• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Penulis

Diharapkan dapat menambah wawasan dan pemahaman penulis mengenai masalah yang akan diteliti terutama berkaitan dengan labelisasi halal dan minat beli.

2.Bagi Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi program studi dan memberikan informasi tambahan yang berguna bagi mahasiswa dalam melakukan penelitian dengan objek maupun masalah yang sama dan mengembangkan di masa yang akan datang atau ingin mengadakan penelitian lebih lanjut .

Universitas Sumatera Utara

3. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan perusahaan dapat mengetahui bagaimana pengaruh label halal dan harga produk terhadap keputusan pembelian konsumen.

Informasi ini sebagai bahan masukan bagi pimpinan perusahaan untuk membuat labelisasi halal dan harga produk.

6 BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Labelisasi Halal 2.1.1 Pengertian Label

Menurut Stanton dan William (dalam Rikka 2016) Label merupakan bagian sebuah produk yang membawa informasi verbal tentang produk atau tentang penjualnya. Sebuah label bisa merupakan bagian dari kemasan atau pula etiket (tanda pengenal) yang dicantumkan pada produk.

Label merupakan suatu media untuk menyampaikan informasi mengenai suatu produk kepada para konsumen. Biasanya label berupa bagian dari kemasan, bisa juga sebuah tanda pengenal yang menempel pada produk. Menurut Stanton dan William (dalam Rikka 2016), label terdapat tiga macam yaitu:

1. Brand label, yaitu nama merek yang dicantumkan pada kemasan produk.

2.Descriptive label, yaitu label yang memberi informasi obyektif mengenai pengguna, pembuatan, perawatan, kinerja produk, serta hal lainnya yang berkaitan dengan produk.

3. Grade label, label yang mengidentifikasi penilain kualitas produk dengan suatu huruf,angka,atau kata.

Menurut (kotler, 2003:29) label mempunyai fungsi,yaitu:

1. Identifies(mengidentifikasi) : label dapat menerangkan produk.

2. Grade(nilai/kelas) : label dapat menunjukkan nilai/kelas dari produk.

Produk buah peach kalengan diberi nilai A, B, dan C menunjukkan tingkat mutu.

Universitas Sumatera Utara

3. Describe (memberikan keterangan) : label menunjukkan keterangan mengenai siapa produsen dari produk, dimana produk dibuat, kapan produk dibuat, apa komposisi dari produk dan bagaimana cara penggunaan produk secara aman.

4. Promote (mempromosikan) : label mempromosikan produk lewat gambar dan warna yang menarik.

2.1.2 Pengertian Halal

Pengertian Halal menurut Departemen Agama yang terdapat dalam KEPMENAG RI No 518 Tahun 2001 tentang Pemeriksaan dan Penetapan Pangan Halal adalah:

“…tidak mengandung bahan haram atau dilarang untuk dikonsumsi bagi umat Islam, dan pengolahannya tidak ada yang bertentangan dengan syariat Islam.”

Proses-proses yang menyertai dalam suatu produksi makanan atau minuman, agar dapat dikatakan halal adalah proses yang sesuai dengan standard halal yang telah ditentukan oleh agama Islam. Diantara standard-standard itu (www.halalmui.org) adalah:

a. Tidak mengandung bahan yang terbuat dari babi dan tidak menggunakan alkohol sebagai salah satu bahan pembuatan produk.

b. Daging yang digunakan merupakan berasal dari hewan halal yang disembelih dengan tata cara syariat Islam.

c. Semua bentuk minuman yang tidak mengandung alkohol.

8

d. Semua tempat penyimpanan,tempat penjualan, pengolahan, tempat pengelolaan dan tempat transportasi tidak digunakan untuk babi atau barang tidak halal lainnya, tempat tersebut harus terlebih dahulu dibersihkan dengan tata cara yang diatur menurut syari’at.

2.1.3 Pengertian Labelisasi Halal

Labelisasi halal merupakan unsur yang sangat penting dalam penelitian ini. Labelisasi halal merupakan pencantuman pernyataan halal pada kemasan suatu produk yang bertujuan agar masyarakat muslim mengetahui bahwa produk tersebut berstatus halal (Rangkuti 2010:8).

Label halal baru bisa dicantumkan pada kemasan suatu produk jika sudah memiliki sertifikat halal yang dikeluarkan oleh BPPOM MUI. Sertifikasi dan labelisasi halal ini bertujuan untuk melindungi dan memberikan kepastian hukum kepada konsumen terutama konsumen yang beragama islam, serta untuk meningkatkan daya saing produk dalam negeri dengan produk luar negeri dalam rangka meningkatkan pendapatan nasional. Terdapat tiga sasaran yang ingin dicapai yaitu:

1. Menguntungkan konsumen baik dengan cara memberikan perlindungan hukum maupun kepastian hukum.

2. Menguntungkan para produsen baik dengan cara peningkatan daya saing dan omset produksi dalam penjualan.

3. Menguntungkan pihak pemerintah dengan cara mendapatkan pemasukan tambahan terhadap khas negara.

Universitas Sumatera Utara

2.1.4 Indikator Labelisasi Halal

Terdapat tiga indikator labelisasi halal menurut Mahwiyah (2010:48), antara lain pengetahuan, kepercayaan, dan penilaian terhadap labelisasi halal.

Berikut adalah arti dari ketiga indikator tersebut menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan wikipedia:

1. Pengetahuan, merupakan suatu informasi yang diketahui ataupun disadari oleh seseorang. Pengetahuan merupakan informasi yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk menindaki; yang melekat dibenak seseorang.

2. Kepercayaan, merupakan keadaan psikologis disaat seseorang menganggap sesuatu itu benar. Atau bisa diartikan juga suatu anggapan atau keyakinan bahwa sesuatu yang dipercayai itu benar atau nyata.

3. Penilaian terhadap labelisasi halal, merupakan suatu proses, cara, perbuatan menilai; pemberian nilai yang diberikan terhadap labelisasi halal.

2.1.5 Proses Labelisasi Halal

Untuk mendapatkan label halal suatu perusahaan harus melewati beberapa proses terlebih dahulu. Di Indonesia proses ini dilakukan oleh Lembaga Pengajian Pangan Obat-obatan dan kosmetika Majelis Ulama Indonesia atau yang sering disebut dengan LPPOM MUI. Untuk mendapatkan label halal suatu perusahaan harus mengikuti ketentuan yang dibuat oleh LPPOM MUI antara lain:

1. Sebelum mengajukan sertifikat halal, produsen terlebih dahulu harus mempersiapkan Sistem Jaminan Halal.

2. Berkewajiban mengangkat seorang atau tim Auditor Halal Internal (AHI) yang bertanggung jawab dalam menjamin pelaksanaan produksi halal.

10

3. Berkewajiban menandatangani kesediaan untuk diinspeksi secara mendadak tanpa pemberitahuan sebelumnya oleh LPPOM MUI.

4. Membuat laporan secara berkala selama 6 bulan tentang pelaksanaan Sistem Jaminan Halal. Setelah semuanya telah dipenuhi, maka produsen dapat melanjutkan ke proses prosedur sertifikasi halal.

Adapun prosedur yang harus dijalani sebagai berikut :

a. Pertama produsen harus mendaftarkan ke sekretariat LPPOM MUI.

b. Setiap produsen yang mengajukan permohonan sertifikat harus mengisi borang yang telah disediakan. Borang tersebut berisi tentang informasi data perusahaan, jenis serta nama produk dan juga bahan-bahan yang digunakan.

c. Borang yang telah diisi dikembalikan ke sekretariat LPPOM MUI untuk diperiksa kelengkapannya, dan bila masih ada yang kurang perusahaan harus melengkapinya.

d. LPPOM MUI akan memberitahu mengenai jadwal audit. Pada saat Tim Auditor melakukan pemeriksaan, perusahaan harusa dalam keadaan memproduksi produk yang disertifikasi.

e. Hasil audit dan hasil laboraturium dievaluasi dalam rapat auditor LPPOM MUI. Jika hasil audit belum memenuhi persyaratan maka akan diberitahukan kepada perusahaan melalui audit memorandum. Jika telah memenuhi persyaratan, auditor akan akan membuat laporan hasil audit guna diajukan pada sidang komisi fatwa MUI untuk diputuskan status halalnya.

f. Laporan hasil audit akan disampaikan oleh pengurus LPPOM MUI dalam sidang fatwa MUI pada waktu yang telah ditentukan.

Universitas Sumatera Utara

g. Sidang komisi fatwa MUI dapat menolak laporan hasil audit jika dianggap belum memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, dan hasilnya kan disampaikan kepada produsen pemohon sertifikasi halal.

h. Sertifikat halal dikeluarkan oleh MUI setelah ditetapkan status kehalalannya oleh komisi fatwa MUI.

i. Sertifikat halal berlaku selama dua tahun sejak tanggal penetapan fatwa.

j. Tiga bulan sebelum masa berlaku sertifikat halal berakhir, produsen harus mengajukan perpanjangan sertifikat halal sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan oleh LPPOM MUI.

2.2 Minat Beli

2.2.1 Pengertian Minat Beli

Schiffman dan Kanuk (2004:25) menjelaskan bahwa pengaruh eksternal, kesadaran akan kebutuhan, pengenalan produk dan evaluasi alternatif adalah hal yang dapat menimbulkan minat beli konsumen. Pengaruh eksternal terdiri dari usaha pemasaran dan faktor sosial budaya.

Kotler (2009:214) menyatakan bahwa minat beli konsumen merupakan tindakan-tindakan dan hubungan sosial yang dilakukan oleh konsumen perorangan, kelompok maupun organisasi untuk menilai, memperoleh, dan menggunakan barang-barang melalui proses pertukaran atau pembelian yang diawali dengan proses pertukaran atau pembelian yang diawali dengan proses pengambilan keputusan yang menentukan tindakan-tindakan tersebut

Menurut Effendy 1998:10 dalam (Safridah 2008:12) Minat adalah

“kelanjutan perhatian yang merupakan titik tolak kelanjutan timbulnya hasrat untuk melakukan kegiatan yang diharapkan”. Minat muncul karena adanya

12

stimulus motif yang menimbulkan motivasi. Motif adalah kondisi seseorang yang mendorong untuk mencari sesuatu kepuasan atau mencapai tujuan. Sedangkan motivasi adalah kegiatan yang memberikan dorongan kepada seseorang atau diri sendiri untuk mengambil tindakan yang dikehendaki.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu keadaan dalam individu yang mampu mengarahkan perhatiannya terhadap objek tertentu yang mampu mendorong seseorang untuk cenderung mencari objek yang disenangi.

Menurut Assael Henry (dalam Ranu Nugraha 2017:116) minat beli (Purchase Intention) adalah kecendrungan konsumen untuk membeli sesuatu atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan membeli dan diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian.

Menurut Bilson Simamora (dalam Ranu Nugraha 2017:116) minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan dengan sikap, individu yang berminat terhadap suatu obyek akan mempunyai kekuatan atau dorongan untuk melakukan serangkaian tingkah laku untuk mendekati dan mendapati objek tersebut.

Sedangkan pemebelian adalah keadaan dimana individu memutuskan untuk melakukan transaksi berdasarkan pada evaluasi dan pengalaman sebelumnya.

Indikator minat beli adalah bagian yang mendasari terjadinya minat beli.

Menurut Mowen (dalam Resti 2010:102) minat beli merupakan kecendrungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian.

Universitas Sumatera Utara

Minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada waktu tertentu menurut Sutisna dan Pawitra (dalam Resti 2010:102). Lebih lanjut dia mengatakan bahwa minat beli merupakan instruksi diri konsumen untuk melakukan pembelian atas suatu produk, melakukan perencanaan, mengambil tindakan-tindakan yang relevan seperti mengusulkan, merekomendasikan, memilih, dan akhirnya mengambil keputusan untuk melakukan pembelian.

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli

Swastha dan Irwan (2005:349) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi minat membeli berhubungan dengan perasaan emosi, bila seseorang merasa senang dan puas dalam membeli barang atau jasa maka hal itu akan memperkuat minat membeli, kegagalan biasanya biasanya menghilangkan minat. Tidak ada pembelian yang terjadi jika konsumen tidak pernah menyadari kebutuhan dan keinginannya. Pengenalan masalah terjadi ketika konsumen melihat adanya perbedaan yang signifikan antara apa yang dia miliki dengan apa yang dia butuhkan. Berdasarkan pengenalannya akan masalah selanjutnya konsumen mencari atau mengumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang produk yang dia inginkan.

Terdapat dua sumber informasi yang digunakan ketika menilai suatu kebutuhan fisik, yaitu persepsi individual dari tampilan fisik dan sumber informasi luar seperti persepsi konsumen lain. Selanjutnya informasi-informasi yang diperoleh digabungkan dengan informasi yang telah dimiliki sebelumnya.

Semua input berupa informasi tersebut membawa konsumen pada tahap dimana

14

dia mengevaluasi setiap pilihan dan mendapatkan keputusan terbaik yang memuaskan dari perspektif dia sendiri. Tahapan terakhir ada tahap dimana konsumen memutuskan untuk membeli atau tidak produk tersebut.

2.2.3 Indikator Minat Beli

Menurut Ferdinand (2002:129) indikator minat beli terdiri dari:

1. Minat transaksional

Minat transaksional adalah minat untuk membeli suatu produk.

2. Minat refrensial

Kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain.

3. Minat preferensial

Perilaku seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut.

4. Minat eksploratif

Perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.

2.3 Penelitian Terdahulu

1. Safridah (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Labelisasi Halal Produk Mie Instan Indomie Terhadap Minat Beli (Studi kasus terhadap minat beli pada ibu rumah tangga di kelurahan Tembung) Kecamatan Medan Tembung Kota Medan’’. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Kelurahan Tembung Kecamatan Medan Tembung yang terdiri dari 6 lingkungan dengan jumlah populasi keseluruhannya sebesar 8.496 orang, yang terdiri dari 1639 kepala keluarga. Pengambilan sampel yang ditetapkan

Universitas Sumatera Utara

94 orang didapat dengan menggunakan rumus Taro Yamane. Maka dipilih jumlah sampel dari tiap lingkungan yaitu menggunakan teknik pengambilan sampel dengan cara purposive sampling. Dari penelitiannya diketahui bahwa diperoleh hasil koefisien (r) sebesar 0,542. Nilai hitung sebesar 6,185 dan nilai ttabel sebesar 1,98. Hal ini berarti harga hitung>ttabel, maka hubungan diterima, artinya “terdapat hubungan antara labelisasi halal produk mie instan terhadap minat beli ibu rumah tangga di Kelurahan Tembung Kecamatan Medan Tembung Kota Medan”.

2. Ramadhan Rangkuti (2010), mahasiswa Universitas Sumatera Utara dengan skripsi berjudul “Pengaruh Labelisasi Halal terhadap Keputusan Pembelian Produk Makanan dalam Kemasan (snack merek Chitato) Studi Pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhamadiyah Sumatera Utara”.

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa labelisasi halal berpengaruh signifikan dengan nilai signifikan 0,000 akan tetapi memiliki kontribusi yang kecil karena menghasilkan nilai R square 0,221 atau 22,1%.

3. Mahwiyah (2010), mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul skripsi “Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Pada Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta)”. Lokasi penelitian yaitu UIN Jakarta dengan populasi yaitu dosen tetap Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta yang berjumlah 103 orang, dan sampelnya yaitu dosen tetap Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta yang masih aktif selama penelitian ini berlangsung. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa labelisasi halal berpengaruh secara signifikan sebesar 54.7%, hal ini menunjukkan adanya pengaruh yang sedang antara labelisasi halal

16

terhadap keputusan pembelian konsumen. Sedangkan nilai koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjust R Square) sebesar 0.327 atau 32,7%

variabel keputusan pembelian konsumen dalam membeli produk halal dijelaskan oleh variabel label halal, sedangkan sisanya (67,3%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam peneltian.

4. Ranu Nugraha (2017), mahasiswa Universitas Brawijaya Malang dengan penelitian berjudul “Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Minat Beli Konsumen (Survei Pada Mahasiswa Muslim Konsumen Mie Samyang Berlogo Halal Korean Muslim Federation Di Kota Malang)”. Penelitian yang dilakukan di kota Malang ini dengan sampel yaitu mahasiswa muslim malang dengan sampel yang berjumlah 116 orang responden dan merupakan konsumen yang pernah mengkonsumsi mie samyang dengan label halal. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa variabel labelisasi halal berpengaruh signifikan terhadap minat beli. Namun pengaruh yang di berikan hanya sebesar 13,3 %, hasil tersebut diperoleh dari nilai R square.

5. Rikka Cahyati (2016), Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda dengan skripsi berjudul “Pengaruh Pencantuman Label Halal Terhadap Minat Beli Luwak White Coffee Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda”. Lokasi penelitian ini terletak di Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda dengan populasi yaitu mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda dan sampel yang berjumlah 90 orang yang mengkonsumsi Luwak White Coffee dengan menggunakan metode sampling kebetulan ( samling aksidental ). Hasil dari penelitian ini diketahui nilai uji parsial, (t hitung) variabel pencantuman label halal(X) sebesar 6,468

Universitas Sumatera Utara

nilai koefisien (B) sebesar 0,511, dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 <

0,05 terdapat pengaruh signifikan antara variabel pencantuman label halal (X) terdapat minat beli terhadap luwak white coffe (Y).

2.4 Kerangka Konseptual

2.4.1 Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Minat beli

Berdasarkan landasan teori di atas, maka dapat disusun suatu kerangka pemikiran dalam penelitian ini, yaiu sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Sumber : Penulis (2017)

Labelisasi Halal

(x)

Minat Beli

(Y)

18 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan asosiatif. Pendekatan asosiatif digunakan karena penelitian ini bermaksud untuk mengetahui pengaruh hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan bentuk penelitian asosiatif ini maka kita dapat mengetahui bagaimana Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Minat Beli Pizza Hut.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Pizza Hut Kota Medan. Waktu Penelitian dilaksanakan dari bulan Oktober 2017 sampai dengan bulan Januari 2018.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Menurut Juliandi (2013:126), populasi penelitian merupakan seluruh elemen/unsur yang akan diamati atau diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah Konsumen Muslim Pizza Hut Kota Medan.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010:81). Pengambilan sampel dilakukan secara nonprobability sampling dan menggunakan metode purposive sampling.

Universitas Sumatera Utara

Pengambilan sampel secara nonprobability sampling masudnya adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2010:120). Sedangkan yang dimaksud dengan metode purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dalam pengambilan sampel purposive sampling penelitian ini menetapkan kriteria sebagai berikut:

Konsumen Pizza Hut Kota Medan beragama Islam yang sudah berusia 18 tahun ( pasal 421 dan 426 KUH perdata ).

Populasi dalam penelitian ini tidak dapat diketahui dengan pasti, maka jumlah sampel dapat ditentukan dengan rumus Rao Purba , yaitu :

n = Z² 4(Moe)² Keterangan :

N = Jumlah Sampel

Z = Tingkat distribusinormal pada taraf signifikan 5 % = 1,96

Moe = Margins of error Max,yaitu tingkat keseluruhan maksimal yang ditelorir sebesar 10 % .

Berdasarkan rumus tersebut, maka diperoleh perhitungan sebagai berikut : n

=

n = 96,04

20

Dari hasil perhitungan di atas maka jumlah sampel atau responden yang diteliti adalah 96,04 responden namun untuk memudahkan penelitian, peneliti mengambil sampel sebesar 96 responden .

3.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada faktor-faktor empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2010 : 70)

Ho : Variabel labelisasi halal (X) tidak berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen (Y) Pizza Hut Kota Medan.

Ha : Variabel labelisasi halal(X) berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen (Y) Pizza Hut Kota Medan.

3.5 Definisi Konsep

Konsep merupakan suatu gagasan yang dinyatakan dalam suatu simbol atau kata (Prasetyo dan Jannah, 2005:67). Untuk memberikan batasan-batasan yang lebih jelas dari masing-masing konsep guna menghindari adanya salah pengertian, maka definisi konsep yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan kerangka teoritis yang telah dikemukakan. Adapun yang menjadi definisi konsep dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Labelisasi Halal

Labelisasi halal merupakan unsur yang sangat penting dalam penelitian ini. Labelisasi halal merupakan pencantuman pernyataan halal pada kemasan

Universitas Sumatera Utara

suatu produk yang bertujuan agar masyarakat muslim mengetahui bahwa produk tersebut berstatus halal (Rangkuti 2010:8).

2. Minat Beli

Kotler (2009:214) menyatakan bahwa minat beli konsumen merupakan tindakan-tindakan dan hubungan sosial yang dilakukan oleh konsumen perorangan, kelompok maupun organisasi untuk menilai, memperoleh, dan menggunakan barang-barang melalui proses pertukaran atau pembelian yang diawali dengan proses pertukaran atau pembelian yang diawali dengan proses pengambilan keputusan yang menentukan tindakan-tindakan tersebut.

3.6 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel (Simangarimbun 1995:34). Variabel diukur dalam rangka memudahkan pelaksanakan penelitian dilapangan, sehingga memerlukan operasionalisasi dari masing-masing konsep yang digunakan dalam menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dengan kata-kata yang dapat diuji dan diketahui kebenarannya. Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

22

Tabel 3.1 Defenisi Operasional

No. Variabel Defenisi Variabel Indikator Skala

1. Variabel

Sumber : Diolah oleh Penulis, 2017

3.7 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalahSkala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsiseseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Untuk

Universitas Sumatera Utara

keperluananalisis kuantitatif ini, maka setiap variabel diberi skala 1 (satu) sampai 5 (lima) yang terlihat di bawah ini :

1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 2 = Tidak Setuju (TS)

3 = Netral (N) 4 = Setuju (S)

5 = Sangat Setuju (SS)

3.8 Metode Pengumpulan Data 3.8.1 Data Primer

Data primer atau data tangan pertama, adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari (Azwar, 2010:91) Metode pengumpulan data primer dalam penelitian ini yakni data yang diperoleh dengan melakukan penelitian secara langsung ke lokasi penelitian, yang sesuai dengan masalah yang diteliti, yang akan dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada sampel penelitian. Alat bantu ini digunakan untuk mendapatkan jawaban dari para responden yang telah ditetapkan.

3.8.2 Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini dilakukan dengan studi kepustakaan untuk mendapatkan data-data tertulis yang berkaitan dengan penelitian melalui buku-buku, dokumen-dokumen, penelitian terdahulu, hingga internet.

24

3.9 Teknik Analisis Data 3.9.1 Uji Instrumen

Penyusunan sebuah kuisioner harus benar-benar dapat menggambarkan tujuan dari penelitian tersebut (valid) dan juga dapat konsisten bila pertanyaan tersebut dijawab dalam waktu yang berbeda (reliabel). Sugiyono (2010:121) hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Selanjutnya hasil penelitian yang reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda.

Sebelum pengambilan data melalui kuesioner, terlebih dahulu dilakukan uji validitas, uji reliabilitas dan uji asumsi klasik.

3.9.1.1 Uji Validitas

Menurut Arikunto (2016:211) uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevadilan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaiknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Rumus yang digunakan untuk menguji validitas instrumen ini adalah Product Moment dari Karl Pearson, sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }

Keterangan :

rxy : koefisien korelasi suatu butir atau item N : jumlah responden

X : skor item Y : skor total item

Universitas Sumatera Utara

Dokumen terkait