• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi adalah pemusatan perhatian terhadap objek tertentu dengan menggunakan semua alat inderaPenelitian observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara (Suharsimi, 2006:157)Instrumen ini digunakan untuk mengetahui bagaimana Hubungan Implementasi Nilai-nilai Pancasila dengan Kepatuhan Norma Agama di Universitas Muhammadiyah Makassar Penggunaan teknik observasi sangat penting dalam penelitian, karena peneliti dapat melihat secara langsung keadaan, suasana, kenyataan yang sesungguhnya yang terjadi di lapangan Melalui pengamatan diharapkan dapat dihindari informasi semu yang kadang-kadang muncul dan ditemui dalam penelitian.

Observasi yaitu pengamatan terhadap lingkungan dan suasana yang ada di dalamnya Untuk mengetahui bagaimana Hubungan Implementasi Nilai-nilai Pancasila dengan Kepatuhan Norma Agama di Universitas Muhammadiyah Makassar maka observasi yang dilakukan yaitu pengamatan tentang kebiasaan dalam tata cara bergaul di dalam semua mahasiswa/i maupun dalam kehidupan sehari-hari dengan warga masyarakat yang lain Sedangkan untuk mengetahui siapa yang terlibat atau berpengaruh serta faktor pendukung dan penghambat Implementasi Nilai-nilai

Pancasila dengan kepatuhan Norma Agama observasi dilakukan terhadap mahasiswa/I Prodi PPKn yang terlibat dalam kegiatan ini.

2. Wawancara

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewer) (Suharsimi, 2006:155)Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak berstruktur, pewawancara secara bebas dapat menanyakan apa saja dengan tetap memperhatikan data yang akan dikumpulkan Wawancara ini digunakan untuk mengungkapkan tentang Hubungan Implementasi Nilai-nilai Pancasila dengan Kepatuhan Norma Agama di Universitas Muhammadiyah Makassar. Dalam tahap ini wawancara dilakukan dengan satu tahap, yaitu terhadap informan (mahasiswa/i di Universitas Muhammadiyah Makassar)Wawancara ini dilakukan terhadap mahasiswa/I Prodi PPKn yang terlibat dalam kegiatan ini.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk menyediakan dokumen-dokumen dengan menggunakan bukti yang akurat dari pencatatan sumber-sumber informasi khusus dari karangan/ tulisan, wasiat, buku, undang-undang, dan sebagainya. Dalam artian umum dokumentasi merupakan sebuah pencarian, penyelidikan, pengumpulan, pengawetan, penguasaan, pemakaian dan penyediaan dokumen.

H.Teknik Analisis Data 1. Redaksi Data

Reduksidata merupakan bagian dari analisis Reduksidata merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi

2. Pengujian Data

PengujianData analisis data diartikan sebagai upaya mengolah data menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian.

3. Kesimpulan dan Verifikasi Data

Kesimpulan atau verifikasi data adalah tahap akhir dalam proses analisa data Padabagi an in i p en eliti m en gut arak an kesim pul an d ari d at a -data yan g tel ah diperoleh. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mencari makna data yang dikumpulkan denganmencari hubungan, persamaan, atau perbedaan Penarikan kesimpulan bisa dilakukan denganjalan membandingkan kesesuaian pernyataan dari subyek penelitian dengan makna yangterkandung dengan konsep-konsep dasar dalam penelitian tersebut.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kampus Universitas Muhammadiyah Makassar yang berada di kec. Rappocini, Kel. Gunung Sari, Jalan Sultan Alauddin Makassar, Unismuh Makassar sendiri merupakan salah satu perguruan tinggi Muhammadiyah yang merupakan amal usaha Muhammadiyah dalam mengembangkan pendidikan khususnya pada jenjang pendidikan tinggi yang berada di Kota Makassar, dan Kota Makassar sendiri merupakan Kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur, Makassar sendiri terletak di pesisir barat daya pulau Sulawesi dan berbatasan dengan selat Makassar di sebelah barat.alasan dari memilih judul ini ialah karna ingin mengetahui apakah mahasiswa memahami dengan benar dan sudah mengaplikasikan nilai-nilai dan kepatuhan norma agama dalam kehidupan sehari-hari, memilih mahasiswa Prodi PPKn sebagai informan dikarenakan agar lebih muda dalam melaksanakan penelitian ini.

Dengan berdasar pandangan hidup Pancasila dan tujuan hidup dalam ber-Pancasila, maka antara pandangan dan tujuan ini ada suatu cara yang ingin dilaksanakan untuk menyesuaikan pandangan hidup terhadap tujuan hidup yang ingin dicapai dengan Pancasila ini, maka cara pelaksanaanya juga pengamalan Pancasila itu sendiri yang merupakan suatu pedoman hidup Bangsa Indonesia dengan berpedoman Pancasila berarti juga memelihara nilai-nilai luhur yang

menjadi kepribadian Bangsa Indonesia yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan meneruskan ke generasi berikutnya dengan menyesuaikan perkembangan masyarakat modern. Oleh karena itu Pancasila dalam kehidupan sehari-hari harus dijabarkan dengan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti oleh seluruh warga bangsa dan rakyat Indonesia.Implementasi Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat pada hakikatnya merupakan suatu realisasi praksis untuk mencapai tujuan bangsa.

B. Deskripsi Informan Penelitian

Informan (subjek) dalam penelitian ini terdiri dari 8 orang yaitu mahasiswa prodiPPKn, berikut ini profil dari masing-masing responden.

1. Informan 1, nama NS umur 21 tahun, pendidikan terakhir SMA, mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Makassar, wawancara dilakukan pada tanggal 17 Oktober 2019, pukul 02:00WIT sampai dengan Pukul 02:30WIT didalam kelas kampus Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Informan II, nama AM umur 21 tahun, pendidikan terakhir SMA, mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Makassar, wawancara dilakukan pada tanggal 17 Oktober 2019, pukul 02:30WIT sampai dengan Pukul 03:30WIT didalam kelas kampus Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Informan III, nama SW umur 21 tahun, pendidikan terakhir SMA, mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Makassar, wawancara dilakukan pada tanggal

17 Oktober 2019, pukul 03:30WIT sampai dengan Pukul 04:30WIT didalam kelas kampus Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Informan IV, nama MI umur 21 tahun, pendidikan terakhir SMA, mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Makassar, wawancara dilakukan pada tanggal 20 Oktober 2019, pukul 10:00WIT sampai dengan Pukul 11:30WIT didalam kelas kampus Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Informan V, nama IH umur 21 tahun, pendidikan terakhir SMA, mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Makassar, wawancara dilakukan pada tanggal 20 Oktober 2019, pukul 01:30WIT sampai dengan Pukul 02:00WIT didalam kelas kampus Universitas Muhammadiyah Makassar.

6. Informan VI, nama DA umur 21 tahun, pendidikan terakhir SMA, mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Makassar, wawancara dilakukan pada tanggal 24 Oktober 2019, pukul 02:30WIT sampai dengan Pukul 03:00WIT didalam kelas kampus Universitas Muhammadiyah Makassar.

7. Informan VII, nama YW umur 21 tahun, pendidikan terakhir SMA, mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Makassar, wawancara dilakukan pada tanggal 24 Oktober 2019, pukul 10:00WIT sampai dengan Pukul 11:30WIT didalam kelas kampus Universitas Muhammadiyah Makassar.

8. Informan VIII, nama SS umur 21 tahun, pendidikan terakhir SMA, mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Makassar, wawancara dilakukan pada tanggal 24 Oktober 2019, pukul 01:00WIT sampai dengan Pukul 01:30WIT didalam kelas kampus Universitas Muhammadiyah Makassar.

C. Hasil Penelitian

1. Implementasi Nilai-nilai Pancasila

Pada zaman reformasi saat ini pengimplementasian Pancasila sangat dibutuhkan oleh masyarakat, karena di dalam pancasila terkandung nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang sesuai dengan kepribadian bangsa.Selain itu, kini zaman globalisasi begitu cepat menjangkit negara-negara di seluruh dunia termasuk Indonesia. Gelombang demokratisasi, hak asasi manusia, neo-liberalisme, serta neo-konservatisme dan globalisme bahkan telah memasuki cara pandang dan cara berfikir masyarakat Indonesia. Hal demikian bisa meminggirkan Pancasila dan dapat menghadirkan sistem nilai dan idealisme baru yang bertentangan dengan kepribadian bangsa. Seperti yang diungkapkan oleh NS (wawancara, 17 Oktober 2019) selaku mahasiswaProdi PPKn kampus Unismuh Makassar sebagai berikut:

“Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat padahakikatnya merupakan suatu realisasi praksis untuk mencapai tujuan bangsa”.

Hal serupa juga dikatakan oleh AM(Wawancara 17 Oktober 2019) selaku mahasiswa prodiPPKn di Unuversitas Muhammadiyah Makassar. Yaitu sebagai berikut:

“Jikakita sadar akan pengimplementasian nilai-nilai Pancasila maka semua tujuan dari bangsa ini akan berjalan sesuaiyang kita harapkan, dengan berpedoman pada nilai-nilai Pancasila itusendiri”.

Seperti yang telah dikatakan oleh informan terkait dengan implementasi nilai Pancasila maka implementasi nilai Pancasila harus disetujui karna nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila sudah disesuaikan dengan ciri khas bangasa Indonesia sendiri, tetapi masih ada saja dari kita yang belum menerapkannya denganbaik. seperti yang diungkapkan oleh SW (wawancara, 17 Oktober 2019) selaku mahasiswa Prodi PPKn kampus Unismuh Makassar sebagai berikut:

“Pengimplementasiannya sudah berjalan baik namun masi ada beberapa dari mahasiswa kurang menerapkan dalam kehidupan sehari-hari”.

Pancasila dalam kehidupan sehari-hari sebagai ciri khas bangsa Indonesia dan juga yang menjadi pembeda bangsa Indonesia dengan bangsa lain, agar lebih memahami lebih mendalam lagi tentang nilai Pancasila dan dapat selalu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dimulai dari bunyi sila yang pertama yaitu "ketuhanan yang maha esa" yang dalam pengamalan kehidupan sehari-hari seperti bahwa kita rakyat Indonesia merupakan rakyat yang menjungjung tinggi nilai agama.Seperti yang diungkapkan oleh MI (wawancara, 20 Oktober 2019) selaku mahasiswa Prodi PPKn kampus Unismuh Makassar sebagai berikut:

“80% mahasiswa sudah meningimplementasikan nilai-nilai tersebutkarna sudah tau tindakan-tindakan yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan”.

Hal serupa juga dikatakan oleh IH (Wawancara 20 Oktober 2019) selaku mahasiswa prodiPPKn di Unuversitas Muhammadiyah Makassar.

Yaitu sebagai berikut:

“Seperti yang kita ketahui nilai-nilai Pancasila merupakan

pokok moralitas bangsa dan negara jadi kita sebagai agen perubahan harus lebih memahaminya”.

Indonesia merupakan negara yang memiliki agama yang berbeda-beda, dan semua agama mengajarkan agar bertoleransi agar dapat hidup berdampingan walaupun memiliki perbedaan diantaranya, dan hal tersebut agar dapat hidup dengan damai dan aman, karena kedamaian, kenyamanan, dan kemanan bukan hanya tugas pemerintah saja akan tetapi merupakan tugas seluruh warga negara Indonesia. Lalu bunyi sila yang kedua "kemanusiaan yang adil dan beradab" yaitu bahwa sebagai rakyat Indonesia mengakui adanya harkat dan martabat manusia dengan segala hak dan kewajiban asasinya dan perlakuan yang adil terhadap semua manusia , diri , sendiri, dan alam sekitar.Seperti yang diungkapkan oleh SS (wawancara, 24 Oktober 2019) selaku mahasiswa Prodi PPKn kampus Unismuh Makassar sebagai berikut:

“Harusnya kita semua dapat mengeimplementasikan nilai-nilai pancasilakarna sila-sila pada pancasila merupakan pedoman falsafah negara”.

Hal serupa juga dikatakan oleh YW (Wawancara 24 Oktober 2019) selaku mahasiswa prodiPPKn di Unuversitas Muhammadiyah Makassar. Yaitu sebagai berikut:

“Adapun dosen AIK dari sinilah mahasiswa dapat memahami pembelajaran keagamaan kita belajar tentang agama masing-masing agar kita bertakwa kepada Allah SWT”.

Jadi selain kesadaran pada diri sendiri dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila mahasiswa juga diberikan, diberikan materi atau pembelajaran oleh

dosen bahwa Pancasila tidak hanya sebagai dasar negara tetapi juga sebagainilai -nilai yang dapat dihidupi oleh masyarakat Indonesia, semakin dipahami dan dimaknainya nilai-nilai Pancasila sebagai suatu landasan idiologi diharapkan dapat menjadi suatu pengontrol perilaku kita sebagai masyarakat.Seperti yang diungkapkan oleh SS (wawancara, 24 Oktober 2019) selaku mahasiswa Prodi PPKn kampus Unismuh Makassar sebagai berikut:

“Harusnya kita semua dapat mengeimplementasikan nilai-nilai pancasila karna sila-sila pada pancasila merupakan pedoman falsafah negara”.

2. Kepatuhan Norma Agama

Sepertiyang kita ketahui norma agama dapat menjadi gambaran bagi mahasiswa dalam mengambil suatu keputusan atau dalam melakukan sesuatu yang baik atau yang buruk. Oleh karena itu, makna norma agama harus lebih dipahami kembali dan diaplikasikan di dalam lingkungan mahasiswa karna jika tidak akibatnya bermunculanlah mahasiswa-mahasiswi yang tidak memiliki akhlaqul karimah, seperti mahasiswa yang tidak memiliki sopan dan santun, pergaulan bebas antara mahasiswa dengan mahasiswa, Serta tidak mengikuti peraturan dan kebiasaan yang tumbuh dalam masyarakat, seperti yang diungkapkan oleh NS (wawancara, 17 Oktober 2019) selaku mahasiswa Prodi PPKn kampus Unismuh Makassar sebagai berikut:

“Norma agama adalah aturan setiap individu berlandaskan alquran dan sunnah norma agama berlaku selama manusia hidup di dunia,sedangkan norma agama bersifat universal norma agama berlaku bagi setiap manusia yang beragama”

Hal serupa juga dikatakan oleh MI(Wawancara 20 Oktober 2019) selaku mahasiswa prodiPPKn di Unuversitas Muhammadiyah Makassar. Yaitu sebagai berikut:

“Dengan adanya norma agama dalamkehidupan kita dapat mengontrol diri mengenai tindakan-tindakan yang akan kita lakukan sertamenghargai orang yang berbeda agama”.

Jadi sebagai manusia kita harus senantiasa melakukan kegiatan-kagiatan majelis ilmu agar Allah memahamkan kita akan agamanya sebagaimana dalam sabda Rasulullah SAW, “Barangsiapa yang ingin diberikan kebaikan maka Allah akan memahamkan ia dengan agamanya ”Bukan dilimpahkan hartanya, bukan dinaikkan

jabatannya, bukan diperbanyak keturunannya dan bukan diperbanyak anaknya tetapi Allah memahamkan tentang agama-Nya “Barangsiapa yang ingin diberikan kebaikan kepadanya maka Alllah akan memahamkan ia dengan agamanya”.seperti

yang diungkapkan oleh IH (wawancara, 20 Oktober 2019) selaku mahasiswa Prodi PPKn kampus Unismuh Makassar sebagai berikut:

”Orang-orang yang mematuhi atau menaati normaagama dengan baik, benar dan sesuai dengan agamanya, tentu memiliki perilaku yang baik”.

Hal serupa juga dikatakan oleh SS (Wawancara 17 Oktober 2019) selaku mahasiswa prodiPPKn di Unuversitas Muhammadiyah Makassar. Yaitu sebagai berikut:

”Baik, karena setiap waktu sholat kegiatan perkuliahan dihentikan dan bersiap-siap melakukan ibadah sebagai kewajiban kita, yang tidak boleh ditinggalkan”.

Norma agama merupakan sebuah aturan, bayangkan saja jika disekitar kita tidak ada norma agama, pasti semua akan berantakan, tidak karuan bahkan dapat menimbulkan perpecahan. Maka karena norma agama sangat penting bagi tatanan peraturan dikehidupan jadi kita sebagai mahasiswa harus lebih memahaminya.

Seperti yang diungkapkan oleh SW (wawancara, 17 Oktober 2019) selaku mahasiswa Prodi PPKn kampus Unismuh Makassar sebagai berikut:

“Norma agama bersifat universal norma agama berlaku bagi setiap manusia yang beragama kita harus senantiasa selalu beribadah, itulah jika waktunya beribadah aktifitas di Unismuh dihentikan”.

Hal serupa juga dikatakan oleh YW (Wawancara 24 Oktober 2019) selaku mahasiswa prodiPPKn di Unuversitas Muhammadiyah Makassar. Yaitu sebagai berikut:

“Saling membantu, menjauhi yang dilarang agama, Memiliki akhlak yang baik”.

Aturan maupun petunjuk hidup didalam norma agama, dimana sifatnya yang pasti serta tidak diragukan lagi. Karena hal ini berasal dari Tuhan Yang Maha Esa secara langsung atau bisa dikatakan sebagai bentuk kasih sayang Tuhan pada manusia.Norma agama ini diberlakukan pada kehidupan, supaya setiap manusia dapat selamat didalam menjalani aktivitas hidupnya, baik kehidupan di dunia maupun kehidupan di akhirat nanti.Seperti yang diungkapkan oleh DA (wawancara, 24 Oktober 2019) selaku mahasiswa Prodi PPKn kampus Unismuh Makassar sebagai berikut:

“Masih ada beberapa mahasiswa yang belum memahami hakikat dari norma agama karna masih malas melakukan kewajibannya sebagai hambaAllah yaitu sholat 5 waktu”.

Padahal seperti yang kita ketahui norma agama merupakan salah satu jenis norma yang utama dimana bisa memperkuat norma yang lainnya, karena norma agama ini berasal atau bersumber dari Tuhan. Sehingga keberadaan norma ini begitu kuat serta mempengaruhi seseorang didalam bertingkah laku, kurangnya pemahaman mengenai norma agama mengakibatkan krisis moral, krisis moral yang dihadapi bangsa Indonesia disebabkan oleh kebiasaan buruk individu yang menyampingkan semangat kebangsaan dan nilai, norma luhur bangsa Indonesia, Krisis moral juga merupakan dampak dari hilangnya pondasi nilai-nilai spiritual, agama tidak menjadi landasan dalam kehidupan sehari-hari, padahal nilai yang ditanamkan dari bangsa Indonesia yang termuat dari Pancasila adalah nilai-nilai keagamaan.Seperti yang diungkapkan oleh AM (wawancara, 17 Oktober 2019) selaku mahasiswa Prodi PPKn kampus Unismuh Makassar sebagai berikut:

“Kita sebagai mahasiswa penerus generasi bangsa, seharusnya

lebih memahami norma agama karna dimana kitalah harapan bangsa ini”.

3. Proses Hubungan antara Nilai-nilai Pancasila dan kepatuhan Norma Agama Seperti yang kita ketahui bahwa Pancasila dan norma agama sangatlah berhunbungan, jadi proses untuk mengetuhi hubungan dari keduanya yaitu keduanya saling berkaitan untuk pemenuhan kepentingan masing-masing agama memerlukan

lembaga negara untuk melakukan akselerasi pengembangannya, demikian juga lembaga negara memerlukan agama untuk membangun negara yang adil dan sesuai dengan spirit ketuhanan. Seperti yang diungkapkan oleh NS (wawancara, 17 Oktober 2019) selaku mahasiswa Prodi PPKn kampus Unismuh Makassar sebagai berikut:

“Yaitu dengan memahami makna dari keduanya dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari”.

Hal serupa juga dikatakan oleh AM (Wawancara 17 Oktober 2019) selaku mahasiswa prodiPPKn di Unuversitas Muhammadiyah Makassar. Yaitu sebagai berikut:

“Prosesnya semua yang dijalani berdasarkan norma agama dan nilai-nilai pancasila yang berlaku”.

Masuknya agama sebagai sumber hukum nasional, menurutnya, sebagai konsekuensi kesepakatan sila Ketuhanaan Yang Maha Esa.Sehingga dalam pembentukan peraturan perundang-undangan harus selalu memuat nilai-nilai agama.Dalam hal ini maksudnya nilai-nilai universal yang dikenal oleh semua agama di Indonesia.Sedangkan perkara spesifik yang beragam dalam masing-masing agama tetap menjadi wilayah privat untuk bebas dijalankan tanpa dituangkan sebagai hukum nasional bagi semua warga negara.Seperti yang diungkapkan oleh SW (wawancara, 17 Oktober 2019) selaku mahasiswa Prodi PPKn kampus Unismuh Makassar sebagai berikut:

“kitaharus menyadari bahwa nilai-nilai pancasila

pada sila pertama dan norma agama memiliki makna yang sama”.

Dengan menyadari hal tersebut kita sebagai mahasiswa seharusnya lebih menjaga perilaku kita, dikarenakan kita diharapkan menjadi penerus bangsa ini dan membawa perubahan, tidak menjadi mahasiswa yang apatis yang tidak memikirkan bagaimana bangsa kita kedepannya,dengan memahami norma agama yang memiliki nilai dasar yang sama nilai-nilai pancasila itulah yang kemudian kita pertemukankalau hal-hal spesifik silahkan berbeda, jangan diuniversalkan dan menghargai perbedaan.Seperti yang diungkapkan oleh MI (wawancara, 17 Oktober 2019) selaku mahasiswa Prodi PPKn kampus Unismuh Makassar sebagai berikut:

“Yaitu sama-sama bisa dijadikan petunjuk hidup, dimana memiliki makna yang sama dan dapat mengontrol perilaku kita”.

Hal serupa juga dikatakan oleh IH (Wawancara 20 Oktober 2019) selaku mahasiswa prodiPPKn di Unuversitas Muhammadiyah Makassar. Yaitu sebagai berikut:

”Pancasila itu sebagai pondasi negara, sedangkan kepatuhan pada norma agama dapat juga mewujudkan terbentuknya negara”.

Pancasila sebagai fondasi bernegara termasuk fondasi perundang-undangan disebutnya tidak anti terhadap nilai-nilai agama, tidak anti agama, nilai-nilai agama yang sama itu dipersatukan dalam hukum bersama, dalam negara RI tidak boleh terjadi atau berlaku sesuatu yang bertentangan dengan kaidah-kaidah islam bagi umat islam syariat yang tidak memerlukan bantuan kekuasaan negara untuk menjalankannya dan karena itu dapat sendiri dijalankan oleh setiap pemeluk agama

yang bersangkutan, menjadi kewajiban pribadi terhadap Allah bagi setiap orang itu, yang dijalankannya sendiri menurut agamanya masing-masing.Seperti yang diungkapkan oleh DA (wawancara, 20 Oktober 2019) selaku mahasiswa Prodi PPKn kampus Unismuh Makassar sebagai berikut:

“Walaupun Indonesia bukanlah negara agama, tetapi Pancasila juga sebagai ideologi negara pemersatu tetap mengakui eksistensi

norma agama, itulah keduanya saling berhubungan”.

Pancasila yang digali dari akar budaya dan nilai-nilai luhur bangsa mencakup kebutuhan dasar dan hak-hak azasi manusia secara universal, sehingga dapat dijadikan landasan dan falsafah hidup serta menjadi tuntunan perilaku seluruh warga negara dalam mewujudkan tujuan nasional. Kesepakatan seluruh bangsa tersebut menjadi penting dan bermakna karena masyarakat, suku, kelompok maupun individu yang memiliki perbedaan ideologi, budaya, agama, bahasa dan karakter mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan individu bertumpu pada nilai-nilai luhur dan ikatan sendi kehidupan tersebut, bangsa Indonesia selayaknya mampu menghayati, mengamalkan dan mengembangkan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara guna mewujudkan tujuan nasional,dan dengan mematuhi norma agama dapat mewujudkan semua,dimna memiliki kesadaran untuk mngontol perilaku masing-masing.Seperti yang diungkapkan oleh YW (wawancara, 24 Oktober 2019) selaku mahasiswa Prodi PPKn kampus Unismuh Makassar sebagai berikut:

“Mempunyai hubungan erat karna dimana pada sila pertasma pada pancasila yaitu ketuhanan yang maha esa kita meyakini dan percaya adanya Allah SWT begitupun pada norma agama”.

Hal serupa juga dikatakan oleh IH (Wawancara 20 Oktober 2019) selaku mahasiswa prodiPPKn di Unuversitas Muhammadiyah Makassar. Yaitu sebagai berikut:

“Menjaga eksistensi keesaan Tuhan, menjaga harkat dan martabat manusia, serta menjaga persatuan dan kesatuan”

4.Hubungan Implementasi Nilai-nilai Pancasila dengan Kepatuhan Norma Agama

Seperti yang kita ketahui nilai-nilai Pancasila adalah dasar negara, nilai-nilai di dalamnya terkandung nilai-nilai kerokhanian, yaitu nilai kebenaran, keadilan, kebaikan, kebijaksanaan, etis, estetis, dan nilai religius yang sesuai dengan hati nurani bangsa Indonesia dikarenakan bersumber pada kepribadian bangsa oleh karena itu kita sebagai mahasiswa seharusnya lebih memahami hubungan implementasi nilai-nilai pancasila dengan kepatuhan norma agama dimana keduanya salin berhubungan Norma agama berperan sangat singnifikan pada masyarakat yang religius. Agama berperan penting dalam mengatur kehidupan sosial masyarakat Indonesia, seperti yang diungkapkan oleh DA (wawancara, 24 Oktober 2019) selaku mahasiswa Prodi PPKn kampus Unismuh Makassar sebagai berikut:

“Walaupun negara Indonesia bukanlah negara agama, tetapi Pancasila sebagai ideologi negara pemersatu tetap mengakui eksistensi norma agama, termasuk norma agama Islam, sebagai salah satu bahan sumber hukum nasional sebagaimana diakui pada pada sila pertama Pancasila”.

Hal serupa juga dikatakan oleh YW (Wawancara 24 Oktober 2019) selaku mahasiswa prodiPPKn di Unuversitas Muhammadiyah Makassar. Yaitu sebagai berikut:

“Kita dapat melihat ada hubungan yang cukup erat antara nilai-nilai

“Kita dapat melihat ada hubungan yang cukup erat antara nilai-nilai

Dokumen terkait