• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA

Lampiran 1 Manuskrip Kasus Topik Berdasarkan Catatan Harian

Potret Sosial Masyarakat Kelurahan Sampir Stratifikasi Sosial Masyarakat

Jejaring sosial juga menjadi perhatian dalam pengembangan masyarakat di Keluarahan Sampir. Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa usaha atau kegiatan yang berorientasi kepada perluasan hubungan sosial antara beberapa kelembagaan sosial. Adanya kebijakan pemerintah terhadap program pembangunan memberikan dampak kepada semua kelembagaan sosial untuk mengakses kebijakan tersebut sesuai dengan peran dan kebutuhan masing-masing. Misalnya, peran LSM dalam hal pengawasan kebijakan yang tepat sasaran dan terkadang juga berfungsi sebagai pendamping dalam berbagai pemahaman terhadap program pembangunan.

Jejaring Sosial

Hubungan atau jaringan sosial yang terjalin antar lembaga yang ada di wilayah tersebut adalah sangat intens dan cukup baik. Jejaring sosial juga menjadi perhatian dalam pengembangan masyarakat di Keluarahan Sampir. Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa usaha atau kegiatan yang berorientasi kepada perluasan hubungan sosial antara beberapa kelembagaan sosial. Adanya kebijakan pemerintah terhadap program pembangunan memberikan dampak kepada semua kelembagaan sosial untuk mengakses kebijakan tersebut sesuai dengan peran dan kebutuhan masing-masing. Misalnya, peran LSM dalam hal pengawasan kebijakan yang tepat sasaran dan terkadang juga berfungsi sebagai pendamping dalam berbagai pemahaman terhadap program pembangunan.

Dalam Kegiatan pemasaran hasil tangkap, hasil tanaman pangan dan buah-buahan baik yang dijual langsung ke konsumen, dijual ke pasar, dijual melalui tengkulak, dijual melalui pengecer merupakan salah satu bentuk jejaring sosial dalam rangka perluasan dan pemanfaatan hasil pertanian.

Mata Pencharian Masyarakat

Struktur mata pencaharian di kelurahan Sampir dibedakan menurut sektor matapencaharian utama terdiri dari sektor pertanian terdiri dari petani dan buruh tani, dan nelayan Danau Lebo, beberapa sektor lain sperti peternakan, buruh usaha peternakan dan pemilik usaha peternakan, sektor industri kecil dan kerajinan rumah tangga yaitu montir, tukang kayu, tukang sumur, tukang jahit, tukang kue, tukang rias dan pengrajin industri rumah tangga lainnya, sektor industri menengah dan besar yaitu karyawan perusahaan swasta dan karyawan pemerintah, sektor perdagangan yaitu perdagangan hasil bumi dan buruh jasa perdagangan hasil bumi dan sektor jasa yang berkembang pesat.

Jaringan Bisnis

Pertumbuhan ekonomi masyarakat di Kelurahan Sampir ditandai dengan berkembangnya bisnis skala kecil dan menengah. Jaringan bisnis dari pemasaran hasil pertanian masih bersifat individu belum ada kelembagaan yang mewadahi untuk mendistribusikan hasil pertanian tersebut. Menjual hasil panen langsung ke

64

konsumen, pasar dan tengkulak, hal ini yang menyebabkan masyarakat bergantung pada mekanisme pasar yang bersifat fluktuatif.

Aksessibilitas

Aksesibiltas terhadap kebijakan di Kelurahan Sampir cukup efisien karena letak pusat pemerintahan yang berada ditengah pemukiman masyarakat. Hal ini ditandai dengan tingkat partisipasi dalam proses demokrasi politik dan proses perencanaan pembangunan. Tingkat partisipasi politik (kekuasaan) dalam bentuk pemilihan anggota legisltatif, pemilihan kepala, pemilihan pengurus lembaga kemasyarakatan kelurahan Sampir dengan usia wajib pilih 2193 jiwa. Dalam proses perencanaan pembangunan tingkat partisipasi masyarakat kelurahan Sampir terlibat aktif dalam kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kelurahan yang dilaksanakan 3 (tiga) kali dalam setahun dengan tingkat partisipasi kehadiran 72%, usulan masyarakat yang disetujui oleh pemerintah Kelurahan Sampir 78%, usulan rencana kerja pemerintah yang ditolak dalam pelaksanaan Musrenbangdes sejumlah 9 (Sembilan) kegiatan

Tokoh Bisnis

Pertumbuhan ekonomi masyarakat memberikan dampak terhadap perluasan jaringan bisnis dan munculnya pelaku-pelaku bisnis baru. Akselerasi bisnis dari berbagai sektor yaitu pertanian, peternakan, perdagangan, jasa dan lainnya mengakibatkan adanya pola ketergantungan antara masyarakat konsumen dan sebagian kelompok masyarakat produsen. Kelompok masyarakat produsen atau tokoh bisnis ini mengalami pertumbuhan seiring dengan meningkatnya taraf

ekonomi dan daya beli masyarakat. Beberapa tokoh bisnis tersebut yaitu : H. Syarafuddin, Karyono, Hisam, Ony Sanjaya, SE, Irfan Wa Abek, Bustanuddin,

Arifin, Syamsuddin Bero, M. Zain, Adi Adake, A. Rahman. Masyarakat lokal yang mampu menggerakan usaha-usaha produktif dan membangun jejaring bisnis dengan pihak luar komunitas yakni H. Maldi, M. Alwi dan H. Hasan Karim dengan usaha jual beli hasil pertanian, H. Suef dengan usaha CV Konstruksi, dan Mansyur AP dengan usaha jasa TKI. Jalinan kerjasamanya masih kurang baik bahkan tidak ada.

Sistem Norma

Struktur masyarakat Kelurahan Sampir yang didominasi oleh silsilah keluarga yang memiliki hubungan kekerabatan yang dekat. Hal ini memberikan indikasi bahwa masyarakat kelurahan Sampir secara keseluruhan masih bersifat homogen yang walaupun dalam beberapa tahun ini ada migrasi penduduk tapi masih bersifat non permanen. Sistem norma yang berlaku dimasyarakat kelurahan Sampir masih mengacu pada norma dan nilai adat istiadat yang berupa naskah- naskah adat, musyawarah adat, upacara adat perkawinan, upacara adat kematian dan upacara adat kelahiran. Sistem norma terbentuk secara alamiah yang merupakan kebiasana secara turun temurun, nilai gotong royong masih cukup kental dan pola adat istiadat yang mempengaruhi sendi kehidupan masyarakat dengan tetap mengacu pada ajaran agama Islam.

65

Nilai Budaya

Dalam kehidupan masyarakat kelurahan Sampir terdapat beberapa masalah dasar dalam hidup yang menentukan orientasi nilai budaya manusia, Sistem norma dan budaya kehidupan masyarakat masih didominasi dan sangat kental oleh adat istiadat Samawa merupakan budaya yang masih melekat kuat di masyarakat. Kegiatan adat istiadat budaya yang dimaksud diantaranya Besiru, Mata Rame, Bakelewang, Nyorong, Bayar Niat, Basenata, Turun Bangka, dan Barodak.

Pola-pola Bersikap, Bertindak dan Sarana

Tatanan kehidupan masyarakat di kelurahan Sampir yang mempunyai nilai kebudayaan dan agama memberikan pola kehidupan masyarakat yang beragam. Pola bersikap dan bertindak masyarakat kelurahan Sampir yang mengedepankan kebersamaan dan gotong royong masih menjadi pola bersikap yang sangat kental, pengaruh adat istiadat masih diutamakan dalam setiap kegiatan kemasyarakatan dan program pemerintah masih dianggap urusan pemerintah dan kelompok masyarakat tertentu. Beberapa contoh misalnya pendidikan masyarakat, dalam sektor ini penduduk kelurahan Sampir sudah mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan keadaan sebelumnya , hal ini dilihat dari keadaan penduduk menurut pendidikannya.

Basis Ekologi

Tuntutan pembangunan yang tinggi dan mendesak serta sulitnya kebutuhan pemerintah memperoleh lahan dengan harga, lokasi, dan waktu yang tepat menjadikan pembangunan tersebut sulit terwujud sehingga sering diartikan sebagai ketidakpedulian pemerintah terhadap warganya, misalnya kebutuhan penyediaan rumah murah, penyediaan lahan bagi pedagang skala kecil, penyediaan taman-taman bermain, dan lain sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak tersebut, sering dijumpai inisiatif warga yang melanggar penggunaan lahan tanpa memperdulikan lagi fungsi lahan yang seharusnya, misalnya pemanfaatan Danau Lebo untuk tempat pengolahan dan pembuangan limbah batuang yang mengandung emas, pemanfaatan lahan pertanian Lang Sesat menjadi bangunan Pasar dan Terminal dan Rumah Sakit Umum Kab. Sumbawa Barat

Strategi Penghidupan

Kemampuan untuk bertahan dan berkembang hidup masyarakat kelurahan Sampir bergantung pada potensi persawahan dan potensi perikanan khususnya ikan hasil tangkapan di Danau Lebo Taliwang yang sangat potensial, potensi tanaman pangan yang cukup potensial dan potensi industri serta pertambangan yang kurang potensial. Dalam hal bertahan dan berkembang, masyarakat kelurahan Sampir didominasi oleh petani (persawahan dan perikanan) diakibatkan oleh ketersediaan lahan yang sangat luas dan kemampuan sumberdaya manusia terbatas pada potensi tersebut. Berbeda halnya ketika masyarakat kelurahan Sampir dihadapkan pada potensi industri, maka akan timbul kendala terhadap sumberdaya manusia secara khusus dalam bentuk keahlian walaupun sumberdaya alam tidak menjadi kendala secara khusus.

66

Deskripsi Masalah Sosial

Deskripsi masalah sosial yang berkembang di masyarakat kelurahan Sampir masih berorientasi pada masalah sosial individu, kekeluargaan dan sikap sosial yang negative. Hal ini dapat dilihat dari pendataan masalah sosial seperti konflik SARA, perkelahian, pencurian, penjarahan dan penyerobotan tanah, kesejahteraan sosial (cacat mental dan fisik), dan kekerasan dalam rumah tangga.

Nelayan Lebo Taliwang memiliki riawat sosial hidup kurang mapan secara ekonomi yang disebabkan oleh rendahnya pendidikan, rendahnya partisipasi dalam program pembangunan dan tidak merata dalam pengusaan kepemilikan aset yang merupakan kebutuhan nelayan berupa perahu dan jala sehingga berpengaruh pada hasil tangkap dan pendapatan.

Program Bantuan Stimulus

Tujuan Program Stimulus Ekonomi yaitu pertama memberdayakan masyarakat nelayan dan kelompok nelayan melalui pemberian bantuan sarana produksi perikanan tangkap yaitu sarana apung (perahu/sampan), tenaga penggerak (motorisasi/mesin) dan alat tangkap (jaring dan jala/payang), kedua memperkuat peran nelayan dan kelompok nelayan dalam mendukung upaya perluasan kesempatan kerja, penumbuhan wirausaha baru dan pengentasan kemiskinan, ketiga peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat nelayan dan kelompok nelayan, dan keempat peningkatan produksi perikanan tangkap dan peningkatan konsumsi ikan bagi masyarakat.

Sasaran Program Stimulus Ekonomi adalah, pertama tersalurnya bantuan stimulus ekonomi kepada nelayan dan kelompok nelayan yang memenuhi persyaratan, kedua tersalurnya bantuan stimulus ekonomi kepada nelayan dan kelompok nelayan yang mempunyai usaha produktif, ketiga terwujudnya peningkatan sarana penangkapan ikan bagi masyarakat nelayan, dan keempat terlaksananya program stimulus ekonomi yang menjamin suksesnya penyaluran, pemanfaatan dan peningkatan pengembangan usaha ekonomi produktif bagi masyarakat nelayan.

Status Bantuan Stimulus Ekonomi Sarana Tangkap adalah bentuk program Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat kerjasama dengan PT. Newmont Nusa Tenggara yang diberikan dalam bentuk bantuan sosial/hibah kepada masyarakat pesisir (nelayan/kelompok nelayan) yang ditetapkan dengan berita acara penyerahan bantuan dan jumlah bantuan stimulus ekonomi sarana tangkap yang diberikan kepada nelayan/kelompok nelayan berdasarkan kriteria usaha perikanan yang dilakukan oleh nelayan/kelompok nelayan.

Tata cara penyerahan bantuan stimulus ekonomi sarana tangkap bagi nelayan/kelompok nelayan yang telah ditetapkan sebagai penerima bantuan stimulus ekonomi sarana tangkap diatur sebagai berikut :

1. Nelayan/kelompok nelayan penerima bantuan stimulus ekonomi sarana tangkap wajib menandatangani berita acara penyerahan dan diketahui oleh Kepala Desa/Lurah setempat.

2. Menyerahkan/menyiapkan materai Rp. 6.000 sebanyak 2 lembar dan foto copy KTP nelayan/kelompok nelayan masing-masing 2 lembar.

3. Diharapkan memiliki dan menyerahkan foto copy buku tabungan pribadi/kelompok nelayan yang ada di lembaga perbankan atau lembaga

67

keuangan lainnya (BNI, BRI, BANK NTB, BANK SYARIAH, LKP) 1 lembar.

Tahapan partisipasi masyarakat

Program stumulus sarana tangkap selama ini merupakan program rutin pemerintah dalam bentuk bantuan sosial kepada masyarakat. Seiring waktu program tersebut dievaluasi dan dijadikan program pemeberdayaan oleh pihak swata tetapi tetap melalui pemerintah. Program Pemberdayaan Masyarakat melalui bantuan stimulus merupakan strategi pembangunan di Kabupaten Sumbawa Barat. Dalam hal bantuan stimulus untuk kelompok masyarakat perikanan (khususnya nelayan Lebo) terdiri dari pertama, Program Bantuan Stimulus Dana yang didasarkan pada kesepakatan penyaluran melalui Bank rekomendasi pemerintah, kedua, Program Bantuan Stimulus Infrastruktur Jaring dan ketiga, Program Bantuan Stimulus Infrastruktur Perahu Nelayan melalui mekanisme penyampaian proposal, verifikasi oleh Kelompok Kerja pemerintah dan penyaluran bantuan stimulus serta tahapan monitoring dan evaluasi. Kegiatan selanjutnya dilakukan adalah monitoring terhadap program bantuan stimulus infrastruktur dengan cara Tim Teknis SKPD Pemerintah KSB dan kelompok nelayan melalui lembaga KNKL untuk penyaluran yang bersifat jangka panjang dan berkelanjutan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilaksanakan dengan beberapa informan dan deskripsi terhadap partisipan terdapat beberapa kendala terhadap kajian proses partisipasi dan tingkat partisipasi yang menyebabkan program pemberdayaan melalui bantuan stimulus tidak berjalan maksimal, yaitu mekanisme birokrasi yang panjang dan rumit , konsep yang disajikan menarik perhatian kalangan masyarakat bahkan sering dikatakan kebijakan ini hanya bersifat populis dan politis, masyarakat tidak dilibatkan secara partisipatoris, metode penyaluran bantuan stimulus infrastruktur terkesan rumit, pada tahapan pemanfaatan dirasakan maksimal akan tetapi tidak ada program pemeliharaan dan berkaitan dengan kualitas infrastruktur yang diberikan. Partisipasi masyarakat pada tahapan perencanaan, pelaksaan dan evaluasi belum optimal sehingga memberi dampak pada rendahnya kualitas dan keberlanjutan program..

Bentuk partisipasi masyarakat

Bentuk partisipasi masyarakat dalam program bantuan stimulus sarana tangkap dapat dilihat melalui Kegiatan Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat kerjasama Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat dan PT. Newmont Nusa Tenggara dengan program pemberdayaan bantuan stimulus sarana tangkap untuk komunitas nelayan Lebo. Partisipasi warga dalam kegiatan bantuan tersebut dilakukan melalui berbagai tahapan yaitu kegiatan Musrenbang tingkat Desa/kelurahan. Hasil Musrenbang yang menampung aspirasi masyarakat berbeda dengan keputusan yang diambil. Dalam hal program bantuan stimulus sarana tangkap bentuk partisipasi masyarakat berupa ide dan saran disalurkan melalui lembaga nelayan KNKL untuk diteruskan ke penentu kebijakan.

.

Tanggungjawab masyarakat

Nelayan yang berpartisipasi aktif sebagai penerima bantuan stimulus sarana tangkap merasakan perubahan hasil tangkap dan pendapatan. Sebaliknya nelayan bukan penerima menganggap bantuan stimulus belum maksimal baik secara

68

kuantitas maupun kualitas. Semua nelayan tidak mau kalau bantuan tersebut hanya diberikan untuk nelayan tertentu. Kondisi ini juga disebabkan oleg seringanya nelayan diarahakan untuk membuat usulan bantuan tetapi pada saat pendistribusiannya tidak dilibatkan secara langsung shingga hal ini memberikan dampak nelayan menjadi apatis dan tidak partisipatif.

Implementasi Program Stimulus Sarana Tangkap

Status Bantuan Stimulus Ekonomi Sarana Tangkap adalah bentuk program Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat kerjasama dengan PT. Newmont Nusa Tenggara yang diberikan dalam bentuk bantuan sosial/hibah kepada masyarakat pesisir (nelayan/kelompok nelayan) yang ditetapkan dengan berita acara penyerahan bantuan dan jumlah bantuan stimulus ekonomi sarana tangkap yang diberikan kepada nelayan/kelompok nelayan berdasarkan kriteria usaha perikanan yang dilakukan oleh nelayan/kelompok nelayan. Dalam hal ini Pemkab. Sumbawa Barat sebagai pengambil kebijakan tidak optimal dalam melaksanakan kebijakan bantuan stimulus infrastruktur karena adanya benturan kepentingan dengan manajemen PT. Newmont Nusa Tenggara yang menganggap program bantuan stimulus ini sudah berhasil apabila sudah sesuai dengan petunjuk dan dikategorikan bantuan habis pakai dengan pertanggungjawaban administrasi yang jelas, akan tetapi subtansi program bantuan stimulus sebagai upaya pengembangan masyarakat tidak menjadi acuan yang mendasar.

Syarat dan penetapan untuk mendapatkan bantuan stimulus sarana tangkap

Syarat mendapat Bantuan Stimulus Sarana Tangkap bagi nelayan/kelompok nelayan yang telah ditetapkan sebagai penerima bantuan stimulus ekonomi sarana tangkap diatur sebagai berikut: nelayan/kelompok nelayan penerima bantuan stimulus ekonomi sarana tangkap wajib menandatangani berita acara penyerahan dan diketahui oleh Kepala Desa/Lurah setempat, menyerahkan/menyiapkan materai Rp. 6.000 sebanyak 2 lembar dan foto copy KTP nelayan/kelompok nelayan masing-masing 2 lembar.

Partisipasi Masyarakat dalam Program Bantuan Stimulus Sarana Tangkap Interkasi antara pemerintah, swasta dan masyarakat dalam program bantuan stimulus sarana tangkap disampaikan dalam bentuk keputusan pemerintah tentang penerima bantuan stimulus sarana tangkap melalui Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan. Pada tahapan ini masyarakat khsususnya nelayan yang menerima bantuan diwadahi oleh Komunias Nelayan Konservasi Lebo untuk menyiapkan syarat dan segala bentuk perlengkapan administrasi lainnya. Hal ini mempertegas partisipasi masyarakat dalam program bantuan stimulus sarana tangkap terbatas pada pelaksana dan pemanfaat program dan tdiak dilibatkan dari perencanaan dan sampai dengan evaluasi.

Manfaat program bantuan stimulus sarana tangkap dirasakan oleh penerima bantuan saja karena mengalami peningkatan hasil tangkap dan pendapatan. Terhadap nelayan tidak berpartisipasi aktif dan bukan penerima bantuan stimulus sarana tangkap tidak memberikan dampak terhadap peningkata hasil tangkap dan pendapatan justru mengalami penurunan hasil tangkap disebabkan oleh keterbatasan kepemilikan aset berupa jala dan perahu.

69