• Tidak ada hasil yang ditemukan

38 BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Pada bab ini ditemukan data penelitian menggunakan pengumpulan data melalui wawancara online, observasi serta studi pustaka. Data dan temuan penelitian tersebut berkaitan dengan pola komunikasi organisasi dalam meningkatkan loyalitas perusahaan di PT Indonesia Muda Kreasi.

Wawancara dilakukan dengan cara berkomunikasi langsung dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian ini, wawancara pada penelitian ini dilakukan dengan COO dan kepala divisi di PT Indonesia Muda Kreasi. Observasi yang penulis lakukan di PT Indonesia Muda Kreasi dengan mengamati secara langsung aktivitas kegiatan pimpinan dan para karyawan. Serta mengamati sikap seluruh karyawan dalam berkomunikasi baik kepada pimpinan maupun sesama karyawan.

Berdasarkan data yang diperoleh melalui wawancara online via zoom dan observasi langsung di PT Indonesia Muda Kreasi. Menurut penulis terdapat beberapa temuan yang berkaitan dengan pola komunikasi organisasi yang digunakan pimpinan dalam membangun loyalitas terhadap karyawan dan perusahaan di PT Indonesia Muda Kreasi serta faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam proses bekerja. Terdapat beberapa pola komunikasi organisasi yang diterapkan pimpinan dan karyawan.

A. Pola Komunikasi Organisasi di PT Indonesia Muda Kreasi dalam Meningkatkan Loyalitas Perusahaan.

Pola komunikasi Kelompok merupakan bentuk yang tetap dalam menyampaikan pesan didalam suatu organisasi antara atasan dengan bawahan ataupun sebaliknya dan sesama pegawai untuk

mencapai suatu tujuan tertentu. Komunikasi organisasi merupakan adanya keterlibatan antara dua orang atau lebih dalam organisasi dengan sendirinya akan berlangsung komunikasi.

Organisasi merupakan suatu wadah untuk kegiatan bagi orang-orang yang melakukan berbagai tugas untuk mencapai tujuan bersama.

Dalam suatu organisasi komunikasi adalah aktivitas yang harus dijaga sehingga anggota organisasi merasakan adanya hubungan yang harmonis, saling mendukung dan membutuhkan. Karena ini komunikasi organisasi merupakan proses yan terjadi di organisasi dengan tujuan saling menjaga keharmonisan kerjasama antara seluruh anggota yang terlibat didalamnya.

Dari data hasil penelitian yang dilakukan melalui wawancara dan observarsi langsung ke lokasi, peneliti menetapkan 5 informan untuk menyelesaikan rumusan masalah penelitian. Adapun karakteristik informan dijabarkan sebagai berikut :

No. Nama Informan Jabatan

1 Satrio Guardian COO

2 Ulfie Umar Project Office

3 Esti Damayanti Kepala Div. Markom

4 Bella S. Capiesta Kepala Div. Admin

5 Satrio Wicak Kepala Div. Produksi

Dalam berkomunikasi, pola komunikasi yang sering digunakan di PT Indonesia Muda Kreasi yaitu sebagai berikut :

1. Pola Lingkaran

Semua anggota memiliki posisi yang sama dan memiliki wewenang atau kekuatan yang sama untuk

40

mempengaruhi kelompok lainnya. Setiap anggota bisa berkomunikasi dengan dua anggota lainnya. Bedasarkan dari hal tersebut peneliti kemudian mewawancarai Bapak Satrio Guardian selaku COO di PT Indonesia Muda Kreasi mengatakan bahwa :

“Menurut saya efektif atau tidaknya itu tergantung dengan kepentingan perusahaan. Akan tetapi jika pola lingkaran ini diterapkan kemungkinan kekurangannya adalah salah satu pihak anggota karyawan ada yang tidak menerima informasi secara langsung, biasanya mereka tidak bisa mengetahui hasil akhir dari keputusan. Untuk saat ini pola lingkangan juga diterapkan di perusahaan namun tidak selalu digunakan.”24

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas terkait dengan pola lingkaran, dapat disimpulkan bahwa pola lingkaran menjadi salah satu pola yang efektif diterapkan PT Indonesia Muda Kreasi. Sedangkan pendapat menurut Ibu Ulfie Umar selaku Project Officer mengatakan bahwa :

“Pola lingkaran tidak diterapkan di PT Indonesia Muda Kreasi karena biasanya pola lingkaran ini diterapkan pada perusahaan yang non profit, sedangkan PT Indonesia Muda Kreasi memiliki target dan jika tidak adanya atasan atau pemimpin karyawan akan lebih sulit meningkatkan loyalitas dalam

24 Wawancara dengan Bapak Satrio Guardian Sebagai COO PT Indonesia Muda Kreasi Via Zoom, pada 17 September 2021

perusahaan karena tidak memiliki arah yang jelas.”25 Berdasarkan dari hasil wawancara diatas terkait dengan pola komunikasi lingkaran, dapat disimpulkan bahwa pada PT Indonesia Muda Kreasi tidak menerapkan pola komunikasi lingkaran, akan sulit untuk meningkatkan loyalitas antar karyawan dan perusahaan karena tidak memiliki arah yang jelas. Sedangkan pendapat menurut Bapak Satrio Wicak selaku Kepala Divisi Produksi mengatakan bahwa :

“pola lingkaran tidak efektif jika diterapkan di perusahaan karena perusahaan start up ataupun perusahaan settle sekalipun pemimpin sangat dibutuhkan, karena jika tidak adanya seorang pemimpin maka para anggota tidak akan memiliki rasa tanggung jawab terhadap perusahaan.”26

2. Pola Roda

Pola roda merupakan komunikasi dengan dua arah, dimana setiap karyawan akan mengirim dan menerima pesan ke pimpinan secara langsung, dan pimpinan akan menerima serta mendistribusikan informasi yang diterimanya. Bedasarkan dari hasil penelitian bahwasannya pola roda ini tidak efektif jika diterapkan didalam perusahaan PT Indonesia Muda Kreasi.

Karena menurut Bapak Satrio Guardian selaku COO di PT Indonesia Muda Kreasi mengatakan bahwa :

“pola roda saat ini tidak diterapkan di perusahaan, karena anggota PT Indonesia Muda Kreasi dapat

25 Wawancara dengan Ibu Ulfie Umar Sebagai Project Officer PT Indonesia Muda Kreasi Via Zoom, pada 2 September 2021

26 Wawancara dengan bapak Satrio Wicak Sebagai Kepala Divisi Produksi PT Indonesia Muda Kreasi Via Zoom, pada 5 September 2021

42

berkomunikasi kemana saja tanpa adanya batasan.

Menurut saya pola roda ini kurang efektif jika diterapkan diperusahaan kreatif ini.”27

Pernyataan ini diperkuat kembali oleh Ibu Ulfie Umar selaku Project Officer di PT Indonesia Muda Kreasi mengatakan bahwa pola roda tidak bisa diterapkan didalam PT Indonesia Muda Kreasi, kemungkinan pola roda digunakan diperusahaan lain :

“Menurut saya pola roda ini tidak efektif diterapkan di PT Indonesia Muda Kreasi karena bisa terjadi adanya kesalahan dalam setiap keputusan yang diambil oleh pemimpin. Sedangkan diperusahaan besar ataupun start up biasanya menerapkan pola roda tersebut.”28 Pernyataan ini diperkuat kembali oleh Bapak Satrio Wicak selaku Kepala Divisi Produksi di PT Indonesia Muda Kreasi mengatakan bahwa pola roda tidak bisa diterapkan didalam PT Indonesia Muda Kreasi, seharusnya komunikasi yang digunakan adalah komunikasi vertikal dan horizontal :

“pola roda tidak efektif jika diterapkan di PT Indonesia Muda Kreasi karena komunikasi yang seharusnya digunakan adalah komunikasi vertikal dan horizontal, jadi bukan hanya vertikal saja. Agar project berjalan lancar harusnya perlu adanya diskusi antara seluruh karyawan dan pimpinannya.”29

27 Wawancara dengan Bapak Satrio Guardian Sebagai COO PT Indonesia Muda Kreasi Via Zoom, pada 17 September 2021

28 Wawancara dengan Ibu Ulfie Umar Sebagai Project Officer PT Indonesia Muda Kreasi Via Zoom, pada 2 September 2021

29 Wawancara dengan bapak Satrio Wicak Sebagai Kepala Divisi Produksi PT Indonesia Muda Kreasi Via Zoom, pada 5 September 2021

3. Pola Y

Pada pola Y pusat komunikasinya tidak bisa berkomunikasi langsung dengan seluruh individu, akan tetapi ada individu yang komunikasinya harus melalui individu lain. Jadi hanya ada dua anggota saja yang dapat berkomunikasi dengan satu orang yang ada disebelahnya.

Berdasarkan hasil penelitian bahwasanyya pola Y ini diterapkan di PT Indonesia Muda Kreasi hanya saja pola Y ini tidak selalu digunakan di perusahaan. Karena menurut Bapak Satrio Wicak selaku Kepala Divisi Produksi di PT Indonesia Muda Kreasi mengatakan bahwa :

“Pola Y jika diterapkan di PT Indonesia Muda Kreasi tidak efektif, tetapi ada beberapa perusahaan yang menerapkan system pola Y. Jadi untuk pola ini menurut saya tergantung situasi dan kondisi perusahaannya.

Tetapi pola ini terkadang digunakan di PT Indonesia Muda Kreasi tergantung situasi dan kondisi, dan untuk penerapannya sendiri menurut saya tidak terlalu efektif.”30

Pernyataan ini diperkuat kembali oleh Ibu Esti Damayanti selaku Kepala Divisi Marketing komunikasi di PT Indonesia Muda Kreasi mengatakan bahwa pola Y kurang efektif apa bila diterapkan di PT Indonesia Muda Kreasi :

“Jika sesuai SOP, di PT Indonesia Muda Kreasi menerapkan pola Y, namun prakteknya tidak selalu diterapkan tergantung kebutuhannya. Menurut saya

30 Wawancara dengan bapak Satrio Wicak Sebagai Kepala Divisi Produksi PT Indonesia Muda Kreasi Via Zoom, pada 5 September 2021

44

pola Y ini kurang efektif jika diterapkan di perusahaan kreatif ini. Karena pola Y tidak memberi motivasi karyawan untuk lebih insiatif.”31

4. Pola Rantai

Pola rantai ini hampir sama dengan pola lingkaran, hanya saja anggota yang paling akhir hanya dapat berkomunikasi dengan satu individu. Dalam pola ini biasanya anggota yang paling akhir menerima informasi dari pimpinan sering kali tidak menerima informasi yang akurat. Sehingga pimpinan tidak dapat mengetahui hal tersebut karena tidak adanya umpan balik yang di sampaikan.

Berdasarkan hasil penelitian bahwasannya pola rantai ini efektif diterapkan diperusahaan menurut Bapak Satrio Guardian selaku COO PT Indonesia Muda Kreasi mengatakan bahwa :

“Pola rantai jika dikaitkan pada saat event berlangsung, strukturnya mungkin panjang jadi kita perlu menggunakan pola rantai agar mempermudah komunikasinya. Biasanya ketika event berlangsung dari staf yang paling tinggi jabatannya hingan staf yang paling bawah garus menggunakan pola rantai.

Agar bisa berjalan dengan baik dan informasinya efektif kita biasanya akan membuat pedoma mengenai event tersebut seperti aturan kerja dan akan disebar keseluruh anggota event tersebut. Walaupun penjelasan antar anggota berbeda, tetapi setidaknya mereka sudah membaca pedoman yang sudah dikasih

31 Wawancara dengan Ibu Esti Damayanti Sebagai Kepala Divisi Marketing Komunikasi PT Indonesia Muda Kreasi Via Zoom, pada 15 September 2021

sebelum acara berlangsung.”32

Berdasarkan hasil wawancara diatas bahwasannya pola rantai ini diterapkan dan efektif jika diterapkan saat event sedang berlangsung. Sedangkan menurut Ibu Esti Damayanti selaku Kepala Divisi Marketing Komunikasi di PT Indonesia Muda Kreasi mengatakan bahwa :

“Pola rantai ini sebenarnya memang mau diterapkan oleh pimpinan di perusahaan, hanya saja masih belum berjalan. Karena pola komunikasi Indonesia Muda Kreasi inginkan adalah pola rantai hanya saja dalam prakteknya ini tidak berjalan. Mungkin jika dipemerintahan pola rantai yang digunakan, namun untuk industri kreatif seperti PT Indonesia Muda Kreasi yang semua anggotanya turun lapangan menurutku pola rantai kurang efektif jika diterapkan di perusahaan.”33

3. Pola Bintang

Pola ini konsepnya hampir sama dengan pola lingkaran, semua individu dimungkinkan untuk mengirim dan penerima informasi ke segala arah. Jaringan, struktur, pola ini digunakan untuk menentukan tipe transaksi antara individu dalam perusahaan.

Pada pola ini, semua anggota tidak terpusat pada satu orang pimpinan saja.

Berdasarkan dengan hasil penelitian bahwasannya pola bintang ini sangat efektif apabila diterapkan di PT Indonesia Muda Kreasi

32 Wawancara dengan Bapak Satrio Guardian Sebagai COO PT Indonesia Muda Kreasi Via Zoom, pada 17 September 2021

33 Wawancara dengan Ibu Esti Damayanti Sebagai Kepala Divisi Marketing Komunikasi PT Indonesia Muda Kreasi Via Zoom, pada 15 September 2021

46

menurut Bapak Satrio Guardian selaku COO di PT Indonesia Muda Kreasi mengatakan bahwa :

“Menurut saya pola bintang lebih tepat dan saat ini sudah berlangsung di PT Indonesia Muda Kreasi dan pola efektif jika diterapkan. Namun apabila perusahaannya lebih besar, pola ini kurang efektif jika diterapkan karena terlalu mikro manajemen kemungkinan besar pola yang diterapkan diperusahaan besar adalah pola rantai.”34

Pernyataan ini diperkuat kembali oleh Ibu Esti Damayanti selaku Kepala Divisi Marketing Komunikasi PT Indonesia Muda Kreasi mengatakan bahwa pola bintang lebih efektif jika diterapkan di perusahaan :

“Pola yang saat ini sudah dan sedang diterapkan adalah bola bintang ini. Khususnya industri kreatif itu membutuhkan kontribusi, ide, wilingness dari semua anggotanya. Karena jika komunikasinya dibatasi hanya dilakukan satu arah saja, kemungkinan komunikasi itu akan menghambat proses kreatif dan itu akan membatasi atau mengurangi rasa tanggung jawab dalam menyampaikan idenya.”35

Pernyataan ini diperkuat kembali oleh Ibu Bella Capiesta selaku Kepala Divisi Admin PT Indonesia Muda Kreasi mengatakan bahwa pola bintang lebih efektif jika diterapkan di perusahaan :

34 Wawancara dengan Bapak Satrio Guardian Sebagai COO PT Indonesia Muda Kreasi Via Zoom, pada 17 September 2021

35 Wawancara dengan Ibu Esti Damayanti Sebagai Kepala Divisi Marketing Komunikasi PT Indonesia Muda Kreasi Via Zoom, pada 15 September 2021

“menurut aku pola bintang lebih efektif dibandingkan dengan pola lain. Karena informasinya bisa diketahui oleh seluruh pihak divisi, mempercepat waktu dalam komunikasi dan lebih efisien dan efektif. Di perusahaan kreatif ini seperti PT Indonesia Muda Kreasi cenderung lebih menggunakan pola bintang ini.”36 B. Faktor Penghambat dan Pendukung Dalam Pola Komunikasi

Organisasi di PT Indonesia Muda Kreasi.

Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan atau informasi dari seseorang ke orang lain untuk menghasilkan persepsi yang sama, komunikasi juga hal yang sering dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Hal yang mendukung komunikasi akan mengakibatkan kepuasan kerja yang dirasakan pimpinan dan karyawan atas pekerjaan.

Pola komunikasi organisasi di PT Indonesia Muda Kreasi didalamnya terdapat dua faktor, yaitu faktor penghambat dan faktor pendukung.

Bedasarkan dengan hasil analisis peneliti dengan mengkombinasikan hasil observasi, wawancara dalam faktor penghambat terdapat hal (1) Waktu , (2) komunikasi Kurang Efektif, (3) Gaya Kepemimpinan Atasan, (4) Karyawan. Sedangkan yang menjadi faktor pendukung dalam hal tersebut ialah hal (1) Fasilitas, (2) Benefit, (3) Media Komunikasi, (4) Program.

a) Faktor Penghambat

Faktor penghambat merupakan hal-hal yang menjadi penyebab tidak terlaksananya dengan baik pola komunikasi organisasi.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan analisis

36 Wawancara dengan Ibu Bella S. Capiesta Sebagai Kepala Divisi Admin PT Indonesia Muda Kreasi Via Zoom, pada 6 September 2021

48

peneliti, memperlihatkan bahwa faktor yang menjadi penghambat pola komunikasi organisasi lebih mengarah kepada hal (1) Waktu, (2) Komunikasi Kurang Efektif, (3) Gaya Kepemimpinan Atasan, (4) Karyawan.

1) Waktu

Jam kerja yang berlebih merupakan hal yang krusial didalam keberlangsungan setiap aspek yang ada disebuah organisasi, tidak hanya menyangkut pola komunikasi.Biasanya jam kerja di PT Indonesia Muda Kreasi sering melebihi batasan waktu, sehingga para anggota karyawan kebanyakan akan merasa tidak nyaman.Peneliti mewawancarai salah seorang informan untuk mengetahui aspek waktu dalam organisasi yang menjadi faktor penghambat dalam pola komunikasi organisasi yaitu Ibu Ulfie Umar selaku Project Officer di PT Indonesia Muda Kreasi mengatakan bahwa :

“hambatan yang sering terjadi diperusahaan biasanya jam kerja yang overtime, seperti diskusi atau revisi dan keputusan dari klien baru ada di jam kerja yang sudah habis karena klien klien kita berasal dari perusahaan yang waktu jam kerjanya sama dengan jam kerja perusahaan kita. Jadi mereka baru bisa online saat jam kerja kita sama-sama sudah selesai.”37

2) Komunikasi Kurang Dapat di Pahami

Hambatan dari proses komunikasi, hambatan tersebut seperti Miscommunication atau kesalahpahaman. Jika dalam sebuah organisasi sejak awal komunikasi yang terbangun antara

37 Wawancara dengan Ibu Ulfie Umar Sebagai Project Officer PT Indonesia Muda Kreasi Via Zoom, pada 2 September 2021

pimpinan dan karyawan mengalami gangguan ataupun terjadi kesalahan dalam membangun sebuah komunikasi, maka dapat dipastikan organisasi itu tidak akan berlangsung secara terus menerus dan jaringan yang akan dibangun menjadi kacau.

Menurut salah seorang karyawan selaku Project Officer Ibu Ulfie Umar mengatakan bahwa:

“faktor penghambat yang sering terjadi di perusahaan biasanya si sender memberi pesan kurang dapat dipahami, receiver pun tidak dapat menerima informasi dengan baik. Menurut saya faktor ini sangat berpengaruh dalam meningkatkan loyalitas perusahaan.”38

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, menunjukkan bahwa komunikasi juga berdampak pada kesuksesan yang dicapai di PT Indonesia Muda Kreasi. Komunikasi yang baik antara pimpinan dan karyawan akan menciptakan kerjasama yang baik dan lebih mengahsilkan atau berkembang sehingga muncullah kepuasan dalam pekerjaan yang dilakukan.

Dalam berkomunikasi, yang tak kalah pentingnya pula harus diperhatikan adalah bagaimana Anda bisa memahami lawan berkomunikasi Anda. Bila tidak mampu memahami siapa orang yang sedang berkomunikasi dengan Anda, besar kemungkinan akan terjadi salah pengertian berlanjut pada kesalahpahaman.39

38 Wawancara dengan Ibu Ulfie Umar Sebagai Project Officer PT Indonesia Muda Kreasi Via Zoom, pada 2 September 2021

39 Bustani Narda, Seni Berkomunikasi, (Padang Sumber : Dede Mustika, 2012), h. 42

50 3) Gaya Kepemimpinan Atasan

Menurut pendapat Soekarso, gaya kepemimpinan adalah perilaku atau tindakan seorang pemimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pekerjaan manajerial. Kemudian menurut pendapat Thoha, dijelaskan bahwa gaya kepemimpinan merupakan cara yang digunakan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi bawahan agar hendak melaksanakan tugas dan kewajiban sesuai dengan yang diharapkan agar tercapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.40

Dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan adalah perwujudan tingkah laku seorang pemimpin yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin dan mempengaruhi karyawannya dalam menjalankan tugas. Berikut beberapa gaya kepemimpinan, yaitu :

a. Gaya Kepemimpinan Otoriter

Gaya kepemimpinan otoriter adalah gaya kepemimpinan yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh sipemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.

b. Gaya Kepemimpinan

Demokratis Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikut sertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya

40 Thoha, Miftah, Kepemimpinan dalam Manajemen, (Jakarta : PT Raja Grafindo, 2007)h,

kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.

c. Gaya Kepemimpinan

Bebas Gaya kepemimpinan bebas ini pemimpin terlibat dalam kuantitas yang kecil dimana para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi.

d. Gaya kepemimpinan

Partisipatif Pemimpin partisipatif berkonsultasi dengan bawahan dan menggunakan saransaran dan ide mereka sebelum mengambil suatu keputusan. Kepemimpinan partisipatif dapat meningkatkan motivasi kerja bawahan.

Berdasarkan dari data diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa gaya kepemimpinan yang digunakan oleh pimpinan di PT Indonesia Muda Kreasi adalah gaya kepemimpinan otoriter.

Kemudian data tersebut juga diperkuat oleh Ibu Esti Damayanti selaku Kepala Divisi Marketing Komunikasi di PT Indonesia Muda Kreasi mengatakan bahwa :

“faktor penghambat komunikasi yang terjadi di perusahaan, biasanya kurang bisa untuk merekrut tenaga ahlinya expert sesuai dengan passion, kemudian pihak managemen terlalu memaksakan bagian administrasi, dan juga atasan terlalu mendikte, memaksakan kemauannya dan sering mengabaikan orang yang berada dilapangan, ada juga rules yang sudah dibuat bisa berubah dalam waktu sebulan

52

membuat anggota merasa bingung.”41

41 Wawancara dengan Ibu Esti Damayanti Sebagai Kepala Divisi Marketing Komunikasi PT Indonesia Muda Kreasi Via Zoom, pada 15 September 2021

BAB V PEMBAHASAN

Komunikasi merupakan sarana paling utama dalam kehidupan manusia, yang berarti hampir seluruh kegiatan manusia tersentuh komunikasi termasuk organisasi. Komunikasi dalam organisasi menjadi hal penting untuk menciptakan kesamaan pemahaman atas informasi yang disampaikan satu sama lain. Organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasi usaha suatu kelompok ornag untuk mencapai tujuan tertentu.Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga informal, dan berlangsung dalam sebuah jaringan yang lebih besar dari pada komunikasi kelompok. Komunikasi formal adalah komunikasi kebawah, komunikasi keatas, dan komunikasi horizontal. Sedangkan komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi.

Komunikasi organisasi itu sendiri terjadi di perusahaan PT Indonesia Muda Kreasi karena sebuah perusahaan memiliki aturan-aturan dan terorganisir.

Pola komunikasi organissi adalah gaya dimana cara berkomunikasi yang berupa penyampaian atau pengiriman informasi dari pengirim kepada penerima dan dapat dipahami. Maka pola komunikasi organisasi dituntut untuk dapat mengekspresikan ide-ide yang berkualitas guna untuk memajukan suatu organisasi maupun perusahaan. Fakta yang terjadi dalam proses pola komunikasi organisasi di PT Indonesia Muda Kreasi terdapat berbagai macam pola dan pendapat yang ada didalam organisasi dengan teori yang ada.

Mengenai pendapat yang terjadi diperusahaan terdapat beberapa perbedaan sisi positif dan negatif. Pendapat mengenai sisi positif di PT Indonesia Muda Kreasi, yaitu sikap saling terbuka dalam semua

54

kegiatan yang terjadi didalam perusahaan. Antara lain, pengekspresian ide-ide dengan melalui keputusan bersama dalam organisasi dan memiliki lingkungan kerja yang nyaman serta mendapat benefit yang setimpal dengan kinerja para anggota. Pendapat mengenai sisi negatif didalam organisasi, yaitu jam kerja yang berlebih, pimpinan kurang ahli dalam merekrut tenaga ahli sesuai passion, informasi masih kurang terlalu efektif.

Seperti yang sudah dibahas di bab sebelumnya bahwa manusia terlibat pada tingkah laku organisasi. Anggota organisasi yang memutuskan apa peran yang akan dilakukan dan bagaimana melakukannya. Suatu organisasi didalamnya pasti memiliki sumber daya manusia sebagai makhluk individu sekaligus juga makhluk sosial. Tujuan tersebut dapat tercapai dengan adanya komunikasi yang dilakukan antara atasan dan bawahan yang ada di perusahaan. Maka dari itu teori yang cocok dengan penelitian ini ialah Teori Hubungan Manusia.

A. Alasan Penggunaan Teori Hubungan Manusia

Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan seseorang atau kelompok orang untuk berintegrasi. Unsur utama dalam proses integrasi adalah komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan secara kelompok disebut sebagai komunikasi organisasi. Dalam proses

Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan seseorang atau kelompok orang untuk berintegrasi. Unsur utama dalam proses integrasi adalah komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan secara kelompok disebut sebagai komunikasi organisasi. Dalam proses

Dokumen terkait