• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Peningkatan Partisipasi Pada Program Bantuan Stimulus Sarana Tangkap Untuk Peningkatan Hasil Dan Pendapatan Nelayan Di Komunitas Nelayan Kelurahan Sampir Kecamatan Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Peningkatan Partisipasi Pada Program Bantuan Stimulus Sarana Tangkap Untuk Peningkatan Hasil Dan Pendapatan Nelayan Di Komunitas Nelayan Kelurahan Sampir Kecamatan Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat."

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENINGKATAN PARTISIPASI PADA PROGRAM BANTUAN STIMULUS SARANA TANGKAP UNTUK PENINGKATAN

HASIL TANGKAP DAN PENDAPATAN NELAYAN

TRISMAN

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Strategi Peningkatan Partisipasi pada Program Bantuan Stimulus Sarana Tangkap unutk Peningkatan Hasil Tangkap dan Pendapatan Nelayan di Komunitas Nelayan Sumbawa Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.

Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)
(5)

RINGKASAN

TRISMAN. Strategi Peningkatan Partisipasi pada Program Bantuan Stimulus Sarana Tangkap untuk Peningkatan Hasil dan Pendapatan Nelayan di Komunitas Nelayan Kelurahan Sampir Kecamatan Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat. Dibimbing oleh TITIK SUMARTI dan IVANOVICH AGUSTA

Kabupaten Sumbawa Barat memiliki Lebo Taliwang (danau) yang merupakan satu-satunya lahan basah daratan terluas di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Bagi masyarakat yang berdomisili di sekitarnya, danau ini mempunyai arti yang sangat penting sebagai sumber kehidupan dan penghidupan. Selama bertahun-tahun masyarakat nelayan Sampir telah menggantungkan hidupnya dari hasil menangkap berbagai jenis ikan di Lebo Taliwang dan pernah menjadi primadona yang luar biasa sebagai penghasil ikan kering dengan produksi, namun di sisi lain kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan Lebo kini mengalami penurunan produksi yang berpengaruh pada hasil tangkap dan pendapatan yang disebabkan oleh kurangnya kepemilikan aset berupa jala dan perahu. Tujuan utama dari penelitian ini adalah mengevaluasi efektifitas Program Bantuan Stimulus Sarana Tangkap untuk peningkatan hasil tangkap dan pendapatan nelayan di Kelurahan Sampir Kabupaten Sumbawa Barat. Sedangkan tujuan khususnya adalah 1) mengkaji partisipasi nelayan dalam program bantuan stimulus sarana tangkap, 2) mengkaji tingkat kesesuaian program stimulus sarana tangkap dengan tingkat kebutuhan komunitas nelayan, 3) menganalisis pengaruh partisipasi terhadap hasil tangkap dan pendapatan nelayan pada program stimulus dan 4) merumuskan strategi peningkatan partisipasi pada program bantuan stimulus sarana tangkap yang sesuai dengan kebutuhan nelayan untuk peningkatan hasil tangkap dan pendapatan nelayan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitiatif dan kualitatif dengan menggunakan penyebaran kuesioner dan pendalaman pada studi kasus nelayan penerima Program Bantuan Stimulus Sarana Tangkap. Informan penelitian ini adalah: Kepala Bappeda Kab. Sumbawa Barat, Lurah Sampir, Ketua Komunitas Nelayan Lebo dan Manajemen PT. Newmont Nusa Tenggara dengan responden penelitian sebanyak 40 nelayan (sensus) dengan pertimbangan berpartisipasi aktif pada Program Bantuan Stimulus Sarana Tangkap. Hasil penelitian menunjukkan: (1) partisipasi nelayan dalam Program Bantuan Stimulus Sarana Tangkap masih bersifat Instrumental, (2) Program Bantuam Stimulus Sarana Tangkap sudah sesuai dengan tingkat kebutuhan nelayan yang berbasis pada nelayan yang berpartisipasi secara Instrumental, (3) tingkat partisipasi pelaksanaan terbatas pada sumbang pemikiran menentukan peningkatan hasil tangkap dan berdampak pada peningkatan pendapatan nelayan, (4) strategi partisipasi transformasional dengan tahap partisipasi menikmati hasil melalui program yang berbasis kebutuhan nelayan dengan cara membuka akses informasi, membangun jaringan bisnis dan melakukan pendampingan secara berkelanjutan pada Program Bantuan Stimulus Sarana Tangkap.

(6)

SUMMARY

TRISMAN. Strategy to Increase Participation Of Aid Stimulus Program for Increasing The Cacth and The Revenue Of Fisherman in Sampir Village West Sumbawa Regency. Supervised by TITIK SUMARTI and IVANOVICH AGUSTA

Sumbawa westren district have lake is the only one the largest inland wetland in West Nusa Ttenggara Province. For the people around the lake serves as a source of life and for many years depent on fishing. But on the other hand socio-economic condition of productio decreased teh effect on the cacth and reveneu cause by a lack of ownership of assets such as nets and boats. The main purpose of this study was to evaluate stimulus program help capture means for incerasing cacth and revenue of fisherman in the sampir village west sumbawa regency. While the specific objectivess are: 1) assses the participation of fishermen in aid stimulus programs, 2) asses the suitability of program assistance stimulus means fishing with the needs of fisherman, 3) analyze the effect of participation on the catch and revenue, 4) to formulate strategeis for improving participation in the program help of stimulus means fishing for improvement the cacth and revenue of fisherman. The research uses qualitative methods supported by quantitative data used in the case study program means catching stimulus aid. This is a reseacrh informant Headman of Plan and Developing office West Sumbawa, headman Sampir village, head of the fishermen and the management of PT. Newmont Nusa Tenggara with respondents as many as 40 head of families to actively participate in the consideration of the stimulus aid program means cacth. The result showed (1) the participation of fishermen still Instrumental, (2) program support stimulus is in conformity with the needs of fishermen based on the participation of Instrumental, (3) the participation of the fishermen determine the increase in the cacth and revenue, (4) participation strategy Transformational fishing is done through program based on teh needs of fishermen by opening acces to infortmation, building bussines networks and provide guidance sustainable.

(7)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

(8)
(9)

STRATEGI PENINGKATAN PARTISIPASI PADA PROGRAM BANTUAN STIMULUS SARANA TANGKAP UNTUK PENINGKATAN

HASIL TANGKAP DAN PENDAPATAN NELAYAN

TRISMAN

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Pengembangan Masyarakat

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(10)
(11)

Judul Tesis : Strategi Peningkatan Partisipasi pada Program Bantuan Stimulus Sarana Tangkap untuk Peningkatan Hasil Tangkap dan Pendapatan Nelayan

Nama : Trisman NIM : I354120245

Disetujui oleh Komisi Pembimbing

Dr Ir Titik Sumarti, MC MS Ketua

Dr Ivanovich Agusta, SP, MSi Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi Pengembangan Masyarakat

Dr Ir Lala M. Kolopaking, MS

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

(12)
(13)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni 2014 ini ialah Strategi Peningkatan Partisipasi pada Program Bantuan Stimulus Sarana Tangkap untuk Peningkatan Hasil dan Pendapatan Nelayan.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Ir Titik Sumarti MC, MS dan Bapak Dr Ivanovich Agusta, SP MS selaku pembimbing, yang telah banyak memberi saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Nelayan Lebo Taliwang, Bapak Dr Ir H. Amry Rahman, M. Si selaku Kepala Bappeda KSB, Kepala Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan KSB, Ketua Komunitas Nelayan Konservasi Lebo (KNKL), serta staf PS MPM SPs IPB, yang telah membantu selama proses perkuliahan.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

(14)
(15)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN 1 PENDAHULUAN

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 3

Tujuan Penelitian 5

Manfaat Penelitian 5

Ruang Lingkup Penelitian 5

2 TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Pustaka 7

Pengembangan Masyarakat 7

Pemberdayaan Masyarakat 8

Kesesuaian Kebijakan dan Program untuk Pemenuhan Kebutuhan 9

Partisipasi 10

Kerangka Pemikiran 12

Hipotesis 12

Definisi Operasional 14

3 METODOLOGI

Lokasi dan Waktu Penelitian 15

Pendekatan Kuantitatif 15

Metode Pemilihan Sampel 15

Pengumpulan Data 16

Pengolahan dan Analisis Data 16

Pendekatan Kualitatif 16

Pemilihan Informan 17

Pengumpulan Data 17

Pengolahan dan Analisis Data 18

Perancangan Strategi 18

Metode Perancangan 19

Partisipan Perancangan 19

Proses Perancangan 19

4 PROFIL KOMUNITAS

Lokasi Komunitas 20

Letak Geografis 20

Kependudukan 20

Jumlah dan Komposisi Penduduk 20

Kepadatan Geografis dan Agraris 20

Struktur Sosial 21

Stratifikasi Sosial 21

(16)

Jejaring Sosial 22

Kelembagaan Ekonomi 22

Kelompok Usaha Produktif 23

Aksesibilitas Sumberdaya dan Kebijakan 23

Jaringan Bisnis 23

Pola-Pola Kebudayaan 23

Sistem Norma 23

Orientasi Nilai dan Budaya 24

Pola Bersikap, Bertindak san Sarana 24

Pola-Pola Adaptasi Ekologi 24

Basis Ekologi dan Perubahannya 24

Matapencaharian Utama 25

Strategi Penghidupan 25

Masalah-Masalah Sosial 26

Deskripsi Masalah Sosial 26

Dampak Masalah Sosial 26

Faktor-Faktor Penyebab 26

Solusi yang Pernah Dilakukan 27

5 EVALUASI PENGEMBANGAN MASYARAKAT

Evaluasi Kebijakan 29

Deskripsi Kebijakan 29

Bantuan Sarana Tangkap Program Stimulus 30

Kriteria Evaluasi Kebijakan Bantuan Stimulus 31 Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Bantun Stimulus 31

Evaluasi Kebijakan Bantuan Stimulus Ekonomi 32

Evaluasi Program 33

Deskripsi Program Bantuan Dana Stimulus 33

Pelaksanaan Program Bantuan Stimulus 33

Evaluasi Program Bantuan Stimulus 34

Program Bantuan Stimulus Infrastruktur 35

Evaluasi Program Bantuan Stimulus Infrastruktur 37 6 ANALISIS DAN SINTESIS PRORAM BANTUAN STIMULUS SARANA

TANGKAP

Partisipasi Nelayan pada Program Bantuan Stimulus 39 Tingak Kesesuaian Program dan Tingkat Kebutuhan Nelayan 41 Pengaruh Partisipasi Terhadap Hasil Tangkap dan Pendapatan Nelayan 42 7 PERANCANGAN AKSI PENINGKATAN STRATEGI PARTISIPASI

Penunjukan dan Pemilihan Rancangan Aksi 51

Implementasi Rancangan Aksi 52

Perancangan Strategi 54

8 SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan 57

(17)

DAFTAR PUSTAKA 60

RIWAYAT HIDUP 62

LAMPIRAN 63-88

DAFTAR TABEL

No Penjelasan Hal

1 Konsep pengembangan dan pemberdayan masyarakat

8

2

Konsep kesesuaian kebijakan dan program untuk pemenuhan kebutuhan

9

3 Konsep partisipasi

11

4 Matriks evaluasi program stimulus

18

5 Matrik level of monitoring

31

6 Matrik evaluasi program stimulus sarana tangkap

36

7

Karakteristik sosial nelayan penerima program stimulus sarana tangkap yang mempengaruhi tingkat partisipasi

43

8 Hubungan antara karakteristik nelayan dengan tingkat partisipasi 45 9 Hubungan antara tingkat partisipasi dengan hasil tangkap dan

pendapatan nelayan

47

10 Hubungan antara tingkat partisipasi dengan perubahan hasil tangkap nelayan

47

11 Hubungan antara tingkat partisipasi dengan peningkatan pendapatan nelayan

48

12 Penunjukan rancangan aksi 54

13 Implementasi rancangan aksi 54

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka Pemikiran Penelitian 12

2 Pendekatan Evaluasi Program 37

DAFTAR LAMPIRAN

1 Manuskrip catatan harian 63

2 Panduan pertanyaan wawancara mendalam 72

3 Sketas peta Komunitas Desa dan Kabupaten 75

4 Hasil uji statistik variabel penelitian 76

5 Daftar anggota kelompok nelayan 78

6 Data responden penelitian 81

7 Matrik pengumpulan, pengolahan dan analisis data 82

8 Kuesioner penelitian 83

9 Tabulasi silang pengaruh tingkat partisipasi nelayan penerima bantuan stimulus sarana tangkap untuk peningkatan hasil tangkap dan

(18)
(19)

1 PENDAHULUAN

Lebo Taliwang (sebutan dalam bahasa lokal untuk Danau Rawa Taliwang) merupakan satu-satunya lahan basah daratan terluas di Provinsi Nusa Tenggara Barat dan merupakan kebanggaan masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat. Bagi masyarakat yang berdomisili di sekitarnya, lahan basah ini mempunyai arti yang sangat penting sebagai sumber kehidupan dan penghidupan.

Selama bertahun-tahun masyarakat nelayan di Desa Meraran, Ai Suning, Rempe, Seloto dan Sampir telah menggantungkan hidupnya dari hasil menangkap berbagai jenis ikan di Lebo Taliwang. Menurut para nelayan di Desa Meraran Kecamatan Seteluk Kabupaten Sumbawa Barat, pada Tahun 1970-an, Lebo Taliwang pernah menjadi primadona yang luar biasa sebagai penghasil ikan kering dengan produksi hingga mencapai 700 ton per tahun yang selaras dengan laporan Resort Perikanan Kecamatan Taliwang yang melaporkan bahwa produksi ikan segar Lebo Taliwang mencapai 316 ton, Tahun 1988 mencapai 275 ton, Tahun 1989 mencapai 224 ton, Tahun 1990 mencapai 157 ton dan Tahun 1991 mencapai 97 ton (Potensi Lebo dan Permasalahannya, YSTP Taliwang, 2012)

Agar mencapai hasil-hasil pembangunan yang dapat berkelanjutan, banyak kalangan sepakat bahwa suatu pendekatan partisipatoris perlu diambil. Pretty dan Guijt menjelaskan implikasi praktis dari pendekatan ini :

Pendekatan pembangunan partisipatoris dimulai dengan orang-orang yang paling mengetahui tentang sistem kehidupan mereka sendiri. Pendekatan ini harus menilai dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mereka dan memberikan sarana yang perlu bagi mereka supaya dapat mengembangkan diri. Ini memerlukan perombakan dalam seluruh praktik dan pemikiran, disamping

bantuan pembangunan. Ringkasnya, diperlukan suatu paradigma baru (menurut J.Pretty dan Guijt, 1992:23 seperti yang dikutip, Mikkelsen, 1995)

Keterlibatan pihak swasta sebagai pelaksana program memberikan ruang partisipasi kepada masyarakat untuk memanfaatkan dan mendapatkan hasil dari program dimaksud. Dalam pendahuluan ini akan dijelaskan tentang latar belakang, perumusan masalah dan tujuan penelitian tentang Strategi Peningkatan Partisipasi dalam Program Stimulus untuk Peningkatan Hasil Tangkap dan Pendapatan di Kelurahan Sampir Kabupaten Sumbawa Barat.

Latar Belakang

Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan setiap pemerintah daerah menyusun rencana pembangunan daerah secara sistematis, terarah, terpadu dan tanggap terhadap perubahan (Pasal 2 ayat 2). Jenjang rencana pembangunan meliputi perencanaan jangka panjang (25 tahun), jangka menengah (5 tahun) maupun jangka pendek atau tahunan (1 tahun). Dari beragam jenis perencanaan yang diakui dalam undang-undang ini, terdapat perencanaan partisipatif dari warga (bottom up) dan perencanaan top down yang dilakukan pemerintah.

(20)

2

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Adapun perencanaan bottom up dilakukan dalam musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang), dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, hingga nasional.

Kedua undang-undang di atas berkaitan dengan perumusan kegiatan pembangunan. Bersamaan dengan perumusan tersebut, dibutuhkan pula penyusunan rencana anggaran pembangunan. Hal ini tercantum dalam Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

Ketiga undang-undang di atas saling berhubungan. Musrenbang Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai bagian dari proses penyusunan Rencana Kerja Pemerintahan Daerah (RKPD) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Menurut Undang-Undang Nomor 32/2004 dan Undang-undang No. 25/2004, partisipasi masyarakat menjadi elemen penting untuk mencapai tujuan kesejahteraan masyarakat, menciptakan rasa memiliki dari masyarakat dalam

pengelolaan pemerintahan daerah, menjamin terdapatnya transparansi,

akuntabilitas dan kepentingan umum, perumusan program dan pelayanan umum yang memenuhi aspirasi masyarakat. Menurut Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, serta Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 050-187/Kep/Bangda/2007 tentang Pedoman Penilaian dan Evaluasi Pelaksanaan Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang), musrenbang menjadi wahana untuk melakukan sinergi perencanaan bottom-up dan top down, serta melakukan sinergi kepentingan dan kebutuhan pemerintah daerah dan lembaga swadaya masyarakat dalam perencanaan pembangunan daerah.

Hasil dari perencanaan pembangunan tersebut berupa serangkaian program yang berisi rancangan kegiatan-kegiatan. Untuk setiap kegiatan, terdapat pula rancangan pengelolaan anggarannya, berupa alternatif antara anggaran rutin, anggaran investasi dan anggaran bantuan sosial. Anggaran rutin digunakan untuk menggaji aparat pemerintah daerah. Anggaran investasi atau modal untuk pembangunan yang diperhitungkan tingkat pengembalian dampaknya. Anggaran bantuan sosial berupa hibah dari pemerintah kepada masyarakat.

Untuk mengimplementasikan program stimulus infrastruktur berdasarkan Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-883/MK.02/2009 tentang Perubahan atas Surat Edaran Nomor 812/MK.02/2009 tentang Tambahan Belanja Infrastruktur, Subsidi, dan Penjaminan Untuk Kredit Usaha Rakyat Dalam Rangka Stimulus Fiskal 2009, kepada Kementerian/Lembaga yang terkait dengan pelaksanaan program stimulus tersebut.

Penelitian yang sedang dilakukan ini diarahkan pada kegiatan yang dilakukan melalui penganggaran bantuan sosial, berupa kegiatan stimulasi di komunitas nelayan. Partisipasi warga dalam kegiatan bantuan tersebut dikaji untuk berbagai faktor yang berkaitan dengan keberhasilan atau kegagalan kegiatan tersebut.

(21)

3 dapat menguatkan partisipasi sebagai berikut. Pertama, warga berpartisipasi ketika memandang penting isu atau aktivitas tertentu. Kedua, warga berpartisipasi ketika tindakannya membawa perubahan. Ketiga, mengakui beragam perbedaan bentuk partisipasi. Keempat, memungkinkan warga untuk berpartisipasi dan mendukung partisipasi tersebut. Kelima, struktur dan proses partisipasi bersifat mendekatkan (asosiatif). Warga yang berpartisipasi dalam pembangunan dapat diorganisasikan menurut kepentingannya. Partisipasi membuat umpan balik (feedback) yang merupakan bagian dari kegiatan pembangunan (Jamieson, 1989). Sejak dekade 1990-an partisipasi menjadi tema pembangunan yang utama di pedesaan. Peningkatan pesat penggunaan konsep partisipasi telah menghasilkan kritik terhadap substansi dan penggunannya.

Berkaitan dengan kritik tersebut, terdapat dua tipe partisipasi. Pertama, partisipasi instrumental, yang terjadi ketika partisipasi dilihat hanya sebagai cara untuk mencapai sasaran tertentu. Partisipasi demikian tidak menghasilkan pemberdayaan masyarakat. Kedua, partisipasi transformasional, yang terjadi ketika partisipasi dipandang sebagai tujuan, sekaligus sebagai sarana untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi. Pada partisipasi inilah pemberdayaan masyarakat dapat terwujud (Kruks, 1983).

Untuk tercapainya keberhasilan pembangunan masyarakat desa maka segala program perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi pembangunan harus melibatkan masyarakat, karena merekalah yang mengetahui permasalahan dan kebutuhan dalam rangka membangun wilayahnya sebab merekalah nantinya yang akan memanfaatkan dan menilai tentang berhasil atau tidaknya pembangunan di wilayah mereka.

Program Pemberdayaan Masyarakat melalui bantuan stimulus merupakan strategi pembangunan di Kabupaten Sumbawa Barat. Dalam hal bantuan stimulus untuk kelompok masyarakat perikanan (khususnya nelayan Lebo) terdiri dari pertama, Program Bantuan Stimulus Dana yang didasarkan pada kesepakatan penyaluran melalui Bank rekomendasi pemerintah, kedua, Program Bantuan Stimulus Infrastruktur Jaring dan ketiga, Program Bantuan Stimulus Infrastruktur Perahu Nelayan melalui mekanisme penyampaian proposal, verifikasi oleh Kelompok Kerja pemerintah dan penyaluran bantuan stimulus serta tahapan monitoring dan evaluasi.

Kajian ini memusatkan perhatian pada kegiatan dengan skema bantuan sosial, berupa program stimulus infrastruktur. Selama ini skema bantuan sosial dinilai sebagai tindakan karitatif sehingga tidak menghasilkan pemberdayaan masyarakat. Untuk mengubah cara pandang tersebut, diperlukan kajian terhadap peluang partisipasi warga dalam kegiatan bantuan sosial. Dalam konteks lokasi kajian ini, penting untuk memahami “bagaimana strategi peningkatan partisipasi dalam bantuan stimulus sarana tangkap untuk meningkatkan hasil tangkap dan pendapatan nelayan?”.

Perumusan Masalah

(22)

4

anggaran bantuan sosial, dalam bentuk program stimulus untuk komunitas nelayan. Pemerintah dan pemerintah daerah juga kemudian mengembangkan konsep partisipasi, namun masih bersifat instrumental. Hal ini masih tidak meningkatkan partisipasi warga.

Partisipasi menjadi proses kegiatan yang penting dalam menghasilkan keberhasilan program. Partisipasi instrumental hanya menghasilkan efisiensi program. Sementara itu, partisipasi transformasional dapat memberdayakan komunitas nelayan. Mendorong partisispasi erat kaitannya dengan kondisi-kondisi antara lain: 1) isu atau aktivitas itu penting, 2) aksi partisipasi akan membuat perubahan, 3) bentuk partisipasi harus diakui dan dihargai, 4) bisa berpartisipasi dan didukung dalam berpartisipasi, 5) tidak boleh dikucilkan. Oleh sebab itu penelitian ini hendak mengidentifikasi partisipasi pada program stimulus sarana tangkap untuk peningkatan hasil tangkap dan pendapatan nelayan.

Sebagaimana disampaikan di atas, proses pembangunan di daerah didasarkan pada UU 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dan UU 32/2004 tentang Pemerintah Daerah. Landasan legal lainnya juga meliputi berbagai peraturan perundangan di pusat dan daerah yaitu Peraturan Bupati No 5 Tahun 2010 tentang Program Stimulus Ekonomi Untuk Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi Kerjasama Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat dengan Perbankan. Sebagai salah satu bentuk pelaksanaan Perbup Nomor 5 tahun 2010 ditetapkan Keputusan Bupati Sumbawa Barat Nomor 647 Tahun 2011 tentang Penetapan Nelayan/Kelompok Nelayan penerima Bantuan Sarana Tangkap Program Stimulus Ekonomi melalui Kegiatan Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat kerjasama Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat dan PT. Newmont Nusa Tenggara. Program yang dikembangkan di daerah seharusnya sesuai dengan landasan kebijakan tersebut. Oleh sebab itu, dalam rangka mengekaji efektivitas program stimulus ini, dirumuskan pertanyaan pokok ialah: sejauhmana tingkat kesesuaian antara kebijakan dan program stimulus sarana tangkap dengan tingkat kebutuhan nelayan berupa kebutuhan jala dan kebutuhan perahu.

Tahapan pelaksanaan pembangunan dapat disusun menurut penyusunan desain kegiatan, dilanjutkan pemberian input (masukan), pengembangan komunitas melalui proses partisipasi (process), sehingga menghasilkan output pembangunan. Output tersebut kemudian dimanfaatkan oleh warga (outcome), dan dalam jangka panjang manfaat-manfaat yang terus diperoleh menghasilkan dampak perubahan struktur masyarakat (impact). Kajian ini diarahkan pada evaluasi efektivitas program, sehingga perlu merumuskan: bagaimana strategi peningkatan partisipasi untuk meningkatkan hasil tangkap dan pendapatan nelayan.

Tujuan Penelitian

Tujuan uumum penelitian ini adalah mengevaluasi efektivitas program bantuan stimulus sarana tangkap pada komunitas nelayan.

Tujuan khusus penelitian ini adalah:

(23)

5 2. Mengkaji tingkat kesesuaian program stimulus sarana tangkap dengan tingkat

kebutuhan nelayan;

3. Menganalisis pengaruh tingkat partisipasi terhadap peningkatan hasil tangkap dan tingkat pendapatan nelayan pada program stimulus sarana tangkap;dan 4. Merumuskan strategi peningkatan partisipasi pada program bantuan stimulus

sarana tangkap untuk peningkatan hasil tangkap dan pendapatan nelayan. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada Pemkab. Sumbawa Barat dan PT. Newmont Nusa Tenggara sebagai perencana dan pelaksana program serta komunitas nelayan khususnya dan umumnya komunitas pedesaan sebagai pemanfaat program dan kebijakan sebagai upaya peningkatan partisipasi dalam pelaksanaan dan evaluasi program pengembangan masyarakat.

Sedangkan untuk kalangan akademisi memperkaya keilmuan tentang partisipasi masyarakat dalam program bantuan stimulus dari perspektif pengembangan masyarakat

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian tentang Strategi Peningkatan Partisipasi Nelayan Pada Bantuan Stimulus di Kelurahan Sampir dilaksanakan dalam rangka mengevaluasi partisipasi kebijakan bantuan stimulus sarana tangkap oleh Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat dan PT. Newmont Nusa Tenggara serta berupaya untuk membuat perancangan strategi untuk peningkatan partisipasi dalam program bantuan stimulus untuk meningkatkan hasil tangkap dan pendapatan.

(24)

2

TINJAUAN PUSTAKA

Pengembangan Masyarakat

Pengembangan masyarakat didefinisikan sebagai metode yang memungkinkan orang dapat meningkatkan kualitas hidupnya serta mampu memperbesar pengaruhnya terhadap proeses-proses yang mempengaruhi kehidupannya. Secara khusus pengembangan masyarakat berkenaan dengan upaya pemenuhan kebutuhan orang-orang yang beruntung atau tertindas, baik yang disebabkan oleh kemiskinan maupun oleh diskriminasi sosial, suku, gender, kelamin, usia dan kecacatan. Pengembangan masyarakat memiliki fokus terhadap menolong anggota masyarakat yang memiliki kesamaan minat bekerjasama, mengidentifikasi kebutuhan bersama dan kemudian melakukan kegiatan bersama untuk memenuhi kebutuhan tersebut ( Suharto 2005).

Kartasasmita (1996) mengemukakan bahwa memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan demikian memberdayakan masyarakat adalah memampukan dan memandirikan masyarakat. Keterberdayaan masyarakat adalah unsur dasar yang memungkinkan suatu masyarakat untuk bertahan dan mengembangkan diri untuk mencapai tujuan.

Pengembangan masyarakat menggambarkan makna yang penting dari dua konsep: community bermakna kualitas hubungan sosial dan development bermakna perubahan kearah kemajuan yang terencana dan bersifat gradual community development digunakan sebagai cara untuk memperbaiki pelayanan dan fasilitas publik, menciptakan tanggungjawab pemerintah lokal, meningkatkan partisipasi masyarakat, memperbaiki kepemimpinan, membangun kelembagaan baru, melaksanakan pembangunan ekonomi dan fisik, serta mengembangkan perencanaan fisik dan lingkungan. (Nasdian, 2006)

Menghargai pengetahuan lokal adalah sebuah komponen esensial dari setiap kerja pengembangan masyarakat dan ini dapat dirangkum dengan frasa „masyarakat yang paling tau‟ di atas segalanya. Anggota masyarakat memiliki pengalaman dari masyarakat tersebut tentang kebutuhan dan masalah-masalahnya, kekuatan dan kelebihannya dan ciri-ciri khasnya.

Jika kita ingin terlibat dalam sebuah proses pengembangan masyarakat, harus dikerjakan di atas dasar pengetahuan lokal seperti ini dan dalam hal ini pekerja masyarakat, kecuali telah lama menjadi anggota masyarakat tersebut, tidak dapat mengklaim sebagi‟ahli‟. Masyarakat lokallah yang memiliki pengetahuan, kearifan dan keahlian ini dan peran pekerja masyarakat adalah mendengar dan belajar dari masyarakat bukan mengajari masyarakat tentang masalah dan kebutuhan mereka (Holland & Blackburn dikutip dalam Jim Ife & Frank Tesoriero, 2006).

Pemberdayaan Masyarakat

(25)

8

substantifnya. Pemberdayaan merupakan pusat dari gagasan-gagasan kerja masyarakat mempunyai definisi kerja yang sederhana, yaitu: Pemberdayaan bertujuan untuk meningkatkan keberdayaan dari mereka yang dirugikan. Ada beberapa faktor dan perspektif yang mempengaruhi pemberdayaan, yaitu: 1) kekuasaan, 2) perspektif pluralis, 3) perspektif elit, 4) perspektif struktur, dan 5) perspektif post-struktural

Pemberdayaan melalui kebijakan dan perencanaan dicapai dengan mengembangkan atau mengubah struktur dan lembaga untuk mewujudkan akses yang lebih adil kepada sumber daya atau berbagai layanan dan kesempatan untuk berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat.

Pemberdayaan melalui aksi sosial dan politik menekankan pentingnya perjuangan dan perubahan politik dalam meningkatkan kekuasaan yang efektif. Penerapannya tergantung pada pemahaman tentang kekuasaan dalam proses politik (pluralis, elit, struktural atau post-struktural). Pemberdayaan melalui pendidikan dan dan penyadar-tahuan menekankan pentingnya proses edukatif dalam melengkapi masyarakat untuk meningkatkan keberdayaan mereka.

Bentuk-bentuk pemberdayaan akan dielaborasi untuk pengembangan gagasan pemberdayaan yang memperhatikan perspektif keadilan sosial yang penting dalam pengembangan masyarakat yaitu kebutuhan dasar masyarakat (Jim Ife & Frank Tesoriero, 2006).

Sejak kegagalan teori pembangunan dan model pembangunan yang terlalu mengagungkan pertumbuhan, banyak kalangan mengalihkan orientasinya kepada pembangunan yang memusatkan kepada rekyat, yang di dalamnya mensyaratkan optimasi sumberdaya lokal, partisipasi, dan pemberdayaan masyarakat. Sejak saat itulah, “pemberdayaan” yang dikenalkan di Indonesia sejak awal 1990-an melalui program IDT (Inpres Desa Tertinggal), telah membius banyak kalangan dan dijadikan tumupuan harapan banyak pihak. Tidak saja oleh sebagian besar masyarakat lapisan bawah, tetapi juga para elit kekuasaan. Pemberdayaan, dewasa ini telah menjelma sebagai program nasional melalui PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) yang tidak memiliki program/kegiatan pemeberdayaan masyarakat. Dalam dunia usaha, baik BUMN/Swasta, juga ada kewajiban melakukan pemberdayaan masyarakat melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan. (Totok Mardikanto, 2012)

Tabel 1. Konsep Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat

No Referensi Penjelasan

1 Jim Ife and Tesoriero, 2006

Masyarakat memiliki pengetahuan,kearifan lokal maka masyarakat tahu tentang masalah dan kebutuhan

2 Nasdian, 2006 Pemberdayaan Masyarakat menggambarkan dua konsep yaitu community sebagai hubungan sosial dan developement bermakna perubahan sosial sehingga bisa memperbaiki pelayanan, partisipasi dan kepemimpinan 3 Holland and

Blackburn (2006)

Bentuk pemberdayaan akan memperlihatkan keadilan sosial yaitu kebutuhan dasar masyarakat

4 Totok Mardikanto, 2012

(26)

9 Kesesuaian Kebijakan dan Program untuk Pemenuhan Kebutuhan

Nelayan

Salah satu kerangka pendanaan untuk kegiatan pembangunan berupa bantuan sosial, yang diimplementasikan dalam bentuk program stimulus. UU 17/2003 tentang Keuangan Negara UU 25/2004 tentang Sistem PENNAS, UU 32/2004 tentang Pemerintah Daerah, PP 72/2005 tentang Desa, Kepmendagri 050-187/Kep/Bangda/2007 Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-883/MK.02/2009 tentang Perubahan atas Surat Edaran Nomor 812/MK.02/2009 tentang Tambahan Belanja Infrastruktur, Subsidi, dan Penjaminan Untuk Kredit Usaha Rakyat Dalam Rangka Stimulus Fiskal 2009, kepada Kementerian/Lembaga yang terkait dengan pelaksanaan program stimulus tersebut.

Regulasi lokal yang berorientasi otonomi daerah, disusun dan ditetapkan Peraturan Bupati Sumbawa Barat Nomor 5 Tahun 2010 tentang Program Stimulus Ekonomi untuk Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi kerjasama Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat dengan Perbankan salah satu bentuk jenis dan/atau bentuk usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh Pelaku UMKM dan Koperasi pada usaha pada sektor perikanan tawar-kelautan.

Sebagai salah satu bentuk pelaksanaan Perbup Nomor 5 tahun 2010 ditetapkan Keputusan Bupati Sumbawa Barat Nomor 647 Tahun 2011 tentang Penetapan Nelayan/Kelompok Nelayan penerima Bantuan Sarana Tangkap Program Stimulus Ekonomi melalui Kegiatan Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat kerjasama Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat dan PT. Newmont Nusa Tenggara.

Salah satu program stimulus ialah di bidang infrastruktur yaitu program stimulus sarana tangkap. Program tersebut berupa kebutuhan jala dan kebutuhan perahu yang disusun menurut landasan kebijakan pembangunan di atas. Oleh sebab itu untuk mengkaji kesesuaian program dan kebijakan dengan tingkat kebutuhan nelayan dilakukan dengan cara relevansi program dengan kebijakan stimulus sarana tangkap dengan tingkat kebutuhan nelayan yang memiliki konsekuensi pada hasil dan manfaat program. Proses pelaksanaan yang bersifat partisipatoris dapat meningkatkan rasa memiliki dan peningkatan manfaat dari hasil program.

Tabel 2. Konsep Kesesuaian Kebijakan dan Program untuk Pemenuhan

Kebutuhan Nelayan

No Refrensi Penjelasan

1 Peraturan Bupati

(27)

10

Partisipasi

Partisipasi adalah suatu proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa orang atau kelompok terkait mengambil inisiatif dan menggunakan kebebasannya untuk melakukan perubahan secara mandiri dan berkelanjutan.

Agar mencapai hasil-hasil pembangunan yang dapat berkelanjutan, banyak kalangan sepakat bahwa suatu pendekatan partisipatoris perlu diambil. Pretty dan Guijt, 1992, menjelaskan implikasi praktis dari pendekatan ini :

Pendekatan pembangunan partisipatoris dimulai dengan orang-orang yang paling mengetahui tentang sistem kehidupan mereka sendiri. Pendekatan ini harus menilai dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mereka dan memberikan sarana yang perlu bagi mereka supaya dapat mengembangkan diri. Ini memerlukan perombakan dalam seluruh praktik dan pemikiran, disamping bantuan pembangunan. Ringkasnya, diperlukan suatu paradigma baru (menurut J.Pretty dan Guijt, 1992:23 seperti yang dikutip, Mikkelsen, 1995)

Terdapat dua tipologi partisipasi. Pertama, partisipasi instrumental, yang terjadi ketika partisipasi dilihat hanya sebagai cara untuk mencapai sasaran tertentu. Partisipasi demikian tidak menghasilkan pemberdayaan masyarakat. Kedua, partisipasi transformasional, yang terjadi ketika partisipasi dipandang sebagai tujuan, sekaligus sebagai sarana untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi. Pada partisipasi inilah pemberdayaan masyarakat dapat terwujud (Kruks, 1983 dalam Mikklesen)

Keduanya mewakili partisipasi yang bersifat transformasional dan instrumental dalam suatu kegiatan pembangunan tertentu. Sebagai sebuah tujuan, partisipasi menghasilkan pemberdayaan, yakni setiap orang berhak menyatakan pendapat dalam pengambilan keputusan yang menyangkut kehidupannya. Dengan demikian partisipasi adalah alat dalam memajukan ideologi dengan tujuan pembangunan yang normatif. Dalam bentuk alternatif, partisipasi ditafsirkan sebagai alat untuk mencapai efisiensi dalam manajemen kegiatan pembangunan-sebagabai alat dalam melaksanakan kebijakan-kebijakan. Dalam kenyataan, kedua pokok pikiran mengenai partisipasi itu sering hadir pada saat yang sama, namun status dan strategi serta pendekatannya metodologi yang berbeda.

Cohen dan Uphoff (1979) membagi partisipasi ke beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut:

1. Tahap pengambilan keputusan, yang diwujudkan dengan keikutsertaan masyarakat dalam rapat-rapat. Tahap pengambilan keputusan yang dimaksud disini yaitu pada perencanaan dan pelaksanaan suatu program.

2. Tahap pelaksanaan yang merupakan tahap terpenting dalam pembangunan, sebab inti dari pembangunan adalah pelaksanaanya. Wujud nyata partisipasi pada tahap ini digolongkan menjadi tiga, yaitu partisipasi dalam bentuk sumbangan pemikiran, bentuk sumbangan materi, dan bentuk tindakan sebagai anggota proyek.

3. Tahap evaluasi, dianggap penting sebab partisipasi masyarakat pada tahap ini merupakan umpan balik yang dapat memberi masukan demi perbaikan pelaksanaan proyek selanjutnya.

(28)

11 semakin besar manfaat proyek dirasakan, berarti proyek tersebut berhasil mengenai sasaran.

Keseluruhan tingkatan partisipasi di atas merupakan kesatuan integratif dari kegiatan pengembangan perdesaan, meskipun sebuah siklus konsisten dari kegiatan partisipatoris mungkin dinilai belum biasa.

Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi sehingga dapat memberikan hasil yang efektif, yaitu: 1) tingkat pengetahuan, 2) keterbukaan, 3) akses informasi yang relevan, 4) pendidikan dan pelatihan, 5) jejaring masyarakat dan organisasi (Holland & Blackburn, 2006)

Tabel 3. Konsep Partisipasi

No Refrensi Penjelasan

1 Britha

Mikklesen, 1999

Kontribusi sukarela, membuat peka masyarakat, keterlibatan, inisiatif, pemantapan dialog, dan keterlibatan masyarakat

2 Kruks (1983) dalam

Mikklesen

Partisipasi instrumental sebagai cara untuk mencapai sasaran tertentu dan partisipasi transformasional sebagai tujuan dan berkelanjutan.

3 Cohen and

Uphoff (1977)

Jenis partisipasi terdiri dari partisipasi pada pengambilan keputusan, implementasi, hasil dan evaluasi

4 Jim Ife, 2006 Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi sehingga dapat memberikan hasil yang efektif, yaitu: 1) tingkat pengetahuan, 2) keterbukaan, 3) akses informasi yang relevan, 4) pendidikan dan pelatihan, 5) jejaring masyarakat dan organisasi

Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran penelitian ini mengacu pada tingkat partisipasi nelayan pada program stimulus sarana tangkap, yakni program pemberdayaan masyarakat melalui bantuan stimulus perahu dan jala kepada nelayan.

(29)

12

KERANGKA PEMIKIRAN PENELITIAN

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Strategi Peningkatan Partisipasi dalam Bantuan Stimulus untuk Peningkatan Hasil Tangkap dan Pendapatan Nelayan

Hipotesis

(1) Tingkat pendidikan berhubungan dengan tingkat partisipasi terhadap program bantuan stimulus sarana tangkap

(2) Tingkat akses informasi berhubungan dengan tingkat partisipasi program bantuan stimulus sarana tangkap

(3) Tingkat partisipasi kelembagaan berhubungan dengan tingkat partisipasi program bantuan stimulus sarana tangkap

(4) Tingkat kepemilikan aset berhubungan dengan tingkat partisipasi program bantuan stimulus sarana tangkap

(5) Tingkat kesesuaian program program stimulus sarana tangkap berupa bantuan jala, bantuan perahu dan kebutuhan nelayan terhadap jala dan perahu, serta karakteristik sosial nelayan berhubungan dengan partisipasi masyarakat

(6) Tingkat partisipasi terhadap program berhubungan dengan tingkat hasil tangkap nelayan

(30)

13

Definisi Operasional

(1) Program Stimulus Sarana Tangkap merupakan program pemberdayaan masyarakat yang terdiri dari bantuan jala dan bantuan perahu.

(2) Tingkat kesesuaian program bantuan stimulus sarana tangkap dan kebutuhan dilihat dari kesamaan antara kebutuhan nelayan dan komponen program, yaitu jala dan tingkat kebutuhan perahu nelayan

(3) Tingkat pendidikan nelayan penerima bantuan stimulus sarana tangkap diukur dari:

a. Tamatan Sekolah Dasar (SD)

b. Tamatan Sekolah Menengah Pertama (SMP) c. Tamatan Sekolah Menengah Umum (SMU) d. Tamatan Diploma

e. Tamatan Sarjana

(4) Tingkat keterbukaan nelayan terhadap program bantuan stimulus sarana tangkap dapat dilihat dari:

a. keyakinan nelayan b. sikap positif

c. dukungan terhadap program d. evaluasi program

(5) Tingkat akses informasi nelayan dilihat dari: a. pengetahuan nelayan terhadap program b. berpartisipasi terhadap program

c. menyampaikan gagasan pada program bantuan stimulus sarana tangkap

(6) Tingkat jejaring nelayan pada program bantuan stimulus sarana tangkap dilihat dari:

a. partispasi nelayan

b. kebutuhan sarana tangkap untuk melakukan sub usaha c. mitra, organisasi dan jaringan dalam berusaha

(7) Tingkat partisipasi kelembagaan dilihat dari:

a. nelayan mendapat program bantuan stimulus b. ruang partisipasi

c. pemberdayaan masyarakat (8) Tingkat kepemilikan aset dilihat dari:

a. program stimulus sarana tangkap berupa jala dan perahu b. mempengaruhi hasil tangkap

(9) Tingkat partisipasi terdiri dari:

a. partisipasi pada proses perencanaan program bantuan stimulus sarana tangkap yang dilihat dari kehadiran dalam musyawarah perencanaan program untuk menyampaikan ide atau gagasan dan tidak dilibatkan dalam merumuskan konsep program bantuan stimulus sarana tangkap b. partisipasi pada proses pelaksanaan berawal dari sumbangsih pemikiran

di komunitas kelompok nelayan untuk mengembangkan hasil tangkap c. partisipasi pada proses evaluasi dimulai dari rapat evaluasi yang

(31)

14

(10) Hasil tangkap dapat dilihat dari jumlah hasil tangkapan ikan per hari dari nelayan penerima bantuan stimulus sarana tangkap dan nelayan bukan penerima bantuan stimulus sarana tangkap

(11) Pendapatan nelayan pada program bantuan stimulus sarana tangkap merupakan selisih antara pendapatan nelayan penerima bantuan stimulus sarana tangkap dan nelayan bukan penerima bantuan stimulus sarana tangkap

(32)

3

METODOLOGI

Pendekatan yang dipilih dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang didukung oleh pendekatan kualitatif. Untuk penelitian kuantitatif digunakan metode survei. Kuesioner digunakan sebagai instrumen untuk mengumpulkan informasi dari responden. Metode survei ini digunakan untuk mendapatkan data terkait dengan hubungan antara tingkat partisipasi nelayan dengan tingkat hasil tangkap dan tingkat pendapatan nelayan sebagai pemanfaat program stimulus sarana tangkap atau dalam hal ini dapat juga melihat hubungan antara tingkat partisipasi nelayan dengan dampak ekonomi berupa peningkatan hasil tangkap dan pendapatan.

Metode studi kasus pada penelitian kualitatif adalah bersifat explanatory research, menurut Singarimbun dalam Singarimbun dan Effendi (Ed 1995) yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel penelitian dengan pengujian hipotesa untuk mengetahui bagaimana penyelenggaraan program stimulus sarana tangkap serta dengan melakukan survey, wawancara mendalam, observasi dokumen yang terkait dengan program serta dikembangankan melalui tahapan Focus Group Dicussion.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Sampir, Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pemilihan lokasi evaluasi dilakukan karena pekerjaan utama masyarakat kelurahan Sampir sebagian besar petani dan nelayan di sekitar wilayah Lebo Taliwang. Lokasi ini juga dipilih karena terdapat program stimulus infrastruktur di komunitas nelayan Lebo, sehingga diharapkan kajian ini mampu menjawab pertanyaan dan tujuan kajian.

Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada bulan April 2013 sampai dengan Desember 2014. Dalam periode tersebut sebagian program stimulus telah dilaksanakan, sehingga dapat digali pemanfaatan terhadap hasil program. Perlu disampaikan pula bahwa sebagian waktu penelitian dilakukan pada saat paceklik sehingga sebagian data pendapatan nelayan mungkin cenderung lebih rendah daripada masa panen.

Pendekatan Kuantitatif

Metode kuantitatif dilakukan untuk menganalisis karakteristik sosial nelayan yang mempengaruhi tingkat partisipasi nelayan dalam program bantuan stimulus sarana tangkap dengan menggunakan kuesioner. Penyebaran kuesioner difokuskan pada nelayan, kelompok nelayan, masyarakat, dan pemangku pemerintah.

Metode Pemilihan Sampel

(33)

16

yang berjumlah 120 orang. Dari keseluruhan populasi, dibentuklah kerangka sampling yang berjumlah 80 orang yang aktif ikut hadir dalam musyawarah, ikut merencanakan dan menyampaikan usulan. Pengambilan sampel dari kerangka sampling dilakukan secara purposif, mengingat penelitian ini diarahkan untuk melihat dampak penyelenggaraan program sehingga responden yang dipilih merupakan nelayan penerima bantuan stimulus sarana tangkap. Jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 80 orang, yang terdiri dari 40 responden penerima bantuan stimulus sarana tangkap dan 40 responden pembanding dari nelayan bukan penerima bantuan stimulus sarana tangkap. Dari 120 orang nelayan, terdapat 40 orang nelayan penerima bantuan stimulus sarana tangkap yang diambil sebagai responden (sensus).

Pengumpulan Data

Data primer dan data sekunder merupakan dua jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini. Data primer merupakan data yang didapatkan dari hasil wawancara mendalam yang dilakukan terhadap informan dan juga penyebaran kuesioner kepada responden, di samping itu data primer juga diperoleh peneliti selama di lapangan melalui observasi, sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari dokumen-dokumen tertulis baik yang berupa tulisan ilmiah ataupun dokumen resmi tentang instansi terkait. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian kuantitatif adalah dengan penyebaran instrumen pengumpulan data yaitu kuisioner.

Pengolahan dan Analisa Data

Analisis data kuantitatif untuk mengetahui pengaruh tingkat partisipasi terhadap perubahan hasil tangkap dan tingkat pendapatan sebagai akibat adanya program bantuan stimulus sarana tangkap berupa kebutuhan jala dan kebutuhan perahu dilakukan melalui hasil penyebaran kuieioner kepada responden. Data yang diperoleh diolah dengan proses editing, coding, scoring, entry, cleaning, dan analisis data dengan menggunakan program microsoft excel dan SPSS 15.0 for Windows.

Pendekatan Kualitatif

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Pendekatan kualitatif pada dasarnya sangat tekun dalam posisi filosofis, dimana kebanyakan interpretasi memberi perhatian kepada bagaimana dunia social diinterpretasi, dimengerti, dialami atau dihasilkan. (Sugiyono , 2007)

Penggunaan pendekatan kualitatif dimaksudkan untuk mengkaji kesesuaian program stimulus sarana tangkap dengan kebutuhan komunitas nelayan.

Pemilihan Informan

(34)

17 snowball (teknik bola salju). Informan kunci yang dipilih adalah pihak Perusahaan PT. Newmont Nusa Tenggara (manajer External Relation, Social Respocibility) yang menangani bantuan stimulus, Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat) yang mengelola kebijakan, dan Kolompok Nelayan Konservasi Lebo (ketua) sebagai lembaga nelayan yang memberi informasi dan sekaligus sebagai pemanfaat program. Selain itu, nelayan, tokoh masyarakat berserta masyarakat Kelurahan Sampir, Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat yang mendapat manfaat dari program bantuan stimulus sarana tangkap. Untuk melengkapi data yang didapatkan dari informan kunci, diperlukan data dari informan-informan lainnya yang kemudian akan didiskusikan bersama informan kunci.

Pengumpulan Data

Metode triangulasi merupakan metode yang dipilih untuk pengumpulan data kualitatif agar diperoleh kombinasi yang akurat berupa wawancara mendalam, pengamatan berperanserta dan penelusuran dokumen. Untuk menghindari adanya distorsi pesan, maka setelah melakukan wawancara mendalam dengan informan, peneliti menulis kembali hasil wawancara dalam bentuk catatan harian. Catatan harian atau catatan lapangan adalah isntrumen utama yang melekat pada metode-metode pengumpulan data kualitatif (Sitorus, 1998). Hasilnya dapat digunakan untuk menjelaskan tingkat kesesuaian program program stimulus sarana tangkap berupa bantuan jala, bantuan perahu dan kebutuhan nelayan terhadap jala dan perahu, serta karakteristik sosial nelayan berhubungan dengan partisipasi masyarakat.

Dalam penelitian ini ada dua jenis data yang akan digunakan, yaitu data primer dan sekunder. Data primer merupakan data yang langsung didapatkan dari sumber informasi yang merupakan informan dalam kajian ini, diharapkan akan diperoleh informasi yang valid/akurat, dan terpercaya untuk menjawab permasalahan kajian. Data-data tersebut antara lain dapat berupa data naratif, deskriptif, dalam kata-kata informan, dokumen pribadi dan catatan lapangan.

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber lain selain informan, yang sangat terkait dengan kajian. Dalam kajian ini data sekunder yang diperlukan antara lain: 1) jumlah nelayan, 2) Kelembagaan KNKL, 3) Nelayan yang menerima bantuan stimulus, 4) Nelayan yang tidak menerima bantuan stimulus 5) Program bantuan stimulus lainnya, dan 6) dokumen-dokumen pendukung lainnya yang diperlukan.

Pengolahan dan Analisis Data

Data kualitatif baik primer maupun sekunder yang telah didapatkan akan diolah dan dianalisis secara kualitatif.Penelitian ini akan menggunakan analisis data kualitatif dengan langkah-langkah atau prosedur sebagai berikut:

1. Topik Analisis

Data yang diperoleh di lokasi kajian dituangkan dalam uraian tentang partisipasi nelayan dalam program bantuan stimulus sarana tangkap dan tingkat kesesuaian program stimulus sarana tangkap dengan kebutuhan komunitas nelayan

(35)

18

Penyajian data dalam penelitian ini mengacu pada pendekatan kualitatif yang akan disajikan dalam bentuk matriks.

3. Menarik kesimpulan dan verifikasi

Verifikasi dilakukan secara terus menerus sepanjang proses kajian berlangsung yaitu sejak awal memasuki lokasi kajian dan selama proses pengumpulan data. Peneliti berusaha untuk menganalisis dan mencari makna dari data yang dikumpulkan yaitu mencari pola, tema, hubungan persamaan dan sebagainya yang dituangkan dalam kesimpulan.

4. Rencana tindak lanjut dilakukan untuk membandingkan hasil kajian perancangan strategi peningkatan partisipasi dalan program bantuan stimulus untuk peningkatan hasil tangkap dan pendapatan nelayan.

Tabel 4. Matriks Metode Evaluasi Program Stimulus

No. Dimensi Indikator Cara dan Sumber

Data

1 Input Penyusunan Desain Kegiatan Program Bantuan Stimulus Sarana Tangkap dalam bentuk bantuan jala dan perahu

a. Data Sekunder b. Wawancara 2 Proses Pengembangan komunitas melalui

partisipasi untuk mengetahui tingkat partisipasi dan proses partisipasi yang diterapkan

a. Wawancara b. FGD

3 Ouput Menghasilkan pembangunan masyarakat kelurahan Sampir khususnya komunitas nelayan Lebo

a. Mengevaluasi data

b. Wawancara mendalam 4 Outcome Desain kegiatan pembangunan dan

pengembangan masyarakat melalui program bantuan stimulus dapat memberi manfaat untuk masyarakat nelayan

a. Diperlukan desain partisipatoris yang terintegrasi antara kebijakan pemerintah, keterlibatan swasta yang berorientasi kebutuhan nelayan b. Program bantuan stimulus belum optimal memberi dampak pengembangan masyarakat secara berkelanjutan

(36)

19 Metode Perancangan

Metode partisipatif dengan menggunakan pendekatan spasial dan waktu yaitu dengan melaksanakan pemetaan sosial.

Partisipan Perancangan

Partisipan perancangan metode partisipatif terdiri dari : 1. Nelayan;

2. Kelompok Nelayan; 3. Masyarakat;

4. Badan Perencana Pembangunan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat; 5. Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Kabupaten Sumbawa Barat; 6. Pemerintah Kelurahan Sampir; dan

7. PT. Newmont Nusa Tenggara. Proses Perancangan

Proses perancangan dalam kajian ini menggunakan beberapa metode dan pendekatan, diantaranya :

1. FGD

2. Depth Interview

(37)

4

PROFIL KOMUNITAS

Lokasi Komunitas Letak Geografis

Salah satu dari tujuh Kelurahan yang ada di Kecamatan Taliwang di Kabupaten Sumbawa Barat adalah Kelurahan Sampir. Sedangkan jarak tempuh dari ibu kota Kecamatan dalam wilayah kecamatan relatif dekat. Kelurahan ini hanya terdiri dari 3 Lingkungan dan memiliki luas 23,12 km2. Dari luas tersebut 36,67 persen merupakan wilayah Lingkungan Sampir A, 28,87 persen Lingkungan Sampir B , dan 34,46 persen adalah wilayah Lingkungan Sampir C. Wilayah Kelurahan Sampir berbatasan dengan beberapa kelurahan dan desa lain diantaranya sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Dalam dan Desa Meraran Kecamatan Seteluk, di sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Menala, serta di sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Kuang. Sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Dalam.

Kependudukan Jumlah dan Komposisi Penduduk

Jumlah penduduk Kelurahan Sampir tahun 2010 yang berjenis kelamin laki-laki 1888 jiwa, jenis kelamin perempuan 2063 jiwa serta jumlah KK yaitu 1014 KK. Total jumlah penduduk kelurahan Sampir berjumlah 3950 jiwa. Komposisi penduduk kelurahan Sampir dicirikan dengan kepadatan penduduk 130 jiwa per km yang merupakan kelurahan terpadat se-Kabupaten Sumbawa Barat.

Dari penyajian data komposisi penduduk berdasarkan kelompok usia dan tingkat pendidikan dapat diketahui bahwa ada keadaan tidak berbanding lurus antara jumlah, komposisi penduduk dengan tingkat pendidikan, salah satu contohnya adalah kelompok usia tingkat SMP/sederajat (336 orang) dan SMA/sederajat (355 orang) tidak berbanding lurus dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi S-1/sederajat yang hanya berjumlah 83 orang.

Kepadatan Geografis dan Agraris

(38)

22

Struktur Sosial Stratifikasi Sosial

Tatanan stratifikasi sosial kelurahan Sampir Kecamatan Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat yaitu lapisan sosial atas tediri dari lurah, sekretaris lurah, guru, ketua LPM, tokoh masyarakat seperti pengurus masjid anggota DPRD, pegawai negeri sipil, karyawan tetap perusahaan, tingkat ekonomi seperti pedagang grosiran yang mempunyai toko permanen, kelompok masyarakat yang tingkat pendapatannya lebih dari cukup, dan lapisan sosial bawah terdiri dari nelayan dan masyarakat berpedidikan rendah serta masyarakat miskin.

Kelembagaan Sosial

Kelembagaan sosial di Kelurahan Sampir terdiri dari Lembaga Pemerintahan dalam bentuk kelurahan merupakan lembaga pemerintahan yang dibentuk berdasarkan aturan hukum yang berlaku (Perda KSB nomor 10 tahun 2007) yang ditunjang oleh aparat pemerintahan kelurahan, kepala lingkungan, rukun warga dan rukun tetangga.

Kelembagaan Kemasyarakatan di kelurahan Sampir yang berkaitan dengan program bantuan stimulus sarana tangkap yaitu Kelompok Nelayan Konservasi Lebo yang mmepunyai fungsi sebagai wadah penyampaian aspirasi sekaligus distributor kebutuhan nelayan pada program stimulus sarana tangkap dan Kelompok Masayarakat Pengawas (POKMASWAS) yang dibentuk oleh instansi terkait mempunyai tugas mengawasi secara langsung pelaksaan program bantuan stimulus sarana tangkap.

Jejaring Sosial

Jejaring sosial juga menjadi perhatian dalam pengembangan masyarakat di Keluarahan Sampir. Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa usaha atau kegiatan yang berorientasi kepada perluasan hubungan sosial antara beberapa kelembagaan sosial. Adanya kebijakan pemerintah terhadap program pembangunan memberikan dampak kepada semua kelembagaan sosial untuk mengakses kebijakan tersebut sesuai dengan peran dan kebutuhan masing-masing. Misalnya, peran LSM dalam hal pengawasan kebijakan yang tepat sasaran dan terkadang juga berfungsi sebagai pendamping dalam berbagai pemahaman terhadap program pembangunan.

Kelembagaan Ekonomi Kelompok Usaha Produktif

(39)

23 Secara khusus untuk komunitas nelayan memiliki kelembagaan ekonomi melaui jasa lembaga keuangan terdiri dari Lembaga Keuangan Koperasi Simpan Pinjam Teratai Putih dan Bank Muamalat untuk menambah modal awal dan mengembangkan usaha lainnya.

Aksesibilitas terhadap Kebijakan dan Sumberdaya

Aksesibiltas terhadap kebijakan di Kelurahan Sampir cukup efisien karena letak pusat pemerintahan yang berada ditengah pemukiman masyarakat. Hal ini ditandai dengan tingkat partisipasi dalam proses demokrasi politik dan proses perencanaan pembangunan. Tingkat partisipasi politik (kekuasaan) dalam bentuk pemilihan anggota legisltatif, pemilihan kepala, pemilihan pengurus lembaga kemasyarakatan kelurahan Sampir dengan usia wajib pilih 2193 jiwa.

Dalam proses perencanaan pembangunan tingkat partisipasi masyarakat kelurahan Sampir terlibat aktif dalam kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kelurahan yang dilaksanakan 3 (tiga) kali dalam setahun dengan tingkat partisipasi kehadiran 72%, usulan masyarakat yang disetujui oleh pemerintah Kelurahan Sampir 78%, usulan rencana kerja pemerintah yang ditolak dalam pelaksanaan Musrenbangdes sejumlah 9 (Sembilan) kegiatan.

Jaringan Bisnis

Pertumbuhan ekonomi masyarakat di Kelurahan Sampir ditandai dengan berkembangnya bisnis skala kecil dan menengah. Jaringan bisnis dari pemasaran hasil pertanian masih bersifat individu belum ada kelembagaan yang mewadahi untuk mendistribusikan hasil tangkap dan hasil pertanian tersebut. Menjual hasil panen langsung ke konsumen, pasar dan tengkulak, hal ini yang menyebabkan masyarakat bergantung pada mekanisme pasar yang bersifat fluktuatif.

Pola-Pola Kebudayaan Sistem Norma

Struktur masyarakat Kelurahan Sampir yang didominasi oleh silsilah keluarga yang memiliki hubungan kekerabatan yang dekat. Hal ini memberikan indikasi bahwa masyarakat kelurahan Sampir secara keseluruhan masih bersifat homogen yang walaupun dalam beberapa tahun ini ada migrasi penduduk tapi masih bersifat non permanen.

(40)

24

Orientasi Nilai Budaya

Kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan yang dimiliki secara bersama oleh warga suatu masyarakat. Pengetahuan yang telah diakui sebagai kebenaran sehingga fungsional sebagai pedoman. keseluruhannya digunakan secara selektif dan kontekstual sesuai dengan kebutuhan atau persoalan yang dihadapi.

Dalam kehidupan masyarakat kelurahan Sampir khsususnya komunitas nelayan terdapat beberapa masalah dasar dalam hidup yang menentukan orientasi nilai budaya manusia. Sistem norma dan budaya kehidupan masyarakat masih didominasi dan sangat kental oleh adat istiadat Samawa merupakan budaya yang masih melekat kuat di masyarakat. Kegiatan adat istiadat budaya yang dimaksud diantaranya Besiru, Mata Rame, Bakelewang, Nyorong, Bayar Niat, Basenata, Turun Bangka, dan Barodak.

Pembangunan oleh pemerintah memberikan dampak positif terhadap pemenuhan kebutuhan sarana dan prasaran akan tetapi memberikan dampak negatif juga, misalnya program bantuan dana stimulus ekonomi, program pendidikan gratis dan program kesehatan gratis memberikan dampak perubahan sikap dan mental masyarakat bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan kebijakan dan pelayanan masyarakat gratis dan semuanya harus pemerintah yang bertanggung jawab.

Pola Bersikap, Bertindak, dan Sarana

Tatanan kehidupan masyarakat di kelurahan Sampir yang mempunyai nilai kebudayaan dan agama memberikan pola kehidupan masyarakat yang beragam. Pola bersikap dan bertindak masyarakat kelurahan Sampir yang mengedepankan kebersamaan dan gotong royong masih menjadi pola bersikap yang sangat kental, pengaruh adat istiadat masih diutamakan dalam setiap kegiatan kemasyarakatan dan program pemerintah masih dianggap urusan pemerintah dan kelompok masyarakat tertentu. Beberapa contoh misalnya pendidikan masyarakat, dalam sektor ini penduduk kelurahan Sampir sudah mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan keadaan sebelumnya, hal ini dilihat dari keadaan penduduk menurut pendidikannya disebab oleh adanya sarana dan prasarana yang ada. Baik itu bangunan gedung sekolah. Dan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh pemerintah dalam kegiataan keaksaraan fungsional (KF) yang membawa dampak yang signifikan bagi masyarakat terutama dalam pemberantasan buta aksara.

Pola-Pola Adaptasi Ekologi Basis Ekologi dan Perubahannya

(41)

25 melanggar penggunaan lahan tanpa memperdulikan lagi fungsi lahan yang seharusnya, misalnya pemanfaatan Danau Lebo untuk tempat pengolahan dan pembuangan limbah batuan yang mengandung emas, pemanfaatan lahan pertanian Lang Sesat menjadi bangunan Pasar dan Terminal dan Rumah Sakit Umum Kab. Sumbawa Barat. Ketidakpedulian warga terhadap fungsi lahan adalah bentuk manifestasi dari masih rendahnya pemahaman akan penting basis ekologis, dan tidak ada pilihan lain dengan mengedepankan aspek ekonomi dan melupakan aspek ekologisnya. Mereka tidak menyadari bahwa tindakan melanggar aspek ekologis fungsi lahan yang seolah-olah tidak berarti pada jangka pendek suatu saat berbalik menjadi hal yang mengerikan bisa mengancam kehidupan manusia, misalnya bencana banjir yang setiap tahun menghantui masyarakat kelurahan Sampir khususnya dan masyarakat kecamatan Taliwang secara umum apabila musim hujan telah datang. Perubahan basis ekologi lainnya terjadi pada petani dan nelayan yang beralih menjadi pencari batu kandungan emas untuk diolah menjadi emas, dalam hal ini disebabkan oleh semakin berkurangnya hasil tangkapan nelayan di danau Lebo dan semakin berkurangnya luas areal pertanian sehingga masyarakat mengikuti pendatang dari Lombok, Cikotok, Manado untuk mencari batu gunung dan diolah dengan sistem gelundungan menjadi emas untuk dijual dan menjadi matapencaharian lainnya.

Mata Pencaharian Utama

Struktur mata pencaharian di kelurahan Sampir dibedakan menurut sektor mata pencaharian utama ytiu sektor pertanian terdiri dari petani dan buruh tani, dan nelayan Lebo. Beberapa sektor lain seperti, 1) peternakan, buruh usaha peternakan dan pemilik usaha peternakan, 2) sektor industri kecil dan kerajinan rumah tangga yaitu montir, tukang kayu, tukang sumur, tukang jahit, tukang kue, tukang rias dan pengrajin industri rumah tangga lainnya, 3) sektor industri menengah dan besar yaitu karyawan perusahaan swasta dan karyawan pemerintah, 4) sektor perdagangan yaitu perdagangan hasil bumi dan buruh jasa perdagangan hasil bumi, dan 5) sektor jasa yang berkembang pesat.

Strategi Penghidupan

Kemampuan untuk bertahan dan berkembang hidup masyarakat kelurahan Sampir bergantung pada potensi persawahan dan potensi perikanan khususnya ikan hasil tangkapan di Danau Lebo Taliwang yang sangat potensial. Selain itu potensi tanaman pangan yang cukup potensial serta potensi industri dan pertambangan yang kurang potensial.

(42)

26

Masalah-masalah Sosial Deskripsi Masalah Sosial

Deskripsi masalah sosial yang berkembang di masyarakat kelurahan Sampir masih berorientasi pada masalah sosial individu, kekeluargaan dan sikap sosial yang negative. Hal ini dapat dilihat dari pendataan masalah sosial seperti konflik sara, perkelahian, pencurian, penjarahan dan penyerobotan tanah, kesejahteraan sosial (cacat mental dan fisik), dan kekerasan dalam rumah tangga.

Nelayan Lebo Taliwang memiliki riwayat sosial hidup kurang mapan secara ekonomi yang disebabkan oleh rendahnya pendidikan sehingga untuk ikut menghadiri musyawara, menyamapaikan ide, membuat keputusan dalam partisipasi masih rendah serta dalam hal tingkat kepemilikan aset berupa kebutuhan perahu dan jala akan berdampak pada meningkat atau tidaknya hasil tangkap dan pendapatan.

Dampak Masalah Sosial

Dampak masalah sosial yang terjadi di kelurahan Sampir disimpulkan pada bentuk sikap dan mental masyarakat. Bentuk perubahan sikap dan mental secara konkrit dapat dilihat sebagai masyarakat menjadi apatis, anti terhadap pendatang yang dianggap akan menggangu sistem tatanan kehidupan bermasyarakat dan terbentuknya mental malas dalam mencari uang secara gampang walau tidak halal, banyaknya warga yang ingin mendapatkan pelayan gratis dari aparat kelurahan. Faktor-faktor Penyebab

Hasil analisa terhadap faktor penyebab masalah sosial di kelurahan Sampir secara umum ada faktor pendidikan dan factor ekonomi, meskipun terdapat juga beberapa faktor lain yang tidak secara langsung. Faktor pendidikan di kelurahan Sampir masih sekitar 15% yang melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi atau sederajat, hal ini dapat menimbulkan gejala masalah sosial akibat kurang paham, kurang wawasan dan kurang dalam memaknai segala persoalan hidup dengan pemikiran yang sehat dan cerdas.

Faktor ekonomi menjadi salah satu faktor utama pelaksanaan program bantuan stimulus sarana tangkap yang merupakan kerjasama antara PT. Newmont Nusa Tenggara, Pemerintah dan Masyarakat sehingga diharapkan bisa memberikan efek secara global yang berimplikasi tidak adanya kesenjangan secara ekonomi berorientasi terhadap masalah-masalah sosial kemasyarakatan. Solusi yang Pernah Dilakukan

(43)
(44)

5

EVALUASI PENGEMBANGAN MASYARAKAT

Evaluasi kebijakan (Sudiyono, 1992) merupakan suatu analisis yang bersifat evaluatif sehingga konsekuensinya lebih restrospeksi dibandingkan prospeksi. Dan dalam mengevaluasi seorang analis berusaha mengidentifikasi efek yang semula direncanakan untuk merealisir suatu keberhasilan dan dampak apa yang ditimbulkan dari akibat suatu kebijakan.

Dalam mengevaluasi kebijakan bantuan stimulus sarana tangkap dihadapkan pada 3 (tiga) aspek yaitu :

1. Aspek perumusan kebijakan, kebijakan stimulus sarana tangkap ini dirumuskan oleh Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat dan bekerjasama dalam program pemberdayaan masyarakat dengan PT. Newmont Nusa Tenggara. Peran pemerintah dalam perumusan kebijakan simulus sarana tangkap ini mendominasi dari perencanaan, pelaksanaan dan tanpa adanya

evaluasi secara berkelanjutan, adapun peran swasta dalam hal ini PT. Newmont Nusa Tenggara hadir sekedar mengurangi peran pemerintah

tanpa terlibat dari perencanaa, pelaksanaan dan evaluasi sehingga kebijakannya tidak disusun untuk janka panjang dan berkelanjutan.

2. Aspek implementasi kebijakan, pada aspek ini kebijakan dilaksanakan dengan cara kerjasama dengan pihak swasta dalam bentuk program pemberdayaan tetapi nelayan sebagai pemanfaat program diposisikan sebagai objek kebijakan stimulus sarana tangkap. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan stimulus sarana tangkap terdiri dari: 1) tingkat kesesuaian kebijakan dengan tingkat kebutuhan nelayan berupa kebutuhan jala dan kebutuhan perahu, 2) tingkat partisipasi yang dipengaruhi oleh karakteristik sosial nelayan berkaitan dengan partisipasi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tipologi partisipasi, 3) pengaruh partisipasi terhadap perubahan tingkat hasil tangkap yang berdampak pada peningkatan pendapatan nelayan. Aspek evaluasi, pada aspek ini dapat dilihat dampak program stimulus sarana tangkap terhadap kesesuaian kebijakan dan program, tingkat partisipasi (perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi) dan tipologi partisipasi (instrumental dan transformasional), peningkatan hasil tangkap dan pendapatan nelayan. Selain dampak positif terdapat juga tantangan dari kebijakan stimulus sarana tangkap berupa efiktivitas kebijakan pemerintah di bidang masyarakat nelayan baik itu berupa program maupun pemberdayaan dan kurang tepat dan tidak meratanya kebijakan bantuan stimulus yang diterapkan oleh pemerintah.

EVALUASI KEBIJAKAN Deskripsi Kebijakan

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Strategi Peningkatan Partisipasi dalam
Tabel 4. Matriks Metode Evaluasi Program Stimulus
Tabel  5. Matrik Level of Monitoring
Tabel  6. Matriks Evaluasi Program Stimulus Sarana Tangkap
+4

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini menunjukkan bahwa kinerja guru belum sepenuhnya ditopang oleh derajat penguasaan kompetensi yang memadai, oleh karena itu perlu adanya upaya yang komprehensif guna

Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen kompetensi dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau di

Responden di Kecamatan Tanjungsari lebih banyak menggunakan tenaga kerja dalam keluarga yakni sebanyak 95,7 persen jumlah dari HKP (Hari Kerja Pria) yang digunakan

Berdasarkan hasil analisis yang dilaku- kan dalam penelitian ini, beberapa kesimpul- an yang dapat diambil adalah: (1) motivasi, insentif dan promosi jabatan berpengaruh

(6) 4 (empat) buah sampul sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dimaksudkan untuk arsip Menteri, Penyelenggara Pos Milik Negara, museum pos, dan Pemohon atau instansi

konsep termodinamika sangat penting untuk dilakukan. Urgensi penelitian pengembangan ini adalah diperolehnya sebuah model instrumen tes representasi TCI untuk mengukur

1 dalyje nustatyta tvarka, kai prašymą atnaujinti procesą pateikia prokuroras, esantis šalimi (LR CPK 49 str., 365 str. Antruoju atveju įstatymų leidėjas įtvirtina nuostatą,

Suatu keluarga yang memiliki banyak anak atau banyak anggota keluarga, perkembangan bahasa anak lebih cepat, karena terjadi komunikasi yang bervariasi dibandingkan