• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manfaat Penelitian

Dalam dokumen SKRIPSI. Oleh: Angga Setiyawan NIM: (Halaman 26-0)

BAB I PENDAHULUAN

F. Manfaat Penelitian

Ada beberapa manfaat teoretik dan praktis dari penelitian yang dilakukan ini, yaitu:

1. Manfaat Teoretik

a. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoretik untuk peningkatan keefektifan pengajaran guru SMA di Kabupaten Kulon Progo berkaitan dengan kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik-didaktikal dalam bidang literasi media.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu para peneliti selanjutnya dalam mengkaji topik penelitian tentang keefektifan pengajaran guru yang berhubungan dengan kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik-didaktikal dalam bidang literasi media.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Dinas Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai informasi dan pertimbangan dalam penentuan kebijakan untuk peningkatan keefektifan pengajaran guru SMA di Kabupaten Kulon Progo pada masa pandemi.

b. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi, pertimbangan, dan evaluasi untuk meningkatkan kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik-didaktikal dalam bidang literasi media dalam rangka mewujudkan keefektifan pengajaran guru SMA.

c. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai masukan bagi dosen dalam rangka menyiapkan calon guru yang lebih baik, kreatif, efektif, dan efisien sehingga kualitas pembelajaran dapat meningkat.

11 BAB II

KAJIAN TEORETIK

A. Keefektifan Pengajaran

Menurut Supardi (2013:163), efektivitas merupakan wujud usaha dalam menggapai target sesuai kebutuhan dan rencana yang dilakukan lewat kegiatan secara fisik maupun non-fisik untuk mendapatkan hasil yang optimal. Menurut Supardi (2013:164), pembelajaran ialah proses menciptakan lingkungan belajar yang terdapat unsur manusiawi, material, fasilitas, peralatan, dan tertata sesuai kebutuhan peserta didiknya agar dapat mencapai tujuan pendidikan.

Pembelajaran efektif ialah penggabungan dari unsur manusiawi, material, sarana, perlengkapan, serta prosedur ditujukan untuk mengubah sikap peserta didik yang lebih positif serta sesuai dengan kemampuan dan karakter individu untuk mencapai tujuan pendidikan (Supardi, 2013:164-165).

Menurut Suyanto dan Jihad (2013:101), pembelajaran yang efektif terjadi apabila guru bisa membuat kemampuan serta pemikiran peserta didik dari yang susah dipahami menjadi lebih mudah memahaminya. Artinya proses pembelajaran yang efektif tergantung dari pemilihan dan pemakaian metode pembelajaran sesuai karakter individu agar pembelajaran maksimal. Menurut Suyanto dan Jihad (2013:101-102), terdapat dua hal utama yang diperlukan agar tercapai pembelajaran yang efektif yaitu: pertama, ada kegiatan analisis kebutuhan belajar peserta didiknya. Kebutuhan belajar peserta didik yakni bagaimana cara mengetahui hubungan antara kemampuan dan harapan peserta

didik setiap proses pembelajaran dan; kedua, mempunyai gambaran seperti apa sistem ujian yang dipakai. Dari penjelasan kedua hal utama tersebut, pembelajaran dapat efektif apabila kebutuhan belajar peserta didik dan sistem ujian yang dipakai terpenuhi.

Keefektifan pengajaran guru adalah kegiatan yang guru lakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Ko, Sammons, dan Bakkum (2014), keefektifan pengajaran guru mengacu pada indikator sebagai berikut: organisasi, tujuan bersama, iklim kelas, manajemen perilaku, pembelajaran kolaboratif, pengajaran dan pembelajaran yang dipersonalisasikan, membuat tautan menjadi eksplisit, pengajaran dan pembelajaran dialogis, penilaian untuk pembelajaran, pleno, dan pekerjaan rumah.

B. Kompetensi Guru

Menurut Suyanto dan Jihad (2013:39), kompetensi ialah kemampuan yang dimiliki individu yang dapat terlihat dari bentuk pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam pekerjaannya. Menurut Mujahidin (2017:73), kompetensi guru ialah kemampuan seorang guru dalam pemahaman tentang ilmu pengetahuan dan wawasan. Guru harus memiliki ilmu pengetahuan dan wawasan lebih luas, mempunyai sikap yang dapat dijadikan teladan bagi setiap orang yang dididiknya, dan keterampilan dalam proses perilaku yang menunjukkan bahwa dia seorang guru dan sebagai panutan.

Menurut UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, pasal 10, ayat (1), guru wajib menguasai kompetensi-kompetensi sebagai berikut: kompetensi

13

profesional, pedagogik, kepribadian, dan sosial ditempuh melalui pendidikan profesi. Kompetensi profesional adalah kemampuan guru menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian guru yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan bagi peserta didik. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. (Irwantoro dan Suryana, 2016:2).

Menurut Suyanto dan Jihad (2013:43), indikator kompetensi profesional guru yaitu penguasaan materi pembelajaran yang menyeluruh, termasuk penguasaan mata pelajaran sesuai kurikulum serta mahir dalam penstrukturan dan keilmuan. Menurut Suyanto dan Jihad (2013:41), indikator kompetensi pedagogik guru yaitu guru harus paham terhadap peserta didiknya, mampu merancang dan melaksanakan pembelajaran di kelas, mampu mengevaluasi hasil belajar peserta didiknya, dan mampu mengembangkan bakat peserta didiknya.

Kompetensi profesional guru dalam bidang literasi media adalah kemampuan guru menguasai keahlian dan keterampilan teoretik dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media online yang ada. Menurut Simons, Meeus, dan T’sas (2017), kompetensi profesional guru dalam bidang literasi media mengacu pada indikator sebagai berikut: menguasai teknis penggunaan perangkat media, mampu mencari dan memanfaatkan berbagai sumber informasi, mengetahui cara kerja dalam memproduksi berbagai sumber

informasi, mampu mengevaluasi konten/isi media dengan berdasarkan berbagai kriteria, mampu membuat konten media, dan mampu mengomunikasikan dan menyajikan konten menggunakan media.

Kompetensi pedagogik-didaktikal guru dalam bidang literasi media adalah kemampuan guru memahami peserta didiknya, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran di kelas, evaluasi hasil belajar peserta didiknya, dan mengembangkan bakat peserta didiknya dengan menggunakan media online sebagai sarana pendukung dalam pengajaran. Menurut Simons, Meeus, dan T’sas (2017), kompetensi pedagogik-didaktikal guru dalam bidang literasi media mengacu pada indikator sebagai berikut: mengembangkan kompetensi peserta didik dalam menguasai teknis penggunaan perangkat media, mengembangkan kompetensi peserta didik dalam mencari dan memanfaatkan berbagai sumber informasi, mengembangkan kompetensi peserta didik dalam mengetahui cara kerja dalam memproduksi dan mendistribusikan media, mengembangkan kompetensi peserta didik agar mampu mengevaluasi konten/isi media dengan berdasarkan berbagai kriteria, mengembangkan kompetensi peserta didik agar mampu membuat konten media, dan mengembangkan kompetensi peserta didik agar mampu mengomunikasikan dan menyajikan konten menggunakan media.

15

C. Literasi Media

Menurut Buwono dan Dewantara (2020), literasi yaitu kemampuan seseorang dalam menggunakan potensi yang dimiliki dalam dirinya. Menurut Buwono dan Dewantara (2020), literasi media adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan potensi yang dimiliki dari dirinya untuk pemahaman dan pemanfaatan media. Menurut Lestari (2020:36), literasi media adalah pemahaman pada sumber-sumber, teknologi komunikasi sesuai perkembangan zaman, dan dampak penggunaan dari pesan-pesan tersebut.

D. Kerangka Teoretik

1. Hubungan Kompetensi Profesional dalam Bidang Literasi Media dengan Keefektifan Pengajaran Guru

Kompetensi profesional dalam bidang literasi media adalah kemampuan guru menguasai keahlian dan keterampilan teoretik dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media online yang ada. Pada masa pandemi, literasi media online sangat membantu guru untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang tidak bisa dilakukan dengan tatap muka. Literasi media online yang sering digunakan dalam kegiatan pembelajaran jarak jauh (PJJ) antara lain: Google Classroom, Google Form, Google Meet, Whatsapp, Zoom, dan sebagainya, yang dianggap mudah penggunaannya bagi peserta didik maupun guru untuk meningkatkan keefektifan pengajaran.

Keefektifan pengajaran guru adalah kegiatan yang guru lakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Keefektifan pengajaran guru tidak mudah

dicapai saat pandemi Covid-19 atau pembelajaran dilakukan secara jarak jauh (PJJ). Agar pembelajaran efektif, guru harus memiliki kompetensi profesional dalam bidang literasi media. Jika guru memiliki kompetensi profesional dalam bidang literasi media yang baik, maka hal tersebut akan mendukung keefektifan pengajaran guru. Semakin baik kompetensi profesional dalam bidang literasi media, maka pengajaran guru akan efektif.

Penelitian Sirojuddin (2011) menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara kompetensi profesional guru dengan efektivitas proses pembelajaran. Guru harus memberikan bantuan dan menciptakan kegiatan pembelajaran yang menarik dan efektif agar peserta didiknya lebih aktif, kreatif, dan senang di dalam kelas. Caranya dengan memanfaatkan media online yang disediakan sekolah dan membuat peserta didik lebih aktif saat pembelajaran di kelas. Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan hipotesis penelitian ini sebagai berikut:

H1 : Ada hubungan positif kompetensi profesional guru dalam bidang literasi media dengan keefektifan pengajaran guru.

2. Hubungan Kompetensi Pedagogik-Didaktikal dalam Bidang Literasi Media dengan Keefektifan Pengajaran Guru

Kompetensi pedagogik-didaktikal dalam bidang literasi media adalah kemampuan guru memahami peserta didiknya, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran di kelas, evaluasi hasil belajar peserta didiknya, dan mengembangkan bakat peserta didiknya dengan menggunakan media online sebagai sarana pendukung dalam pengajaran. Pada masa pandemi, literasi

17

media online sangat membantu guru untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang tidak bisa dilakukan dengan tatap muka. Literasi media online yang sering digunakan dalam kegiatan pembelajaran jarak jauh (PJJ) antara lain:

Google Classroom, Google Form, Google Meet, Whatsapp, Zoom, dan sebagainya, yang dianggap mudah penggunaannya bagi peserta didik maupun guru untuk meningkatkan keefektifan pengajaran.

Keefektifan pengajaran guru adalah kegiatan yang guru lakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Keefektifan pengajaran guru tidak mudah dicapai saat pandemi Covid-19 atau pembelajaran dilakukan secara jarak jauh (PJJ). Agar pembelajaran efektif, guru harus memiliki kompetensi pedagogik-didaktikal dalam bidang literasi media. Jika guru memiliki kompetensi pedagogik-didaktikal dalam bidang literasi media yang baik, maka hal tersebut akan mendukung keefektifan pengajaran guru. Semakin baik kompetensi pedagogik-didaktikal dalam bidang literasi media, maka pengajaran guru akan efektif.

Penelitian Rusminah dan Dewi (2019) menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara kompetensi pedagogik guru dan kinerja guru TK di Kecamatan Jepara, Kabupaten Kuningan. Apabila kompetensi pedagogik guru TK baik, maka kinerja guru TK juga akan baik. Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan hipotesis penelitian ini sebagai berikut:

H2 : Ada hubungan positif kompetensi pedagogik-didaktikal guru dalam bidang literasi media dengan keefektifan pengajaran guru.

E. Desain Penelitian

Penelitian ini untuk mengetahui hubungan kompetensi profesional guru dan kompetensi pedagogik-didaktikal guru dalam bidang literasi media dengan keefektifan pengajaran guru. Penelitian ini memiliki 2 variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel bebas pada penelitian ini adalah kompetensi profesional guru dalam bidang literasi media dan kompetensi pedagogik-didaktikal guru dalam bidang literasi media. Variabel terikat pada penelitian ini adalah keefektifan pengajaran guru. Hubungan antar variabel tersebut terdapat pada bagan di bawah ini:

Bagan 2.1 Desain Penelitian

Kompetensi Profesional Guru dalam Bidang Literasi Media (X1)

Kompetensi Pedagogik-Didaktikal Guru dalam Bidang Literasi Media (X2)

Keefektifan

Pengajaran Guru (Y)

19 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012:11), penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian berdasarkan pada filsafat positivisme, dipakai untuk meneliti populasi dan sampel, pengumpulan datanya menggunakan instrumen penelitian, analisis datanya bersifat statistik untuk menguji hipotesis yang sudah ditentukan. Dilihat dari sisi tujuan penelitian, penelitian ini adalah korelasional. Menurut Arikunto (2003:326), penelitian korelasional merupakan penelitian untuk melihat ada tidaknya hubungan dan kriteria hubungan antara dua atau lebih variabel dengan tidak mempengaruhi variabel tersebut agar tidak ada pengubahan variabel.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di 4 SMA (2 SMA Negeri dan 2 SMA Swasta) yang terdapat di Kabupaten Kulon Progo, antara lain:

a. SMA Negeri 1 Sentolo terletak di Jl. Sentolo-Muntilan Km 1, Banguncipto, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

b. SMA Negeri 1 Wates terletak di Jl. Terbahsari No.1, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

c. SMA Ma’arif Wates terletak di Jl. Gadingan, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

d. SMA Muhammadiyah terletak di Jl. KH. A. Dahlan, Kecamatan. Wates, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2021.

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah guru di SMA Negeri 1 Sentolo, SMA Negeri 1 Wates, SMA Ma’arif Wates, dan SMA Muhammadiyah Wates Kabupaten Kulon Progo.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah kompetensi profesional guru dalam bidang literasi media, kompetensi pedagogik-didaktikal guru dalam bidang literasi media, dan keefektifan pengajaran guru.

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh guru SMA di Kabupaten Kulon Progo. Jumlah populasi penelitian di Kabupaten Kulon Progo sebanyak 379 guru.

21

2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian ini adalah sebagian guru SMA di Kabupaten Kulon Progo. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 98 guru.

3. Teknik Penarikan Sampel Penelitian

Teknik penarikan sampel yang peneliti gunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling termasuk dalam teknik nonprobability sampling. Menurut Sugiyono (2012:126), purposive sampling adalah metode penarikan sampel yang didasarkan keputusan peneliti mengenai kriteria yang sesuai dengan fenomena apa yang diteliti. Peneliti menetapkan pengambilan sampel pada guru di SMA N 1 Sentolo, SMA N 1 Wates, SMA Ma’arif Wates, dan SMA Muhammadiyah Wates Kabupaten Kulon Progo berdasarkan pertimbangan peneliti telah mengupayakan untuk dapat meneliti guru-guru SMA di Kabupaten Kulon Progo dengan mengurus izin pada sekolah tempat guru bekerja. Namun demikian, selama proses pengurusan perizinan ternyata banyak sekolah yang menolak dengan berbagai alasan. Oleh sebab itulah sampel pada penelitian ini adalah seluruh guru yang bekerja pada keempat SMA tersebut, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1

Jumlah Sampel Penelitian Guru SMA di Kabupaten Kulon Progo

No. Nama Sekolah Jumlah Sampel

1 SMA Negeri 1 Sentolo 39

2 SMA Negeri 1 Wates 33

3 SMA Ma’arif Wates 9

4 SMA Muhammadiyah Wates 17

Jumlah 98

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Kuesioner yang digunakan yaitu kuesioner tertutup. Kuesioner digunakan untuk mendapatkan data tentang kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik-didaktikal guru dalam bidang literasi media dengan keefektifan pengajaran guru. Responden diberi kuesioner melalui link Google Form yang disiapkan peneliti dan responden cukup memilih jawaban yang paling sesuai dengan membubuhkan check list (√).

Kuesioner ini dilakukan pengujian empirik/pengujian di lapangan baik dari sisi validitas dan reliabilitas. Menurut Sugiyono (2012:168), validitas adalah alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data penelitian yang valid. Valid berarti jika butir kuesioner dapat digunakan untuk mengukur apa yang semestinya diukur. Untuk menentukan valid atau tidaknya suatu butir kuesioner dilakukan menggunakan bantuan program IBM SPSS 25 Statistics for Windows.

Jika nilai rhitung ≥rtabel pada taraf signifikan 0,05, maka butir kuesioner dinyatakan valid. Sebaliknya, jika rhitung < rtabel pada taraf signifikan 0,05, maka butir kuesioner dinyatakan tidak valid.

Pengujian validitas butir kuesioner penelitian ini dilakukan pada guru di SMK Negeri 1 Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Jumlah responden 39 guru. Nilai rtabel untuk jumlah responden sebanyak 39 (df pada 39-2 = 37) dengan taraf signifikansi 0,05 yaitu 0,316. Sedangkan rhitung

dihitung menggunakan program IBM SPSS 25 Statistics for Windows. Butir soal atau item instrumen kuesioner dikatakan valid apabila nilai corrected item-total

23

correlation lebih besar daripada rtabel yaitu 0,316. Sebaliknya butir soal atau item instrumen kuesioner dikatakan tidak valid apabila corrected item-total corelation lebih kecil dari nilai rtabel yaitu 0,316.

Berikut ini disajikan hasil pengujian validitas butir soal kuesioner variabel kompetensi profesional guru dalam bidang literasi media:

Tabel 3.2

Hasil Uji Validitas Butir Kuesioner Variabel

Kompetensi Profesional Guru dalam Bidang Literasi Media No. Butir rhitung rtabel Keterangan

1 0,675 0,316 Valid

2 0,772 0,316 Valid

3 0,670 0,316 Valid

4 0,498 0,316 Valid

5 0,772 0,316 Valid

6 0,628 0,316 Valid

7 0,726 0,316 Valid

8 0,382 0,316 Valid

9 0,601 0,316 Valid

10 0,636 0,316 Valid

11 0,766 0,316 Valid

12 0,590 0,316 Valid

Sumber: Lampiran IV, halaman 82

Tabel 3.2 menunjukkan bahwa 12 butir kuesioner pada variabel kompetensi profesional guru dalam bidang literasi media dikatakan valid oleh karena seluruh nilai rhitung (corrected item-total correlation) lebih besar dari nilai rtabel.

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Butir Kuesioner Variabel

Kompetensi Pedagogik-Didaktikal Guru dalam Bidang Literasi Media No. Butir rhitung rtabel Keterangan

1 0,661 0,316 Valid

Sumber: Lampiran IV, halaman 83

Tabel 3.3 menunjukkan bahwa 12 butir kuesioner pada variabel kompetensi pedagogik-didaktikal guru dalam bidang literasi media dikatakan valid oleh karena seluruh nilai rhitung (corrected item-total correlation) lebih besar dari nilai rtabel.

Tabel 3.4

Hasil Uji Pertama Validitas Butir Kuesioner Variabel Keefektifan Pengajaran Guru

No. Butir rhitung rtabel Keterangan

1 0,554 0,316 Valid

25

No. Butir rhitung rtabel Keterangan

14 0,021 0,316 Tidak Valid

Sumber: Lampiran IV, halaman 84

Tabel 3.4 menunjukkan bahwa 24 butir kuesioner terdapat 8 butir soal (butir 2, 3, 5, 10, 14, 18, 23, 24) pernyataan tidak valid. Oleh karena itu dilakukan pengujian validitas yang kedua sebagaimana tersaji pada tabel berikut:

Tabel 3.5

Hasil Uji Kedua Validitas Butir Kuesioner Variabel Keefektifan Pengajaran Guru

No. Butir rhitung rtabel Keterangan

1 0,655 0,316 Valid

Sumber: Lampiran IV, halaman 85

Tabel 3.5 menunjukkan bahwa 16 butir kuesioner memiliki pernyataan valid pada variabel keefektifan pengajaran guru, oleh karena seluruh nilai rhitung

(corrected item-total correlation) lebih besar dari rtabel.

Kuesioner penelitian ini juga dilakukan pengujian reliabilitas. Menurut Sugiyono (2012:4), reliabel artinya data yang berhubungan dengan derajat konsistensi/ketetapan data dalam jangka waktu tertentu. Data yang valid pasti reliabel dan objektif. Suatu instrumen/kuesioner dikatakan reliabel apabila instrumen/kuesioner tersebut dipercaya sebagai alat pengumpulan data yang menyatakan bahwa instrumen baik. Pengukuran uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan rumus Cronbach’s Alpha.

Rumus pengujian reliabilitas sebagai berikut (Arikunto, 2003:236):

r11 = ( k

k − 1) (1 −∑ σb2 σt2 )

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyak soal

∑ σb2 = jumlah varians butir σt2 = varians total

Apabila nilai Cronbach’s Alpha < 0,6, maka hasil pengujian reliabilitas variabel penelitian dikatakan tidak reliabel, begitu pun sebaliknya. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan bantuan program IBM SPSS 25 Statistics for Windows. Berikut ini tersaji hasil pengujian reliabilitas.

27

Tabel 3.6

Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Variabel

Kompetensi Profesional Guru dalam Bidang Literasi Media

Variabel Cronbach’s

Sumber: Lampiran IV, halaman 82

Tabel 3.6 menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha untuk variabel kompetensi profesional guru dalam bidang literasi media sebesar 0,909. Oleh sebab itu kuesioner untuk variabel kompetensi profesional guru dalam bidang literasi media dapat dikatakan reliabel.

Tabel 3.7

Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Variabel

Kompetensi Pedagogik-Didaktikal Guru dalam Bidang Literasi Media

Variabel Cronbach’s

Sumber: Lampiran IV, halaman 83

Tabel 3.7 menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha untuk variabel kompetensi pedagogik-didaktikal guru dalam bidang literasi media sebesar 0,932. Oleh sebab itu kuesioner untuk variabel kompetensi pedagogik-didaktikal guru dalam bidang literasi media dapat dikatakan reliabel.

Tabel 3.8

Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Variabel Keefektifan Pengajaran Guru

Variabel Cronbach’s

Alpha Keterangan Keefektifan Pengajaran

Guru 0,926 Reliabel

Sumber: Lampiran IV, halaman 85

Tabel 3.8 menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha untuk variabel keefektifan pengajaran guru sebesar 0,926. Oleh sebab itu kuesioner untuk variabel keefektifan pengajaran guru dapat dikatakan reliabel.

F. Operasionalisasi Variabel

Tabel 3.9

Kisi-kisi Variabel Kompetensi Profesional Guru dalam

Bidang Literasi Media, Kompetensi Pedagogik-Didaktikal Guru dalam Bidang Literasi Media, dan Keefektifan Pengajaran Guru No. Variabel Definisi

1. Menguasai teknis penggunaan

29

3. Mengetahui cara kerja dalam

No. Variabel Definisi

31

9. Penilaian untuk pembelajaran

G. Teknik Analisis Data 1. Analisis Deskriptif

Data yang telah dikumpulkan dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Menurut Sugiyono (2012:199), deskriptif adalah statistik yang biasanya digunakan untuk menguraikan data yang didapat. Dilakukan dengan cara penggambaran data sebagaimana adanya yang berlaku secara umum.

Pendeskripsian data dilakukan berdasarkan Penilaian Acuan Patokan tipe II atau PAP tipe II.

2. Uji Prasyarat Analisis

Uji prasyarat analisis digunakan peneliti untuk mengetahui data tersebut apakah memenuhi prasyarat untuk dianalisis dalam statistik parametrik. Uji prasyarat analisis dalam penelitian ini adalah uji normalitas.

Uji normalitas adalah pengujian untuk mengetahui data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas bivariat yang dilakukan dengan bantuan program IBM SPSS 25 Statistics for Windows. Apabila nilai R Square lebih dari 0,8, maka dapat dikatakan data berdistribusi normal. Sedangkan apabila nilai R Square kurang dari 0,8, maka dapat dikatakan data tidak berdistribusi normal.

3. Analisis Korelasi

Pengujian hipotesis penelitian ini semula dirancang menggunakan analisis korelasi Product Moment. Menurut Sugiyono (2010:327-328), korelasi Product Moment adalah teknik yang digunakan untuk mencari ada tidaknya hubungan antara dua variabel atau lebih, kriteria data apabila data dari kedua variabel tersebut berbentuk rasio/interval dan berasal dari sumber data yang sama. Namun demikian mengingat distribusi data untuk variabel kompetensi profesional guru dalam bidang literasi media dan keefektifan pengajaran guru dikategorikan cukup (R Square = 0,534) dan distribusi data untuk kompetensi pedagogik-didaktikal guru dalam bidang literasi media dan keefektifan pengajaran guru dikategorikan cukup (R Square = 0,470), maka pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis hipotesis Rank Spearman.

33

Rumus teknik analisis ini adalah sebagai berikut (Arikunto, 2010:329):

rhoXY = 1 − 6 ∑ B2 N (N2 − 1) Keterangan:

rho = koefisien korelasi rank Spearman (tatajenjang)

B = selisih nilai variabel 1 dengan variabel 2. Nilai B bisa dicari dengan mengurangkan bilangan besar dengan bilangan kecil dan setelah dikuadratkan hasilnya pun sama.

N = jumlah responden pemilik nilai

Jika nilai rho negatif berarti hubungan variabel X dengan Y berbanding terbalik. Jika nilai rho positif berarti hubungan variabel X dengan Y searah.

Kriteria korelasi dikelompokkan sebagai berikut: jika 0 < r ≤ 0,199 = sangat lemah; 0,200 < r ≤ 0,399 = lemah; 0,400 < r ≤ 0,599 = cukup; 0,600 < r ≤ 0,799 = kuat; 0,800 < r ≤ 1 =sangat kuat.

Penarikan kesimpulan:

a. Apabila nilai Sig. (1-tailed) ≤ α = 0,025 berarti Ha diterima, artinya ada

a. Apabila nilai Sig. (1-tailed) ≤ α = 0,025 berarti Ha diterima, artinya ada

Dalam dokumen SKRIPSI. Oleh: Angga Setiyawan NIM: (Halaman 26-0)

Dokumen terkait