PIUTANG DAGANG PADA PT.BUMI INTAN JAYA CAB.MAKASSAR
Nurmianti Malik 10573 02047 10
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2014
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Skripsi : Judul Proposal :
NamaMahasiswa : NURMIANTI MALIK No. Stambuk : 10573 02047 10
Fakultas : EKONOMI DAN BISNIS
Jurusan : AKUNTANSI
PerguruanTinggi : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Makassar,5 Juni 2014 Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Dr.Hj.Euis Eka Pramiarsi,M.Pd Ismail Rasulong,SE.,MM
Mengetahui,
DekanFakultasEkonomidanBisnis KetuaJurusanAkuntansi
Dr. H. Mahmud Nuhung, M.A AndiArman, SE., M.Si. Ak.
NBM: 497 794 NBM: 923 399 ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN
ATAS PIUTANG DAGANG PADA PT.BUMI INTAN JAYA CAB.MAKASSAR
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN... i
ABSTRAK... ii
KATA PENGANTAR... iii
DAFTAR ISI... iv
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang………. 1
B. Rumusan Masalah………. 4
C. Tujuan Penelitian………... 4
D. Manfaat Penelitian……… 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Akuntansi terhadap Penjualan Pada Piutang Dagang………. ………. 5
B. Metode Kebijakan akuntansi terhadap Piutang Dagang….. 18
C. Pengertian Sistem Pengendalian Interen……… 22
D. Pengertian Investasi Rata-Rata Dalam Piutang ( Average Investment)……… 27
E. Pengertian Biaya Tambahan Investasi ( Cost Of Marginal Investment)……… 28
F. Kerangka Pikir ………... 29
G. Hipotesis………. 30
BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian………. 31
B. Metode Pengumpulan Data……….... 31
C. Jenis dan Sumber Data………... 32
D. Populasi dan Sampel……… 33
E. Metode Analisis……….. 34
F. Definisi Operasional……… 35
BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan……… 37
B. Struktur Organisasi Perusahaan ……….……… 39
BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Perkembangan Nilai Penjualan……..………. 44
B. Flowchart Penjualan Kredit……… 45
C. Langkah-Langkah pengendalian Intern……….. 49
D. Analisis Pengelolaan Piutang dan Pembahasan……….. 54
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………..……..………. 73
B. Saran……… 74
DAFTAR PUSTAKA... 75
DAFTAR PUSTAKA
Alwi Syafaruddin. 1991., Alat-alat Analisa Dalam Pembelanjaan, Edisi
Revisi, Cetakan Ketiga, Yogyakarta:Penerbit BPFE Universitas Gadjah Mada.
Indriyo.1990., Manajemen Keuangan, Edisi Pertama,Cetakan Keenam, Yogyakarta:Penerbit BPFE Universitas Gadjah Mada.
Radiosunu. 1993., Manajemen Pemasaran, Suatu Pendekatan Analisis,
Edisi Kelima , Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada.
Riyanto,Bambang. 1995., Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan,
Edisi Keempat ,Cetakan Pertama, Yogyakarta:Penerbit BPFE Universitas Gadjah Mada.
Rudianto. 1995., Konsep dan teknik penyusunan lap.keuangan, Edisi Pertama, Jakarta:Penerbit Erlangga.
Soemarso S.R. 1990., Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi Ketiga ,Cetakan Pertama, Jakarta:Rineka Cipta.
Copeland,Ronald M.,Paul E.Dascher,and Dale L.Davidson, Financial Accounting, John Wiley & Sons Inc.,New York,1980.
Ikatan Akuntan Indonesia ,Standar Akuntansi Keuangan, Buku satu, Jakarta,1994.
Drs.Slamet Sugiri,MBA,2002.,Akuntansi Pengantar 2.Edisi Ketiga, Cetakan Pertama,Yogyakarta:AMP YKPN
Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar dengan Surat Keputusan Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar No : 101 Tahun 1435 H/2014 M dan telah dipertahankan didepan penguji pada hari Kamis, 05 Juni 2014/ 7 Sya’ban 1435 H sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.
7 Sya’ban 1435 H Makassar, ---
05 Juni 2014 M Panitia Ujian :
1. Pengawas Umum : DR. H Irwan Akib, M.Pd (………) (Rektor Unismuh Makassar)
2. Ketua : DR. H Mahmud Nuhung, M.A (………)
(Dekan Fakultas Ekonomi)
3. Sekretaris : Drs. H. Sultan Sarda, M.M (………) (Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi)
4. Penguji : 1. DR. H Mahmud Nuhung, M.A (………) 2. Ismail Badollahi, S.E., M.Si, Ak (………) 3. Abd. Salam HB, S.E., M.Si, Ak (………) 4. Drs. H. Sultan Sarda, M.M (………)
ii
i
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulilah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Karena atas berkat dan Rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tulisan ini dengan judul ”Analisis Sistem Pengendalian Intern atas Piutang Dagang Pada PT.Bumi Intan Jaya Cab.Makassar” bagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan studi sekolah tinggi ilmu ekonomi jurusan akuntansi pada Universitas Muhammadiyah Makassar.
Dalam penyusunan skripsi ini berbagai hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi mulai dari tahap persiapan,pengumpulan data, sampai tahap penyelesaian tulisan namun atas bantuan, bimbingan dan kerja sama dari berbagai pihak semua hambatan dan kesulitan dapat teratasi.
Olehnya itu pada kesempatan ini penulis menghaturkan banyak terima kasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya penulis haturkan kepada :
1. Bapak Dr.H.Mahmud Nuhung M.A.Selaku dekan fakultas ekonomi dan bisnis memberikan dukungan dalam penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Ismail Rasulong, SE.,MM selaku Ketua Jurusan Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Ibu Dr.Hj.Euis Eka Pramiarsi,M.Pd. pembimbing I dan Bapak Ismail Rasulong,SE.,MM dalam skripsi ini yang telah bersedia meluangkan
ii waktunya bagi penulis untuk berkonsultasi dan memberikan pengetahuan sampai pada penulisan ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan informasi dan dukungan untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.
5. Bapak Pimpinan dan karyawan PT.Bumi Intan Jaya Makassar yang telah memberikan data dan informasi sehubungan dengan penulisan skripsi ini.
6. Ibu,Ayah dan adik-adikku yang senantiasa memberikan dukungan moril dan kasih sayang kepada penulis selama ini.
7. Rekan-rekan Akuntansi 1’2010 yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.
8. Muhammad Yasri seseorang paling penting bagi penulis yang telah banyak memberikan dukungan, dorongan serta meluangkan dan mengorbankan waktunya bagi penulis dalan penyusunan skripsi ini.
9. Dan Semuan pihak yang telah memberikan saran dan kritikannya serta tidak sempat penulis sebutkan namanya satu-persatu semoga amal dan budi baiknya mendapat balasan dari Allah SWT.Amin..
Namun penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam tulisan ini, sehingga penulis sangat mengharapkan bantuan berupa kritikan serta saran dari semua pihak khususnya kepada para pembaca yang bersifat konstruktif demi penyempurnaan skripsi ini.
iii Akhir kata penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Dan mudah-mudahan apa yang telah penulis sajikan dalam skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca utamanya kepada penulis sendiri.
Makassar, 5 Juni 2014
Penulis
i ABSTRAK
Nurmianti Malik, dkk.” Analisis Sistem Pengendalian Intern atas Piutang Dagang Pada PT.Bumi Intan Jaya Cabang Makassar” den gan dibimbing oleh Hj.Euis Eka Pramiarsi, selaku pembimbing I dan Ismail Rasulong , selaku pembimbing II.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sistem pengendalian intern yang merupakan alat bantu bagi manajemen dalam melaksanakan fungsi pengendalian, baik langsung maupun tidak langsung. Pengendalian diartikan sebagai suatu kegiatan untuk mengetahui apakah kegiatan telah berjalan sesuai dengan rencana dan kemudian hasil dari pengawasan tersebut dapat digunakan sebagai bahan untuk tindakan perbaikan.Masalah yang diteliti skripsi ini adalah bagaimanakah sistem pengendalian intern atas piutang dagang pada PT.Bumi Intan Jaya, yaitu apakah sudah diterapkan dengan baik sehingga pengendalian intern atas pengelolaan piutang usahanya efektif dan efisisen.
Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan hubungan antara variabel penelitian. Dengan demikian jenis penelitian ini digunakan adalah penelitian dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang dimana merupakan analisis perputaran piutang yaitu dengan membandingkan tingkat perputaran piutang dan periode rata-rata pengumpulan piutang serta investasi yang tertanam pada piutang.
Dari hasil penelitian bahwa pengendalian intern terhadap siklus penjualan pada piutang dagang secara tepat akan mempermudah dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan terutama yang sudah ditentukan oleh manajemen perusahanaan dalam meliputi kebenaran data customer yang akan jatuh tempo, menyusun tata cara penagihan sehingga jumlah yang akan diterima setelah akhir periode dapat dihitung.Pengendalian intern yang baik terhadapa piutang dalam perusahaan bertujuan untuk memudahkan proses penagihan agar piutang-piutang dapat ditagih sesuai dengan waktu yang ditentukan oleh perusahaan. Kas yang masuk akan menambah modal perusahaan, seandainya terjadi piutang yang tidak dapat ditagih akan mudah diatasi secara cepat dan tepat.Dengan pengendalian yang baik maka segala bentuk penyelewengan dan kesalahan yang terjadi akan ditekan sekecil mungkin. Dalam penelitian ini kestabilan pengumpulan piutang belum terjadi dan periode yang dianalisis yaitu lima tahun tersebut.Langkah yang dapat ditempuh dalam usaha untuk menghindari ketidakstabilan pengumpulan piutang serta mempercepat waktu pengumpulan piutang adalah dengan cara melaksanakan penagihan itu secara intensif, dan memberlakukan kebijakan administratif .
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peranan Perusahaan Swasta terutama perusahaan yang bergerak dalam bidang agrobisnis pertanian dalam memajukan perekonomian sangatlah besar.
Hampir semua sektor yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan sangat meninjau dari segi penjualan, yang dimana perusahaan yang bergerak dalam bidang agrobisnis pertanian itu hanya bisa memasarkan produknya pada waktu musim-musim tertentu.
Untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan maka setiap perusahaan mempunyai tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan jangka panjang maupun jangka pendek.Adapun tujuan jangka pendek adalah meningkatkan keuntungan hasil operasi, meningkatkan hasil penjualan, serta mempertahankan posisi, sedangkan tujuan jangka panjangnya mencapai laba maksimum, mengadakan ekspansi, serta mempertahankan produk.
Dalam usaha mencapai tujuannya, maka pihak perusahaan melakukan aktivitas yang lazim yang disebut dengan aktivitas penjualan. Dari aktivitas penjualan ini memperoleh keuntungan yang digunakan demi kelangsungan hidup perusahaan dan pengembangan kegiatan operasional. Dari aktivitas penjualan tunai perusahaan langsung dapat pembayaran tunai sedang dari penjualan kredit akan timbul piutang.
Kerugian piutang yang tidak tertagih, merupakan persoalan timbul setelah terjadinya transaksi penjualan barang.Besar kecilnya piutang dipengaruhi oleh keadaan ekonomi dan kebijakan penjualan kredit yang dilaksanakan oleh perusahaan .Apabila perusahaan menurunkan standar pemberian pinjamannya, maka penjualan akan meningkat yang berarti pula meningkatnya piutang perusahaan.Selain dapat meningkatkan keuntungan, juga perusahaan harus menanggung beban investasi piutang yang besar.
Sebagian besar modal usaha berupa piutang dagang sehingga perputaran dana dari usaha bisa terganggu apabila pengendalian intern dan pengelolaan piutang kurang baik.Bila suatu perusahaan mempunyai sebuah piutang maka suatu hal yang wajar bila ada kemungkinan dari piutang tersebut tidak tertagih,timbulnya piutang tidak tertagih bisa disebabkan dari dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
pihak internal salah satu penyebab piutang tidak tertagih adalah manajemen yang tidak memadai dalam menagih piutang tersebut serta kurang dalam menentukan kebijakan piutang.Dari pihak eksternal yaitu disebabkan karena debitur yang tidak taat dalam melakukan pembayaran hutang,langganan yang bangkrut,meninggal dunia atau faktor lainnya.
Frekuensi terjadinya piutang tidak tertagih bisa dikurangi dari sisi internal perusahaan bila menajemen perusahaan dapat menerapkan pengawasan yang baik, sehingga kalau memang piutang tidak tertagih kemungkinan besar akibat dari pihak eksternal yang tidak bisa dipungkiri. Dengan demikian manajemen harus
melakukan tindakan atau kebijakan dalam pengelolaan data pelanggan termasuk piutang,penagihan piutang,perlakuan pencatatan piutang tak tertagih, sehingga besarnya piutang yang tidak dapat ditagih sesuai dengan catatan perusahaan.
Dalam transaksi bisnis perusahaan yang dilakukan dengan kredit mengakibatkan saldo piutang dalam laporan keuangan semakin meningkat.
Dengan meningkatnya jumlah saldo piutang dalam laporan keuangan maka piutang dagang itu harus ditangani dengan seksama. Oleh karena itu perusahaan perlu melakukan pengendalian intern yang lebih baik terhadap piutang dagang karena piutang tersebut sangat berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas perusahaan.
Dalam hal ini yang ingin saya bahas adalah masalah-masalah yang terjadi dalam perusahaan bumi intan jaya, banyak yang terjadi tunggakan-tunggakan yang lewat masa jatuh tempo pembayaran piutang.
Kurangnya pengendalian intern terhadap piutang dagang dapat mengakibatkan piutang yang tidak tertagih oleh PT.Bumi Intan Jaya tentu saja dapat mengakibatkan ketidakstabilan perusahaan yang dapat menimbulkan kerugian sangat besar. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengambil judul : “ Analisis Sistem Pengendalian Intern (SPI) atas piutang dagang Pada PT.Bumi Intan Jaya Cabang Makassar .”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
Bagaimanakah Sistem pengendalian Intern atas piutang dagang Pada PT.Bumi Intan Jaya cab.makassar
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem pengendalian intern atas piutang dagang pada PT.Bumi Intan Jaya cab.makassar.
D.Manfaat Penelitian
Adapun juga yang menjadi manfaat penelitian ini sebagai berikut:
1.Sebagai ilmu pengetahuan bagi penulis dalam mengetahui berbagai sistem informasi yang ada sehingga dapat menjadi bahan referensi yang berguna kelak dikemudian hari.
2. Sebagai bahan masukan atau informasi bagi akuntansi di PT.Bumi Intan Jaya dalam mengukur tingkat kesehatan dalam pembuatan skripsi ini sehingga dapat terealisasikan dengan baik.
3. Menjadi bahan kajian bagi peneliti lainnya yang ingin meneliti dengan masalah yang sama.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Akuntansi Terhadap Penjualan Pada Piutang Dagang
Sejalan dengan perkembangan sejarah dan peradaban manusia, tanpa datadan informasi yang memadai dan akurat, setiap orang memerlukan informasi keuangan dari suatu badan usaha akan mengambil keputusan yang salah dan tanpa arah. Setiap pelaku usaha memerlukan informasi yang komprehensif dan akurat tentang badan usaha yang dikelola atau yang diamatinya.Karena itu, informasi keuangan merupakan kebutuhan mutlak setiap pelaku usaha. Keseluruhan aktivitas dan proses untuk menyediakan informasi keuangan dari suatu badan usaha dikenal sebagai akuntansi.
Mengingat peran vital informasi keuangan bagi suatu perusahaan dan berbagai pihak yang berkaitan dengan perusahaan tersebut, maka proses menyediakan informasi keuangan tersebut harus dilakukan secara baik, sistematis, dan hati-hati.Agar mampu menyediakan informasi keuangan yang lengkap dan akurat, diperlukan penguasaan terhadap ilmu akuntansi secara komprehensif.
1.Pengertian Akuntansi
Akuntansi telah mengembangkan konsep dan teknik-teknik baru untuk mengimbangi kebutuhan akan informasi keuangan yang terus meningkat dan beragam. Tanpa informasi yang akurat dan tepat waktu, banyak sekali keputusan ekonomi dan bisnis yang akan tertunda dan salah. Maka secara umum akuntansi
adalah aktivitas mengumpulkan, menganilisis, menyajikan dalam bentuk angka, mengklasifikasikan, mencatat, meringkas dan melaporkan aktivitas/transaksi perusahaan dalam bentuk informasi keuangan.
Menurut Rudianto (2008:4) menyatakan bahwa akuntansi adalah pengukuran,penjabaran atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan didalam perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah.
Menurut American Accounting Association adalah : “Accounting as the process identifiying,measuring,and communicating economic information to permit informed judgements and decision by users of the information “Akuntansi merupakan proses mengidentifikasikan, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut “Wilopo (2005:9).
Menurut Kieso (2002:2) menyatakan akuntansi bisa didefinisikan secara tepat dengan menjelaskan tiga karakteristik penting dari akuntansi :pengidentifikasikan,pengukuran,dan pengkomunikasian informasi keuangan tentang entitas ekonomi kepada pemakai yang berkepentingan. Karakteristik- karakteristik ini telah dipakai untuk menjelaskan akuntansi selama beratus-ratus tahun.
Menurut Soemarso S.R menyatakan bahwa akuntansi adalah suatu disiplin yang menyediakan informasi penting sehingga memungkinkan adanya pelaksanaan dan penilaian jalannya perusahaan secara efesien.
Menurut Charles T.Horngren, dan Walter T.Harrison (2007:4) menyatakan bahwa akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis, memproses data menjadi laporan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengambil keputusan.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi merupakan menganalisa dari transaksi dan dalam pengumpulan dan pengolahan data menjadi laporan keuangan dan setelah selesai menjadi laporan keuangan akan diambil suatu keputusan dari laporan tersebut.
2.Pengertian Penjualan
Setelah dikemukakan tentang pengertian akuntansi, maka selanjutnya akan dibahas tentang penjualan. Dalam pembahasan mengenai akuntansi dalam keuangan akan berhubungan dengan penjualan dalam suatu perusahaan, sehingga dapat dikemukakan bahwa penjualan adalah suatu transaksi yang dilakukan oleh dua belah pihak atau lebih dengan menggunakan alat pembayaran yang sah, dengan penjualan juga merupakan salah satu sumber pendapatan seseorang atau perusahaan yang melakukan transaksi jual beli, dalam suatu perusahaan apabila semakin besar penjualan maka akan semakin besar pula pendapatan yang diperoleh.
Menurut Hendry Simamora (2000:24), dalam buk”Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis” menyatakan bahwa penjuaalan adalah pendapatan lazim dalam perusahaan dan merupakan jumlah kotor yang dibebankan kepada pelanggan atas barang dan jasa.”
Menurut Chairul Marom (2002:28) dalam buku “ Sistem akuntansi perusahaan Dagang” menyatakan bahwa penjualan merupakan penjualan barang dagangan sebagai usaha pokok perusahaan yang biasanya dilakukan secara teratur”.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penjualan adalah persetujuan kedua belah pihak antara penjual dan pembeli, dimana penjual menawarkan suatu produk dengan harapan pembeli dapat menyerahkan sejumlah uang sebagai alat ukur produk tersebut sebesar harga jual yang telah disepakati.
3. Macam-macam Penjualan
Ada beberapa macam transaksi penjualan menurut Mulyadi (2008:202) dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a.Penjualan Tunai
Sistem penjualan tunai adalah sistem yang melibatkan sumber daya dalam suatu organisasi,prosedur data serta sarana pendukung untuk mengoperasikan sistem penjualan, sehingga menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi pihak manajemen dalam pengambilan keputusan.Sistem penjualan tunai merupakan
sistem yang dilakukan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga terlebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli.Setelah uang diterima perusahaan, barang kemudian diserahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai kemudian dicatat oleh perusahaan.
Keuntungan dari penjualan tunai adalah hasil dari penjualan tersebut langsung terealisir dalam bentuk kas yang dibutuhkan perusahaan untuk mempertahankan likuiditasnya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penjualan tunai merupakan penjualan dengan mengambil barang dari supplier dan langsung dikirim ke customer secara pembayaran langsung dengan menggunakan uang tunai.Dan sistem penjualan tunai adalah sistem serta prosedur yang mengorganisasi formulir,catatan,laporan dan transaksi lain yang berhubungan dengan kegiatan penjualan perusahaan yang berasal dari transaksi penjualan tunai atau transaksi lain yang dapat menambah kas perusahaan dengan menggunakan suatu media agar dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan manajemen.
b.Penjualan Kredit
Penjualan kredit dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli untuk jangka waktu tertentu, perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut.
Keuntungan dari penjualan kredit yaitu dengan memperbesar volume penjualan,umumnya perusahaan menjual produknya secara kredit. Penjualan kredit tidak segera menghasilkan pendapatan kas, tapi kemudian menimbulkan piutang.kerugian dan penjualan kredit adalah timbulnya biaya administrasi piutang dan kerugian akibat piutang tak tertagih.
a).Unit organisasi yang terkait dari Sistem penjualan kredit.
1).Fungsi Penjualan
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima order dari pelanggan, mengedit order dari pelanggan, meminta otoritas kredit, menentukan tanggal pengiriman barang. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk membuat back order pada saat tidak tersedianya persediaan untuk memenuhi order dari pelanggan.
2).Fungsi Kredit
Fungsi ini bertanggung jawab untuk meneliti status kredit pelanggan dan memberikan otorisasi pemberian kredit kepada pelanggan.
3).Fungsi Gudang
Fungsi ini bertanggung jawab menyimpan dan menyiapkan barang yang dipesan oleh pelanggan serta menyerahkan barang kebagian pengiriman.
4).Fungsi Pengiriman
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang atas dasar surat order pengiriman yang diterima dari fungsi penjualan.
5).Fungsi Penagihan
Fungsi ini bertanggung jawab membuat dan mengirimkan faktur penjualan kepada pelanggan.
6).Fungsi Akuntansi
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat piutang dari transaksi penjualan kredit,membuat serta mengirimkan pernyataan piutang kepada debitur, dan membuat laporan penjualan, serta mencatat harga pokok persediaan yang dijual kedalam kartu persediaan.
b).Dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan kredit
Dalam sistem penjualan kredit, dokumen yang digunakan oleh perusahaan biasanya terdiri sebagai berikut:
1.1.Surat order pengiriman
1.2.Lembar Disposisi (LD) 1.3.Surat pengantar barang (SPB) 1.4.Faktur penjualan
1.5.Surat penagihan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penjualan kredit merupakan suatu transaksi antara perusahaan dengan pembeli, mengirimkan
barang sesuai dengan order serta perusahaan mempunyai tagihan sesuai jangka waktu tertentu yang mengakibatkan timbulnya suatu piutang dan kas aktiva.
c.Penjualan Konsinyasi
Penjualan konsinyasi adalah penyerahan fisik barang-barang oleh pihak pemilik kepada pihak lain yang bertindak sebagai agen penjual, secara hukum dapat dinyatakan bahwa hak atas barang tersebut tetap berada ditangan pemilik sampai dapat terjual oleh pihak agen penjual.
Pihak yang memiliki barang disebut konsinyor (consignor), sedangkan pihak yang mengusahakan penjualan barang disebut konsinyi (consignee), faktor, atau pedagan komisi.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penjualan konsinyasi adalah proses perpindahan atau penyerahan barang dari pengamat kepada pihak lain dengan ketika telah melakukan penjualan barang tersebut.
1).Karateristik Penjualan Konsinyasi
Menurut Yunus dan Hartanto (2008) terdapat 4 hal yang pada umumnya merupakan karakteristik dan transaksi konsinyasi itu, dan merupakan perbedaan perlakuan akuntansinya dengan transaksi penjualan,yaitu:
a).Karena hak milik atas barang masih berada pada pengamanat, maka barang- barang konsinyasi harus dilaporkan sebagai persediaan oleh pengamanat.Barang-barang konsinyasi tidak boleh diperhitungkan sebagai persediaan oleh pihak komisioner.
b). Pihak pengamanat tetap bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua biaya yang berhubungan dengan barang-barang konsinyasi sejak saat pengiriman sampai dengan saat komisioner menjualnya kepada pihak ketiga.Kecuali ditentukan bagi pihak yang bersangkutan.
c).Pengiriman barang-barang konsinyasi tidak mengakibatkan timbulnya pendapatan dan tidak boleh dipakai sebagai kriteria untuk mengakui timbulnya pendapatan, baik pengamanat maupun komisioner sampai saat barang dijual kepihak ketiga.
d).Komisioner dalam batas kemampuannya mempunyai kewajiban untuk menjaga keamanan dan keselamatan barang-barang komisi yang diterimanya.Oleh sebab itu administrasi yang tertib harus diselenggarakan sampai dengan saat ia menjual barang tersebut kepada pihak ketiga.
2)Metode Penjualan konsinyasi
Mencatat semua transaksi yang dicatat dalam ayat jurnal, maka pelakuan akuntansi untuk penjualan digolongkan dalam:
a).Pencatatan oleh konsinyasi yang terselesaikan dengan tuntas.
Transaksi penjualan konsinyasi dicatat secara terpisah antara metode perpectual dan metode phisik.
Metode Perpectual Metode Phisik 1.1.Pengiriman barang konsinyasi
barang-barang konsinyasi xxx Persediaan produk jadi xxx 1.2.dibayar ongkos pengiriman barang-barang konsinyasi xxx
Kas xxx
Pengiriman barang-barang konsinyasi xxx
Barang-barang konsinyasi xxx Kas xxx
Piutang dagang xxx
1.3.diterima perhitungan penjualan (a).mencatat hasil penjualan piutang dagang xxx
Penjualan konsinyasi xxx (b).mencatat harga pokok penjualan HPP konsinyasi xxx
Biaya penjualan konsinyasi xxx Barang-barang konsinyasi xxx
Penjualan konsinyasi xxx HPP konsinyasi xxx
Biaya penjualan konsinyasi xxx Barang-barang konsinyasi xxx Kas xxx
Piutang dagang xxx
Pengirimanbarang-barang konsinyasi xxx
1.4.penerimaan/ pengiriman kas dari konsinyasi
Kas xxx
Piutang dagang xxx
Rugi- laba xxx
1.5.menutup atau memindahkan kas saldo
Rekening pengiriman barang
Dalam laporan perhitungan rugi laba, saldo rekening pengiriman barang- barang konsinyasi dikurangkan dari jumlah barang yang tersedia untuk dijual didalam menentukan besarnya harga pokok penjualan regular. Jurnal demikian tetap dibuat meskipun tidak ada barang yang terjual sampai dengan akhir tahun buku yang bersangkutan.
b). Pencatatan pada buku konsinyi, jika transaksi konsinyi diselenggarakan terpisah dari transaksi perjalanan biasa.
Penyerahan barang pada pihak konsinyi. Disini pihak konsinyi mencatat penerimaan barang atas konsinyi dengan suatu memorandum dalam buku harian atau dalam buku tersendiri yang diselenggarakan untuk tujuan ini.
(1).Beban pihak konsinyi yang harus ditetapkan pada konsinyasi akan dijurnal sebagai berikut:
Konsinyasi masuk xxx Kas xxx
(2).Penjualan oleh pihak konsinyi, akan dijurnal sebagai berikut:
Kas xxx
Konsinyasi masuk xxx
(3).Komisi atau laba yang masih harus diterima bagi konsinyi akan dijurnal sebagai berikut:
Konsinyasi masuk xxx
Komisi atau penjualan konsinyasi xxx
(4).Pengiriman uang kas dan perkiraan penjualan konsinyasi oleh pihak konsinyi, akan dijurnalkan sebagai berikut:
Konsinyasi masuk xxx
Kas xxx
4.Flowchart Penjualan Kredit
Berdasarkan dari uraian diatas untuk mengetahui penjualan secara kredit dibuatkan skema diagram flowchart penjualan kredit sesuai mekanisme dan bagian-bagiannya.Flowchart ini dibuat dengan asumsi, berikut ini:
a.Perusahaan menjual secara kredit.
b.Perusahaan memproses transaksi penjualan secara manual.
c.Lokasi gudang terpisah dengan lokasi kantor (lokasi pramuniaga /accounting) melayanipesanan.
5.Tujuan Penjualan
Berdasarkan uraian diatas untuk mengetahui sistem penjualan bahwa dalam perusahaan kegiatan penjualan adalah kegiatan yang penting, karena dengan adanya kegiatan penjualan tersebut maka akan terbentuk laba yang dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan.
Menurut Basu Swastha (2005:40) bahwa tujuan umum penjualan yang dimilki oleh perusahaan adalah mencapai volume penjualan tertentu, mendapat laba tertentu, dan menunjang pertumbuhan perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan umum perusahaan dalam kegiatan penjualan adalah untuk mencapai volume penjualan, mendapat laba yang maksimal dengan modal sekecil-kecilnya dan menujang pertumbuhan suatu perusahaan.
6.Pengertian Piutang dagang
Berdasarkan uraian diatas penjualan , maka dapat mengetahui piutang dalam sistem perusahaan yang disebut piutang dagang. Piutang adalah jumlah tagihan baik kepada individu-individu maupun keperusahaan lain. Piutang adalah klaim yang diharapkan akan ditagih dalam bentuk kas. Pada umumnya, piutang diklasifikasikan menjadi piutang dagang (usaha), piutang wesel, dan piutang lain- lain. Tapi yang akan dibahas dan perlu diketahui adalah Piutang Dagang.
Piutang dagang adalah tagihan kepada pelanggan yang sifatnya terbuka, dalam arti bahwa tagihan ini tidak disertai instrumen kredit.Piutang dagang
berasal dari penjualan barang dagangan secara kredit dalam operasi usaha normal.
Piutang dagang sering juga disebut piutang usaha
Menurut Martono dan Harjito (2007:95), piutang dagang merupakan tagihan perusahaan kepada pelanggan atau pembeli atau pihak lain yang membeli produk perusahaan.
Menurut Mohammad Muslich (2003:109) bahwa piutang terjadi karena penjualan barang dan jasa tersebut dilakukan secara kredit yang umumnya dilakukan untuk memperbesar penjualan.
Menurut M.Munandar (2006: 77) bahwa piutang dagang adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain yang nantinya akan dimintakan pembayarannya bilamana telah sampai jatuh tempo.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa piutang dagang adalah tagihan perusahaan kepada pelanggan atau pembeli atau pihak lain dengan membeli produk perusahaan dengan menggunakan sistem pembayaran secara kredit dan akan dimintakan bilamana telah sampai jatuh tempo.
B.Metode Kebijakan akuntansi terhadap piutang dagang
Dalam kebijakan akuntansi , meskipun perusahaan telah berhati-hati dalam mengambil kebijakan kredit (misalnya mengharuskan calon pelanggan untuk memenuhi syarat-syarat tertentu), namun perusahaan tidak dapat menghindarkan adanya piutang yang tidak dapat ditagih. Piutang yang tidak dapat ditagih ini
merupakan konsekuensi logis dari kebijakan kredit. Kerugian yang timbul dari piutang yang tidak tertagih ini oleh akuntansi diakui sebagai kerugian piutang.
Menurut Drs. Slamet Sugiri,MBA,(2002:52) bahwa Terdapat dua metode akuntansi untuk mengakui kerugian piutang yaitu metode cadangan dan metode langsung.berikut adalah penjelasan metode cadangan. Metode langsung tidak dijelaskan, karena merupakan cara yang tidak diterima oleh akuntansi kecuali bila kerugian piutang ini tidak disignifikan.
Metode cadangan ini harus dipakai bila kerugian piutang bersifat material, yang dimana gambaran metode ini yaitu:
1.Piutang yang tidak tertagih ditaksir lebih dahulu.Jumlahnya diakui sebagai kerugian pada periode penjualan.
2.Taksiran kerugian piutang didebit pada rekening kerugian piutang dan kredit pada rekening cadangan kerugian piutang melalui jurnal penyesuaian pada akhir setiap periode,
3.Piutang yang benar-benar tidak dapat ditagih didebit pada rekening cadangan kerugian piutang dan dikredit pada rekening piutang dagang.
a. Dasar-dasar yang digunakan untuk menaksir kerugian piutang
pada penjelasan diatas, jumlah taksiran piutang yang tak dapat ditagih sudah diketahui. Dasar yang digunakan oleh perusahaan untuk menentukan jumlah tersebut.
1)Persentase dari penjualan ( Pendekatan Rugi Laba)
Apabila kita menggunakan dasar ini maka yang akan kita utamakan adalah
“ matching” antara biaya dan pendapatan.Dengan kata lain, kita mengutamakan penentuan jumlah kerugian piutang.Sedangkan jumlah cadangannya hanya merupakan sampingan.
Oleh karena piutang selalu timbul dari penjualan kredit, maka kerugiannya pun harus dihitung dari penjualan kredit.Dasarnya bisa diambildari penjualan kredit bruto dan kredit neto.
2)Persentase dari Saldo Piutang (Pendekatan Neraca)
Menggunakan persentase dari saldo piutang maka yang kita utamakan adalah nilai realisasi kas bersih yang dapat diterima dari piutang.Dengan kata lain, kita menggunakan penentuan jumlah cadangan kerugian piutang.Sedangkan jumlah kerugiannya hanya merupakan sampingan.
Menurut metode ini, saldo rekening cadangan diturunkan dari analisis piutang kepada langganan secara individual.Kita harus menyiapkan sebuah skedul ( sering disebut skedul umur) yang menggolongkan pelanggan berdasarkan waktu belum membayar.Karena tekanannya pada waktu, maka analisis ini disebut “ analisis umur piutang.”
Setelah piutang digolongkana berdasar umurnya, maka kerugian piutang ditentukan dengan cara mengalikan persentase kerugian dengan piutang-piutang menurut golongan tersebut. Persentase kerugiannya ditentukan berdasarkan penagalaman masa lampau.
b. Potongan penjualan.
Dalam penjualan kredit jangka pendek, sering dijumoai syarat 2/10,n/10.
Syarat ini bermakna apabila pembeli membayar dalam masa potongan (10 hari ), ia akan diberi potongan 2 %, batas waktu pembayaran 30 hari.
Apabila ada syarat demikian, maka perusahaan dapat mencatat piutang dan penjualannya sebesar jumlah bruto. Potongan penjualan ini diakui pada waktu perusahaan menerima pelunasan dalam masa potongan.
Pada akhir periode, perusahaan perlu menghitung jumlah piutang yang masih berhak untuk menerima potongan dan mengakuinya melalui jurnal penyesuaian.
c. Retur Penjualan
Perusahaan yang mempraktikan bisnis yang sehat mengijinkan pelanggannya untuk mengembalikan setiap barang yang tidak sesuai dengan pesanan. Bagi penjual, penerimaan kembali barang yang telah dijual merupakan retur penjualan.
Atas dasar diijinkannya retur penjualan, maka pada akhir periode perusahaan perlu menghitung julah retur penjualan yang diperkirakan akan terjadi diperiode berikutnya yang berasal dari penjualan periode sekarang.Jumlah retur ini harus dicadangkan.
Retur penjuaan dilaporkan sebagai pengurang penjualan dilaporan rugi- laba. Sedangkan Cadangan retur penjualan dilaporkan sebagai pengurang piutang dagang di neraca.
d. Penyajian Neraca
Menurut Drs. Slamet Sugiri,MBA,(2002:60)Piutang dagang dilaporkan di neraca dalam kelompok aktiva lancar dengan jumlah nilai realisasi bersih, misalnya sebagai berikut:
Piutang dagang xxxx
Dikurangi:
Cadangan kerugian piutang xxxx Cadangan potongan penjualan xxxx
Cadangan retur penjualan xxxx xxxx
Nilai Realisasi Bersih xxxx
C.Pengertian Sistem Pengendalian Intern
Berdasarkan uraian diatas membahas piutang dagang yang mengaitkan dengan sistem pengendalian intern,tanpa pengendalian intern pada suatu perusahaan maka akan mengakibatkan resiko kerugian yang sangat besar bagi perusahaan.
Diagram Flowchart Pengendalian Intern
Pengendalian Intern piutang merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengawasi piutang dagang.Pengendalian Interen piutang dagang mengharuskan adanya persetujuan pemberian kredit yang baik,pengiriman barang yang sesuai,penyimpanan dan penerimaan faktur,verifikasi faktur dan berakhir dengan piutang dagang . Teknik pengendalian piutang sangat diperlukan untuk meningkatkan efisiensi sebagai pedoman untuk memperbaiki kebijaksanaan kredit dan penagihan piutang.
Dalam melakukan pengendalian intern piutang harus dilakukan pemisahan tugas antara bagian penjualan kredit dan bagian pencatatan pengendalian intern piutang meliputi:
(1). Pemberian Kredit
Menurut Tjoekem (2000:94) disebut dengan prinsip 5C yaitu sebagai berikut:
a). Character
Adalah tabiat serta kemampuan permohonan untuk memenuhi kewajiban. Perlu diketahui tentang kebiasaan,kepribadian,cara hidup dan keadaannya.
b). Capacity
Adalah kemampuan langganan untuk membayar kewajibannya tepat waktunya.
c). Capital
Adalah penilaian sumber-sumber financial dari perusahaan langganan ditujukan melalui neraca perusahaan.
d). Conllateral
Adalah pencerminan aktiva perusahaan langganan sebagai jaminan kemampuan kredit yang diberikan kepada perusahaan tersebut.
e).Condision
Adalah berhubungan dengan penilaian kemungkinan untuk mengadakan pembatasan atau ketentuan terhadap perpanjangan kredit untuk perkiraan yang diragukan.
(2). Penagihan (Collections)
Pengendalian penagihan dimaksudkan untuk mengetahui apakah aktivitas penagihan dilakukan oleh penagihan semestinya. Dinyatakan bahwa tujuan bagian penagihan selain mengumpulkan piutang, bagian penagihan piutang juga bertujuan menjaga nama baik pelanggannya. Perusahaan dapat menggunakan beberapa media sebagai alat untuk melakukan penagihan, terdiri atas tiga bagian yaitu:
(a). Dengan menggunakan jasa pos dan telekomunikasi.
(b). Penagihan dilakukan secara langsung oleh perusahaan.
(c).Penagihan dilakukan oleh badan lain diluar perusahaan.
Penggunaan berbagai media penagihan itu, pada akhirnya diharapkan agar dapat memperoleh hasil berupa pelunasan piutang. Hasil penagihan ini akan menunjukkan berhasil tidaknya bagian penagihan melaksanakan tugasnya.
(3). Sistem Pengendalian Intern atas Piutang
Menurut Firdaus (2001:146) beberapa aspek dari pengendalian interen yang baik atas piutang adalah sebagai berikut:
a.Memisahkan fungsi-fungsi atau bagian yang menangani transaksi penjualan (operasi) dari fungsi akuntansi untuk piutang.Dengan demikian pegawai yang menangani akuntansi untuk piutang dagang tagih tidak boleh dilibatkan dengan aspek operasi seperti menyetujui kredit.
b.Pegawai yang menagani akuntansi piutang harus dipisahkan dari fungsi penerimaan hasil tagihan piutang.
c.Semua transaksi pemberian kredit, pemberian potongan dan penghapusan piutang harus mendapatkan persetujuan dari pejabat yang berwenang.
d.Piutang harus dicatat dalam buku-buku tambahan piutang. Total dari saldo buku-buku tambahan ini harus dicocokkan. Dengan buku besar yang bersangkutan, paling tidak sebulan sekali. Disamping itu pada akhir bulan para pelanggan (debitur) harus dikirmkan surat penyataan piutang.
e.Perusahaan harus membuat daftar piutang berdasarkan umurnya.
Sistem pengendalian intern piutang meliputi langkah-langkah atau prosedur diamana antara satu dengan yang lainnya saling berkaitan untuk mengendalikan dan untuk mengamankan piutang.
(4). Klasifikasi Piutang.
Menurut Firdaus (2001:145) menyatakan bahwa : “ penggolongan piutang yang dimiliki oleh perusahaan dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu piutang usaha dan piutang lain-lain.
Piutang usaha yaitu klaim terhadap pelanggan yang timbul sebagai akibat penjualan barang dan jasa dalam kegiatan bisnis normal dan pinjaman yang diberikan oleh lembaga keuangan.
Piutang Usaha digolongkan kedalam dua kelompok, yaitu:
a).Piutang dagang,
Yatu janji lisan dari pembeli untuk membayar barang dan jasa yang dijual, biasanya ditagih dalam waktu 30 sampai 60 hari. Piutang ini dikelompokkan kedalam aktiva lancar karena piutang dagang dilunasi dalam jangka waktu kurang dari satu tahun.
b).Piutang Lain-Lain
Yaitu piutang yang timbul dari berbagai transaksi dan dapat berupa janji tertulis baik untuk membayar ataupun mengirim.
D. Pengertian Investasi Rata-Rata Dalam Piutang ( Avarage Investment)
Dalam rangka usaha untuk memperbesar volume penjualannya kebanyakan perusahaan besar menjual produknya dengan kredit. Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas, tetapi menimbulkan piutang langganan dan barulah kemudian pada hari jatuhnya terjadi aliran kas masuk ( cash inflow) yang berasal dari pengumpulan piutang tersebut. Dengan demikian maka piutang (receivables) merupakan elemen modal kerja yang juga selalu dalam keadaan berputar secar terus-menerus dalam rantai perputaran modal kerja, yaitu: Kas ---> Inventory ---> Piutang ---> Kas. Dalam keadaan yang normal dan di mana penjualan pada umumnya dilakukan dengan kredit, piutang mempunyai tingkat likuiditasnya yang lebih tinggi dari pada inventory. Akuntansi dalam piutang merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan yang menjual barang atau jasa dengan kredit dan manajemen piutang menyangkut masalah pengendalian jumlah piutang, pengendalian pemberian dan pengumpulan piutang, serta evaluasi terhadap politik kredit yang dijalankan oleh perusahaan.
Pengertian Average Investment menurut Syafaruddin Alwi (1991:54) sebagai berikut: Average Investment merupakan investasi dalam piutang rata- rata, menunjukkan besarnya dana yang tertanam di dalam piutang dalam satu kali perputaran.
Besar kecilnya dana yang tertanam tersebut, tergantung kepada jumlah penjualan yang dilakukan dan lamanya periode kredit. Semakin lama periode kredit berlangsung, semakin besar dana yang tertanam dalam piutang untuk satu
kali perputaran, demikian pula sebaliknya. Oleh sebab itu perusahaan sangat berkepentingan terhadap kecepatan perputaran piutang atau receivable turn over.
Kecepatan perputaran piutang dipengaruhi oleh usaha yang dilakukan oleh perusahaan agar periode kredit yang ditetapkan dapat dipatuhi oleh langganan.
Untuk mempercepat perputaran harus diusahakan agar langganan membayar sebelum periode kredit yang telah ditetapkan berakhir.
E. Pengertian Biaya Tambahan Investasi ( Cost Of Marginal Investment)
Pengertian Cost of Marginal Investment menurut Syafaruddin Alwi (1991:55), adalah sebagai berikut: Cost Of Marginal Investment adalah besarnya biaya sebagai akibat tambahan dana dalam piutang.
Adanya keterlambatan dalam pengumpulan piutang dari periode yang telah ditargetkan, akan mengakibatkan tambahan dana atau marginal investment.
Tambahan dana ini menimbulkan biaya seandainya harus dibelanjai dengan pinjaman. Biaya sebagai akibat tambahan dana dalam piutang dapat ditentukan dengan mengalihkan rate of return yang diharapkan dengan besarnya tambahan dana tersebut. Perpanjangan periode kredit dapat diterima jika dengan tambahan tersebut dapat menaikkan penjualan sehingga tambahan profit yang diperoleh masih lebih besar dari pada cost of marginal investment.
Perusahaan dalam kegiatannnya untuk menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan manusia, tidak terlepas dari adanya pengorbanan-pengorbanan yang berupa pengorbanan factor-faktor produksi. Pengorbanan factor-faktor produksi didalam setiap proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa harus
diketahui berapa jumlahnya, untuk itu sebelum proses produksi dimulai terlebih dahulu faktor –faktor produksi harus dianalisis secara cermat, untuk mengetahui seberapa besar jumlahnya.Hal ini dimaksudkan agar pengorbanan-pengorbanan itu tidak melebihi yang seharusnya, sehingga kuantitas perusahaan dapat terjamin.Dengan kata lain perusahaan itu akan berproduksi bila hasil yang diperoleh dari penjualan produksinya lebih tinggi dari pada pengorbanan yang dilakukan didalam menghasilkan barang dan jasa tersebut.
Sebagaimana halnya manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari selalu disertai pengorbanan-pengorbanan, baik berupa pengorbanan pikiran dan tenaga maupun pengorbanan material untuk mendapatkan barang- barang atau jasa-jasa yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari- hari.Demikian pula halnya dengan rumah tangga perusahaan yang melakukan kegiatan produksi memerlukan pengorbanan-pengorbanan berupa pengorbanan faktor-faktor produksi.dan nilai dari suatu pengorbanan faktor-faktor produksi itulah yang disebut sebagai biaya atau cost.
F. Kerangka Pikir
Perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang pertanian adalah perusahaan agrobisnis yang keuntungannya dari penjualan dan memberikan penjualan secara kredit.
Semakin besar jumlah piutang tak tertagih semakin besar pula kerugian yang ditimbulkan oleh perusahaan.Oleh karena itu piutang- piutang dagang tertagih ataupun tidak tertagih dibuatkan sistem pengendalian interen (SPI) agar
PT.Bumi Intan Jaya Makassar
Sistem prosedur penjualan
Penjualan kredit (piutang dagang)
Evaluasi dari analisis sistem pengendalian interen atas piutang
dagang dalam perusahaan
dapat mengontrol piutang-piutang tersebut.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar kerangka pikir berikut ini.
Gambar 1.Kerangka Pikir
G.Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka hipotesis ini adalah masih belum berjalan dengan baik dan lancar pada piutang dagangnya, oleh karena itu perlu adanya sistem pengendalian interen atas piutang dagang yang dapat meningkatkan kelancaran usaha perusahaan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu penelitian
Dalam penulisan ini, penulis mengadakan penelitian ke PT.Bumi Intan Jaya Makassar, yang berlokasikan di Jl.Ir.Sutami No.03. Dalam hal ini penulis mengadakan studi kasus keperusahaan tersebut, untuk itu penulis menjadikannya sebagai obyek penelitian dalam studi kasus diatas.Waktu penelitian dimulai setelah usulan proposal ini disetujui atau dalam waktu dua bulan yaitu dimulai pada tanggal 14 april 2014 sampai dengan 09 juni 2014.
B. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah melalui:
1.Penelitian lapangan, yakni suatu bentuk penelitian yang dilakukan dengan cara mengunjungi perusahaan secara langsung, guna mendapatkan data dan informasi yang lengkap sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Seperti halnya data tentang neraca per tahun dari perusahaan yang bersangkutan, laporan Rugi Laba per tahun dan lain yang dianggap perlu.
2.Penelitian kepustakaan, yakni suatu bentuk penelitian untuk memperoleh data pada berbagai literatur, surat kabar, dan buku-buku yang dapat digunakan sebagai landasan teoritis termasuk referensi bahan kuliah untuk mendukung penulisan ini.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah:
1.Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang diperoleh berdasarkan angka-angka yang terdiri dari neraca dan laporan rugi laba.
2.Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang diperoleh dalam bentuk informasi baik yang berbentuk lisan maupun secara tertulis, dan data yang dimaksud bukan dalam bentuk angka-angka. Data ini berupa sejarah terbentuknya perusahaan, struktur organisasi, dan lain-lain.
Sumber data yang digunakan ada 2 (dua), yaitu:
a.Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan melalui responden secara langsung. Data primer merupakan data yang belum pernah dipublikasikan.
Di dalam mencari data primer digunakan cara :
1).Interview, yaitu dengan mengadakan wawancara dengan karyawan dan pimpinan perusahaan.
2).Observasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung di dalam perusahaan untuk mengetahui cara kerja maupun prosedur sistem yang sedang berjalan.
b.Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan melalui perusahaan. Untuk mendapatkan data sekunder digunakan :
(1).Dokumen-dokumen perusahaan yang ada hubungannya dengan penyusunan penulisan ini.
(2).Literatur, yakni diktat atau buku-buku yang tersedia diperpustakaan yang sesuai dengan masalah yang dihadapi.
D.Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi adalah semua unit analisis yang ingin diteliti dalam suatu penelitian, baik lembaga atau atau instansi/organisasi dalam wujud manusia.
Menurut Sugiyono(2007:90) Populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas:obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Populasi penelitian ini adalah customer selaku pelanggan PT.Bumi Intan Jaya Makassar.Alasan pelanggan menjadi populasi karena topik yang dibahas
adalah pengendalian interen atas piutang dagang.yang dimana ada sebagian customer selaku pelanggan yang tagihannya overdue.maka populasi diperkirakan 5 orang dalam sebulan dan 25 orng dalam setahun.
2.Sampel
Menurut Sugiono (2007:91) mengemukakan bahwa “Sampel adalah sebagian dari sejumlah dari karakteristik yang dimliki oleh populasi tersebut”.
Sampel ini merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti guna menarik kesimpulan terhadap permasalahan penelitian.Adapun jumlah sampel yang diambil berdasarkan jumlah customer pelanggan PT.Bumi Intan Jaya yang dapat dilihat dari penjualannya dan kegiatan pembayarannya.
E. Metode analisis
Data yang berhasil dikumpulkan akan dikelompokkan dan diolah, kemudian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang dimana merupakan analisis perputaran piutang yaitu dengan membandingkan tingkat perputaran piutang dan periode rata-rata pengumpulan piutang dan investasi yang tertanam pada piutang, serta analisis umur piutang (rincian unur piutang).
Menurut Albertus Karjono (2012:02) menyatakan bahwa:
1.Tingkat Perputaran piutang
Tingkat perputaran piutang rata-rata dapat dihitung berdasarkan hasil penjualan kredit. Adapun rumusnya sebagai berikut:
Rumus :
=……kali
Rata-rata piutang =
2.Periode Pengumpulan Piutang
Periode pengambilan piutang menunjukkan berapa lama piutang tersebut mempunyai nilai rata-rata tidak tertagih.Adapun rumusnya sebagai berikut:
Rumus:
=….hari
F. Definisi Operasional
Untuk memudahkan penulisan ini maka,dikemukakan definisi operasional sebagai berikut:
1.PT.Bumi Intan Jaya adalah perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang agro bisnis pertanian yang dimana kegiatan perusahaan sangat meninjau dari segi penjualan dengan memberikan kredit.
2.Pemberian kredit pada customer adalah salah satu usaha untuk meningkatkan penjualan dengan pendapatan perusahaan.
3.PT.Bumi Intan Jaya juga memberikan pelayanan bagi customer yang pengambilan barangnya tidak eceran akan dikenakan program diskon, tergantung dari barang tersebut yang diambilnya.
4.Sistem Pengendalian Intern dalam perusahaan merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengawasi piutang dagang, karena tanpa pengendalian intern pada suatu perusahaan akan mengakibatkan kerugiaan yang sangat besar.
5.Piutang dagang adalah tagihan yang sifatnya terbuka, yang dimana tagihan ini tidak disertai instrumen kredit.Piutang dagang berasal dari penjualan barang dagangan secara kredit.
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A.Sejarah Singkat PT.Bumi Intan Jaya
PT.Bumi Intan Jaya merupakan perusahaan nasional yang bergerak dibidang agrochemicals,agricultural equipment supplies dan juga salah satu pelaku pembangunan pertanian,melihat potensi yang besar dibidang agribisnis , ingin turut serta memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia utamanya disektor pertanian dan perkebunan. Selain itu, bersama-sama dengan para petani, pengguna dan pemerintah, kami ingin turut serta membantu meningkatkan produktivitas pertanian diindonesia.
PT.Bumi Intan Jaya Ini disusun dengan tujuan untuk memperkenalkan perusahaan kami kepada para pelanggan yang terdiri dari perkebunan,dealer,dan kios untuk lebih mengenal kami dan produk-produk yang kami distribusikan saat ini.
PT.Bumi Intan Jaya Berdiri telah berdiri sejak September 2002, dan memiliki 10 Cabang 106 karyawan, termasuk Cabang Makassar yang memiliki 12 karyawan sesuai dengan posisi dan tugas masing-masing,dimana dipimpin oleh seorang pengusaha bernama Agus Salim Lim. Perusahaan ini dibentuk dimakassar pada tanggal 03 September 2006. Perusahaan ini lama kelamaan mengalami perkembangan dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang membutuhkannya,dengan tanda daftar usaha perdagangan dengan nomor: 790/20-
23/TDUP/VI/2006.Dan nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) : 02.049.443.1.801.001.
Perusahaan perdagangan didirikan atas gagasan seorang pengusaha yang berdomisili dimakassar dan sekaligus diangkat menjadi pimpinan pada PT.Bumi Intan Jaya Makassar.Karena kejeliaanya melihat dan memonitor perkembangan perekonomian khususnya dibidang perdagangan bagian pertanian dimakassar.Maka dia berkeinginan untuk lebih mengembangkan usahanya yang mempunyai tujuan utama untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Sejak berdirinya perusahaan ini sampai sekarang banyak mengalami perkembangan, hanya saja pada tahun 2009 mengalami perkembangan yang .bergerak dibidang tersebut, sehingga persaingan bertambah ketat.Dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, PT.Bumi Intan Jaya dilengkapi dengan berbagai sarana dan fasilitas seperti:
a. Kantor Kerja b. Kantor Gudang
c. Kendaraan empat roda dua unit d. Truk dua unit
e. Peralatan Kantor
PT.Bumi Intan Jaya Memiliki Visi Dan Misi dalam pencapaian sistem pertanian berkelanjutan industriyang mampu menyelesaikan dan menjaga pasokan pangan nasional serta kesejahteraan petani, oleh karena itu visi PT.Bumi Intan Jaya adalah:
1. Untuk menjadi distributor paling kompetetif dan efisien.
2. Untuk memiliki beberapa sumber daya manusia yang profesional dan terpercaya dengan memberikan pelatihan yang berkesinambungan.
3. Untuk memberikan produk nasional ekslusif yang diberikan oleh kepercayaan dari para pelaku
4. Untuk Menghargai Sumber Daya Manusia berdasarkan tanggung jawab,dedikasi, dan loyalitas.
Misi PT. Bumi Intan Jaya untuk menjadi perusahaan agrokimia/agronomist terkemuka di indonesia dan dipercaya oleh seluruh dunia.
B.Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi yang dibuat oleh suatu perusahaan merupakan kerangka yang menunjukkan pekerjaaan, wewenang dan tanggung jawab dari setiap pimpinan dan karyawan perusahaan untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Dengan adanya pemisahan dan hubungan pekerjaan tersebut dimaksudkan untuk mencegah terjadinya penyelewengan-penyelewengan pada perusahaan perdagangan. Pimpinan adalah pemiliknya sendiri yang secara langsung memimpin kegiatan-kegiatan perusahaan dan menentukan kebijaksanaan perusahaan baik yang bersifat intern maupun yang bersifat ekstern.
Dalam usaha untuk mencapai suatu tujuan organisasi perusahaan atau lembaga apapun, struktur organisasi memegang peranan penting dan tidak boleh diabaikan. Oleh karena itu setiap perusahaan tidak boleh mempunyai kesamaan antara satu dibandingkan dengan yang yang lain baik dalam hal besar dan luas
usahanya, jumlah karyawan, kualitas dan jenis usaha yang diperlukan oleh masing-masing perusahaan yang bersangkutan, mengakibatkan struktur organisasi perusahaan yang sesuai untuk setiap perusahaan juga tidaklah sama.
Walaupun perusahaan ini sudah beroperasi beberapa tahun rupanya prinsip-prinsip organisasi yang merupakan suatu syarat suksesnya perusahaan seperti dikemukakan di atas belum diperhatikan secara serius.
Prinsip organisasi yang kurang diperhatikan yang dimaksud adalah pembatasan tugas dan tanggung jawab serta kepada siapa bawahan harus mendengar perintah.Tidaklah kelihatan suatu kontrak yang baik, misalnya dalam hal penugasan/ pengawasan terhadap penjualan yang dipercayakan. Agar lebih jelas, maka disajikan struktur organisasi yang dimiliki PT.Bumi Intan jaya Makassar, Sebagai Berikut:
STRUKTUR ORGANISASI PT.BUMI INTAN JAYA MAKASSAR
AREA BRANCH MANAGER
Keuangan
Administrasi
Supervisor Sales
Kepala Gudang
DRIVER HELPER
Sumber : PT.Bumi Intan Jaya Makassar
Selanjutnya mengenai tugas,kewajiban dan tanggung jawab masing- masing- masing personil PT.Bumi IntanJaya Makassar Sebagai Berikut:
1.Area Branch Manager (Kepala Cabang ) mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Memimpin seluruh karyawan yang ada dicabang dan menciptakan berbagai macam kegiatan demi tercapaianya target penjualan perusahaan.
b. Bertanggung jawab atas pencapaian target penjualan perusahaan secara keseluruhan.
c. Bertanggung jawab atas kegiatan pelaporan secara berkala kekantor pusat memberikan pelatihan dan melakukan pengarahan atas pelaksanaan rencana strategis perusahaan.
d. Memastikan seluruh karyawan dicabang bekerja secara professional sesuai peraturan yang berlaku.
e. Memberikan informasi kepada manajemen mengenai keadaan pasar sekitar cabang menegenai perubahan dan perkembangan yang terjadi secara signifikan.
2.Kepala bagian keuangan/accounting mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Melakukan pengaturan administrasi keuangan perusahaan.
b. Menyusun dan membuat laporan keuangan perusahaan.
c. Menyusun dan membuat laporan perpajakan perusahaan.
3.Supervisor mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Menyampaikan kebijakan yang disampaikan oleh jabatan diatasnya kepada seluruh bawahan dan grupnya.
b. Mengatur kelompok kerja pada grup yang dipegangnya.
c. Melaksanakan tugas,proyek, dan pekerjaan secara langsung.
4. Bagian Administrasi juga mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Membuat surat-surat untuk ditandatangani pimpinan baik yang sifatnya intern maupun ekstern bagi perusahaan.
b. Menyimpan arsip surat-surat masuk dan keluar.
c. Membuat laporan kegiatan personil setiap hari kerja.
d. Membuat laporan kas harian untuk penerimaaan dan pengeluaran untuk disyahkan kepala accounting yang selanjutnya akan disampaikan atau dilaporkan kepada pimpinan.
5.Sales/Penjualan mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Memasarkan produk customer yang akan dipasarkan.
b. Memperluas daerah pemasaran dan mencari relasi baru.
c. Mengikuti perkembangan dan mengantisipasi situasi pasar.
6. Kepala Gudang mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Melakukan penerimaan barang dan meneliti apakah barang yang sesuai dengan faktur pembelian dan surat pesanan.
b. Mengecek kesesuaian antara surat pesanan pembelian dengan fakturnya.
c. Membuat Bukti Barang Masuk.
7.Helper dan Driver mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Membantu kepala gudang dalam memasarkan produk yang ditawarkan.
b. Membantu secara langsung dalam pengiriman barang kerelasi.
c. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan kerja kepada kepala gudang.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Perkembangan Nilai Penjualan
Prosedur penjualan pada PT.Bumi Intan Jaya yaitu fungsi pemberian kredit berada ditangan kepala pemberi kredit sebagai manager operasi service cabang. Fungsi penjualan kredit dilakukan oleh bagian service advisor yang bertanggung jawab atas pencatatan piutang berada difungsi administrasi piutang.
Dalam penjualan kredit catatan mutasi piutang harus didasarkan pada dokumen sumber yang lengkap dan diotorisasi oleh pejabat yang berwenang.Dalam pencatatan dijurnal penjualan didasarkan pada dokumen dasar yaitu faktur penjualan kredit yang telah diotoritas oleh bagian perdagangan. Setiap transaksi telah diotoritas dari pihak yang berwewenang dan dicatat sesuai prosedur. Pemberian kredit di PT.Bumi Intan Jaya dilakukan oleh manager operasi. Fungsi ini diberi wewenang untuk menolak pemberian kredit kepada seseorang atau perusahaan berdasar analisis terhadap riwayat pelunasan piutang dimasa lalu.
Pada PT.Bumi Intan Jaya pemisahan tugas sudah sepenuhnya ada, diantaranya yaitu fungsi penagihan disini dilakukan oleh fungsi penagihan kepada pelanggan dan sebagai fungsi penerimaan kas dilakukan oleh kasir, berdasarkan atas daftar piutang yang telah jatuuh tempo. Dengan demikian fungsi penagihan
tidak mungkin melakukan penerimaan kas sebelum jatuh tempo dan menggunakan uang hasil tagih untuk kepentingan pribadi.
Penyajian piutang pada neraca,PT.Bumi Intan Jaya sudah tepat yaitu digolongkan dalam aktiva lancar karena piutang itu dapat dikonversi menjadi kas lebih dari satu tahun. Penyajian piutang dagang PT.Bumi Intan Jaya menyajikan jumlah piutang dagang bersih yang dapat direalisasikan.Perusahaan tidak menyisihkan piutang dagang tak tertagih. Apabila piutang dagang tidak tertagih, sudah jatuh tempo lebih dari satu tahun maka tanggung jawab kepada customer untuk melunasi piutang tersebut.
B.Flowchart Penjualan Kredit Atas Pengendalian Intern Perusahaan
Data nilai penjualan ini diperoleh informasi tentang berapa sebenarnya yang dapat dipasarkan pada tahun-tahun yang akan datang, sebab tidak mungkin perusahaan berproduksi tanpa memperhitungkan faktor-faktor lain seperti persaingan.
Penjualan secara kredit diharuskan adanya pemisahan fungsi bagian- bagian tertentu pada PT.Bumi Intan Jaya, seperti:
Sales/Penjualan Bagian Kredit Faktur
Arsip
Membuat Sales Order Sesuai pesanan Cust
Sales Order
Gudang Bagian Pengiriman Barang diserahkan
kepengiriman
Arsip
Arsip Sumber : PT.Bumi Intan Jaya Cab.Makassar
Tugas dan fungsi dari penjualan kredit atas sistem pengendalian intern meliputi :
1. Bagian Sales/Penjualan
Merupakan fungsi dari pemasaran yang dimana memasarkan produk kecustomer agar dapat membeli produk tersebut.
Mengecek kelayakan kredit konsumen
Invoice
Menyiapkan Barang
Invoice Rangkap 4
Sales Order
Mengecek Kesusaian barang yang diterima dari gudang dengan packing slip
Membuat bukti pengiriman barang /surat jalan
Tugas bagian sales atau penjualan dari flowchart penjualan kredit pada pengendalian intern yaitu membuat sales order atau delivery order sesuai pesanan customer secara manual dengan meminta otoritas kredit dan menentukan tanggal pengiriman barang dan bertanggung jawab dalam tersedianya persediaan untuk memulai purchase order baru dari customer.
2. Bagian Kredit
Merupakan fungsi yang bertanggung jawab untuk meneliti status kredit costumer dan memberikan kecukupan dan kelayakan pemberian kredit.
Tugas bagian kredit dari flowchart yaitu mengecek kelayakan kredit costumer dengan melihat sales order dari bagian penjualan yang dimana apakah telah mencukupi limit dari saldo penjualan kredit.
3. Faktur/Invoice
Merupakan fungsi faktur sebagai menginput dari sales order penjualan apabila sudah ada persetujuan dari bagian kredit
Tugas faktur/invoice yaitu bertanggung jawab sebagai faktur penjualan yang merupakan pembuatan dan penginputan sales order dengan memposting limit kredit costumer apa telah sesuai dengan pengambilan limitnya atau lebih dengan persetujuan bagian kredit.
4. Gudang
Merupakan fungsi yang bertanggung jawab menyimpan dan menyiapkan barang yang dipesan oleh costumer serta menyerahkan barang tersebut kebagian pengiriman.
Tugas gudang yaitu menyiapkan barang sesuai pesanan yang diberikan oleh bagian faktur dengan memperhatikan barang yang akan dikirim apakah sesuai pesanan tersebut sesuai dengan invoice kemudian diarsipkan dan menyerahkan barang tersebut kebagian pengiriman.
5. Bagian Pengiriman.
Fungsi bagian pengiriman ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang atas dasar surat order pengiriman yang diterima dari gudang.
Tugas pengiriman yaitu mengecek kesesuaian barang yang diterima dari gudang dan memperhatikan packing slip dengan adanya bukti pengiriman barang atau surat jalan yang akan diberikan ke customer.
Siklus pendapatan dimulai dengan penerimaan pesanan dari pelanggan.
Bagian pesanan penjualan, yang bertanggung jawab pada pimpinan bagian pemasaran,untuk melakukan proses penjualan secara kredit. Pesanan penjualan mencakup tiga tahap: mengambil pesanan dari pelanggan, memeriksa dan menyetujui kredit pelanggan, serta memeriksa ketersediaan persediaan dan juga menjawab permintaan pelanggan.
1.Mengambil pesanan pelanggan
Pesanan pelanggan dapat diterima dalam berbagai cara : ditoko, melalui surat, melalui telepon, melalui web site, atau melalui tenaga penjualan dilapangan.
Salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi pesanan penjualan adalah dengan mengizinkan para pelanggan untuk memasuki data pesanan penjualan sendiri.