BAB II PEMBAHASAN
B. Shalat Berjamaah
4. Manfaat Shalat Berjamaah
Jika Allah dan Rasul-Nya mensyariatkan sesuatu
kepada orang beriman, maka didalamnya pasti ada
hikmah, manfaat dan maslahah untuk mereka. Karna Allah
itu maha pengasih kepada seluruh mahkluknya, dia tidak
mungkin memerintahkan atau mensyariatkan sesuatu
yang tidak ada manfaatnya atau sia-sia, demikian pula
halnya dengan syariat untuk mengerjakan shalat fardhu
lima waktu secara berjama’ah, sungguh disana ada hikmah
dan manfaat yang banyak sekali bagi oarang yang beriman,
Diantara hikmah dan manfaat shalat berjama’ah yaitu:
a. Mendapatkan naungan Allah besok dihari kiamat
Orang yang rajin mengerjakan shalat fardhu lima
waktu secaraberjama’ah maka besok dihari kiamat ia akan
mendapatkan naungan dan perlindungan khusus dari
Allah, dimana pada hari itu hanya beberpa kelompok
orang saja yang akan mendapatkan naungan dan
perlindungan-Nya. Jika seseorang telah mendapatkan
naungan dan perlindungan Allah, maka ia pasti akan
terhindar dari derita dan huru-hura hari kiamat yang luar
biasa mengerikan. 13
13 saiful El-sutha Hadi shalat samudra hikmah (jakarta: wahyu qolbu 2016), cet. 1 hal. 153-159
b. Langkah pulang-perginya ke masjid mendapatkan
kebaikan dan keberkahan
Orang yang rajin mengerjakan shalat berjama’ah
kemasjid, atau mushallamaka ia mndapatkan kebaikan dan
keberkahan yang besar dalam hidupnya, karena langkah
pulang dan perginya ke masjid akan dihitung sebagai
ibadah dan keutamaan yang besar disis Allah. Orang yang
rajin mengerjakan shalat berjama’ah di masjid, maka
hidupnya akan selalu dicurahi keberkahan, kemudahan
dan kebaikan dari Allah.
c. Mendapatkan kehidupan dan kematian yang baik
Orang yang rajin mengerjakan shalat fardhu lima
waktu secara berjama’ah di masjid, maka ia mendapat
jaminan berupa kehidupan yang baik dan kematian yang
baik disisi Allah. Orang yang rajin mengerjakan shalat
fardhu lima waktu secara berjama’ah di masjid maka ia
akan meraih kebahagian dalam hidupnya yang terhindar
dari kematian yang tragis dan tidak wajar, serta akan
meraih akhir kehidupan yang baik dan indah (khusnul
khatimah).
d. Mendapatkan pengampunan dosa dan diangkat
derajatnya
Hikmah dan keutamaan lain yang akan diberikan
oleh Allah kepada orang yang rajin mengerjakan shalat
berjama’ah adalah, ia akan diampuni dosa-dosanya oleh
Allah dan diangkat derjatnya. Orang yang rajin
mengerjakan shalat fardhu lima waktu secara berjama’ah,
maka ia akan mendapatkan penghapusan atas
dosa-dosanya serta meraih kemulian dan posisi yang
terhormat disisi Allah.
e. Mendapatkan cahaya yang sempurna besok di hari
kiamat
Sesungguhnya Allah senantiasa menghargai jerih
payah hambanya dalam segala hal. Orang yang mau
bersusah payah dalam melakukan sesuatu, niscaya ia akan
mendapatkan hasil yang terbaik dari jerih payahnya itu.
Demikian halnya dengan orang yang mau bersusah payah,
melawan segala kemalasan dan rasa cape, dengan mau
berjalan dimalam hari menuju masjid guna melaksanakan
shalat berjama’ah, niscaya diakhirat nanti Allah akan
mejadikannya bercahaya terang, laksana bulan purnama
dan bintang yang menerangi malam.
Orang yang rajin mengerjakan shalat secara
berjama’ah, maka dihari kiamat nanti tubuhnya akan
memancarkan cahaya, membuat oarang lain berebut untuk
bisa berada didekatnya guna mendapatkan penerangan
darinya. Namun apalah daya, cahaya itu hanya khusus
Allah persembahkan hanya untuk oarang-orang yang rajin
sahalat berjama’ah, hingga oarang lain, terutama
orang-orang munafik, tidak akan bisa mengambil manfaat
darinya.
f. Mendapatkan pahala seperti pahala orang yang berhaji
Bagi orang muslim yang belum mampu untuk
mengerjakan ibadah haji dan umrah ke Baitullah,
disebabkan oleh keterbatasan yang ada pada dirinya maka
ia tidak perlu kecil hati. Karna sesunguhnya Allah itu
maha adil dan maha pemurah. Allah telah menjadikan
suatu amal yang nilainya sebanding dengan menunaikan
ibadah hajidan umrah di Baitullah. Amal itu adalah
mengerjakan shalat fardhu lima waktu secara berjama’ah.
g. Mendapatkan balasan surga
Hikmah dan keutamaan lain yang akan diberikan
oleh Allah kepada orang yang rajin mengerjakan shalat
fardhu lima waktu secara berjama’ah adalah, ia akan
mendapatkan pahala dan balasan berupa surga yang
penuh kenikmatan darinya. Allah akan mempersiapkan
untuknya sebuah tempat tinggal yang indah dan nyaman
disurga nanti.
h. Dianggap sebagai tamu dan orang yang berkunjung kepada Allah
Sesugguhnya orang yang sedang shalat maka ia adalah orang yang sedang menghadap dan bermunajah kepada Allah. Oleh karena itu, Allah memberikan kemulian kepada orang-orang yang rajin mengerjakan shalat fardhu lima waktu secara berjama’ah dengan menganggap mereka sebagai para tamu yang sedang berkunjung kepadanya.
Maka, Allah pun akan menyembut mereka dengan sambutan hangat dan memberikan jamuan kepada mereka
dengan penuh kehormatan.14 i. Menjadikan Allah bergembira
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa orang
yang sedang mengerjakan shalat berjama’ah
sesungguhnya ia adalah laksana seorang tamu yang
sedang berkunjung kepada Allah. Sebagai yang dikunjungi
tentunya Allah pun bergembira menyambut kedatangan
para tamu yang datang kepadanya dengan segenap
kerendahan hati dan ketundukan kepadanya. Oleh karena
itu, Allah sangat bergembira dan ridha terhadap
orang-orang yang rajin mengerjakan shalat fardhu lima
waktu secara berjama’ah. Dan jika Allah telah ridha
terhadap seorang hamba, maka Allah pasti akan selalu
memberikan perlindungan kepadanya, memberika segala
sesuatu yang dimintanya, dan akan menempatkannya
pada tempat atau posisi yang mulia dikehidupan akhirat
kelak.
j. Menjadikan Allah takjub
14 Saiful Hadi El-Stha, Shalat, Samudra Hikmah, (Jakarta: Wahyu Qolbu, 2016) Hal 168-175
Shalat berjama’ah adalah shalat yang penuh dengan
keindahan dan kemuliaan. Karena tergambar jelas
indahnya kebersamaan, persatuan dan persaudaraan
antara sesama orang beriman. Maka satu dalam kata
gerakan dan gerakan, serta satu dalam pimpinan (imam)
dan arah tujuan. Sungguh jika dilihat dari atas, barisan
dan gerakan orang yang sedang melaksanakan shalat
berjama’ah itu terlihat sangat indah dan menakjubkan.
Bahkan indahnya shalat berjama’ah pun membuat Allah
takjub, sehinggal Allah pun cinta dan Ridha kepada
orang-orang yang rajin mengerjakan shalat fardhu lima
waktu secara berjama’ah.
k. Melindungi diri dari godaan syaitan
Sahalat adalah saat-saat kebersamaan yang indah
antara seseorang hamba denga Tuhannya. Karena dalam
shalat hakikatnya seseorang sedang berkomunikasi,
berdialog dan bermunajah dengan Tuhannya. Maka sudah
tentu saat sedang shalat itulah manusia benar-benar
sedang mengerjakan shalat dengan penuh kekhususkan
dan kehadiran hati, niscaya selamat shalat itu dia akan
berada dalam perlindungan Allah dari segala keburukan,
termasuk terlindungi dari segala godaan dan bujuk rayu
syaitan.terlebih dari orang yang rajin mengerjakan shalat
secara berjama’ah, maka syaitan akan kewalahan dan
tidak mampu untuk menggoda atau pun menguasainya.
Karena ia sedang berada dalam kebersamaan dengan
saudara-saudaranya seiman. Kalau menggoda satu orang
beriman saja merupakan hal yang sulit bagi syaitan, maka
bagaimana dengan menggoda benyak orang yang sedang
menenggelamkan diri secara bersama-sama dalam shalat
(berjama’ah), terntu hal ini akan membuat syaitan
mengalami kesulitan yang luar biasa.
l. Membina solidaritas dan kesatuan umat islam
Tidak diragukan lagi bahwa shalat berjama’ah itu
memupuk dan membina kebersamaa (solidaritas sosial)
diantara sesama orang beriman. Dalam pelaksanaan shalat
berjama’ah, orang-orang beriman itu bernar-benar
disatukan kepada satu gerakan, satu bacaan, satu arah
kiblat satu tempat dan tujuan. Ini mengisyaratkan bahwa
semua orang beriman itu harus hidup dalam persatuan,
kebersamaan, persaudaraan, dan solidaritas sosial yang
kuat. Lewat pelaksanaan shalt berjama’ah, tali silaturahmi
antara sesama orang beriman akan terjalin erat karena
setiap saat minimal lima kali dalam sehari yakni dalam
lima kali pelaksanaan shalat berjama’ah maka akan
bertatap muka dan tegur sapa.
Lebih dari itu, sesungguhnya ucapan salam dalam
shalat yakni ucapan “assalamu’alaikum warahmatullahi
wa barakatuh”, yang diikuti menolah wajah kenana dan
kekiri, lalu bersalaman dengan orang yang berada
disebalah kanan dan kiri kita, maka semua itu adalah
mengisyaratkan bahwa shalat mengarjakan kepada kita
untuk senantiasa menebarkan kedamaian kepada orang
yang ada dikanan dan kiri kita, orang-orang yang ada
disekitar kita. Jadi, shalat bertanggung jawab terhadap
kesejahteraan hamba-hamba Allah yang shaleh, bukan
hanya pelaku shalat itu sendiri, tapi juga semua orang
yang ada disekililingnya. Jadi, sahalat tidak hanya
mengajarkan keshalehan individual, tetapi juga
keshalehan sosial. Maka tak terbantahkan lagi bahwa
shalat berjama’ah adalah salah satu sarana yang tetap
untuk membina solidaritas dan kesatuan umat islam.
5. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam shalat
berjamaah
Sesungguhnya mendahulukan orang lain atau mengalah
kepada orang lain memang merupakan sikap yang terpuji.
Namun hal ini tidak berlaku dalam masalah ibadah dan
kebaikan. Dalam masalah ibadah dan kebaikan, setiap
orang beriman harus saling berlomba untuk melakukan
dan mendapatkan yang berbaik. Hal itu pula yang harus
diterapkan dalam pelaksanaan shalat berjama’ah. Setiap
orang beriman harus berlomba-lomba untuk mendapatkan
barisan (shaff) yang paling depan demi mendapatkan
pahala dan keutamaan yang besar dari Allah. Oleh karna
itu, ketika ada shaff yang kosong dibarisan depan, maka
hendaklah ia mengisinya, bukan justru mempersilahkan
orang lain untuk menempatinya. Karena dengan bersikap
seperti itu, sesungguhnya ia telah membuat dirinya
kehilangan kesempatan untuk meraih kebaikan dan
keutamaan yang besar.15
Sungguh, Allah telah mempersiapkan keutamaan dan
kemuliaan yang besar untuk orang-orang yang rajin
mengerjakan shalat fardhu lima waktu secara berjama’ah,
lebih lagi orang-orang yang mampu mendapatkan barisan
(shaff) paling depan dalam shalat berjama’ah yang sedang
dikerjakannya. Kerna orang yang mampu mendapatkan
shaff paling depan didalam pelaksanaan shalat berjama’ah,
niscaya ia akan selalu dalam lindungan rahmat dan kasih
sayang Allah, karna ia menempati shaff para malaikat.
Demi sempurnanya pelaksanaanshalat berjama’ah, dan
agar shalat berjama’ah yang dilaksanakan membawa
hikmah dan manfaat yang sebesar-besarnya bagi
15Syaikh Dr.Shalih bin Fauzan Al-Fauzan Figih Lengkap (Jakarta: Darul Falah, 2005), hal. 215
orang-orang yang mengerjakannya, maka ada beberapa hal
yang harus diperhatikan selama pelaksanaan shalat
berjama’ah, antara lain:
a. Orang yang ditunjuk untuk menjadi imam dalam
shalat hendaklah orang yang paling banyak
hafalannya terhadap kitab Allah, kemudian yang
paling memahami agama Allah, kemudian yang
paling kuat takwanya, dan kemudian yang paling tua
umurnya.
b. Jika shalat berjamaah tersebut dilaksanakan
dirumah seseorang atau disuatu wilayah kekuasaan
seseorang, maka orang yang punya rumah dan
penguasa setempat adalah yang paling berhak untuk
menjadi imam.
c. Dalam pelaksanaan shalat berjamaah, hendaklah
imam meri-ngankan atau tidak memperpanjang
shalatnya, kecuali bacaan untuk rakaat pertama jika
ia berharap orang yang tertinggal bisa mendapatkan
rakaat pertama bersamanya. Dalam kondisi ini,
maka imam boleh memperpanjang bacaannya.
d. Jika makmum hanya sendiri (seorang diri), maka
hendaklah ia berdiri disamping kanan imam.
Demikian juga seorang wanita menjadi imam bagi
wanita lainnya, maka hendaklah si makmum berdiri
disisinya. Jika makmumnya dua orang atau lebih
yang semuanya adalah laki-laki, maka mereka
berdiri dibelakang imam. Namun jika makmumnya
seorang laki-laki dan seorang wanita, maka laki-laki
disamping imam sementara wanita dibelakang
mereka berdua. Jika makmum terdiri dari kaum
laki-laki berdiri dibelakang imam, sementara kaum
wanita berdiri dibelakang laki-laki.16
e. Ketika solat berjamaah siap untuk dilaksanakan,
maka hendaklah imam dan makmum meluruskan
shaff dan merapatkannya. Rasulullah sendiri, dalam
posisi beliau sebagai imam shalat, maka sebelum
16 Shalih bin fauzan fikih lengkap (jakarta: al-ashimah, 2005) cet. 1 hal.
182-187
beliau melakukan takbiratul ihram biasanya beliau
menghadap kepada para jamaah, seraya bersabda:
( ﺪﻤﺣأ هاور) اْﻮُﻟِﺪَﺘْﻋاَو اْﻮُﺻاَﺮَﺗ
“rapatkan dan luruskanlah barisan kalian”
(HR.Ahmad)
f. Dalam pelaksanaan shalat berjamaah makmum
harus mengikuti imam dalam segala hal yang
dilakukan oleh imam. Jika imam bertakbir, maka ia
harus bertakbir. jika imam rukuk, maka ia harus
rukuk. jika imam sujud, maka ia harus sujud Dan
seterusnya. Haram hukumnya bagi makmum untuk
menyalahi (berbeda) dengan imam atau pun
mendahului imam, serta makruh baginya
berbarengan dengan imam. Jika makmum
mendahului imam dalam takbiratul ihram, maka ia
wajib mengulangi takbiratul ihramnya. Jika tidak
maka shalatnya batal. Demikian pula jika ia
mengucapkan salam sebelum imam, maka shalatnya
pun menjadi batal.
g. Dalam pelaksanaan shalat berjamaah, hendaklah
orang yang berdiri dibelakang imam adalah orang
yang telah dewasa lagi berilmu, agar jika terjadi
sesuatu dengan imam, misalnya imam tiba-tiba batal
shalatnya karna mendapatkan hadats kecil, seperti
kentut, atau jika terjadi sesuatu hal yang tidak
diinginkan (hal buruk) atas diri imam, maka orang
yang dibelakangnya itu bisa menggantikan posisi
imam tersebut.