• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI PERSEROAN TERBATAS INDONESIA MUDA KREASI DALAM MENINGKATKAN LOYALITAS PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI PERSEROAN TERBATAS INDONESIA MUDA KREASI DALAM MENINGKATKAN LOYALITAS PERUSAHAAN"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI PERSEROAN TERBATAS INDONESIA MUDA KREASI DALAM MENINGKATKAN

LOYALITAS PERUSAHAAN

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Skripsi untuk Memperoleh Gelar Strata-1 Sarjana Sosial (S.Sos.)

Disusun Oleh :

CITRA ARMIA NOVIANTI 11170510000042

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN

SYARIEF HIDAYATULLAH JAKARTA 2021 M / 1443 H

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI PERSEROAN TERBATAS INDONESIA MUDA KREASI DALAM MENINGKATKAN

LOYALITAS PERUSAHAAN Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh :

CITRA ARMIA NOVIANTI NIM : 11170510000042

Dosen Pembimbing

DR. H. M. Yakub, MA.

NIP.1962101811993031002

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIEF HIDAYATULLAH JAKARTA 2021 M/ 1443 H

(3)
(4)
(5)

iii ABSTRAK Citra Armia Novianti, 11170510000042

“Pola Komunikasi Organisasi di Perseroan Terbatas Indonesia Muda Kreasi dalam Meningkatkan Loyalitas Perusahaan”

Keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan sangat ditentukan oleh kinerja yang sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Banyaknya fenomena yang terjadi antara pemimpin dengan karyawan yang bisa dilihat pada perusahaan diluar sana, tidak kompetennya pemimpin terhadap kesejahteraan para karyawan diperusahaan. Pemimpin yang baik mampu mempengaruhi karyawannya untuk bekerja semaksimal mungkin. Pemimpin juga harus mampu mendengarkan keluhan mereka dan memberikan solusi yang terbaik untuk karyawan. Dari latar belakang tersebut, maka muncul beberapa pertanyaan yaitu bagaimana pimpinan menerapkan pola komunikasi bintang di PT Indonesia Muda Kreasi. Bagaimana pimpinan menerapkan pola komunikasi rantai di PT Indonesia Muda Kreasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan riset lapangan (field research) dan paradigma konstruktivisme. Data yang didapat dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Agar penelitian ini terarah, maka teori yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah teori Hubungan Manusia yang dikembangkan oleh Barnard, Mayo, Roethlesher dan Dochson yang menjelaskan bagaimana pentingnya individu dan hubungan sosial dalam kehidupan organisasi. Hasil dari penelitian ini adalah Pola Komunikasi Yang digunakan oleh PT Indonesia Muda Kreasi yaitu Pola Rantai dan Pola Bintang.

pola komunikasi rantai biasanya digunakan hanya dari semua atasan sub kepala divisi kepada anggota divisi tersebut. Pola Bintang merupakan adanya hubungan yang baik dan harmonis antara para karyawan dengan pemimpin Kata Kunci: Pola, Komunikasi Organisasi, Hubungan Manusia, Pemimpin, Karyawan.

(6)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kesehatan, kenikmatan, kesabaran, keberkahan dan ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini yang berjudul “Pola Komunikasi Organisasi di Perseroan Terbatas Indonesia Muda Kreasi Dalam Meningkatkan Loyalitas Perusahaan”. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan pada pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.

Semoga kelak kita mendapatkan syafaat dari beliau, aamin yaa rabbal’alamiin.

Dalam proses menyelesaikan skripsi ini tentu tidak luput dari berbagai macam kesulitan beragam yang penulis lalui baik itu dari segi internal maupun eksternal, dan juga dari segi materi maupun non materi. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan penulisan tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna. Akan tetapi, karena adanya dukungan dari berbagai pihak, maka sebagai tanda syukur penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, M.A, sebagai rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Suparto, M.Ed, Ph.D, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Siti Napsiyah, S.Ag. Sebagai Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Sihabbdin Noor, M.Ag sebagai Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, Drs. Cecep Castrawijaya, M.A sebagai Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.

3. Dr. Armawati Arbi, M.Si sebagai Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam dan Dr. H. Edi Amin, M.A sebagai Sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

(7)

v

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Fita Fathurokhmah, M.Si, selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah membimbing dan memberika arahan kepada penulis selama melakukan studi.

5. Dr. H. M. Yakub, M.A yang telah meluangkan waktunya dan senantiasa membimbing dan banyak memberikan masukan serta saran kepada penulis selama proses penulisan ini berlangsung. Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Beliau, semoga kebaikannya dibalas oleh Allah SWT dan senantiasa diberikan keberkahan, kesehatan, dan kebaikan kepada dirinya beserta keluarganya.

6. Seluruh Staff dan Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah berperan penting dalam proses perkuliahan, memberikan ilmu serta wawasan dan pengalaman yang mempermudah pada masa studi.

7. Pihak Kantor PT Indonesia Muda Kreasi yang telah memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian di kantor yang ada di Tangerang.

8. Mas Satrio, Kak Ulfie, Kak Bella, Kak Wicak, Kak Esti, sekaligus informan dalam penelitian ini. Terima kasih telah berkenan untuk penulis wawancarai dan memberikan informasi terkait penelitian yang penulis lakukan.

9. Untuk mama Desmiarti, papa Candra Junari, adek Adhriannas Can, ungku H. Syarifuddin, dan nenek HJ. Elmi, yang mau mendengar tangisan dan keluh kesah penulis serta memberi saya motivasi agar tidak menyerah dan dengan senang hati mendoakan dan membiayai kuliah saya serta memberi semangat agar penulis sampai di tahap ini.

Penulis ucapkan terima kasih banyak semoga selalu diberi kesehatan agar bisa melihat penulis menjadi orang sukses dan menjadi anak yang

(8)

selalu dibanggakan, terkhusus penulis sangat berterima kasih kepada mama dan papa karena sudah push dan mengingatkan untuk segera menyelesaikan skripsi.

10. Sahabat terbaik penulis yang selalu ada Nila Cilvia Feronica yang selalu mau menemani penulis kemanapun dan kapanpun saat mengerjakan skripsi penulis ucapkan terima kasih sekali. Sahabat yang selalu mau mendengar keluh kesah penulis, dan memberikan semangat kepada penulis hingga membantu penulis pada saat proses skripsi ini.

Dan juga kepada Friska Atrelia Ramadhani yang selalu menemani dan membatu penulis dalam pengerjaan skripsi, dan memberika penulis saran-saran yang baik terima kasih banyak. I love you.

11. Sahabat terbaik penulis Friska, Nila, Vega, Tantya, Lala, Jeihan, Ucum, Nisa, Fardiah selaku sahabat penulis dari awal masuk perkuliahan hingga sampai sekarang. Penulis ucapkan terima kasih banyak atas canda, tawa, susah, sedih dan senang saat mengahdapi drama perkuliahan. Terima kasih banyak atas doa serta seupport yang selalu kalian berikan kepada penulis. Penulis sangat senang diberi kesempatan untuk kenal dan bersama dengan kalian. Semoga kita selalu bisa bersama-sama hingga nanti menjadi sukses dan terima kasih sudah menjadi orang yang sangat berarti bagi penulis.

12. Seluruh keluarga Himpunan Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (HMJ KPI) yang telah membuat kehidupan saya selama dikampus menjadi berwarna dan penuh dengan kegiatan- kegiatan yang nantinya akan berguna pada dunia kerja.

13. Seluruh keluarga Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Fakultas Dakwah yang sudah menjadi organisasi pertama saya di UIN dan juga berhasil memperluas pertemanan saya selama mejalani kehidupan perkuliahan.

(9)

vii

14. Teruntuk teman-teman seperjuangan sempro saya moza, eldy, leica terima kasih karena sudah mau meluangkan waktunya untuk menjawab pertanyaan penulis yang bawel ini.

15. Semua pihak lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satupersatu.

Terima kasih untuk semuanya atas motivasi yang telah diberikan kepada penulis

16. Terima kasih juga buat saya sendiri, terima kasih karena sudah mau berjuang hingga saat ini, terima kasih karena sudah mau melawan jiwa mager penulis untuk menyelsaikan skripsi ini. Dan saya merasa sangat luar biasa karena sudah melewati masa ini. Semoga kedepannya saya lebih tambah rajin, dan sukses, selalu dilancarkan dalam segala urusan.

Demikian ucapan terima kasih yang dapat penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu penulis mulai dari awal penulisan hingga skripsi ini terselesaikan. Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan pembaca dapat memberikan kritik dan sarannya untuk kesempurnaan skripsi ini.

Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi penulis dan seluruh pihak yang membaca.

Kota Tangerang,15 Desember 2021

Citra Armia Novianti

(10)

DAFTAR ISI

Contents

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI... viii

BAB I ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Review Kajian Terdahulu ... 8

F. Metodologi Penelitian ... 9

G. Sistematika Penulisan ... 13

BAB II ... 16

1. Pengertian Hubungan Manusia ... 16

2. Pengertian Pola Komunikasi Organisasi ... 17

3. Proses Komunikasi dalam Organisasi ... 21

4. Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi ... 23

5. Peranan Komunikasi Organisasi ... 25

6. Arus Komunikasi Organisasi ... 26

7. Iklim Komunikasi Organisasi ... 29

8. Faktor-Faktor Penghambat Komunikasi ... 30

9. Komunikasi Dalam Perspektif Islam ... 31

BAB III ... 34

A. Sejarah Indonesia Muda Kreasi ... 34

B. Visi dan Misi ... 36

C. Lokasi Kantor Indonesia Muda Kreasi ... 36

D. Program Kerja Indonesia Muda Kreasi ... 36

E. Struktur Organisasi Indonesia Muda Kreasi ... 37

(11)

ix

BAB IV ... 38

A. Pola Komunikasi Kelompok di PT Indonesia Muda Kreasi dalam Meningkatkan Loyalitas Perusahaan. ... 38

B. Faktor Penghambat dan Pendukung Dalam Pola Komunikasi Organisasi di PT Indonesia Muda Kreasi. ... 47

BAB V ... 53

A. Alasan Penggunaan Teori Hubungan Manusia ... 54

B. Pola Komunikasi Kelompok Yang di Terapkan di PT Indonesia Muda Kreasi. ... 57

C. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Komunikasi Kelompok Dalam Meningkatkan Loyalitas Perusahaan. ... 59

BAB VI ... 63

A. Kesimpulan ... 63

B. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 65

(12)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pemimpin dan organisasi tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Organisasi tanpa pemimpin tidak akan dapat berjalan dengan baik, dan sebaliknya pemimpin tanpa organisasi tidak ada gunanya.

Pemimpin adalah ujung tombak dari suatu perusahaan. Baik buruknya perusahaan tergantung dari pemimpin.

Kepeimimpinan secara etimologi berasal dari kata “pemimpin”

ditambahkan awalan “ke” dan akhiran “an”, maka kepemimpinan dapat diartikan menjadi beberapa bagian yaitu orang atau sekelompok orang yang memimpin, usaha memimpin, kemampuan atau kemahiran seseorang untuk memimpin, dan wibawa sang pemimpin.1

Menurut Kohler komunikasi yang efektif sangat penting bagi semua organisasi. Oleh karena itu, para pemimpin organisasi dan komunikator dalam organisasi perlu memahami dan menyempurnakan kemampuan komunikasi mereka.2

Agar komunikasi berlangsung efektif dan informasi yang disampaikan oleh seorang pemimpin dapat diterima, dan dipahami oleh para anggota, maka seorang pemimpin harus menerapkan pola komunikasi yang baik. Pengetahuan komunikasi saja belum cukup untuk dapat memahami komunikasi organisasi.

Komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun non verbal antara pengirim pesan dan penerima pesan. Adapun pengirim pesan itu dapat berupa seorang individu, kelompok, atau organisasi.

Penerima pesannya dapat berupa seorang anggota organisasi,

1 J. Riberu, Dasar-Dasar Kepemimpinan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1992), h 1-2

2 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta : Bumi Aksara, 2011), h 1

(13)

2

kelompok orang dalam suatu organisasi, maupun suatu organisasi secara keseluruhan.3

Rasa kepuasaan pada pekerjaan yaitu sebuah perasaan orang atau karyawan terhadap suatu pekerjaan. Sebagian orang atau karyawan tidak hanya sebagai formalitas bekerja dikantor, akan tetapi mereka juga harus merasakan dan menikmati pekerjaan tersebut, agar mereka tidak merasa bosan dan lebih tekun dalam beraktifitas.

Seseorang akan merasa lebih senang dalam bekerja apabila didukung oleh berbagai situasi yang kondusif, sehingga dapat mengembangkan keterampilan yang dimilikinya.

Organisasi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh beberapa orang, dan terdiri dari tindakan-tindakan, interaksi, dan transaksi.

Organisasi diciptakan dan dipupuk melalui kontak-kontak yang terus menerus berubah yang dilakukan orang-orang antara yang satu dan yang lainnya dan tidak eksis secara terpisah dari orang-orang yang perilakunya membentuk organiasi tersebut.4

Didalam organisasi terdapat sumber daya manusia, ada yang berperan sebagai pemimpin, ada juga yang berperan sebagai karyawan atau anggota. Semua orang yang terlibat dalam organisasi tersebut akan melakukan komunikasi. Tidak ada organisasi tanpa komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian dari integral dan organisasi.

Dibentuknya suatu organisasi sudah pasti memiliki tujuan yang sudah ditetapkan dan merupakan kewajiban setiap anggota organisasi untuk mencapainya sebagaimana yang telah disepakati bersama.

Keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan sangat ditentukan oleh

3 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta : Bumi Aksara, 2011), h 5

4 R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan (Bandung : Rosdakarya, 2006), h 11

(14)

kinerja yang sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal.

Komunikasi organisasi harus dilihat dari berbagai sisi yaitu pertama komunikasi antara atasan kepada bawahan, kedua antara karyawan yang satu dengan karyawan yang lain, ketiga karyawan kepada atasan. Komunikasi antara karyawan dengan atasan memiliki pengaruh positif, semakin baik pula komunikasi organisasi yang terjadi maka kinerja para karyawan juga akan semakin tinggi.

PT Indonesia Muda Kreasi (Indonesia Muda Road Runner) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang Event Organizer dan Race Management. Dengan visi besar yaitu meningkatkan kualitas olahraga Indonesia yang bertaraf Internasional, Indonesia Muda Road Runner berkomitmen memberika pelayanan yang bermutu dengan mengedepankan teknologi berstandar Internasional melalui Inovasi dan pemberdayaan mantan atlet serta putra-putri Indonesia.

Dalam PT Indonesia Muda Kreasi Komunikasi organisasi yang diterapkan sangat baik dan sesuai dengan alur struktur organisasinya, dalam kaitannya komunikasi organisasi yang dipergunakan oleh seorang pemimpin kepada para karyawan menggunakan saluran komunikasi berupa saluran komunikasi keatas dan kebawah, sebab penggunaan saluran komunikasi tersebut dapat menciptakan iklim komunikasi organisasi yang lebih terbuka guna meningkatkan kreatifitas para karyawan.

Para karyawan ikut dilibatkan dalam menghadapi berbagai masalah yang dihadapi oleh pimpinan yang sekaligus juga merupakan masalah organisasi. Hal ini merupakan dorongan kepada karyawan untuk lebih meningkatkan kreatifitas dan semangat kerja sesuai dengan batasan kemampuan masing-masing. Ketika menjalankan suatu event semua orang harus bekerja keras dengan visi yang sama untuk

(15)

4

menghasilkan event yang sesuai dengan yang kita harapkan. Sangatlah diperlukan kekompakan pada setiap orang yang terlibat dalam sebuah tim. Maksudnya, dala sebuah tim tidak boleh merasa dirinya paling kuat, hebat dalam menjalankan tugas, tapi semuanya harus saling bergantung satu sama lain.

Dalam meningkatkan kinerja karyawan, perusahaan menempuh beberapa cara, seperti pendidikan, pelatihan, pemberian kempensasi yang layak, menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, dan pemberian motivasi. Melalui proses tersebut karyawan diharapkan akan lebih memaksimalkan tanggung jawabnya atas pekerjaan mereka. Sedangkan pemberian kompensasi, lingkungan kerja yang nyaman, serta memberikan motivasi pada dasarnya adalah hak para karyawan dan merupakan kewajiban perusahaan untuk mendukung kontribusi para karyawan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Keselarasan antar atasan dan bawahan, tercipta dengan adanya kedekatan antar atasan dan bawahan, agar dapat tercipta keselarasan atasan dan bawahan diperlukan komunikasi yang lebih intensif salah satunya menggunakan komunikasi organisasi, penting peran organisasi maupun iklim di dalam suatu organisasi sangat menentukan bagaimana individu akan berkembang di dalam suatu perusahaan.

Pemimpin yang baik mampu mempengaruhi karyawannya untuk bekerja semaksimal mungkin. Pemimpin juga harus mampu mendengarkan keluhan mereka dan memberikan solusi yang terbaik untuk karyawan. Maka dengan sendirinya karyawan akan termotivasi untuk bekerja lebih baik. Banyaknya fenomena yang terjadi antara pemimpin dengan karyawan yang bisa dilihat pada perusahaan diluar sana, tidak kompetennya pemimpin terhadap kesejahteraan para

(16)

karyawan diperusahaan. Seperti penolakan cuti, lembur yang berlebihan, PHK secara sepihak, tidak memberikan jaminan perlindungan kerja.

Selain harus memiliki kemampuan, pemimpin juga perlu memiliki sifat kemanusiaan, demokratis dan mencintai karyawannya, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Imraan ayat 159 :

Artinya : “Maka disebabkan rahmat Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar. Tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah menyukai orang-orang yang bertawakal kepadanya”.

Dari ayat tersebut jelas bahwa seorang pemimpin harus bertutur dan bertingkah laku lemah lembut namun tegas. Dalam menjalankan tugasnya pemimpin harus banyak berkomunikasi dengan bawahan, klien, ataupun teman.

Seperti kasus yang pernah terjadi pada tahun 2019, terdapat perusahaan brand pakaian yang lumayan terkenal di Indonesia dan Internasional, yaitu UNIQLO. Perusahaan ini memiliki kasus tentang pelanggaran etika yang dilakukan terhadap para pekerjanya.

Perusahaan UNIQLO melakukan pemutusan kontrak secara sepihak

(17)

6

terhadap karyawannya sekitar 2000 pekerja yang mayoritas adalah pekerja perempuan dan tidak dibayarkan gaji para karyawannya yang sudah menjadi haknya. Kasus ini merupakan yang sering terjadi juga diperusahaan diluar yang berskala besar. Kasus pemimpin yang tidak menyejahterakan karyawannya saat ini selalu menjadi perhatian publik. Para karyawan melakukan demo bersama karena pemutusan kerja tersebut di depan toko UNIQLO. Namun pihak UNIQLO tetap masih menolak untuk membayarkan hak para pekerja.

Pola komunikasi yang ada pada PT Indonesia Muda Kreasi, semakin hari semakin bertambah baik dalam mempraktekannya. Hal tersebut membuktikan dimana kegiatan dalam perusahaan selalu membutuhkan pola komunikasi dalam penerapan informasi, oleh karena itu perlu diadakan penerapannya secara baik dan benar. PT Indonesia Muda Kreasi ( Indonesia Muda Road Runner ) merupakan salah satu perusahaan dalam bidang komersial yang bergerak dibidang olargara. PT Indonesia Muda Kreasi sudah dipercayakan oleh beberapa perusahaan besar dan pemerintahan dibeberapa provinsi Indonesia dalam menangani event-event besar yang bergerak dibidang olahraga. Masalah komunikasi yang ada didalam PT Indonesia Muda Kreasi, yaitu masalah yang timbul karena adanya permasalahan antar individu terhadap seorang pimpinan maupun karyawan.

Menyadari betapa pentingnya peranan pola komunikasi dalam suatu organisasi, maka peneliti tertarik untuk memilih judul “POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI PERSEROAN TERBATAS INDONESIA MUDA KREASI DALAM MENINGKATKAN LOYALITAS PERUSAHAAN”.

(18)

B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah

Untuk lebih mempermudah penelitian, maka penelitian ini difokuskan hanya pada komunikasi organisasi pemimpin dengan karyawan yang ada di PT Indonesia Muda Kreasi.

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini yaitu :

1) Bagaimana Pimpinan Menerapkan Pola Komunikasi Bintang?

2) Bagaimana Pimpinan Menerapkan Pola Komunikasi Rantai?

C. Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan judul penelitian yang penulis angkat, yaitu

“Pola Komunikasi Organisasi di Perseroan Terbatas Indonesia Muda Kreasi dalam Meningkatkan Loyalitas Perusahaan”. Maka tujuan dalam penelitian ini adalah :

1) Untuk mengatahui bagaimana Pola Bintang yang digunakan oleh pemimpin PT Indonesia Muda Kreasi.

2) Untuk mengetahui bagaimana Pola Rantai yang digunakan oleh pemimpin PT Indonesia Muda Kreasi.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini di harapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi dan referensi serta dapat mengembangkan bidang ilmu komunikasi.

2. Manfaat Praktis

Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat menjadi referensi khalayak dalam bagaimana berkomunikasi dengan organisasi.

(19)

8 E. Review Kajian Terdahulu

Dalam penelitian ini, sebelumnya peneliti melakukan tinjauan pustaka terlebih dahulu untuk menambah kajian dan referensi dalam penelititan. Adapun beberapa penelitian seputar komunikasi organisasi yang relevan dengan penelitian ini sebagai berikut :

1. Skripsi dengan judul POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI PT. ASURANSI JIWASRAYA SEMARANG BARAT BRANCH OFFICE, oleh Aji Prakoso Yudistiro, mahasiswa program studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, ditulis tahun 2006. Persamaan dengan penelitian ini yaitu meneliti komunikasi organisasi dalam suatu perusahaan, namun pada penelitian ini mengenai pola atau gaya komunikasi organisasi. Persamaan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode penelitian deskriptif. Perbedaannya adalah bahasan dan objek penelitian : Skripsi ini membahas mengenai pola komunikasi organisasi di PT Asuransi Jiwasraya Semarang Barat Branch Office, sedangkan peneliti membahas komunikasi organisasi antara kepemimpinan di PT Indonesia Muda Kreasi terhadap karyawan.

2. Skripsi dengan judul POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI LEMBAGA KEMANUSIAAN NASIONAL POS KEADILAN PEDULI UMAT (PKPU), oleh Maulisa Sudrajat, mahasiswa program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, ditulis tahun 2014. Persamaan dengan penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan kualitatif atau riset lapangan. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan pengumpulan data observasi, wawancara, dokumentasi. Perbedaan dalam penelitian ini dengan

(20)

penelitian saya adalah terletak pada objek dan subjek.

3. Skripsi dengan judul POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM MEMPERTAHANKAN LOYALITAS ANGGOTA, oleh Dina Prasanti, mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi dan Informatika, Universitas Muhammadiyah Surakarta, ditulis tahun 2014. Persamaan dengan penelitian ini yaitu menggunakan metode deskriptif pendekatan kualitatif, menggunakan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dokumentasi. Perbedaan dalam penelitian ini adalah objek penelitian yang berbeda.

F. Metodologi Penelitian 1. Paradigma Penelitian

Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini merupakan paradigma konstrutivisme dalam perspektif komunikasi, adalah paradigma yang hampir merupakan antitesis dari paham yang meletakkan pengamatan dan objektivitas dalam menemukan suatu realitas atau ilmu pengetahuan. Paradigma ini memandang ilmu sosial sebagai analisis sistematis terhadap socially meaningful action melalui pengamatan langsung dan terperinci terhadap pelaku sosial yang bersangkutan menciptakan dan memelihara atau mengelola dunia sosial mereka.5

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang tidak menggunakan sistem perhitungan. Penelitian ini cenderung menekankan pada karakter alamiah sumber data. Sedangkan menurut

5 Dedy N. Hidayat, Paradigma dan Metodologi Penelitian Sosial Empirik Kalasik, (Jakarta:

Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia,2003), h 3

(21)

10

Sukmadinata yaitu suatu penelitian yang ditunjukkan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individu atau kelompok.6 Dalam penelitian kualitatif perlu menekankan pada pentingnya kedekatan dengan orang-orang dan situasi penelitian, agar peneliti memperoleh pemahaman jelas tentang realitas dan kondisi kehidupan nyata.

Pendekatan kualitatif ini menekankan pada makna, penalaran definisi suatu situasi tertentu (dalam konteks tertentu). Pendekatan kualitatif, lebih lanjut mementingkan proses dibandingkan dengan hasil akhir. Oleh karena itu, urutan-urutan kegiatan dapat berubah sewaktu-waktu tergantung pada kondisi dan banyaknya gejala-gejala yang ditemukan. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu secara holistic (utuh).

3. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan riset lapangan (field research) dengan metode fenomenologi. Fenomenologi berusaha untuk mengungkap dan mempelajari serta memahami suatu fenomena beserta konteksnya yang khas dan unik yang dialami oleh individu.

Fenomenologi melihat perilaku seseorang terhadap masyarakat yang merupakan realitas dari pandangan atau pemikirian seseorang.

Fenomenologi menyatakan bahwa realitas bersifat dan interaktif.7 4. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini yaitu COO (Chief Operation

6 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2007), h 60

7 Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif,(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), h.197

(22)

Officer) PT Indonesi Muda Kreasi Satrio Guardian, kemudian Project Officer PT Indonesia Muda Kreasi Ulfie Umar, dan Karyawan PT Indonesia Muda Kreasi.

b. Objek Penelitian

Dari penjelasan tersebut objek yang akan diteliti adalah pola komunikasi organisasi yang ada di PT Indonesia Muda Kreasi.

5. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 8 bulan dari 8 Mei 2021 hingga 7 Desember 2021. Tempat penelitian di PT Indonesia Muda Kreasi yang beralamat di Jl. Taman Asri Blok G3 No 15 RT.002/RW.012, Ciledug, Kelurahan Gaga, Larangan, Kota Tangerang, Banten 15154, Indonesia.

6. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

Observasi diartikan sebagai kegiatan mengamati secara langsung tanpa mediator sesuatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan objek tersebut.8 Observasi yang akan dilakukan oleh peneliti adalah dengaterjun langsung ke lokasi observasi untuk mengetahui secara langsung komunikasi organisasi antara COO (Chief Operation Officer), Project Officer, serta para karyawan di PT Indonesia Muda Kreasi.

b. Wawancara

Wawancara atau interview merupakan percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu interviewer yang mengajukan pertanyaan dan

8 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta, Prenada Media Group, 2006), h 106

(23)

12

informan yang akan memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Selain metode observasi, penelitian ini juga menggunakan metode wawancara untuk memperoleh gambaran yang memadai dan akurat mengenai komunikasi organisasi terhadap kinerja karyawan di PT Indonesia Muda Kreasi.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan mencari data terkait hal-hal penelitian dengan melakukan pencarian data yang relevan dengan permasalahan yang teliti.

7. Teknis Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif (interactive models of analysis) seperti yang dikemukakan oleh miles dan Huberman.9 Penelian ini meliputi langkah-langkah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan / verifikasi, dimana aktivitas ketiga komponen tersebut bukanlah linear namun lebih merupakan siklus dalam struktur kerja interaktif.

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan penyesuaian, pemusatan data sehingga data tersebut disederhanakan dari hasil data lapangan yang masih berupa kasaran data, mereduksi data berarti merangkum, menyeleksi atau memilih data untuk difokuskan kedalam hal-hal yang penting sesuai dengan penelitian, dengan adanya reduksi data dapat memberikan gambaran data yang lebih jelas dan memudahkan untuk melanjutkan tahap

9 Miles dan Huberman, Analisis Data Kualitatif: buku sumber tentang metode-metode baru, (Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia), h 52

(24)

pengumpulan data selanjutnya.

b. Penyajian Data

Data yang sudah dianalisis akan disajikan dalam bentuk narasi dikarenakan penelitian ini menggunakan metode kualitatif, maka data yang disajikan menggunakan uraian singkat atau bagan yang berhubungan antar kategori. Dengan metode kualitatif maka data yang disajikan harus lebih spesifik, dan narasumber yang diteliti tidak perlu banyak namun datanya harus sangat jelas.

c. Penarikan Kesimpulan

Langkah terakhir yaitu menarik kesimpulan dari data- data yang sudah dianalisis. Namun kesimpulan tersebut hanya bersifat sementara dan umum. Penarikan kesimpulan tentu dilandaskan dengan informasi dari hasil penelitian yang telah disusun dalam penyajian data. Dalam penelitian ini peneliti dapat memaparkan kesimpulan dari sudut pandang peneliti.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh pembahasan skripsi secara sistematis, peneliti membagi penulisannya ke dalam enam bab yang terdiri atas sub-sub bab.

Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab pendahuluan merupakan penjelasan dari latar belakang masalah penelitian yang didalamnya juga berisi pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

(25)

14

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini akan menjelaskan teori teori yang berkaitan dengan judul penelitian, pengertian teori hubungan manusia, pengertian pola komunikasi organisasi, faktor penghambat dan faktor pendukung komunikasi.

BAB III GAMBARAN UMUM

Dalam bab ini akan membahas mengnai profil umum dari PT Indonesia Muda Kreasi, seperti sejarah berdirinya, struktur kepengurusan, visi dan misi, dan program kerja PT Indonesia Muda Kreasi.

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Dalam bab ini berisi penyajian data dan temuan penelitian, wawancara dan dokumentasi yang dilakukan di PT Indonesia Muda Kreasi. Data tersebut berkaitan dengan teknis pola komunikasi organisasi dalam meningkatkan loyalitas perusahaan.

BAB V PEMBAHASAN

Bab ini mengenai penjelasan hasil data temuan yang telah didapatkan, selanjutnya akan dianalisis serta dikaitkan dengan teori dengan pembahasan yang sederhana.

(26)

BAB VI PENUTUP

Bab ini merupakan akhir dari penulisan skripsi, dimana data data yang sudah diuraikan tersebut akan dituangkan ke dalam suatu bentuk kesimpulan dan saran.

(27)

16 BAB II

LANDASAN TEORI 1. Pengertian Hubungan Manusia

Manusia sebagai anggota organisasi adalah inti organisasi sosial.

Manusia terlibat pada tingkah laku organisasi. Anggota organisasi yang memutuskan apa peran yang akan dilakukan dan bagaimana melakukannya. Oleh karenanya faktor manusia pada organisasi haruslah mendapat perhatian dan tidak dapat diabaikan sama halnya dengan teori klasik.

Teori hubungan manusia ini menekankan pada pentingnya individu dan hubungan sosial dalam kehidupan organisasi. Teori ini menyarankan strategi peningkatan dan penyempuranaan organisasi dengan meningkatkan kepuasan anggota organisasi dan menciptakan organisasi yang dapat membantu individu mengembangkan potensinya.

Teori hubungan manusia ini diperkenalkan pada tahun 1990-an yang dipelopori oleh Barnard 1938, Mayo 1933, Roethlesher dan Dochson 1939. Inilah permulaan teori hubungan manusia menolak prinsip teori struktural klasik dan menentang pandangan yang mekanis terhadap organisasi yang tidak sensitif terhadap kebutuhan sosial anggota organisasi.10

Perpindahan dari teori klasik kepada teori hubungan manusia merupakan pertukaran paradigma utama. Kedua teori tersebut satu sama lain sengat berbeda. Pendukung teori klasik mengatakan bahwa teori hubungan manusia hanya ingin menyenangkan pekerja tetapi kurang prihatin terhadap kesejahteraan organisasi. Sedangkan teori hubungan manusia mengatakan bahwa teori klasik hanya tertarik untuk

10 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2017), h 40

(28)

mendapatkan keuntungan organisasi.

2. Pengertian Pola Komunikasi Organisasi 1) Pengertian Komunikasi Organisasi

Komunikasi sangat penting bagi kehidupan manusia.

Berkembangnya pengetahuan manusia dari hari ke hari karena komunikasi. Komunikasi juga membentuk sistem sosial yang saling membutuhkan satu sama lain, maka dari itu komunikasi dan masyarakat tidak dapat dipisahkan. Menurut Edward Sapir jaring hubungan masyarakat itu melalui komunikasi, jikalau tidak ada komunikasi, maka tidak ada masyarakat.11

Kata pola komunikasi berasal dari dua suku kata yakni pola dan komunikasi. Pengertian pola dapat diartikan sebagai bentuk (struktur) yang tetap. Pola komunikasi organisasi merupakan bentuk yang tetap dalam menyampaikan pesan didalam suatu organisasi antara atasan dengan bawahan ataupun sebaliknya dan sesama pegawai untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Komunikasi organisasi merupakan adanya keterlibatan antara dua orang atau lebih dalam organisasi dengan sendirinya akan berlangsung komunikasi. Organisasi merupakan suatu wadah untuk kegiatan bagi orang-orang yang melakukan berbagai tugas untuk mencapai tujuan bersama. Mereka bekerja dalam struktur hubungan yang dibatasi oleh peran tugasnya.

Komunikasi organisasi merupakan suatu pendekatan untuk mengetahui sikap, persepsi, dan kepuasan anggota organisasi untuk memberikan informasi mengenai komunikasi. Komunikasi akan terjadi pada saat seseorang yang menduduki suatu jabatan dalam

11 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Press,2007),h 13

(29)

18 menafsirkan pesan.

Kata komunikasi berasal dari bahasa Latin communicare yang artinya memberitahukan. Kemudian kata tersebut berkembang dalam bahasa Inggris communication yang artinya proses pertukanran informasi, konsep, ide, gagasan, perasaan, dan lain- lain antara dua orang atau lebih. Bisa disimpulkan bahwa komunikasi merupakan proses pengiriman pesan atau simbol- simbol yang mengandung arti dari seorang sumber atau komunikator kepada seorang penerima atau komunikan dengan tujuan tertentu.12

Menurut T. Hani Handoko “ Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain”.13 Yang digunakan dalam sebuah percakapan bukan hanya sebuah kata-kata, tetapi juga dibutuhkan ekspresi wajah, intonasi, dan sebagainya. Menurut Jalaluddin Rakhmat “ Komunikasi adalah suatu proses tukar menukar informasi dan transmisi dari suatu arti, dan semuanya itu merupakan sesuatu yang sangat penting di dalam suatu organisasi”.14

Tanpa dipungkiri komunikasi sangat penting bagi kehidupan manusia dalam suatu organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik akan membantu kelancaran organisasi, demikian pula sebaliknya komunikasi yang efektif merupakan bagian yang sangat penting bagi semua organisasi.

Dalam suatu organisasi, komunikasi adalah aktivitas yang

12 Surantor Aw, Komunikasi Organisasi,(Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2018), h 6

13 Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta:BPFE, 1995), h 272

14 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2000), h 12

(30)

harus dijaga sehingga anggota organisasi merasakan adanya hubungan yang harmonis, saling mendukung dan membutuhkan.

Karena itu komunikasi organisasi merupakan proses yang terjadi di organisasi dengan tujuan saling menjaga keharmonisan kerjasama antara seluruh anggota yang terlibat didalamnya.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari seorang komunikator kepada komunikan atau pengirim pesan dari suatu pihak kepada pihak lain untuk mendapatkan saling pengertian.

Setiap kelompok yang bekerjasama akan terjadi suatu komunikasi atau hubungan sesuai dengan tugas yang diembannya, sehingga menampilkan perilaku yang mendorong timbulnya kesadaran dalam berkomunikasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan.

Adanya bentuk kerjasama antara manusia yang satu dengan lainnya untuk meraih sesuatu merupakan salah satu kegiatan organisasi. Organisasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “kesatuan yang terdiri atas bagian-bagian dalam perkumpulan untuk tujuan tertentu kelompok kerjasama antara orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama”.

Menurut Sondang P. Siagian organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang atau beberapa orang yang disebut atasan dan seseorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan”.15 Dapat disimpulakn bahwa suatu organisasi di dalamnya pasti terdapat sumber daya

15 http://www.semarang.ac.id, diakses pada tanggal 14 Januari 2021

(31)

20

manusia sebagai makhluk individu sekaligus juga makhluk sosial.

Secara umum terdapat beberapa pola atau struktur komunikasi dalam organisasi berikut :16

1) Pola Lingkaran

Pola lingkaran tidak memiliki pemimpin. Semua anggota posisinya sama. Mereka memiliki wewenang atau kekuatan yang sama untuk mempengaruhi kelompok. Setiap anggota bisa berkomunikasi dengan dua anggota lainnya.

2) Pola Roda

Pola roda merupakan komunikasi dengan dua arah, dimana setiap karyawan akan mengirim dan menerima pesan ke pusat komunikasi, dan pusat komunikasi akan menerima serta mendistribusikan informasi yang diterimanya.

3) Pola Y

Pada pola Y ini pusat komunikasi tidak dapat berkomunikasi langsung dengan seluruh individu, tetapi ada individu yang komunikasinya harus melalui individu lain.

4) Pola Rantai

Pola rantai ini hampir sama dengan pola lingkaran, hanya saja anggota yang paling akhir hanya dapat berkomunikasi dengan satu individu.

5) Pola Bintang

Pola bintang konsepnya hampir sama dengan pola lingkaran, semua individu dimungkinkan untuk mengirim dan menerima informasi ke segala arah. Jaringan, struktur, pola ini digunakan untuk menentukan tipe interaksi antara individu dalam perusahaan.

16 Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek (Malang:UMM Press, 2008),h 57

(32)

Gambar 1

3. Proses Komunikasi dalam Organisasi

Yang dimaksud dengan proses komunikasi adalah proses yang menggambarkan kegiatan komunikasi antar manusia yang bersifat interaktif, relasional, dan transaksional dimana komunikator mengirimkan pesan kepada komunikan melalui media tertentu dengan maksud dan tujuan tertentu.

Komunikasi dalam sebuah organisasi merupakan salah satu bentuk tindakan yang sangat dibutuhkan dalam sebuah organisasi.

Tanpa adanya komunikasi, organisasi tidak akan berjalan. Proses komunikasi adalah langkah-langkah yang menggambarkan terjadinya kegiatan komunikasi. Secara sederhana proses komunikasi digambarkan sebagai proses yang menghubungkan pengirim (komunikator) dengan penerima pesan (komunikan). Proses komunikasi dapat berlangsung secara sederhana maupun kompleks.

Proses komunikasi yang berlangsung secara sederhana terjadi dalam

(33)

22 pergaulan sehari-hari.17

Dalam proses komunikasi akan ditemukan berbagai elemen- elemen yang membuat komunikasi berjalan secara efektif dan efisien.

Jika elemen-elemen ini tidak digunakan maka komunikasi tidak akan berjalan dengan semestinya. Berikut elemen-elemen yang dibutuhkan dalam proses komunikasi.18

Gambar 2

1) Keinginan berkomunikasi : seseorang yang memiliki keinginan untuk berbagi gagasan dengan orang lain.

2) Encoding oleh komunikator : tindakan merumuskan isi pikiran atau gagasan ke dalam simbol-simbol, kata-kata, kalimat, isyarat, dan sebagainya sehingga komunikator merasa yakin dengan pesan yang disusun dan cara penyampaiannya.

3) Pengiriman pesan : mengirim pesan kepada orang yang dikendaki, komunikator memilih saluran komunikasi, seperti telepon, SMS, email, surat ataupun tatap muka.

4) Penerimaan pesan : pesan yang sudah dikirim oleh

17 Suranto Aw, Komunikasi Organisasi,(Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2018), h 19

18 Suranto Aw, Komunikasi Organisasi,(Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2018), h 19

(34)

komunikator telah diterima oleh komunikan. Artinya komunikasi telah menangkap pesan atau data mentah dari komunikator.

5) Decoding oleh komunikan : komunikan akan memahami, menginterprestasi, mempersepsi,, menafsirkan pesan.

6) Umpan balik : setelah menerima pesan dan memahaminya, komunikan akan memberika respon.

Mengonsep pesan adalah proses mengubah ide atau gagasan dalam pikiran untuk diformulasikan dalam sebuah pesan atau informasi. Proses komunikasi dikategorikan sebagai siklus, karena aktivitas pengiriman dan penerimaan pesan berlangsung secara berkelanjutan. Model formal ini tidak dapat menggambarkan secara keseluruhan proses komunikasi antar individu baik secara formal maupun informal yang terjadi dalam organisasi. Model ini bentuk yang sangat sederhana untuk praktis dalam memahami komunikasi organisasi.

4. Fungsi Komunikasi Kelompok Dalam Organisasi

Terdapat empat fungsi komunikasi utama dalam sebuah kelompok atau organisasi yaitu fungsi kendali, motivasi, pengungkapan emosi dan informasi komunikasi berfungsi untuk mengendalikan perilaku anggotanya dalam beberapa cara. Organisasi mempunyai otoritas hierarki dan pedoman resmi dimana anggota- anggotanya diwajibkan untuk mematuhinya.

Komunikasi memperkuat motivasi dengan klarifikasi pada pekerjaan apa yang harus mereka kerjakan, seberapa baik mereka melakukan dan bagaimana memperbaiki apabila dibawah standar.

Pembentukan tujuan spesifik, umpan balik progres terhadap tujuan,

(35)

24

dan reward atau perilaku yang diharapkan, semua mestimulasi motivasi dan memerlukan komunikasi.19

Bagi karyawan, kelompok kerja mereka adalah sumber utama bagi interaksi sosial komunikasi. Komunikasi yang terjadi di dalam kelompok merupakan suatu mekanisme mendasar dimana para anggotanya dapat mengungkapkan dan melukiskan perasaan kecewa dan rasa puas mereka. Fungsi terakhir komunikasi berhubungan dengan perannya memfasilitasi pengambilan keputusan. Fungsi tersebut memberikan informasi bagi perseorangan atau kelompok atau membuat keputusan dengan menyertakan data untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi pilihan.

Dalam suatu organisasi baik yang berorientasi komersial maupun sosial, komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan empat fungsi, yaitu :

1) Fungsi Informatif

Organisasi dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi. Seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Informasi pada dasarnya dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai perbedaan kedudukan dalm suatu organisasi.

2) Fungsi Regulatif

Fungsi regulatif berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap

19 Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi, (Depok:PT Raja Grafindo Persada, 2016), hal 166

(36)

fungsi regulatif. Pertama, atasan atau orang-orang yang berada dalam tatanan manajemen, mereka memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan.

Kedua, berkaitan dengan pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh untuk dilaksanakan.

3) Fungsi Persuasif

Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya pernyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya dari pada memberi perintah. Karena pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibandingkan jika pimpinan sering memperhatikan kekuasaan dan kewenangan.

4) Fungsi Integratif

Setiap organisasi berupaya menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat dilaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Terdapat dua saluran komunikasi formal seperti penertiban khusus dalam organisasi tersebut dan laporan kemajuan organisasi, juga saluran komunikasi informal, seperti perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja, maupun kegiatan darmawisatrta.

5. Peranan Komunikasi Kelompok Dalam Organisasi

Sebagai makhluk sosial, setiap individu berinteraksi dengan individu lainnya, bahkan berkelompok maupun organisasi agar dapat mencapai tujuan yang besar bersama. Interaksi dan kerja sama dapat

(37)

26

terus berkembang dengan baik, kemudian akan membentuk suatu wadah yang disebut dengan organisasi. Tujuan ini akan menimbulkan peranan tertentu yang harus dilakukan setiap individu untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan organisasi. Didalam suatu organisasi individu dikumpulkan untuk menjalankan beberapa aktivitas secara teratur agar tercapainya tujuan yang telah disepakati bersama.

Setiap individu yang berada didalam organisasi memiliki perannya masing-masing, ada yang berperan sebagai pimpinan dan sebagiannya berperan sebagai karyawan atau anggota. Seluruh individu yang terlibat didalam organisasi tersebut pasti akan melakukan komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari organisasi.

Komunikasi seperti sebuah sistem yang menghubungkan setiap individu dalam organisasi, dapat membangkitkan kinerja anggota yang terlibat didalam organisasi tersebut. Komunkasi itu untuk mengahasilkan pemahaman yang sama antara pengirim informasi dengan penerima informasi pada semua tingkat dalam organisasi.

6. Arus Komunikasi Kelompok Dalam Organisasi

Arus komunikasi organisasi merupakan suatu aliran atau jaringan penyebaran informasi yang terjadi dalam suatu organisasi.

Arus komunikasi menunjukkan pola pengelolaan informasi untuk secara tetap dan berkesinambungan menciptakan, menampilkan, mengirim dan menerima serta menafsirkan pesan dan informasi.

Salah satu fenomena dalam upaya pengelolaan sebuah organisasi adalah bagaimana menciptakan informasi, kemudia menyampaikan keseluruhan bagian organisasi, serta bagaimana

(38)

menerima dan menafsirkan informasi yang masuk kedalam organisasi.

Proses komunikasi merupakan suatu dinamika.

Salah satu definisi komunikasi organisasi menyebutkan bahwa organisasi merupakan satu kumpulan individu, yang melalui suatu jenjang hierarki kerja atau jabatan berupaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dapat disimpulkan bahwa suatu organisasi terdapat suatu jenjang jabatan ataupun kedudukan yang memungkikan semua individu dalam organisasi tersebut memiliki perbedaan posisi, seperti pemimpin dan karyawan. Menurut arus aliran informasi dalam proses komunikasi, dapat kita identifikasi berbagai variasi pola arus komunikasi di suatu organisasi.

Gambar 3

A. Komunikasi Vertikal

Komunikasi vertikal adalah arus komunikasi dengan melibatkan pihak-pihak yang secara hierarkis memiliki jenjang kedudukan struktural yang berbeda. Seperti, komunikasi antar manajemen dengan staff, antara kepala bagian dengan sub bagian dan sebagainya.

(39)

28 1) Komunikasi ke Bawah

Komunikasi kebawah merupakan suatu arus pesan yang mengalir dari para atasan atau pimpinan kepada bawahannya. Biasanya komunikasi kebawah digunakan sebagai penyampaian pesan-pesan tentang sebuah tugas dan pemeliharaan yang berhubungan dengan pengarahan, tujuan disiplin, perintah, pertanyaan dan kebijakan umum.

Komunikasi ke bawah bertujuan untuk menyediakan informasi yang membantu para karyawan mengerjakan pekerjaan mereka, pengendalian dan pengawasan kerja, serta berbagai pengarahan agar staff dapat memahami apa yang harus dikerjakan, bagaimana metode kerjanya, dan sebagainya.

2) Komunikasi ke Atas

Komunikasi ke atas merupakan informasi yang berasal dari bawahan ke atasan. Biasanya hal ini terjadi saat karyawan ingin menyampaikan usulan, ide, keluhan atau laporan. Suatu hal yang disampaikan bawahan menjadikan sebuah informasi yang penting dalam pengambilan keputusan penting bagi perusahaan.

B. Komunikasi Horizontal

Komunikasi horizontal terjadi antara dua pihak yang berada dalam tingkatan hierarki wewenang yang sama. Contoh arah komunikasi horizontal ini adalah diskusi antar staff akuntan, diskusi antar menager, dan diskusi direktur dengan kolega. Konteks dari komunikasi ini bersifat koordinasi sehingga satu dengan yang lain saling memberikan informasi.

(40)

C. Komunikasi Diagonal

Komunikasi diagonal merupakan komunikasi yang dilakukan antar individu atau kelompok pada bagian berbeda dan tingkatan yang berbeda pula. Komunikasi diagonal banyak terjadi pada organisasi berskala besar dimana ketergantungan antar departemen yang berbeda sangat besar.

Kelebihan dari komunikasi diagonal ini dapat mempercepat penyebaran informasi. Namun terdapat kelemahan dari komunikasi ini karena penyebaran informasi tidak sesuai dengan jalur rutin dan struktur organisasi yang sudah ada. Komunikasi memiliki keuntungan yaitu penyebaran informasi yang lebih cepat sehingga individu atau kelompok pada departemen satu dapat membantu menyelesaikan masalah pada bagian dan departemen lain.

7. Iklim Komunikasi Kelompok Dalam Organisasi

Iklim komunikasi merupakan suatu keadaan yang menunjukkan karakteristik, kondisi dan kualitas pelaksanaan komunikan dilingkungan organisasi yang secara relatif terus mengalami dinamika atau perubahan. Iklim komunikasi organisasi terdiri dari persepsi-persepsi atau unsur-unsur organisasi dan pengaruh unsur tersebut terhadap komunikasi. Selain itu iklim komunikasi juga suatu evaluasi makro mengenai peristiwa komunikasi, perilaku manusia, respon pegawai lainnya.

Setiap organisasi memiliki iklim organisasi yang berbeda.

Keanekaragaman pekerjaan yang dirancang didalam organisasi yang berbeda, atau sifat individu yang akan menggambarkan perbedaan tersebut. Iklim organisasi penting untuk diciptakan karena merupakan persepsi seseorang tentang apa yang diberikan oleh organisasi dan dijadikan dasar bagi penentuan tingkah laku anggota. Iklim

(41)

30

komunikasi yang kondusif mendorong terwujudnya praktik komunikasi yang bebas, terbuka dan bertanggung jawab sesuai dengan nila-nilai yang disepakati, ketentuan peraturan kebijakan dan dilandasi oleh etika dan norma.

8. Faktor-Faktor Penghambat Komunikasi

Faktor-faktor penghambat dalam komunikasi sebagai berikut :20 1) Faktor Hambatan Psikologi

Hambatan psikologis sering kali menjadi hambatan dalam komunikasi. Hal ini umumnya disebabkan komunikator sebelum melancarkan komunikasinya tidak mengkaji diri komunikan atau objeknya. Komunkasi sulit berhasil apabila komunikan sedang sedih, marah, merasa kecewa, dan kondisi psikologis lainnya.

2) Faktor Hambatan Semantik

Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasinya, seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan semantik ini, sebab salah kata dapat menimbulkan salah pengertian, yang pada akhirnya menimbulkan salah komunikasi.

Jadi untuk menghidari hambatan semantik, seseorang harus mengucapkan pernyataannya dengan jelas dan tegas, memilih kata- kata yang tidak menimbulkan persepsi yang salah.

3) Faktor Hambatan Ekologis

Hambatan ekologis terjadi dikarenakan adanya gangguan lingkungan terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Jadi

20 Onang Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008) h. 11-16

(42)

faktor hambatan ekologis datangnya dari lingkungan.

9. Komunikasi Dalam Perspektif Islam

Islam sangat menganjurkan agar berbicara secara baik, efektif, efisien dan tepat sasaran dalam berkomunikasi yang dijelaskan dalam Q.S An-nahl/ 16:125, sebagai berikut :

Terjemahannya: serulah (manusia) kepada jalan tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya tuhanmu, dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.21

Adapun aplikasi penyampaian pesan dalam pendekatan komunikasi yang terkandung dalam komunikasi perspektif islam, yaitu:22

a) Qawlan Baligha (Tepat Sasarandan Mudah di Mengerti)

Dalam bahasa arab, kata baligha diartikan sampai, mengenai sasaran atau mencapai tujuan . jika dikaitkan dengan kata-kata qawl (ucapan atau komunikasi) baligh berarti fasih, jelas maknanya, terang, tepat mengungkapkan apa yang membekas dijiwa. Oleh karena itu, apabila dikaitkan dengan prinsip komunikasi qawlan balighan, menurut Jalaluddin Rahmat dapat diartikan sebagai prinsip komunikasi yang efektif.

b) Qawlan Karima (Perkataan yang mulia)

21 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Surabaya, Halim Publising dan Distributing,2013), h.281

22 Wahyu Ilahi, Komunikasi Dakwah, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2010)h. 172-188

(43)

32

Kata karima biasa diartikan dengan mulia. Kata ini terdiri dari dua huruf Kaf, Ra, dan Mim, yang menurut pakar bahasa mengandung makna yang mulia atau terbaik sesuai dengan objeknya.

c) Qawlan Layyina (Perkataan yang lemah lembut)

Layyin secara terminologi diartikan sebagai lembut. Qawlan Layyinan juga berarti perkataan yang lemah lembut. Perkataan yang lemah lembut dalam komunikasi dakwah merupakan interaksi komunikasi da’i dalam mempengaruhi mad’u untuk mencapai hikmah.

d) Qawlan Maisura (Perkataan yang Ringan)

Secara terminologi qawlan maisura berarti mudah. Lebih lanjut dalam komunikasi dakwah dengan menggunakan qawlan maisura dapat diartikan bahwa dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus menggunakan bahasa yang ringan, sederhana, atau yang mudah diterima oleh mad’u secara spontan tanpa harus melalui pemikiran yang berat.

e) Qawlan Ma’rufan (Perkataan yang Baik)

Qawlan ma’rufan dapat diartikan dengan ucapan yang pantas dan baik. Pantas bisa diartikan sebagai kata-kata yang terhormat, sedangkan baik diartikan sebagai kata-kata yang sopan.menurut Jalaluddin Rahmat yang dikutip oleh Wayu Ilahi bahwa qaqlan ma’rufan adalah pembicaraan yang bermanfaat, memberikan pengetahuan, mencerahkan pemikiran, menunjukkan pemecahan terhadap orang yang lemah, jika kita tidak bisa membantu secara materil, kita dapat membantu mareka secara psikologis.

f) Qawlan Saddidan (Perkataan yang Benar dan Jujur)

Qawlan saddidan dapat diartikan sebagai pembicaraan yang benar, jujur, tidak bohong, lurus dan tidak berbelit-belit. Menurut pakar bahasa Ibnu Faris yang dikutip oleh Wahyu Ilahi, kata saddidan

(44)

terdiri dari huruf Sin dan Dal yang menunjukkan pada makna meruntuhkan sesuatu kemudian memperbaikinya. Maksudnya adalah kritik yang disampaikan hendaknya merupakan kritik yang membangun atau dalam arti informasi yang disampaikan harus mendidik. Saddidan juga bisa berarti istiwamah atau konsisten. Kata ini juga digunakan untuk menunjuk sasarannya. Seseorang yang menyampaikan sesuatu atau ucapan yang benar dan menggema tepat pada sasarannya, juga dapat dilukiskan dengan kata ini.

(45)

34 BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Indonesia Muda Kreasi

Indonesia Muda Road Runner (IMRR) berakar dari Indonesia Muda Athletic Club (IM) yang didirikan di jakarta pada tanggal 7 Februari 1978, sebagai asosiasi pembinaan olahraga prestasi untuk berbagai kategori, khususnya atletik jarak jauh atau marathon. Seiring

(46)

berjalannya waktu, IM sering mengikuti berbagai acara nasional dan event internasional, menghasilkan banyak atlet Nasional Kejuaraan, Sea Games, dan Asian Games.

IM Atletik sering diminta untuk mengatur berbagai acara, seperti trek dan lapangan kejuaraan, fun run, lari cepat 60M, marathon minimal 1 mil untuk anak-anak, 5K, 10K, dan marathon menggunakan sistem pengatur waktu otomatis. sejak tahun 2009 karena banyaknya permintaan untuk penyelenggaraan kegiatan olahraga maka berdirilah IMRR. Indonesia Muda Road Runner (IMRR) didirikan, sebagai penyelenggara acara lari yang menggunakan pengatur waktu sistem otomatis yang dikembangkan oleh orang Indonesia mantan atlet yang telah menjadi progammer IT.

Dalam 6 tahun terakhir Indonesia Muda Road Runner (IMRR) memiliki 62 event. Indonesia Muda Road Runner menyelenggarakan berbagai jenis event seperti kid dash, 5K, 10K, 21K, 42K, Obstacle Run, Bike Championship, Triathlon, Duathlon, WheelChair. Seluruh berbagai jenis event menggunakan bantuan teknologi yaitu IM Technology System sebagai pencatatan.

Dengan visi besar meningkatkan kualitas olahraga Indonesia yang bertaraf internasional melalui inovasi dan pemberdayaan mantan atlet serta putra-putri Indonesia. Atlet yang menjadi binaan IM Atletik Club telah berpartisipasi dalam tingkat kejuaraan dimulai dari lokal hingga internasional, seperti Sea Games dan Asian Games, serta kejuaraan lainnya.23

23 IMRR – Indonesia Muda Road Runner •• LariKu.info 🇮🇩 diakses pada tanggal 8 agustus 2021 pukul 18:58 WIB

(47)

36 B. Visi dan Misi

1. Visi

“Menjadi perusahaan olahraga bertaraf internasional untuk meningkatkan kualitas olahraga di indonesia”.

2. Misi

Memberikan pelayanan yang bermutu dengan mengedepankan teknologi berstandar internasional melalui inovasi dan pemberdayaan mantan atlet Indonesia.

C. Lokasi Kantor Indonesia Muda Kreasi

PT Indonesia Muda Kreasi yang beralamat di Jalan Taman Asri Blok G3 No. 15 RT.002/RW.012, Ciledug, Kel. Gaga, Kec. Larangan, Kota Tangerang, Banten 15154.

D. Program Kerja Indonesia Muda Kreasi

PT Indonesia Muda Kreasi memiliki beberapa program event yang dilaksanakan setiap tahunnya, diantaranya :

No. Program Event No. Program Event

1 TAIWAN EXCELLENCE 8 HARKONAS VIRTUAL RUN

2 JEPARA TRIATHLON 9 MANDALIKA TRIATHLON

3 BANGUN TJIPTA

GOLDEN RUN

10 CT ARSA CHARITY FUN RUN

4 OJK RUN 11 EU-ASEAN RUN

5 HUT PASAR MODAL 12 ASEAN-INDIA RUN

6 BPJS MARATHON 13 BELA NEGARA RUN

7 PERTAMINA ECO RUN 14 TNI INT. MARATHON

(48)

E. Struktur Organisasi Indonesia Muda Kreasi

(49)

38 BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Pada bab ini ditemukan data penelitian menggunakan pengumpulan data melalui wawancara online, observasi serta studi pustaka. Data dan temuan penelitian tersebut berkaitan dengan pola komunikasi organisasi dalam meningkatkan loyalitas perusahaan di PT Indonesia Muda Kreasi.

Wawancara dilakukan dengan cara berkomunikasi langsung dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian ini, wawancara pada penelitian ini dilakukan dengan COO dan kepala divisi di PT Indonesia Muda Kreasi. Observasi yang penulis lakukan di PT Indonesia Muda Kreasi dengan mengamati secara langsung aktivitas kegiatan pimpinan dan para karyawan. Serta mengamati sikap seluruh karyawan dalam berkomunikasi baik kepada pimpinan maupun sesama karyawan.

Berdasarkan data yang diperoleh melalui wawancara online via zoom dan observasi langsung di PT Indonesia Muda Kreasi. Menurut penulis terdapat beberapa temuan yang berkaitan dengan pola komunikasi organisasi yang digunakan pimpinan dalam membangun loyalitas terhadap karyawan dan perusahaan di PT Indonesia Muda Kreasi serta faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam proses bekerja. Terdapat beberapa pola komunikasi organisasi yang diterapkan pimpinan dan karyawan.

A. Pola Komunikasi Organisasi di PT Indonesia Muda Kreasi dalam Meningkatkan Loyalitas Perusahaan.

Pola komunikasi Kelompok merupakan bentuk yang tetap dalam menyampaikan pesan didalam suatu organisasi antara atasan dengan bawahan ataupun sebaliknya dan sesama pegawai untuk

(50)

mencapai suatu tujuan tertentu. Komunikasi organisasi merupakan adanya keterlibatan antara dua orang atau lebih dalam organisasi dengan sendirinya akan berlangsung komunikasi.

Organisasi merupakan suatu wadah untuk kegiatan bagi orang- orang yang melakukan berbagai tugas untuk mencapai tujuan bersama.

Dalam suatu organisasi komunikasi adalah aktivitas yang harus dijaga sehingga anggota organisasi merasakan adanya hubungan yang harmonis, saling mendukung dan membutuhkan. Karena ini komunikasi organisasi merupakan proses yan terjadi di organisasi dengan tujuan saling menjaga keharmonisan kerjasama antara seluruh anggota yang terlibat didalamnya.

Dari data hasil penelitian yang dilakukan melalui wawancara dan observarsi langsung ke lokasi, peneliti menetapkan 5 informan untuk menyelesaikan rumusan masalah penelitian. Adapun karakteristik informan dijabarkan sebagai berikut :

No. Nama Informan Jabatan

1 Satrio Guardian COO

2 Ulfie Umar Project Office

3 Esti Damayanti Kepala Div. Markom

4 Bella S. Capiesta Kepala Div. Admin

5 Satrio Wicak Kepala Div. Produksi

Dalam berkomunikasi, pola komunikasi yang sering digunakan di PT Indonesia Muda Kreasi yaitu sebagai berikut :

1. Pola Lingkaran

Semua anggota memiliki posisi yang sama dan memiliki wewenang atau kekuatan yang sama untuk

(51)

40

mempengaruhi kelompok lainnya. Setiap anggota bisa berkomunikasi dengan dua anggota lainnya. Bedasarkan dari hal tersebut peneliti kemudian mewawancarai Bapak Satrio Guardian selaku COO di PT Indonesia Muda Kreasi mengatakan bahwa :

“Menurut saya efektif atau tidaknya itu tergantung dengan kepentingan perusahaan. Akan tetapi jika pola lingkaran ini diterapkan kemungkinan kekurangannya adalah salah satu pihak anggota karyawan ada yang tidak menerima informasi secara langsung, biasanya mereka tidak bisa mengetahui hasil akhir dari keputusan. Untuk saat ini pola lingkangan juga diterapkan di perusahaan namun tidak selalu digunakan.”24

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas terkait dengan pola lingkaran, dapat disimpulkan bahwa pola lingkaran menjadi salah satu pola yang efektif diterapkan PT Indonesia Muda Kreasi. Sedangkan pendapat menurut Ibu Ulfie Umar selaku Project Officer mengatakan bahwa :

“Pola lingkaran tidak diterapkan di PT Indonesia Muda Kreasi karena biasanya pola lingkaran ini diterapkan pada perusahaan yang non profit, sedangkan PT Indonesia Muda Kreasi memiliki target dan jika tidak adanya atasan atau pemimpin karyawan akan lebih sulit meningkatkan loyalitas dalam

24 Wawancara dengan Bapak Satrio Guardian Sebagai COO PT Indonesia Muda Kreasi Via Zoom, pada 17 September 2021

Referensi

Dokumen terkait

Ini berarti f hitung > f tabel yaitu 12,510 > 3,44, artinya H0 ditolak dan Ha diterima, maka dapat disimpulkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh antara modal kerja

Bagaimanakan penerapan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan scientific melalui model Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa

Saat ini, anestesi umum TIVA dengan sistem target controlled infusion (TCI) semakin berkembang untuk peningkatan kenyamanan operator selama operasi dan pengontrolan dosis

Walaupun kecelakaan tersebut dilatarbelakangi oleh faktor degeneratif yang dialami lansia, namun faktor lingkungan juga mempunyai dampak yang besar dalam kecelakaan tersebut

Pada Pondok Pesantren Safinda Surabaya terdapat tehnik tutor sebaya, hal sangat membantu dalam proses pembelajaran terjemah al-Qur’an karena kelebihan dari tehnik ini

Kedudukan Meja Dalam Dewan Peperiksaan : B10 - UITM KAMPUS DENGKIL. P5 SENARAI KELAS PELAJAR MENGIKUT KURSUS

The teaching technique applied in this research was to help the students in retelling the story that is through guided questions.. This research was conducted in three

Bila asam amino esensial yang kurang, tubuh tidak dapat melanjutkan pembuatan protein yang dibutuhkan, atau asam amino esensial yang dibutuhkan diambil dari