• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan seseorang atau kelompok orang untuk berintegrasi. Unsur utama dalam proses integrasi adalah komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan secara kelompok disebut sebagai komunikasi organisasi. Dalam proses integrasi, manusia membutuhkan suatu kelompok atau organisasi mengetahui pembagian tugas atau pekerjaannya. Dalam sebuah organisasi dibutuhkan kerjasama antara para petinggi organisasi dan anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan baik. Kerja sama dalam organisasi terjalin apabila ada hubungan antar manusia (human relation). Hubungan manusia merupakan komunikasi persuasive yang dilakukan seseorang kepada

orang lain secara tatap muka dalam situasi kerja dan dalam organisasi dengan tujuan untuk meningkatkan semangat dalam bekerja dan bekerja sama agar dapat mencapai hasil yang memuaskan.42

Setiap manusia memiliki watak atau sifat yang berbeda, sehingga dalam suatu organisasi banyak anggota kelompok yang bersitegang dengan anggota kelompok lainnya karena tidak dapat memahami karakter lawan bicaranya. Dengan demikian, setiap manusia dituntut untuk saling mengahargai, menghormati dan melakukan upaya lainnya untuk meminimalisir kesalahpahaman antar anggota dalam suatu organisasi. Upaya yang sering dilakukan oleh anggoya organisasi adalah menjalin hubungan baik dengan rekan kerjanya. Tujuan teori hubungan manusia dalam komunikasi organisasi adalah manusia mendapat pengetahuan tentang psikologis dalam penesuaian diri dan faktor sosial yang bertujuan untuk menciptakan kondisi kerja yang harmonis antar anggota organisasi.

Selain itu, hubungan antar manusia memiliki fungsi sebagai acuan atau motivasi anggota organisasi untuk menjaga kestabilan emosi, menumbuhkan sikap kerjasama, meminimalisir, kesalahan dalam bekerja, menjaga loyalitas, disipilin, kepuasan anggota secara psikologis terpenuhi dan kondisi dalam bekerja cenderung kondusif.

Tujuan tersebut tercipta karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan antar manusia.43

Dalam hal ini pula yang diterapkan oleh PT Indonesia Muda Kreasi, dimana pola komunikasi yang digunakan yaitu komunikasi ke bawah. Pemimpin selalu memberika motivasi kepada para pegawainya

42 Effendy Onong Uchjana, Human Relation & Public Relation, (Bandung : Mandar Maju, 2009) h 50

43 Teori Hubungan Manusia dalam Komunikasi Organisasi - PakarKomunikasi.com , 02/11/2021 (15:33)

56

agar lebih giat untuk bekerja. Pemimpin juga memberikan arahan-arahan dan instruksi kepada pegawainya untuk melakukan pekerjaannya. Komunikasi horizontal berbicara tentang informasi yang bergerak diantara orang-orang dan jabatan-jabatan yang sama tingkat otoritasnya. Komunikasi horizontal terdiri dari penyampaian informasi diantara rekan-rekan kerja dalam unit kerja yang sama. Unit kerja meliputi individu yang ditempatkan pada tingkat otoritas yang sama dalam organisasi dan mempunyai atasan yang sama. Seperti yang diterapkan di PT Indonesia Muda Kreasi, sesama pegawai saling memberikan informasi dan saling menyemangati untuk menyelesaikan tugas-tugas selama berada di lingkungan kerja. Hal itu dapat membuat hubungan sesama pegawai menjadi baik dan harmonis.

Selain harus memiliki kemampuan, pemimpin juga perlu memiliki sifat kemanusiaan, demokratis, adil dan mencintai bawahannya, sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S An-Nisa (58-59) :

Terjemahannya :

“Sungguh Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya

dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat.”

“Wahai orang-orang yang beriman! Ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur`an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”

Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu berkomunikasi dengan baik dan efektif kepada seluruh pegawainya.

Sebagai seorang pemimpin harus memiliki wawasan yang luas, jujur, adil dan bertanggung jawab serta mampu berkomunikasi dengan baik.

Karena dengan berkomunikasi yang baik dapat menentukan berhasil atau tidaknya seorang pemimpin dalam menjalankan tugasnya, seperti di PT Indonesia Muda Kreasi, peneliti melihat bahwa proses komuikasi yang terjadi antar pegawai baik itu komunikasi yang terjadi antar satu divisi maupun dengan divisi lainnya berjalan dengan baik, sehingga mengahsilkan human relation yang berjalan secara natural, serta membuat keakrabannya semakin kental.

B. Pola Komunikasi Organisasi Yang di Terapkan di PT Indonesia Muda Kreasi.

a) Pola Rantai

Dalam pola komunikasi rantai, anggota terakhir yang menerima pesan yang disampaikan oleh pemimpin seringkali tidak menerima pesan yang akurat. Sehingga, pemimpin seringkali tidak dapat mengetahui hal tersebut karena tidak adanya umpan balik

58

yang disampaikan. Pola rantai biasanya digunakan hanya dari semua atasan sub kepala divisi kepada anggota divisi tersebut. Satu anggota hanya dapat berkomunikasi dengan satu orang lain, lalu anggota llain dapa menyampaikan pesan kepada anggota lainnya begitu seterusnya. Sebagai contoh, COO dapat berkomunikasi atau menyampaikan informasi ke Project Officer, lalu bagian Project Officer hanya dapat berkomunikasi dengan kepala divisi Marketing Komunikasi, bagian Markom hanya bisa berkomunikasi ke bagian kepala divisi Admin, dan begitu seterusnya terjadi dibagian divisi lainnya. Pola rantai cenderung menimbulkan banyak kesalahan entah kesalahan informasi maupun instruksi kerja.

b) Pola Bintang

Menurut hasil wawancara penelitian yang didapat peneliti dari lima bentuk pola komunikasi organisasi roda, rantai, Y, lingkaran, dan bintang, dapat ditemukan dan yang paling efektif bahwa pola yang digunakan oleh PT Indonesia Muda Kreasi dalam memberikan informasi pekerjaan ataupun memberi dan menerima instruksi kerja adalah pola bintang. Pola bintang ini adalah pola komunikasi yang terbaik dibandingkan dengan pola komunikasi lainnya dimana pola bintang merupakan pemimpin atau atasan memiliki hubungan yang baik kepada semua anggotanya dan semuanya juga memiliki kekuatan yang sama untuk mempengaruhi anggota lainnya. Pola ini memungkinkan adanya partisipasi anggota secara umum.

Pola bintang merupakan semua saluran dari setiap angota dapat berkomunikasi dengan semua anggota kelompok yang lain. Pada pola ini, semua saluran tidak terpusat pada satu orang pemimpin.

Pola ini juga paling memberikan kepuasan kepada anggota-anggotanya, dan yang paling cepat menyelesaikan tugas bila tugas berkenaan dengan masalah yang sulit.

Pola bintang hampir sama dengan pola rantai dalam arti semua anggota itu sama dan semuanya juga memiliki kekuatan yang sama untuk mempengaruhi anggota lainnya. Yang membedakan dalam pola bintang ini lebih adanya partisipasi anggota secara optimal.

Pola ini juga bisa disebut dengan pola semua arah atau saluran, sehingga setiap anggota dapat berkomunikasi dan melakukan timbal balik dengan semua anggota yang lain. Seperti contoh waktu diadakan rapat mendadak atau terjadwal entah dari pimpinan atau kepala divisi, setiap anggota dapat menyampaikan isi pikiran, pendapat kendala dan bertukar pikiran. Jika ingin berkomunikasi dengan anggota lain tidak ada batasan. Semua anggota dapat berkomunikasi dengan siapapun sesuai dengan keperluannya. Begitu juga pemimpin akan sangat terbuka jika karyawannya ingin menyampaikan pesan mengenai pekerjaan dan masalah dalam pekerjaannya.

C. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Komunikasi Organisasi Dalam Meningkatkan Loyalitas Perusahaan.

Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan atau informasi dari seseorang ke orang lain untuk menghasilkan persepsi yang sama, komunikasi juga hal yang sering dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Hal yang mendukung komunikasi akan mengakibatkan kepuasaan kerja yang dirasakan pimpinan dan karyawan atas pekerjaan.

1. Faktor Pendukung

Komunikasi merupakan alat penghubung untuk saling

60

tukar menukar sebuah pesan atau dapat diartikan sebagai hubungan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok bahkan kelompok dengan kelompok. Faktor pendukung merupakan hal-hal yang mendukung dalam terlaksananya pola komunikasi organisasi dengan baik sehingga dapat menunjang kinerja organisasi secara keseluruhan.

Menurut analisa penulis, fasilitas dan program adalah hal yang sangat penting dalam memberikan kenyamanan berbentuk wadah atau tempat memiliki lingkungan kerja yang baik dan suportif agar dapat meningkatkan loyalitas antar karyawan dan perusahaan. Selain fasilitas tempat terdapat juga faktor lainnya seperti program-program kerja yang disediakan di perusahaan, kemudian terdapat benefit yang setimpal dengan hasil kerjanya, lalu terdapat juga media komunikasi.

2. Faktor Panghambat

Faktor penghambat merupakan hal-hal yang menjadi penyebab tidak terlaksananya dengan baik pola komunikasi organisasi. Ketidaklancaran komunikasi manusia disebabkan adanya hambatan (noise) atau ganguan. Komunikasi dalam organisasi tidak selalu berjalan dengan lancar dan mulus seperti yang diharapkan. Seringkali dalam suatu organisasi terjadi kesalahpahaman dalam pesan yang disampaikan baik antara satu anggota dengan anggota lainnya atau antara atasan dengan bawahannya.

1) Waktu

Menurut hasil analisa penulis, waktu merupakan hal yang sangat krusial didalam keberlangsunan setiap aspek yang

ada disebuah organisasi. Salah satu faktor penghambat dalam upaya meningkatkan loyalitas di PT Indonesia Muda Kreasi adalah jam kerja yang berlebih seperti diskusi atau revisi dan keputusan dari klien baru ada di jam kerja yang sudah habis, dikarenakan jam kerja klien sama dengan jam kerja di PT Indonesia Muda Kreasi.

2) Kesalah Pahaman (misscommunication)

Menurut hasil analisa penulis, didalam lingkungan yang melibatkan interaksi bersama orang lain, baik dalam lingkungan kelompok kecil dan kelompok besar, tidak dipungkiri terkadang terjadi kesalah pahaman. Kesalah pahaman dapat terjadi karena faktor psikologis dari pegawai tersebut. Didalam proses interaksi, seperti halnya dengan PT Indonesia Muda Kreasi, terkadang terjadi kendala dalam proses kerja diruang lingkup perusahaan.

Kendala-kendala yang biasanya terjadi di perusahaan yaitu biasanya salah satu anggota memberikan informasi yang kurang dapat dipahami, sehingga receiver tidak dapat menerima informasi dengan baik.

3) Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan merupakan perwujudan tingkah laku seorang pemimpin yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin dan mempengaruhi karyawannya dalam menjalankan tugas. Manurut hasil analisa peneliti, gaya kepemimpinan di PT Indonesia Muda Kreasi bersifat otoriter. Pemimpin kurang ahli untuk merekrut tenaga ahlinya sesuai dengan passion. Kemudian pihak manajemen terkadang terlalu memaksakan bagian

62

administrasi dna pemimpin terlalu mendikte anggota, sehingga anggota merasa pemimpin terlalu memaksakan kemauannya dan sering mengabaikan pendapat anggota yang terlibat langsung di lapangan.

4) Karyawan

Aktivitas di perusahaan tidak dapat berjalan lancar apabila tanpa adanya keikutsertaan karyawan. Karyawan bertanggung jawab dalam membranding perusahaan kepada para klien. Menurut hasil analisa peneliti di PT Indonesia Muda Kreasi adakalanya karyawan juga menjadi faktor penghambat bagi perusahaan. Terkadang terdapat karyawan yang memberikan contoh buruk, perusahaan harus segera ditindak lanjuti berupa teguran, surat peringatan, skors, maupun pemecatan.

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan penelitian dan analisis data yang penulis dapatkan mengenai “Pola Komunikasi Organisasi Perseroan Terbatas Indonesia Muda Kreasi Dalam Meningkatkan Loyalitas Perusahaan” maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut: Pola Komunikasi Yang digunakan oleh PT Indonesia Muda Kreasi yaitu Pola Rantai dan Pola Bintang. Pada PT Indonesia Muda Kreasi menggunakan pola komunikasi rantai biasanya digunakan hanya dari semua atasan sub kepala divisi kepada anggota divisi tersebut. Pola Rantai ini biasanya digunakan pada saat event berlangsung. Sedangkan Pola Bintang merupakan adanya hubungan yang baik dan harmonis antara para karyawan dengan pemimpin. Pada PT Indonesia Muda Kreasi Pola Bintang ini tidak memiliki batasan pada karyawan untuk mengutarakan ide nya dan bebas berpendapat, dan apabila terjadi masalah yang sulit biasanya Pola Bintang ini lebih mudah dan lebih cepat untuk menyelasaikannya.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian mengenai “Pola Komunikasi Organisasi di Perseroan Terbatas Indonesia Muda Kreasi Dalam Meningkatkan Loyalitas Perusahaan”. Penulis memiliki beberapa saran kepada pemimpin maupun perusahaan PT Indonesia Muda Kreasi.

1. Kepada perushaan agar lebih mempertimbangkan dalam menerima calon karyawan baru, dengan cara dapat memilih calon karyawan sesuai dengan kualitas dan kuantitas perusahaan.

64

2. Diharapkan kepada pimpinan perusahaan lebih menerima saran dan kritik dari karyawan yang terlibat langsung didalam perusahaan khususnya pada saat salah satu karyawan tersebut yang menangani permasalahan yang terjadi di lapangan.

DAFTAR PUSTAKA

A.W, Suranto. Komunikasi Organisasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2018.

Abdullah, Masmuh. Komunikasi Organisasi Dalam Perspektif Teori dan Praktek. Malang : UMM Press, 2008.

Arni, Muhammad. Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara, 2011.

Dedy N. Hidayat, Paradigma dan Metodologi Penelitian Sosial Empirik Kalasik, Jakarta: Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia,2003.

Effendy, Onong Uchjana. Dinamika Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2008.

Handoko, Hani. Manajemen. Yogyakarta : BPFE, 1995.

Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006.

Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006.

Miles dan Huberman, Analisis Data Kualitatif: buku sumber tentang metode-metode baru, Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2007.

Pace, R Wayne, Don F Faules. Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006.

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta, Prenada Media Group, 2006.

Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011.

66

RI, Kementrian Agama. Al-Qur’an dan Terjemahnya.

Surabaya : Halim Publishing dan Distributing, 2003.

Riberu, Jan. Dasar-Dasar Kepemimpinan. Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1992.

Roudonah. Ilmu Komunikasi. Jakarta : UIN Press, 2007.

Ilaihi, Wahyu. Komunikasi Dakwah. Bandung : Remaja Rosdakarya, 2010.

Wibowo. Perilaku Dalam Organisasi. Depok : PT Raja Grafindo Persada, 2016.

Thoha, Miftah. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2007.

Website :

http://www.semarang.ac.id, diakses pada tanggal 14 Januari 2021 IMRR – Indonesia Muda Road Runner •• LariKu.info 🇮🇩

Teori Hubungan Manusia dalam Komunikasi Organisasi - PakarKomunikasi.com

Sumber Informan :

Wawancara penelitian dengan bapak Satrio Guardian, COO PT Indonesia Muda Kreasi, pada Jum’at 17 September 2021.

Wawancara penelitian dengan ibu Esti Damayanti, Kepala Divisi Marketing Komunikasi PT Indonesia Muda Kreasi, pada Jum’at 15 September 2021.

Wawancara penelitian dengan ibu Ulfie Umar, Project Officer PT Indonesia Muda Kreasi, pada Jum’at 2 September 2021.

Wawancara penelitian dengan ibu Bella S. Capiesta, HRD &

Admin Officer PT Indonesia Muda Kreasi, pada Jum’at 6 September 2021.

Wawancara penelitian dengan bapak Rizki Satrio Wicak, Kepala Divisi Produksi PT Indonesia Muda Kreasi, pada Jum’at 5 September 2021.

68

LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

TRANSKIP WAWANCARA

Pewawancara : Citra Armia Novianti Narasumber : Satrio Guardian

Hari/Tanggal : Jum’at, 17 September 2021

Tempat : Via Zoom

1. Penulis : Sudah berapa lama bergabung dengan Indonesia Muda Kreasi?

Informan : sebelumnya saya sudah mulai bergabung dari tahun 2012 posisinya masih part time karena pada saat itu saya masih kuliah.

kemudian di tahun 2017 baru saya sudah mulai full time dan baru menjadi karyawan tetap. Seluruh posisi setiap divisi diperusahan sudah pernah saya duduki atau saya jabati mulai dari posisi admin, marketing komunikasi, IT, project officer dan lainnya.

2. Penulis : Apakah tujuan berdirinya PT Indonesia Muda Kreasi ? Informan : salah satu tujuannya itu untuk mengangkat kualitas olahraga di Indonesia. Karena di Indonesia warga negaranya banyak, tapi untuk kualitas olahraganya sendiri kalah dengan negara lain.

Bahkan event-event internasional seperti ASEAN GAMES atau SEA GAMES itu kita kualitasnya masih kurang, harusnya kita bisa bersaing dengan negara luar.

3. Penulis : untuk meningkatkan loyalitas, apakah penting menerapkan komunikasi antara atasan terhadap bawahannya ?

Informan : Komunikasi sangat penting karena perusahaan ini bekerja

bersama team, maka komunikasi sangat penting untuk kita di PT Indonesia Muda Kreasi. Jika komunikasinya saja minim itu dapat bisa menyebabkan ketidak pahaman antara karyawan dan pimpinan.

Apalagi ketika event sedang berjalan, komunikasi antar anggota perusahaan sangat dibutuhkan sekali.

4. Penulis : Pola komunikasi apa yang diterapkan para karyawan di perusahaan ?

Informan :

a. Pola lingkaran menurut saya efektif atau tidaknya itu tergantung dengan kepentingannya perusahaan. Akan tetapi jika pola lingkaran ini diterapkan kemungkinan kekurangannya adalah salah satu anggota yang tidak menerima informasi secara langsung, biasanya mereka tidak bisa mengetahui hasil akhir dari keputusan. Untuk saat ini pola lingkangan juga diterapkan di perusahaan namun tidak selalu digunakan.

b. Pola roda saat ini tidak diterapkan di perusahaan. Karena di PT Indonesia Muda Kreasi seluruh anggota dapat berkomunikasi kemana saja tanpa adanya batasan. Dan menurut saya pola kurang efektif jika diterapkan di perusahaan kreatif ini.

c. Pola Y saat ini diterapkan di PT Indonesia Muda Kreasi, contohnya apabila CEO ingin berkomunikasi dengan bagian project biasanya harus melewati COO terlebih dahulu. Jadi untuk pola komunikasi ini kita tidak serta merta harus mengikuti satu pola saja, kita banyak menggunakan beberapa pola ini.

d. Pola rantai jika dikaitkan pada saat event berlangsung, strukturnya mungkin panjang jadi kita butuh pola rantai agar mempermudah komunikasinya. Biasanya ketika event

70

berlangsung dari staf yang paling hingga staf yang paling bawah harus menggunakan pola rantai ini. Agar bisa berjalan dengan baik dan informasinya efektif kita biasanya akan membuat pedoman mengenai event tersebut seperti aturan kerja dan akan disebar keseluruh anggota di event tersebut.

Walaupun penjelasan antar anggota berbeda, tetapi mereka setidaknya sudah membaca pedoman yang sudah dikasih sebelum acara berlangsung.

e. Pola bintang menurut saya lebih tepat dan saat ini sudah berlangsung diperusahaan PT Indonesia Muda Kreasi dan pola efektif jika diterapkan. Namun apabila perusahaannya lebih besar, pola ini kurang efektif jika diterapkan karena terlalu mikro managemen kemungkinan besar pola yang diterapkan di perusahaan besar adalah pola rantai.

5. Penulis : Apa saja faktor penghambat komunikasi dalam meningkatkan loyalitas perusahaan ?

Informan : jadi untuk meningkatkan loyalitas biasanya hambatannya seperti pertama terdapat satu pegawai cara kerjanya kurang bagus dan itu membawah pengaruh buruk untuk para pegawai lainnya.

6. Penulis : bagaimana solusinya jika terjadi hambatan dalam meningkatkan loyalitas ?

Informan : jika tejadi hambatan seperti tadi biasanya perusahaan harus memberika sikap yang bijak contohnya bisa melalui peneguran terlebih dahulu, namun apabila pegawai tersebut masih belum bisa memperbaiki sikapnya maka perusahaan akan memberikan skorsing hingga pemecatan, tergantung dengan masalah yang telah dilakukan pegawainya.

7. Penulis : Faktor pendukung apa saja yang dapat meningkatkan loyalitas perusahaan ?

Informan : faktor pendukung menurut saya sebagai pemimpin perusahaan yaitu yang pertama, kita harus dont to earth jadi jangan sampai kita memimpin perusahaan dengan seenaknya tanpa mengikuti rules. Kedua, memiliki lingkungan kerja yang nyaman. Ketiga, karyawan mendapatkan benefit seperti bonus setimpal dengan kinerjanya hasil kerja kerasnya.

8. Penulis : Program atau kegiatan apa saja yang dapat meningkatkan loyalitas terhadap karyawan ?

Informan : untuk saat ini dikarenakan sedang pandemik kita tidak memiliki program. Namun sebelum adanya pandemik perusahaan memiliki beberapa program seperti gathering keluar kota dengan seluruh anggota perusahaan.

Kemudian kita tidak selamanya bekerja dikantor, dihari tertentu kita kerja diluar seperti coffeeshop dan restaurant agar mereka bisa merasakan ini merupakan perusahaan yang nyaman. Yang penting goalnya tetap tercapai jadi menurut saya memberika kebebasan kepada karyawan itu tidak masalah.

Mengetahui,

Satrio Guardian

72

TRANSKIP WAWANCARA

Pewawancara : Citra Armia Novianti Narasumber : Ulfie Umar

Hari/Tanggal : Kamis, 2 September 2021

Tempat : Via Zoom

1. Penulis : Sudah berapa lama bergabung dengan Indonesia Muda Kreasi?

Informan : jika ditanya berapa lama bergabung dengan PT Indonesia Muda Kreasi, kurang lebih sekitar 3,5 tahun.

2. Penulis : untuk meningkatkan loyalitas, apakah penting menerapkan komunikasi antara atasan terhadap bawahannya ?

Informan : jika dikaitkan dengan loyalitas diperusahaan ini, komunikasi sangat berperan penting. Karena tidak adanya batasan ataupun halangan antar karyawan, dan setiap karyawan berhak untuk mengajukan pendapat.

3. Penulis : Pola komunikasi apa yang diterapkan para karyawan di perusahaan ?

Informan :

a. pola lingkaran tidak diterapkan di PT Indonesia Muda Kreasi karena biasanya pola lingkaran ini diterapkan pada perusahaan yang non profit, sedangkan di PT Indonesia Muda Kreasi memiliki target dan jika tidak adanya atasan atau pemimpin karyawan akan lebih sulit meningkatkan loyalitas dalam perusahaan karena tidak memiliki arah yang jelas.

b. Pola roda tidak efektif jika diterpakan di PT Indonesia Muda Kreasi karena bisa terjadi adanya kesalahan dalam setiap

keputusan yang diambil oleh pemimpin. Sedangkan di perusahaan besar atau strat up biasanya menerapkan pola roda.

c. Pola rantai tidak diterapkan di perusahaan karena PT Indonesia Muda Kreasi memiliki banyak divisi dan semuanya harus saling berkomunikasi.

4. Penulis : Apa saja faktor penghambat komunikasi dalam meningkatkan loyalitas perusahaan ?

Informan : hambatan yang sering terjadi di perusahaan biasanya jam kerja yang over time, seperti diskusi atau revisi dan keputusan dari klien baru ada di jam kerja yang sudah habis karena klien kita berasal dari perusahaan yang waktu jam kerjanya sama dengan jam kerja perusahaan kita, jadi mereka baru bisa online saat jam kerja kita sama-sama sudah habis.

5. Penulis : Bagaimana solusinya jika terjadi hambatan dalam meningkatkan loyalitas ?

Informan : jika hambatannya membutuhkan keputusan dari pemimpin, biasanya akan langsung aku diskusi untuk melakukan pemecahan masalahnya. kerja. Keempat yaitu perlakuan dari atasannya harus merangkul dan

Informan : jika hambatannya membutuhkan keputusan dari pemimpin, biasanya akan langsung aku diskusi untuk melakukan pemecahan masalahnya. kerja. Keempat yaitu perlakuan dari atasannya harus merangkul dan

Dokumen terkait