• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

C. Pelaksanaan Pengembangan Sikap Kepemimpinan Siswa melalui

3. Pengawasan

Dalam pelaksanaan program atau kegiatan dibutuhkan sebuah pengawasan untuk dijadikan sebagai evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Pengawasan dilakukan oleh Kepaka Sekolah dan Waka Bidang Kesiswaan.

Kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi di SMK Ikhlas Jawilan sudah cukup baik dengan sangat mendukung setiap kegiatan kepramukaan yang dilaksanakan. Kepala sekolah juga berperan sebagai fasilitator seperti memberikan izin kegiatan, mengawasi setiap diadakannya kegiatan kepramukaan.70 Selain itu kepala sekolah juga selalu menjalin komunikasi dengan Pembina serta pihak yang lainnya dan turut andil dalam setiap kegiatan kepramukaan yang dilaksanakan.71 Kepala sekolah melakukan tugasnya sebagai kepala sekolah dan mabigus dengan baik, yaitu sebagai pengawas, pembimbing, dan pemotivasi, dapat pula mendukung dalam hal kelancaran pendanaan setiap kegiatan kepramukaan.

Kepala sekolah SMK Ikhlas Jawilan selalu menyempatkan untuk hadir di setiap kegiatan kepramukaan yang diselenggarakan seperti penerimaan tamu ambalan, pelantikan Bantara dan Laksana, Gladian Pimpinan Satuan, maupun perlombaan dan lainnya. Di kegiatan rutin mingguan pun kepala sekolah selalu mengawasi walu tak turun secara langsung.

70 Hasil Wawancara dengan Kak Rudi, Pembina Pramuka Satuan Putera, pada 16 November 2020 pukul 12.20 WIB

71 Hasil Wawancara dengan Bapak Rohaman, Wakil Kepala Sekolah Bidang Mutu, pada 23 November 2020 pukul 10.28 WIB, di ruang wakil kepala sekolah.

112

Selain itu, pengawasan juga dilakukan oleh Waka Bidang Kesiswaan yang mana program pramuka di bidang kesiswaan sebenarnya masuk dalam ekstrakulikuler yang evaluasinya di bawah pembinaan OSIS.

Sementara untuk Pramuka di bawah bidang kurikulum yang menjadi kewajiban siswa, evaluasinya penuh dari tim kurikulum, tapi koordinasi tetap dilakukan seperti evaluasi efektifitas, evaluasi di ketika ujian seperti UTS dan UAS.72

Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa pengawasan dilakukan oleh pihak sekolah sebagai pemangku kebijakan tertinggi. Kepala sekolah melakukan pengawasan dengan cara melihat langsung pelaksanaan kegiatan rutin mingguan serta kegiatan pramuka lainnya. Selanjutnya untuk kesiswaan melakukan pengawasan dengan cara menjaga koordinasi antar ekstrakulikuler yang ada di sekolah. Sedangkan Waka Kurikulum memiliki peran sebagai wadah atau koordiantor dari setiap ekstrakulikuler yang ada di SMK Ikhlas Jawilan.

D. Startegi dalam Mengembangkan Sikap Kepemimpinan Siswa Melalui Pendidikan Kepramukaan

Dalam proses pengembangan sikap kepemimpinan siswa tidak bisa dilakukan secara instan, dibutuhkan strategi yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Adapun strategi yang dilakukan SMK Ikhlas dalam mengembangkan sikap kepemimpinan siswa ialah sebagai berikut:

1. Pembiasaan

Pembiasaan adalah suatu proses yang untuk membentuk suatu sikap yang dilakukan secara terus menerus baik dilakukan secara bersama-sama ataupun sendiri-sendiri. Proses pembiasaan biasanya berawal dari mengikuti aturan yang ada dalam kegiatan yang diikuti.

Jika aturan itu terus menerus diikuti maka akan terbentuk lah suatu

72 Hasil Wawancara dengan Bapak A. Fahrudin, Waka Bidang Kesiswaan, pada 25 November 2020 pukul 01.29 WIB

113

kebiasaan. Seperti yang disampaikan oleh Kak Icih bahwa, “Saya membiasakan mereka untuk memimpin kegiatan, mulai dari hal kecil seperti mengarahkan siswa yang kurang aktif untuk mencoba tampil di depan, memimpin doa, mengarahkan siswa yang biasa di belakang untuk berbaris di depan.”73

Selain itu, para Pembina juga membiasakan siswa untuk mematuhi tata tertib yang ada untuk melatih kedisiplinan. Dengan terbiasa mengikuti peraturan para siswa akan lebih mudah untuk diarahkan. 74

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pembiasaan dalam proses mengembangkan sikap kepemimpinan siswa berawal dari keterpaksaan dalam melakukan sesuatu, mengikuti peraturan yang ada yang pada akhirnya menjadi kebiasaan yang dilakukan secara terus menerus.

2. Memberikan Contoh dan Teladan

Keteladanan adalah penanaman akhlak, adab, dan kebiasaan-kebiasaan baik yang seharusnya diajarkan dan dibiasakan dengan memberikan contoh nyata. Keteladanan ini dilakukan dengan harapan mampu diikuti oleh peserta didik.

Pemberian contoh sikap-sikap yang baik senantiasa dilakukan oleh seluruh elemen di sekolah. Seperti kepala sekolah yang selalu hadir memantau pelaksanaan kegiatan kepramukaan serta guru-guru yang ikut serta mengawasi dan membantu para Pembina untuk membariskan siswa. selain itu para Pembina juga memberikan contoh dengan perilakunya seperti datang tepat waktu, berpakaian rapi serta berebahasa yang baik dan sopan.

73 Hasil Wawancara dengan Kak Icih Rusmaheti, Pembina Pramuka Satuan Putera, pada 16 November 2020 pukul 09.00 WIB

74 Hasil Wawancara dengan Kak Ripandi, Pelatih Pembina Pramuka Satuan Putera, pada 16 November 2020 pukul 11.05 WIB

114

Dengan itu, pendidik merupakan panutan bagi siswanya maka dari itu seorang pendidik harus menunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena akan ditiru oleh peserta didiknya. Segala sikap, perkataan, dan perbuatan yang dilakukan oleh pendidik akan dilihat dan ditiru.

Karena pendidik merupakan role model bagi siswanya maka dari itu keteladan pendidik menjadi hal yang sangat penting dalam mengembangkan sikap kepemimpinan siswa.

3. Memberikan Hukuman dan Apresiasi

Pemberian hukuman dan apresiasi pada peserta didik akan membuat mereka termotivasi untuk selalu melakukan hal yang baik dan benar karena takut diberikan hukuman. Adapun yang dilakukan oleh pihak sekolah yaitu dengan diberlakukannya tata tertib sekolah yang harus dipatuhi oleh seluruh siswa.

Pembina akan memberikan hukuman kepada siswa yang melanggar peraturan tersebut pada saat kegiatan kepramukaan.

Hukuman atau sanksi tersebut biasanya berupa hukuman langsung seperti push up, memimpin doa, memungut sampah dan yang lainnya.75 Namun tak hanya memberikan hukuman saja, bagi siswa yang mematuhi peraturan akan mendapatkan apresiasi seperti pujian atas kedisiplinannya.

4. Melakukan Penyadaran

Tahap yang selanjutnya adalah memberikan kesempatan kepada mereka untuk melakukannya dengan kesadaran mereka sendiri.

Kesadaran diri sendiri juga menjadi salah satu motivasi yang cukup kuat untuk kedisiplinan dan juga mengembangkan sikap kepemimpinan siswa. Melalui kesadaran diri pembentukan karakter akan semakin kuat dan bertahan lama dari pada dengan paksaaan.

75 Hasil Wawancara dengan Kak Ratih Juliawati, Pelatih Pembina Pramuka Satuan Puteri, pada 9 Desember 2020 pukul 11.15 WIB

115

Tentu siswa perlu menyadari bahwa semua yang dilakukan pada kegiatan kepramukaan guna untuk memberikan pengetahuan, keterampilan serta membentuk sikap yang baik bagi dirinya. Dengan siswa memahami hal tersebut, proses pengembangan sikap kepemimpinan akan semakin mudah dilakukan. Namun sayangnya siswa di SMK Ikhlas Jawilan sendiri masih terdapat beberapa yang kurang menyadari hal tersebut, sehingga menyebabkan pengembangan sikap kepemimpinan ini tidak bisa optimal.

E. Faktor Pendukung dan Penghambat Pengembangan Sikap Kepemimpinan Siswa Melalui Pendidikan Kepramukaan

Dalam upaya pengembangan sikap kepemimpinan siswa terdapat faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaannya. Beberapa faktor pendukungnya diantaranya yaitu antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan kepramukaan. Antusiasme siswa cukup baik walaupun tidak secara menyeluruh. Sebagian besar siswa selalu mengikuti latihan pramuka. Selain itu terdapat beberapa siswa juga yang memang sangat antusias dengan aktif di organisasi atau ambalannya. Beberapa siswa ini terlibat aktif di kegiatan yang memang tidak diwajibkan kepada seluruh siswa. Seperti mengikuti perlombaan, melakukan latihan gabungan, dan lainnya.

Selanjutnya partisipasi dewan guru seperti wali kelas juga sangat bagus. Wali kelas ikut serta mengarahkan peserta didik untuk mengikuti latihan pramuka setiap jam mata pelajaran pramuka akan dimulai. Para wali kelas ikut membantu mengarahkan dan membariskan peserta didik, bahkan ikut memantau selama kegiatan berlangsung.76

Tak hanya itu, semua pihak sekolah terutama Kepala Sekolah sangat mendukung kegiatan kepramukaan yang diadakan. Ditunjukkan dengan antusisme kepala sekolah dalam mendorong dan memotivasi para Pembina

76 Hasil Wawancara dengan Kak Rudi, Pembina Pramuka Satuan Putera, pada 16 November 2020 pukul 12.20 WIB

116

untuk mengadakan kegiatan pramuka yang berkualitas. Kepala sekolah juga selalu mengarahkan dewan guru untuk ikut berpartisipasi secara aktif mensukseskan kegiatan pramuka. Bukan hanya kegiatan rutin setiap minggunya, namun juga setiap kegiatan yang diadakan oleh esktrakulikuler pramuka seperti penerimaan tamu ambalan, pelantikan bantara, laksana, dan lain sebagainya.

Sedangkan faktor penghambat kegiatan kepramukaan di SMK Ikhlas Jawilan yaitu tidak semua siswa antusias, itu terlihat dari masih terdapatnya siswa yang membolos pada jam kegiatan pramuka.77 Alasannya bermacam-macam yaitu karena cuaca yang panas. Waktu yang kurang efektif atau kurangnya durasi untuk ekstrakulikuler kepramukaan. Dengan durasi 1 mata pelajaran atau 45 menit dirasa kurang. Mulai dari persiapan mengondisikan peserta didik atau membariskan mereka sesuai kelasnya hingga selesai. Waktu tersebut belum maksimal untuk latihan atau penyampaian materi dari Pembina dan pelatih. Sehingga pelaksanaan kegiatan kepramukaan dirasa kurang berjalan efektif.

Serta sarana prasarana yang kurang mendukung pelaksanaan kegiatan kepramukaan seperti kurangnya alat untuk latihan. Hal ini berkaitan dengan belum optimalnya pendanaan yang diberikan oleh pihak sekolah untuk ekstrakulikuler pramuka. Jumlah alat yang dimiliki sekolah belum mampu mengakomodir keseluruhan jumlah siswa yang ada. Maka dari itu pihak sekolah dalam hal ini para Pembina dan pelatih mengantisipasinya melalui sistem rolling atau secara bergiliran untuk materi yang akan disampaikan di setiap pertemuannya.

Kurangnya sarana pra sarana pendukung yang dimiliki oleh sekolah menyebabkan kurang maksimalnya pelaksanaan kegiatan kepramukaan. Hal ini didukung juga dengan pemilihan waktu mata pelajaran pramuka yang dilaksanakan pada akhir jam sekolah yang mana cuaca sedang terik karena

77 Hasil Wawancara dengan Bapak Rohaman, Wakil Kepala Sekolah Bidang Mutu, pada 23 November 2020 pukul 10.28 WIB, di ruang wakil kepala sekolah.

117

dilakukan secara outdoor. Menyebabkan sebagian siswa kurang bersemangat untuk mengikuti latihan pramuka, hal ini dibuktikan dari masih adanya kasus siswa yang membolos pada jam pramuka.

Selanjutnya yaitu kurangnya tenaga pendidik pramuka, yaitu Pembina dan pelatih. Jumlah Pembina dan pelatih yang belum sebanding dengan jumlah siswa yang ada menyebabkan Pembina dan pelatih kurang maksimal dalam pelaksanaan latihan tiap minggunya. Serta kualifikasi Pembina yang belum semuanya bersertifikasi KMD menggambarkan kurang berkompetennya para Pembina Pramuka SMK Ikhlas Jawilan.

118

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa temuan, yaitu:

1. Pengembangan sikap kepemimpinan siswa melalui pendidikan kepramukaan di SMK Ikhlas Jawilan melalui beberapa tahapan yaitu melalui perencanaan, pelaksanaan, hingga pengawasan

2. Strategi yang digunakan dalam mengembangkan sikap kepemimpinan siswa di SMK Ikhlas Jawilan yang pertama yaitu melakukan pembiasaa, memberikan contoh dan teladan, memberikan hukuman dan apresiasi serta memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan penyadaran.

3. Faktor pendukung pelaksanaan kegiatan kepramukaan di SMK Ikhlas Jawilan diantaranya yaitu antusiasme siswa, partisipasi dewan guru dalam mengarahkan siswanya dan juga dukungan Kepala Sekolah yang cukup baik dalam mendorong dan memberikan arahan kepada pihak-pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung.

Sedangkan faktor penghambat pelaksanaan kegiatan kepramukaan di SMK Ikhlas Jawilan yaitu tidak semua siswa antusias dalam mengikuti kegiatan kepramukaan, waktu atau durasi jam pelajaran ekstrakulikuler pramuka yang kurang, sarana dan prasarana yang kurang mendukung seperti kurangnya alat-alat untuk latihan dan juga sekolah yang belum memiliki tempat khusus untuk latihan kepramukaan. Selanjutnya yaitu dari faktor sumberdaya manusianya yaitu para Pembina belum memiliki kompetensi yang memadai, dapat terlihat dari data bahwa hanya 3 orang dari 6 Pembina yang telah tersertifikasi Kursus Mahir Dasar.

119

Dengan beberapa temuan di atas dapat disimpulkam bahwa pendidikan kepramukaan memiliki peran yang penting dalam pengembangan sikap kepemimpinan siswa. Dalam kegiatan kepramukaan terdapat banyak pendidikan untuk menguatkan karakter peserta didik serta mengoptimalkan potensi-potensi kepemimpinan yang dibutuhkan dalam masyarakat, bangsa dan negara pada masa yang akan datang. Namun masih terdapat kekurangan dalam proses pengembangan sikap kepemimpinan siswa di SMK Ikhlas Jawilan Kab. Serang. Seperti kurangnya sumber daya manusia atau tenaga Pembina, kompetensi Pembina yang kurang memadai, sarana dan prasarana yang belum mendukung. Hal ini menyebabkan sikap kepemimpinan yang dimiliki siswa masih jauh dari kategori baik.

B. Saran

Berdasarkan dari temuan-temuan hasil penelitian, penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepala SMK Ikhlas Jawilan harapannya lebih meningkatkan kualitas para Pembinanya dengan memberikan pelatihan sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan seperti pelatihan Kursus Mahir Dasar dan Lanjutan serta menambah tenaga Pembina agar proporsional dengan jumlah siswa.

2. Kepala SMK Ikhlas Jawilan harapannya mampu membuat kebijakan terkait penganggaran untuk kebutuhan saran dan prasarana pendukung dalam pelaksanaan kegiatan kepramukaan.

3. Pembina lebih meningkatkan kualitas dirinya dengan mengikuti pelatihan sesuai dengan kompetensinya seperti Kursus Mahir Dasar atau Lanjutan 4. Pembina harapannya lebih mampu meningkatkan sikap kepemimpinan

siswa dengan menyesuaikan kebutuhan siswa, memberikan pengajaran yang menarik dan menekankan setiap kegiatan pada aspek-aspek kepemimpinan.

5. Dewan guru mampu berperan aktif dalam mengembangkan sikap kepemimpinan siswa dengan ikut berpartisipasi dalam kegiatan

120

kepramukaan dengan mengawasi siswa selama berjalannya latihan rutin, mengarahkan siswa untuk aktif dalam kegiatan kepramukaan serta mendorong aspek-aspek kepemimpinan siswa pada proses pembelajaran.

121

DAFTAR PUSTAKA

Abror, Abd. Rachman. 1993. Psikologi Pendidikan. (Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya). cet. Keempat

Anoraga, Pandji. 2001. Psikologi Kepemimpinan, (Jakarta: PT Rineka Cipta), cet.

Ketiga

Asmani, Jamal Ma’mur. 2015. Manajemen Efektif Marketing Sekolah.

(Yogyakarta: DIVA Press)

Gary Yukl. 2015. Kepemimpinan dalam Organisasi Edisi Ketujuh, diterjemahkan oleh Ati Cahyani. (Jakarta: PT Indeks)

Kartono, Kartini. 2001. Pemimpin dan Kepemimpinan: Apakah Pemimpin Abnormal Itu? (Jakarta: PT RajaGrafindo,). cet. 21

Triatna, Cepi. 2015. Pengembangan Manajemen Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. cet. 1

Maragustam. 2014. Filsafat Pendidikan Islam: Menuju Pembentukan Karakter Menghadapi Arus Global. (Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta). cet 1.

Muslimim, Imam. 2013. Pemimpin Perubahan: Model Kepemimpinan dalam Transisi Perubahan Kelembagaan. (Malang: UIN Maliki Press)

Nawawi, Hadari dan M. Martin Hadari. 2012. Kepemimpinan yang Efektif.

(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press)

Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah. (Jakarta: Kencana,). cet.1

Octavia, Shilphy Affiattresna. 2019. Sikap dan Kinerja Guru Profesional.

(Yogyakarta: Deepublish). cet. 1

Pasolong, Harbani. 2008. Kepemimpinan Birokrasi. (Bandung, Alfabeta)

Peter G. Northouse. 2013. Kepemimpinan: Teori dan Praktik, diterjemahkan oleh Ati Cahyani. (Jakarta: PT Indeks)

Purwanto, Ngalim. 2011. Psikologi Pendidikan. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya). cet. 25

---. 2011. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya). cet. 20

Setyosari, Punaji. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.

(Jakarta: Kencana). cet. Ketiga

122

Subianto, Achmad. 2004. Kepemimpinan Organisasi. (Bandung: Yayasan Bermula Dari Kawan). cet 1

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kulitatif dan R&D. (Bandung:

Alfabeta), cet. 26

Sukarelawati. 2019. Komunikasi Interpersonal Membentuk Sikap Remaja.

(Bogor: IPB Press). cet 1

Sunyoto, Danang dan Fathonah Eka Susanti. 2018. Kepemimpinan Manajaerial:

Menakar Kemampuan Kepemimpinan Melalui Manajemen, Otoritas, dan Perubahan Dalam Organisasi. (Yogyakarta: Edumedia). cet. 1

Tambunan, Toman Sony. 2015. Pemimpin dan Kepemimpinan. (Yogyakarta:

Graha Ilmu). cet. 1

Walgito, Bimo. 2013. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). (Yogyakarta: ANDI OFFSET)

Wirawan. 2014. Kepemimpinan: Teori, Psikologi, Perilaku Organisasi, Aplikasi dan Penelitian, (Jakarta: RajaGrafindo Persada), cet kedua

Kadarisman, Modul 1: Pengertian dan Ruang Lingkup Pengembangan Karyawan, dikutip dari http://repository.ut.ac.id/3917/1/ADPG4342-M1.pdf, diakses pada tanggal 4 November 2020 pukul 13.46 WIB

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Musyawarah Nasional X Gerakan Pramuka Tahun 2018 No: 7/Munas/2018, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka

Aryawan, Putu dkk. 2014. Pengaruh Konseling Kelompok dengan Pelatihan Tutor Sebaya terhadap Kepemimpinan Siswa Peserta SMANSA Counseling Club (SCC) di SMA Negeri 1 Singaraja. (Universitas Pendidikan Ganesha:

E-Journal Undiksha Jurusan Bimbingan Konseling). Vol.2 No: 1

Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 200 Tahun 2011 Tentang Panduan Teknis Kursus Pembina Pramuka Mahir

Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Nomor. 119 Tahun 2011 tentang Panduan Penyelesaian SKU Golongan Penegak, Bab II

Nawali, Ainna Khoiron. 2018. Hakikat, Nilai-Nilai dan Strategi Pembentukan Karakter (Akhlak) dalam Islam, (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: Jurnal Ilmiah Iqra’). vol. 12 No. 1

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai Ekstrakurikuler Wajib Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Pasal 1

123

Republik Indonesia. Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2002 Tentang Sistem Nasional, Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Bab 1, Pasal 1

CNN Indonesia, TII: Skor Indeks Persepsi Korupsi Indonesia Naik Jadi 40, https://m.cnnindonesia.com/nasional/20200123164232-12-468074/tii-skor-indeks-persepsi-korupsi-indonesia-naik-jadi-40, (diakses pada 20 Maret 2020, pukul 14.23)

Bappeda Provinsi Jawa Barat, „Stop Bullying‟, Atalia Ajak Korban untuk Tidak Takut Melapor, http://bappeda.jabarprov.go.id/stop-bullying-atalia-ajak-korban-untuk-tidak-takut-melapor/, (diakses pada 20 Maret 2020 pukul 15.52).

Alfian Putra Abdi, Kemendikbud Catat 126 Kecurangan Selama Ujian Nasional 2019, dikutip dari https://tirto.id/kemendikbud-catat-126-kecurangan-selama-ujian-nasional-2019-drNd, diakses pada Kamis, 6 Agustus 2020 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 3.

Lina Aristionin, 3 Manfaat Belajar Kepemimpinan Bagi Siswa, dikutip dari https://www.kompasiana.com/linaaristionin/560b579e337b61f50567bd5c/

3-manfaat-belajar-kepemimpinan-bagi-siswa, diakses pada 15 Juni 2020 pukul 15.30 WIB

124

LAMPIRAN-LAMPIRAN

125 Lampiran 1: Kisi-kisi

Variabel Dimensi Indikator Butir

No Sikap yang Relevan pada SKU Pengemban

- Melaksanakan sholat

berjamaah dan mendirikan sholat sunah secara individu - Menghayati makna dari

merawat atau mengurus jenazah (Tajhizul Jenazah)

- Ikut serta dalam perkemahan selama 3 hari berturut-turut tanda-tanda alam lainnya dalam pengembaraan

- Mengikuti pertemuan

ambalan secara tepat waktu dan semangat

126 18

- Dapat menerapkan

pengetahuannya tentang tali temali dan pioneering dalam kehidupan sehari-hari

- Mengikuti pertemuan

Ambalan

sekurang-kurangnya 2 kali setiap bulan

29 dan 30

- Dapat menjelaskan peraturan baris berbaris kepada anggota sangganya

7) Dapat dipercaya/j

ujur 6

- Setia membayar iuran kepada gugus depan dengan uang

- Dapat mengungkapkan alasan - Dapat memilih kata-kata

yang tidak menyinggung saat

127 kepramukaan Indonesia dan Dunia

14

- Dapat menjelaskan bentuk pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari

perkembangan fisik laki-laki dan perempuan

22

- Dapat menyebutkan beberapa penyakit infeksi, degeneratif

dan penyakit yang

disebabkan perilaku tidak sehat dengan baik dan benar dalam pergaulan sehari-hari

9

- Telah ikut aktif kerja bakti di masyarakat minimal 2 kali

128 11) Kemampuan

untuk bersikap obyektif

2

- Berani menyampaikan kritik dan saran sesuai dengan keadaan sebenarnya

53

12) Memiliki motivasi yang tinggi

5

- Mengikuti pertemuan Ambalan setiap waktunya

54, 55 dan 56

8

- Aktif dan terlibat dalam sangga kerja kegiatan Ambalan

10

- Menampilkan kesenian daerah di depan umum

129 Lampiran 2: Angket Instrumen

A. Identitas Responden

Untuk keperluan keabsahan data penelitian ini, saya mengharapkan kepada siswa/siswi untuk mengisi data-data berikut ini:

Nama : Kelas :

Jenis Kelamin :

B. Petunjuk Pengisian Kuesioner

1. Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang tersedia sesuai dengan penilaian anda.

2. Jawaban yang anda berikan tidak bersifat benar/salah.

3. Jawaban yang anda berikan tidak akan dipublikasikan, jadi jawablah sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

4. Format mengisi yang digunakan adalah bentuk pilihan ganda yang terdiri dari a, b, c, d, e. Setiap jawaban memiliki bobot nilai a: 5, b:4, c:3, d:2, e:1.

5. Usahakan agar semua nomor terjawab dan tidak ada yang terlewatkan.

C. Pernyataan

1. Dua kalimat syahadat menjadi akar bagi keimanan saya a. Sangat yakin

b. Yakin

c. Kurang yakin d. Tidak yakin e. Sangat tidak yakin

2. Shalat merupakan tiang agama, mencegah perbuatan keji dan mungkar.

Shalat bahkan menjadi kunci surga a. Sangat yakin

b. Yakin

c. Kurang yakin

130 d. Tidak yakin

e. Sangat tidak yakin

3. Saya mengerjakan shalat 5 waktu a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang d. Pernah

e. Tidak pernah

4. Setiap harta yang saya miliki terdapat hak orang lain di dalamnya a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju

5. Puasa mampu meningkatkan ketakwaan, menghapus dosa, mengendalikan syahwat, memperbanyak sedekah, menyempurnakan ketaatan, meningkatkan rasa syukur, dan mencegah diri saya dari perbuatan maksiat a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju 6. Saya berpuasa wajib

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Pernah

e. Tidak pernah

7. Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah bagi orang-orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah

a. Sangat setuju

131 b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju

8. Segala sesuatu yang ada di alam ini ialah berada di bawah kendali Allah

9. Saya mempercayai bahwa malaikat selalu mencatat segala amal perbuatan saya

10. Kitab-kitab Allah merupakan petunjuk hidup umat manusia a. Sangat yakin

b. Yakin

c. Kurang yakin d. Tidak yakin e. Sangat tidak yakin

11. Para nabi dan rasul adalah orang yang diutus untuk menyampaikan ajaran Allah SWT.

132 12. Hari akhir/kiamat pasti akan terjadi

a. Sangat yakin b. Yakin

c. Kurang yakin d. Tidak yakin e. Sangat tidak yakin

13. Umur, rejeki, jodoh dan segala hal yang berkaitan dengan kehidupan makhluk-Nya, terlepas itu baik atau buruk merupakan ketetapan Allah SWT.

133

14. Saya mengerjakan shalat berjamaah a. Selalu

16. Tata cara memandikan jenazah, mengafani, menyolatkan, hingga menguburkan jenazah merupakan kewajiban yang harus dilakukan seorang Muslim dalam mengurus jenazah. Mengurus jenazah adalah wajib bagi seluruh atau sebagian orang di sekitarnya saat mereka masih hidup

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju

17. Saya memahami makna doa Ijab Qobul Zakat a. Sangat paham

b. Paham

c. Kurang paham

d. Tidak paham e. Sangat tidak paham

18. Saya memahami sebuah hadist a. Sangat paham

b. Paham c. Kurang

d. Tidak paham e. Sangat tidak paham

19. Saya berolahraga setiap harinya

134

20. Saya mengikuti perkemahan selama 3 hari berturut-turut a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang d. Pernah

e. Tidak pernah

21. Saya mampu menggunakan jam dengan baik a. Sangat mampu

b. Mampu

c. Kurang mampu d. Tidak mampu e. Sangat tidak mampu

22. Saya mampu menggunakan kompas dengan baik a. Sangat mampu

b. Mampu

c. Kurang mampu d. Tidak mampu e. Sangat tidak mampu

23. Saya mampu menggunakan tanda jejak, dan tanda-tanda alam lainnya dalam

23. Saya mampu menggunakan tanda jejak, dan tanda-tanda alam lainnya dalam