• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LABELISASI HALAL TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN ( Studi pada Pizza Hut Kota Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH LABELISASI HALAL TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN ( Studi pada Pizza Hut Kota Medan)"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

DISUSUN OLEH:

ALDY PRATAMA SIMATUPANG 140907011

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2018

(2)

i ABSTRAK

PENGARUH LABELISASI HALAL TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN (Studi Pada Pizza Hut Kota Medan)

Nama : Aldy Pratama Simatupang

NIM : 140907011

Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Faisal Eriza S.Sos,M.SP

Labelisasi halal adalah pencantuman pernyataan halal pada kemasan untuk menunjukkan bahwa produk yang dimaksud berstatus halal. Produk halal tersebut sangat mempengaruhi minat beli konsumen, terutama bagi konsumen yang beragama islam.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh labelisasi halal terhadap minat beli konsumen pada Pizza Hut Kota Medan, dengan menggunakan metode kuantitatif. Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan menggunakan analisis regresi linier sederhana.

Metode analisis data menggunakan SPSS.

Data yang digunakan merupakan data primer dan sekunder.

Penelitian ini menggunakan 96 orang responden dengan syarat minimal berusia 18 tahun dan pernah mengkonsumsi Pizza Hut. Dalam penelitian ini, analisis data dengan metode analisis regresi linier sederhana menunjukkan bahwa labelisasi halal berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen.

Berdasarkan hasil uji simultan (Uji F) bahwa labelisasi halal berpengaruh secara positif dan signifikan.Nilai R sebesar 0,857 berarti labelisasi halal (X) memiliki pengaruh sebesar 73,4% terhadap mibat beli konsumen, dan sisanya dipengaruhi oleh variabel variabel yang tidak dijelaskan pada model regresi ini.

Kata kunci : Labelisasi halal,Minat Beli

Universitas Sumatera Utara

(3)

THE EFFECT OF HALAL LABELING TO CONSUMER BUYING INTEREST (Case Study At Pizza Hut Medan City) Name : Aldy Pratama Simatupang

NIM : 140907011

Department : Business Administration Fakulty : Social and Political Sciences Advisor : Faisal Eriza,S.Sos,M.SP

Halal labeling is the inclusion of a halal statement on the packaging to indicate that the product in question is kosher. Halal products are very influential consumer buying interest, especially for consumers who are Islamic.

This study aims to determine how the effect of halal labeling on consumer buying interest in Pizza Hut Medan City, using quantitative methods. Hypothesis testing in this study was conducted using simple linear regression analysis. Method of data analysis using SPSS.

The data used are primary and secondary data. This study used 96 respondents with a minimum requirement of 18 years old and never consumed Pizza Hut. In this research, data analysis with simple linier regression analysis method shows that halal labelisasi have positive effect to consumer buying interest.

Based on the results of simultaneous test (Test F) that the labeling of halal effect positively and signifikan.R value of 0.857 means halal labeling (X) has an influence of 73.4% of consumer buying mibat, and the rest influenced by variable variables that are not described in the model this regression.

Keywords: Halal Labeling,Consumer Buying Interest

(4)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan ridha-Nya saya dapat menyelesaikan rangkain skripsi ini.Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar sarjana pada program studi Imu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik,Universitas Sumatera Utara.Adapun Judul yang saya ajukan Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Minat Beli Konsumen (Studi Kasus Pada Pizza Hut Kota Medan).

Terima kasih yang sangat dalam penulis Ucapkan kepada kedua orang tua penulis Muara Simatupang dan Nani Heriani Daulay yang telah memberikan doa serta dukungan selama ini terimakasih sekali lagi pak,mak.Terima kasih juga penulis ucapkan kepada abang penulis Sigit Putra Simatupang S.H serta adik Penulis Ahmad Tohiffur Simatupang

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari kritik,saran,serta dukungan dari berbagai pihak.Oleh karena itu dalam kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr.Muryanto Amin,M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Prof.Dr.Marlon Sihombing,M.A selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Sumatera Utara

3. Ibu Dr.Beti Nasution, M.Si selaku sekertaris Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

(5)

Sumatera Utara

5. Bapak Faisal Eriza S.Sos M.SP selaku Dosen Pembimbing saya yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing saya

6. Bapak dan Ibu Dosen Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan membimbing peneliti selama mengikuti perkuliahan serta seluruh staf dan pegawai yang telah banyak membantu selama proses penulisan skripsi ini

7. Teman-teman satu kelompok magang Reja Taruna, Anggi Wardhani, Aji Rahadian Kesuma terima kasih karena sudah mau direpotkan untuk beberapa bulan

8. Teman-teman baik penulis Rizky Abdillah, Reja Taruna, Anggi Wardhani, Irvandi Chairul, Rizky Fadillah, Michael Salomo, Aji Rahadian Kesuma, Sherly Juliani, Karina Dewi terimakasih karena sudah membuat masa perkuliahan penulis terasa cepat

9. Citra Ratna Sari yang telah menjadi motivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

10. Teman-teman penulis Islamiati Deviy Chaniago dan Nisya Anggi Sujaman yang telah banyak membantu penulis dalam melewati masa masa sulit perkuliahan

11. Bang Oky Cristovani yang telah banyak memberi saran dan bimbingan selama penulis menyelesaikan skripsi ini

(6)

v

12. Leonard Kleinrock yang telah mengembangkan internet dan Chester Carlson yang telah menciptakan mesin fotocopy karena penemuan mereka telah banyak membantu selama perkuliahan dan penulisan skripsi

13. Untuk motor penulis yang telah menemani penulis dari awal hingga akhir kuliah baik ketika panas maupun hujan

14. Seluruh mahasiswa Ilmu Administrasi Bisnis angkatan 2014 yang telah banyak membantu serta memberikan dukungan kepada penulis.

15. Kepada semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,penulis mengucapkan banyak terimakasih.

Medan, 1 Februari 2017

Aldy Pratama Simatupang 140907011

Universitas Sumatera Utara

(7)

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KERANGKA TEORI ... 6

2.1 Labelisasi Halal ... 6

2.1.1 Pengertian Label ... 6

2.1.2 Pengertian Halal ... 7

2.1.3 Pengertian Labelisasi Halal ... 8

2.1.4 Indikator Labelisasi Halal ... 9

2.1.5 Proses Labelisasi Halal ... 9

2.2 Minat Beli ... 11

2.2.1 Pengertian Minat Beli ... 11

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli... 13

2.2.3 Indikator Minat Beli ... 14

2.3 Penelitian Terdahulu ... 14

2.4 Kerangka Konseptual ... 17

2.4.1 Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Minat Beli ... 17

BAB III METODE PENELITIAN ... 18

3.1 Bentuk Penelitian ... 18

3.2 Lokasi Penelitian ... 18

3.3 Populasi dan Sampel ... 18

3.3.1 Populasi ... 18

3.3.2 Sampel ... 18

3.4 Hipotesis Penelitian ... 20

3.5 Defenisi Konsep ... 20

3.6 Definisi Operasional ... 21

3.7 Skala Pengukuran Variabel ... 22

3.8 Metode Pengumpulan Data... 23

3.8.1 Data Primer ... 23

3.8.2 Data Sekunder ... 23

3.9 Teknik Analisis Data ... 24

3.9.1 Uji Instrumen ... 24

3.9.2 Uji Asumsi Klasik ... 25

(8)

vii

3.9.4 Uji Hipotesis ... 27

3.9.5 Uji Determinasi ... 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29

4.1 Gambaran Umum ... 29

4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 29

4.1.2 Visi dan Misi ... 30

4.1.3 Produk Pizza Hut ... 31

4.1.4 Profil Perusahaan Pizza Hut ... 36

4.1.5 Struktur Organisasi Pizza Hut ... 38

4.2 Deskripsi Responden ... 40

4.2.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 40

4.2.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ... 41

4.2.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Uang Saku ... 42

4.3.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan ... 43

4.3 Deskripsi Jawaban Responden ... 43

4.3.1 Deskripsi Jawaban Responden Labelisasi Halal ... 44

4.3.2 Deskripsi Jawaban Responden Minat Beli ... 49

4..4 Hasil Uji Statistik dan Hasil Interpretasi Data Kuantitatif ... 53

4.4.1 Uji Validitas ... 53

4.4.2 Uji Reabilitas ... 57

4.5 Uji Asumsi Klasik ... 58

4.5.1 Uji Normalitas ... 58

4.6 Analisa Regresi Linear Sederhana ... 59

4.7 Pengujian Hipotesis ... 61

4.7.1 Uji Koefisien Determinasi ... 61

4.7.2 Uji Simultan ... 62

4.4 Pembahasan ... 62

BAB V PENUTUP ... 64

5.1 Kesimpulan ... 64

5.2 Saran ... 64 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

(9)

Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 22

Tabel 4.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 40

Tabel 4.2 Deskripsi Reponden Berdasarkan Usia ... 41

Tabel 4.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Uang Saku ... 42

Tabel 4.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan ... 43

Tabel 4.5 Deskripsi Jawaban Responden mengetahui bahwa Pizza Hut diproses sesuai syariat islam ... 44

Tabel 4.6 Deskripsi Jawaban Responden mengetahui bahwa label halal pada Pizza Hut terdaftar di LPPOM-MUI ... 44

Tabel 4.7 Deskripsi Jawaban Responden mengetahui bahwa Produk Pizza Hut terbebas dari bahan haram ... 45

Tabel 4.8 Deskripsi Jawaban Responden percaya pada produk Pizza Hut yang memiliki label halal ... 46

Tabel 4.9 Deskripsi Jawaban Responden yakin bahwa label halal yang pada Pizza Hut terdaftar di LPPOM-MUI ... 46

Tabel 4.10 Deskripsi Jawaban Responden percaya terhadap MUI sebagai Lembaga pemberi sertifikat halal ... 47

Tabel 4.11 Deskripsi Jawaban Responden bahwa label halal pada Pizza Hut Cukup memberikan jaminan bahwa produk terbebas dari bahan haram ... 47

Tabel 4.12 Deskripsi Jawaban Responden bahwa label halal pada kemasan Produk Pizza Hut dinilai dapat dipercaya ... 48

Tabel 4.13 Deskripsi Jawaban Responden bahwa label halal yang dikeluarkan MUI memberikan jaminan produk tidak berpengaruh buruk terhadap konsumennya ... 48

Tabel 4.14 Deskripsi Jawaban Responden Minat beli (Y) Anda akan Membeli Pizza Hut dalam waktu dekat ... 49

Tabel 4.15 Deskripsi Jawaban Responden Minat beli (Y) Anda akan Merekomedasikan Pizza Hut kepada teman dekat atau keluarga ... 50

Tabel 4.16 Deskripsi Jawaban Responden Minat beli (Y) Anda akan Menjadikan Pizza Hut prioritas dibanding restoran lain ... 50

Tabel 4.17 Deskripsi Jawaban Responden Minat beli (Y) Anda akan Mencari tahu tentang harga Pizza Hut ... 51

Tabel 4.18 Deskripsi Jawaban Responden Minat beli (Y) Anda akan Mencari tahu tentang pilihan menu Pizza Hut ... 51

Tabel 4.19 Deskripsi Jawaban Responden Minat beli (Y) Anda akan Mencari tahu pengalaman teman yang pernah mengkonsumsi Pizza Hut ... 52

Tabel 4.20 Deskripsi Jawaban Responden Minat beli (Y) Anda akan Mencari tahu tentang testimoni Pizza Hut di media sosial ... 53

Tabel 4.2.1 Uji Reliabilitas Labelisasi Hal... 57

Tabel 4.22 Uji Reliabilitas Minat Beli ... 57

Tabel 4.23 Analisis Regresi Linier Sederhana ... 60

Tabel 4.24 Koefisien Determinasi (R2)... 61

(10)

ix

Tabel 4.25 Uji Simultan ( Uji F ) ... 62

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 16

Gambar 4.1 Logo Pizza Hut ... 30

Gambar 4.2 Meat Lovers ... 31

Gambar 4.3 American Favourite ... 31

Gambar 4.4 Deluxe Cheese ... 32

Gambar 4.5 Tuna Melt ... 32

Gambar 4.6 Super Supreme ... 33

Gambar 4.7 Mango Rose Melon ... 33

Gambar 4.8 Cranberry Spring ... 34

Gambar 4.9 Greentea Yakult ... 34

Gambar 4.10 Mac n’ Cheese ... 35

Gambar 4.11 Cheesy Beef Spagheti ... 35

Gambar 4.12 Cheese Beef Fusili... 36

Universitas Sumatera Utara

(11)

1.1 Latar Belakang

Di dalam agama Islam semua umat muslim diwajibkan untuk selalu mengkonsumsi makanan yang halal. Karena semua makanan yang masuk ke dalam tubuh kita akan mendarah daging dan menjadi sumber energi yang sangat penting bagi tubuh kita. Sekarang ini masyarakat muslim di Indonesia pun semakin jeli dalam memilih makanan dan menghindari makanan yang tidak memiliki label halal.

Produk makanan di Indonesia sangatlah bervariasi. Dengan pangsa pasar yang sangat banyak ini perusahaan saling berlomba menghadirkan produk-produk yang unik dan sangat bervariasi terutama produk dari luar negeri. Di sisi lain, sekarang ini kesadaran keberagaman umat islam di berbagai negara termasuk Indonesia sudah semakin tumbuh subur subur dan meningkat. Sebagai konsekuensinya setiap muncul produk makanan baru umat islam selalu bertanya- tanya bagaimana pandangan dan ajaran hukum islam terhadap produk tersebut.

Salah satu persoalan yang cukup sering dihadapi umat islam adalah terlalu banyak dan bervariasinya produk makanan dan minuman. Sesuai yang sudah diajarkan dalam islam bahwasanya umat islam diharuskan mengkonsumsi produk- produk yang sudah terjamin kehalalan dan kesuciannya. Menurut ajaran agama islam, mengkonsumsi segala sesuatu yang halal, suci dan baik merupakan perintah agama dan hukumnya wajib.

Kehalalan merupakan hal yang mutlak dilihat umat muslim dalam proses

(12)

2

pemilihan produk. Untuk membantu dan mempermudah umat muslim dalam memilih produk makanan dapat dilihat dari label halal yang terdapat pada kemasan produk tersebut.

Label merupakan bagian dari suatu produk yang berisi tentang informasi produk yang ada didalam kemasan. Di dalam label, konsumen dapat menemukan informasi tentang nama produk, bahan yang digunakan, nama dan alamat pihak yang memproduksi, masa kadaluwarsa produk, dan keterangan tentang kehalalan produk. Sesuai dengan isi peraturan pemerintah No. 69 Tahun 1999 menngenai Label dan Iklan Pangan pasal 2 ayat 1 “ Bahwa setiap orang yang memproduksi atau memasukkan pangan yang dikemas kedalam wilayah Indonesia untuk diperdagangkan wajib mencantumkan label pada, di dalam atau dikemasan pangan”.

Pada tahun 2014 munculnya Undang-Undang nomor 33 tahun 2014 tentang jaminan produk halal mengharuskan semua produsen untuk mendaftarkan produk makanan mereka untuk diuji status halalnya oleh MUI. Pencantuman tulisan “halal” sudah diatur oleh keputusan bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Agama No.427/MENKES/SKB/VIII/1985. Produsen yang telah mencantumkan tulisan “halal” pada label makanan produknya harus bertanggung jawab terhadap kehalalan produk makanan tersebut bagi pemeluk agama Islam.

Di Indonesia, terdapat suatu lembaga yang secara khusus bertugas untuk mengawasi produk-produk yang dikonsumsi oleh umat islam di Indonesia.

Lembaga tersebut adalah Lembaga Pengawasan dan Peredaran Obat dan Makanan – Majelis Ulama Indonesia ( LPPOM – MUI ). Lembaga ini mengawasi produk

Universitas Sumatera Utara

(13)

yang beredar di pasar dengan cara memberikan sertifikat halal sehingga produk tersebut dapat memeberikan label halal pada produknya.

Demikian halnya dengan Pizza Hut yang merupakan salah satu restoran cepat saji paling besar di Indonesia. Restoran yang sangat identik dengan produk- produk makanan khas italia ini sudah memiliki 207 gerai di Indonesia saat ini.

Restoran cepat saji yang memiliki berbagai macam menu pilihan inipun sempat diterpa isu mengenai bahan yang mengandung babi di dalam mayonaise dan penggunaan bahan kadaluwarsa pada tahun 2016 lalu. (Sumber : http://www.suara.com)

Setidaknya ada empat restoran cepat saji skala nasional yang belum melakukan sertifikasi halal MUI, yakni Mc.Donald, KFC, Dominos Pizza, dan Pizza Hut. Namun pihak LPPOM – MUI sudah mengklarifikasi hal tersebut dan mengatakan bahwa seluruh proses produksi di Pizza Hut telah dilakukan pemeriksaan, dan berdasarkan hasil auditor Pizza Hut tidak melakukan pelanggaran terkait penggunaan bahan baku untuk proses produksi. Dengan nomor Sertifikat Halal MUI 00160005580799 yang berlaku hingga tanggal 29 Januari 2019 Pizza Hut pun terbukti bersertifikat halal MUI. ( Sumber : http://www.halalcorner.id ).

Isu mengenai penggunaan bahan tidak halal tersebut cukup merugikan bagi pihak konsumen maupun pihak Pizza Hut. Maka dari itu untuk mengetahui apakah labelisasi halal berpengaruh terhadap minat beli konsumen atau tidak penulis tertarik melakukan penelitian berjudul “ Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Minat Beli Konsumen ( Studi Pada Pizza Hut Jl. Setia Budi )”

(14)

4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat di rumuskan masalah yaitu : “ Bagaimana Pengaruh Label Halal Terhadap Minat Beli Konsumen ( Studi Pada Pizza Hut Di Kota Medan) “.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini secara garis besar adalah untuk mengetahui pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Konsumen Pizza Hut Di Kota Medan

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Penulis

Diharapkan dapat menambah wawasan dan pemahaman penulis mengenai masalah yang akan diteliti terutama berkaitan dengan labelisasi halal dan minat beli.

2.Bagi Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi program studi dan memberikan informasi tambahan yang berguna bagi mahasiswa dalam melakukan penelitian dengan objek maupun masalah yang sama dan mengembangkan di masa yang akan datang atau ingin mengadakan penelitian lebih lanjut .

Universitas Sumatera Utara

(15)

3. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan perusahaan dapat mengetahui bagaimana pengaruh label halal dan harga produk terhadap keputusan pembelian konsumen.

Informasi ini sebagai bahan masukan bagi pimpinan perusahaan untuk membuat labelisasi halal dan harga produk.

(16)

6 BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Labelisasi Halal 2.1.1 Pengertian Label

Menurut Stanton dan William (dalam Rikka 2016) Label merupakan bagian sebuah produk yang membawa informasi verbal tentang produk atau tentang penjualnya. Sebuah label bisa merupakan bagian dari kemasan atau pula etiket (tanda pengenal) yang dicantumkan pada produk.

Label merupakan suatu media untuk menyampaikan informasi mengenai suatu produk kepada para konsumen. Biasanya label berupa bagian dari kemasan, bisa juga sebuah tanda pengenal yang menempel pada produk. Menurut Stanton dan William (dalam Rikka 2016), label terdapat tiga macam yaitu:

1. Brand label, yaitu nama merek yang dicantumkan pada kemasan produk.

2.Descriptive label, yaitu label yang memberi informasi obyektif mengenai pengguna, pembuatan, perawatan, kinerja produk, serta hal lainnya yang berkaitan dengan produk.

3. Grade label, label yang mengidentifikasi penilain kualitas produk dengan suatu huruf,angka,atau kata.

Menurut (kotler, 2003:29) label mempunyai fungsi,yaitu:

1. Identifies(mengidentifikasi) : label dapat menerangkan produk.

2. Grade(nilai/kelas) : label dapat menunjukkan nilai/kelas dari produk.

Produk buah peach kalengan diberi nilai A, B, dan C menunjukkan tingkat mutu.

Universitas Sumatera Utara

(17)

3. Describe (memberikan keterangan) : label menunjukkan keterangan mengenai siapa produsen dari produk, dimana produk dibuat, kapan produk dibuat, apa komposisi dari produk dan bagaimana cara penggunaan produk secara aman.

4. Promote (mempromosikan) : label mempromosikan produk lewat gambar dan warna yang menarik.

2.1.2 Pengertian Halal

Pengertian Halal menurut Departemen Agama yang terdapat dalam KEPMENAG RI No 518 Tahun 2001 tentang Pemeriksaan dan Penetapan Pangan Halal adalah:

“…tidak mengandung bahan haram atau dilarang untuk dikonsumsi bagi umat Islam, dan pengolahannya tidak ada yang bertentangan dengan syariat Islam.”

Proses-proses yang menyertai dalam suatu produksi makanan atau minuman, agar dapat dikatakan halal adalah proses yang sesuai dengan standard halal yang telah ditentukan oleh agama Islam. Diantara standard-standard itu (www.halalmui.org) adalah:

a. Tidak mengandung bahan yang terbuat dari babi dan tidak menggunakan alkohol sebagai salah satu bahan pembuatan produk.

b. Daging yang digunakan merupakan berasal dari hewan halal yang disembelih dengan tata cara syariat Islam.

c. Semua bentuk minuman yang tidak mengandung alkohol.

(18)

8

d. Semua tempat penyimpanan,tempat penjualan, pengolahan, tempat pengelolaan dan tempat transportasi tidak digunakan untuk babi atau barang tidak halal lainnya, tempat tersebut harus terlebih dahulu dibersihkan dengan tata cara yang diatur menurut syari’at.

2.1.3 Pengertian Labelisasi Halal

Labelisasi halal merupakan unsur yang sangat penting dalam penelitian ini. Labelisasi halal merupakan pencantuman pernyataan halal pada kemasan suatu produk yang bertujuan agar masyarakat muslim mengetahui bahwa produk tersebut berstatus halal (Rangkuti 2010:8).

Label halal baru bisa dicantumkan pada kemasan suatu produk jika sudah memiliki sertifikat halal yang dikeluarkan oleh BPPOM MUI. Sertifikasi dan labelisasi halal ini bertujuan untuk melindungi dan memberikan kepastian hukum kepada konsumen terutama konsumen yang beragama islam, serta untuk meningkatkan daya saing produk dalam negeri dengan produk luar negeri dalam rangka meningkatkan pendapatan nasional. Terdapat tiga sasaran yang ingin dicapai yaitu:

1. Menguntungkan konsumen baik dengan cara memberikan perlindungan hukum maupun kepastian hukum.

2. Menguntungkan para produsen baik dengan cara peningkatan daya saing dan omset produksi dalam penjualan.

3. Menguntungkan pihak pemerintah dengan cara mendapatkan pemasukan tambahan terhadap khas negara.

Universitas Sumatera Utara

(19)

2.1.4 Indikator Labelisasi Halal

Terdapat tiga indikator labelisasi halal menurut Mahwiyah (2010:48), antara lain pengetahuan, kepercayaan, dan penilaian terhadap labelisasi halal.

Berikut adalah arti dari ketiga indikator tersebut menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan wikipedia:

1. Pengetahuan, merupakan suatu informasi yang diketahui ataupun disadari oleh seseorang. Pengetahuan merupakan informasi yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk menindaki; yang melekat dibenak seseorang.

2. Kepercayaan, merupakan keadaan psikologis disaat seseorang menganggap sesuatu itu benar. Atau bisa diartikan juga suatu anggapan atau keyakinan bahwa sesuatu yang dipercayai itu benar atau nyata.

3. Penilaian terhadap labelisasi halal, merupakan suatu proses, cara, perbuatan menilai; pemberian nilai yang diberikan terhadap labelisasi halal.

2.1.5 Proses Labelisasi Halal

Untuk mendapatkan label halal suatu perusahaan harus melewati beberapa proses terlebih dahulu. Di Indonesia proses ini dilakukan oleh Lembaga Pengajian Pangan Obat-obatan dan kosmetika Majelis Ulama Indonesia atau yang sering disebut dengan LPPOM MUI. Untuk mendapatkan label halal suatu perusahaan harus mengikuti ketentuan yang dibuat oleh LPPOM MUI antara lain:

1. Sebelum mengajukan sertifikat halal, produsen terlebih dahulu harus mempersiapkan Sistem Jaminan Halal.

2. Berkewajiban mengangkat seorang atau tim Auditor Halal Internal (AHI) yang bertanggung jawab dalam menjamin pelaksanaan produksi halal.

(20)

10

3. Berkewajiban menandatangani kesediaan untuk diinspeksi secara mendadak tanpa pemberitahuan sebelumnya oleh LPPOM MUI.

4. Membuat laporan secara berkala selama 6 bulan tentang pelaksanaan Sistem Jaminan Halal. Setelah semuanya telah dipenuhi, maka produsen dapat melanjutkan ke proses prosedur sertifikasi halal.

Adapun prosedur yang harus dijalani sebagai berikut :

a. Pertama produsen harus mendaftarkan ke sekretariat LPPOM MUI.

b. Setiap produsen yang mengajukan permohonan sertifikat harus mengisi borang yang telah disediakan. Borang tersebut berisi tentang informasi data perusahaan, jenis serta nama produk dan juga bahan-bahan yang digunakan.

c. Borang yang telah diisi dikembalikan ke sekretariat LPPOM MUI untuk diperiksa kelengkapannya, dan bila masih ada yang kurang perusahaan harus melengkapinya.

d. LPPOM MUI akan memberitahu mengenai jadwal audit. Pada saat Tim Auditor melakukan pemeriksaan, perusahaan harusa dalam keadaan memproduksi produk yang disertifikasi.

e. Hasil audit dan hasil laboraturium dievaluasi dalam rapat auditor LPPOM MUI. Jika hasil audit belum memenuhi persyaratan maka akan diberitahukan kepada perusahaan melalui audit memorandum. Jika telah memenuhi persyaratan, auditor akan akan membuat laporan hasil audit guna diajukan pada sidang komisi fatwa MUI untuk diputuskan status halalnya.

f. Laporan hasil audit akan disampaikan oleh pengurus LPPOM MUI dalam sidang fatwa MUI pada waktu yang telah ditentukan.

Universitas Sumatera Utara

(21)

g. Sidang komisi fatwa MUI dapat menolak laporan hasil audit jika dianggap belum memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, dan hasilnya kan disampaikan kepada produsen pemohon sertifikasi halal.

h. Sertifikat halal dikeluarkan oleh MUI setelah ditetapkan status kehalalannya oleh komisi fatwa MUI.

i. Sertifikat halal berlaku selama dua tahun sejak tanggal penetapan fatwa.

j. Tiga bulan sebelum masa berlaku sertifikat halal berakhir, produsen harus mengajukan perpanjangan sertifikat halal sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan oleh LPPOM MUI.

2.2 Minat Beli

2.2.1 Pengertian Minat Beli

Schiffman dan Kanuk (2004:25) menjelaskan bahwa pengaruh eksternal, kesadaran akan kebutuhan, pengenalan produk dan evaluasi alternatif adalah hal yang dapat menimbulkan minat beli konsumen. Pengaruh eksternal terdiri dari usaha pemasaran dan faktor sosial budaya.

Kotler (2009:214) menyatakan bahwa minat beli konsumen merupakan tindakan-tindakan dan hubungan sosial yang dilakukan oleh konsumen perorangan, kelompok maupun organisasi untuk menilai, memperoleh, dan menggunakan barang-barang melalui proses pertukaran atau pembelian yang diawali dengan proses pertukaran atau pembelian yang diawali dengan proses pengambilan keputusan yang menentukan tindakan-tindakan tersebut

Menurut Effendy 1998:10 dalam (Safridah 2008:12) Minat adalah

“kelanjutan perhatian yang merupakan titik tolak kelanjutan timbulnya hasrat untuk melakukan kegiatan yang diharapkan”. Minat muncul karena adanya

(22)

12

stimulus motif yang menimbulkan motivasi. Motif adalah kondisi seseorang yang mendorong untuk mencari sesuatu kepuasan atau mencapai tujuan. Sedangkan motivasi adalah kegiatan yang memberikan dorongan kepada seseorang atau diri sendiri untuk mengambil tindakan yang dikehendaki.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu keadaan dalam individu yang mampu mengarahkan perhatiannya terhadap objek tertentu yang mampu mendorong seseorang untuk cenderung mencari objek yang disenangi.

Menurut Assael Henry (dalam Ranu Nugraha 2017:116) minat beli (Purchase Intention) adalah kecendrungan konsumen untuk membeli sesuatu atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan membeli dan diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian.

Menurut Bilson Simamora (dalam Ranu Nugraha 2017:116) minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan dengan sikap, individu yang berminat terhadap suatu obyek akan mempunyai kekuatan atau dorongan untuk melakukan serangkaian tingkah laku untuk mendekati dan mendapati objek tersebut.

Sedangkan pemebelian adalah keadaan dimana individu memutuskan untuk melakukan transaksi berdasarkan pada evaluasi dan pengalaman sebelumnya.

Indikator minat beli adalah bagian yang mendasari terjadinya minat beli.

Menurut Mowen (dalam Resti 2010:102) minat beli merupakan kecendrungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian.

Universitas Sumatera Utara

(23)

Minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada waktu tertentu menurut Sutisna dan Pawitra (dalam Resti 2010:102). Lebih lanjut dia mengatakan bahwa minat beli merupakan instruksi diri konsumen untuk melakukan pembelian atas suatu produk, melakukan perencanaan, mengambil tindakan-tindakan yang relevan seperti mengusulkan, merekomendasikan, memilih, dan akhirnya mengambil keputusan untuk melakukan pembelian.

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli

Swastha dan Irwan (2005:349) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi minat membeli berhubungan dengan perasaan emosi, bila seseorang merasa senang dan puas dalam membeli barang atau jasa maka hal itu akan memperkuat minat membeli, kegagalan biasanya biasanya menghilangkan minat. Tidak ada pembelian yang terjadi jika konsumen tidak pernah menyadari kebutuhan dan keinginannya. Pengenalan masalah terjadi ketika konsumen melihat adanya perbedaan yang signifikan antara apa yang dia miliki dengan apa yang dia butuhkan. Berdasarkan pengenalannya akan masalah selanjutnya konsumen mencari atau mengumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang produk yang dia inginkan.

Terdapat dua sumber informasi yang digunakan ketika menilai suatu kebutuhan fisik, yaitu persepsi individual dari tampilan fisik dan sumber informasi luar seperti persepsi konsumen lain. Selanjutnya informasi-informasi yang diperoleh digabungkan dengan informasi yang telah dimiliki sebelumnya.

Semua input berupa informasi tersebut membawa konsumen pada tahap dimana

(24)

14

dia mengevaluasi setiap pilihan dan mendapatkan keputusan terbaik yang memuaskan dari perspektif dia sendiri. Tahapan terakhir ada tahap dimana konsumen memutuskan untuk membeli atau tidak produk tersebut.

2.2.3 Indikator Minat Beli

Menurut Ferdinand (2002:129) indikator minat beli terdiri dari:

1. Minat transaksional

Minat transaksional adalah minat untuk membeli suatu produk.

2. Minat refrensial

Kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain.

3. Minat preferensial

Perilaku seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut.

4. Minat eksploratif

Perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.

2.3 Penelitian Terdahulu

1. Safridah (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Labelisasi Halal Produk Mie Instan Indomie Terhadap Minat Beli (Studi kasus terhadap minat beli pada ibu rumah tangga di kelurahan Tembung) Kecamatan Medan Tembung Kota Medan’’. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Kelurahan Tembung Kecamatan Medan Tembung yang terdiri dari 6 lingkungan dengan jumlah populasi keseluruhannya sebesar 8.496 orang, yang terdiri dari 1639 kepala keluarga. Pengambilan sampel yang ditetapkan

Universitas Sumatera Utara

(25)

94 orang didapat dengan menggunakan rumus Taro Yamane. Maka dipilih jumlah sampel dari tiap lingkungan yaitu menggunakan teknik pengambilan sampel dengan cara purposive sampling. Dari penelitiannya diketahui bahwa diperoleh hasil koefisien (r) sebesar 0,542. Nilai hitung sebesar 6,185 dan nilai ttabel sebesar 1,98. Hal ini berarti harga hitung>ttabel, maka hubungan diterima, artinya “terdapat hubungan antara labelisasi halal produk mie instan terhadap minat beli ibu rumah tangga di Kelurahan Tembung Kecamatan Medan Tembung Kota Medan”.

2. Ramadhan Rangkuti (2010), mahasiswa Universitas Sumatera Utara dengan skripsi berjudul “Pengaruh Labelisasi Halal terhadap Keputusan Pembelian Produk Makanan dalam Kemasan (snack merek Chitato) Studi Pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhamadiyah Sumatera Utara”.

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa labelisasi halal berpengaruh signifikan dengan nilai signifikan 0,000 akan tetapi memiliki kontribusi yang kecil karena menghasilkan nilai R square 0,221 atau 22,1%.

3. Mahwiyah (2010), mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul skripsi “Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Pada Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta)”. Lokasi penelitian yaitu UIN Jakarta dengan populasi yaitu dosen tetap Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta yang berjumlah 103 orang, dan sampelnya yaitu dosen tetap Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta yang masih aktif selama penelitian ini berlangsung. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa labelisasi halal berpengaruh secara signifikan sebesar 54.7%, hal ini menunjukkan adanya pengaruh yang sedang antara labelisasi halal

(26)

16

terhadap keputusan pembelian konsumen. Sedangkan nilai koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjust R Square) sebesar 0.327 atau 32,7%

variabel keputusan pembelian konsumen dalam membeli produk halal dijelaskan oleh variabel label halal, sedangkan sisanya (67,3%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam peneltian.

4. Ranu Nugraha (2017), mahasiswa Universitas Brawijaya Malang dengan penelitian berjudul “Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Minat Beli Konsumen (Survei Pada Mahasiswa Muslim Konsumen Mie Samyang Berlogo Halal Korean Muslim Federation Di Kota Malang)”. Penelitian yang dilakukan di kota Malang ini dengan sampel yaitu mahasiswa muslim malang dengan sampel yang berjumlah 116 orang responden dan merupakan konsumen yang pernah mengkonsumsi mie samyang dengan label halal. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa variabel labelisasi halal berpengaruh signifikan terhadap minat beli. Namun pengaruh yang di berikan hanya sebesar 13,3 %, hasil tersebut diperoleh dari nilai R square.

5. Rikka Cahyati (2016), Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda dengan skripsi berjudul “Pengaruh Pencantuman Label Halal Terhadap Minat Beli Luwak White Coffee Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda”. Lokasi penelitian ini terletak di Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda dengan populasi yaitu mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda dan sampel yang berjumlah 90 orang yang mengkonsumsi Luwak White Coffee dengan menggunakan metode sampling kebetulan ( samling aksidental ). Hasil dari penelitian ini diketahui nilai uji parsial, (t hitung) variabel pencantuman label halal(X) sebesar 6,468

Universitas Sumatera Utara

(27)

nilai koefisien (B) sebesar 0,511, dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 <

0,05 terdapat pengaruh signifikan antara variabel pencantuman label halal (X) terdapat minat beli terhadap luwak white coffe (Y).

2.4 Kerangka Konseptual

2.4.1 Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Minat beli

Berdasarkan landasan teori di atas, maka dapat disusun suatu kerangka pemikiran dalam penelitian ini, yaiu sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Sumber : Penulis (2017)

Labelisasi Halal

(x)

Minat Beli

(Y)

(28)

18 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan asosiatif. Pendekatan asosiatif digunakan karena penelitian ini bermaksud untuk mengetahui pengaruh hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan bentuk penelitian asosiatif ini maka kita dapat mengetahui bagaimana Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Minat Beli Pizza Hut.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Pizza Hut Kota Medan. Waktu Penelitian dilaksanakan dari bulan Oktober 2017 sampai dengan bulan Januari 2018.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Menurut Juliandi (2013:126), populasi penelitian merupakan seluruh elemen/unsur yang akan diamati atau diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah Konsumen Muslim Pizza Hut Kota Medan.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010:81). Pengambilan sampel dilakukan secara nonprobability sampling dan menggunakan metode purposive sampling.

Universitas Sumatera Utara

(29)

Pengambilan sampel secara nonprobability sampling masudnya adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2010:120). Sedangkan yang dimaksud dengan metode purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dalam pengambilan sampel purposive sampling penelitian ini menetapkan kriteria sebagai berikut:

Konsumen Pizza Hut Kota Medan beragama Islam yang sudah berusia 18 tahun ( pasal 421 dan 426 KUH perdata ).

Populasi dalam penelitian ini tidak dapat diketahui dengan pasti, maka jumlah sampel dapat ditentukan dengan rumus Rao Purba , yaitu :

n = Z² 4(Moe)² Keterangan :

N = Jumlah Sampel

Z = Tingkat distribusinormal pada taraf signifikan 5 % = 1,96

Moe = Margins of error Max,yaitu tingkat keseluruhan maksimal yang ditelorir sebesar 10 % .

Berdasarkan rumus tersebut, maka diperoleh perhitungan sebagai berikut : n

=

n = 96,04

(30)

20

Dari hasil perhitungan di atas maka jumlah sampel atau responden yang diteliti adalah 96,04 responden namun untuk memudahkan penelitian, peneliti mengambil sampel sebesar 96 responden .

3.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada faktor-faktor empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2010 : 70)

Ho : Variabel labelisasi halal (X) tidak berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen (Y) Pizza Hut Kota Medan.

Ha : Variabel labelisasi halal(X) berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen (Y) Pizza Hut Kota Medan.

3.5 Definisi Konsep

Konsep merupakan suatu gagasan yang dinyatakan dalam suatu simbol atau kata (Prasetyo dan Jannah, 2005:67). Untuk memberikan batasan-batasan yang lebih jelas dari masing-masing konsep guna menghindari adanya salah pengertian, maka definisi konsep yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan kerangka teoritis yang telah dikemukakan. Adapun yang menjadi definisi konsep dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Labelisasi Halal

Labelisasi halal merupakan unsur yang sangat penting dalam penelitian ini. Labelisasi halal merupakan pencantuman pernyataan halal pada kemasan

Universitas Sumatera Utara

(31)

suatu produk yang bertujuan agar masyarakat muslim mengetahui bahwa produk tersebut berstatus halal (Rangkuti 2010:8).

2. Minat Beli

Kotler (2009:214) menyatakan bahwa minat beli konsumen merupakan tindakan-tindakan dan hubungan sosial yang dilakukan oleh konsumen perorangan, kelompok maupun organisasi untuk menilai, memperoleh, dan menggunakan barang-barang melalui proses pertukaran atau pembelian yang diawali dengan proses pertukaran atau pembelian yang diawali dengan proses pengambilan keputusan yang menentukan tindakan-tindakan tersebut.

3.6 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel (Simangarimbun 1995:34). Variabel diukur dalam rangka memudahkan pelaksanakan penelitian dilapangan, sehingga memerlukan operasionalisasi dari masing-masing konsep yang digunakan dalam menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dengan kata-kata yang dapat diuji dan diketahui kebenarannya. Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(32)

22

Tabel 3.1 Defenisi Operasional

No. Variabel Defenisi Variabel Indikator Skala

1. Variabel bebas (X) yaitu:

Labelisasi halal

Labelisasi halal adalah pencantumaan label halal pada produk dengan tujuan agar masyarakat mengetahui bahwa produk tersebut halal.

a. Pengetahuan b. Kepercayan c. Penilaian

terhadap labelisasi halal

Likert

2. Variabel terikat (Y), yaitu: Minat Beli

Minat Beli adalah tindakan yang diambil konsumen yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu.

a. Minat

transaksional b. Minat

refrensial c. Minat

preferensial d. Minat

eksploratif

Likert

Sumber : Diolah oleh Penulis, 2017

3.7 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalahSkala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsiseseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Untuk

Universitas Sumatera Utara

(33)

keperluananalisis kuantitatif ini, maka setiap variabel diberi skala 1 (satu) sampai 5 (lima) yang terlihat di bawah ini :

1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 2 = Tidak Setuju (TS)

3 = Netral (N) 4 = Setuju (S)

5 = Sangat Setuju (SS)

3.8 Metode Pengumpulan Data 3.8.1 Data Primer

Data primer atau data tangan pertama, adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari (Azwar, 2010:91) Metode pengumpulan data primer dalam penelitian ini yakni data yang diperoleh dengan melakukan penelitian secara langsung ke lokasi penelitian, yang sesuai dengan masalah yang diteliti, yang akan dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada sampel penelitian. Alat bantu ini digunakan untuk mendapatkan jawaban dari para responden yang telah ditetapkan.

3.8.2 Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini dilakukan dengan studi kepustakaan untuk mendapatkan data-data tertulis yang berkaitan dengan penelitian melalui buku-buku, dokumen-dokumen, penelitian terdahulu, hingga internet.

(34)

24

3.9 Teknik Analisis Data 3.9.1 Uji Instrumen

Penyusunan sebuah kuisioner harus benar-benar dapat menggambarkan tujuan dari penelitian tersebut (valid) dan juga dapat konsisten bila pertanyaan tersebut dijawab dalam waktu yang berbeda (reliabel). Sugiyono (2010:121) hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Selanjutnya hasil penelitian yang reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda.

Sebelum pengambilan data melalui kuesioner, terlebih dahulu dilakukan uji validitas, uji reliabilitas dan uji asumsi klasik.

3.9.1.1 Uji Validitas

Menurut Arikunto (2016:211) uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevadilan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaiknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Rumus yang digunakan untuk menguji validitas instrumen ini adalah Product Moment dari Karl Pearson, sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }

Keterangan :

rxy : koefisien korelasi suatu butir atau item N : jumlah responden

X : skor item Y : skor total item

Universitas Sumatera Utara

(35)

Syarat kevaliditasan suatu item adalah apabila rhitung > rtabel pada taraf signifikan ( ) maka instrumen itu dianggap valid dan jika rhitung < rtabel maka instrumen dianggap tidak valid.

3.9.1.2 Uji Reliabilitas

Menurut Arikunto (2016:221) reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih-memilih jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.

Uji reliabilitas dilakukan setelah uji validitas dan yang diuji merupakan pertanyaan atau pernyataan yang sudah valid. Koefisien reliabilitas yang besarnya antara 0,50-0,60. Dalam penelitian ini peneliti memilih 0,6 sebagai koefisien reliabilitas. Adapun kriteria dari pegujian reliabilitas adalah :

1) Jika nilai koefisien reliabilitas > 0,6 maka instrumen memiliki reliabilitas yang baik atau dengan kata lain instrumen adalah reliable atau terpercaya.

2) Jika nilai koefisien reliabilitas < 0,6 maka instrumen yang diuji tersebut adalah tidak reliable.

3.9.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat atau menguji suatu model yang termasuk layak atau tidak layak digunakan dalam penelitian. Adapun uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel

(36)

26

Metode yang dapat dipakai untuk uji normalitas yaitu analisis grafik dan analisis statistik. Jika data menyebar disekitaran garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi penelitian merupakan data normal atau mendekati normal.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan yang lain. Pengujian ini dilakukan melalui pengamatan pada ppola scatter plot. Scatter plot nantinya akan membentuk plot tertentu, maka model regresi memiliki gejala heteroskedastisitasmenunjukkan bahwa penaksir dalam model regresi linier tidak efesien. Jika tidak ada pola yang jelas dan titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka nol pada sumbu Y disimpulkan bahwa ada heteroskedastisitas.

3.9.3 Metode Analisis Regresi Linear Sederhana

Peneliti mengetahui arah hubungan antara variabel independen yaitu Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Minat Beli Konsumen Pizza Hut, apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Maka dari itu akan digunakan metode analisis regresi linear sederhana agar hasil yang diperoleh lebih terarah, maka peneliti menggunakan bantuan software statistik.

Y = abX

Dimana:

Y = Variabel response atau variabel akibat (dependent)

X = Variabel predictor atau variabel faktor penyebab (independent) a = Konstanta

Universitas Sumatera Utara

(37)

b = Koefisien regresi (keiringan); besaran respon yang ditimbulkan oleh predictor 3.9.4 Uji Hipotesis

1. Uji Parsial (Uji T)

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelasan atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Langkah- langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:

1. Menentukan formasi Ho dan Ha

Ho : bi = 0, berarti variabel independen bukan merupakan variabel penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

Ha : bi ≠ 0, berarti variabel tersebut merupakan variabel penjelas yg signifikan terhadap variabel dependen.

2. Level of significant

Sampel 96 orang, maka ttabel = t (a = 0,05) 3. Menemukan kriteria pengujian

Ho gagal ditolak apabila thitung < ttabel

Ha ditolak apabila thitung > ttabel

4. Tes Statistik

Kesimpulan:

a. Apabila thitung > ttabel maka H0 ditolak, artinya ada pengaruh positif b. Apabila thitung< ttabel maka H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh

(38)

28

3.9.5 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R semakin besar atau mendekati, maka dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang dipergunakan semakin kuat menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap 2 variabel terikat. Sebaliknya, jika R semakin kecil atau mendekati 0, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah kecil terhadap variabel terikat (Y).

Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.

Universitas Sumatera Utara

(39)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum 4.1.1 Sejarah Perusahaan

Pizza Hut adalah sebuah restorant berantai dan waralaba franchise makanan internasional yang berpusat di Addison, Texas, USA. Perusahaan ini didirikan tahun 1958 oleh dua mahasiswa, Dan dan Frank Carney dengan meminjam $600 dari ibu mereka untuk membuka toko pizza kecil di kampung halaman mereka di Wichita, Kansas. Kemudian dibeli oleh PepsiCo, Inc. pada 1977. Pizza Hut sekarang ini merupakan restoran pizza terbesar di dunia, dengan hampir 34.000 restoran, kios pengantaran-ambil ke luar di lebih dari 100 negara.

Pizza Hut mempunyai beberapa konsep restoran. Mulai dari restoran yang hanya bisa makan di tempat (Dine In) yang tidak mempunyai layanan pengantaran. RBD (Restaurant Based delivery) yang menyediakan layanan pengantaran, hingga pesan ambil (carry out). Menu di Pizza Hut terbagi atas 3 jenis. Appetizer, Main dishes (pizza dan non pizza), serta Dessert. Untuk Appetizer atau makanan pembuka terdapat berbagai macam jenis salad dan makanan pembuka lainnya seperti; Garlic Tomato Bruschetta, Breadstick, Chicken Wings. Dan tak lupa Garlic Bread. Untuk Main Dishes, Pizza Hut menjual dalam empat jenis ukuran antara lain personal, small, medium, dan large. Namun, biasanya kebanyakan restoran menghilangkan jenis ukuran yang small. Ada beberapa jenis pizza Thin

& Crispy Pizza, Stuffed Crust Pizza, Dippin’ Strips Pizza, The Edge Pizza, dan Pan Pizza. Dengan berbagai macam jenis topping disediakan (Pepperoni, Italian

(40)

30

Sausage, Ham, Chicken, Red Onions, Black Olives, Green Peppers, Bacon, Mushroom, Beef, Pork, Tomatoes) dan sebagai tambahan ada pula jenis yang spesial, yaitu Meat Lovers, Pepperoni Lovers, Cheese Lovers, Veggie Lovers, Double Cheeseburger, Supreme, Super Supreme dan yang terbaru adalah Pizza Mia. Selain menu - menu pizza yang umum, dibuat juga pizza sesuai dengan wilayah masing - masing restoran dan selera customer.

Gambar 4.1 Logo Pizza Hut

Sumber: https://www.google.com 4.1.2 Visi dan Misi

Adapun visi dan misi dari perusahaan Pizza Hut adalah sebagai berikut:

1. Visi

Menjadikan Perusahaan berkembang dengan kerja keras, kerja sama antar karyawan.

2. Misi

a. Semangat dalam bekerja agar mendapatkan hasil yang memuaskan b. Melayani customer dengan baik

c. Menerima Kritik dari customer agar perusahaan dapat menjadi lebih baik d. Openmain terhadap segala hal

Universitas Sumatera Utara

(41)

4.1.3 Produk Pizza Hut

Adapun produk Pizza Hut sebagai berikut:

1. Pizza

a. Meet Lovers

Gambar 4.2 Meet Lovers

Sumber: http://www.pizzahut.com/

b. American Favourite

Gambar 4.3 American Favourite

(42)

32

c. Deluxe Cheese

Gambar 4.4 Deluxe Cheese

Sumber: http://www.pizzahut.com/

d. Tuna Melt

Gambar 4.5 Tuna Melt

Sumber: http://www.pizzahut.com/

Universitas Sumatera Utara

(43)

e. Super Supreme

Gambar 4.6 Super Supreme

Sumber: http://www.pizzahut.com/

2. Minuman

a. Mango Rose Melon

Gambar 4.7 Mango Rose Melon

Sumber: http://www.pizzahut.com/

(44)

34

b. Cranberry Spring

Gambar 4.8 Cranberry Spring

Sumber: http://www.pizzahut.com/

c. Greentea Yakult

Gambar 4.9 Greentea Yakult

Sumber: http://www.pizzahut.com/

Universitas Sumatera Utara

(45)

3. Pasta

a. Mac n’ Cheese

Gambar 4.10 Mac n’ Cheese

Sumber: http://www.pizzahut.com/

b. Cheesy Beef Spagheti

Gambar 4.11 Cheesy Beef Spagheti

Sumber: http://www.pizzahut.com/

(46)

36

c. Cheese Beef Fusili

Gambar 4.12 Cheese Beef Fusili

Sumber: http://www.pizzahut.com/

4.1.4. Profil Perusahaan Pizza Hut Indonesia

Pizza Hut hadir di Indonesia untuk pertama kalinya pada tahun 1984 dan merupakan restoran Pizza pertama di Indonesia. PT Sarimelati Kencana adalah perusahaan yang memayungi Pizza Hut Indonesia. Sebelum restoran Pizza lainnya hadir, Pizza Hut telah memiliki penggemar setia. Tak heran, restoran yang merupakan bagian dari perusahaan restoran terbesar di dunia YUM Restaurant International ini begitu cepat berkembang. Pada tahun 2009 ini Pizza Hut Indonesia telah membuka outletnya yang ke 174 di Padang (Bukit Tinggi), Sumatera Barat. Saat ini Pizza Hut sudah dapat ditemui di seluruh kota –kota besar di Indonesia. Pencapaian restoran yang ke 174 menandakan bahwa Pizza Hut di terima oleh masyarakat Indonesia, meskipun saat ini banyak restoran pizza yang juga mulai berkembang.

Keberhasilannya tidak lepas dari kerja keras yang di dasari empat nilai budaya kerja yang dikembangkan. Hal tersebut dijelaskan oleh Stephen

Universitas Sumatera Utara

(47)

McCarthy, selaku Presiden Direktur Pizza Hut Indonesia. Empat nilai budaya kerja tersebut antara lain: pertama, Integritas yaitu kami memberi komitmen dalam memberikan pelayanan , berlaku jujur, disiplin, serta kebersamaan dalam suatu team work yang harmonis. Kedua, keunggulan dalam pelayanan, hidangan dan kenyamanan tempat yang diberikan, hal tersebut didukung dengan adanya pelatihan secara terus menerus. Ketiga, pengembangan usaha, diantaranya adanya pengembangan produk dan pengembangan restoran yang disertai dengan pengembangan SDM menuju kualitas berstandar internasional. Keempat, keuntungan yang menjadi tujuan setiap usaha digunakan untuk mengembangkan usaha dan meningkatkan kesejahteraan karyawan sehingga dapat meningkatkan produktivitas.

Keberhasilan tersebut didukung juga oleh perhatian mereka terhadap pasar. Mereka menyesuaikan produk makanan Pizza Hut dengan keadaan masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia juga terbiasa dengan makanan dengan bumbu yang terasa, tidak hambar seperti masakan barat. Oleh karena itu mereka juga menyediakan menu yang merupakan kombinasi antara masakan Indonesia dengan barat. Untuk pengembangan SDM saat ini, Pizza Hut telah menaruh perhatian lebih di bidang SDM dengan mengadakan berbagai pelatihan secara berkala untuk meningkatkan pengetahuan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan pizza, mulai dari proses pengolahan bahan mentah hingga penyajian akhir, serta pelatihan mengenai cara berkomunikasi dan berinteraksi dalam memberikan pelayanan prima kepada pengunjung. Dengan usaha tersebut, tidak heran jika Pizza Hut Indonesia berkembang pesat dibandingkan dengan Pizza Hut di Negara lain. Di wilayah ASEAN, perkembangan usaha Pizza Hut

(48)

38

Indonesia sangat pesat dan kontribusi Pizza Hut dalam menyediakan lapangan kerja untuk masyarakat Indonesia pun cukup besar. Saat ini mereka telah menampung sekitar 8.000 tenaga kerja yang tersebar di 174 restoran mencakup lebih dari 22 propinsi. . (www.pizzahutindonesia.com).

4.1.5 Struktur Organisasi PizzaHut

Gambar 4.13 Struktur Organisasi Pizza

Sumber: Google.com

Adapun tugas dan wewenang masing-masing bagian adalah sebagai berikut:

a. Area Manager Area manager

bertugas mengkoordinasi segala aktifvitas yang dijalankan oleh masing- masing restaurant manager berdasarkan kebijakan yang telah di tetapkan perusahaan serta bertanggung jawab penuh atas maju mundurnya outlet yang berada di areanya.

AREA MANAGER

MMANAGER

ASST REST MANAGER

CHASIER SERVER COOK ORDER

TAKER

DELIVERY MAN

Universitas Sumatera Utara

(49)

b. Restaurant Manager

Restaurant manager bertugas mengkoordinasi segala aktifitas yang dijalankan oleh masing-masing bagian berdasarkan kebijakan yang telah ditetapkan serta bertanggung jawab penuh atas outletnya dan memiliki kekuasaan untuk memberikan perintah kepada bawahan.

c. Assistant Restaurant manager

Assistant Restaurant manager memiliki tugas membantu keseluruhan tugas dari manager dan mewakili tugas manager serta mewakilinya apabila berhalangan serta menjadi pengawas langsung atas pelaksanaan kebijaksanaan perusahaan atas tugas-tugas di masing-masing bagian.

d. Cashier

Mempunyai tugas melaksanakan pencatatan dan pembukuan atas administrasi perusahaan serta melakukan penghitungan terhadap pembelian yang dilakukan.

e. Server

Bertugas untuk menyiapkan fasilitas makan konsumen seperti meja makan (merapikan dan membersihkannya), tempat cuci tangan, toilet, membersihkan lantai sehingga konsumen senyaman mungkin.

f. Cook

Bertugas langsung di dapur untuk mengelola maakan seperti mencampur bahan dan memasukkannya dalam oven serta menyiapkan peralatan makanan yang dibutuhkan seperti membuat salad, minuman dan lainlain.

(50)

40

g. Order Taker

Bertugas menerima pesan antar lewat telepon dan juga menerima dan menghitung pembayaran dari pesan antar.

h. Delivery Man

Mempunyai tugas untuk mengantarkan pesanan pelanggan sampai kerumah dengan tepat waktu.

4.2 Deskripsi Responden

Responden dalam penelitian ini adalah Konsumen Pizza Hut yang terletak di Kota Medan..Penulis mengambil sebanyak 96 orang yang dijadikan sampel dalam penelitian ini.Terdapat 1 karakteristik responden yang dimasukkan dalam penelitian, yaitu konsumen yang pernah mengkonsumsi Pizza Hut dengan batas usia minimal 18 tahun.

4.2.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.1

Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber : Data Primer (2017)

Berdasarkan data jenis kelamindiatas maka responden dibagi menjadi dua yaitu laki-laki dan perempuan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa pada penelitian ini perempuan lebih mendominasi menjawab kuisoner dari pada laki-laki yaitu perempuan sebanyak 50 orang dengan tingkat

No. Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase(%)

1. Laki-laki 46 47,92

2. Perempuan 50 52,08

Jumlah 96 100

Universitas Sumatera Utara

(51)

persentase 47,92 % dan laki-laki sebanyak 46 orang dengan tingkat persentasi sebanyak 52,08% .

4.2.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.2

Deskripsi Responden Berdasarkan Usia

Sumber: Data Primer (2017)

Berdasarkan data usia diatas maka responden dibagi menjadi 3 bagian yaitu usia 18-25, 26-35, >36 tahun. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa pada penelitian ini konsumen pada umur 18-25 tahun lebih mendominasi menjawab kuisoner dari pada usia yang lainnya yaitu sebanyak 40 orang dengan tingkat persentase 41,66 % sedangkat yang lainnya yaitu pada usia 26-35 tahun sebanyak 29 orang dengan tingkat persentase 30,20 % , > 36 tahun sebanyak 27 orang dengan tingkat persentase 28,14 %.

No. Usia

Jumlah

Responden Persentasi(%)

1 18 - 25 40 41,66

2 26 – 35 29 30,20

3 > 36 27 28,14

Jumlah 96 100

(52)

42

4.2.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Uang Saku Tabel 4.3

Deskripsi Responden Berdasarkan Uang Saku

Sumber: Data Primer (2017)

Berdasarkan data uang saku diatas maka responden dibagi menjadi 3 bagianyaitu kurang dari Rp.1.000.000, antara Rp.1.000.000 sampai dengan Rp.3.000.000 dan lebih dari Rp.3.000.000. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa pada penelitian ini konsumen dengan uang saku antara Rp.1.000.00 sampai dengan Rp.3.000.000 lebih mendominasi menjawab kuisoner dari yang lainnya yaitu sebanyak 49 orang dengan tingkat persentase 51,05 % sedangkan yang lainnya yaitu dibawah Rp.1.000.000 sebanyak 24 orang dengan tingkat persentase 25 % dan konsumen yang memiliki uang saku lebih dari Rp.3.000.000 menjawab kuisoner sebanyak 23 orang dengan tingkat persentase yaitu 23,96 %

.

No. Uang Saku Jumlah Responden Persentasi (%)

1 <Rp.1.000.000 24 25

2 Rp.1.000.000-Rp.3.000.000 49 51,05

3 >Rp.3.000.000 23 23,96

Jumlah 96 100

Universitas Sumatera Utara

(53)

4.2.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Tabel 4.4

Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan

Sumber: Data Primer (2017)

Berdasarkan data pendidikan terakhir diatas maka responden dibagi menjadi 3 bagian yaitu SMA, D3, S1. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa pada penelitian ini konsumen dengan pendidikan terakhir S1 lebih mendominasi menjawab kuisoner dari yang lainnya yaitu sebanyak 41 orang dengan tingkat persentase 42,70 % sedangkan yang lainnya yaitu pendidikan terakhir SMA sebanyak 30 orang dengan tingkat persentase 26,04 % dan konsumen dengan pendidikan terakhir D3 menjawab kuisoner sebanyak 25 orang dengan tingkat persentase yaitu 42,70 % .

4.3 Deskripsi Jawaban Responden

Berikut hasil deskripsi jawaban responden masing-masing pernyataan dari variabel labelisasi halal (X) terhadap minat beli (y) Pizza Hut kota medan.

No.

Pendidikan

Terakhir Jumlah Responden Persentasi(%)

1 SMA 30 31,26

2 D3 25 26,04

3 S1 41 42,70

Jumlah 96 100

(54)

44

4.3.1 Deskripsi Jawaban Responden Labelisasi Halal(x) Tabel 4.5

Deskripsi Jawaban Responden mengetahui bahwa Pizza hut diproses sesuai syariat islam

Keterangan Jawaban

Jumlah Persen (%)

Sangat Setuju 53 55,2%

Setuju 30 31,3%

Netral 8 8,3%

Tidak Setuju 5 5,2%

Sangat Tidak Setuju 0 0

Sumber: Data Primer (2018)

Berdasarkan tabel 4.6 bahwa jumlah jawaban responden yang memilih tidak setuju berjumlah 5 responden (5,2%) responden,netral berjumlah 8 responden (8,3%), setuju berjumlah 30 responden (31,3%), sangat setuju berjumlah 53 responden (55,2%). Artinya mayoritas responden memiliki pengetahuan dan pemahaman bahwasanya produk dari Pizza Hut diproses sesuai dengan syariat islam. Hal ini juga menunjukkan bahwa mayoritas responden memutuskan untuk membeli produk dikarenakan mereka telah memiliki pengetahuan terkait dengan produk tersebut.

Tabel 4.6

Deskripsi Jawaban Responden mengetahui bahwa label halal pada Pizza Hut terdaftar di LPPOM-MUI

Keterangan Jawaban

Jumlah Persen (%)

Sangat Setuju 17 17,7%

Setuju 60 62,5%

Netral 9 9,4%

Tidak Setuju 10 10,4%

Sangat Tidak Setuju 0 0

Sumber: Data Primer (2018)

Universitas Sumatera Utara

Referensi

Dokumen terkait

S (2010:221) mengungkapkan bahwa, “reliabilitas adalah instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah

“ Reliabilitas merujuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena. instrumen tersebut

Yang dimaksud dengan reliabilitas adalah menunjukkan suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data

Sebagaimana dikemukakan oleh Sutrisno Hadi (2002 : 154) bahwa : “reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai

dalam artian memberikan hasil yang sama saat diuji pada waktu yang berbeda.. 178) “reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya

Menguji pada pendapat Suharsimi Arikunto (2002: 170) yang meyatakan bahwa “ Reliabilitas menunjuk pada pengertian bahwa cukup dapat dipercaya untuk digunakan

perhitungan dari data yang dinyatakan valid untuk menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data yang tidak bersifat