• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, penulis dapat memberikan saran sebagai berikut :

1. Sebaiknya guru teliti dan mampu melengkapi indikator yang ada pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran juga seharusnya ada tercantumkan pada Lembar Kerja Peserta Didik sebelum LKPD tersebut dibagikan kepada peserta didik.

2. Bagi penyusun LKPD hendaknya lebih memperhatikan kaidah-kaidah dan prinsip-prinsip penulisan Lembar Kerja Peserta Didik terutama pada tingkat pengaktifan peserta didik dan proporsi jenjang –jenjang soal latihan.

3. Lembar Kerja Peserta Didik hanya sebagai pendamping bukan sumber utama yang digunakan dalam pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Andi Prastowo. 2014. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.

Yogyakarta: Diva Press.

Damayanti, D.S., Ngazizah,N., & Setyadi, E.K. (2013). Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing untuk Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Listrik Dinamis SMA Negeri 3 Purworejo Kleas X Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi. Jawa Tengah : Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Darmadi, Hamid. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung:

Alfabeta.

Fahrie. (2012). Lembar Kerja Peserta Didik. Indonesian Journal of Science Education. Volume 2, Nomor 1.

Johar Arifin, (2007), Cara Cerda Menilai Kinerja Perusahaan, (Jakarta : Gramedia) Hal 30.

Kunandar. (2011). Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Grafindo Persada.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Nursyam, (2009) Pembelajaran Scientific untuk Implementasi Kurikulum 2013 (Jakarta: Bumi Aksara), hlm 45.

Roehati, E. 2009. Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)Mata Pelajaran Sains Kimia untuk SMP. Inovasi pendidikan. Jilid 10, Nomor 1.

Rustama. (2008). Pengembangan Bahan Ajar. Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung.

Samsuri.(2011). Pendidikan Karakter Warga Negara, Kritik Pembangunan Karakter Bangsa. Yogyakarta: Diandra Pustaka Indonesia.

Siddiq. (2009). Pengembangan Bahan Pembelajaran. Jakarta. Direktorat.

Sudiyono, dkk. 2011. “Pembelajaran dengan Lembar Kerja Siswa dan Media Model

untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kompetensi Membuat Gambar Potongan”. Dalam JurnaPendidikan Teknik Mesin. Volume 11 No.2 Hal 92 Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Sugiyono (2013) Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.

(Bandung: ALFABETA).

Sungkono.(2009). Pengembangan Bahan Ajar dan Karakteristiknya. Yogyakarta:

Universitas Negeri Yograkarta.

Suyitno, Amin, 2007, Pemilihan Model-Model Pembelajaran, Lembar Kerja Peserta Didik dan Penerapannya di Sekolah, Jakarta: Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan-Depag.

Suyono. (2008). Macam-macam manfaat Lembar Kerja Peserta Didik. Bandung : Alfabeta.

Trianto. (2013). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.

Jakarta:Kencana.

Widjajanti, Endang. (2010). Penilaian Lembar Kerja Peserta Didik Materi Konsep Atom, Ion dan Molekul. Jurnal Pendidikan Kimia. Volume 1, nomor 2.

LAMPIRAN 2

RPP dan LKPD

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Unit 4

Hubungan Struktural dan

Fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Makassar Kelas/Semester : X/1

Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Alokasi Waktu : 8 x 45 menit (4 minggu)

KOMPETENSI INTI:

KD 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KD 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KD 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KD 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Kompetensi Dasar Indikator

3.4 Memahami hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

3.4.1. Menganalisis desentralisasi atau otonomi daerah dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia

3.4.2. Mengidentifikasi kedudukan dan peran pemerintah pusat.

3.4.3. Mengidentifikasi kedudukan dan peran pemerintah daerah

3.4.4. Menunjukkan hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah

4.4 Menyaji hasil telaah hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

4.4.1 Menyaji hasil telaah hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

4.4.2 Mengkomunikasikan hasil telaah hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah menurut UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

PERTEMUAN I (HARI I ):

A. Tujuan

1) Meninjau hubungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah 2) Menerangkan hubungan keuangan pusat-daerah

3) Menjabarkan hubungan pusat-daerah bidang pengawasan.

B. Materi Pembelajaran

Hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah.

C. Metode Pembelajaran

Pendekatan umum : Contextual teaching and learning Metode : discovery, diskusi

D. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran 1. Media:

a. PowerPoint Facil: Advanced Learning Pancasila and Civic Education 1, Tim Penulis Grafindo, Penerbit Grafindo Media Pratama, 2013.

a. Buku Teks Facil: Advanced Learning Pancasila and Civic Education 1, Tim Penulis Grafindo, Penerbit Grafindo Media Pratama, 2013.

E. Kegiatan Pembelajaran 1. Pendahuluan

a. Mengkondisikan siswa untuk belajar dan memotifasi siswa terkait materi inti pembelajaran tentang hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah.

b. Apersepsi: bertanya tentang apa yang siswa ketahui mengenai pengertian konstitusi sebagai hukum dasar.

- Apa yang kamu ketahui tentang hubungan struktural dan fungsional?

- Apa yang kamu ketahui tentang hubungan pemerintah pusat dan daerah?

c. Menyampaikan inti tujuan pembelajaran hari ini.

2. Inti

a. Membimbing siswa secara berkelompok untuk Mengamati (Observing)

1) Membaca buku teks tentang hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah

2) Menganalisa hubungan pusat dan daerah

3) Menandai hubungan pusat dan daerah dalam bidang, keuangan dan pengawasan

Menanya(Questioning)

1) Mempertanyakan tentang apa yang dimaksud dengan hubungan struktural dan fungsional

2) mempertanyakan hubungan pemerintah pusat-daerah dalam berbagai bidang.

Pengumpulan Data (Experimenting)

1) Mengumpulkan data dari berbagai sumber (media cetak dan elektronik) tentang hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah

2) Mengumpulkan data dari berbagai sumber tentang hubungan pemerintah pusat dan daerah dalam bidang keuangan dan pengawasan

Mengasosiasi(Associating)

1) Menelaah hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah

2) Mengidentifikasi hubungan pemerintah pusat dan daerah dalam bidang keuangan dan pengawasan

Mengkomunikasikan(Communicating)

1) Mempresentasikan hasil diskusi tentang hubungan structural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah

2) Mendiskusikan tentang hubungan pemerintah pusat dan daerah dalam bidang kewenangan, kelembagaan, keuangan dan pengawasan

b. Mendiskusikan hasil laporan dan menyimpulkan keterkaitan.

3. Penutup

Mendorong peserta didik untuk melakukan menyimpulkan, merefleksi, dan menemukan nilai-nilai yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.

PERTEMUAN II (HARI II):

A. Tujuan

1) Mengidentifikasi Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah Berdasarkan Pasal 18 UUD 1945

2) Menjelaskan Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah Berdasarkan Pasal 18 UUD 1945

B. Materi Pembelajaran

Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah Berdasarkan Pasal 18 UUD 1945 C. Metode Pembelajaran

Pendekatan umum : contextual teaching and learning

Metode : diskusi

D. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran 1. Media:

a. PowerPoint Facil: Advanced Learning Pancasila and Civic Education 1, Tim Penulis Grafindo, Penerbit Grafindo Media Pratama, 2013.

a. Buku Teks Facil: Advanced Learning Pancasila and Civic Education 1, Tim Penulis Grafindo, Penerbit Grafindo Media Pratama, 2013.

E. Kegiatan Pembelajaran 1. Pendahuluan

a. Mengkondisikan siswa untuk belajar dan memotifasi siswa terkait materi inti pembelajaran tentang Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah Berdasarkan Pasal 18 UUD 1945

b. Apersepsi: bertanya tentang apa yang siswa ketahui mengenai Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah Berdasarkan Pasal 18 UUD 1945

- Apa yang kamu ketahui tentang Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah Berdasarkan Pasal 18 UUD 1945

c. Menyampaikan inti tujuan pembelajaran hari ini 2. Inti

a. Membimbing siswa secara berkelompok untuk Mengamati (Observing)

1) Membaca dan menganalisa pasal-pasal UUD 1945 yang berkaitan dengan pemerintah pusat dan daerah

2) Menyimak Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah Berdasarkan Pasal 18 UUD 1945

Menanya(Questioning)

1) Bertanya jawab tentang pasal-pasal UUD 1945 yang berkaitan dengan pemerintah pusat dan daerah

2) Menanyakan Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah Berdasarkan Pasal 18 UUD 1945

Pengumpulan Data (Experimenting)

1) Mengumpulkan data dari berbagai sumber (media cetak dan elektronik) tentang hubungan pemerintah pusat dan daerah berdasarkan Pasal 18 UUD 1945

Mengasosiasi(Associating)

1) Mencari hubungan pemerintah pusat dan daerah berdasarkan Pasal 18 UUD 1945

Mengkomunikasikan(Communicating)

1) Mempresentasikan hasil diskusi tentang hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah Berdasarkan Pasal 18 UUD 1945

b. Mendiskusikan hasil laporan dan menyimpulkan keterkaitan.

3. Penutup

Mendorong siswa untuk melakukan menyimpulkan, merefleksi, dan menemukan nilai-nilai yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.

PERTEMUAN III (HARI III):

a. Tujuan

1. Mengidentifikasi hubungan pusat-daerah menurut UU No.32 Tahun 2004.

b. Materi Pembelajaran

Hubungan pusat-daerah menurut UU No.32 Tahun 2004 c. Metode Pembelajaran

Pendekatan umum : Contextual Teaching and Learning Metode : diskusi, observasi, literatur

d. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran 1. Media:

a. PowerPoint Facil: Advanced Learning Pancasila and Civic Education 1, Tim Penulis Grafindo, Penerbit Grafindo Media Pratama, 2013.

a. Buku Teks Facil: Advanced Learning Pancasila and Civic Education 1, Tim Penulis Grafindo, Penerbit Grafindo Media Pratama, 2013.

e. Kegiatan Pembelajaran 1. Pendahuluan

a. Mengkondisikan siswa untuk belajar dan memotifasi siswa terkait materi inti pembelajaran tentang hubungan pusat-daerah menurut UU No.32 Tahun 2004.

b. Apersepsi: bertanya tentang apa yang siswa ketahui mengenai hubungan pusat-daerah menurut UU No.32 Tahun 2004

c. Menyampaikan inti tujuan pembelajaran hari ini 2. Inti

a. Membimbing siswa secara berkelompok untuk Mengamati (Observing)

1) Mengamati hubungan pusat-daerah menurut UU No.32 Tahun 2004

2) Membaca dari berbagai sumber tentang hubungan pusat-daerah menurut UU No.32 Tahun 2004

Menanya(Questioning)

1) Mempertanyakan hubungan pusat-daerah menurut UU No.32 Tahun 2004

Pengumpulan Data (Experimenting)

1) Mengumpulkan data dari berbagai sumber (media cetak dan elektronik) tentang hubungan kewenangan pusat-daerah menurut UU No.32 Tahun 2004

Mengasosiasi(Associating)

1) Membandingkan hubungan pusat-daerah menurut UU No.32 Tahun 2004 dengan UUD 1945 Pasal 18

Mengkomunikasikan(Communicating)

1) Mempresentasikan hasil pengumpulan data tentang hubungan pusat-daerah menurut UU No.32 Tahun 2004 dengan UUD 1945 Pasal 18.

b. Mendiskusikan hasil laporan dan menyimpulkan keterkaitan.

4. Penutup

Mendorong siswa untuk melakukan menyimpulkan, merefleksi, dan menemukan nilai-nilai yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.

PERTEMUAN IV (HARI IV):

a. Tujuan

1. Menunjukkan hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah

b. Materi Pembelajaran

Hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah c. Metode Pembelajaran

Pendekatan umum : Contextual Teaching and Learning Metode : diskusi, observasi, literatur

d. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran 1. Media:

a. PowerPoint Facil: Advanced Learning Pancasila and Civic Education 1, Tim Penulis Grafindo, Penerbit Grafindo Media Pratama, 2013.

a. Buku Teks Facil: Advanced Learning Pancasila and Civic Education 1, Tim Penulis Grafindo, Penerbit Grafindo Media Pratama, 2013.

e. Kegiatan Pembelajaran 1. Pendahuluan

a. Mengkondisikan siswa untuk belajar dan memotifasi siswa terkait materi inti hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah.

b. Apersepsi: bertanya tentang apa yang siswa ketahui mengenai hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah c. Menyampaikan inti tujuan pembelajaran hari ini.

2. Inti

a. Membimbing siswa secara berkelompok untuk Mengamati (Observing)

1) Mengamati hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah

2) Membaca dari berbagai sumber tentang hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah

Menanya(Questioning)

1) Mempertanyakan hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah

2) Menganalisis tentang hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah

Pengumpulan Data (Experimenting)

1) Mengumpulkan data dari berbagai sumber (media cetak dan elektronik) tentang menunjukkan hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah

2) Mengumpulkan data dari berbagai sumber Mengasosiasi(Associating)

Menunjukkan hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah

Mengkomunikasikan(Communicating)

1) Mempresentasikan hasil pengumpulan data

2) Mendiskusikan hasil laporan dan menyimpulkan keterkaitan.

5. Penutup

Mendorong siswa untuk melakukan menyimpulkan, merefleksi, dan menemukan nilai-nilai yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.

PENILAIAN

1. Teknik dan Bentuk Instrumen

Teknik Bentuk Instrumen

 Pengamatan Sikap  Lembar Pengamatan Sikap dan Rubrik

 Tes Unjuk Kerja  Tes Uji Petik Kerja dan Rubrik

 Tes Tertulis  Tes Uraian dan Pilihan

 Portofolio  Panduan Penyusunan Portofolio 2. Contoh Instrumen

a. Lembar Pengamatan Sikap

No Aspek yang dinilai 4 3 2 1 Keterangan 1 Menunjukkan rasa syukur kepada

Tuhan

2 memiliki rasa ingin tahu (curiosity) 3 menunjukkan ketekunan dan

tanggungjawab dalam belajar dan bekerja baik secara individu maupun berkelompok

b. LembarTes Unjuk Kerja

Aspek Penilaian Bobot Skor Nilai 1 KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN GAGASAN

a. Ide pokok laporan

b. Keruntutan berpikir dari latar belakang, masalah, tujuan, hasil, dan kesimpulan.

c. Penggunaan Bahasa Indonesia.

15%

2 KEMAMPUAN MENJELASKAN ISI PRESENTASI

a. Kelancaran penyampaian gagasan b. Kejelasan metode dan prosedur kerja

15%

3 KEMAMPUAN MENUNJUKKAN ORISINALITAS a. Bukti empirik atas argumen

b. Konsistensi argumentasi

15%

4 KEMAMPUAN MENJELASKAN INOVASI DAN MANFAAT

a. Sifat kebaruan hasil karya

b. Kesesuaian antara materi penulisan dengan penugasan dari guru

15%

5 KEMAMPUAN MEMPERTAHANKAN KONSEP DALAM MENJAWAB PERTANYAAN

20%

a. Kemampuan berargumentasi, ketangguhan dan konsistensi, berkomunikasi lisan

b. Keruntutan dalam penalaran

c. Ketepatan dalam menjawab pertanyaan d. Akurasi uraian materi dengan kesimpulan

6 KEMAMPUAN MENJELASKAN HASIL 15%

a. Originalitas atas keaslian karya

b. Keefektifan atau pencapaian tujuan/prestasi c. Dampak atau manfaatnya

7 SIKAP DALAM PRESENTASI 5%

a. Kerapihan b. Kesopanan

Catatan : Skor 1-5 (1. Sangat Kurang, 2. Kurang, 3. Cukup, 4. Baik, 5. Sangat Baik)

Nilai = bobot x skor c. Lembar Tes Tertulis A. Pilihan Ganda

Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling benar !

1. Perkembangan penyelenggaran kekuasaan negara di daerah juga terjadi dalam proses pemilihan kepala daerah. Ada tiga sistem pemilihan atau pengangkatan kepala daerah yang pernah berlaku di Indonesia, yaitu penunjukan langsung oleh pemerintah pusat (gubernur ditunjuk dan diangkat oleh presiden, bupati/walikota oleh Menteri Dalam Negeri), dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, pada saat sekarang ini pemilihan kepala daerah dilakukan oleh….

a. dipilih oleh partai politik b. dipilih langsung oleh rakyat c. pengangkatan kepala daerah

d. dipilih oleh pemuka dan tokoh masyarakat e. dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

2. Pemerintahan daerah merupakan bagian tidak terpisahkan dari sistem pemerintah Republik Indonesia. Kewenangan tersebut dipergunakan untuk mengelola kekuasaan negara dalam rangka mewujudkan tujuan negara, pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan….

a. asas keterbukaan dan akuntabilitas b. asas otonomi dan tugas pembantuan c. asaa kepastian hukum dan demokrasi d. asas pemerataan dan pembagian kekuasaan e. asas keseimbangan dan pembagian keuntungan

3. Perhatikan data berikut :

(1). Politik luar negeri, pertahanan, kesehatan, agama (2). Pertahanan, agama, moneter, politik luar negeri (3). Perumahan, kesehatan, tata ruang, pertanahan (4). Kesehatan, agama, politik luar negeri, yusitisi (5). Agama, moneter, politik luar negeri, keamanan

Berdasarkandata di atas, bidang yang masih menjadi kewenangan pemerintah pusat ditunjukkan oleh nomor....

a. 1 dan2 b. 1 dan 3 c. 1 dan 5 d. 2 dan 4 e. 2 dan 5

4. Pemerintahan daerah merupakan bagian tidak terpisahkan dari sistem pemerintah Republik Indonesia. Kewenangan tersebut dipergunakan untuk mengelola kekuasaan negara dalam rangka mewujudkan tujuan negara, Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan….

a. asas otonomi dan tugas pembantuan b. asas keterbukaan dan akuntabilitas c. asaa kepastian hukum dan demokrasi d. asas pemerataan dan pembagian kekuasaan e. asas keseimbangan dan pembagian keuntungan

5. Peraturan daerah (Perda) dibentuk dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah provinsi/kabupaten/kota dan tugas pembantuan. Perda merupakan penjabaran lebih lanjut dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dengan memperhatikan ciri khas masing-masing daerah. Perda tidak boleh bertentangan dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan

yang lebih tinggi. Perda ditetapkan oleh daerah setelah mendapat persetujuan dari....

a. MPR b. DPR c. DPD d. DPRD e. Presiden B. Uraian

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas!

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan negara kesatuan. Jelaskan penerapan konsep negara kesatuan dengan sistem desentralisasi.

2. Apakah yang dimaksud dengan otonomi daerah? Jelaskan penerapan otonomi daerah dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3. Jelaskan kedudukan dan peran pemerintah pusat dalam penerapan otonomi daerah pada Negara Kesatuan Republik Indonesia.

4. Jelaskan kedudukan dan peran pemerintah daerah dalam penerapan otonomi daerah di Indonesia.

5. Jelaskan hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah dalam penerapan otonomi daerah di Indonesia.

C. Kunci Jawaban pemerintahan diatur oleh pemerintah pusat. Desentralisasi pada dasarnya adalah suatu proses penyerahan sebagian wewenang dan tanggung jawab dari urusan yang semula adalah urusan pemerintah pusat kepada badan-badan atau lembaga-lembaga pemerintah daerah agar menjadi urusan rumah tangganya sehinggga urusan-urusan tersebut beralih kepada daerah dan menjadi wewenang serta tanggung jawab pemerintah daerah.

Dalam praktiknya desentralisasi pada negara kesatuan Republik Indonesia dibedakan atas 3 (tiga) bagian.

1. Desentralisasi politik, yakni pelimpahan kewenangan dari pemerintah pusat yang meliputi hak mengatur dan mengurus kepentingan rumah tangga sendiri bagi badan-badan politik di daerah yang dipilih oleh rakyat dalam daerah-daerah tertentu.

2. Desentralisasi fungsional, yaitu pemberian hak kepada golongan-golongan tertentu untuk mengurus segolongan-golongan kepentingan tertentu dalam masyarakat baik terikat maupun tidak pada suatu daerah tertentu, seperti mengurus irigasibagi petani.

3. Desentralisasi kebudayaan, yakni pemberian hak kepada golongan-golongan minoritas dalam masyarakat untuk menyelenggarakan kebudayaan sendiri, seperti mengatur pendidikan, agama, dan sebagainya.

2. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan

kepentingan masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Negara Republik Indonesia sebagai negara kesatuan menganut asas desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, yaitu dengan memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah.

Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia diselenggarakan dalam rangka memperbaiki kesejahteraan rakyat. Pengembangan suatu daerah dapat disesuaikan oleh pemerintah daerah dengan memperhatikan potensi dan kekhasan daerah masingmasing. Hal ini merupakan kesempatan yang sangat baik bagi pemerintah daerah untuk membuktikan kemampuannya dalam melaksanakan kewenangan yang menjadi hak daerah.

Pelaksanaan otonomi daerah selain berlandaskan pada acuan hukum, juga sebagai implementasi tuntutan globalisasi yang diberdayakan dengan cara memberikan daerah kewenangan yang lebih luas, lebih nyata, dan bertanggung jawab terutama dalam mengatur, memanfaatkan dan menggali sumber-sumber potensi yang ada di daerahnya masing-masing. Maju atau tidaknya suatu daerah sangat ditentukan oleh kemampuan dan kemauan untuk melaksanakan pemerintahan daerah.

Pemerintah daerah bebas berkreasi dan berekspresi dalam rangka membangun daerahnya.

3. Penyelenggara pemerintahan pusat dalam sistem ketatanegaraan di Indonesia adalah presiden dibantu oleh wakil presiden, dan menteri negara. Berkaitan dengan pelaksanaan otonomi daerah, kebijakan yang diambil dalam menyelenggarakan pemerintahan digunakan asas desentralisasi, tugas pembantuan, dan dekonsentrasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pemerintah pusat dalam pelaksanaan otonomi daerah, memiliki 3 (tiga) fungsi.

1) Fungsi Layanan (Servicing Function)

Fungsi pelayanan dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dengan cara tidak diskriminatif dan tidak memberatkan serta dengan kualitas yang sama. Dalam pelaksanaan fungsi ini pemerintah tidak pilih kasih,melainkan semua orang memiliki hak sama, yaitu hak untuk dilayani, dihormati, diakui, diberi kesempatan (kepercayaan), dan sebagainya.

2) Fungsi Pengaturan (Regulating Function)

Fungsi ini memberikan penekanan bahwa pengaturan tidak hanya kepada rakyat tetapi kepada pemerintah sendiri. Artinya, dalam

membuat kebijakan lebih dinamis yang mengatur kehidupan masyarakat dan sekaligus meminimalkan intervensi negara dalam kehidupan masyarakat. Jadi, fungsi pemerintah adalah mengatur dan memberikan perlindungan kepada masyarakat dalam menjalankan hidupnya sebagai warga negara.

3) Fungsi Pemberdayaan

Fungsi ini dijalankan pemerintah dalam rangka pemberdayaan masyarakat. Masyarakat tahu, menyadari diri, dan mampu memilih alternatif yang baik untuk mengatasi atau menyelesaikan persoalan yang dihadapinya. Pemerintah dalam fungsi ini hanya sebagai fasilitator dan motivator untuk membantu masyarakat menemukan jalan keluar dalam menghadapi setiap persoalan hidup.

4. Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluasluasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia Penyelenggaraan pemerintahan daerah menggunakan asas otonomi dan tugas pembantuan. Tugas pembantuan (medebewind)adalah keikutsertaan pemerintah daerah untuk melaksanakan urusan pemerintah yang kewenangannya lebih luas dan lebih tinggi di daerah tersebut.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 menyatakan bahwa pemerintahan daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan menjadi urusan pemerintah pusat.

Beberapa urusan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah untuk kabupaten/kota meliputi beberapa hal berikut.

1. Perencanaan dan pengendalian pembangunan.

2. Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang.

3. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat.

4. Penyediaan sarana dan prasarana umum.

5. Penanganan bidang kesehatan.

6. Penyelenggaraan pendidikan.

7. Penaggulangan masalah sosial.

8. Pelayanan bidang ketenagakerjaan.

9. Fasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah.

10.Pengendalian lingkungan hidup.

11.Pelayanan pertanahan.

5. a. Hubungan Struktural Pemerintah Pusat dan Daerah

Dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia terdapat dua cara yang dapat menghubungkan antara pemerintah pusat dan pemeritah daerah. Cara pertama, disebut dengan sentralisasi, yakni segala urusan, fungsi, tugas, dan wewenang penyelenggaraan pemerintahan ada pada pemerintah pusat yang pelaksanaannya dilakukan secara dekonsentrasi.

Cara kedua, dikenal sebagai desentralisasi, yakni segala urusan, tugas, dan wewenang pemerintahan diserahkan seluas-luasnya kepada pemerintah daerah. Pelimpahan wewenang dengan cara dekonsentrasi dilakukan melalui pendelegasian wewenang kepada perangkat yang berada di bawah hirarkinya di daerah, sedangkan pelimpahan wewenang dengan cara desentralisasi dilakukan melalui pendelegasian urusan kepada daerah otonom.

Secara struktural hubungan pemerintah pusat dan daerah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000. Berdasarkan ketentuan tersebut daerah diberi kesempatan untuk membentuk lembaga-lembaga yang disesuaikan dengan kebutuhan daerah

b. Hubungan Fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah

Pada dasarnya pemerintah pusat dan daerah memiliki hubungan kewenangan yang saling melengkapi satu sama lain. Hubungan tersebut terletak pada visi, misi, tujuan, dan fungsinya masing-masing. Visi dan

Pada dasarnya pemerintah pusat dan daerah memiliki hubungan kewenangan yang saling melengkapi satu sama lain. Hubungan tersebut terletak pada visi, misi, tujuan, dan fungsinya masing-masing. Visi dan

Dokumen terkait