• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat yaitu : 1. Bagi guru dan peserta didik, yaitu agar dapat menggunakan Lembar Kerja

Peserta Didik yang lebih mendukung pada tahun pelajaran selanjutnya.

2. Bagi pengarang atau penyusun dapat dijadikan masukan untuk lebih teliti dalam menyusun Lembar Kerja Peserta Didik.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka 1. Analisis Kesesuaian

Menurut Johar (2007) analisis kesesuaian adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antara bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Tujuan dilakukannya analisis yaitu untuk mengetahui kebenaran dari suatu rumusan yang saling berhubungan. Analisis juga dapat digunakan untuk melihat kelayakan dari suatu bahan, analisis sangat penting dalam suatu pengkajian karena ingin membuktikan suatu fakta dan bersifat efektif sehingga hasil analisis benar agar bisa digunakan dalam jangka waktu panjang, selain itu juga dapat digunakan sebagai pedoman mengkaji sesuatu.

2. Lembar Kerja Peserta Didik

Lembar Kerja Peserta Didik merupakan salah satu bentuk bahan ajar, dengan bantuan LKPD ini diharapkan bisa lebih mengaktifkan peserta didik karena aktifitas peserta didik bertambah, tidak hanya mendengarkan dan melihat tapi juga bisa melakukan kegiatan yaitu menulis. Lembar kerja peserta didik adalah peserta didik yang digunakan untuk melakukan penyidikan atau pemecahan masalah. Lembar kerja peserta didik biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kerja peserta didik harus jelas Kompetensi Dasar yang akan dicapainya. Lembar kerja peserta didik dapat berupa

panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi.

Menurut Suyitno (2007) Lembar Kerja Peserta Didik merupakan salah satu alternatif pembelajaran yang tepat bagi peserta didik karena LKPD membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis. Menurut Abdul Majid (2011:176) Lembar Kerja Peserta Didik adalah lembaran-lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar Kerja Peserta Dididk berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Tugas yang diperintahkan dalam LKPD harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapai.

Menurut Fahrie (2012) Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) adalah lembaran-lembaran yang digunakan sebagai pedoman di dalam pembelajaran serta berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik dalam kajian tertentu.

Lembar Kerja Peserta Didik memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil yang harus ditempuh. (Trianto, 2013 : 111). Sedangkan menurut Andi Prastowo (2014:204) Lembar Kerja Peserta Didik merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) adalah panduan peserta didik yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah.

a. Tujuan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).

1) Mengaktifkan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran.

2) Membantu siswa mengembangkan konsep.

3) Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan keterampilan.

4) Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses kegiatan pembelajaran.

5) Membantu siswa dalam memperoleh informasi tentang konsep yang dipelajari melalui proses kegiatan pembelajaran secara sistematis.

6) Membantu siswa dalam memperoleh catatan materi yang dipelajari melalui kegiatan pembelajaran.

b. Manfaat Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Menurut Suyono (2008), manfaat LKPD yaitu:

1) Mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar.

2) Membantu siswa dalam mengembangkan konsep.

3) Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan proses belajar mengajar.

4) Membantu guru dalam menyusun pelajaran.

5) Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran.

6) Membantu siswa memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melalui kegiatan belajar.

7) Membantu siswa untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.

c. Pedoman penyusunan Lembar Kerja Peserta Didik

Lembar Kerja Peserta Didik yang baik mempunyai karakteristik tertentu, untuk itu dalam menyusun Lembar Kerja Peserta Didik, harus memperhatikan karakteristik LKPD yang baik. Adapun karakteristik LKPD, menurut Sungkono (2009) adalah:

1) Lembar Kerja Peserta Didik memiliki soal-soal yang harus dikerjakan peserta didik, dan kegiatan-kegitan seperti percobaan atau terjun ke lapangan yang harus peserta didik lakukan.

2) Merupakan bahan ajar cetak.

3) Materi yang disajikan merupakan rangkuman yang tidak terlalu luas pembahasannya tetapi sudah mencakup apa yang akan dikerjakan atau dilakukan oleh peserta didik.

4) Memiliki komponen-komponen seperti kata pengantar, pendahuluan, daftar isi, dan lain - lain.

Menurut Siddiq (2008), penyusunan Lembar Kerja Peserta Didik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

1) Syarat didaktik, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) sebagai salah satu bentuk sarana berlangsungnya proses belajar mengajar haruslah memenuhi persyaratan didaktik, artinya suatu LKPD harus mengikuti asas belajar-mengajar yang efektif, yaitu : memperhatikan adanya perbedaan individual, sehingga Lembar Kerja Peserta Didik yang baik itu adalah yang dapat digunakan baik oleh siswa yang lamban, yang sedang maupun yang pandai, menekankan pada proses untuk menemukan konsep-konsep sehingga LKPD dapat berfungsi sebagai petunjuk jalan bagi siswa untuk mencari tahu, memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa, dapat mengembangkan

kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan estetika pada diri siswa, pengalaman belajarnya ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi siswa (intelektual, emosional dan sebagainya), bukan ditentukan oleh materi bahan pelajaran.

2) Syarat konstruksi, yang dimaksud dengan syarat konstruksi adalah syarat-syarat yang berkenaan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan yang pada hakikatnya haruslah tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh peserta didik. Syarat konstruksi Lembar Kerja Peserta Didik yang baik adalah:

a) Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan peserta didik dan menggunakan struktur kalimat yang jelas.

b) Memiliki taat urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik menghindari pertanyaan yang terlalu terbuka dan tidak mengacu pada buku sumber yang diluar kemampuan keterbacaan peserta didik.

c) Menyediakan ruang yang cukup untuk memberi keleluasaan pada peserta didik untuk menulis maupun menggambarkan pada LKPD, menggunakan kalimat yang sederhana dan pendek, lebih banyak menggunakan ilustrasi dari pada kata-kata.

d) Memiliki tujuan belajar yang jelas serta manfaat dari pelajaran itu sebagai sumber motivasi, mempunyai identitas untuk memudahkan.

e) Syarat teknis, dari segi teknis memiliki beberapa pembahasan yaitu: tulisan merupakan yang menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin atau romawi, menggunakan huruf tebal yang agak besar, bukan huruf

biasa yang diberi garis bawah, menggunakan tidak lebih dari 10 kata dalam satu baris, menggunakan bingkai untuk membedakan kalimat perintah dengan jawaban peserta didik, mengusahakan agar perbandingan besarnya huruf dengan besarnya gambar serasi. Gambar yang baik untuk Lembar Kerja Peserta Didik adalah yang dapat menyampaikan pesan/isi dari gambar tersebut secara efektif kepada penguna LKPD, yang lebih penting adalah kejelasan isi atau pesan dari gambar itu secara keseluruhan.

Penampilan adalah hal yang sangat penting dalam sebuah LKPD. Apabila suatu Lembar Kerja Peserta Didik ditampilkan dengan penuh kata-kata, kemudian ada sederetan pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik, hal ini akan menimbulkan kesan jenuh sehingga membosankan atau tidak menarik. Apabila ditampilkan dengan gambarnya saja, itu tidak mungkin karena pesannya atau isinya tidak akan sampai. Jadi yang baik adalah Lembar Kerja Peserta Didik yang memiliki kombinasi antara gambar dan tulisan.

d. Kriteria Lembar Kerja Peserta Didik

Menurut Endang Widjajanti (2010), aspek-aspek yang harus dipenuhi oleh suatu Lembar Kerja Peserta Didik yang baik yaitu:

1) Pendekatan penulisan adalah penekanan keterampilan proses, hubungan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan kehidupan dan kemampuan mengajak siswa aktif dalam pembelajaran.

2) Kebenaran konsep adalah menyangkut kesesuaian antara konsep yang dijabarkan dalam LKPD dengan pendapat ahli kimia dan kebenaran materi setiap materi pokok.

3) Kedalaman Konsep terdiri dari muatan latar belakang sejarah penemuan konsep, hukum, atau fakta dan kedalaman materi sesuai dengan kompetensi siswa berdasarkan Kurikulum.

4) Keluasan Konsep adalah kesesuaian konsep dengan materi pokok dalam kurikulum, hubungan konsep dengan kehidupan sehari-hari dan informasi yang dikemukakan mengikuti perkembangan zaman.

5) Kejelasan kalimat adalah berhubungan dengan penggunaan kalimat yang tidak menimbulkan makna ganda serta mudah dipahami.

6) Kebahasaan adalah penggunaan bahasa Indonesia yang baku dan mampu mengajak peserta didik interaktif.

7) Evaluasi belajar yang disusun dapat mengukur kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik secara mendalam.

8) Kegiatan siswa yang disusun dapat memberikan pengalaman langsung, mendorong siswa menyimpulkan konsep, hukum atau fakta serta tingkat kesesuaian kegiatan peserta dengan materi pokok.

9) Keterlaksanaan meliputi kesesuaian materi pokok dengan alokasi waktu di sekolah dan kegiatan siswa dapat dilaksanakan.

10) Penampilan Fisik yaitu desain yang meliputi konsistensi, format, organisasi, dan daya tarik buku baik, kejelasan tulisan dan gambar dan dapat mendorong minat baca siswa.

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus (Kunandar, 2011: 263). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas yang dibuat oleh pendidik untuk setiap pertemuan. Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP) merupakan salah satu perangkat pembelajaran yang harus dipersiapkan oleh seorang pendidik. Pendidik seharusnya dapat membuat sendiri rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan digunakannya (Sudiyono, 2011).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa “Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar ”. Menurut Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007, komponen RPP adalah: Identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.

Tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah untuk: (1) mempermudah, memperlancar dan meningkatkan hasil proses belajar-mengajar; (2) dengan menyusun rencana pembelajaran secara profesional, sistematis dan berdaya guna, maka guru akan mampu melihat, mengamati, menganalisis, dan memprediksi

program pembelajaran sebagai kerangka kerja yang logis dan terencana (Kunandar, 2011: 264).

Fungsi rencana pembelajaran adalah sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan belajar-mengajar (kegiatan pembelajaran) agar lebih terarah dan berjalan secara efektif dan efisien (Kunandar, 2011: 264).

Unsur-Unsur yang Perlu Diperhatikan dalam Penyusunan RPP :

1. Mengacu pada kompetensi dan kemampuan dasar yang harus dikuasai siswa, serta materi dan sub materi pembelajaran, pengalaman belajar yang telah dikembangkan di dalam silabus.

2. Menggunakan berbagai pendekatan yang sesuai dengan materi yang memberikan kecakapan hidup (life skills) sesuai dengan permasalahan dan lingkungan sehari-hari.

3. Menggunakan metode dan media yang sesuai, yang mendekatkan peserta didik dengan pengalaman langsung.

4. Penilaian dengan sistem pengujian menyeluruh dan berkelanjutan didasarkan pada sistem pengujian yang dikembangkan selaras dengan pengembangan silabus (Kunandar,2011 : 265).

Langkah-langkah menyusun RPP (Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007):

1. Menuliskan Identitas Mata Pelajaran, yang meliputi: sekolah; mata pelajaran;

tema; kelas/semester; alokasi waktu.

2. Menuliskan Standar Kompetensi. SK merupakan kualifikasi kemampuan minimal siswa yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada suatu mata pelajaran.

3. Menuliskan Kompetensi Dasar. KD adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi.

4. Menuliskan Indikator Pencapaian Kompetensi. Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.

5. Merumuskan Tujuan Pembelajaran. Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh siswa sesuai dengan kompetensi dasar. Tujuan pembelajaran dibuat berdasarkan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator yang telah ditentukan.

6. Materi Ajar. Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk peta konsep sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.

7. Alokasi Waktu. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian Kompetensi Dasar dan beban belajar.

8. Menentukan metode pembelajaran. Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa mencapai Kompetensi Dasar atau indikator yang telah ditetapkan.

9. Penilaian Hasil Belajar. Prosedur dan instrumen penilaian hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada standar penilaian.

10. Menentukan Media/Alat/Bahan/Sumber Belajar. Penentuan sumber belajar didasarkan pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

11. Merumuskan kegiatan pembelajaran seperti di bawah ini : a) Pendahuluan.

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

b) Inti.

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD.

Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Kegiatan inti ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Menurut Nursyam (2009: 1) eksplorasi adalah kegiatan pembelajaran yang didesain agar tercipta suasana kondusif yang memungkinkan siswa dapat melakukan aktivitas fisik yang memaksimalkan penggunaan panca indera dengan berbagai cara, media, dan pengalaman yang bermakna dalam menemukan ide, gagasan, konsep, dan/atau prinsip sesuai dengan kompetensi mata pelajaran. Elaborasi adalah kegiatan pembelajaran yang memberikan kesempatan peserta didik mengembangkan ide, gagasan, dan kreasi dalam mengekspresikan konsepsi kognitif melalui berbagai cara

baik lisan maupun tulisan sehingga timbul kepercayaan diri yang tinggi tentang kemampuan dan eksistensi dirinya. Konfirmasi adalah kegiatan pembelajaran yang diperlukan agar konsepsi kognitif yang dikonstruksi dalam kegiatan eksplorasi dan elaborasi dapat diyakinkan dan diperkuat sehingga timbul motivasi yang tinggi untuk mengembangkan kegiatan eksplorasi dan elaborasi lebih lanjut.

c) Penutup.

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman/kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.

4. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Pendidikan Pancasila adalah salah satu materi pelajaran moral yang ada disetiap bangku pendidikan. Mulai tingkat sekolah dasar hingga ke jenjang pendidikan tinggi, materi tersebut selalu diberikan. Tujuannya adalah untuk mengenalkan serta menanamkan nilai-nilai Pancasila yang dianggap luhur agar bisa diamalkan oleh seluruh peserta didik. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah suatu rangkaian proses untuk mengarahkan peserta didik menjadi warga negara yang berkarakter bangsa Indonesia, cerdas, terampil dan bertanggung jawab sehingga dapat berperan aktif dalam masyarakat sesuai ketentuan Pancasila dan UUD 1945.

Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Berbeda dengan pendapat di atas pendidikan kewarganegaraan diartikan sebagai penyiapan generasi muda (peserta didik) untuk menjadi warga negara yang memiliki pengetahuan, kecakapan, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk berpartisipasi aktif dalam masyarakatnya (Samsuri, 2011: 28).

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan diharapkan mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen yang kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ).

Hakikat NKRI adalah negara kesatuan modern. Negara kebangsaan adalah negara yang pembentuknya didasarkan pada pembentukan semangat kebangsaan dan nasionalisme yaitu pada tekad untuk membangun masa depan bersama di bawah satu negara yang sama. Walaupun masyarakat itu berbeda-beda suku, agama, ras, adat atau golongan,kita tetap satu yaitu Indonesia.

B. Penelitian Relevan

1. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya Widayanti (2007) Analisis Lembar Kerja Siswa (Lks) Biologi Karya MGMP SMA Di Kabupaten Pati yang digunakan Siswa Kelas XI Semester Genap Tahun Pelajaran 2007/2008 bahwa Analisis data menunjukkan LKS karya MGMP Kabupaten Pati memiliki Deskriptif Persentase 62,5% yang berarti dalam kategori sedang, karena skornya berada pada rentang 33,34-66,66. Indeks Pengaktifan pada petunjuk kegiatan sebesar 0,03 yang tergolong rendah karena berada pada rentang 0,00-0,04. IP pada gambar atau diagram sebesar

1,37 yang tergolong sedang karena berada pada rentang 0,40-1,50.

sedangkan Indeks Pengaktifan pada soal-soal latihan sebesar 1,23 yang tergolong sedang karena berada pada rentang 0,40-1,50. Soal ranah kognitif C1 (40,8%), C2 (35%), C3 (8,2%), C4 (11,3%) C5 (1,7%) dan C6 (0,8%). Soal ranah kognitif tidak proporsional karena jenjang C1 lebih dominan. Soal ranah psikomotorik P2 (0,43%) dan P3 (1,3%) sedangkan jenjang yang lain tidak ditemukan. Soal ranah psikomotorik tidak proporsional meskipun lebih banyak P3 namun jenjang soal yang lain tidak ditemukan. Soal ranah afektif tidak ditemukan hal ini dikarenakan sulitnya mengaplikasikan muatan afektif ke dalam bentuk soal.

2. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya Nely Dikha Rosalia (2015) Analisis Kualitas Isi Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA Biologi SMP KELAS VIII Semester II yang digunakan di Karesidenan Kota Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016 bahwa data dianalisis menggunakan statistic deskriptif. Hasil penelitian diperoleh berdasarkan kesesuaian dengan KTSP LKS “Star”, LKS “Smart”, LKS “Suplemen Bahan Ajar” memiliki kategori tinggi, sedangkan dan LKS “Intensif” kategori sedang.

Berdasarkan indeks pengaktifan siswa berupa petunjuk kegiatan, gambar dan soal-soal latihan LKS “Star” memiliki indeks pengaktifan kategori sedang, sedangkan LKS “Smart”, LKS “Suplemen Bahan Ajar” dan LKS “Intensif” kategori rendah. Berdasarkan prosentase jenjang soal kognitif, psikomotorik dan afektif keempat LKS tidak proporsional.

C. Kerangka Pikir

Pembelajaran yang dilakukan di sekolah, cenderung hanya sebagai transfer informasi dan pengetahuan yang diberikan oleh guru sebagai faktor dominan.

Faktanya metode yang digunakan bahkan hanya itu-itu saja, metode ceramah dan diskusi kelompok dengan hanya menggunakan buku paket sebagai bahan ajar. Hal ini jelas membuat peserta didik merasa bosan akibat proses belajar mengajar yang monoton. Seharusnya proses belajar mengajar memfokuskan kepada peserta didik agar menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran. Terutama terhadap mata pelajaran yang berkaitan dengan sosial atau masyarakat seperti mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) adalah salah satu bentuk bahan ajar yang diperlukan oleh guru dan peserta didik untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran. Penggunaan Lembar Kerja Peserta Didik yang cukup tinggi dalam setiap pembelajaran harus diimbangi dengan kualitas LKPD yang tinggi juga. Jika Lembar Kerja Peserta Didik yang digunakan bermutu rendah, tentu sangat merugikan penggunanya baik peserta didik ataupun guru. Adanya perbedaan pendapat oleh guru mengenai penggunaan LKPD ini menjadikan penulis tertarik untuk meneliti kesesuaian LKPD yang mereka gunakan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Dalam rangka memperbaiki kualitas LKPD yang dipakai maka perlu dilakukan analisis Lembar Kerja Peserta Didik.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan uraian secara mendalam tentang ucapan, tulisan, atau perilaku yang dapat diamati dari individu, kelompok, masyarakat maupun organisasi tertentu. Penggunaan desain penelitian deskriptif kualitatif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan dan menganalisis Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dengan Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP).

Penelitian kualitatif menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan analisis statistik yaitu menghasilkan penelitian data deskriptif berupa kata-kata tertulis. Pendekatan ini dipilih untuk memperoleh gambaran mendalam mengenai objek penelitian. Penelitian ini mengenai penggunaan Lembar Kerja Peserta Didik yang dibuat dan digunakan oleh guru dalam melakukan proses kegiatan belajar mengajar. Perencanaan dilakukan pada jauh hari sebelum penelitian dimulai.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 kota Makassar pada Semester Ganjil Tahun Ajaran 2019 yang berada di Jalan Pancasila No.15 Mannuruki, Tamalate, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.

C. Informan Penelitian

Informan penelitian adalah orang yang dijadikan sebagai sumber data atau sumber informasi oleh peneliti untuk riset yang dilakukannya. Subjek dalam penelitian ini adalah guru PPKn kelas X yang ada di SMK Negeri 2 Kota Makassar.

D. Instrumen Penelitian

Menurut Notoatmodjo (2010) Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk mengumpulkan data, instrumen penelitian ini dapat berupa kuesioner, formulir observasi, formulir-formulir lain yang berkaitan dengan pencatatan data dan sebagainya. Adapun Instrumen penelitian yang digunakan yaitu :

1. Pedoman Wawancara

Wawancara digunakan untuk menanyakan tentang hal-hal yang ingin diteliti kepada guru dan siswa, mengenai Lembar Kerja Peserta Didik dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat oleh guru dan digunakan pada pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Alat-alat wawancara yaitu buku catatan, tape recorder, kamera, dan lainnya. Hasil wawancara segera dicatat setelah selesai melakukan wawancara agar tidak lupa.

2. Dokumentasi

Dokumentasi mengenai LKPD dan RPP yang digunakan merupakan dokumentasi resmi karena LKPD dan RPP dibuat oleh guru bidang studi PPKn di SMK Negeri 2 Makassar. Kemudian peneliti melakukan analisis kesesuaian

Dokumentasi mengenai LKPD dan RPP yang digunakan merupakan dokumentasi resmi karena LKPD dan RPP dibuat oleh guru bidang studi PPKn di SMK Negeri 2 Makassar. Kemudian peneliti melakukan analisis kesesuaian

Dokumen terkait