BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
B. Metode Kebijakan akuntansi terhadap Piutang Dagang…
Dalam kebijakan akuntansi , meskipun perusahaan telah berhati-hati dalam mengambil kebijakan kredit (misalnya mengharuskan calon pelanggan untuk memenuhi syarat-syarat tertentu), namun perusahaan tidak dapat menghindarkan adanya piutang yang tidak dapat ditagih. Piutang yang tidak dapat ditagih ini
merupakan konsekuensi logis dari kebijakan kredit. Kerugian yang timbul dari piutang yang tidak tertagih ini oleh akuntansi diakui sebagai kerugian piutang.
Menurut Drs. Slamet Sugiri,MBA,(2002:52) bahwa Terdapat dua metode akuntansi untuk mengakui kerugian piutang yaitu metode cadangan dan metode langsung.berikut adalah penjelasan metode cadangan. Metode langsung tidak dijelaskan, karena merupakan cara yang tidak diterima oleh akuntansi kecuali bila kerugian piutang ini tidak disignifikan.
Metode cadangan ini harus dipakai bila kerugian piutang bersifat material, yang dimana gambaran metode ini yaitu:
1.Piutang yang tidak tertagih ditaksir lebih dahulu.Jumlahnya diakui sebagai kerugian pada periode penjualan.
2.Taksiran kerugian piutang didebit pada rekening kerugian piutang dan kredit pada rekening cadangan kerugian piutang melalui jurnal penyesuaian pada akhir setiap periode,
3.Piutang yang benar-benar tidak dapat ditagih didebit pada rekening cadangan kerugian piutang dan dikredit pada rekening piutang dagang.
a. Dasar-dasar yang digunakan untuk menaksir kerugian piutang
pada penjelasan diatas, jumlah taksiran piutang yang tak dapat ditagih sudah diketahui. Dasar yang digunakan oleh perusahaan untuk menentukan jumlah tersebut.
1)Persentase dari penjualan ( Pendekatan Rugi Laba)
Apabila kita menggunakan dasar ini maka yang akan kita utamakan adalah
“ matching” antara biaya dan pendapatan.Dengan kata lain, kita mengutamakan penentuan jumlah kerugian piutang.Sedangkan jumlah cadangannya hanya merupakan sampingan.
Oleh karena piutang selalu timbul dari penjualan kredit, maka kerugiannya pun harus dihitung dari penjualan kredit.Dasarnya bisa diambildari penjualan kredit bruto dan kredit neto.
2)Persentase dari Saldo Piutang (Pendekatan Neraca)
Menggunakan persentase dari saldo piutang maka yang kita utamakan adalah nilai realisasi kas bersih yang dapat diterima dari piutang.Dengan kata lain, kita menggunakan penentuan jumlah cadangan kerugian piutang.Sedangkan jumlah kerugiannya hanya merupakan sampingan.
Menurut metode ini, saldo rekening cadangan diturunkan dari analisis piutang kepada langganan secara individual.Kita harus menyiapkan sebuah skedul ( sering disebut skedul umur) yang menggolongkan pelanggan berdasarkan waktu belum membayar.Karena tekanannya pada waktu, maka analisis ini disebut “ analisis umur piutang.”
Setelah piutang digolongkana berdasar umurnya, maka kerugian piutang ditentukan dengan cara mengalikan persentase kerugian dengan piutang-piutang menurut golongan tersebut. Persentase kerugiannya ditentukan berdasarkan penagalaman masa lampau.
b. Potongan penjualan.
Dalam penjualan kredit jangka pendek, sering dijumoai syarat 2/10,n/10.
Syarat ini bermakna apabila pembeli membayar dalam masa potongan (10 hari ), ia akan diberi potongan 2 %, batas waktu pembayaran 30 hari.
Apabila ada syarat demikian, maka perusahaan dapat mencatat piutang dan penjualannya sebesar jumlah bruto. Potongan penjualan ini diakui pada waktu perusahaan menerima pelunasan dalam masa potongan.
Pada akhir periode, perusahaan perlu menghitung jumlah piutang yang masih berhak untuk menerima potongan dan mengakuinya melalui jurnal penyesuaian.
c. Retur Penjualan
Perusahaan yang mempraktikan bisnis yang sehat mengijinkan pelanggannya untuk mengembalikan setiap barang yang tidak sesuai dengan pesanan. Bagi penjual, penerimaan kembali barang yang telah dijual merupakan retur penjualan.
Atas dasar diijinkannya retur penjualan, maka pada akhir periode perusahaan perlu menghitung julah retur penjualan yang diperkirakan akan terjadi diperiode berikutnya yang berasal dari penjualan periode sekarang.Jumlah retur ini harus dicadangkan.
Retur penjuaan dilaporkan sebagai pengurang penjualan dilaporan rugi-laba. Sedangkan Cadangan retur penjualan dilaporkan sebagai pengurang piutang dagang di neraca.
d. Penyajian Neraca
Menurut Drs. Slamet Sugiri,MBA,(2002:60)Piutang dagang dilaporkan di neraca dalam kelompok aktiva lancar dengan jumlah nilai realisasi bersih, misalnya sebagai berikut:
Piutang dagang xxxx
Dikurangi:
Cadangan kerugian piutang xxxx Cadangan potongan penjualan xxxx
Cadangan retur penjualan xxxx xxxx
Nilai Realisasi Bersih xxxx
C.Pengertian Sistem Pengendalian Intern
Berdasarkan uraian diatas membahas piutang dagang yang mengaitkan dengan sistem pengendalian intern,tanpa pengendalian intern pada suatu perusahaan maka akan mengakibatkan resiko kerugian yang sangat besar bagi perusahaan.
Diagram Flowchart Pengendalian Intern
Pengendalian Intern piutang merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengawasi piutang dagang.Pengendalian Interen piutang dagang mengharuskan adanya persetujuan pemberian kredit yang baik,pengiriman barang yang sesuai,penyimpanan dan penerimaan faktur,verifikasi faktur dan berakhir dengan piutang dagang . Teknik pengendalian piutang sangat diperlukan untuk meningkatkan efisiensi sebagai pedoman untuk memperbaiki kebijaksanaan kredit dan penagihan piutang.
Dalam melakukan pengendalian intern piutang harus dilakukan pemisahan tugas antara bagian penjualan kredit dan bagian pencatatan pengendalian intern piutang meliputi:
(1). Pemberian Kredit
Menurut Tjoekem (2000:94) disebut dengan prinsip 5C yaitu sebagai berikut:
a). Character
Adalah tabiat serta kemampuan permohonan untuk memenuhi kewajiban. Perlu diketahui tentang kebiasaan,kepribadian,cara hidup dan keadaannya.
b). Capacity
Adalah kemampuan langganan untuk membayar kewajibannya tepat waktunya.
c). Capital
Adalah penilaian sumber-sumber financial dari perusahaan langganan ditujukan melalui neraca perusahaan.
d). Conllateral
Adalah pencerminan aktiva perusahaan langganan sebagai jaminan kemampuan kredit yang diberikan kepada perusahaan tersebut.
e).Condision
Adalah berhubungan dengan penilaian kemungkinan untuk mengadakan pembatasan atau ketentuan terhadap perpanjangan kredit untuk perkiraan yang diragukan.
(2). Penagihan (Collections)
Pengendalian penagihan dimaksudkan untuk mengetahui apakah aktivitas penagihan dilakukan oleh penagihan semestinya. Dinyatakan bahwa tujuan bagian penagihan selain mengumpulkan piutang, bagian penagihan piutang juga bertujuan menjaga nama baik pelanggannya. Perusahaan dapat menggunakan beberapa media sebagai alat untuk melakukan penagihan, terdiri atas tiga bagian yaitu:
(a). Dengan menggunakan jasa pos dan telekomunikasi.
(b). Penagihan dilakukan secara langsung oleh perusahaan.
(c).Penagihan dilakukan oleh badan lain diluar perusahaan.
Penggunaan berbagai media penagihan itu, pada akhirnya diharapkan agar dapat memperoleh hasil berupa pelunasan piutang. Hasil penagihan ini akan menunjukkan berhasil tidaknya bagian penagihan melaksanakan tugasnya.
(3). Sistem Pengendalian Intern atas Piutang
Menurut Firdaus (2001:146) beberapa aspek dari pengendalian interen yang baik atas piutang adalah sebagai berikut:
a.Memisahkan fungsi-fungsi atau bagian yang menangani transaksi penjualan (operasi) dari fungsi akuntansi untuk piutang.Dengan demikian pegawai yang menangani akuntansi untuk piutang dagang tagih tidak boleh dilibatkan dengan aspek operasi seperti menyetujui kredit.
b.Pegawai yang menagani akuntansi piutang harus dipisahkan dari fungsi penerimaan hasil tagihan piutang.
c.Semua transaksi pemberian kredit, pemberian potongan dan penghapusan piutang harus mendapatkan persetujuan dari pejabat yang berwenang.
d.Piutang harus dicatat dalam buku-buku tambahan piutang. Total dari saldo buku-buku tambahan ini harus dicocokkan. Dengan buku besar yang bersangkutan, paling tidak sebulan sekali. Disamping itu pada akhir bulan para pelanggan (debitur) harus dikirmkan surat penyataan piutang.
e.Perusahaan harus membuat daftar piutang berdasarkan umurnya.
Sistem pengendalian intern piutang meliputi langkah-langkah atau prosedur diamana antara satu dengan yang lainnya saling berkaitan untuk mengendalikan dan untuk mengamankan piutang.
(4). Klasifikasi Piutang.
Menurut Firdaus (2001:145) menyatakan bahwa : “ penggolongan piutang yang dimiliki oleh perusahaan dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu piutang usaha dan piutang lain-lain.
Piutang usaha yaitu klaim terhadap pelanggan yang timbul sebagai akibat penjualan barang dan jasa dalam kegiatan bisnis normal dan pinjaman yang diberikan oleh lembaga keuangan.
Piutang Usaha digolongkan kedalam dua kelompok, yaitu:
a).Piutang dagang,
Yatu janji lisan dari pembeli untuk membayar barang dan jasa yang dijual, biasanya ditagih dalam waktu 30 sampai 60 hari. Piutang ini dikelompokkan kedalam aktiva lancar karena piutang dagang dilunasi dalam jangka waktu kurang dari satu tahun.
b).Piutang Lain-Lain
Yaitu piutang yang timbul dari berbagai transaksi dan dapat berupa janji tertulis baik untuk membayar ataupun mengirim.
D. Pengertian Investasi Rata-Rata Dalam Piutang ( Avarage Investment)
Dalam rangka usaha untuk memperbesar volume penjualannya kebanyakan perusahaan besar menjual produknya dengan kredit. Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas, tetapi menimbulkan piutang langganan dan barulah kemudian pada hari jatuhnya terjadi aliran kas masuk ( cash inflow) yang berasal dari pengumpulan piutang tersebut. Dengan demikian maka piutang (receivables) merupakan elemen modal kerja yang juga selalu dalam keadaan berputar secar terus-menerus dalam rantai perputaran modal kerja, yaitu: Kas ---> Inventory ---> Piutang ---> Kas. Dalam keadaan yang normal dan di mana penjualan pada umumnya dilakukan dengan kredit, piutang mempunyai tingkat likuiditasnya yang lebih tinggi dari pada inventory. Akuntansi dalam piutang merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan yang menjual barang atau jasa dengan kredit dan manajemen piutang menyangkut masalah pengendalian jumlah piutang, pengendalian pemberian dan pengumpulan piutang, serta evaluasi terhadap politik kredit yang dijalankan oleh perusahaan.
Pengertian Average Investment menurut Syafaruddin Alwi (1991:54) sebagai berikut: Average Investment merupakan investasi dalam piutang rata-rata, menunjukkan besarnya dana yang tertanam di dalam piutang dalam satu kali perputaran.
Besar kecilnya dana yang tertanam tersebut, tergantung kepada jumlah penjualan yang dilakukan dan lamanya periode kredit. Semakin lama periode kredit berlangsung, semakin besar dana yang tertanam dalam piutang untuk satu
kali perputaran, demikian pula sebaliknya. Oleh sebab itu perusahaan sangat berkepentingan terhadap kecepatan perputaran piutang atau receivable turn over.
Kecepatan perputaran piutang dipengaruhi oleh usaha yang dilakukan oleh perusahaan agar periode kredit yang ditetapkan dapat dipatuhi oleh langganan.
Untuk mempercepat perputaran harus diusahakan agar langganan membayar sebelum periode kredit yang telah ditetapkan berakhir.
E. Pengertian Biaya Tambahan Investasi ( Cost Of Marginal Investment)
Pengertian Cost of Marginal Investment menurut Syafaruddin Alwi (1991:55), adalah sebagai berikut: Cost Of Marginal Investment adalah besarnya biaya sebagai akibat tambahan dana dalam piutang.
Adanya keterlambatan dalam pengumpulan piutang dari periode yang telah ditargetkan, akan mengakibatkan tambahan dana atau marginal investment.
Tambahan dana ini menimbulkan biaya seandainya harus dibelanjai dengan pinjaman. Biaya sebagai akibat tambahan dana dalam piutang dapat ditentukan dengan mengalihkan rate of return yang diharapkan dengan besarnya tambahan dana tersebut. Perpanjangan periode kredit dapat diterima jika dengan tambahan tersebut dapat menaikkan penjualan sehingga tambahan profit yang diperoleh masih lebih besar dari pada cost of marginal investment.
Perusahaan dalam kegiatannnya untuk menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan manusia, tidak terlepas dari adanya pengorbanan-pengorbanan yang berupa pengorbanan factor-faktor produksi. Pengorbanan factor-faktor produksi didalam setiap proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa harus
diketahui berapa jumlahnya, untuk itu sebelum proses produksi dimulai terlebih dahulu faktor –faktor produksi harus dianalisis secara cermat, untuk mengetahui seberapa besar jumlahnya.Hal ini dimaksudkan agar pengorbanan-pengorbanan itu tidak melebihi yang seharusnya, sehingga kuantitas perusahaan dapat terjamin.Dengan kata lain perusahaan itu akan berproduksi bila hasil yang diperoleh dari penjualan produksinya lebih tinggi dari pada pengorbanan yang dilakukan didalam menghasilkan barang dan jasa tersebut.
Sebagaimana halnya manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari selalu disertai pengorbanan-pengorbanan, baik berupa pengorbanan pikiran dan tenaga maupun pengorbanan material untuk mendapatkan barang-barang atau jasa-jasa yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.Demikian pula halnya dengan rumah tangga perusahaan yang melakukan kegiatan produksi memerlukan pengorbanan-pengorbanan berupa pengorbanan faktor-faktor produksi.dan nilai dari suatu pengorbanan faktor-faktor produksi itulah yang disebut sebagai biaya atau cost.
F. Kerangka Pikir
Perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang pertanian adalah perusahaan agrobisnis yang keuntungannya dari penjualan dan memberikan penjualan secara kredit.
Semakin besar jumlah piutang tak tertagih semakin besar pula kerugian yang ditimbulkan oleh perusahaan.Oleh karena itu piutang- piutang dagang tertagih ataupun tidak tertagih dibuatkan sistem pengendalian interen (SPI) agar
PT.Bumi Intan Jaya Makassar
Sistem prosedur penjualan
Penjualan kredit (piutang dagang)
Evaluasi dari analisis sistem pengendalian interen atas piutang
dagang dalam perusahaan
dapat mengontrol piutang-piutang tersebut.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar kerangka pikir berikut ini.
Gambar 1.Kerangka Pikir
G.Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka hipotesis ini adalah masih belum berjalan dengan baik dan lancar pada piutang dagangnya, oleh karena itu perlu adanya sistem pengendalian interen atas piutang dagang yang dapat meningkatkan kelancaran usaha perusahaan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu penelitian
Dalam penulisan ini, penulis mengadakan penelitian ke PT.Bumi Intan Jaya Makassar, yang berlokasikan di Jl.Ir.Sutami No.03. Dalam hal ini penulis mengadakan studi kasus keperusahaan tersebut, untuk itu penulis menjadikannya sebagai obyek penelitian dalam studi kasus diatas.Waktu penelitian dimulai setelah usulan proposal ini disetujui atau dalam waktu dua bulan yaitu dimulai pada tanggal 14 april 2014 sampai dengan 09 juni 2014.
B. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah melalui:
1.Penelitian lapangan, yakni suatu bentuk penelitian yang dilakukan dengan cara mengunjungi perusahaan secara langsung, guna mendapatkan data dan informasi yang lengkap sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Seperti halnya data tentang neraca per tahun dari perusahaan yang bersangkutan, laporan Rugi Laba per tahun dan lain yang dianggap perlu.
2.Penelitian kepustakaan, yakni suatu bentuk penelitian untuk memperoleh data pada berbagai literatur, surat kabar, dan buku-buku yang dapat digunakan sebagai landasan teoritis termasuk referensi bahan kuliah untuk mendukung penulisan ini.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah:
1.Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang diperoleh berdasarkan angka-angka yang terdiri dari neraca dan laporan rugi laba.
2.Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang diperoleh dalam bentuk informasi baik yang berbentuk lisan maupun secara tertulis, dan data yang dimaksud bukan dalam bentuk angka-angka. Data ini berupa sejarah terbentuknya perusahaan, struktur organisasi, dan lain-lain.
Sumber data yang digunakan ada 2 (dua), yaitu:
a.Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan melalui responden secara langsung. Data primer merupakan data yang belum pernah dipublikasikan.
Di dalam mencari data primer digunakan cara :
1).Interview, yaitu dengan mengadakan wawancara dengan karyawan dan pimpinan perusahaan.
2).Observasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung di dalam perusahaan untuk mengetahui cara kerja maupun prosedur sistem yang sedang berjalan.
b.Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan melalui perusahaan. Untuk mendapatkan data sekunder digunakan :
(1).Dokumen-dokumen perusahaan yang ada hubungannya dengan penyusunan penulisan ini.
(2).Literatur, yakni diktat atau buku-buku yang tersedia diperpustakaan yang sesuai dengan masalah yang dihadapi.
D.Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi adalah semua unit analisis yang ingin diteliti dalam suatu penelitian, baik lembaga atau atau instansi/organisasi dalam wujud manusia.
Menurut Sugiyono(2007:90) Populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas:obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Populasi penelitian ini adalah customer selaku pelanggan PT.Bumi Intan Jaya Makassar.Alasan pelanggan menjadi populasi karena topik yang dibahas
adalah pengendalian interen atas piutang dagang.yang dimana ada sebagian customer selaku pelanggan yang tagihannya overdue.maka populasi diperkirakan 5 orang dalam sebulan dan 25 orng dalam setahun.
2.Sampel
Menurut Sugiono (2007:91) mengemukakan bahwa “Sampel adalah sebagian dari sejumlah dari karakteristik yang dimliki oleh populasi tersebut”.
Sampel ini merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti guna menarik kesimpulan terhadap permasalahan penelitian.Adapun jumlah sampel yang diambil berdasarkan jumlah customer pelanggan PT.Bumi Intan Jaya yang dapat dilihat dari penjualannya dan kegiatan pembayarannya.
E. Metode analisis
Data yang berhasil dikumpulkan akan dikelompokkan dan diolah, kemudian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang dimana merupakan analisis perputaran piutang yaitu dengan membandingkan tingkat perputaran piutang dan periode rata-rata pengumpulan piutang dan investasi yang tertanam pada piutang, serta analisis umur piutang (rincian unur piutang).
Menurut Albertus Karjono (2012:02) menyatakan bahwa:
1.Tingkat Perputaran piutang
Tingkat perputaran piutang rata-rata dapat dihitung berdasarkan hasil penjualan kredit. Adapun rumusnya sebagai berikut:
Rumus :
=……kali
Rata-rata piutang =
2.Periode Pengumpulan Piutang
Periode pengambilan piutang menunjukkan berapa lama piutang tersebut mempunyai nilai rata-rata tidak tertagih.Adapun rumusnya sebagai berikut:
Rumus:
=….hari
F. Definisi Operasional
Untuk memudahkan penulisan ini maka,dikemukakan definisi operasional sebagai berikut:
1.PT.Bumi Intan Jaya adalah perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang agro bisnis pertanian yang dimana kegiatan perusahaan sangat meninjau dari segi penjualan dengan memberikan kredit.
2.Pemberian kredit pada customer adalah salah satu usaha untuk meningkatkan penjualan dengan pendapatan perusahaan.
3.PT.Bumi Intan Jaya juga memberikan pelayanan bagi customer yang pengambilan barangnya tidak eceran akan dikenakan program diskon, tergantung dari barang tersebut yang diambilnya.
4.Sistem Pengendalian Intern dalam perusahaan merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengawasi piutang dagang, karena tanpa pengendalian intern pada suatu perusahaan akan mengakibatkan kerugiaan yang sangat besar.
5.Piutang dagang adalah tagihan yang sifatnya terbuka, yang dimana tagihan ini tidak disertai instrumen kredit.Piutang dagang berasal dari penjualan barang dagangan secara kredit.
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A.Sejarah Singkat PT.Bumi Intan Jaya
PT.Bumi Intan Jaya merupakan perusahaan nasional yang bergerak dibidang agrochemicals,agricultural equipment supplies dan juga salah satu pelaku pembangunan pertanian,melihat potensi yang besar dibidang agribisnis , ingin turut serta memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia utamanya disektor pertanian dan perkebunan. Selain itu, bersama-sama dengan para petani, pengguna dan pemerintah, kami ingin turut serta membantu meningkatkan produktivitas pertanian diindonesia.
PT.Bumi Intan Jaya Ini disusun dengan tujuan untuk memperkenalkan perusahaan kami kepada para pelanggan yang terdiri dari perkebunan,dealer,dan kios untuk lebih mengenal kami dan produk-produk yang kami distribusikan saat ini.
PT.Bumi Intan Jaya Berdiri telah berdiri sejak September 2002, dan memiliki 10 Cabang 106 karyawan, termasuk Cabang Makassar yang memiliki 12 karyawan sesuai dengan posisi dan tugas masing-masing,dimana dipimpin oleh seorang pengusaha bernama Agus Salim Lim. Perusahaan ini dibentuk dimakassar pada tanggal 03 September 2006. Perusahaan ini lama kelamaan mengalami perkembangan dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang membutuhkannya,dengan tanda daftar usaha perdagangan dengan nomor:
790/20-23/TDUP/VI/2006.Dan nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) : 02.049.443.1.801.001.
Perusahaan perdagangan didirikan atas gagasan seorang pengusaha yang berdomisili dimakassar dan sekaligus diangkat menjadi pimpinan pada PT.Bumi Intan Jaya Makassar.Karena kejeliaanya melihat dan memonitor perkembangan perekonomian khususnya dibidang perdagangan bagian pertanian dimakassar.Maka dia berkeinginan untuk lebih mengembangkan usahanya yang mempunyai tujuan utama untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Sejak berdirinya perusahaan ini sampai sekarang banyak mengalami perkembangan, hanya saja pada tahun 2009 mengalami perkembangan yang .bergerak dibidang tersebut, sehingga persaingan bertambah ketat.Dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, PT.Bumi Intan Jaya dilengkapi dengan berbagai sarana dan fasilitas seperti:
a. Kantor Kerja b. Kantor Gudang
c. Kendaraan empat roda dua unit d. Truk dua unit
e. Peralatan Kantor
PT.Bumi Intan Jaya Memiliki Visi Dan Misi dalam pencapaian sistem pertanian berkelanjutan industriyang mampu menyelesaikan dan menjaga pasokan pangan nasional serta kesejahteraan petani, oleh karena itu visi PT.Bumi Intan Jaya adalah:
1. Untuk menjadi distributor paling kompetetif dan efisien.
2. Untuk memiliki beberapa sumber daya manusia yang profesional dan terpercaya dengan memberikan pelatihan yang berkesinambungan.
3. Untuk memberikan produk nasional ekslusif yang diberikan oleh kepercayaan dari para pelaku
4. Untuk Menghargai Sumber Daya Manusia berdasarkan tanggung jawab,dedikasi, dan loyalitas.
Misi PT. Bumi Intan Jaya untuk menjadi perusahaan agrokimia/agronomist terkemuka di indonesia dan dipercaya oleh seluruh dunia.
B.Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi yang dibuat oleh suatu perusahaan merupakan kerangka yang menunjukkan pekerjaaan, wewenang dan tanggung jawab dari setiap pimpinan dan karyawan perusahaan untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Dengan adanya pemisahan dan hubungan pekerjaan tersebut dimaksudkan untuk mencegah terjadinya penyelewengan-penyelewengan pada perusahaan perdagangan. Pimpinan adalah pemiliknya sendiri yang secara langsung memimpin kegiatan-kegiatan perusahaan dan menentukan kebijaksanaan perusahaan baik yang bersifat intern maupun yang bersifat ekstern.
Dalam usaha untuk mencapai suatu tujuan organisasi perusahaan atau lembaga apapun, struktur organisasi memegang peranan penting dan tidak boleh diabaikan. Oleh karena itu setiap perusahaan tidak boleh mempunyai kesamaan antara satu dibandingkan dengan yang yang lain baik dalam hal besar dan luas
usahanya, jumlah karyawan, kualitas dan jenis usaha yang diperlukan oleh masing-masing perusahaan yang bersangkutan, mengakibatkan struktur organisasi perusahaan yang sesuai untuk setiap perusahaan juga tidaklah sama.
Walaupun perusahaan ini sudah beroperasi beberapa tahun rupanya prinsip-prinsip organisasi yang merupakan suatu syarat suksesnya perusahaan seperti dikemukakan di atas belum diperhatikan secara serius.
Walaupun perusahaan ini sudah beroperasi beberapa tahun rupanya prinsip-prinsip organisasi yang merupakan suatu syarat suksesnya perusahaan seperti dikemukakan di atas belum diperhatikan secara serius.