• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. PENDAHULUAN

D. Manfaat Penelitian

Adapun juga yang menjadi manfaat penelitian ini sebagai berikut:

1.Sebagai ilmu pengetahuan bagi penulis dalam mengetahui berbagai sistem informasi yang ada sehingga dapat menjadi bahan referensi yang berguna kelak dikemudian hari.

2. Sebagai bahan masukan atau informasi bagi akuntansi di PT.Bumi Intan Jaya dalam mengukur tingkat kesehatan dalam pembuatan skripsi ini sehingga dapat terealisasikan dengan baik.

3. Menjadi bahan kajian bagi peneliti lainnya yang ingin meneliti dengan masalah yang sama.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Akuntansi Terhadap Penjualan Pada Piutang Dagang

Sejalan dengan perkembangan sejarah dan peradaban manusia, tanpa datadan informasi yang memadai dan akurat, setiap orang memerlukan informasi keuangan dari suatu badan usaha akan mengambil keputusan yang salah dan tanpa arah. Setiap pelaku usaha memerlukan informasi yang komprehensif dan akurat tentang badan usaha yang dikelola atau yang diamatinya.Karena itu, informasi keuangan merupakan kebutuhan mutlak setiap pelaku usaha. Keseluruhan aktivitas dan proses untuk menyediakan informasi keuangan dari suatu badan usaha dikenal sebagai akuntansi.

Mengingat peran vital informasi keuangan bagi suatu perusahaan dan berbagai pihak yang berkaitan dengan perusahaan tersebut, maka proses menyediakan informasi keuangan tersebut harus dilakukan secara baik, sistematis, dan hati-hati.Agar mampu menyediakan informasi keuangan yang lengkap dan akurat, diperlukan penguasaan terhadap ilmu akuntansi secara komprehensif.

1.Pengertian Akuntansi

Akuntansi telah mengembangkan konsep dan teknik-teknik baru untuk mengimbangi kebutuhan akan informasi keuangan yang terus meningkat dan beragam. Tanpa informasi yang akurat dan tepat waktu, banyak sekali keputusan ekonomi dan bisnis yang akan tertunda dan salah. Maka secara umum akuntansi

adalah aktivitas mengumpulkan, menganilisis, menyajikan dalam bentuk angka, mengklasifikasikan, mencatat, meringkas dan melaporkan aktivitas/transaksi perusahaan dalam bentuk informasi keuangan.

Menurut Rudianto (2008:4) menyatakan bahwa akuntansi adalah pengukuran,penjabaran atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan didalam perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah.

Menurut American Accounting Association adalah : “Accounting as the process identifiying,measuring,and communicating economic information to permit informed judgements and decision by users of the information “Akuntansi merupakan proses mengidentifikasikan, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut “Wilopo (2005:9).

Menurut Kieso (2002:2) menyatakan akuntansi bisa didefinisikan secara tepat dengan menjelaskan tiga karakteristik penting dari akuntansi :pengidentifikasikan,pengukuran,dan pengkomunikasian informasi keuangan tentang entitas ekonomi kepada pemakai yang berkepentingan. Karakteristik-karakteristik ini telah dipakai untuk menjelaskan akuntansi selama beratus-ratus tahun.

Menurut Soemarso S.R menyatakan bahwa akuntansi adalah suatu disiplin yang menyediakan informasi penting sehingga memungkinkan adanya pelaksanaan dan penilaian jalannya perusahaan secara efesien.

Menurut Charles T.Horngren, dan Walter T.Harrison (2007:4) menyatakan bahwa akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis, memproses data menjadi laporan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengambil keputusan.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi merupakan menganalisa dari transaksi dan dalam pengumpulan dan pengolahan data menjadi laporan keuangan dan setelah selesai menjadi laporan keuangan akan diambil suatu keputusan dari laporan tersebut.

2.Pengertian Penjualan

Setelah dikemukakan tentang pengertian akuntansi, maka selanjutnya akan dibahas tentang penjualan. Dalam pembahasan mengenai akuntansi dalam keuangan akan berhubungan dengan penjualan dalam suatu perusahaan, sehingga dapat dikemukakan bahwa penjualan adalah suatu transaksi yang dilakukan oleh dua belah pihak atau lebih dengan menggunakan alat pembayaran yang sah, dengan penjualan juga merupakan salah satu sumber pendapatan seseorang atau perusahaan yang melakukan transaksi jual beli, dalam suatu perusahaan apabila semakin besar penjualan maka akan semakin besar pula pendapatan yang diperoleh.

Menurut Hendry Simamora (2000:24), dalam buk”Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis” menyatakan bahwa penjuaalan adalah pendapatan lazim dalam perusahaan dan merupakan jumlah kotor yang dibebankan kepada pelanggan atas barang dan jasa.”

Menurut Chairul Marom (2002:28) dalam buku “ Sistem akuntansi perusahaan Dagang” menyatakan bahwa penjualan merupakan penjualan barang dagangan sebagai usaha pokok perusahaan yang biasanya dilakukan secara teratur”.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penjualan adalah persetujuan kedua belah pihak antara penjual dan pembeli, dimana penjual menawarkan suatu produk dengan harapan pembeli dapat menyerahkan sejumlah uang sebagai alat ukur produk tersebut sebesar harga jual yang telah disepakati.

3. Macam-macam Penjualan

Ada beberapa macam transaksi penjualan menurut Mulyadi (2008:202) dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a.Penjualan Tunai

Sistem penjualan tunai adalah sistem yang melibatkan sumber daya dalam suatu organisasi,prosedur data serta sarana pendukung untuk mengoperasikan sistem penjualan, sehingga menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi pihak manajemen dalam pengambilan keputusan.Sistem penjualan tunai merupakan

sistem yang dilakukan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga terlebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli.Setelah uang diterima perusahaan, barang kemudian diserahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai kemudian dicatat oleh perusahaan.

Keuntungan dari penjualan tunai adalah hasil dari penjualan tersebut langsung terealisir dalam bentuk kas yang dibutuhkan perusahaan untuk mempertahankan likuiditasnya.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penjualan tunai merupakan penjualan dengan mengambil barang dari supplier dan langsung dikirim ke customer secara pembayaran langsung dengan menggunakan uang tunai.Dan sistem penjualan tunai adalah sistem serta prosedur yang mengorganisasi formulir,catatan,laporan dan transaksi lain yang berhubungan dengan kegiatan penjualan perusahaan yang berasal dari transaksi penjualan tunai atau transaksi lain yang dapat menambah kas perusahaan dengan menggunakan suatu media agar dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan manajemen.

b.Penjualan Kredit

Penjualan kredit dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli untuk jangka waktu tertentu, perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut.

Keuntungan dari penjualan kredit yaitu dengan memperbesar volume penjualan,umumnya perusahaan menjual produknya secara kredit. Penjualan kredit tidak segera menghasilkan pendapatan kas, tapi kemudian menimbulkan piutang.kerugian dan penjualan kredit adalah timbulnya biaya administrasi piutang dan kerugian akibat piutang tak tertagih.

a).Unit organisasi yang terkait dari Sistem penjualan kredit.

1).Fungsi Penjualan

Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima order dari pelanggan, mengedit order dari pelanggan, meminta otoritas kredit, menentukan tanggal pengiriman barang. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk membuat back order pada saat tidak tersedianya persediaan untuk memenuhi order dari pelanggan.

2).Fungsi Kredit

Fungsi ini bertanggung jawab untuk meneliti status kredit pelanggan dan memberikan otorisasi pemberian kredit kepada pelanggan.

3).Fungsi Gudang

Fungsi ini bertanggung jawab menyimpan dan menyiapkan barang yang dipesan oleh pelanggan serta menyerahkan barang kebagian pengiriman.

4).Fungsi Pengiriman

Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang atas dasar surat order pengiriman yang diterima dari fungsi penjualan.

5).Fungsi Penagihan

Fungsi ini bertanggung jawab membuat dan mengirimkan faktur penjualan kepada pelanggan.

6).Fungsi Akuntansi

Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat piutang dari transaksi penjualan kredit,membuat serta mengirimkan pernyataan piutang kepada debitur, dan membuat laporan penjualan, serta mencatat harga pokok persediaan yang dijual kedalam kartu persediaan.

b).Dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan kredit

Dalam sistem penjualan kredit, dokumen yang digunakan oleh perusahaan biasanya terdiri sebagai berikut:

1.1.Surat order pengiriman

1.2.Lembar Disposisi (LD) 1.3.Surat pengantar barang (SPB) 1.4.Faktur penjualan

1.5.Surat penagihan

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penjualan kredit merupakan suatu transaksi antara perusahaan dengan pembeli, mengirimkan

barang sesuai dengan order serta perusahaan mempunyai tagihan sesuai jangka waktu tertentu yang mengakibatkan timbulnya suatu piutang dan kas aktiva.

c.Penjualan Konsinyasi

Penjualan konsinyasi adalah penyerahan fisik barang-barang oleh pihak pemilik kepada pihak lain yang bertindak sebagai agen penjual, secara hukum dapat dinyatakan bahwa hak atas barang tersebut tetap berada ditangan pemilik sampai dapat terjual oleh pihak agen penjual.

Pihak yang memiliki barang disebut konsinyor (consignor), sedangkan pihak yang mengusahakan penjualan barang disebut konsinyi (consignee), faktor, atau pedagan komisi.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penjualan konsinyasi adalah proses perpindahan atau penyerahan barang dari pengamat kepada pihak lain dengan ketika telah melakukan penjualan barang tersebut.

1).Karateristik Penjualan Konsinyasi

Menurut Yunus dan Hartanto (2008) terdapat 4 hal yang pada umumnya merupakan karakteristik dan transaksi konsinyasi itu, dan merupakan perbedaan perlakuan akuntansinya dengan transaksi penjualan,yaitu:

a).Karena hak milik atas barang masih berada pada pengamanat, maka barang-barang konsinyasi harus dilaporkan sebagai persediaan oleh pengamanat.Barang-barang konsinyasi tidak boleh diperhitungkan sebagai persediaan oleh pihak komisioner.

b). Pihak pengamanat tetap bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua biaya yang berhubungan dengan barang-barang konsinyasi sejak saat pengiriman sampai dengan saat komisioner menjualnya kepada pihak ketiga.Kecuali ditentukan bagi pihak yang bersangkutan.

c).Pengiriman barang-barang konsinyasi tidak mengakibatkan timbulnya pendapatan dan tidak boleh dipakai sebagai kriteria untuk mengakui timbulnya pendapatan, baik pengamanat maupun komisioner sampai saat barang dijual kepihak ketiga.

d).Komisioner dalam batas kemampuannya mempunyai kewajiban untuk menjaga keamanan dan keselamatan barang-barang komisi yang diterimanya.Oleh sebab itu administrasi yang tertib harus diselenggarakan sampai dengan saat ia menjual barang tersebut kepada pihak ketiga.

2)Metode Penjualan konsinyasi

Mencatat semua transaksi yang dicatat dalam ayat jurnal, maka pelakuan akuntansi untuk penjualan digolongkan dalam:

a).Pencatatan oleh konsinyasi yang terselesaikan dengan tuntas.

Transaksi penjualan konsinyasi dicatat secara terpisah antara metode perpectual dan metode phisik.

Metode Perpectual Metode Phisik 1.1.Pengiriman barang konsinyasi

barang-barang konsinyasi xxx Persediaan produk jadi xxx 1.2.dibayar ongkos pengiriman barang-barang konsinyasi xxx

Kas xxx

Pengiriman barang-barang konsinyasi xxx

Barang-barang konsinyasi xxx Kas xxx

Piutang dagang xxx

1.3.diterima perhitungan penjualan (a).mencatat hasil penjualan piutang dagang xxx

Penjualan konsinyasi xxx (b).mencatat harga pokok penjualan HPP konsinyasi xxx

Biaya penjualan konsinyasi xxx Barang-barang konsinyasi xxx

Penjualan konsinyasi xxx HPP konsinyasi xxx

1.4.penerimaan/ pengiriman kas dari konsinyasi

Kas xxx

Piutang dagang xxx

Rugi- laba xxx

1.5.menutup atau memindahkan kas saldo

Rekening pengiriman barang

Dalam laporan perhitungan rugi laba, saldo rekening pengiriman barang-barang konsinyasi dikurangkan dari jumlah barang-barang yang tersedia untuk dijual didalam menentukan besarnya harga pokok penjualan regular. Jurnal demikian tetap dibuat meskipun tidak ada barang yang terjual sampai dengan akhir tahun buku yang bersangkutan.

b). Pencatatan pada buku konsinyi, jika transaksi konsinyi diselenggarakan terpisah dari transaksi perjalanan biasa.

Penyerahan barang pada pihak konsinyi. Disini pihak konsinyi mencatat penerimaan barang atas konsinyi dengan suatu memorandum dalam buku harian atau dalam buku tersendiri yang diselenggarakan untuk tujuan ini.

(1).Beban pihak konsinyi yang harus ditetapkan pada konsinyasi akan dijurnal sebagai berikut:

Konsinyasi masuk xxx Kas xxx

(2).Penjualan oleh pihak konsinyi, akan dijurnal sebagai berikut:

Kas xxx

Konsinyasi masuk xxx

(3).Komisi atau laba yang masih harus diterima bagi konsinyi akan dijurnal sebagai berikut:

Konsinyasi masuk xxx

Komisi atau penjualan konsinyasi xxx

(4).Pengiriman uang kas dan perkiraan penjualan konsinyasi oleh pihak konsinyi, akan dijurnalkan sebagai berikut:

Konsinyasi masuk xxx

Kas xxx

4.Flowchart Penjualan Kredit

Berdasarkan dari uraian diatas untuk mengetahui penjualan secara kredit dibuatkan skema diagram flowchart penjualan kredit sesuai mekanisme dan bagian-bagiannya.Flowchart ini dibuat dengan asumsi, berikut ini:

a.Perusahaan menjual secara kredit.

b.Perusahaan memproses transaksi penjualan secara manual.

c.Lokasi gudang terpisah dengan lokasi kantor (lokasi pramuniaga /accounting) melayanipesanan.

5.Tujuan Penjualan

Berdasarkan uraian diatas untuk mengetahui sistem penjualan bahwa dalam perusahaan kegiatan penjualan adalah kegiatan yang penting, karena dengan adanya kegiatan penjualan tersebut maka akan terbentuk laba yang dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan.

Menurut Basu Swastha (2005:40) bahwa tujuan umum penjualan yang dimilki oleh perusahaan adalah mencapai volume penjualan tertentu, mendapat laba tertentu, dan menunjang pertumbuhan perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan umum perusahaan dalam kegiatan penjualan adalah untuk mencapai volume penjualan, mendapat laba yang maksimal dengan modal sekecil-kecilnya dan menujang pertumbuhan suatu perusahaan.

6.Pengertian Piutang dagang

Berdasarkan uraian diatas penjualan , maka dapat mengetahui piutang dalam sistem perusahaan yang disebut piutang dagang. Piutang adalah jumlah tagihan baik kepada individu-individu maupun keperusahaan lain. Piutang adalah klaim yang diharapkan akan ditagih dalam bentuk kas. Pada umumnya, piutang diklasifikasikan menjadi piutang dagang (usaha), piutang wesel, dan piutang lain-lain. Tapi yang akan dibahas dan perlu diketahui adalah Piutang Dagang.

Piutang dagang adalah tagihan kepada pelanggan yang sifatnya terbuka, dalam arti bahwa tagihan ini tidak disertai instrumen kredit.Piutang dagang

berasal dari penjualan barang dagangan secara kredit dalam operasi usaha normal.

Piutang dagang sering juga disebut piutang usaha

Menurut Martono dan Harjito (2007:95), piutang dagang merupakan tagihan perusahaan kepada pelanggan atau pembeli atau pihak lain yang membeli produk perusahaan.

Menurut Mohammad Muslich (2003:109) bahwa piutang terjadi karena penjualan barang dan jasa tersebut dilakukan secara kredit yang umumnya dilakukan untuk memperbesar penjualan.

Menurut M.Munandar (2006: 77) bahwa piutang dagang adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain yang nantinya akan dimintakan pembayarannya bilamana telah sampai jatuh tempo.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa piutang dagang adalah tagihan perusahaan kepada pelanggan atau pembeli atau pihak lain dengan membeli produk perusahaan dengan menggunakan sistem pembayaran secara kredit dan akan dimintakan bilamana telah sampai jatuh tempo.

B.Metode Kebijakan akuntansi terhadap piutang dagang

Dalam kebijakan akuntansi , meskipun perusahaan telah berhati-hati dalam mengambil kebijakan kredit (misalnya mengharuskan calon pelanggan untuk memenuhi syarat-syarat tertentu), namun perusahaan tidak dapat menghindarkan adanya piutang yang tidak dapat ditagih. Piutang yang tidak dapat ditagih ini

merupakan konsekuensi logis dari kebijakan kredit. Kerugian yang timbul dari piutang yang tidak tertagih ini oleh akuntansi diakui sebagai kerugian piutang.

Menurut Drs. Slamet Sugiri,MBA,(2002:52) bahwa Terdapat dua metode akuntansi untuk mengakui kerugian piutang yaitu metode cadangan dan metode langsung.berikut adalah penjelasan metode cadangan. Metode langsung tidak dijelaskan, karena merupakan cara yang tidak diterima oleh akuntansi kecuali bila kerugian piutang ini tidak disignifikan.

Metode cadangan ini harus dipakai bila kerugian piutang bersifat material, yang dimana gambaran metode ini yaitu:

1.Piutang yang tidak tertagih ditaksir lebih dahulu.Jumlahnya diakui sebagai kerugian pada periode penjualan.

2.Taksiran kerugian piutang didebit pada rekening kerugian piutang dan kredit pada rekening cadangan kerugian piutang melalui jurnal penyesuaian pada akhir setiap periode,

3.Piutang yang benar-benar tidak dapat ditagih didebit pada rekening cadangan kerugian piutang dan dikredit pada rekening piutang dagang.

a. Dasar-dasar yang digunakan untuk menaksir kerugian piutang

pada penjelasan diatas, jumlah taksiran piutang yang tak dapat ditagih sudah diketahui. Dasar yang digunakan oleh perusahaan untuk menentukan jumlah tersebut.

1)Persentase dari penjualan ( Pendekatan Rugi Laba)

Apabila kita menggunakan dasar ini maka yang akan kita utamakan adalah

“ matching” antara biaya dan pendapatan.Dengan kata lain, kita mengutamakan penentuan jumlah kerugian piutang.Sedangkan jumlah cadangannya hanya merupakan sampingan.

Oleh karena piutang selalu timbul dari penjualan kredit, maka kerugiannya pun harus dihitung dari penjualan kredit.Dasarnya bisa diambildari penjualan kredit bruto dan kredit neto.

2)Persentase dari Saldo Piutang (Pendekatan Neraca)

Menggunakan persentase dari saldo piutang maka yang kita utamakan adalah nilai realisasi kas bersih yang dapat diterima dari piutang.Dengan kata lain, kita menggunakan penentuan jumlah cadangan kerugian piutang.Sedangkan jumlah kerugiannya hanya merupakan sampingan.

Menurut metode ini, saldo rekening cadangan diturunkan dari analisis piutang kepada langganan secara individual.Kita harus menyiapkan sebuah skedul ( sering disebut skedul umur) yang menggolongkan pelanggan berdasarkan waktu belum membayar.Karena tekanannya pada waktu, maka analisis ini disebut “ analisis umur piutang.”

Setelah piutang digolongkana berdasar umurnya, maka kerugian piutang ditentukan dengan cara mengalikan persentase kerugian dengan piutang-piutang menurut golongan tersebut. Persentase kerugiannya ditentukan berdasarkan penagalaman masa lampau.

b. Potongan penjualan.

Dalam penjualan kredit jangka pendek, sering dijumoai syarat 2/10,n/10.

Syarat ini bermakna apabila pembeli membayar dalam masa potongan (10 hari ), ia akan diberi potongan 2 %, batas waktu pembayaran 30 hari.

Apabila ada syarat demikian, maka perusahaan dapat mencatat piutang dan penjualannya sebesar jumlah bruto. Potongan penjualan ini diakui pada waktu perusahaan menerima pelunasan dalam masa potongan.

Pada akhir periode, perusahaan perlu menghitung jumlah piutang yang masih berhak untuk menerima potongan dan mengakuinya melalui jurnal penyesuaian.

c. Retur Penjualan

Perusahaan yang mempraktikan bisnis yang sehat mengijinkan pelanggannya untuk mengembalikan setiap barang yang tidak sesuai dengan pesanan. Bagi penjual, penerimaan kembali barang yang telah dijual merupakan retur penjualan.

Atas dasar diijinkannya retur penjualan, maka pada akhir periode perusahaan perlu menghitung julah retur penjualan yang diperkirakan akan terjadi diperiode berikutnya yang berasal dari penjualan periode sekarang.Jumlah retur ini harus dicadangkan.

Retur penjuaan dilaporkan sebagai pengurang penjualan dilaporan rugi-laba. Sedangkan Cadangan retur penjualan dilaporkan sebagai pengurang piutang dagang di neraca.

d. Penyajian Neraca

Menurut Drs. Slamet Sugiri,MBA,(2002:60)Piutang dagang dilaporkan di neraca dalam kelompok aktiva lancar dengan jumlah nilai realisasi bersih, misalnya sebagai berikut:

Piutang dagang xxxx

Dikurangi:

Cadangan kerugian piutang xxxx Cadangan potongan penjualan xxxx

Cadangan retur penjualan xxxx xxxx

Nilai Realisasi Bersih xxxx

C.Pengertian Sistem Pengendalian Intern

Berdasarkan uraian diatas membahas piutang dagang yang mengaitkan dengan sistem pengendalian intern,tanpa pengendalian intern pada suatu perusahaan maka akan mengakibatkan resiko kerugian yang sangat besar bagi perusahaan.

Diagram Flowchart Pengendalian Intern

Pengendalian Intern piutang merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengawasi piutang dagang.Pengendalian Interen piutang dagang mengharuskan adanya persetujuan pemberian kredit yang baik,pengiriman barang yang sesuai,penyimpanan dan penerimaan faktur,verifikasi faktur dan berakhir dengan piutang dagang . Teknik pengendalian piutang sangat diperlukan untuk meningkatkan efisiensi sebagai pedoman untuk memperbaiki kebijaksanaan kredit dan penagihan piutang.

Dalam melakukan pengendalian intern piutang harus dilakukan pemisahan tugas antara bagian penjualan kredit dan bagian pencatatan pengendalian intern piutang meliputi:

(1). Pemberian Kredit

Menurut Tjoekem (2000:94) disebut dengan prinsip 5C yaitu sebagai berikut:

a). Character

Adalah tabiat serta kemampuan permohonan untuk memenuhi kewajiban. Perlu diketahui tentang kebiasaan,kepribadian,cara hidup dan keadaannya.

b). Capacity

Adalah kemampuan langganan untuk membayar kewajibannya tepat waktunya.

c). Capital

Adalah penilaian sumber-sumber financial dari perusahaan langganan ditujukan melalui neraca perusahaan.

d). Conllateral

Adalah pencerminan aktiva perusahaan langganan sebagai jaminan kemampuan kredit yang diberikan kepada perusahaan tersebut.

e).Condision

Adalah berhubungan dengan penilaian kemungkinan untuk mengadakan pembatasan atau ketentuan terhadap perpanjangan kredit untuk perkiraan yang diragukan.

(2). Penagihan (Collections)

Pengendalian penagihan dimaksudkan untuk mengetahui apakah aktivitas penagihan dilakukan oleh penagihan semestinya. Dinyatakan bahwa tujuan bagian penagihan selain mengumpulkan piutang, bagian penagihan piutang juga bertujuan menjaga nama baik pelanggannya. Perusahaan dapat menggunakan beberapa media sebagai alat untuk melakukan penagihan, terdiri atas tiga bagian yaitu:

(a). Dengan menggunakan jasa pos dan telekomunikasi.

(b). Penagihan dilakukan secara langsung oleh perusahaan.

(c).Penagihan dilakukan oleh badan lain diluar perusahaan.

Penggunaan berbagai media penagihan itu, pada akhirnya diharapkan agar dapat memperoleh hasil berupa pelunasan piutang. Hasil penagihan ini akan menunjukkan berhasil tidaknya bagian penagihan melaksanakan tugasnya.

(3). Sistem Pengendalian Intern atas Piutang

Menurut Firdaus (2001:146) beberapa aspek dari pengendalian interen yang baik atas piutang adalah sebagai berikut:

a.Memisahkan fungsi-fungsi atau bagian yang menangani transaksi penjualan (operasi) dari fungsi akuntansi untuk piutang.Dengan demikian pegawai yang menangani akuntansi untuk piutang dagang tagih tidak boleh dilibatkan dengan aspek operasi seperti menyetujui kredit.

b.Pegawai yang menagani akuntansi piutang harus dipisahkan dari fungsi penerimaan hasil tagihan piutang.

c.Semua transaksi pemberian kredit, pemberian potongan dan penghapusan piutang harus mendapatkan persetujuan dari pejabat yang berwenang.

d.Piutang harus dicatat dalam buku-buku tambahan piutang. Total dari saldo buku-buku tambahan ini harus dicocokkan. Dengan buku besar yang bersangkutan, paling tidak sebulan sekali. Disamping itu pada akhir bulan para pelanggan (debitur) harus dikirmkan surat penyataan piutang.

e.Perusahaan harus membuat daftar piutang berdasarkan umurnya.

Sistem pengendalian intern piutang meliputi langkah-langkah atau prosedur diamana antara satu dengan yang lainnya saling berkaitan untuk mengendalikan dan untuk mengamankan piutang.

(4). Klasifikasi Piutang.

Menurut Firdaus (2001:145) menyatakan bahwa : “ penggolongan piutang yang dimiliki oleh perusahaan dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu piutang usaha dan piutang lain-lain.

Piutang usaha yaitu klaim terhadap pelanggan yang timbul sebagai akibat

Piutang usaha yaitu klaim terhadap pelanggan yang timbul sebagai akibat

Dokumen terkait