu fakir miskin dan Membantu korban bencana alam.

2) Pemberian kebebasan dalam memilih jurusan.

3) menghargai dan tidak mencela hasil karya orang lain.

4) Mengikuti aksi donor darah bagi yang membutuhkan.

5) Dalam penerimaan mahasiswa baru tidak adanya perbedaan antara yang mampu dan yang kurang mampu.

3. Sila Ketiga : PERSATUAN INDONESIA

Sila persatuan Indonesia mengandung arti negara merupakan penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis, yaitu sebagai mahkluk individu dan mahkluksosail.Perbedaan bukannya untuk menjadi konflik dan permusuhan malainkan diarahkan pada sesuatu yang saling menguntungkan, yaitu persatuan dalam kehidupan bersama untuk mewujudkan tujuan bersama.Tanpa harus kita mendengar adanya gerejadibomlah, tawuran antar agama di kehidupan kita. Contoh dalam kehidupan kita yaitu:

(31)

1) Ikut melaksanakan upacara bendera.

2) Mengikuti kegiatan bari berbaris.

3) Mengikuti kegiatan peringatan hari besar nasional seperti ikut lomba, atau pentas budaya.

4) Menghargai pendapat teman saat berdiskusi suatu masalah dan tidak egois jika pendapatnya tidak di terima.

5) Mengorbankan sebagian harta untuk pembangunan jalan, mengorbankan waktu untuk menjaga kampung (Poskamling).

6) Tidak saling bermusuhn antar sesame mahasiswa.

4. Sila Keempat : KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAH KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN.

Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaraan dan perwakilan mengandung nilai-nilai bahwa hakikat negara sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai mahkluk individu dan mahkluk sosial. Contoh dalam kehidupan kita yaitu :

1) Mengharagai pendapat orang lain,

2) Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.

3) Mengutamakan Musyawarah / mufakat dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama dalam semangat kekeluargaan.

4) Jika ada masalah dalam kelompok belajar kita selesaikan dengan berunding atau bermusyawarah.

5) Ikut dalam pemilu jika sudah cukup umur baik tingkat Nasional maupun Lokal.

(32)

5. Sila Kelima : KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA

Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung nilai-nilai yang merupakan tujuan negara sebagai tujuan dalam hidup bersama. Contohnya dalam kehidupan kita yaitu :

1) Memberikan upah sesuai dengan kerja orang tersebut.

2) Membayar pajak tanpa membedakan kaya atau miskin.

3) Tidak merusak fasilitas umum seperti telepon umum dll.

4) Tidak bertindak korupsi, kolusi, nepotisme (KKN).

5) Gaya hidup hemat misalnya menggunakan listrik sehemat mungkin, mematikan lampu jika tidak digunakan lagi.

a.Tinjauan Tentang Pancasila

Pancasila mempunyai arti lima dasar, sedangkan sila sendiriSansekerta yang artinya Panca berarti lima dan Sila berarti batu Sendi, alasSecaraharfiahatau etimologi

“Pancasila” berasal dari bahasasering diartikan kesusilaan atau peraturan tingkahlaku yang baik. (Daroeso, 2011: 23).

Darmodihardjo dalam Daroeso (2009) Pancasila sudah dikenal sejak jaman Majapahit yang ditulis dalam buku Sotasoma karangan EmpuTantular Pancasila selain mempunyai arti “berbatu sendi lima”juga mempunyai arti Pelaksanaan Kesusilaan yang lima (Panca Krama)yaitu: tidak boleh melakukan kekerasan, tidak boleh mencuri, tidak boleh berjiwa dengki, tidak boleh berbohong, tidak boleh mabuk minuman keras.

(33)

Hakikat adalah sesuatu hal yang adanya ada pada dirinya sendiri, sesuatu hal yang harus ada untuk adanya sesuatu (Daroeso, 2010:34) Bagi masyarakat Indonesia, Pancasila bukanlah sesuatu yang asing Pancasila terdiri atas 5 (lima) sila, tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea IV dan diperuntukan sebagai dasar negara Republik Indonesia Meskipun di dalam Pembukaan UUD 1945 tersebut tidak secara eksplisit disebutkan kata Pancasila, namun sudah dikenal luas bahwa 5 (lima) sila yang dimaksud adalah Pancasila untuk dimaksudkan sebagai dasar Negara Indonesia Dari pengertian di atas, maka yang dinamakan hakikat Pancasila adalah sesuatu yang terkandung di dalam nilai-nilai setiap sila pada Pancasila yang harus ada untuk menjadikan sebab adanya sesuatu sehingga dijadikanya sebagai dasar negaraPancasila sebagai filsafat, dalam dirinya menunjukkan hakikat atau substansi Pancasila yaitu dasar/kata dasar Tuhan, manusia, satu, rakyat, dan adil Mendapat awalan dan akhiran ke-an, per-an : Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.

Notonagoro (dalam Kaelan, 2011:85-86) hakikat atau substansi di dalam Pancasila itu ada 3 macam yaitu:

1) Hakikat Abstrak

Hakikat abstrak ini disebut hakikat jenis atau hakikat umum Hakikat abstrak yang ada pada segala sesuatu yang memiliki unsur-unsur sama, tetap dan tidak berubah Sifat abstrak dari hakikat atau nilai-nilai tersebut karena adanya di dalam alam pikiran manusia sifat tetap dan tidak berubah dari substansi atau nilai-nilai tersebut karena hal itu sejak dahulu sampai sekarang diakui oleh umat manusia.

(34)

2) Hakikat Pribadi

Hakikat pribadi yaitu unsur-unsur yang tetap yang menyebabkan segala sesuatu yang bersangkutan tetap merupakan diri pribadiHakikat pribadi ini memiliki sifat yang khusus, artinya terikat kepada barang sesuatu tersebutBagi bangsa dan negara Indonesia hakikat pribadi membedakan Bangsa Indonesia dengan bangsa yang laindi dunia iniHakikat pribadi tercermin di dalam Pancasila secara bulat dan utuh seperti yang terdapat dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea empat.

c. Hakikat Kongkrit

Yaitu sesuatu yang secara nyata atau kongkrit, setiap manusia dalam kenyataannya Hakikat kongkrit ini, dalam realisasinya sebagai pedoman praktis dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia yang sesuai dengan kenyataan sehari-hari, tempat, keadaan, dan waktu.

Dari uraian di atas menjelaskan bahwa Pancasila sebagai dasar negara memiliki lima sila Pancasila sebagai filsafat menunjukan hakikat atau substansi yang sifatnya abstrak (ada di alam pikiran manusia yang sejak dulu diakui oleh umat manusia), kongkrit (direalisasikan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari), umum/universal, mutlak, tetap, tidak berubah, terlepas dari situasi, tempat dan waktu.

b. Nilai-nilai Pancasila

Nilai (value) berarti kuat, baik, berharga Menurut kamus Purwodarwino dalam bukunya soegito AT dkk (2011:71) nilai diartikan sebagai harga dalam takaran

(35)

(misalnya nilai intan), harga dalam sesuatu (misalnya uang), angka, kadar, mutu, sifat-sifat atau hal-hal yang penting atau berguna bagi kemanusiaan (misalnya nilai- nilai agama).

Nilai adalah sesuatu yang berharga, baik, dan berguna bagi manusia Nilai adalah suatu penetapan atau suatu kualitas yang menyangkut jenis dan minat Nilai adalah suatu penghargaan atau suatu kualitas terhadap suatu hal yang dapat menjadi dasar penentu tingkah laku manusia (Winarno, 2009:3) Dari uraian diatas, maka yang disebut nilai adalah kualitas penghargaan terhadap sesuatu hal, yang mana sesuatu itu akan menyenangkan, menarik, berguna, menguntungkan atau merupakan suatu sistem keyakinan yang dijelaskan dan dipertahankan.

Kutipan dari UUD 1945 berikut nilai Pancasila yang termuat dalam 45 butir nilai Pancasila:

1) Sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa: (a) Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, (b)Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing, (c) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (d) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan berkepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (e) Agama dan

(36)

kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (f) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dari kepercayaan masing-masing, (g) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.

2) Sila kedua Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: (a) Mengakuidan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa, (b)Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit, dan sebagainya, (c) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia, (d) Mengembangkan sikap tenggang rasa dan tepaselira, (e) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain, (f) Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, (g) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan, (h) Berani membela kebenaran dan keadilan, (i) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, (j) Mengembangkan sikap hormat- menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

3) Sila ketiga Persatuan Indonesia: (a) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau golongan, (b) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa, (c) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan, (d) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia,

(37)

(e) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial, (f) Mengembangkan persatuan Indonesia atas Bhinneka Tunggal Ika, (g) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

4) Sila keempat Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan: (a) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia mempunyai kedudukan hak dan kewajiban yang sama, (b) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain, (c) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama, (d) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan, (e) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah, (f) Dengan tekad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah, (g) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau golongan, (h) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang jujur, (i) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan, mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama, (j) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan permusyawaratan.

5) Sila kelima Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia:(a) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan

(38)

dan kegotong-royongan, (b) Mengembangkan sikap adil terhadap sesame, (c) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban, (d) Menghormati hak orang lain, (e) Suka memberikan pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri, (f) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain, (g) Tidak menggunakan hak milik untuk hal- hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah, (h) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bertentangan dengan atau kepentingan umum, (i) Suka bekerja keras, (j) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kamajuan dan kesejahteraan bersama, (k) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan keadilan social.

Dari uraian di atas, maka yang dimaksud dengannilai adalah sesuatu yang mengandungmakna baik penghargaan terhadap sesuatu Nilai dapat dibebankan kepada benda material maupun non material. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia dapat bersifat umum (universal) dan juga dapat bersifat khusus bersifat umum karena nilai-nilainya yang terkandung di dalamnya bermakna baik, sedangkan bersifat khusus karena dalam Pancasila mengandung 5 nilai (nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan nilai keadilan) Dan nilai-nilai inilah yang membedakan dengan nilai-nilai di negara Indonesia dengan negara lain.

(39)

3. Fungsi dan Kedudukan Pancasila

Pancasila sebagai objekpembahasan ilmiah memiliki ruang lingkup yang sangat luas terutama berkaitan dengan kedudukan dan fungsi Pancasila Terdapat berbagai macam pengertian kedudukan dan fungsi Pancasila yang masing-masing harus dipahami sesuai dengan konteksnyasesama manusia dan alam bahwa kedudukan pancasila sebagai berikut:

a. Pancasila sebagai pandangan hidup Bangsa Indonesia yang berisikan nilai-nilai yang meliputi nilai kebenaran, nilai kebaikan, nilai keindahan dan nilai religius Apabila nilai-nilai tersebut telah meresap ke dalam jiwa, sehingga menjadi milik pribadi masing-masing, maka hal ini akan menjelma sebagai sikap dan cara-cara hidup dari para pendukungnya (sebagai bangsa Indonesia) yang berarti bahwa pandangan hidup itu akan mendasari, menjiwai dan mengarahkan perbuatan serta cara hidup bangsa Indonesia.

b. Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia berarti Pancasila dapat menghidupkan bangsa Indoesia Artinya nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila itu dapat memberikan semangat, pendorong atau motivasi kepada bangsa Indonesia dalam perjuanganya melawan segala segala rintangan, dan hambatan termasuk penjajah, yang akhirnya bangsa Indonesia berhasil memproklamsikan kemerdekaan 17 Agustus 1945.

c. Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia mengandung arti kekuatan dorongan gerak yang berasal dari PancasilaJiwa di dalam hal ini adalah semangat bergerak

(40)

sesuai dengan sifat yang ada pada diri sendiriJiwa dalam hal ini mengandung arti bahwa perwujudan dari karyanya secara umum merupakan sikap yang didasarkan atas Pancasila (Darmodihardjo, 2011:88).

d. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum Ditinjau dari sudut pandang filosofis substansi Pancasila atau nilai-nilai Pancasila yang hakiki, mutlak tetap tak berubah, adanya bersamaan dengan adanya bangsa Indonesia, dengan sendirirnya nilai-nilai hakiki itu mengilhami sekaligus menjiwai pernyataan Kemerdekaan yang diuraikan secara terperinci di dalam Pembukaan Undang- undang Dasar 1945 diperkuat dengan Ketetapan MPR No II/MPR/1978 tentang P4.

e. Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia berarti Pancasila mempunyai sifat atau ciri khas bagi bangsa Indonesia yang sudah ada sejak dahulu, berkembang hingga sekarang dan tentu saja pada masa yang akandating.

f. Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia Pancasila berperan dalam mendidik, megarahkan untuk menuju jalan yang lebih baik terutama dalam memerintah dan juga sebagai suatu bangsa yang satu kita harus mempunyai ideology yang satu pula Yang satu itu harus merupakan dasar bersama dan cita-cita bersama bagi bangsa kita yaitu Pancasila.

g. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia sesuai yang tertuang dalam UUD 1945 Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara yang paling fundamental

(41)

Dari uraian diatas pancasila mempunyai kedudukan sebagai sumber dari segala sumber hukum, kepribadian bangsa Indonesia, sebagai satu kesatuan yang terdiri dari aneka bagian yang bersama-sama.

4. Memahami dan Menghayati Nilai-nilai Pancasila

Pandangan suatu bangsa adalah kristalisasi nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, karna masing-masing sila yang terkandung di dalam Pancasila saling mempengaruhi dan saling sikap, perilaku hidup dan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan diyakini kebenarannya dan kesediaan untuk mewujudkan di dalam tindakanbernegara.

Pancasila yang disahkan secara formal di dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 itu telah memenuhi syarat sebagai sistem filsafat Sebagai sistem filsafat, Pancasila yang terdiri dari lima sila itu merupakan satu keseluruhan yang terdiri dari bagian sila-silanya yang bersama-sama membentuk satu kesatuan yang utuh Tiap-tiap bagian sila-silanya merupakan tata rakit yang teratur, dan tata rakit itu sesuai selaras dengan tata rakit keseluruhan Pancasila (Soegito AT dkk, 2010:81).

Pancasila tidak lahir secara mendadak pada tahun 1945, melainkan telah melalui proses panjang, melalui sejarah perjuangan bangsa Indonesia, di dalam Pancasila terkandung nilai-nilai luhur yang diyakini kebenaranya, sehingga Pancasila merupakan dasar filsafat negara yang mempersatukan seluruh rakyat Indonesia.

(42)

Pancasila yang dalam penghayatanya dikembangkan secara terus-menerus, akan lahirlah mentalitas Pancasila, sehingga dapat mewujudkan kesatuan cipta, rasa, karsa dan karya dalam mengemban hak dan wajib atas dasar nilai-nilai manusia Pancasila dalam kehidupan Dalam pengamalan Pancasila jelas bahwa yang paling erat hubunganya adalah manusia Indonesia, sehingga dapat kiranya digalang sebaik-baiknya untuk dapat dihayati sebagai pedoman bagi sikap hidup berdasarkan Pancasila, serta dapat menjadi pedoman yang praktis untuk membiasakan sikap hidup dan tingkah laku sehari- hari berdasarkan Pancasila (Soemasdi, 2009:75).

Ms.Bakry(2010:295-298), Pancasila mempunyai lima tahap mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia indonesia, sikap menjunjung tinggi kerakyatan supaya dapat dimaksud adalah sebagai berikut: dalam menghayati, mewujudkan manusia Indonesia harus menyalami.

a. Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Indonesia

Setiap manusia lahir dibekali jiwa sebagai sumber daya bagi manusia untuk memikirkan serta memutuskan apa yang sesuai dengan dirinya Demikian juga bangsa sebagai kumpulan manusia yang mempunyai sifat-sifat tertentu yang sama sebagai kesatuan, kumpulan jiwa ini pun membentuk “jiwa bangsa”

yang mengandung kesamaan untuk seluruh warganya, jiwa bangsa bagi Bangsa Indonesia adalah Pancasila, yang lahir bersamaan dengan adanya Bangsa Indonesia, bukan hal baru, hanya perumusannya yang baru kemudian

(43)

Pancasila sebagai jiwa Bangsa Indonesia merupakan sumber daya bagi kehidupan sehari-hari Bangsa Indonesia

b. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia

Jiwa Bangsa Indonesia mempunyai arti statis (tetap tidak berubah), dan mempunyai arti dinamik (bergerak).Jiwa ini ke luar diwujudkan dalam sikap mental dan tingkah laku serta amal perbuatan Sikap mental, tingak laku dan amal perbuatan Bangsa Indonesia mempunyai cirri-ciri khas, artinya dapat dibedakan dengan bangsa lain Ciri-ciri khas yang merupakan perwujudan dari jiwa bangsa inilah yang dimaksud dengan kepribadian bangsa, dan kepribadian Bangsa Indonesia adalah Pancasila.

c. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia

Dengan kepribadian Bangsa Indonesia yang kuat maka secara langsung kepribadian itu menjelma menjadi pandangan hidup, yakni Pancasila ditinjau dari segi materinya Pancasila ini merupakan kristalisasi dari nilai-nilai luhur yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia sendiri yang diyakini kebenaranya dan menimbulkan tekad pada Bangsa Indonesia untuk mewujudkannya dan adanya tekad ini memberi arah dalam mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan lahir maupun batin dalam masyarakat Indonesia yang beraneka ragam sifatnya Karena itulah maka dalam melaksanakan pembangunan, Bangsa Indonesia tidak dapat begitu saja mencontoh atau meniru model yang dilakukan oleh bangsa lain tanpa menyesuaikannya dengan pandangan hidup dan kebutuhan- kebutuhan Bangsa Indonesia sendiri Kepribadian bangsa yang menjelma

(44)

sebagai pandangan hidup ini secara langsung dapat juga menentukan tujuan hidup bagi Bangsa Indonesia.

d. Pancasila sebagai Sarana Tujuan Hidup Bangsa Indonesia

Tujuan hidup manusia adalah kebahagiaan dunia dan kebahagian sempurna tujuan ini pengertianya umum dan bersifat abstrak, di samping juga relative perlu dijabarkan dan disesuaikan dengan pandangan hidup bangsa sendiri sehingga tujuan hidup yang ingin dicapai itu bukan hal-hal yang diluar jangkauanya, tetapi betul-betul cerminan dari jiwa dan kepribadian sendiri kebahagiaan hidup yang selaras serasi dan seimbang, baik dalam hidup manusia sebagai pribadi, dalam hubungan manusia dengan alam semesta, dalam hubungan manusia dengan Tuhannya, maupun dalam mengejar kemajuan lahiriah dan kebahagiaan rohaniah, sekaligus juga mencipakan tata masyarakat adil dan makmur atas dasar pertimbangan hikmat Tuhan dan kebijaksanaan Bangsa Indonesia.

e. Pancasila sebagai Pedoman Hidup Bangsa

Dengan berdasar pandangan hidup Pancasila dan tujuan hidup dalam ber- Pancasila, maka antara pandangan dan tujuan ini ada suatu cara yang ingin dilaksanakan Untuk menyesuaikan pandangan hidup terhadap tujuan hidup yang ingin dicapai dengan Pancasila ini, makan cara pelaksanaanya juga pengamalan Pancasila itu sendiri yang merupakan suatu pedoman hidup Bangsa Indonesia Dengan berpedoman Pancasila berarti juga memelihara nilai-nilai luhur yang menjadi kepribadian Bangsa Indonesia yang diwujudkan

(45)

dalam kehidupan sehari-hari dan meneruskan ke generasi berikutnya dengan menyesuaikan perkembangan masyarakat modern. Oleh karena itu Pancasila dalam kehidupan sehari-hari harus dijabarkan dengan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti oleh seluruh warga bangsa dan rakyat Indonesia.

5. Implementasi Nilai-nilai Pancasila

Implementasi menurut kamus Besar Bahasa Indonesia berarti pelaksanaan, penerapan, pertemuan kedua ini dimaksud untuk mencari bentuk tentang hal yang telah disepakati terlebih dahulu (2005:427).

Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberi dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai, dan sikap Dalam Oxford Advance Learner’s Dictionary dikemukakan bahwa implementasi adalah “Put something into effect”, (penerapan, sesuatu yang memberikan efek atau dampak) (Mulyasa, 2010:93).

Dari uraian di atas, maka yang dimaksud dengan implementasi Pancasila adalah operasionalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila tentang bagaimana, mencakup apa saja dan siapa saja penerapan nilai-nilai itu diwujudkan Implementasi nilai-nilai Pancasila merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, aturan-aturan yang sesuai dengan nila-nilai yang terkandung di dalam Pancasila, sehingga terjadi perubahan pada sekelompok orang yang diharapkan untuk berubah.Pancasila tidak hanya sebagai dasar negara tetapi juga sebagai nilai - nilai yang dapat dihidupi oleh masyarakat IndonesiaSetiap sila - sila yang terkandung

(46)

dalam Pancasila,masing - masing memiliki makna sendiri dan dapat diterapkan di kehidupan sehari - hari sesuai yang terkandung dalam makna tersebut, berikut ini beberapa contoh sikap positif yang sesuai dengan nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Sikap yang sesuai pada sila pertama

Sila pertama Pancasila berbunyi : Ketuhanan yang Maha Esa Sila ini berhubungan dengan perilaku kita sebagai umat beragama pada Tuhannya, contoh sikap yang mencerminkan sila tersebut:

a. Percaya dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa sesuai ajaran agama yang dianut masing-masing.

b. Menjalankan perintah agama sesuai ajaran yang dianut masing-masing.

c. Saling menghormati antarumat beragama.

d. Tidak memaksakan suatu agama pada orang lain

Sebagai manusia kita harus senantiasa melakukan kegiatan-kagiatan majelis ilmu agar Allah memahamkan kita akan agamanya sebagaimana dalam sabda Rasulullah saw, “Barangsiapa yang ingin diberikan kebaikan maka Allah akan memahamkan ia dengan agamanya ”Bukan dilimpahkan hartanya, bukan

dinaikkan jabatannya, bukan diperbanyak keturunannya dan bukan diperbanyak anaknya tetapi Allah memahamkan tentang agama-Nya Barangsiapa yang ingin diberikan kebaikan kepadanya maka Alllah akan memahamkan ia dengan

(47)

agamanya. Kita di sini dipilih oleh Allah untuk dapat meluangkan waktu hadir di

tempat ini sebagai langkah awal menjemput kebaikan dari Allah untuk memahamkan dengan agama kita.

B. Norma Agama

1. Pengertian norma agama

Adapun penjelasan mengenai Norma agama adalah petunjuk hidup yang berasal dari Tuhan yang disampaikan melalui utusan-Nya yang berisi perintah, larangan dan anjuran-anjuran.

Contoh-contoh norma agama ialah:

a. Rajin beribadah sesuai dengan agama dan keyakinan, berdoa sebelum makan, sebelum tidur, sebelum perjalanan, sebelum belajar, sebelum memasuki tempat ibadah, dll.

b. Mencegah dan tidak melakukan perbuatan yang dilarang agama.

c. Mengimani adanya Tuhan sesuai dengan agama dan kepercayaan masing- masing.

Aturan norma agama di Universitas Muhammadiyah Makassar ialah:

a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b. Mempersiapkan diri untuk melaksanakan sholat 20menit sebelum azan.

c. menghentikan aktifitas ketika sudah masuk waktu sholat.

(48)

d. saling mengajak untuk melaksanakan kewajiban sebagai ummat muslim.

Kemudian dengan pemahaman agama yang diberikan Allah kepada kita tentunya dengan senantiasa berkumpul dalam sebuah majelis ilmu dengan bershaf- shaf sebab sesungguhnya Allah sangat menyukai orang yang bershaf-shaf termasuk orang yang shalat adalah bagian dari indikator shalat berjamaah Di siplinnya Islam itu dapat tertata dengan baik dan rapi dalam shalat lima waktu bukan dengan baris berbarisPenekanan disiplin dalam masyarakat Islam itu dengan adanya shaf-shaf shalat jika semua telah kita amalkan maka waktu tidak akan terbuang dengan sia-sia dan kita menjadi orang yang senantiasa disiplin dalam setiap kegiatan kita Sesungguhnya Allah menyukai orang yang bershaf-shaf Merupakan gambaran kesiplinan masyarakat Jika shaf-shaf dalam shalat lambat dirapatkan dan diisi yang kosong merupakan tanda-tanda tak peka Semua itu adalah gambaran miniatur- miniatur dalam kehidupan nyata sehari-hari Jika shalatnya, shafnya itu gambaran miniatur dalam satu penjelasan demikian halnya Semua itu miniatur kehidupan Islam disekitar lingkungan kita. Miniatur kehidupan tersebut akan menjadi sesuatu yang dapat berguna dalam diri kita ketika mampu mengaplikasikan dalam kehidupan nyata yang lebih kompleks agar pemahaman agama menjadi pondasi dalam kehidupan sehari-hari.

(49)

C.Kerangka Pikir

Pancasila adalah adalah suatu ideologi dan dasar negara Indonesia yang menjadi landasan dari segala keputusan bangsa dan mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia Dengan kata lain, Pancasila adalah dasar dalam mengatur pemerintahan negara Indonesia yang mengutamakan semua komponen di seluruh wilayah Indonesia.

Implementasi nilai-nilai pancasila, pada hakikatnya implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat secara menyeluruh merupakan sebuah realisasi praktis untuk mencapai tujuan bangsa, bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berkepribadian luhur memiliki jiwa dan kepribadian yang sesuai dengan nilai- nilai Pancasila yang telah dimiliki sejak jaman nenek moyang. Nilai-nilai yang telah tertanam dalam jiwa, hati dan sanubari bangsa Indonesia yang dicerminkan dalam kehidupan sehari-hari yang hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa maupun dengan sesamanya.

Kepatuhan pada norma agama adalah meyakini adanya petunjuk hidup yang berasal dari Tuhan yang disampaikan melalui utusan-Nya yang berisi perintah, larangan dan anjuran-anjuran yaitu rajin beribadah sesuai dengan agama dan keyakinan, mencegah dantidakmelakukan perubahan yang dilarang agama dan mengimani adanya Tuhan sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.

(50)

Skema Kerangka Pikir:

Definisi Operasional:

a. Pancasila adalah ideologi dasar dalam kehidupan bagi negara Indonesia Nama ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.

b. Implementasinya nilai-nilai pancasila secara mendasar pada hakikatnya pancasila dalam kehidupan bermasyarakat secara menyeluruh merupakan sebuah realisasi praksis untuk mencapai tujuan bangsa.

c. Norma agama adalah petunjuk hidup yang berasal dari Tuhan yang disampaikan melalui utusan-Nya yang berisi perintah, larangan dan anjuran-anjuran.

Pancasila

Implementasi Nilai Pancasila

Kepatuhan Pada Norma Agama

(51)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawanya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi

Dari uraian di atas, maka yang dimaksud dengan penelitian kualitatifadalah data yang diperoleh dari informan (berupa kata-kata) berdasarkan faktayang sebenarnya (berkata jujur) sehingga perkataan tersebut bisa dipercayadan menjadi valid.Dimana dalam penelitian ini menyusun desain secara terus-menerus disesuaikan dengan kenyataan lapangan Penelitian Kualitatif tidakbertujuan untuk mengkaji atau membuktikan kebenaran sesuai teori tetapi teori yang sudah ada dikembangkan dengan menggunakan data yang dikumpulkan dengan dasar tersebut, maka penelitian ini diharapkan mampu Memberikan gambaran tentang Implementasi Nilai-nilai Pancasila dengan Kepatuhan Norma Agama di Universitas Muhammadiyah Makassar

(52)

sehingga data primer maupun data sekunder diharapkan dapat memaparkan secara lebih jelas dan berkualitas.

B.Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Makassar 2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 sampai 31 Oktober 2019 C. Subjek Penelitian

Subjek yang akan diteliti adalah mahasiswa prodiPPKn Universitas Muhammadiyah Makassar.

D. Informan Penelitian

Informan Merupakan salah satu anggota kelompok partisipasi yang berperan sebagai pengaruh dan penerjemah muatan-muatan budaya atau pelaku yang terlibat langsung dengan permasalahan penelitian.Adapun yang menjadi informan penelitian ini adalah mahasiswa prodiPPKn Universitas Muhammadiyah Makassar.

E. Sumber Data

Penelitian ini menggunakan informan sebagai sumber data.Informan adalah individu yang diharapkan dapat menjadi mitra penelitian.Alasan itulah yang mendasari peneliti untuk memilih informan agar memudahkan dalam mengkaji penelitiannya. Sumber data menggunakan 2 sumber yaitu:

(53)

1. Sumber data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari informan.

2. Sumber data sekunder yaitu data yang dikumpulkan untuk melengkapi data primer yang diperoleh dari dokumentasi atau studi kepustakaan yang terkait dalam permasalahan yang diteliti.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan menyajikan data-data secara sistematis serta objektif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah:

1. Lembar observasi adalah pedoman terperinci yang berisi langkah-langkah melakukan observasi mulai dari merumuskan masalah, kerangka teori untuk menjabarkan perilaku yang akan diobservasi,prosedur dan teknik perekaman, kriteria analisis hinggainterpretasi.

2. Pedoman wawancara yang dibahas dalam tulisan ini dapat digunakan sebagai panduan melakukan wawancara penelitian baik penelitian kualitatif maupun kuantitatif Pedoman wawancara secara garis besar dapat dibagi ke dalam tiga tahap, yaitu tahap persiapan wawancara, proses wawancara, dan evaluasi wawancara, termasuk permasalahan yang kerap muncul pada penelitian yang menggunakan teknik wawancara.

(54)

3. Bahan Dokumentasiadalah sumber data yang digunakan untuk melengkapiinformasi dalam sebuah penelitian ataupun instansi.

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi adalah pemusatan perhatian terhadap objek tertentu dengan menggunakan semua alat inderaPenelitian observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara (Suharsimi, 2006:157)Instrumen ini digunakan untuk mengetahui bagaimana Hubungan Implementasi Nilai-nilai Pancasila dengan Kepatuhan Norma Agama di Universitas Muhammadiyah Makassar Penggunaan teknik observasi sangat penting dalam penelitian, karena peneliti dapat melihat secara langsung keadaan, suasana, kenyataan yang sesungguhnya yang terjadi di lapangan Melalui pengamatan diharapkan dapat dihindari informasi semu yang kadang-kadang muncul dan ditemui dalam penelitian.

Observasi yaitu pengamatan terhadap lingkungan dan suasana yang ada di dalamnya Untuk mengetahui bagaimana Hubungan Implementasi Nilai-nilai Pancasila dengan Kepatuhan Norma Agama di Universitas Muhammadiyah Makassar maka observasi yang dilakukan yaitu pengamatan tentang kebiasaan dalam tata cara bergaul di dalam semua mahasiswa/i maupun dalam kehidupan sehari-hari dengan warga masyarakat yang lain Sedangkan untuk mengetahui siapa yang terlibat atau berpengaruh serta faktor pendukung dan penghambat Implementasi Nilai-nilai

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Alat Tubuh Bagian n Dalam Manusia dan Hewan Hasil yang harus kamu capai: mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan...

Dan dalam pemenuhan kebutuhan tersebut, perilaku yang dimunculkan akan berbeda dalam menghadapi sesuatu, untuk melakukan kebutuhan secara riligius membutuhkan niat

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui penilaian konsumen terhadap pelaksanaan bauran pemasaran dan implikasi strateginya pada masa yang akan datang di Bali

bahwa pejabat dan pegawai yang namanya tercantum dalarn Larnpiran Keputusan ini dianggap mampu dan memenuhi persyaratan untuk duduk dan rnelaksanakan tugas sebagai anggora Tim

dalam melaksanakan UU ASN No.5 Tahun 2014 di Kementerian Hukum dan HAM, berupaya untuk melaksanakan peningkatan kinerja melalui sistem merit yang berbasis

Nomor 5: Pembeli B karena dengan gaya dorong yang sama antara pembeli A dan B, faktor yang mempengaruhi besarnya akselerasi kereta adalah massa benda. Pembeli A membawa kereta

Melakukan klasifikasi perusahaan yang terprediksi finansial distress dengan metode analisis diskriminan menggunakan variabelprediktor asli dan variabel prediktor yang