• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

F. Manfaat Penelitian

Penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang bersangkutan seperti:

1. Manfaat Teoritis a. Bagi Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan, menambah wawasan serta memberikan informasi mengenai fitur layanan, kepercayaan dan keamanan terhadap minat generasi milenial menggunakan internet banking.

b. Bagi Penulis

Penelitian ini memberikan manfaat bagi penulis dalam pemahaman yang lebih mendalam mengenai perbankan khususnya pada perbankan syariah terhadap peminat generasi milenial menggunakan internet banking dan juga menambah keilmuan dan memberi bahan masukan kepada peneliti selanjutnya.

2. Manfaat Praktisi a. Bagi Perbankan

Penelitian ini sebagai bahan informasi yang dapat digunakan oleh pihak perbankan syariah dimasa yang akan datang. Dan diharapkan dapat memberikan evaluasi bagi para praktisi perbankan syariah dalam pengembangan perbankan syariah kedepannya agar lebih memperhatikan pengaruh fitur layanan, kepercayaan dan keamanan terhadap minat generasi milenial menggunakan internet banking.

14 b. Bagi Masyarakat

Dapat memberikan informasi kepada masyarakat umum ketika menggunakan layanan perbankan syariah khususnya internet banking.

dan masyarakat juga memiliki gambaran bagaimana layanan internet banking tersebut yang akan menjadi bahan masukan dalam menggunakan internet banking.

15 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Terkait Dengan Variabel Penelitian 1. Minat

Suatu objek terhadap minat seseorang akan lebih kelihatan apabila objek tersebut berkaitan dengan keinginan dan kebutuhan seseorang yang bersangkutan sesuai dengan sasaran. Pada dasarnya minat adalah suatu hubungan akan penerimaan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin dekat dan kuat hubungan tersebut, maka semakin besar pula minat (Slameto, 2010:180).

Menurut Pramono (2012:136) minat adalah suatu proses dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh konsumen atas rasa lebih suka dan rasa ketertarikan terhadap suatu barang atau jasa atas pertimbangan. Dalam proses pengambilan keputusan ada beberapa tahap yang umumnya dilakukan oleh seseorang yaitu proses informasi konsumen dan pengenalan kebutuhan. Menurut Nursiah (2017:43) minat perilaku (behavioral) adalah perilaku seseorang untuk melakukan suatu keinginan (minat) tertentu. Bahwa minat seseorang ini berarti, untuk melakukan perilaku yang diprediksi oleh sikapnya terhadap perilakunya dan jika dia melakukan perilaku tersebut maka dia berfikir bagaimana orang lain akan menilainya. Jadi minat seseorang terhadap suatu perilaku dan seseorang melakukan perilaku itu pasti dilandasi dengan rasa senang dan apabila timbul rasa senang, maka seseorang akan secara konsisten menggunakannya dimasa yang akan datang.

Suatu hal atau aktivitas yang timbul rasa senang dan rasa ketertarikan tanpa ada yang menyuruh. Yudrik (2011:63) minat ialah perhatian individu terhadap dorongan yang menyebabkan terikatnya pada objek tertentu seperti pelajaran, benda, pekerjaan dan orang. Minat berhubungan dengan suatu hal yang menguntungkan dari aspek afektif, kognitif, dan motorik yang merupakan sumber motivasi ketika

16

melakukan apa yang diinginkan dan dapat menimbulkan kepuasan bagi dirinya. Kesenangan dari minat merupakan sifatnya yang sementara.

Adapun minat yang bersifat tetap (persistent) didalamnya ada unsur memberikan kepuasan dan memenuhi kebutuhan. Semakin kuat minat tersebut maka akan semain sering minat diekspresikan dalam kegiatan, sebaliknya jikalau minat tidak ada kesempatan untuk mengekspresikannya maka minat akan menjadi pupus.

Dari pengertian minat diatas dapat disimpulkan bahwa, masing-masing individu dari minat akan muncul ketika dihadapkan pada beberapa pilihan seperti aktivitas, benda atau hal tertentu yang kemudian untuk menentukan satu pilhannya. Sehingga suatu hal dapat dikatakan seseorang berminat apabila mereka memperhatikan hal tersebut secara konsisten dengan rasa senang karena menyukainya dan memiliki rasa ketertarikan terhadapnya tanpa adanya paksaan dari orang lain.

Langkah pertama yang dilakukan oleh pemasar yang berkaitan dengan minat adalah mengestimasi jumlah konsumsi yang mempunyai potensi dalam berminat untuk membeli barang atau jasa yang dihasilkan (Suharno dan Sutarso 2010:4). Sedangkan menurut Saifuddin (2010:35) suatu tindakan dari minat dapat dilakukan sebagai hasil sikap dan keyakinan normatif, keyakinan mengenai perilaku yang bersifat normatif dan motivasi untuk bertindak sesuai dengan harapan normatif tersebut membentuk norma subjektif dalam diri individu maka disaat itulah dia akan berminat untuk menggunakan lagi dan akan merasa datangnya kepuasan. Manusia ketika sesudah memilih dan menentukan akan mengambil keputusan dan memberi penilaian.

Minat merupakan keinginan individu untuk melakukan perilaku tertentu sebelum perilaku tersebut dilaksanakan. Melakukan sesuatu tindakan yang menentukan adanya minat apakah kegiatan tersebut akhirnya dapat dilakukan. Menurut Sudarsono dalam Smadi (2012), dapat digolongkan faktor-faktor yang menimbulkan minat sebagai berikut:

17

a. Faktor kebutuhan dari alam. Kebutuhan disini dapat berupa kebutuhan yang berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan.

b. Faktor motif sosial. Dalam diri seseorang minat dapat didorong oleh motif sosial yaitu kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan, pengakuan, dari lingkungan dimana ia berada.

c. Faktor emosional. Faktor ini merupakan perhatian dalam menaruh ukuran intensitas seseorang terhadap sesuatu kegiatan atau objek tertentu.

Menurut Ferdinand (2014) terdapat empat indikator minat, sebagai berikut:

1) Minat Transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk.

2) Minat Referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain.

3) Minta Preferensial, yaitu perilaku yang menggambarkan minat seseorang yang memiliki preferensi utama terhadap produk tersebut.

Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.

4) Minat Eksploratif, yaitu perilaku seseorang yang menggambarkan minat ini untuk selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.

2. Fitur Layanan

Perlu adanya fitur jasa atau jenis fasilitas yang baik untuk konsumen dalam mendukung suatu kinerja bisnis. Suatu produk di fitur dapat dikatakan sebagai aspek sekunder. Terlebih lagi apabila berkaitan dengan teknologi informasi. Menurut Kotler dan Amstrong dalam Ardy (2013:3) fitur adalah sebagai sarana kompetitif dalam bersaing yang membedakan produk perusahaan dengan yang lain. Dari produk pesaing, perusahaan dapat menciptakan diferensiasi produknya melalui fitur.

18

Produk yang ditawarkan dengan fitur sebagian besar berbeda sesuai dengan kelengkapan fungsi dasar produk (Kotler dan Keller, 2012:332).

Menurut Schmitt (2010:45) karakteristik fitur merupakan fungsi dasar suatu produk. Perbandingan dan perbedaan fitur didalamnya konsumen dapat melihat berbagai macam produk yang serupa, misalnya kelengkapan fitur, keistimewaan dan kecanggihan yang menonjol di suatu produk dari satu fitur dengan produk lain. Karena fitur ini menjadi alasan konsumen dalam memilih suatu produk, maka bagi pemasar tradisional yaitu alat kunci yang membedakan satu produk dengan produk pesaing yang lain. Kemanfaatan dan fungsional fitur sering diasosiasikan dengan suatu produk. Menurut Dewi dan Jatra (dalam Silvia, 2019:313) dalam menyempurnakan fungsi produk, fitur merupakan karakteristik tambahan yang dirancang untuk menambah ketertarikan konsumen terhadap produk. Untuk menjadi produsen awal yang dibutuhkan dan dianggap bernilai dapat mengenalkan fitur baru menjadi salah satu cara yang paling efektif ketika bersaing.

Menurut Lidya (2018) faktor kepercayaan dalam e-commerce adalah perkiraan pandangan konsumen dimana mereka percaya dapat melakukan transaksi online secara konsisten dan lengkap sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan. Konsep kepercayaan disini dimana kepercayaan pada penyelenggaraan transaksi online (banking/retauler/produsen) dan kepercayaan yang terdapat didalam internet banking dengan kelengkapan fitur layanan. Penyelenggara transaksi online yang harus dilakukan dengan upaya tinggi agar kepercayaan konsumen semakin tinggi, karena untuk melakukan transaksi secara online atau tidak kepercayaan mempunyai pengaruh besar pada niat konsumen untuk melakukannya.

Menurut Poon (2011), ada beberapa konstruk yang dapat dijadikan indikator ketersediaan fitur (feature availability) didalam suatu internet banking yaitu:

19

a. Kemudahan akses informasi tentang produk dan jasa

Para pengguna fitur layanan dapat memberikan kemudahan terkait produk dan jasa dalam mengakses informasi.

b. Keberagaman layanan transaksi

Fitur layanan yang mempunyai keragaman yang disediakan untuk proses dalam melayani transaksi nasabah.

c. Keberagaman fitur

Fitur layanan yang terdapat pada bank dalam sistem informasi mempunyai keragaman fitur yang dapat memudahkan nasabah untuk melakukan transaksi.

d. Inovasi produk

Pada internet banking adanya fitur-fitur tambahan sehingga nasabah berminat menggunakan sistem internet banking yang disediakan oleh suatu bank.

3. Kepercayaan

Jika pelanggan percaya maka kepercayaan ada ketika penyedia layanan jasa dapat dipercaya dan juga mempunyai derajat integritas yang tinggi. Menurut Sunarto dalam Junai (2016) kepercayaan nasabah atau konsumen (custumer beliefs) adalah semua tentang pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen dan semua kesimpulan yang dibuat konsumen tentang atribut, objek, dan manfaatnya. Objek disini dapat berupa orang, produk, perusahaan dan segala sesuatu dimana seseorang memiliki kepercayaan dan sikap. Sedangkan atribut adalah fitur atau karakteristik yang mungkin dimiliki atau tidak dimiliki oleh objek.

Tingkat kepastian konsumen terhadap kepercayaan yang bisa mendorong untuk menggunakan atau membeli produk dengan maksud menghilangkan keraguan ketika cara pemikirannya diperjelas dan berulang-ulang mengingat dari pelaku pasar dan teman-temannya (Kotler, 2007:180). Menurut Lau dan Lee dalam Karsono (2008), mendefinisikan kepercayaan seseorang sebagai kesediaan (willingness)

20

untuk menggantungkan dirinya pada pihak lain dengan risiko tertentu.

Pengalaman masa lalu dan interaksi sebelumnya terbentuk dari kepercayaan konsumen.

Suatu pengalaman konsumsi dapat didefinisikan sebagai perasaan dan kesadaran atas produk atau jasa yang dialami konsumen selama pemakaian (Sunarto, 2006:236). Untuk mengukur kepercayaan dirancang niat terhadap konsumen dalam berbelanja sehingga membantu dalam memprediksi niat konsumen. Selain itu juga dari kejadian dapat mengetahui efek yang mempengaruhi pola belanja (Eriyanto, 2007).

Menurut Daryanto (2013:279) untuk bertingkah laku tertentu kepercayaan melibatkan kesediaan seseorang karena keyakinan mitranya yang akan memberikan apa yang ia harapkan dan suatu harapan yang umumnya dimiliki seseorang dengan kata janji atau pernyataan orang lain yang dapat dipercaya.

Membangun kepercayaan dengan pelanggan membutuhkan waktu yang lama dan hanya berkembang ketika sudah bertemu berulang-ulang kalinya. Yang lebih penting, ketika seorang individu mengambil resiko dalam berhubungan dengan partnernya maka setelah itu kepercayaan akan berkembang. Hal ini menunjukan bahwa membangun hubungan dalam sektor industri tertentu akan dapat dipercaya dan lebih mungkin terjadi. Terutama, dalam melakukan transaksi jangka waktu pendek dan jangka panjang yang melibatkan pengambilan resiko dengan penuh ketidakpastian pelanggan dalam sebuah lingkungan (Donni, 2017:116).

Dalam konteks perbankan, kepercayaan menjadi sumber kekuatan utama yang sangat dibutuhkan nasabah disetiap perusahaan dengan beragam jenis kegiatannya. Dengan kata lain, adanya kepercayaan dari nasabah yang mempercayai bank syariah maka bank syariah dapat maju dan berkembang (Chatra dan Nasrullah, 2008:26). Kepercayaan menjadi bagian penting dalam berjalannya transaksi perbankan dengan menaruh dana yang besar yang dimiliki, maka nasabah menempatkan dananya dengan senang hati untuk dikelola pihak perbankan. Tanpa adanya

21

kepercayaan yang kokoh dan pembuktian-pembuktian dari nasabah lain hal ini tidak dapat terjadi dalam rangka menggunakan layanan perbankan.

Kepercayaan mengindikasikan bank syariah untuk tetap komitmen dan dapat dipercaya dalam menjaga kepentingan bersama dan juga bank syariah dipersepsi tidak semata-mata mengejar kepentingan bisnis (profit oriented), tetapi juga mempertimbangkan kebutuhan dan kepuasan nasabah (Kriyanto, 2008:9). Membangun kepercayaan dalam suatu hubungan sangatlah bermanfaat dan penting, walaupun dalam pihak yang dipercaya tidaklah mudah untuk meraihnya dan perlu usaha bersama. Menurut Papperrs dan Roggers (dalam Siti, 2015:13), faktor-faktor yang sangat mempengaruhi kepercayaan, sebagai berikut:

a. Dalam mengembangkan kepercayaan nilai merupakan hal yang mendasar. Pihak-pihak dalam relationship yang memiliki tujuan, perilaku dan kebijakan yang sama akan mempengaruhi kepercayaan dalam mengembangkan kemampuan.

b. Ketergantungan pada pihak lain mengimplikasikan kerentanan.

Membina relationship dengan pihak yang dapat dipercaya akan mengurangi risiko pihak yang tidak dipercaya.

c. Komunikasi yang teratur dan terbuka. Dalam menghasilkan kepercayaan maka harus dilakukan komunikasi secara teratur dan berkualitas tinggi atau dengan kata lain harus tepat waktu dan relevan.

Komunikasi yang positif dimasa lalu akan menimbulkan kepercayaan dan pada gilirannya menjadi komunikasi yang lebih baik.

Menurut Jasfar (2009:165) kepercayaan yang ada di perusahaan penyedia jasa merupakan hal yang sangat penting, karena perusahaan menjanjikan produk yang tidak perlu dilihat. Ketika seseorang melakukan transaksi menggunakan sistem teknologi internet banking kepercayaanlah menjadi sesuatu yang sangat penting. Dalam perbankan, kepercayaan internet banking memainkan peran yang sangat penting

22

untuk pengguna dan penerima ini didukung oleh pihak perbankan yang mampu menyediakan sistem yang baik.

Kepercayaan mempunyai beberapa manfaat menurut Morgan dan Hunt dalam Kesuma et al., (2015:180) antara lain:

a.) Kepercayaan dapat mendorong pemasaran untuk dapat berusaha dalam menjaga hubungan yang terjalin dengan bekerjasama dengan rekan perdagangan.

b.) Kepercayaan lebih memilih keuangan jangka panjang yang diharapkan dan menolak pilihan jangka pendek dengan mempertahankan rekan yang ada.

c.) Kepercayaan dengan memandang sikap yang bijaksana dalam mendorong para pemasar jika mendatangkan resiko yang besar karena percaya bahwa rekannya tidak akan merugikan pasar.

Menurut McKnight et al., (dalam Jennifer et al., 2014) kepercayaan dibangun ketika kedua belah pihak belum saling mengenal baik dalam interaksi ataupun sedang transaksi. McKnight et al., (2002a) menyatakan bahwa ada 2 dimensi kepercayaan pada teknologi yaitu:

1) Trusting Belief

Trusting belief yaitu sejauh mana seseorang dalam situasi apapun merasa percaya dan yakin terhadap orang lain. Trusting belief adalah persepsi pihak yang percaya (nasabah) terhadap pihak yang dipercaya (bank) yang dimana penjual memiliki karakteristik yang akan menguntungkan konsumen. Mcknight et at., (2002) menyatakan bahwa ada 3 elemen yang membangun trusting belief yaitu benevolence, integrity, competence.

2) Trusting Intention

Trusting intention adalah suatu hal dimana seseorang sengaja dalam situasi apapun siap bergantung kepada orang lain, ini terjadi secara pribadi dan mengarah langsung kepada orang lain. Trusting intention didasarkan pada kepercayaan kognitif seseorang kepada orang lain. Mcknight et al., (dalam Jennifer et al., 2014) menyatakan

23

bahwa ada 2 elemen yang membangun trusting intention yaitu willingness to depend dan subjective probability of depending.

4. Keamanan

Dalam bertransaksi konsep keamanan merupakan hal yang paling penting dan juga salah satu hal yang penting dalam sistem pengadopsian sebuah teknologi informasi. Keamanan informasi adalah bagaimana cara mendeteksi adanya penipuan atau setidaknya mencegah terjadinya penipuan didalam sebuah sistem yang memiliki basis informasi dan informasi tersebut tidak memiliki arti/makna fisik (Ahmad, 2014:5).

Nilai sebuah informasi sangatlah penting yang menyebabkan informasi yang diinginkan seringkali hanya boleh diakses oleh orang-orang tertentu. Jatuhnya informasi ke tangan pihak lain yang dapat menimbulkan kerugian bagi pemilik informasi. Keamanan dari sistem informasi yang digunakan itu harus terjamin dalam batas yang dapat diterima. Keamanan didefinisikan sebagai perlindungan data yang sengaja dilakukan pihak tertentu terhadap kecelakaan maupun penyalahgunaan dengan memodifikasi serta menghancurkannya (Udo, 2011:165).

Menurut Pratama (2015:197) keamanan yaitu hal yang mutlak dalam memberikan kenyamanan pada penggunaan (konsumen) yang disediakan oleh para pelaku bisnis, baik produk, layanan maupun keduanya dan keamanan meningkatkan kepercayaan konsumen (customer trust), yang berujung kepada peningkatan jumlah penjualan.

Suatu produk akan mempengaruhi seseorang terhadap ekspektasi orang tersebut dalam menggunakan produk. Pengembangan dalam produk berbasis teknologi baru menjadikan keamanan merupakan faktor utama yang harus diperhatikan.

Park dan Kim (2006:81) mengatakan bahwa jaminan keamanan dalam pembentukan kepercayaan konsumen memiliki peran yang penting, dengan mengurangi perhatian tentang transaksi yang mudah

24

rusak dan penyalahgunaan data pribadi konsumen. Kemampuan atas transaksi data para pembisnis online dalam melakukan pengontrolan dan penjagaan keamanan pembisnis. Ahmad dan Pambudi (2014) menyatakan keamanan dari sudut pandang konsumen adalah kemampuan dalam penggunaan layanan online untuk terlindunginya informasi atau data para konsumen dari tindak penipuan maupun pencurian. Dengan harapan ketika level jaminan keamanan konsumen dapat diterima dan bertemu, Maka seorang konsumen mungkin akan bersedia membuka informasi pribadinya dan akan memiliki perasaan aman terhadap layanan online.

Menyangkut keamanan perusahaan akan menjadi masalah besar pada sistem informasi, terutama bagi perusahaan perbankan, Berkaitan dengan data-data perbankan yang bersifat sangat rahasia. Dalam hal ini yang dijamin adalah kerahasiaan data pribadi maupun transaksi nasabah.

Menurut Armesh et al., (2010:224) pada konteks internet banking keamanan merupakan ancaman keadaan, kondisi, atau peristiwa yang berpotensi terhadap data atau jaringan ketika tidak bisa mengakses akun atau bisa membuat jaringan mati dan terserang.

Keamanan pada internet banking menyangkut dari hal-hal yang berpotensi menimbulkan kerugian saat bertransaksi menggunakan internet banking, berupaya agar terlindungi data maupun uang nasabah.

Keamanan adalah inti dari sebagian besar transaksi internet dan keamanan merupakan faktor kunci yang menjadi perhatian orang menggunakan internet untuk membeli, karena sebagian transaksi dilakukan di web (Raman dan Viswanathan, 2011:55).

Menurut Raman dan Vishwanathan (2011) terdapat indikator keamanan yang terbagi menjadi 2 yaitu:

a. Kerahasiaan atau Privasi

Kerahasiaan sebagai hak seseorang untuk dibiarkan sendiri dan dapat memiliki kontrol atas aliran dalam pengungkapan informasi

25

tentang dirinya sendiri. Perlindungan data pribadi pelanggan terhadap ancaman keamanan dan kontrol informasi dalam lingkungan online.

b. Jaminan Keamanan

Faktor penentu akan adanya kepercayaan merupakan hal yang penting dalam perlindungan privasi dan data pribadi, karena apabila pengguna merasa keamanan akan privasi dan data pribadinya terancam maka pengguna tidak akan melakukan sebuah transaksi jaringan digital. Salah satu perlindungan privasi dan data pribadi tersebut berkenaan bagaimana data pribadi tersebut akan di proses termasuk data sensitif dari pengguna yang apabila disebarkan ke pihak yang tidak bertanggung jawab akan berpotensi menimbulkan kerugian finansial bahkan mengancam keamanan dan keselamatan pemiliknya.

Ancaman-ancaman yang timbul dari lemahnya perlindungan privasi dan data pribadi tersebut memiliki korelasi garis lurus dengan pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan dari transkasi-transaksi dalam jaringan (online).

Dari indikator-indikator diatas tersebut, khususnya bagi pihak perbankan menjadi perhatian yang sangat penting dalam hal faktor keamanan sehingga nasabah akan merasa puas dan aman dalam menggunakan internet banking.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadikan salah satu referensi penulis dalam melaksanakan penelitian sehingga penulis dapat memperkarya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilaksanakan. Dari penelitian terdahulu penulis tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti judul penelitian penulis. Maka peneliti sajikan dengan ringkas penelitian terdahulu yang berupa beberapa jurnal yang relevan sebagai berikut:

26

Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

1. Widi Yanto, Bersambung ke halaman selanjutnya

27

Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

ISSN: Bersambung ke halaman selanjutnya

28

Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

And

Bersambung ke halaman selanjutnya

29

Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

7. Kharis

Bersambung ke halaman selanjutnya

30

Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

9. Yendra,

Sumber: Jurnal-jurnal terdahulu dan ditelaah peneliti

31

Beberapa hasil penelitian terdahulu diatas yang telah diuraikan secara ringkas, karena penelitian ini dilakukan mengaju pada beberapa penelitian-penelitian sebelumnya dan penelitian-penelitian terdahulu bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya dengan yang akan dilakukan. Untuk penelitian penulisan ini beberapa variabel, sampel, metode pengumpulan data yang digunakan, metode analisis, objek dan waktu penelitian terdapat perbedaan. Penelitian ini lebih difokuskan kepada pengaruh variabel fitur layanan (X1), kepercayaan (X2) dan keamanan (X3) terhadap minat (Y) generasi milenial menggunakan internet banking pada bank syariah. Sehingga dapat dijadikan referensi untuk saling melengkapi.

C. Kerangka Pemikiran

Untuk mengetahui masalah yang akan dibahas, perlu adanya kerangka pemikiran yang menjadi landasan dalam meneliti masalah yang bertujuan untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu penelitian berdasarkan pemaparan studi pustaka dan hasil penelitian terdahulu.

Kerangka pemikiran sangat perlu dikemukakan, kerena merupakan alur pikir dari gagasan penelitian yang mengacu pada kajian teori hingga munculnya variabel-variabel yang digunakan di dalam penelitian. Terdapat serangkaian konsep yang tersusun secara sistematis agar penelitian menjadi baik dilakukan dengan proses data yang telah diolah. Dengan demikian kerangka pemikiran dapat digambarkan berikut ini:

32

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Pengaruh Fitur Layanan, Kepercayaan Dan Keamanan Terhadap Minat Generasi Milenial Menggunakan Internet Banking Pada Bank Syariah

(Studi Kasus Wilayah Tangerang Selatan)

Fitur Layanan (X1)

Uji Kualitas Data:

1. Uji Validitas 2. Uji Reliabilitas

Uji Asumsi Klasik:

1. Uji Normalitas 2. Uji Multikolinearitas 3. Uji Heteroskedastisitas

Regresi Linear Berganda

Uji Hipotesis:

1. Uji Signifikan Parsial (Uji t) 2. Uji Signifikan Simultan (Uji F) 3. Uji Signifikan Determinasi (R2)

Hasil Penelitian dan Interpretasi

Kesimpulan dan Saran

Kepercayaan (X2) Keamanan (X3)

Minat (Y)

Uji Analisis Statistik Deskriptif

33

Berdasarkan gambar 2.1 dapat disimpulkan bahwa penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tiga variabel independen (variabel bebas) terhadap variabel dependen (variabel terikat) yang membuktikan apakah ada atau tidak hubungan fungsional antara tiga variabel independen (X) dengan sebuah variabel dependen (Y). Data yang digunakan dalam penelitian ini dalam bentuk data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner, yang di distribusikan ke generasi milenial menggunakan internet banking.

Pengolahan dan analisis data pada penelitian ini menggunakan metode regresi linear berganda dengan alat bantuan komputer menggunakan program Microsoft Excel 2007, untuk mengelola data karakteristik responden. Setelah data primer dimasukan kedalam file Microsoft Excel, data tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan SPSS versi 22.0 dan di interpretasikan.

D. Keterkaitan Antar Variabel dan Pengembangan Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2018:63). Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data atau kuesioner.

Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis penelitian ini sebagai

Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis penelitian ini sebagai