• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS. KEGURUAN dan ILMU PENDIDIKAN. PROGRAM STUDI PPKn

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS. KEGURUAN dan ILMU PENDIDIKAN. PROGRAM STUDI PPKn"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KESESUAIAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK DENGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MATA

PELAJARAN PPKn KELAS X SMK NEGERI 2 MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas

Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh :

Vidya Sari Nur Faidah 105430018115

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN dan ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PPKn

2020

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Vidya Sari Nur Faidah, 2020. Analisis Kesesuaian Lembar Kerja Peserta Didik dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mata Pelajaran PPKn Kelas X SMK Negeri 2 Makassar. Skripsi. Prodi PPKn Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Munirah, dan pembimbing II Muhajir.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menghasilkan uraian secara mendalam tentang proses menganalisis Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dengan Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) kelas X Mata Pelajaran PPKn semester ganjil 2019 pada materi Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daerah. Informan penelitian ini adalah guru PPKn kelas X. Teknik pengumpulan data yaitu wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan, peneliti melakukan pengecekan dengan cara membandingkan Lembar Kerja Peserta Didik dengan KD, indikator, tujuan, materi dan evaluasi di Rencana Pelaksanaan Pembelajaran digunakan guru sebagai pedoman dalam mengajar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Lembar Kerja Peserta Didik yang digunakan dalam proses pembelajaran PPKn kelas X pada materi Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daerah tidak sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP PPKn kelas X semester ganjil 2019. Ketidaksesuaiannya terletak pada format Lembar Kerja Peserta Didik yang digunakan guru.

Ketidaksesuaian Indikator LKPD dengan indikator RPP, ketidaksesuaian tujuan pembelajaran LKPD dengan RPP, ketidaksesuaian materi LKPD denga RPP dan soal evaluasi LKPD dengan yang ada di RPP.

Kata Kunci : Kesesuaian, LKPD, RPP dan PPKn

(5)

KATA PENGANTAR

Allah Maha Penyayang dan Pengasih, demikian kata untuk mewakili atas segala karunia dan nikmat-Nya. Jiwa ini takkan henti bertahmid atas anugerah pada detik waktu, denyut jantung, gerak langkah serta rasa dan rasio pada-Mu, Sang Khalik. Skripsi ini adalah setitik dari sederetan berkah-Mu.

Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi terkadang kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Kesempurnaan bagaikan fatamorgana yang semakin dikejar semakin menghilang dari pandangan, bagai pelangi yang terlihat indah dari kejauhan tetapi menghilang jika didekati.

Demikian juga tulisan ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan, tetapi kapasitas penulis dalam keterbatasan. Segala daya dan upaya telah penulis kerahkan untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia pendidikan. Khususnya dalam ruang lingkup Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar. Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan tulisan ini. Penulis mengucapkan banyak terima kasih atas keterlibatan pihak yang dari awal hingga akhir penulisan ini memberikan bantuan dan dorongan serta kerja samanya membantu penyusunan skripsi ini, penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :

1. Teristimewah dan terkasih serta sujud sukurku ku peruntukkan kepada Ayahanda tersayang Irfan, ST dan Ibunda tercinta Ernita Amin, S.Pd yang telah merawat, membesarkan dan mencurahkan segala kasih dan sayangnya, yang senantiasa membimbing, menasehati dan memberikan segala yang

(6)

terbaik buat ananda baik berupa dorongan moril dan materil serta doa tulusnya. Serta kakakku Muh. Taufik, S.Si dan adik-adikku Muh. Shaffaat, Amalia Sari Nur Faidah dan Mulia Sari Nur Faidah terima kasih atas perhatian, semangat dan cinta yang diberikan.

2. Penulis dengan segenap kerendahan hati mengucapkan terima kasih kepada Dr. Munirah, M.Pd selaku pembimbing I dan kepada Dr. Muhajir, M.Pd selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberi arahan, motivasi serta bimbingannya setiap saat dengan penuh kesabaran kepada penulis.

3. Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE., M.M selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar dan Pimpinan Senat Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah mengatur segala aturan dan kebijakan di Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Erwin Akib, S.Pd.,M.Pd., Ph. D selaku Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memfasilitasi selama penyelesaian studi di FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Dr. Muhajir., M.Pd selaku Ketua Prodi PPKn FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memfasilitasi selama penyelesaian studi di Prodi PPKn.

6. Seluruh Dosen Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu penegtahuan yang sangat bermanfaat.

7. Drs. H. Natsir, M.Si Kepala UPT SMK Negeri 2 Makassar yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

(7)

8. Rekan-rekan se almamater angkatan 2015 mahasiswa prodi PPKn (Konstitusi 015) khusunya PPKn C Devi Sasmita, S.Pd dan Uswatun Khasanah. R yang senantiasa menemani perjalanan kuliah hingga penyelesaian tugas akhir.

9. Teman-teman Posko SMP Negeri 4 Dua Pitue yang telah menemani perjalanan P2K Sidrap terima kasih atas semangat, canda tawa dan dukungannya.

10. Seluruh pihak yang tidak mampu penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung selama penulisan skripsi.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak selama saran dan kritikan tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberikan manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri sendiri sebagai penulis. Aamiin.

Makassar, Januari 2020

Vidya Sari Nur Faidah

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……… i

HALAMAN PENGESAHAN………. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING………. iii

SURAT PERNYATAAN……… iv

SURAT PERJANJIAN……… v

MOTTO dan PERSEMBAHAN……….... vi

ABSTRAK……… vii

KATA PENGANTAR………. viii

DAFTAR ISI………... xi

DAFTAR LAMPIRAN………... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……… 1

B. Rumusan Masalah……….. 5

C. Tujuan Penelitian……… 5

D. Manfaat Penelitian………. 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka……… 6

1. Analisis Kesesuaian………. 6

2. Lembar Kerja Peserta Didik……….. 6

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ………. 13

4. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan……… 17

B. Penelitian Relevan………. 18

C. Kerangka Pikir……… 20

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian……… 22

B. Lokasi Penelitian……….… 22

C. Informan Penelitian………….……….. 23

D. Instrumen Penelitian……….. 23

E. Teknik Pengumpulan Data……….… 24

F. Teknik Analisis Data………. 24

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian……….….. 26

B. Deskripsi Informan……… 27

(9)

C. Hasil Penelitian………. 28

D. Pembahasan ……….. 37

BAB V PENUTUP A. Simpulan……… .45

B. Saran ……….. 45

DAFTAR PUSTAKA……… 46

LAMPIRAN-LAMPIRAN……… 48

DAFTAR RIWAYAT HIDUP………. 97

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan suatu bangsa tergantung pada kualitas pendidikan yang ada pada bangsa tersebut. Pendidikan pada dasarnya adalah suatu proses untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang memiliki pengaruh bagi kemajuan suatu negara sehingga mampu bersaing dengan negara lain. Tugas dan tujuan bangsa Indonesia telah tertera dalam Pembukaan Undang Undang Dasar Tahun 1945 pada alinea keempat yakni “mencerdaskan kehidupan bangsa”.

Petikan kalimat tersebut tentu erat kaitannya dengan pendidikan yang harus dijalankan oleh bangsa Indonesia, karena pendidikan adalah suatu cara yang dapat mencerdasakan kehidupan bangsa.

Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan Indonesia, salah satunya dengan mewajibkan belajar pendidikan dasar selama 9 tahun. Upaya pemerintah tersebut telah memperlihatkan hasil yang cukup menggembirakan, yaitu dari hasil survei tahun 2015 peringkat dan pencapaian Programme for International Student Assesment (PISA) Indonesia mengalami peningkatan. Informasi tersebut dirilis oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada bulan Desember 2016. Selain mewajibkan pendidikan dasar 9 tahun, pemerintah juga melakukan pembaharuan kurikulum, seperti pembaharuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau Kurikulum 2006 menjadi Kurikulum 2013, kemudian yang terbaru adalah Kurikulum 2013 yang telah direvisi tahun 2016. Hal tersebut

(11)

dilakukan sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia. Salah satu penentu tercapainya tujuan kurikulum adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Kegiatan pembelajaran Kurikulum 2013 peserta didik diarahkan untuk melakukan kegiatan belajar yang meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, serta mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis (Kemendikbud 2016). Permasalahan yang kini dihadapi dalam dunia pendidikan adalah bagaimana meningkatkan kualitas pendidikan yang umumnya dikaitkan dengan tinggi atau rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa.

Masalah utama pada pendidikan formal adalah masih rendahnya daya serap peserta didik serta masalah yang sering dihadapi guru dalam kegiatan pembelajaran adalah memilih/menentukan bahan ajar yang tepat dalam rangka membantu siswa untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Keberadaan bahan ajar dalam kegiatan belajar mengajar sangat diperlukan untuk mendukung kegiatan tersebut. Bahan ajar merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang memegang peranan penting dalam membantu siswa mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Semua cabang ilmu pengetahuan dalam pembelajaran sangat memerlukan bahan ajar termasuk mata pelajaran PPKn.

Bahan ajar yang dimaksud adalah Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).

Lembar Kerja Peserta Didik pada dasarnya merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaan

(12)

implementasi pembelajaran. Bahan ajar dalam konteks pembelajaran merupakan salah satu komponen yang harus ada, karena bahan ajar yang didesain secara lengkap, artinya ada unsur media dan sumber belajar yang memadai, mempengaruhi suasana pembelajaran sehingga proses belajar yang terjadi menjadi lebih optimal. Bahan ajar yang didesain secara bagus dan dilengkapi dengan isi dan ilustrasi yang menarik menstimulasi peserta didik untuk memanfaatkan bahan ajar sebagai sumber belajar.

Menurut Rustama, (2008) menyatakan bahwa LKPD merupakan lembaran-lembaran yang berisi tugas, yang di dalamnya berisi petunjuk, langkah- langkah untuk menyelesaikan tugas. Tugas yang diberikan tidak hanya praktik namun dapat berupa latihan soal teori.Menurut Roehati, (2009) Lembar Kerja Peserta Didik merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dikembangkan oleh guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Lembar Kerja Pesrta Didik yang disusun dapat dirancang dan dikembangkan sesuai dengan kondisi dan situasi kegiatan pembelajaran yang akan dihadapi. Hal senada diungkapkan oleh Damayanti, (2013) bahwa Lembar Kerja Peserta Didik merupakan salah satu bahan ajar yang penting untuk tercapainya keberhasilan dalam pembelajaran.

. Keunggulan penggunaan LKPD adalah pembelajaran lebih sistematis dan terarah, karena urutan pembelajaran telah tertuang dalam LKPD, memotivasi siswa terlibat aktif dalam pembelajaran baik secara perseorangan maupun kelompok, karena terdapat permasalahan yang harus dipecahkan, memberikan kesempatan lebih luas kepada guru menjadi pembimbing dan fasilitator dalam pembelajaran. Penggunaan LKPD yang cukup tinggi dalam setiap pembelajaran harus diimbangi dengan kualitas LKPD yang tinggi juga. Jika

(13)

LKPD yang digunakan bermutu rendah, tentu sangat merugikan penggunanya baik pesrta didik ataupun guru. Adanya perbedaan pendapat oleh guru mengenai penggunaan LKPD ini menjadikan penulis tertarik untuk meneliti keadaan LKPD yang mereka gunakan. Dalam rangka memperbaiki kualitas LKPD yang dipakai maka perlu dilakukan analisis LKPD dengan analisis ini maka dapat diketahui mutu LKPD.

Berdasarkan hasil observasi awal peneliti di SMK Negeri 2 Makassar yaitu guru hanya menggunakan LKPD yang beredar di pasaran yang sebenarnya buku itu merupakan ringkasan materi yang dilengkapi dengan soal-soal latihan. Dari hal tersebut peserta didik belum optimal mengerjakan LKPD karena yang diberikan kepada peserta didik tidak sesuai dengan KD, indikator, tujuan, materi dan evaluasi yang dibuat oleh guru. Oleh sebab itu perlu dilakukan analisis kesesuaian LKPD dengan KD, indikator, tujuan materi dan evaluasi sehingga guru dapat membuat LKPD yang benar. Agar nilai peserta didik juga dapat memenuhi KKM yang tetapkan oleh sekolah.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mengangkat judul “ Analisis Kesesuaian LKPD dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran PPKn Kelas X SMK Negeri 2 Kota Makassar”.

(14)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini ialah : Bagaimana kesesuaian antara LKPD dengan RPP PPKn kelas X SMK Negeri 2 Kota Makassar ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Untuk mengetahui kesesuaian antara LKPD dengan RPP PPKn kelas X SMK Negeri 2 Kota Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat yaitu : 1. Bagi guru dan peserta didik, yaitu agar dapat menggunakan Lembar Kerja

Peserta Didik yang lebih mendukung pada tahun pelajaran selanjutnya.

2. Bagi pengarang atau penyusun dapat dijadikan masukan untuk lebih teliti dalam menyusun Lembar Kerja Peserta Didik.

(15)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka 1. Analisis Kesesuaian

Menurut Johar (2007) analisis kesesuaian adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antara bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Tujuan dilakukannya analisis yaitu untuk mengetahui kebenaran dari suatu rumusan yang saling berhubungan. Analisis juga dapat digunakan untuk melihat kelayakan dari suatu bahan, analisis sangat penting dalam suatu pengkajian karena ingin membuktikan suatu fakta dan bersifat efektif sehingga hasil analisis benar agar bisa digunakan dalam jangka waktu panjang, selain itu juga dapat digunakan sebagai pedoman mengkaji sesuatu.

2. Lembar Kerja Peserta Didik

Lembar Kerja Peserta Didik merupakan salah satu bentuk bahan ajar, dengan bantuan LKPD ini diharapkan bisa lebih mengaktifkan peserta didik karena aktifitas peserta didik bertambah, tidak hanya mendengarkan dan melihat tapi juga bisa melakukan kegiatan yaitu menulis. Lembar kerja peserta didik adalah peserta didik yang digunakan untuk melakukan penyidikan atau pemecahan masalah. Lembar kerja peserta didik biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kerja peserta didik harus jelas Kompetensi Dasar yang akan dicapainya. Lembar kerja peserta didik dapat berupa

(16)

panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi.

Menurut Suyitno (2007) Lembar Kerja Peserta Didik merupakan salah satu alternatif pembelajaran yang tepat bagi peserta didik karena LKPD membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis. Menurut Abdul Majid (2011:176) Lembar Kerja Peserta Didik adalah lembaran-lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar Kerja Peserta Dididk berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Tugas yang diperintahkan dalam LKPD harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapai.

Menurut Fahrie (2012) Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) adalah lembaran- lembaran yang digunakan sebagai pedoman di dalam pembelajaran serta berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik dalam kajian tertentu.

Lembar Kerja Peserta Didik memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil yang harus ditempuh. (Trianto, 2013 : 111). Sedangkan menurut Andi Prastowo (2014:204) Lembar Kerja Peserta Didik merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) adalah panduan peserta didik yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah.

(17)

a. Tujuan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).

1) Mengaktifkan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran.

2) Membantu siswa mengembangkan konsep.

3) Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan keterampilan.

4) Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses kegiatan pembelajaran.

5) Membantu siswa dalam memperoleh informasi tentang konsep yang dipelajari melalui proses kegiatan pembelajaran secara sistematis.

6) Membantu siswa dalam memperoleh catatan materi yang dipelajari melalui kegiatan pembelajaran.

b. Manfaat Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Menurut Suyono (2008), manfaat LKPD yaitu:

1) Mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar.

2) Membantu siswa dalam mengembangkan konsep.

3) Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan proses belajar mengajar.

4) Membantu guru dalam menyusun pelajaran.

5) Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran.

6) Membantu siswa memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melalui kegiatan belajar.

7) Membantu siswa untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.

c. Pedoman penyusunan Lembar Kerja Peserta Didik

(18)

Lembar Kerja Peserta Didik yang baik mempunyai karakteristik tertentu, untuk itu dalam menyusun Lembar Kerja Peserta Didik, harus memperhatikan karakteristik LKPD yang baik. Adapun karakteristik LKPD, menurut Sungkono (2009) adalah:

1) Lembar Kerja Peserta Didik memiliki soal-soal yang harus dikerjakan peserta didik, dan kegiatan-kegitan seperti percobaan atau terjun ke lapangan yang harus peserta didik lakukan.

2) Merupakan bahan ajar cetak.

3) Materi yang disajikan merupakan rangkuman yang tidak terlalu luas pembahasannya tetapi sudah mencakup apa yang akan dikerjakan atau dilakukan oleh peserta didik.

4) Memiliki komponen-komponen seperti kata pengantar, pendahuluan, daftar isi, dan lain - lain.

Menurut Siddiq (2008), penyusunan Lembar Kerja Peserta Didik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

1) Syarat didaktik, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) sebagai salah satu bentuk sarana berlangsungnya proses belajar mengajar haruslah memenuhi persyaratan didaktik, artinya suatu LKPD harus mengikuti asas belajar-mengajar yang efektif, yaitu : memperhatikan adanya perbedaan individual, sehingga Lembar Kerja Peserta Didik yang baik itu adalah yang dapat digunakan baik oleh siswa yang lamban, yang sedang maupun yang pandai, menekankan pada proses untuk menemukan konsep-konsep sehingga LKPD dapat berfungsi sebagai petunjuk jalan bagi siswa untuk mencari tahu, memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa, dapat mengembangkan

(19)

kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan estetika pada diri siswa, pengalaman belajarnya ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi siswa (intelektual, emosional dan sebagainya), bukan ditentukan oleh materi bahan pelajaran.

2) Syarat konstruksi, yang dimaksud dengan syarat konstruksi adalah syarat- syarat yang berkenaan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan yang pada hakikatnya haruslah tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh peserta didik. Syarat konstruksi Lembar Kerja Peserta Didik yang baik adalah:

a) Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan peserta didik dan menggunakan struktur kalimat yang jelas.

b) Memiliki taat urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik menghindari pertanyaan yang terlalu terbuka dan tidak mengacu pada buku sumber yang diluar kemampuan keterbacaan peserta didik.

c) Menyediakan ruang yang cukup untuk memberi keleluasaan pada peserta didik untuk menulis maupun menggambarkan pada LKPD, menggunakan kalimat yang sederhana dan pendek, lebih banyak menggunakan ilustrasi dari pada kata-kata.

d) Memiliki tujuan belajar yang jelas serta manfaat dari pelajaran itu sebagai sumber motivasi, mempunyai identitas untuk memudahkan.

e) Syarat teknis, dari segi teknis memiliki beberapa pembahasan yaitu: tulisan merupakan yang menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin atau romawi, menggunakan huruf tebal yang agak besar, bukan huruf

(20)

biasa yang diberi garis bawah, menggunakan tidak lebih dari 10 kata dalam satu baris, menggunakan bingkai untuk membedakan kalimat perintah dengan jawaban peserta didik, mengusahakan agar perbandingan besarnya huruf dengan besarnya gambar serasi. Gambar yang baik untuk Lembar Kerja Peserta Didik adalah yang dapat menyampaikan pesan/isi dari gambar tersebut secara efektif kepada penguna LKPD, yang lebih penting adalah kejelasan isi atau pesan dari gambar itu secara keseluruhan.

Penampilan adalah hal yang sangat penting dalam sebuah LKPD. Apabila suatu Lembar Kerja Peserta Didik ditampilkan dengan penuh kata-kata, kemudian ada sederetan pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik, hal ini akan menimbulkan kesan jenuh sehingga membosankan atau tidak menarik. Apabila ditampilkan dengan gambarnya saja, itu tidak mungkin karena pesannya atau isinya tidak akan sampai. Jadi yang baik adalah Lembar Kerja Peserta Didik yang memiliki kombinasi antara gambar dan tulisan.

d. Kriteria Lembar Kerja Peserta Didik

Menurut Endang Widjajanti (2010), aspek-aspek yang harus dipenuhi oleh suatu Lembar Kerja Peserta Didik yang baik yaitu:

1) Pendekatan penulisan adalah penekanan keterampilan proses, hubungan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan kehidupan dan kemampuan mengajak siswa aktif dalam pembelajaran.

2) Kebenaran konsep adalah menyangkut kesesuaian antara konsep yang dijabarkan dalam LKPD dengan pendapat ahli kimia dan kebenaran materi setiap materi pokok.

(21)

3) Kedalaman Konsep terdiri dari muatan latar belakang sejarah penemuan konsep, hukum, atau fakta dan kedalaman materi sesuai dengan kompetensi siswa berdasarkan Kurikulum.

4) Keluasan Konsep adalah kesesuaian konsep dengan materi pokok dalam kurikulum, hubungan konsep dengan kehidupan sehari-hari dan informasi yang dikemukakan mengikuti perkembangan zaman.

5) Kejelasan kalimat adalah berhubungan dengan penggunaan kalimat yang tidak menimbulkan makna ganda serta mudah dipahami.

6) Kebahasaan adalah penggunaan bahasa Indonesia yang baku dan mampu mengajak peserta didik interaktif.

7) Evaluasi belajar yang disusun dapat mengukur kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik secara mendalam.

8) Kegiatan siswa yang disusun dapat memberikan pengalaman langsung, mendorong siswa menyimpulkan konsep, hukum atau fakta serta tingkat kesesuaian kegiatan peserta dengan materi pokok.

9) Keterlaksanaan meliputi kesesuaian materi pokok dengan alokasi waktu di sekolah dan kegiatan siswa dapat dilaksanakan.

10) Penampilan Fisik yaitu desain yang meliputi konsistensi, format, organisasi, dan daya tarik buku baik, kejelasan tulisan dan gambar dan dapat mendorong minat baca siswa.

(22)

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus (Kunandar, 2011: 263). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas yang dibuat oleh pendidik untuk setiap pertemuan. Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP) merupakan salah satu perangkat pembelajaran yang harus dipersiapkan oleh seorang pendidik. Pendidik seharusnya dapat membuat sendiri rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan digunakannya (Sudiyono, 2011).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa “Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar ”. Menurut Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007, komponen RPP adalah: Identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.

Tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah untuk: (1) mempermudah, memperlancar dan meningkatkan hasil proses belajar-mengajar; (2) dengan menyusun rencana pembelajaran secara profesional, sistematis dan berdaya guna, maka guru akan mampu melihat, mengamati, menganalisis, dan memprediksi

(23)

program pembelajaran sebagai kerangka kerja yang logis dan terencana (Kunandar, 2011: 264).

Fungsi rencana pembelajaran adalah sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan belajar-mengajar (kegiatan pembelajaran) agar lebih terarah dan berjalan secara efektif dan efisien (Kunandar, 2011: 264).

Unsur-Unsur yang Perlu Diperhatikan dalam Penyusunan RPP :

1. Mengacu pada kompetensi dan kemampuan dasar yang harus dikuasai siswa, serta materi dan sub materi pembelajaran, pengalaman belajar yang telah dikembangkan di dalam silabus.

2. Menggunakan berbagai pendekatan yang sesuai dengan materi yang memberikan kecakapan hidup (life skills) sesuai dengan permasalahan dan lingkungan sehari-hari.

3. Menggunakan metode dan media yang sesuai, yang mendekatkan peserta didik dengan pengalaman langsung.

4. Penilaian dengan sistem pengujian menyeluruh dan berkelanjutan didasarkan pada sistem pengujian yang dikembangkan selaras dengan pengembangan silabus (Kunandar,2011 : 265).

Langkah-langkah menyusun RPP (Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007):

1. Menuliskan Identitas Mata Pelajaran, yang meliputi: sekolah; mata pelajaran;

tema; kelas/semester; alokasi waktu.

2. Menuliskan Standar Kompetensi. SK merupakan kualifikasi kemampuan minimal siswa yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada suatu mata pelajaran.

(24)

3. Menuliskan Kompetensi Dasar. KD adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi.

4. Menuliskan Indikator Pencapaian Kompetensi. Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.

5. Merumuskan Tujuan Pembelajaran. Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh siswa sesuai dengan kompetensi dasar. Tujuan pembelajaran dibuat berdasarkan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator yang telah ditentukan.

6. Materi Ajar. Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk peta konsep sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.

7. Alokasi Waktu. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian Kompetensi Dasar dan beban belajar.

8. Menentukan metode pembelajaran. Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa mencapai Kompetensi Dasar atau indikator yang telah ditetapkan.

9. Penilaian Hasil Belajar. Prosedur dan instrumen penilaian hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada standar penilaian.

(25)

10. Menentukan Media/Alat/Bahan/Sumber Belajar. Penentuan sumber belajar didasarkan pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

11. Merumuskan kegiatan pembelajaran seperti di bawah ini : a) Pendahuluan.

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

b) Inti.

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD.

Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Kegiatan inti ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Menurut Nursyam (2009: 1) eksplorasi adalah kegiatan pembelajaran yang didesain agar tercipta suasana kondusif yang memungkinkan siswa dapat melakukan aktivitas fisik yang memaksimalkan penggunaan panca indera dengan berbagai cara, media, dan pengalaman yang bermakna dalam menemukan ide, gagasan, konsep, dan/atau prinsip sesuai dengan kompetensi mata pelajaran. Elaborasi adalah kegiatan pembelajaran yang memberikan kesempatan peserta didik mengembangkan ide, gagasan, dan kreasi dalam mengekspresikan konsepsi kognitif melalui berbagai cara

(26)

baik lisan maupun tulisan sehingga timbul kepercayaan diri yang tinggi tentang kemampuan dan eksistensi dirinya. Konfirmasi adalah kegiatan pembelajaran yang diperlukan agar konsepsi kognitif yang dikonstruksi dalam kegiatan eksplorasi dan elaborasi dapat diyakinkan dan diperkuat sehingga timbul motivasi yang tinggi untuk mengembangkan kegiatan eksplorasi dan elaborasi lebih lanjut.

c) Penutup.

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman/kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.

4. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Pendidikan Pancasila adalah salah satu materi pelajaran moral yang ada disetiap bangku pendidikan. Mulai tingkat sekolah dasar hingga ke jenjang pendidikan tinggi, materi tersebut selalu diberikan. Tujuannya adalah untuk mengenalkan serta menanamkan nilai-nilai Pancasila yang dianggap luhur agar bisa diamalkan oleh seluruh peserta didik. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah suatu rangkaian proses untuk mengarahkan peserta didik menjadi warga negara yang berkarakter bangsa Indonesia, cerdas, terampil dan bertanggung jawab sehingga dapat berperan aktif dalam masyarakat sesuai ketentuan Pancasila dan UUD 1945.

Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada

(27)

pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Berbeda dengan pendapat di atas pendidikan kewarganegaraan diartikan sebagai penyiapan generasi muda (peserta didik) untuk menjadi warga negara yang memiliki pengetahuan, kecakapan, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk berpartisipasi aktif dalam masyarakatnya (Samsuri, 2011: 28).

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan diharapkan mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen yang kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ).

Hakikat NKRI adalah negara kesatuan modern. Negara kebangsaan adalah negara yang pembentuknya didasarkan pada pembentukan semangat kebangsaan dan nasionalisme yaitu pada tekad untuk membangun masa depan bersama di bawah satu negara yang sama. Walaupun masyarakat itu berbeda-beda suku, agama, ras, adat atau golongan,kita tetap satu yaitu Indonesia.

B. Penelitian Relevan

1. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya Widayanti (2007) Analisis Lembar Kerja Siswa (Lks) Biologi Karya MGMP SMA Di Kabupaten Pati yang digunakan Siswa Kelas XI Semester Genap Tahun Pelajaran 2007/2008 bahwa Analisis data menunjukkan LKS karya MGMP Kabupaten Pati memiliki Deskriptif Persentase 62,5% yang berarti dalam kategori sedang, karena skornya berada pada rentang 33,34-66,66. Indeks Pengaktifan pada petunjuk kegiatan sebesar 0,03 yang tergolong rendah karena berada pada rentang 0,00-0,04. IP pada gambar atau diagram sebesar

(28)

1,37 yang tergolong sedang karena berada pada rentang 0,40-1,50.

sedangkan Indeks Pengaktifan pada soal-soal latihan sebesar 1,23 yang tergolong sedang karena berada pada rentang 0,40-1,50. Soal ranah kognitif C1 (40,8%), C2 (35%), C3 (8,2%), C4 (11,3%) C5 (1,7%) dan C6 (0,8%). Soal ranah kognitif tidak proporsional karena jenjang C1 lebih dominan. Soal ranah psikomotorik P2 (0,43%) dan P3 (1,3%) sedangkan jenjang yang lain tidak ditemukan. Soal ranah psikomotorik tidak proporsional meskipun lebih banyak P3 namun jenjang soal yang lain tidak ditemukan. Soal ranah afektif tidak ditemukan hal ini dikarenakan sulitnya mengaplikasikan muatan afektif ke dalam bentuk soal.

2. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya Nely Dikha Rosalia (2015) Analisis Kualitas Isi Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA Biologi SMP KELAS VIII Semester II yang digunakan di Karesidenan Kota Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016 bahwa data dianalisis menggunakan statistic deskriptif. Hasil penelitian diperoleh berdasarkan kesesuaian dengan KTSP LKS “Star”, LKS “Smart”, LKS “Suplemen Bahan Ajar” memiliki kategori tinggi, sedangkan dan LKS “Intensif” kategori sedang.

Berdasarkan indeks pengaktifan siswa berupa petunjuk kegiatan, gambar dan soal-soal latihan LKS “Star” memiliki indeks pengaktifan kategori sedang, sedangkan LKS “Smart”, LKS “Suplemen Bahan Ajar” dan LKS “Intensif” kategori rendah. Berdasarkan prosentase jenjang soal kognitif, psikomotorik dan afektif keempat LKS tidak proporsional.

(29)

C. Kerangka Pikir

Pembelajaran yang dilakukan di sekolah, cenderung hanya sebagai transfer informasi dan pengetahuan yang diberikan oleh guru sebagai faktor dominan.

Faktanya metode yang digunakan bahkan hanya itu-itu saja, metode ceramah dan diskusi kelompok dengan hanya menggunakan buku paket sebagai bahan ajar. Hal ini jelas membuat peserta didik merasa bosan akibat proses belajar mengajar yang monoton. Seharusnya proses belajar mengajar memfokuskan kepada peserta didik agar menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran. Terutama terhadap mata pelajaran yang berkaitan dengan sosial atau masyarakat seperti mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) adalah salah satu bentuk bahan ajar yang diperlukan oleh guru dan peserta didik untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran. Penggunaan Lembar Kerja Peserta Didik yang cukup tinggi dalam setiap pembelajaran harus diimbangi dengan kualitas LKPD yang tinggi juga. Jika Lembar Kerja Peserta Didik yang digunakan bermutu rendah, tentu sangat merugikan penggunanya baik peserta didik ataupun guru. Adanya perbedaan pendapat oleh guru mengenai penggunaan LKPD ini menjadikan penulis tertarik untuk meneliti kesesuaian LKPD yang mereka gunakan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Dalam rangka memperbaiki kualitas LKPD yang dipakai maka perlu dilakukan analisis Lembar Kerja Peserta Didik.

(30)
(31)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan uraian secara mendalam tentang ucapan, tulisan, atau perilaku yang dapat diamati dari individu, kelompok, masyarakat maupun organisasi tertentu. Penggunaan desain penelitian deskriptif kualitatif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan dan menganalisis Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dengan Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP).

Penelitian kualitatif menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan analisis statistik yaitu menghasilkan penelitian data deskriptif berupa kata-kata tertulis. Pendekatan ini dipilih untuk memperoleh gambaran mendalam mengenai objek penelitian. Penelitian ini mengenai penggunaan Lembar Kerja Peserta Didik yang dibuat dan digunakan oleh guru dalam melakukan proses kegiatan belajar mengajar. Perencanaan dilakukan pada jauh hari sebelum penelitian dimulai.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 kota Makassar pada Semester Ganjil Tahun Ajaran 2019 yang berada di Jalan Pancasila No.15 Mannuruki, Tamalate, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.

(32)

C. Informan Penelitian

Informan penelitian adalah orang yang dijadikan sebagai sumber data atau sumber informasi oleh peneliti untuk riset yang dilakukannya. Subjek dalam penelitian ini adalah guru PPKn kelas X yang ada di SMK Negeri 2 Kota Makassar.

D. Instrumen Penelitian

Menurut Notoatmodjo (2010) Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk mengumpulkan data, instrumen penelitian ini dapat berupa kuesioner, formulir observasi, formulir-formulir lain yang berkaitan dengan pencatatan data dan sebagainya. Adapun Instrumen penelitian yang digunakan yaitu :

1. Pedoman Wawancara

Wawancara digunakan untuk menanyakan tentang hal-hal yang ingin diteliti kepada guru dan siswa, mengenai Lembar Kerja Peserta Didik dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat oleh guru dan digunakan pada pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Alat-alat wawancara yaitu buku catatan, tape recorder, kamera, dan lainnya. Hasil wawancara segera dicatat setelah selesai melakukan wawancara agar tidak lupa.

2. Dokumentasi

Dokumentasi mengenai LKPD dan RPP yang digunakan merupakan dokumentasi resmi karena LKPD dan RPP dibuat oleh guru bidang studi PPKn di SMK Negeri 2 Makassar. Kemudian peneliti melakukan analisis kesesuaian LKPD dengan RPP yang meliputi kesesuaian indikator, materi dan soal.

(33)

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Wawancara

Merupakan salah satu metode pengumpulan data untuk mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden, wawancara dilakukan kepada guru dan siswa untuk mendapatkan informasi lebih lengkap.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat mewawancarai responden adalah intonasi suara, kecepatan berbicara, kontak mata dan sensitivitas pertanyaan.

2. Dokumentasi

Digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dari hasil obervasi. Data yang diperoleh dari dokumentasi berupa foto, catatan harian, laporan, surat- surat, cendramata dan sebagainya yang memberikan gambaran secara konkret mengenai data-data yang perlukan untuk penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah langkah-langkah atau prosedur yang digunakan seorang peneliti untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan sebagai suatu yang harus dilalui sebelum mengambil kesimpulan. Setelah peneliti mengumpulkan sejumlah data yang berkaiatan dengan tema pembahasan dalam penelitian ini, maka peneliti segera menganalisa data-data tersebut, adapun tahap analisis data dalam penelitian yaitu : peneliti melakukan pengecekan dengan cara membandingkan Lembar Kerja Peserta Didik dengan KD, indikator, tujuan, materi dan evaluasi di Rencana Pelaksanaan Pembelajaran digunakan guru

(34)

sebagai pedoman dalam mengajar. Apabila dalam LKPD dan RPP terdapat kesesuaian maka akan digunakan checklist sebagai tanda kesesuaian.

(35)

BAB IV

HASIL dan PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian

SMK Negeri 2 Makassar didirikan pada Tahun 1958 sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nomor : 1700/B.3/KEDJ/58 Tanggal 05 Agustus 1958 yang ditanda tangani oleh Menteri Pendidikan. Pada awalnya bernama STM Negeri Ujung Pandang, selanjutnya pada tahun 2000 berubah nama menjadi SMK Negeri 2 Makassar. SMK Negeri 2 Makassar memiliki fasilitas yang dapat dikategorikan cukup memadai dan mendukung berlangsungnya proses belajar mengajar yang kondusif. Sekolah SMK Negeri 2 Makassar dengan prioritas yang tinggi memiliki bangunan ruang kepala sekolah, ruang guru, ruangan belajar, mushollah, laboratorium, kantin, perpustakaan, ruang BK, ruang wakasek kurikulum, ruang rapat, koperasi, dan tempat parkir. SMK Negeri 2 beralamat di Jalan Pancasila No. 15, RT. 002, RW. 001, Kelurahan Mannuruki, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan dengan Kode Pos 90222.

SMK Negeri 2 Makassar memiliki keseluruhan siswa berjumlah 1.338 orang.

Setiap sekolah pastinya memiliki visi, misi dan tujuan sekolahnya masing- masing. Berikut visi, misi dan tujuan SMK Negeri 2 Makassar :

1. Visi : Menjadi lembaga diklat yang professional, dilandasi iman dan taqwa serta menghasilkan tamatan yang mampu bersaing ditaraf Nasional dan Internasional.

2. Misi : (1) Menyiapkan tamatan yang professional, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, beriman, bertaqwa dalam memenuhi

(36)

kebutuhan pembangunan. (2) Mengembangkan fungsi Sekolah sebagai pusat latihan Kejuruan terpadu.

3. Tujuan : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai bentuk satuan pendidikan kejuruan sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan Pasal 15 Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Adapun tujuan umum dan tujuan khusus pendidikan menengah kejuruan adalah sebagai berikut : Tujuan Umum : (1) Peserta didik agar dapat menjalani kehidupan secara umum dan layak. (2) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik. (3) Menyiapkan peserta didik agar menjadi warga negara yang mandiri dan bertanggungjawab. (4) Menyiapkan peserta didik agar memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indonesia. (5) Menyiapkan peserta didik agar dapat menerapkan dan memelihara hidup sehat, memiliki wawasan lingkungan, pengetahuan dan seni. Tujuan Khusus : (1) Menyiapkan peserta didik agar dapat bekerja, baik mandiri atau sebagai tenaga kerja di dunia usaha/industri sesuai bidang dan program keahliannya. (2) Membekali peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih berkompetensi dan mampu mengembangkan sikap professional dalam bidang dan program keahliannya. (3) Membekali peserta didik dengan iptek agar mampu mengembangkan diri melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi. (4) Membekali peserta didik dengan kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih. (5) Mencetak lulusan menjadi

(37)

tenaga kerja tingkat menengah yang siap : latih, kerja, mandiri, mengembangkan diri secara berkelanjutan dalam bidang keahliannya dengan berwawasan iptek dan berlandaskan imtaq.

Kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di SMK Negeri 2 Makassar yakni 5 hari dalam sepekan, senin sampai jum'at. Waktu belajar dimulai pada pukul 07.15-16.00, kecuali hari jum'at dimulai pukul 07.30-11.00 karena adanya suatu kondisi (Sholat jum'at). Waktu belajar di sekolah cukup efektif.

B. Deskripsi Informan

Informan (subjek) dalam penelitian ini terdiri 2 orang. Jumlah informan (subjek) terdiri dari 2 orang merupakan guru mata pelajaran PPKn kelas X yang ada di SMK Negeri 2 Makassar yang berinisial RJ dan SH. Berikut ini profil dari masing-masing informan.

1. Informan I, Nama RJ 53 tahun, selaku guru PPKn kelas X. Wawancara dilakukan pada tanggal 07 November 2019 pada jam 10:15 sampai dengan 10:39 pagi

2. Informan II, Nama SH 56 tahun, Selaku guru PPKn kelas X. Wawancara dilakukan pada tanggal 07 November 2019 pada pukul 12.27 sampai dengan 12.41 siang.

(38)

C. Hasil Penelitian

Bab ini akan membahas mengenai hasil penelitian dari Lembar Kerja Peserta Didik PPKn kelas X yang menjadi fokus penelitian dengan mengkaji kesesuaiannya dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Kesesuaian LKPD dengan RPP dikaji melalui : Kompetensi Dasar, Indikator Pencapaian Kompetensi, Tujuan Pembelajaran, Materi dan Soal Lembar Kerja Peserta Didik dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

1. Apakah Kompetensi Dasar LKPD yang Bapak/Ibu guru buat atau gunakan telah sesuai dengan Kompetensi Dasar di dalam RPP ?

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang sangat efektif dalam mengembangkan pendidikan khususnya dalam pembuatan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang digunakan guru pada saat mengajar. Di dalam Lembar Kerja Peserta Didik harus terdapat kompetensi dasar atau KD yang sesuai dengan kompetensi dasar yang ada di Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, karena KD merupakan tujuan inti yang diharapkan tercapai bagi peserta didik.

Berdasarkan wawancara peneliti dengan RJ selaku guru PPKn kelas X (wawancara 07 November 2019) mengatakan:

“KD itu kemampuan minimal disetiap mata pelajaran yang harus dicapai. Kompetensi Dasar LKPD dengan Kompetensi Dasar RPP sesuai, karena LKPD rujukannya dari RPP” .

Sama halnya dengan yang disampaikan oleh SH selaku guru PPKn kelas X (wawancara 07 November 2019) mengatakan :

“Kompetensi Dasar di LKPD dengan RPP pastinya sesuai, karena membuat Lembar Kerja Peserta Didik dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran”

(39)

Pernyataan dari kedua narasumber, pada pedoman wawancara nomor 1 yaitu Kompetensi Dasar di Lembar Kerja Peserta Didik yang digunakan pastinya telah sesuai dengan Kompetensi Dasar yang ada di Rencana Pelaksanaan Pembelajaran karena rujukannya langsung dari RPP.

Dapat disimpulkan dari pernyataan di atas, bahwa Kompetensi Dasar Lembar Kerja Peserta Didik yang digunakan di SMK Negeri 2 Makassar mata pelajaran PPKn kelas X telah sesuai dengan Kompetensi Dasar di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

2. Apakah Indikator LKPD sesuai dengan Indikator yang ada pada RPP

?

Indikator pendidikan merupakan salah satu bentuk yang bisa dijumpai pada semua instansi pendidikan. Indikator ini bersifat wajib dan harus dibuat oleh pengelola pendidikan. Indikator pendidikan berfungsi untuk menilai efektivitas pendidikan yang diberikan kepada para peserta didiknya dan merupakan kompetensi dasar yang bersifat lebih spesifik dan menyeluruh. Bisa dibilang indikator ini adalah ukuran perilaku dalam mencapai kompetensi dasar pada sebuah mata pelajaran.

Berdasarkan wawancara peneliti dengan RJ selaku guru PPKn kelas X (wawancara 07 November 2019) mengatakan :

“indikator yang ada di dalam LKPD disesuaikan dengan RPP, karena indikator itu tolok ukur ketercapaian Kompetensi Dasar”.

Sama halnya dengan yang disampaikan oleh SH selaku guru PPKn kelas X (wawancara 07 November 2019) beliau mengatakan:

“ iya sesuai, karena dapat dilihat dari pembahasan materinya.

Maksudnya bahwa indikator menjadi acuan penilaian mata pelajaran jika tidak sesuai maka materinya melenceng”.

(40)

Pernyataan dari kedua narasumber, pada pedoman wawancara nomor 2 yaitu indikator Lembar Kerja Peserta Didik sesuai dengan indikator yang ada pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran karena merupakan tolok ukur dalam setiap pelajaran sebagai acuan tercapainya kompetensi dasar.

Pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa Indikator Lembar Kerja Peserta Didik yang digunakan pada mata pelajaran PPKn kelas X sesuai dengan Indikator yang ada pada RPP.

3. Apakah Tujuan Pembelajaran yang ada pada LKPD telah sesuai dengan rumusan Indikator Pencapaian Kompetensi yang ada pada RPP ?

Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan pembelajaran. Upaya merumuskan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu seperti memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar kepada peserta didik, sehingga peserta didik dapat melakukan perbuatan belajarnya secara lebih mandiri, memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar, membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media pembelajaran.

Berdasarkan wawancara peneliti dengan RJ selaku guru PPKn kelas X (wawancara 07 November 2019) mengatakan :

“sesuai, karena tujuan pembelajaran mencerminkan arah yang akan dituju selama pembelajaran berlangsung. Intinya arah proses pembelajaran harus mengacu pada tujuan pembelajaran”.

(41)

Begitupun yang dikatakan oleh SH bahwa :

“Iya sesuai, agar kegiatan memfasilitasi berhasil optimal maka arah pembelajaran hendaknya mengacu pada indikator pencapaian kompetensi yang ada pada RPP ”.

Pernyataan dari kedua narasumber, pada pedoman wawancara nomor 3 yaitu tujuan pembelajaran yang ada di dalam Lembar Kerja Peserta Didik sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi yang ada di Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

Pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran yang ada pada Lembar Kerja Peserta Didik kelas X mata pelajaran PPKn telah sesuai dengan rumusan Indikator Pencapaian Kompetensi yang ada pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

4. Apakah materi LKPD yang diajarkan oleh Bapak/Ibu guru sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi di dalam RPP ?

Materi pembelajaran merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan untuk perencanaan dan penelaah implementasi pembelajaran serta untuk membantu dalam kegiatan belajar mengajar di kelas sehingga disusun secara sistematis untuk menampilkan sosok yang utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam proses pembelajaran.

Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kegiatan belajar mengajar, sehingga harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran yang sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

(42)

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan RJ (07 November 2019) beliau mengatakan :

“iya sesuai, karena memang materi dan indikator disesuaiakan, bila tidak sesuai berarti materinya melenceng”

Sama halnya dengan hasil wawancara peneliti pada SH (07 November 2019) mengatakan :

“ada kesesuaian karena dapat dilihat dari pembahasan materinya”.

Pernyataan dari kedua narasumber, pada pedoman wawancara nomor 4 yaitu materi Lembar Kerja Peserta Didik sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

Pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa materi Lembar Kerja Peserta Didik yang diajarkan oleh Bapak/Ibu guru mata pelajaran PPKn di SMK Negeri 2 Makassar sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

5. Apakah soal yang ada pada LKPD sesuai dengan yang ada pada RPP

?

Lembar Kerja Peserta Didik pada dasarnya menuntut peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran, bukan seperti LKPD pada umumnya yang hanya menyediakan latihan soal untuk dikerjakan siswa. Lembar Kerja Peserta Didik merupakan sebuah lembaran yang berisi apa-apa saja yang harus peserta didik lakukan dan kerjakan dalam proses pembelajaran.

LKPD menuntun peserta didik untuk melakukan pembelajaran.

(43)

Lembar Kerja Peserta Didik harusnya dibuat oleh guru sendiri karena hanya guru sendiri yang mampu mengukur kemampuan siswanya yang diajar sehingga guru yang harusnya lebih tahu apa yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan RJ (07 November 2019) beliau mengatakan :

“Ya sesuai, karena memang harus sesuai soal yang dibuat di Lembar Kerja Peserta Didik dengan di Rencana Pelaksanaan Pembelajaran”

Begitupun hasil wawancara peneliti dengan SH (07 November 2019) mengatakan:

“Sesuai, kenapa sesuai karena jawaban dari soal Lembar Kerja Peserta Didik memang dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran”.

Pernyataan dari kedua narasumber, pada pedoman wawancara nomor 5 yaitu soal yang ada pada Lembar Kerja Peserta Didik kelas X mata pelajaran PPKn sesuai dengan yang ada pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

Pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa soal yang ada pada Lembar Kerja Peserta Didik di SMK Negeri 2 Makassar kelas X sesuai dengan yang ada pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas secara deskriptif, kesesuaian Lembar Kerja Peserta Didik dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dianalisis berdasarkan KD, Indikator, Tujuan Pembelajaran, Materi dan Soal Lembar Kerja Peserta Didik dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Berdasarkan temuan peneliti atau hasil analisis Kompetensi Dasar yang ada di dalam Lembar Kerja Peserta Didik yang

(44)

digunakan guru kelas X di SMK Negeri 2 Makassar telah sesuai dengan Kompetensi Dasar yang ada pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

Berdasarkan hasil analisis peneliti mengenai kesesuaian indikator antara LKPD dengan RPP adalah tidak sesuai. Peneliti menemukan 2 indikator di dalam LKPD berbeda dengan yang ada di RPP diantaranya :

1. Pada indikator 3.4.2 yang ada di dalam LKPD tidak sesuai dengan indikator 3.4.2 yang ada di RPP. Di dalam Lembar Kerja Peserta Didik indikator 3.4.2 adalah menjelaskan hubungan pusat-daerah bidang kewenangan, sedangkan pada indikator Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3.4.2 yaitu mengidentifikasi kedudukan dan peran pemerintah pusat berdasarkan Pasal 18 UUD 1945.

2. Indikator 3.4.3 di dalam Lembar Kerja Peserta Didik adalah mengidentifikasi hubungan pusat-daerah bidang kelembagaan, sedangkan di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran indikator 3.4.3 adalah mengidentifikasi hubungan pusat-daerah menurut UU No.32 Tahun 2004.

Dalam Lembar Kerja Peserta Didik terdapat tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh peserta didik yaitu :

1. Pada tujuan pembelajaran 3.4.1.1 peserta didik mampu menganalisis desentralisasi atau otonomi daerah dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia telah sesuai dengan indikator 3.4.1 yang ada di dalam RPP.

2. Sedangkan untuk tujuan pembelajaran 3.4.2.1 peserta didik mampu menjelaskan hubungan pusat-daerah bidang kewenangan tidak sesuai dengan indikator yang ada pada RPP 3.4.2.

(45)

3. Pada tujuan pembelajaran 3.4.3.1 peserta didik mampu mengidentifikasi hubungan pusat-daerah bidang kelembagaan tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran 3.4.3 yang ada di dalam RPP.

4. Pada tujuan pembelajaran 3.4.4.1 Peserta didik mampu menunjukkan hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah sesuai dengan indikator 3.4.4 yang ada di dalam RPP.

Berdasarkan temuan peneliti mengenai kesesuaian materi Lembar Kerja Peserta Didik dengan rumusan Indikator Rencana Pelaksanaan Pembelajaran bahwa materi Lembar Kerja Peserta Didik tidak sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi yang ada di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Ketidaksesuaian materi LKPD dengan indikator RPP terletak pada indikator Lembar Kerja Peserta Didik, terdapat dua (2) indikator yang tidak sesuai yaitu indikator 3.4.2 dan indikator 3.4.3 sehingga materi kedua indikator tersebut tidak sesuai dengan IPK atau indikator pencapaian kompetensi yang ada di RPP.

Berdasarkan analisis peneliti tentang kesesuaian soal Lembar Kerja Peserta Didik dengan yang ada di Rencana Pelaksanaan Pembelajaran bahwa hasilnya antara soal LKPD dengan soal di dalam RPP tidak sesuai. Di dalam LKPD hanya ada 5 soal uraian yang harus dikerjakan peserta didik secara individu, sedangkan di dalam RPP terdapat soal pilihan ganda dan uraian yang harusnya dikerjakan peserta didik.

(46)

Soal Lembar Kerja Peserta Didik yang tidak sesuai dengan soal uraian di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yaitu soal nomor 5. Pada LKPD soal nomor 5 berbunyi : Jelaskan hubungan pusat-daerah bidang kewenangan dan bidang kelembagaan, sedangkan soal pada RPP yaitu : Jelaskan hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah dalam penerapan otonomi daerah di Indonesia.

Pembahasan di atas membuktikan bahwasannya menganalisis kesesuaian Lembar Kerja Peserta Didik dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sebelum digunakan oleh peserta didik sangat penting, karena bertujuan untuk mengetahui apakah LKPD tersebut baik yang dibuat sendiri oleh guru maupun dibeli dipasaran sesuai dengan rancangan pembelajaran yang dimiliki guru setiap mata pelajaran.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah format Rencana Pelaksanaan yang baik dan benar sebagai berikut :

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : … (Isilah dengan nama sekolah)

Mata Pelajaran :....(Isilah dengan nama mata pelajaran) Kelas/Semester :…(Isilah dengan jenjang kelas dan semester) Materi Pokok : ... (Isilah dengan pokok bahasan)

Alokasi Waktu : … (Misal: 3 Pertemuan (6 JP))

A. Kompetensi Inti

Petunjuk: Tulis keempat KI dari Permendikbud No.24 Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013.

(47)

CONTOH

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi Petunjuk:

1. Tuliskan Kompetensi Dasar sesuai dengan yang tertera Permendikbud No.24 Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013.

2. Rumuskan 2 (dua) atau lebih indikator pencapaian kompetensi untuk setiap KD.

3. Indikator pencapaian kompetensi berupa: (a) perilaku (tercermin dalam kata kerja) yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk kompetensi dasar (KD) pada kompetensi inti (KI)-3 dan KI-4; dan (b) perilaku yang dapat diobservasi untuk disimpulkan sebagai pemenuhan KD pada KI-1 dan KI- 2.

4. Pola atau rumus menuliskan indikator adalah “kata kerja (menjelaskan, membedakan, menganalisis, dan sebagainya) + kata benda (pengetahuan atau isi, atau materi pembelajaran)”. Contoh: Membedakan makhluk hidup

(48)

dan mahkluk tidak hidup; menganalisis fenomena perpindahan penduduk dari desa ke kota; mengevaluasi (menilai) interaksi sosial warga masyarakat di daerah tertentu”, dan sebagainya.

5. Kendati indikator merupakan jabaran dari KD, guru dapat merumuskan indikator dengan kata kerja (proses kognitif atau kecakapan berpikir) yang lebih kompleks daripada KD. Misalnya KD 3 menggunakan kata kerja“memahami”, maka guru dapat merumuskan indikatornya dengan kata kerja antara lain “menjelaskan, membedakan, memberi contoh, mengklasifikasikan, membuat ikhtisar, menuliskan dengan kata-kata sendiri”.

6. Di samping berisi kata kerja yang mencerminkan “perilaku”, Indikator KD juga berisi kata benda yakni pengetahuan, atau materi, atau isi pembelajaran. Contoh, “siswa dapat membedakan ciri-ciri makhluk hidup dan tidak hidup”. Dalam Standar Kompetensi Lulusan (SKL), pengetahuan pembelajaran ini dibedakan menjadi pengetahuan faktual, konseptual, procedural, dan metakognitif.

C. Tujuan Pembelajaran

1. Sama seperti indikator, tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

2. Pola atau rumusan tujuan pun pada pokoknya sama dengan indikator (kata kerja + kata benda). Lengkapnya sering disebut dengan rumus ABCD. A adalah audience atau peserta didik, B adalah behaviour atau perilaku (kata kerja), C adalah Condition atau keadaan yang harus dipenuhi, dan D adalah degree atau batas minimal tingkat keberhasilan.

3. Biasanya C (conditioning) diletakkan di awal rumusan tujuan, diikuti dengan unsur-unsur lain yakni Audience, Behaviour, dan Degree. Contoh rumusan tujuan pembelajaran “Setelah menyelesaikan serangkaian kegiatan pembelajaran, peserta didik dapat menjelaskan konsep fotosintesis dengan menggunakan bahasanya sendiri”

(49)

4. Dalam hal indikator pencapaian kompetensi sangat spesifik dan tidak dapat diuraikan lagi, rumusan tujuan pada pokoknya sama dengan rumusan indikator.

5. Tujuan pembelajaran dirumuskan untuk tiap-tiap pertemuan.

D. Materi Pembelajaran Petunjuk:

1. Tulis tema/sub-tema/jenis teks dan/atau butir-butir materi yang dicakup untuk materi pembelajaran reguler, pengayaan, dan remedial.

2. Butir-butir materi yang dimaksud harus relevan dengan indikator pencapaian kompetensi yang dapat berupa pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, atau metakognitif sesuai tuntutan KD.

E. Metode Pembelajaran Petunjuk:

1. Tulis satu atau lebih metode pembelajaran yang diterapkan.

2. Metode pembelajaran yang dipilih adalah pembelajaran aktif yang efektif dan efisien memfasilitasi peserta didik mencapai indikator-indikator KD beserta kecakapan abad 21.

F. Media dan Bahan Petunjuk:

1. Media

Tulis spesifikasi semua media pembelajaran (video/film, rekaman audio, model, chart, gambar, realia, dsb.).

G. Sumber Belajar Petunjuk:

Tulis spesifikasi semua sumber belajar (buku siswa, buku referensi, majalah, koran, situs internet, lingkungan sekitar, narasumber, dsb.).

(50)

H. Langkah-langkah Pembelajaran Petunjuk:

1. Tulis kegiatan pembelajaran untuk setiap pertemuan yang mencakup kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

2. Kegiatan pembelajaran pada KEGIATAN PENDAHULUAN dan KEGIATAN PENUTUP ditulis dalam rumusan kegiatan yang dilakukan oleh guru yang DAPAT dilengkapi dengan rumusan kegiatan peserta didik secara terintegrasi – tidak dalam kalimat terpisah.

3. Kegiatan pembelajaran pada KEGIATAN INTI ditulis dalam rumusan kegiatan peserta didik YANG DAPAT dilengkapi dilengkapi dengan rumusan kegiatan guru – dalam kalimat terpisah.

4. Langkah-langkah dan aktivitas pembelajaran pada KEGIATAN INTI menyesuaikan sintaks dan prinsip-prinsip belajar dari metode yang diterapkan.

5. Tulis jumlah JP untuk setiap pertemuan dan alokasi waktu untuk kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.

Permendikbud nomor 24 tahun 2016 tentang KI dan KD kurikulum 2013. Kompetensi inti pada kurikulum 2013 merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas. Kompetensi dasar merupakan kemampuan dan materi pembelajaran minimal yang harus dicapai peserta didik untuk suatu mata pelajaran.

Pernyataan di atas didukung oleh hasil penelitian Nely Dikha Rosalia (2015) Analisis Kualitas Isi Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA Biologi SMP KELAS VIII Semester II yang digunakan di Karesidenan Kota Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016 bahwa data dianalisis menggunakan statistic deskriptif. Hasil penelitian diperoleh berdasarkan kesesuaian dengan KTSP

(51)

LKS “Star”, LKS “Smart”, LKS “Suplemen Bahan Ajar” memiliki kategori tinggi, sedangkan dan LKS “Intensif” kategori sedang. Berdasarkan indeks pengaktifan siswa berupa petunjuk kegiatan, gambar dan soal-soal latihan LKS “Star” memiliki indeks pengaktifan kategori sedang, sedangkan LKS “Smart”, LKS “Suplemen Bahan Ajar” dan LKS

“Intensif” kategori rendah. Berdasarkan prosentase jenjang soal kognitif, psikomotorik dan afektif keempat LKS tidak proporsional.

Sehingga dapat disimpulkan Lembar Kerja Peserta Didik harus sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dimiliki oleh guru agar pada saat peserta didik menggunakan LKPD tersebut dalam proses belajar mengajar, tercapailah hasil belajar yang diinginkan sesuai dengan RPP.

Referensi

Dokumen terkait

Peta Kepulauan Banda: Gunung Api, Neira, dan Lonthor atau Banda Besar (karya Johannes Vingboons tahun 1660) ... Lukisan pemandangan Pulau Banda Neira karya Johannes Vingboons

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa variable citra merek dan reputasi perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengambilan keputusan pembelian smartphone

Hasil penelitian ini menunjukan secara simultan pajak daerah, retribusi daerah, dana alokasi umum, dana alokasi khusus berpengaruh signifikan terhadap pengalokasian belanja modal,

Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis rasio keuangan untuk memprediksi tingkat pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada periode 2012 2016

Atas segala Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Inovasi Pelayanan

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan sikap demokratis dan prestasi belajar PKn melalui metode Simulasi di

Skripsi ini berisi deskripsi Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD N 1 Tambaksari Materi Membaca Melalui Penerapan Metode SQ3R yang membahas masalah sesuai

[r]