• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak antara lain:

a. Bagi perusahaan

Sebagai bahan masukan bagi perusahaan dalam meningkatkan produk dan promosi, sehingga perusahaan dapat mengetahui bagaimana cara untuk meningkatkan jumlah penjualan produk.

b. Bagi penulis

Sebagai pemahaman lebih lanjut bagi penulis mengenai bidang pemasaran yang berkaitan dengan promosi dan teori pemasaran yang penulis peroleh selama proses perkuliahan.

c. Bagi pihak lain

Sebagai bahan masukan bagi pihak lain yang membutuhkan pada masa yang akan datang.

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Promosi 1. Pengertian promosi

Promosi berasal dari kata promote dalam bahasa inggris yang diartikan sebagai mengembangkan atau meningkatkan. Promosi merupakan salah saru komponen dari bauran pemasaran (marketing mix). Menurut Lamb, Hair, McDaniel (2015 dalam Yanus Sumitro dkk 2019:36) mengemukakan bahwa “Promosi adalah komunikasi dari para penjual yang menginformasikan, membujuk dan mengingatkan para calon pembeli suatu produk dalam ranah mempengaruhi pendapat mereka atau memperoleh respon”. Menurut Subagyo (2010 dalam Hj. Wan Suryani 2016:4) mengemukakan bahwa: “ promosi adalah semua kegiatan yang dimaksud untuk menyampaikan atau mengomunikasikan suatu produk ke pasar sasaran, untuk memberi informasi tentang keistimewaan, kegunaan dan yang paling penting adalah tentang keberadaannya, untuk mengubah sikap ataupun untuk mendorong orang untuk bertindak dalam membeli suatu produk.

Tujuan promosi ialah memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan dan meyakinkan calon konsumen. Menurut Lopiyoadi (2013 dalam Desiastuty Paputungan 2017:3), ‘’promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran promosi yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk jasa kegiatan promosi ini berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan konsumen dan sebagai alat untuk

mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian’’. Menurut Kotler Amstrong (2014 dalam Graisya Rompias dkk 2020:175), “promosi adalah suatu unsur dalam bauran pemasaran perusahaan yang digunakan untuk memberitahukan, membujuk dan meningkatkan tentang produk perusahaan.

Sedangkan menurut Tjiptono (2015 dalam Jill Klara Hariman 2019:38) mengatakan bahwa promosi merupakan bentuk komunikasi pemasaran yang aktivitas pemasarannya berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi, membujuk, maupun mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.

2. Tujuan dan Sasaran Promosi 2.1. Tujuan

Tujuan dari promosi yang dilakukan oleh sebuah perusahaan secara mendasar terdiri dari beberapa alternatif antara lain:

menginformasikan produk kepada konsumen, mempengaruhi konsumen, membujuk dan mengingatkan sasaran konsumen tentang perusahaan dan bauran pemasaran. Menurut Tjiptono (2018 dalam Yanus Sumitro dkk 2019:36), “tujuan promosi adalah untuk menginformasikan, mempengaruhi, dan membujuk serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya.

Menurut Subagyo (2010 dalam Hj.Wan Suryani 2016:4), tujuan promosi dapat diuraikan sebagai berikut:

2.1.1. Menginformasikan

Kegiatan untuk menginformasikan sebagai hal yang berkaitan antara perusahaan dengan konsumen dapat berupa:

1) Menginformasikan pasar mengenai produk baru.

2) Memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu produk.

3) Menyampaikan perubahan harga kepada pasar.

4) Menjelaskancara kerja produk.

5) Menginformasikan jasa-jasa yang disediakan.

6) Meluruskan kesan yang salah.

7) Mengurangi ketakutan dan kekhawatiran pembeli.

8) Membangun citra perusahaan.

2.1.2. Mempengaruhi dan membujuk pelanggan sasaran

Tujuan utama dari kegiatan mempengaruhi dan membujuk pelanggan sasaran adalah:

1) Membentuk pilihan merek.

2) Mengalihkan pilihan ke merek lain.

3) Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk.

4) Mendorong pelanggan untuk membeli saat itu juga.

5) Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan salesman.

6) Mengingatkan kembali konsumen sasaran.

2.1.3. Kegiatan promosi yang bersifat mengingatkan dapat terdiri atas:

1) Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam waktu dekat.

2) Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang akan menjual produk perusahaan.

3) Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye iklan.

4) Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas secara keseluruhan alternatif tujuan promosi yang akan dilakukan oleh perusahaan secara singkat dapat dikatakan bahwa tujuan promosi yang dilakukan berkaitan erat dengan upaya bagaimana konsumen atau calon konsumen dapat mengenal produk perusahaan, lalu memahami, berubah sikap, menyukai, yakin dan pada akhirnya membeli dan akan selalu ingat akan produk tersebut.

2.2. Sasaran

Dalam berbagai kegiatan bisnis, di mana kegiatan promosi yang akan dilakukan tidak hanya sekedar mengomunikasikan tujuan tetapi kegiatan promosi harus juga menentukan secara jelas sasaran promosi yang ingin dicapai dalam periode waktu tertentu. Sasaran promosi ini lebih lanjut perlu diterjemahkan ke dalam sasaran yang lebih spesifik dan berorientasi kepada tindakan berikut:

2.2.1.Sasaran penjualan

Sasaran promosi, sangat perlu memperhatikan tiga karakteristik dasar antara lain:

1) Sasaran harus spesifik dan dapat diukur.

2) Sasaran harus dapat tercapai dalam waktu yang terbatas.

3) Sasaran harus dapat diidentifikasi dengan suatu hasil yang sebenarnya.

2.2.2. Sasaran konsumen

Dengan menetapkan sasaran konsumen secara jelas, maka perusahaan dapat menentukan secara tepat apa yang ingin

disampaikan, bagaimana menyampaikan, kapan disampaikan, di mana disampaikan dan siapa yang menyampaikan, serta memilih pengubah promotion mix yang akan dilakukan.

3. Bauran Promosi

Berikut ini ada beberapa pengertian bauran promosi menurut para ahli diantaranya menurut Kotler, Bowen, dan Makens (2014 dalam Ida Hendarsih dan Sri Harjunawati 2019:187) promotion mix atau bauran promosi merupakan kombinasi advertising, public relation, personal selling, sales promotion dan direct marketing yang digunakan oleh perusahaan dalam rangka mengomunikasikan nilai konsumen serta membentuk relasi dengan konsumen secara persuasif. Menurut Solomon dalam bukunya Basu Swastha Dharmmesta (2014 dalam Ni Nyoman Sonia Indra Wahyuni dkk 2019:68) mengemukakan bahwa bauran promosi adalah elemen utama komunikasi yang dikendalikan oleh pemasar, termasuk periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, penjualan tatap muka, dan pemasaran langsung.

Menurut Kotler dan Amstrong (2012 dalam Ida Hendarsih, Sri Harjunawati 2019:187) mengemukakan bahwa “promotiom mix (marketing communication mix) is the specifik blend of promotion tolls that the company uses to persuasively communicate costumer value and build costumer relatoinships” yang artinya bauran promosi (bauran komunikasi

pemasaran) adalah campuran spesifik dari alat-alat promosi yang digunakan untuk secara persuasif mengomunikasikan nilai pelanggan dan membangun hubungan pelanggan.

Menurut Kotler (2016 dalam Yanus Sumitro dkk 2019:38) bauran promosi (komunikasi pemasaran) terdiri dari empat cara promosi antara lain:

3.1. Advertising (Periklanan)

Menurut Kotler “periklanan yaitu semua bentuk persentase dan promosi non personal yang memerlukan biaya tentang gagasan, barang atau jasa oleh sponsor”.

Sifat-sifat periklanan antara lain:

1) Persentase umum

Periklanan bersifat umum dan memberikan semacam keabsahan pada produk. Hal ini juga berarti memberikan penawaran yang standar.

2) Tersebar luas

Periklanan adalah medium yang berdaya sebar luas yang memungkinkan penjual mengulang pesan berkali-kali. Periklanan yang berskala besar oleh seorang penjual menyiratkan hal positif tentang ukuran, kekuatan dan keberhasilan penjual.

3) Ekspresi yang lebih kuat

Periklanan memberikan peluang untuk mendramakan perusahaan dan produknya melalui penggunaan cetakan, suara dan warna yang penuh seni.

4) Tidak bersifat pribadi

Pada periklanan audiensi tidak merasa wajib untuk memperhatikan atau menanggapi. Iklan hanya mampu melakukan monolog, bukan dialog dengan audiensi.

Adapun definisi periklanan menurut Caples Jhon (2017 dalam Yanus sumitro dkk 2019:39) mengemukakan bahwa “periklanan adalah segala bentuk penyajian non personal, promosi dan ide, barang ataupun jasa oleh sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran”. Sedangkan menurut Fandy tjiptono (2018 dalam Yunus Sumitro dkk 2019:40) mengemukakan bahwa “periklanan adalah seluruh proses yang meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan iklan”.

Indikator iklan:

a. Media iklan b. Kreativitas iklan c. Kelengkapan iklan

3.2. Sales Promotion (Promosi Penjualan).

Menurut Kotler “promosi penjualan yaitu kumpulan alat-alat insentif yang beragam sebagian berjangka pendek, dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk barang atau jasa lebih besar oleh konsumen atau pelanggan”.

3.3. Personal Selling (Penjualan Perseorangan).

Penjualan perseorangan yaitu persentase personal oleh tenaga penjualan sebuah perusahaan dengan tujuan menghasilkan transaksi penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan.

Indikator promosi penjualan:

a. Frekuensi penjualan b. Kualitas penjualan

c. Ketepatan waktu dan kesesuaian sasaran

3.4. Public Relation (Hubungan Masyarakat).

Menurut Kotler “hubungan masyarakat yaitu membangun hubungan baik dengan publik perusahaan dengan sejumlah cara supaya memperoleh publisitas yang menguntungkan, membangun citra perusahaan yang bagus, dan menangani atau meluruskan rumor, cerita, serta even yang tidak menguntungkan”.

Indikator hubungan masyarakat:

a. Berita

b. Kegiatan pelayanan masyarakat c. Identitas perusahaan

Lopiyoadi (2013 dalam Desiastuty Paputungan dkk 2017:4), menjelaskan bahwa hal-hal yang perlu diperhatikan dalam promosi adalah pilihan bauran promosi (promotion mix) di mana terdiri dari:

1) Periklanan/advertising.

2) Penjualan perseorangan/personal selling.

3) Promosi penjualan/sales promotion.

4) Hubungan masyarakat/humas - public relation.

5) Surat langsung/direct mail.

Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa kegiatan promosi adalah bentuk-bentuk komunikasi yang digunakan perusahaan untuk memberikan informasi tentang adanya suatu produk beserta kelebihan dan manfaatnya, kemudian mempengaruhi dan meyakinkan konsumen agar membeli produk tersebut serta mengingatkan pelanggan tentang produk atau jasa yang ditawarkan sehingga dapat meningkatkan penjualan barang atau jasa.

B. Konsep Penjualan 1. Pengertian Penjualan

Penjualan hakikatnya merupakan transaksi antara si penjual yang menjual sejumlah barang dan pembeli yang membeli sejumlah barang tersebut, barang tersebut dapat berupa produk atau jasa.

Menurut Sofyan Assauari (2010 dalam Agus Prasetyo 2016:4)

”kegiatan penjualan merupakan kegiatan pelengkap atau suplemen dari pembelian, untuk memungkinkan terjadinya transaksi, jadi kegiatan pembelian dan penjualan merupakan suatu kesatuan untuk dapat terlaksananya transfer hak atau transaksi”. Oleh karena itu, kegiatan penjualan seperti halnya kegiatan pembelian, terdiri dari serangkaian kegiatan yang meliputi penciptaan permintaan (demand), menemukan si pembeli, negosiasi harga, dan syarat-syarat pembayaran. Sedangkan menurut Swastha (2010 dalam Desiastuty Paputungan dkk 2017:4),

“penjualan adalah interaksi antara individu saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahan kan hubungan pertukaran, sehingga menguntungkan bagi pihak lain.

2. Tujuan Penjualan

Perusahaan perlu memperhatikan tujuan penjualan yang telah ditetapkan Basu Swastha dan rawan (2008 dalam Hasudungan Philip Andreano L Tobing 2019:26) menjelaskan tentang tujuan penjualan sebagai berikut:

2.1. Mencapai volume penjualan

Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai tujuan yaitu dapat mencapai volume penjualan. Volume penjualan sendiri dipengaruhi oleh dua faktor yaitu:

1) Target penjualan.

2) Jumlah penjualan.

2.2. Mendapatkan laba tertentu

Keuntungan atau laba merupakan puncak tujuan dari perusahaan yang telah ditetapkan. Dengan mendapatkan keuntungan ataupun laba maka perusahaan akan dapat menjalankan roda usahanya. Laba atau keuntungan sendiri dipengaruhi oleh:

1) Jumlah produk yang terjual.

2) Tingkat permintaan konsumen.

2.3. Menunjang pertumbuhan perusahaan

Pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari tingkat sejauh mana tingginya suatu penjualan yang terjadi pada perusahaan tersebut.

Setiap kegiatan penjualan yang dilakukan sebuah perusahaan ialah untuk memperoleh laba yang optimal dan berusaha untuk meningkatkan atau mungkin mempertahankan hasil yang diperoleh perusahaan sehingga dapat menunjang kelangsungan perusahaan tersebut.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penjualan

Aktivitas penjualan banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat meningkatkan aktivitas perusahaan, oleh karena itu manajer penjualan perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan.

Menurut Basu Swastha (2005 dalam Jill Klara Hariman 2019:40) sebagai berikut:

3.1. Kondisi dan kemampuan penjual

Penjual harus dapat meyakinkan pembeli agar dapat mencapai sasaran penjualan yang diharapkan. Untuk itu para penjual harus memahami beberapa masalah penting yang sangat berkaitan yaitu:

1) Jenis dan karakteristik barang atau jasa yang ditawarkan.

2) Harga produk atau jasa.

3) Syarat penjualan, seperti: pembayaran dan pengiriman.

3.2. Kondisi pasar

Kondisi pasar dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni:

1) Jenis pasar (pasar industri, pasar konsumen, pasar pemerintah atau pasar internasional).

2) Kelompok pembeli.

3) Kaya beli.

4) Frekuensi pembelian.

5) Keinginan dan kebutuhan.

3.3. Modal

Dana awal atau modal perusahaan dalam penjelasan ini adalah modal kerja perusahaan yang digunakan untuk mencapai target penjualan yang dianggarkan.

3.4. Kondisi organisasi perusahaan

Pada perusahaan besar biasanya masalah penjualan ditangani oleh bagian penjualan yang dipegang oleh orang-orang tertentu/ahli dibidang penjualan lain halnya dengan perusahaan kecil masalah-masalah

penjualan ditangani oleh orang-orang yang juga melakukan fungsi lain.

Hal ini disebabkan oleh tenaga kerja yang lebih sedikit. Sistem organisasi juga lebih sederhana masalah-masalah yang dihadapinya juga tidak kompleks.

4. Volume Penjualan

Dari penjelasan mengenai penjualan, penjualan selalu dikaitkan dengan volume penjualan. Besar kecilnya penjualan sangat dipengaruhi oleh jumlah produk yang terjual. Menurut Freddy Rangkuti (2009 dalam Agus Prasetyo 2016) menyatakan bahwa volume penjualan adalah pencapaian penjualan yang dinyatakan secara kuantitatif dari segi fisik atau volume atau suatu unit produk. Volume penjualan merupakan suatu yang menandakan naik turunnya penjualan dan dapat dinyatakan dalam bentuk unit, kilo, ton atau liter. Menurut Rangkuti (2019 dalam Ramita Lumban Batu 2019:24), dimensi volume penjualan ialah:

1) Harga jual

Faktor harga merupakan hal yang sangat penting dan sangat mempengaruhi penjualan barang atau jasa yang dihasilkan. Apakah barang atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan dapat dijangkau oleh konsumen sasaran.

2) Produk

Produk adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat volume penjualan sebagai barang atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan apakah sesuai dengan tingkat kebutuhan para konsumen.

3) Mutu/kualitas

Mutu atau kualitas barang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi volume penjualan. Dengan mutu yang baik maka konsumen akan tetap loyal terhadap produk dari perusahaan tersebut, begitu pula sebaliknya apa bila mutu produk yang ditawarkan tidak bagus maka akan konsumen akan berpaling kepada produk lain.

5. Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Peningkatan Penjualan

Dari bauran pemasaran salah satu variabel yang sangat penting adalah promosi. Promosi merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan dalam perusahaan. Sebaik apapun produk yang diproduksi tapi produk tersebut belum dikenal oleh konsumen maka produk tersebut tidak akan dibeli, maka diperlukan promosi untuk memperkenalkan produk kepada konsumen sehingga konsumen berminat untuk membeli.

Karena kegiatan promosi adalah suatu bentuk kegiatan komunikasi pemasaran yang berusaha untuk menyebarkan informasi tentang produk, mempengaruhi konsumen, mengingatkan pasar sasaran agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan oleh perusahaan.

C. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama

Peneliti

Judul Penelitian Hasil Penelitian

1

Tandilintin (2010 dalam Desiastuty

Pengaruh Bauran Promosi yang terdiri dari Periklanan,

Untuk mengetahui hubungan antara bauran promosi terhadap nilai penjualan maka metode

Paputungan

yang digunakan adalah analis regresi berganda dengan hasil penelitian yang menunjukkan pengaruh bauran promosi yang positif dan signifikan terhadap nilai penjualan secara serempak dan secara parsial, promosi penjualan merupakan variabel dari bauran promosi yang paling dominan mempengaruhi nilai penjualan

Untuk mengetahui pengaruh promosi terhadap peningkatan penjualan pada PT. Daya Adicipta Wisesa maka metode penellitian yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari dua macam yaitu data primer dan data sekunder. Hasil dari data menunjukkan bahwa hipotesis yang berbunyi “peranan promosi mempunyai pengaruh signifikan terhadap peningkatan penjualan diPT. daya Adicipta Wisesa”.

Dapat diterima secara empiris

untuk mengetahui hubungan antara bauran promosi terhadap volume penjualan maka metode yang digunakan yaitu studi literature. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bauran promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap volume penjualan.

untuk mengetahui hubungan kualitas pelayan dan bauran promosi terhadap keputusan pembelian maka metode yang digunakan adalah teknik analisis data kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan dan bauran promosi berpengaruh prositif terhadap keputusan pembelian pada toko UFO elektronik cokrominoto Denpasar.

5

Untuk mengetahui hubungan promosi terhadap volume penjualan maka metode yang digunakan ialah pendekatan kuantitatif asosiatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa promosi berpengaruh positif signifikan terhadap volume penjualan pada kangoroo Motor mandiri dibuktikan dengan hasil uji t dengan nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05

6

Untuk mengetahui hubungan bauran promosi terhadap volume penjualan maka metode yang digunakan ialah kuantitatif Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bauran promosi berpengaruh positif terhadap volume penjualan sepatu adidas dan nike dikabuparen karawang

D. Kerangka Pikir

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

E. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan sementara terhadap sesuatu yang bersifat praduga yang masih dicari untuk membuktikan kebenarannya. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ”Diduga bauran promosi berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan penjualan pada Dealer Yamaha Matramas Motor Di Makassar”.

Bauran Promosi (X) 1. Periklanan

2. Promosi penjualan 3. Penjualan perseoranga 4. Hubungan masyarakat Kotler (2016 dalam Yanus Sumitro dkk 2019:38)

Penjualan (Y) 1. Harga 2. Produk 3. Mutu/kualitas Rangkuti (2019 dalam Ramita Lumban Batu 2019:24)

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang gunakan adalah metode kuantitatif.

Menggunakan pendekatan kuantitatif dikarenakan data penelitian yang berupa angka-angka. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengenali fakta Pengaruh Promosi terhadap Peningkatan Penjualan pada Dealer Yamaha Matramas Motor di Makassar.

B. Lokasi dan Waktu Penelitia.

Penulis mengadakan penelitian pada Dealer Yamaha Matramas Motor di Makassar yang beralamat di Jl. Sultan Alauddin No. 232, Makassar. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober-November tahun 2020.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek yang berada pada satu wilayah dan memenuhi syarat serta kriteria dalam penelitian. Dengan kata lain populasi adalah keseluruhan individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh pembeli atau konsumen pada Dealer Yamaha Matramas Motor di Makassar yaitu sebanyak 100 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi. Jumlah sampel (size of simple) ditentukan berdasarkan pada perhitungan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan yang ditoleransikan sebesar 5 %

n = 𝑁

1 + 𝑁𝑒2 Di mana:

n= jumlah sampel

N=jumlah populasi

e= persentase tingkat kesalahan yang ditoleransi adalah 5%.

Dengan menggunakan rumus diatas maka akan diperoleh sampel sebanyak:

n = N

1+Ne2 = 100

1+100 (0,1)2 = 50 responden

Dalam penelitian ini ditetapkan bahwa nilai e atau persentase kelonggaran ketidakpastian karena kesalahan sampel yang masih dapat diukur sebesar 5% atau 0,05

.

D. Definisi Konseptual Operasional Variabel

Definisi operasional variabel merupakan pandangan pengertian atau istilah yang digunakan dalam penelitian. Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini diuraikan menjadi dua indikator empiris meliputi:

1. Variabel Independen (X)

Variabel bauran promosi merupakan variabel independen(X).

Operasional promosi meliputi semua kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mempromosikan ke target pasar. Indikator dari promosi ialah:

1) Periklanan/advertising.

2) Promosi penjualan/sales promotion.

3) Penjualan pribadi/personal selling.

4) Hubungan masyarakat.

2. Variabel Dependen (Y)

Variabel penjualan merupakan variabel dependen (Y). Operasional peningkatan penjualan ialah jumlah pembelian yang dilakukan oleh konsumen terhadap sesuatu barang atau jasa dari produsen. Indikator dari peningkatan penjualan ialah:

1) Harga 2) Produk 3) Mutu/kualitas

E. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Metode pengumpulan data merupakan cara yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh keterangan atau data yang dibutuhkan dalam penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan proposal ini ialah menggunakan data primer dan data sekunder antara lain:

1) Data Primer

Cara mendapatkan data primer ini adalah dengan cara meninjau langsung kantor yang menjadi objek penelitian. Data ini berupa wawancara, bukti transaksi dan observasi.

2) Data Sekunder

Data sekunder adalah suatu data yang diperoleh dengan cara meminta laporan atau dokumentasi yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah buku-buku, literatur, artikel, jurnal, serta situs diinternet yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.

2. Sumber Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai setting, berbagai sumber dan berbagai cara. Dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan wawancara, kuesioner, dan observasi. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1). Wawancara

Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab langsung kepada objek yang diteliti.

2) Kuesioner

Kuesioner adalah cara pengumpulan data dengan membuat daftar pertanyaan yang teratur dan sistematis, serta dapat dilakukan lewat telepon, surat, atau bertatap muka secara langsung dengan responden yang terpilih sebagai responden (Ferdinand 2006). Sehingga data yang dikumpulkan sesuai dengan keadaan yang yang sebenarnya pada saat penelitian berlangsung. Pengumpulan kuesioner dilakukan dengan

teknik kuesioner personal yaitu kuesioner disampaikan dan dikumpulkan langsung oleh peneliti. Kemudian bobot penelitian angka hasil kuesioner dalam penelitian ini sesuai dengan yang digambarkan dalam skala likert, yaitu skala yang sering digunakan dalam penyusunan kuesioner atau biasa disebut juga skala ordinal. Skala yang berisi lima tingkat referensi jawaban yang dipergunakan untuk menjawab bagian pernyataan penelitian sebagai berikut dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.1 Tingkat Penelitian

No Jenis Jawaban Nilai

1 STS = Sangat Tidak Setuju 1

2 TS = Tidak Setuju 2

3 RR= Ragu-Ragu 3

4 S = Setuju 4

5 SS = Sangat Setuju 5

Sumber: Sugiono (2014:39)

3) Observasi

Observasi adalah kegiatan pengumpulan data dengan melakukan penelitian langsung terhadap kondisi lingkungan objek penelitian yang mendukung kegiatan penelitian, sehingga dapat digambarkan secara jelas tentang objek penelitian tersebut. Peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan indera bukan dengan pertanyaan-pertanyaan. Hal ini dilakukan dengan tujuan mendapatkan data mengenai keadaan fisik objek yang mencakup fasilitas yang ada dikawasan perusahaan.

F. Teknik analisis Data

Data yang baik adalah data yang sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya dan data yang bersifat tetap, dapat dipercaya (Widiyoko, 2014:141). Analis data merupakan pengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

1. Uji Validitas dan Reliabilitas a) Uji Validitas

Validitas menurut Sugiono (2016 dalam Remita Lumbu Batu 2019:26) “uji validitas ialah menunjukkan ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang mengorelasikan skor

Validitas menurut Sugiono (2016 dalam Remita Lumbu Batu 2019:26) “uji validitas ialah menunjukkan ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang mengorelasikan skor

Dokumen terkait