• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai sumbangan pemikiran bagi para praktisi yang berkecimpung dalam dunia pendidikan dan kepramukaan tentang pendidikan karakter bagi anggota pramuka.

b. Untuk menambah hasanah ilmu pengetahuan bagi ilmu pendidikan pada umumnya dan pendidikan kepramukaan pada khususnya.

10 2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini memberikan wawasan tambahan bagi peneliti lain untuk mengetahui pengaruh kegiatan ekstrakulikuler pramuka terhadap sikap kepemimpinan siswa serta untuk landasan teori untuk penelitian selanjutnya.

b. Bagi Pembina Pramuka

Sebagai bahan pertimbangan untuk pembentukan karakter dalam kegiatan kepramukaan.

c. Bagi Guru

Manfaat lain penelitian ini bagi guru dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana kecakapan siswa mereka dalam mengikuti ekstrakurikuler kepramukaan.

d. Bagi Pusat Pendidikan dan Pelatihan (PUSDIKLAT) Pramuka

Sebagai evaluasi dan inspirasi untuk membentuk para Pembina atau Pelatih pramuka yang handal dan profesional baik ditingkat gugus depan atau sekolah, ranting atau kecamatan, cabang atau kota, daerah dan nasional. dalam membentuk generasi yang

berkarakter, kreatif dan mandiri.

11

BAB II KAJIAN TEORI A. Sikap Kepemimpinan Siswa

1. Pengertian Sikap Kepemimpinan Siswa

Sikap adalah gambaran kepribadian seseorang yang terlahir melalui gerakan fisik dan tanggapan pikiran terhadap suatu keadaan atau suatu objek.6 Senada dengan Alisuf Sabri dan Shilphy, Ngalim Purwanto juga menjelaskan bahwa sikap atau yang dalam bahasa Inggris disebut attitude adalah suatu cara tertentu terhadap suatu perangsang atau (stimulus). Suatu kecenderungan untuk bereaksi dengan cara tertentu terhadap suatu perangsang atau situasi yang dihadapi, baik mengenai orang, benda-benda atau situasi-situasi yang mengenai dirinya.7 Sikap merupakan kecenderungan dan kesiapan untuk bertindak dan merespon, bukannya merupakan tindakan atau respon itu sendiri.8 Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relative ajeg, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar kepada orang tersebut untuk membuat respon atau berperilaku dalam cara yang tertentu yang dipilihnya.9

Selanjutnya, sikap merupakan hasil belajar manusia sehingga sikap dapat tumbuh dan dikembangkan melalui proses belajar. Sikap ditumbuhkan dan dipelajari sepanjang perkembangan orang yang bersangkutan dalam keterkaitannya dengan objek tertentu. Sikap selalu

6 Shilphy Affiattresna Octavia, Sikap dan Kinerja Guru Profesional, (Yogyakarta:

Deepublish, 2019), cet. 1, h. 30

7 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017), h.

141

8 Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 1993), cet. Keempat, h. 108

9 Bimo Walgito, Psikologi Sosial (Suatu Pengantar), (Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2013), h. 127

12

berhubungan dengan objek sehingga tidak berdiri sendiri.10 Sukarelawati menekankan bahwa sikap dapat dikembangkan melalui proses belajar dan harus memiliki keterkaitan dengan objek tertentu karena sikap tidak dapat berdiri sendiri.

Konsep tentang sikap yang sudah disampaikan oleh beberapa ahli menyiratkan bahwasanya terdapat kesamaan diantara pendapat mereka.

Dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan suatu respon atau reaksi terhadap suatu objek disertai dengan adanya perasaan yang menimbulkan pola perilaku atau kecenderungan yang dihadapi oleh suatu individu atas suatu rangsangan yang diberikan. Proses yang mengawali terbentuknya sikap ialah adanya objek di sekitar individu yang memberikan rangsangan atau stimulus yang kemudian mengenai alat indera individu, informasi yang ditangkap tentang objek tersebut kemudian diproses di dalam otak dan memunculkan sebuah reaksi. Penilaian terhadap objek tersebut bisa positif maupun negatif, yang mana dipengaruhi oleh informasi sebelumnya atau pengalaman pribadi individu tersebut.

Selanjutnya kepemimpinan juga diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain sehingga orang tersebut mau melakukan tindakan apa pun demi suatu tujuan tertentu.11 Kepemimpinan adalah proses di mana individu memengaruhi sekelompok individu lain untuk mencapai tujuan bersama.12 Kepemimpinan juga merupakan sesuatu yang melekat pada diri seorang pemimpin yang berupa sifat-sifat tertentu seperti kepribadian (personality), kemampuan (ability), dan kesanggupan (capability)13. Gibson dalam Harbani juga mengemukakan bahwa

10 Sukarelawati, Komunikasi Interpersonal Membentuk Sikap Remaja, (Bogor: IPB Press, 2019), h. 42

11 Jamal Ma’mur Asmani, Manajemen Efektif Marketing Sekolah, (Yogyakarta : DIVA Press, 2015), h. 219.

12 Peter G. Northouse, Kepemimpinan: Teori dan Praktik, diterjemahkan oleh Ati Cahyani, (Jakarta: PT Indeks, 2013), h. 5

13 Danang Sunyoto dan Fathonah Eka Susanti, Kepemimpinan Manajaerial: Menakar Kemampuan Kepemimpinan Melalui Manajemen, Otoritas, dan Perubahan Dalam Organisasi, (Yogyakarta: Edumedia, 2018), h. 12

13

kepemimpinan ialah suatu usaha menggunakan suatu gaya mempengaruhi dan tidak memaksa untuk memotivasi individu dalam mencapai tujuan.14 Kepemimpinan adalah proses memengaruhi orang lain untuk memahami dan menyetujui apa yang dibutuhkan dalam melaksanakan tugas dan bagaimana melakukan tugas itu, serta proses untuk memfasilitasi upaya individu dan kolektif guna mencapai tujuan bersama.15 Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa kepemimpinan bisa disebut sebagai suatu ilmu, usaha atau kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mempengaruhi orang lain dalam menggunakan sumber daya yang ada guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan beberapa konsep mengenai sikap dan kepemimpinan yang telah dikemukakan, dapat dijelaskan bahwa sikap kepemimpinan siswa ialah kemampuan yang dimiliki oleh siswa untuk mempengaruhi, menggerakkan, serta memberi dorongan kepada orang lain untuk melakukan suatu pekerjaan demi tercapainya suatu tujuan. Sikap kepemimpinan siswa ini ialah sikap pribadi yang dimiliki oleh peserta didik untuk mampu mengembangkan potensi diri, mampu menempatkan diri serta mampu berpikir terbuka dan positif terhadap diri dan lingkungannya.

2. Teori Lahirnya Pemimpin

Teori lahirnya pemimpin membicarakan tentang bagaimana seseorang menjadi pemimpin, atau bagaimana timbulnya seorang pemimpin. Terdapat tiga teori yang yang menonjol dalam menjelaskan kemumculan pemimpin, diantaranya:

a) Teori Genetis menyatakan sebagai berikut:

1) Pemimpin itu tidak dibuat, akan tetapi lahir jadi pemimpin oleh bakat-bakat alami yang luar biasa sejak lahir.

14 Harbani Pasolong, Kepemimpinan Birokrasi, (Bandung, Alfabeta, 2008), h. 4

15 Gary Yukl, Kepemimpinan dalam Organisasi Edisi Ketujuh, diterjemahkan oleh Ati Cahyani, (Jakarta: PT Indeks, 2015), h. 9

14

2) Dia ditakdirkan lahir menjadi pemimpin dalam situasi-kondisi yang bagaimanapun juga yang khusus.

3) Secara filosofi, teori tersebut menganut pandangan deterministis.

b) Teori Sosial (lawan teori genetis) menyatakan sebagai berikut:

1) Pemimpin itu harus disiapkan, dididik dan dibentuk, tidak dilahirkan begitu saja.

2) Setiap orang bisa menjadi pemimpin, melalui usaha penyiapan dan pendidikan, serta didorong oleh kemampuan sendiri.

c) Teori Ekologis atau Sintesis (muncul sebagai reaksi dari kedua teori tersebut lebiih dahulu), menyatakan bahwa seseorang akan sukses menjadi pimpinan, bila sejak lahirnya dia telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan dan bakat-bakat ini sempat dikembangkan melalui pengalaman dan usaha pendidikan, juga sesuai dengan tuntutan lingkungan atau ekologisnya.16

Senada dengan Kartini, Harbani juga mengungkapkan bahwa teori muncul kepemimpinan sebagai berikut:

Teori Genetik menjelaskan bahwa pimpinan tidak dibangun, tetapi seseorang akan menjadi pemimpin karena bakat yang dimiliki luar biasa, atau dengan kata lain seorang menjadi pemimpin karena memang ditakdirkan menjadi pemimpin. Teori Sosial menjelaskan bahwa pemimpin harus dibangun atau dibentuk, tidak begitu saja muncul atau ditakdirkan. Jadi seorang menjadi pemimpin karena melalui proses pendidikan dan pelatihan yang cukup mendukung. Selanjutnya Teori Ekologis menjelaskan bahwa merupakan gabungan dari Teori Genetik dan Teori Sosial. Teori ini berasumsi bahwa seseorang sukses menjadi pemimpin jika sejak lahir sudah mempunyai bakat-bakat kepemimpinan,

16 Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan: Apakah Kepemimpinan Abnormal Itu?, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h. 33-34

15

kemudian dikembangkan melalui pendidikan dan pengalaman serta disesuaikan dengan lingkungan.17

Setiap orang memang dilahirkan untuk menjadi seorang pemimpin, namun tak cukup hanya itu saja. Menjadi seorang pemimpin harus melewati berbagai proses dan pengalaman dalam pembentukannya.

Jadi, inti dari teori ini adalah seorang pemimpin lahir dari perpaduan antara faktor keturunan, bakat dan lingkungan yaitu faktor pendidikan, latihan dan pengalaman-pengalaman yang memungkinkan bakat tersebut dapat teraktualisasikan dengan baik. Sehingga karakter-karakter seorang akan semakin berkembang seiring waktu dan proses yang dijalani.

3. Sifat-Sifat Pemimpin

Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri.

Dalam kehidupannya manusia pasti membutuhkan orang lain untuk melakukan interaksi. Manusia juga merupakan makhluk Tuhan yang paling sempurna dibandingkan ciptaan-Nya yang lain. Karena manusia dianugerahi kemampuan untuk berpikir. Dengan anugerah inilah manusia mampu untuk mengelola lingkungannya, termasuk mengelola manusia yang lainnya. Namun tidak semua orang mampu mengelola orang lain dengan baik. Dibutuhkan kemampuan-kemampuan yang lebih. Biasanya orang yang mampu mengelola orang lain itu dikatakan pemimpin.

Pemimpin adalah seseorang yang melakukan tugas atau kegiatan tertentu dan menjadi pilihan utnuk melakukannya lalu membawa

“subordinate”nya untuk menuju tujuan yang sebelumnya telah ditentukan oleh pimpinan atau sudah disepakati dan ditetapkan secara bersama-sama.18 Pemimpin adalah tokoh atau elit anggota sistem sosial yang

17 Harbani Pasolong, Op.Cit., h. 85

18 Achmad Subianto, Kepemimpinan Organisasi, (Bandung: Yayasan Bermula Dari Kawan, 2004), h. 7

16

dikenal oleh dan berupaya mempengaruhi para pengikutnya secara langsung atau tidak langsung.19

Untuk menentukan seorang pemimpin dibutuhkan kriteria untuk menilai seseorang itu layak dikatakan pemimpin. Beberapa kriteria untuk menjadi pemimpin diantaranya:

Selanjutnya, Munawir dalam Imam mengemukakan faktor keberhasilan seorang pemimpin yaitu:

a) Berpengatahuan, seorang pemimpin harus memiliki kemampuan dalam bidang yang dipimimpinnya dan mengetahui seluk beluk bidang kegiatannya, baik dari dalam maupun dari luar.

b) Mempunyai keberanian, c) Tegas, bijaksana, adil, dan taat.

d) Mempunyai pembawaan yang baik, semangat yang besar dan memiliki keuletan.

e) Tidak mementingkan diri sendiri dan dapat menguasai diri sendiri.

f) Bertanggung jawab, ikhlas dan bisa menjalin kerjasama yang baik.

g) Dapat menguasai persoalan secara terperinci dan menaruh simpati serta pengertian.21

19 Wirawan, Kepemimpinan: Teori, Psikologi, Perilaku Organisasi, Aplikasi dan Penelitian, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2014), cet kedua, h. 9

20 Subianto, Op.Cit., h. 11

21 Imam Muslimin, Pemimpin Perubahan: Model Kepemimpinan dalam Transisi Perubahan Kelembagaan, (Malang: UIN Maliki Press, 2013), h. 30-33

17

Ordward Tead dalam Kartini menuliskan ada 10 sifat pemimpin yaitu:

a) Energi jasmaniah dan mental, artinya seorang pemimpin harus memiliki daya tahan, keuletan, kekuatan dan tenaga istimewa yang lebih dari orang lain. Hal ini juga harus didukung dengan kekuatan mental berupa semangat juang, motivasi kerja, disiplin, kesabaran, dan ketahanan batin.

b) Kesadaran akan tujuan dan arah, seorang pemimpin harus memiliki kesadaran dan keyakinan akan tujuan yang hendak dicapai.

c) Antusiasme, pekerjaan yang dilakukan dan tujuan yang akan dicapai harus berarti, bernilai dan memberikan harapan-harapan yang menyenangkan serta mampu menimbulkan semangat dalam pekerjaan.

d) Keramahan dan kecintaan, kasih sayang pemimpin dibutuhkan untuk memberikan dorongan positif kepada orang lain untuk melakukan tugas-tugasnya. Sedangkan keramahan yaitu berguna untuk mempengaruhi orang lain.

e) Integritas, dengan segala ketulusan hati, kejujuran, pemimpin memberikan ketauladanan agar dia dipatuhi dan diikuti oleh anggota kelompoknya.

f) Penguasaan teknis, setiap pemimpin harus memiliki satu atau beberapa kemahiran teknis tertentu, agar ia mempunyai kewibawaan dan kekuasaan untuk memimpin kelompoknya.

g) Ketegasan dalam mengambil keputusan, seorang pemimpin harus berani mengambil keputusan selain berani dia juga harus berhasil mengambil keputusan yang tepat dan meyakinkan anggotanya atas keputusan tersebut.

h) Kecerdasan, kecerdasan yang harus dimiliki pemimpin ialah kemampuan untuk melihat dan memahami dengan baik, mengerti sebab dan akibat kejadian, menemukan hal-hal yang krusial, dan cepat menemukan cara penyelesaiannya dalam waktu singkat.

18

i) Keterampilan mengajar, seorang pemimpin yang baik adalah ia yang mampu mendorong, membimbing, mendidik dan memotivasi para bawahannya untuk berbuat sesuatu.

j) Kepercayaan, keberhasilan seoarng pemimpin tidak terlepas dari kepercayaan para bawahannya. Para bawahan percaya bahwa pemimpin mampu membawa pada arah yang positif.

Selanjutnya, George R. Terry dalam Kartini mengemukakan sepuluh sifat pemimpin yang unggul yaitu:

a) Kekuatan b) Stabilitas emosi

c) Pengetahuan tentang relasi insani d) Kejujuran

j) Kecakapan teknis atau kecakapan manajerial.22

Berbagai sifat yang berguna bagi seorang pemimpin adalah sebagai berikut23:

a) Keinginan untuk menerima tanggung jawab

b) Kemampuan untuk bisa mengamati atau menemukan kenyataan dari suatu lingkungan (perspektif)

c) Kemampuan untuk bersikap obyektif d) Kemampuan menentukan prioritas e) Kemampuan untuk berkomunikasi

22 Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan: Apakah Pemimpin Abnormal Itu?, (Jakarta: PT RajaGrafindo, 2001), h. 41-43

23 Pandji Anoraga, Psikologi Kepemimpinan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001), cet.

Ketiga, h. 10-11

19

Berdasarkan beberapa uraian sifat pemimpin di atas dapat penulis simpulkan bahwa faktor penentu keberhasilan seorang pemimpin bukan hanya dia mampu untuk mengarahkan atau menggerakkan orang lain saja, namun seorang pemimpin harus memiliki aspek-aspek kepribadian lainnya seperti bijaksana, cerdas, jujur, bertanggung jawab dan lainnya.

4. Syarat Pemimpin

Kepemimpinan atau leadership merupakan kemampuan untuk mengatur, mendorong, menggerakkan, dan mengarahkan orang lain agar bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Maka dari itu kepemimpinan memiliki peranan yang sangat penting dalam menjalankan sebuah organisasi. Seorang pemimpin organisasi harus memiliki sikap kepemimpinan agar mampu menjalankan organisasinya dengan baik.

Namun pada kenyataannya, tidak semua yang menduduki jabatan sebagai pemimpin memiliki kemampuan untuk memimpin atau memiliki sikap kepemimpinan, sebaliknya banyak orang yang memiliki sikap kepemimpinan tetapi tidak memiliki kesempatan untuk memimpin sebuah organisasi.

Toman Menjelaskan bahwa terdapat beberapa kriteria yang harus dimiliki seorang pemimpin, yaitu:

a) Memiliki Kekuasaan, yaitu kapasistas atau kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang dan perilakunya untuk melakukan sesuatu.

b) Memiliki Pengikut, keberadaan pengikut menjadi salah satu faktor pendukung keberhasilan peran kepemimpinan, dan sebagai sumber daya yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan.

c) Memiliki Kemampuan, yaitu potensi sumber daya yang dimiliki oleh seorang pemimpin. Kemampuan ini dapat berupa keterampilan teknis dan kecerdasan yang lebih dimiliki oleh seorang pemimpin.

20

Kemampuan dapat diperoleh melalui pengalaman dan proses pembelajaran yang dilakukan pemimpin.24

Stogdill dalam Harbani juga menuliskan bahwa pemimpin harus memiliki beberapa kelebihan, di antaranya :

a) Kapasitas, yaitu kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara, atau verbal facility, keaslian, dan kemampuan menilai.

b) Prestasi atau achievement, yaitu gelar kesarjanaan, ilmu pengetahuan perolehan dalam olah raga dan atletik, dan lain-lain.

c) Tanggung jawab, yaitu mandiri, berinisiatif, tekun, ulet, percaya diri, agresif, dan punya hasrat untuk unggul.

d) Partisipasi, yaitu aktif, memiliki sosiabilitas tinggi, mampu bergaul, kooperatif atau suka bekerja sama, mudah menyesuaikan diri, punya rasa humor.

e) Status, yaitu memiliki kedudukan sosial-ekonomi yang cukup tinggi, popular dan tenar.25

Selain itu, Menurut Earl Nightingale dan Whitt Schult dalam Kartini menuliskan kemampuan pemimpin dan syarat yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah:

a) Kemandirian, berhasrat memajukan diri sendiri (individualism).

b) Besar rasa ingin tahu, dan cepat tertarik pada manusia dan benda benda.

c) Multiterampil atau memiliki kepandaian beraneka ragam.

d) Memiliki rasa humor, antusiasme tinggi, suka berkawan.

e) Perfeksionis, selalu ingin mendapatkan yang sempurna.

24 Toman Sony Tambunan, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2015), h. 9-10

25 Harbani, Op.Cit., h. 12

21

f) Mudah menyesuaikan diri, adaptasinya tinggi.

g) Sabar namun ulet, serta tidak “mandek” berhenti.

h) Waspada, peka, jujur, optimistis, pemberani, gigih, ulet, realistis.

i) Komunikatif, serta pandai berbicara atau berpidato.

j) Berjiwa wiraswasta.

k) Sehat jasmaninya, dinamis, sangggup dan suka menerima tugas yang berat, serta berani mengambil resiko.

l) Tajam firasatnya, dan adil pertimbangannya.

m) Berpengetahuan luas, dan haus akan ilmu pengetahuan.

n) Memiliki motivasi tinggi dan menyadari target atau tujuan hidupnya yang ingin dicapai, dibimbing oleh idealisme tinggi.

o) Punya imajinasi tinggi, daya kombinasi, dan daya inovasi.26

Menurut Nawawi, agar kepemimpinan dapat berjalan dengan efektif, maka pemimpin harus mempunyai aspek-aspek kepribadian sebagai berikut:

a) Mencintai kebenaran dan beriman pada Tuhan Yang Maha Esa b) Dapat dipercaya dan mampu mempercayai orang lain

c) Mampu bekerja sama dengan orang lain

d) Ahli di bidangnya dan berpandangan luas didasari oleh kecerdasan (intelegensi) yang memadai

e) Senang bergaul, ramah tamah, suka menolong, dan memberikan petunjuk serta terbuka pada kritik orang lain

f) Memiliki semangat untuk maju, pengabdian dan kesetiaan yang tinggi, serta kreatif, dan penuh inisiatif

g) Bertanggung jawab dalam mengambil keputusan, konsekuen, berdisiplin, dan bijaksana

h) Aktif memelihara kesehatan jasmani dan rohani27.

26 Kartini, Op.Cit., h. 37

27 Hadari Nawawi dan M. Martin Hadari, Kepemimpinan yang Efektif, (Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press, 2012), h. 56-68

22 5. Fungsi Kepemimpinan

Fungsi kepemimpinan pada dasarnya ialah menjalankan wewenang kepemimpinan, menyediakan suatu sistem komunikasi, memelihara kesediaan bekerja sama dan menjamin kelancaran dan keutuhan suatu organisasi.

Fungsi kepemimpinan ialah memandu, menuntun, membimbing, membangunkan motivasi-motivasi kerja, mengemudikan organisasi, menjalin jaringan-jaringan komunikasi yang baik: memberikan supervisi/pengawasan yang efisien, dan membawa para pengikutnya kepada sasaran yang ingin dituju, sesuai dengan ketentuan waktu dan perencanaan.28 Stoner dalam Harbani juga menyebutkan bahwa fungsi kepemimpinan ialah agar seseorang beroperasi secara efektif kelompok memerlukan seseorang untuk melakukan dua hal fungsi utama, yaitu: (1) berhubungan dengan tugas atau memecahkan masalah, (2) memelihara kelompok atau sosial, yaitu tindakan seperti menyelesaikan perselisihan dan memastikan bahwa individu merasa dihargai oleh kelompok.29

Sedangkan menurut Adair dalam Harbani, fungsi kepemimpinan menjadi lebih terperinci, diantaranya:

a) Perencanaan, yaitu mencari semua informasi yang tersedia, mendefinisikan tugas, maksud atau tujuan kelompok, membuat rencana yang dapat terlaksana (dalam kerangka membuat keputusan yang tepat).

b) Pemrakarsaan, yaitu memberikan pengarahan pada kelompok mengenai sasaran dan rencana, menjelaskan mengapa menetapkan sasaran atau rencana merupakan hal yang penting, membagi tugas pada anggota kelompok, menetapkan standar kelompok.

28 Kartini, Op.Cit., h. 93

29 Harbani, Op.Cit., h. 22

23

c) Pengendalian, yaitu memelihara antara kelompok, mempengaruhi tempo, memastikan semua tindakan diambil dalam upaya meraih tujuan, menjaga relevansi diskusi, dan mendorong kelompok mengambil tindakan atau keputusan.

d) Pendukung, yaitu mengungkapkan pengakuan terhadap orang dan kontribusi mereka, memberi semangat pada kelompok/individu, menciptakan semangat tim, meredakan ketegangan dengan humor, merukunkan perselisihan atau meminta orang lain menyelidikinya.

e) Penginformasian, yaitu memperjelas tugas dan rencana, memberi informasi baru pada kelompok, seperti melibatkan mereka, menerima informasi dari kelompok, membuat ringkasan atas usul dan gagasan yang masuk akal.

f) Pengevaluasian, yaitu mengevaluasi kelayakan gagasan, menguji konsekuensi solusi yang diusulkan, mengevaluasi prestasi kelompok, membantu kelompok mengevaluasi sendiri prestasi mereka berdasarkan standar yang ada.30

Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat dijelaskan bahwa sikap kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi, menggerakkan dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu demi mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sikap kepemimpinan siswa ini ialah sikap pribadi yang dimiliki oleh peserta didik untuk mampu mengembangkan potensi diri, mampu menempatkan diri serta mampu berpikir terbuka dan positif terhadap diri dan lingkungannya.

Seorang pemimpin harus memiliki beberapa sifat atau kriteria tertentu seperti sehat, cakap, berpengalaman, jujur, dapat dipercaya, amanah, dan bertakwa. Tak hanya itu menjadi seorang pemimpin yang unggul harus memiliki beberapa sifat yaitu kekuatan, stabilitas emosi,

30 Loc.Cit., h. 22-23

24

pengetahuan tentang relasi insani, kejujuran, obyektif, dorongan pribadi, keterampilan berkomunikasi, kemampuan mengajar, keterampilan sosial, dan kecakapan teknis atau kecakapan manajerial.

Selain itu beberapa indikator sikap kepemimpinan yang mampu terlihat pada diri seseorang di antaranya yaitu: dekat dengan Tuhannya, dapat dipercaya, mampu bekerjasama, cerdas, pandai bersosialisasi, inisiatif yang tinggi dan kreatif, bertanggung jawab dan juga memiliki kesehatan jasmani maupun rohani yang baik.

Sifat-sifat ini dapat dikembangkan melalui proses pembiasaan, pendidikan maupun latihan secara berkesinambungan. Sikap kepemimpinan siswa ini akan mampu mempengaruhi perilaku, menggerakkan serta memberikan motivasi pada orang lain untuk suatu tujuan tertentu. Adapun sikap kepemimpinan ini tidak hadir dengan sendirinya melainkan dibangun dan dibentuk oleh pilar-pilar pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.

Berdasarkan penjelasan mengenai sikap kepemimpinan yang telah dijelaskan di atas, terdapat beberapa kesamaan antar beberapa pendapat para ahli mengenai sikap seorang pemimpin. Dengan itu penulis menyimpulkan bahwa sikap utama yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin yaitu:

1) Religius, beriman dan bertakwa

2) Memiliki jasmani dan mental yang sehat 3) Cakap dan antusias

4) Tegas bijaksana

5) Bertanggung jawab dan berintegritas

6) Keterampilan membimbing, mendorong, dan memotivasi orang lain 7) Dapat dipercaya, jujur dan amanah

8) Mempunyai keberanian dalam mengambil keputusan 9) Memiliki kecerdasan dan pengetahuan yang luas

25

10) Memiliki keterampilan dalam berkomunikasi, beradaptasi dan bekerja sama dengan orang lain

11) Kemampuan untuk bersikap obyektif 12) Memiliki motivasi yang tinggi

Seorang pemimpin yang baik dapat dilihat dari beberapa indikator yang dapat dilihat dari kepribadian orang tersebut. Mulai dari sikap religius nya, seorang pemimpin haruslah orang yang beriman, bertakwa dan dekat dengan Tuhannya. Jika seorang pemimpin merupakan orang yang dekat dengan Tuhannya sikap-sikap baik yang lain akan mengikuti.

Selain itu ia juga harus memiliki kesehatan jasmani dan kestabilan emosi yang baik. Ia juga harus cakap, ulet dan antusias dalam menjalankan tugasnya.

Tegas, bijaksana, adil dan ramah, bertanggung jawab, ikhlas dan berintegritas. Setiap perkataan yang keluar dari mulut seorang pemimpin sudah pasti benar dan dapat dipertanggungjawabkan. Memiliki keterampilan untuk memotivasi orang lain. Berani mengambil keputusan, cerdas, pandai berkomunikasi dan beradaptasi, bersikap obyektif dan percaya diri. Seorang pemimpin mampu menjalin komunikasi yang baik dengan orang-orang di sekitarnya.

6. Pengembangan Sikap Kepemimpinan

Pengembangan dalam pengertian yang sangat umum, berarti pertumbuhan, perubahan secara perlahan (evolusi) dan perubahan secara bertahap.31 Pengembangan dilakukan dengan cara mengembangkan kemampuan individu, kelompok dan organisasi supaya dapat menjalankan perannya dan memecahkan masalah yang dihadapi. Pengembangan kemampuan diartikan sebagai upaya memperkuat kapasitas individu, kelompok, atau organisasi melalui pengembangan keterampilan, potensi

Pengembangan dalam pengertian yang sangat umum, berarti pertumbuhan, perubahan secara perlahan (evolusi) dan perubahan secara bertahap.31 Pengembangan dilakukan dengan cara mengembangkan kemampuan individu, kelompok dan organisasi supaya dapat menjalankan perannya dan memecahkan masalah yang dihadapi. Pengembangan kemampuan diartikan sebagai upaya memperkuat kapasitas individu, kelompok, atau organisasi melalui pengembangan keterampilan, potensi