• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini di harapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi dan referensi serta dapat mengembangkan bidang ilmu komunikasi.

2. Manfaat Praktis

Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat menjadi referensi khalayak dalam bagaimana berkomunikasi dengan organisasi.

8 E. Review Kajian Terdahulu

Dalam penelitian ini, sebelumnya peneliti melakukan tinjauan pustaka terlebih dahulu untuk menambah kajian dan referensi dalam penelititan. Adapun beberapa penelitian seputar komunikasi organisasi yang relevan dengan penelitian ini sebagai berikut :

1. Skripsi dengan judul POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI PT. ASURANSI JIWASRAYA SEMARANG BARAT BRANCH OFFICE, oleh Aji Prakoso Yudistiro, mahasiswa program studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, ditulis tahun 2006. Persamaan dengan penelitian ini yaitu meneliti komunikasi organisasi dalam suatu perusahaan, namun pada penelitian ini mengenai pola atau gaya komunikasi organisasi. Persamaan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode penelitian deskriptif. Perbedaannya adalah bahasan dan objek penelitian : Skripsi ini membahas mengenai pola komunikasi organisasi di PT Asuransi Jiwasraya Semarang Barat Branch Office, sedangkan peneliti membahas komunikasi organisasi antara kepemimpinan di PT Indonesia Muda Kreasi terhadap karyawan.

2. Skripsi dengan judul POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI LEMBAGA KEMANUSIAAN NASIONAL POS KEADILAN PEDULI UMAT (PKPU), oleh Maulisa Sudrajat, mahasiswa program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, ditulis tahun 2014. Persamaan dengan penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan kualitatif atau riset lapangan. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan pengumpulan data observasi, wawancara, dokumentasi. Perbedaan dalam penelitian ini dengan

penelitian saya adalah terletak pada objek dan subjek.

3. Skripsi dengan judul POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM MEMPERTAHANKAN LOYALITAS ANGGOTA, oleh Dina Prasanti, mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi dan Informatika, Universitas Muhammadiyah Surakarta, ditulis tahun 2014. Persamaan dengan penelitian ini yaitu menggunakan metode deskriptif pendekatan kualitatif, menggunakan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dokumentasi. Perbedaan dalam penelitian ini adalah objek penelitian yang berbeda.

F. Metodologi Penelitian 1. Paradigma Penelitian

Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini merupakan paradigma konstrutivisme dalam perspektif komunikasi, adalah paradigma yang hampir merupakan antitesis dari paham yang meletakkan pengamatan dan objektivitas dalam menemukan suatu realitas atau ilmu pengetahuan. Paradigma ini memandang ilmu sosial sebagai analisis sistematis terhadap socially meaningful action melalui pengamatan langsung dan terperinci terhadap pelaku sosial yang bersangkutan menciptakan dan memelihara atau mengelola dunia sosial mereka.5

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang tidak menggunakan sistem perhitungan. Penelitian ini cenderung menekankan pada karakter alamiah sumber data. Sedangkan menurut

5 Dedy N. Hidayat, Paradigma dan Metodologi Penelitian Sosial Empirik Kalasik, (Jakarta:

Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia,2003), h 3

10

Sukmadinata yaitu suatu penelitian yang ditunjukkan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individu atau kelompok.6 Dalam penelitian kualitatif perlu menekankan pada pentingnya kedekatan dengan orang-orang dan situasi penelitian, agar peneliti memperoleh pemahaman jelas tentang realitas dan kondisi kehidupan nyata.

Pendekatan kualitatif ini menekankan pada makna, penalaran definisi suatu situasi tertentu (dalam konteks tertentu). Pendekatan kualitatif, lebih lanjut mementingkan proses dibandingkan dengan hasil akhir. Oleh karena itu, urutan-urutan kegiatan dapat berubah sewaktu-waktu tergantung pada kondisi dan banyaknya gejala-gejala yang ditemukan. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu secara holistic (utuh).

3. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan riset lapangan (field research) dengan metode fenomenologi. Fenomenologi berusaha untuk mengungkap dan mempelajari serta memahami suatu fenomena beserta konteksnya yang khas dan unik yang dialami oleh individu.

Fenomenologi melihat perilaku seseorang terhadap masyarakat yang merupakan realitas dari pandangan atau pemikirian seseorang.

Fenomenologi menyatakan bahwa realitas bersifat dan interaktif.7 4. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini yaitu COO (Chief Operation

6 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2007), h 60

7 Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif,(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), h.197

Officer) PT Indonesi Muda Kreasi Satrio Guardian, kemudian Project Officer PT Indonesia Muda Kreasi Ulfie Umar, dan Karyawan PT Indonesia Muda Kreasi.

b. Objek Penelitian

Dari penjelasan tersebut objek yang akan diteliti adalah pola komunikasi organisasi yang ada di PT Indonesia Muda Kreasi.

5. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 8 bulan dari 8 Mei 2021 hingga 7 Desember 2021. Tempat penelitian di PT Indonesia Muda Kreasi yang beralamat di Jl. Taman Asri Blok G3 No 15 RT.002/RW.012, Ciledug, Kelurahan Gaga, Larangan, Kota Tangerang, Banten 15154, Indonesia.

6. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

Observasi diartikan sebagai kegiatan mengamati secara langsung tanpa mediator sesuatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan objek tersebut.8 Observasi yang akan dilakukan oleh peneliti adalah dengaterjun langsung ke lokasi observasi untuk mengetahui secara langsung komunikasi organisasi antara COO (Chief Operation Officer), Project Officer, serta para karyawan di PT Indonesia Muda Kreasi.

b. Wawancara

Wawancara atau interview merupakan percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu interviewer yang mengajukan pertanyaan dan

8 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta, Prenada Media Group, 2006), h 106

12

informan yang akan memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Selain metode observasi, penelitian ini juga menggunakan metode wawancara untuk memperoleh gambaran yang memadai dan akurat mengenai komunikasi organisasi terhadap kinerja karyawan di PT Indonesia Muda Kreasi.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan mencari data terkait hal-hal penelitian dengan melakukan pencarian data yang relevan dengan permasalahan yang teliti.

7. Teknis Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif (interactive models of analysis) seperti yang dikemukakan oleh miles dan Huberman.9 Penelian ini meliputi langkah-langkah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan / verifikasi, dimana aktivitas ketiga komponen tersebut bukanlah linear namun lebih merupakan siklus dalam struktur kerja interaktif.

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan penyesuaian, pemusatan data sehingga data tersebut disederhanakan dari hasil data lapangan yang masih berupa kasaran data, mereduksi data berarti merangkum, menyeleksi atau memilih data untuk difokuskan kedalam hal-hal yang penting sesuai dengan penelitian, dengan adanya reduksi data dapat memberikan gambaran data yang lebih jelas dan memudahkan untuk melanjutkan tahap

9 Miles dan Huberman, Analisis Data Kualitatif: buku sumber tentang metode-metode baru, (Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia), h 52

pengumpulan data selanjutnya.

b. Penyajian Data

Data yang sudah dianalisis akan disajikan dalam bentuk narasi dikarenakan penelitian ini menggunakan metode kualitatif, maka data yang disajikan menggunakan uraian singkat atau bagan yang berhubungan antar kategori. Dengan metode kualitatif maka data yang disajikan harus lebih spesifik, dan narasumber yang diteliti tidak perlu banyak namun datanya harus sangat jelas.

c. Penarikan Kesimpulan

Langkah terakhir yaitu menarik kesimpulan dari data-data yang sudah dianalisis. Namun kesimpulan tersebut hanya bersifat sementara dan umum. Penarikan kesimpulan tentu dilandaskan dengan informasi dari hasil penelitian yang telah disusun dalam penyajian data. Dalam penelitian ini peneliti dapat memaparkan kesimpulan dari sudut pandang peneliti.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh pembahasan skripsi secara sistematis, peneliti membagi penulisannya ke dalam enam bab yang terdiri atas sub-sub bab.

Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab pendahuluan merupakan penjelasan dari latar belakang masalah penelitian yang didalamnya juga berisi pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

14

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini akan menjelaskan teori teori yang berkaitan dengan judul penelitian, pengertian teori hubungan manusia, pengertian pola komunikasi organisasi, faktor penghambat dan faktor pendukung komunikasi.

BAB III GAMBARAN UMUM

Dalam bab ini akan membahas mengnai profil umum dari PT Indonesia Muda Kreasi, seperti sejarah berdirinya, struktur kepengurusan, visi dan misi, dan program kerja PT Indonesia Muda Kreasi.

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Dalam bab ini berisi penyajian data dan temuan penelitian, wawancara dan dokumentasi yang dilakukan di PT Indonesia Muda Kreasi. Data tersebut berkaitan dengan teknis pola komunikasi organisasi dalam meningkatkan loyalitas perusahaan.

BAB V PEMBAHASAN

Bab ini mengenai penjelasan hasil data temuan yang telah didapatkan, selanjutnya akan dianalisis serta dikaitkan dengan teori dengan pembahasan yang sederhana.

BAB VI PENUTUP

Bab ini merupakan akhir dari penulisan skripsi, dimana data data yang sudah diuraikan tersebut akan dituangkan ke dalam suatu bentuk kesimpulan dan saran.

16 BAB II

LANDASAN TEORI 1. Pengertian Hubungan Manusia

Manusia sebagai anggota organisasi adalah inti organisasi sosial.

Manusia terlibat pada tingkah laku organisasi. Anggota organisasi yang memutuskan apa peran yang akan dilakukan dan bagaimana melakukannya. Oleh karenanya faktor manusia pada organisasi haruslah mendapat perhatian dan tidak dapat diabaikan sama halnya dengan teori klasik.

Teori hubungan manusia ini menekankan pada pentingnya individu dan hubungan sosial dalam kehidupan organisasi. Teori ini menyarankan strategi peningkatan dan penyempuranaan organisasi dengan meningkatkan kepuasan anggota organisasi dan menciptakan organisasi yang dapat membantu individu mengembangkan potensinya.

Teori hubungan manusia ini diperkenalkan pada tahun 1990-an yang dipelopori oleh Barnard 1938, Mayo 1933, Roethlesher dan Dochson 1939. Inilah permulaan teori hubungan manusia menolak prinsip teori struktural klasik dan menentang pandangan yang mekanis terhadap organisasi yang tidak sensitif terhadap kebutuhan sosial anggota organisasi.10

Perpindahan dari teori klasik kepada teori hubungan manusia merupakan pertukaran paradigma utama. Kedua teori tersebut satu sama lain sengat berbeda. Pendukung teori klasik mengatakan bahwa teori hubungan manusia hanya ingin menyenangkan pekerja tetapi kurang prihatin terhadap kesejahteraan organisasi. Sedangkan teori hubungan manusia mengatakan bahwa teori klasik hanya tertarik untuk

10 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2017), h 40

mendapatkan keuntungan organisasi.

2. Pengertian Pola Komunikasi Organisasi 1) Pengertian Komunikasi Organisasi

Komunikasi sangat penting bagi kehidupan manusia.

Berkembangnya pengetahuan manusia dari hari ke hari karena komunikasi. Komunikasi juga membentuk sistem sosial yang saling membutuhkan satu sama lain, maka dari itu komunikasi dan masyarakat tidak dapat dipisahkan. Menurut Edward Sapir jaring hubungan masyarakat itu melalui komunikasi, jikalau tidak ada komunikasi, maka tidak ada masyarakat.11

Kata pola komunikasi berasal dari dua suku kata yakni pola dan komunikasi. Pengertian pola dapat diartikan sebagai bentuk (struktur) yang tetap. Pola komunikasi organisasi merupakan bentuk yang tetap dalam menyampaikan pesan didalam suatu organisasi antara atasan dengan bawahan ataupun sebaliknya dan sesama pegawai untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Komunikasi organisasi merupakan adanya keterlibatan antara dua orang atau lebih dalam organisasi dengan sendirinya akan berlangsung komunikasi. Organisasi merupakan suatu wadah untuk kegiatan bagi orang-orang yang melakukan berbagai tugas untuk mencapai tujuan bersama. Mereka bekerja dalam struktur hubungan yang dibatasi oleh peran tugasnya.

Komunikasi organisasi merupakan suatu pendekatan untuk mengetahui sikap, persepsi, dan kepuasan anggota organisasi untuk memberikan informasi mengenai komunikasi. Komunikasi akan terjadi pada saat seseorang yang menduduki suatu jabatan dalam

11 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Press,2007),h 13

18 menafsirkan pesan.

Kata komunikasi berasal dari bahasa Latin communicare yang artinya memberitahukan. Kemudian kata tersebut berkembang dalam bahasa Inggris communication yang artinya proses pertukanran informasi, konsep, ide, gagasan, perasaan, dan lain-lain antara dua orang atau lebih. Bisa disimpulkan bahwa komunikasi merupakan proses pengiriman pesan atau simbol-simbol yang mengandung arti dari seorang sumber atau komunikator kepada seorang penerima atau komunikan dengan tujuan tertentu.12

Menurut T. Hani Handoko “ Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain”.13 Yang digunakan dalam sebuah percakapan bukan hanya sebuah kata-kata, tetapi juga dibutuhkan ekspresi wajah, intonasi, dan sebagainya. Menurut Jalaluddin Rakhmat “ Komunikasi adalah suatu proses tukar menukar informasi dan transmisi dari suatu arti, dan semuanya itu merupakan sesuatu yang sangat penting di dalam suatu organisasi”.14

Tanpa dipungkiri komunikasi sangat penting bagi kehidupan manusia dalam suatu organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik akan membantu kelancaran organisasi, demikian pula sebaliknya komunikasi yang efektif merupakan bagian yang sangat penting bagi semua organisasi.

Dalam suatu organisasi, komunikasi adalah aktivitas yang

12 Surantor Aw, Komunikasi Organisasi,(Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2018), h 6

13 Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta:BPFE, 1995), h 272

14 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2000), h 12

harus dijaga sehingga anggota organisasi merasakan adanya hubungan yang harmonis, saling mendukung dan membutuhkan.

Karena itu komunikasi organisasi merupakan proses yang terjadi di organisasi dengan tujuan saling menjaga keharmonisan kerjasama antara seluruh anggota yang terlibat didalamnya.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari seorang komunikator kepada komunikan atau pengirim pesan dari suatu pihak kepada pihak lain untuk mendapatkan saling pengertian.

Setiap kelompok yang bekerjasama akan terjadi suatu komunikasi atau hubungan sesuai dengan tugas yang diembannya, sehingga menampilkan perilaku yang mendorong timbulnya kesadaran dalam berkomunikasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan.

Adanya bentuk kerjasama antara manusia yang satu dengan lainnya untuk meraih sesuatu merupakan salah satu kegiatan organisasi. Organisasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “kesatuan yang terdiri atas bagian-bagian dalam perkumpulan untuk tujuan tertentu kelompok kerjasama antara orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama”.

Menurut Sondang P. Siagian organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang atau beberapa orang yang disebut atasan dan seseorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan”.15 Dapat disimpulakn bahwa suatu organisasi di dalamnya pasti terdapat sumber daya

15 http://www.semarang.ac.id, diakses pada tanggal 14 Januari 2021

20

manusia sebagai makhluk individu sekaligus juga makhluk sosial.

Secara umum terdapat beberapa pola atau struktur komunikasi dalam organisasi berikut :16

1) Pola Lingkaran

Pola lingkaran tidak memiliki pemimpin. Semua anggota posisinya sama. Mereka memiliki wewenang atau kekuatan yang sama untuk mempengaruhi kelompok. Setiap anggota bisa berkomunikasi dengan dua anggota lainnya.

2) Pola Roda

Pola roda merupakan komunikasi dengan dua arah, dimana setiap karyawan akan mengirim dan menerima pesan ke pusat komunikasi, dan pusat komunikasi akan menerima serta mendistribusikan informasi yang diterimanya.

3) Pola Y

Pada pola Y ini pusat komunikasi tidak dapat berkomunikasi langsung dengan seluruh individu, tetapi ada individu yang komunikasinya harus melalui individu lain.

4) Pola Rantai

Pola rantai ini hampir sama dengan pola lingkaran, hanya saja anggota yang paling akhir hanya dapat berkomunikasi dengan satu individu.

5) Pola Bintang

Pola bintang konsepnya hampir sama dengan pola lingkaran, semua individu dimungkinkan untuk mengirim dan menerima informasi ke segala arah. Jaringan, struktur, pola ini digunakan untuk menentukan tipe interaksi antara individu dalam perusahaan.

16 Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek (Malang:UMM Press, 2008),h 57

Gambar 1

3. Proses Komunikasi dalam Organisasi

Yang dimaksud dengan proses komunikasi adalah proses yang menggambarkan kegiatan komunikasi antar manusia yang bersifat interaktif, relasional, dan transaksional dimana komunikator mengirimkan pesan kepada komunikan melalui media tertentu dengan maksud dan tujuan tertentu.

Komunikasi dalam sebuah organisasi merupakan salah satu bentuk tindakan yang sangat dibutuhkan dalam sebuah organisasi.

Tanpa adanya komunikasi, organisasi tidak akan berjalan. Proses komunikasi adalah langkah-langkah yang menggambarkan terjadinya kegiatan komunikasi. Secara sederhana proses komunikasi digambarkan sebagai proses yang menghubungkan pengirim (komunikator) dengan penerima pesan (komunikan). Proses komunikasi dapat berlangsung secara sederhana maupun kompleks.

Proses komunikasi yang berlangsung secara sederhana terjadi dalam

22 pergaulan sehari-hari.17

Dalam proses komunikasi akan ditemukan berbagai elemen-elemen yang membuat komunikasi berjalan secara efektif dan efisien.

Jika elemen-elemen ini tidak digunakan maka komunikasi tidak akan berjalan dengan semestinya. Berikut elemen-elemen yang dibutuhkan dalam proses komunikasi.18

Gambar 2

1) Keinginan berkomunikasi : seseorang yang memiliki keinginan untuk berbagi gagasan dengan orang lain.

2) Encoding oleh komunikator : tindakan merumuskan isi pikiran atau gagasan ke dalam simbol-simbol, kata-kata, kalimat, isyarat, dan sebagainya sehingga komunikator merasa yakin dengan pesan yang disusun dan cara penyampaiannya.

3) Pengiriman pesan : mengirim pesan kepada orang yang dikendaki, komunikator memilih saluran komunikasi, seperti telepon, SMS, email, surat ataupun tatap muka.

4) Penerimaan pesan : pesan yang sudah dikirim oleh

17 Suranto Aw, Komunikasi Organisasi,(Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2018), h 19

18 Suranto Aw, Komunikasi Organisasi,(Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2018), h 19

komunikator telah diterima oleh komunikan. Artinya komunikasi telah menangkap pesan atau data mentah dari komunikator.

5) Decoding oleh komunikan : komunikan akan memahami, menginterprestasi, mempersepsi,, menafsirkan pesan.

6) Umpan balik : setelah menerima pesan dan memahaminya, komunikan akan memberika respon.

Mengonsep pesan adalah proses mengubah ide atau gagasan dalam pikiran untuk diformulasikan dalam sebuah pesan atau informasi. Proses komunikasi dikategorikan sebagai siklus, karena aktivitas pengiriman dan penerimaan pesan berlangsung secara berkelanjutan. Model formal ini tidak dapat menggambarkan secara keseluruhan proses komunikasi antar individu baik secara formal maupun informal yang terjadi dalam organisasi. Model ini bentuk yang sangat sederhana untuk praktis dalam memahami komunikasi organisasi.

4. Fungsi Komunikasi Kelompok Dalam Organisasi

Terdapat empat fungsi komunikasi utama dalam sebuah kelompok atau organisasi yaitu fungsi kendali, motivasi, pengungkapan emosi dan informasi komunikasi berfungsi untuk mengendalikan perilaku anggotanya dalam beberapa cara. Organisasi mempunyai otoritas hierarki dan pedoman resmi dimana anggota-anggotanya diwajibkan untuk mematuhinya.

Komunikasi memperkuat motivasi dengan klarifikasi pada pekerjaan apa yang harus mereka kerjakan, seberapa baik mereka melakukan dan bagaimana memperbaiki apabila dibawah standar.

Pembentukan tujuan spesifik, umpan balik progres terhadap tujuan,

24

dan reward atau perilaku yang diharapkan, semua mestimulasi motivasi dan memerlukan komunikasi.19

Bagi karyawan, kelompok kerja mereka adalah sumber utama bagi interaksi sosial komunikasi. Komunikasi yang terjadi di dalam kelompok merupakan suatu mekanisme mendasar dimana para anggotanya dapat mengungkapkan dan melukiskan perasaan kecewa dan rasa puas mereka. Fungsi terakhir komunikasi berhubungan dengan perannya memfasilitasi pengambilan keputusan. Fungsi tersebut memberikan informasi bagi perseorangan atau kelompok atau membuat keputusan dengan menyertakan data untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi pilihan.

Dalam suatu organisasi baik yang berorientasi komersial maupun sosial, komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan empat fungsi, yaitu :

1) Fungsi Informatif

Organisasi dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi. Seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Informasi pada dasarnya dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai perbedaan kedudukan dalm suatu organisasi.

2) Fungsi Regulatif

Fungsi regulatif berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap

19 Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi, (Depok:PT Raja Grafindo Persada, 2016), hal 166

fungsi regulatif. Pertama, atasan atau orang-orang yang berada dalam tatanan manajemen, mereka memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan.

Kedua, berkaitan dengan pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh untuk dilaksanakan.

3) Fungsi Persuasif

Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya pernyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya dari pada memberi perintah. Karena pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibandingkan jika pimpinan sering memperhatikan kekuasaan dan kewenangan.

4) Fungsi Integratif

Setiap organisasi berupaya menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat dilaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Terdapat dua saluran komunikasi formal seperti penertiban khusus dalam organisasi tersebut dan laporan kemajuan organisasi, juga saluran komunikasi informal, seperti perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja, maupun kegiatan darmawisatrta.

5. Peranan Komunikasi Kelompok Dalam Organisasi

Sebagai makhluk sosial, setiap individu berinteraksi dengan individu lainnya, bahkan berkelompok maupun organisasi agar dapat mencapai tujuan yang besar bersama. Interaksi dan kerja sama dapat

26

terus berkembang dengan baik, kemudian akan membentuk suatu wadah yang disebut dengan organisasi. Tujuan ini akan menimbulkan peranan tertentu yang harus dilakukan setiap individu untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan organisasi. Didalam suatu organisasi individu dikumpulkan untuk menjalankan beberapa aktivitas secara teratur agar tercapainya tujuan yang telah disepakati bersama.

Setiap individu yang berada didalam organisasi memiliki perannya masing-masing, ada yang berperan sebagai pimpinan dan sebagiannya berperan sebagai karyawan atau anggota. Seluruh individu yang terlibat didalam organisasi tersebut pasti akan melakukan komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari organisasi.

Komunikasi seperti sebuah sistem yang menghubungkan setiap individu dalam organisasi, dapat membangkitkan kinerja anggota yang terlibat didalam organisasi tersebut. Komunkasi itu untuk mengahasilkan pemahaman yang sama antara pengirim informasi

Komunikasi seperti sebuah sistem yang menghubungkan setiap individu dalam organisasi, dapat membangkitkan kinerja anggota yang terlibat didalam organisasi tersebut. Komunkasi itu untuk mengahasilkan pemahaman yang sama antara pengirim informasi

Dokumen terkait