• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II URAIAN TEORITIS

2.6 UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)

2.6.4 Masalah Utama yang Dihadapi oleh UMKM

• Keterbatasan Modal Kerja, termasuk untuk investasi sehingga kesulitan untuk mendapatkan bahan baku dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau.

• Keterbatasan teknologi, karena sebagian besar UMKM masih menggunakan mesin-mesin tua/ alat-alat produksi yang sifatnya manual.

• Keterbatasan SDM (Sumber Daya Manusia) dengan kualitas yang baik, karena sebagian besar pengusaha UMKM masih lulusan pendidikan primer.

• Kesulitan dalam pemasaran, karena kualitas dan kegiatan promosi masih kurang, serta ketidaksiapan UMKM sendiri, karena UMKM tidak mempunyai pengetahuan tentang pasar dan jangkauan pemasaran sehingga sering UMKM tergantung pada tengkulak.

• Desain untuk produk-produk UMKM yang sudah-sudah tidak sesuai lagi atau tidak dinikmati oleh konsumen modern di perkotaan maupun konsumen internasional.

2. Masalah Eksternal

• UMKM tidak dapat memperluas usaha karena keterbatasan akses pada sumber permodalan karena semua bank termasuk lembaga perkreditan yang khusus untuk mensyaratkan adanya jaminan dan suku bunga yang masih relatif tinggi.

• Adanya distorsi pasar, hak istimewa banyak diberikan pada pengusaha besar, misalnya: kemudahan kredit, lisensi bisnis, keringanan pajak, dan penciptaan regulasi yang kondusif.

• Adanya aturan-aturan yang kontradiktif dengan upaya pengembangan UMKM, misalnya lahir perda-perda untuk peningkatan pajak dan retribusi daerah (Suseno TW, 2005: 46).

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian (Teguh, 1999: 7). Dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk menyusun skripsi ini, metode penelitiannya adalah sebagai berikut.

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada PT. BPR Duta Paramarta yang berlokasi di Jl.

Veteran No. 10 E, Desa Helvetia, Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk time series yang bersifat kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka-angka. Sumber data diperoleh dari PT. BPR Duta Paramarta dengan kurun waktu 36 bulan yaitu dari bulan Januari tahun 2006 sampai bulan Desember 2008.

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam penulisan skripsi ini, penulis melakukan metode pengumpulan data dengan cara penelitian kepustakaan (library research) yaitu penelitian yang dilakukan melalui bahan-bahan kepustakaan berupa buku-buku, jurnal, artikel,

tulisan-tulisan ilmiah, penulusuran internet, serta sumber-sumber lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. (Burhan, 2005: 32).

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah melakukan pencatatan langsung dari laporan keuangan PT. BPR Duta Paramarta.

3.4 Pengolahan Data

Penulis menggunakan program E-views 4.1 untuk mengolah data dalam penulisan skripsi ini.

3.5 Model Analisis Data

Dalam menganalisis besarnya pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen digunakan model ekonometrika dengan meregresikan variabel-variabel yang ada dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) atau metode kuadrat terkecil biasa. Data yang digunakan dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan analisis statistik yaitu persamaan regresi linier berganda.

Variabel-variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen dinyatakan dalam fungsi sebagai berikut:

Y = f(X1,X2) ... (1) Dari persamaan fungsi tersebut diatas dispesifikasikan ke dalam model linear:

Y = α + β1X1 + β2X2 + µ ... (2) Dimana:

Y : KMK yang disalurkan oleh PT. BPR Duta Paramarta (Ribuan Rupiah) α : Intercept/ Konstanta

X1 : Tingkat suku bunga KMK PT. BPR Duta Paramarta (Persentase) X2 : Jumlah UMKM PT. BPR Duta Paramarta (Orang)

β1, β2 : Koefisien regresi

µ : Term of error/ Kesalahan penganggu

Bentuk hipotesisnya adalah sebagai berikut:

0

1

∂ <

X

Y , artinya jika terjadi kenaikan pada X1 (Tingkat suku bunga KMK PT.

BPR Duta Paramarta) maka Y (KMK yang disalurkan oleh PT. BPR Duta Paramarta) akan mengalami penurunan, ceteris paribus.

0

2

∂ >

X

Y , artinya jika terjadi kenaikan pada X2 (Jumlah UMKM PT. BPR Duta

Paramarta) maka Y (KMK yang disalurkan oleh PT. BPR Duta Paramarta) akan mengalami kenaikan, ceteris paribus.

3.6 Uji Kesesuaian (Test Goodness of Fit) 3.6.1 Koefisien Determinasi (R-Square)

Koefisien determinasi yang dinotasikan dengan R2, dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1 (0 < R2 < 1). Nilai R-square diperoleh dengan rumus:

R2 = SST SSR

Dimana:

SST : Sum of Squares Total/ Jumlah Kuadrat Total yang merupakan total variasi Y (SST= SSR+SSE)

SSR : Sum of Squares Regression/ Jumlah Kuadrat Regresi yang merupakan total variasi yang dapat dijelaskan oleh garis regresi SSE : Sum of Squares Error/ Jumlah Kuadrat Error yang merupakan total

variasi yang tidak dapat dijelaskan oleh garis regresi (Sugiyanto, 1994: 54).

3.6.2 Uji t-statistik (Parsial Test)

Uji t merupakan suatu pengujian secara parsial yang bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lainnya konstan. Dalam uji ini, digunakan hipotesis sebagai berikut:

H0 : bi = b Ha : bi ≠ b

Dimana bi adalah koefisien variabel independen ke-i nilai parameter hipotesis, biasanya b dianggap = 0. Artinya tidak ada pengaruh variabel X terhadap Y. Bila nilai t-hitung > t-tabel maka pada tingkat kepercayaan tertentu H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel independen yang diuji berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap variabel dependen.

Nilai t-hitung (t*) dapat diperoleh dengan rumus:

t* =

Keterangan:

bi = Koefisien variabel ke-i b = nilai hipotesis nol

Sbi = Simpangan baku dari variabel independen ke-i (Ibid, hlm. 77).

3.6.3 Uji F-statistik (Overall Test )

Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel independen secara keseluruhan atau bersama-sama terhadap variabel dependen.

Pengujian ini dilakukan untuk membandingkan nilai hitung dengan F-tabel. Jika F-hitung > F-tabel, maka Ho ditolak, yang artinya variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen.

Nilai F-hitung (F*) dapat dihitung dengan rumus:

F* =

k = Jumlah variabel independen ditambah intercept n = Jumlah sampel

(Ibid, hlm. 78).

3.7 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

Uji penyimpangan asumsi klasik adalah pengujian terhadap beberapa asumsi klasik yang dilakukan untuk melihat apakah suatu model dikatakan baik dan efisien.

Adapun asumsi klasik yang harus dipenuhi antara lain:

1. Model regresi adalah linier, yaitu linier didalam parameter.

2. Residual variabel penganggu (µi) mempunyai nilai rata-rata nol (zero mean value distrurbance µi).

3. Homokedastisitas/ varian dari µi adalah konstan.

4. Tidak ada otokorelasi antara variabel penganggu (µi).

5. Kovarian antara µi dan variabel independen (Xi) adalah nol.

6. Jumlah data (observasi) harus lebih banyak dibandingkan dengan jumlah parameter yang akan diestimasi.

7. Tidak ada multikolinieritas.

8. Variabel penganggu harus berdistribusi normal/ stokastik.

(Pratomo, 2007: 88).

Berdasarkan beberapa kondisi diatas, maka perlu dilakukan beberapa pengujian sebagai berikut:

3.7.1 Multikolinieritas (Multicollinearity)

Multikolinieritas adalah alat untuk mengetahui suatu kondisi, apakah terdapat korelasi variabel independen di antara satu sama lain. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas dapat dilihat dari R-square, F-hitung, t-hitung, serta standard error.

Adanya multikolinieritas ditandai dengan:

a. Standard error tidak terhingga.

b. Tidak satu pun t-statistik yang signifikan pada α =10%, α = 5%, α = 1% . c. Terjadi perubahan tanda atau tidak sesuai dengan teori.

d. R2 sangat tinggi.

Pengujian yang lain, yang dapat digunakan untuk melihat multikolinieritas antar variabel adalah dengan menggunakan uji parsial dari masing-masing variabel independen (Loc.cit).

3.7.2 Otokorelasi (Autocorrelation)

Otokorelasi terjadi apabila error term (μ) dari periode waktu yang berbeda berkorelasi. Dikatakan bahwa error term berkorelasi atau mengalami korelasi serial apabila: Variabel (ei.ej) ≠ 0 untuk I ≠ j, dalam hal ini dapat dikatakan memiliki masalah otokorelasi. Adapun cara yang digunakan untuk mengetahui keberadaan otokorelasi yaitu:

a. Dengan memplot grafik

b. Dengan Durbin-Watson (uji D-W)

D-hit =

Dengan hipotesis sebagai berikut:

H0 : ρ = 0, artinya tidak ada Otokorelasi Ha : ρ ≠0, artinya terdapat Otokorelasi

Negative Otokorelasi Tidak ada keputusan

H0 diterima

0 dl du 2 4-du 4-dl 4 Gambar 3.1 Kurva Durbin-Watson

Kriteria Pengambilan Keputusan:

(4-dl) < D-W < 4 Ha diterima, artinya terdapat gejala otokorelasi yang negatif di antara disturbance term

(4-du) ≤ D-W ≤ (4-dl) Tidak ada kesimpulan 2 < D-W < (4-du) Ho diterima

du < D-W < 2 Ho diterima

dl ≤ D-W ≤ du Tidak ada kesimpulan

0 < D-W < dl Ha diterima, artinya terdapat gejala otokorelasi yang positif di antara disturbance term

(Nachrowi, 2006: 189).

3.8 Defenisi Operasional

1. KMK yang disalurkan oleh PT. BPR Duta Paramarta, yaitu jumlah kredit yang diminta oleh UMKM dan telah direalisasikan oleh PT. BPR Duta Paramarta untuk menutupi kebutuhan modal kerja dalam rangka membiayai kegiatan operasional pengusaha UMKM sehari-hari yang Positive Otokorelasi

2. Tingkat suku bunga KMK PT. BPR Duta Paramarta adalah besarnya harga yang harus dibayar oleh pengusaha UMKM atas permintaan KMK, yang telah ditetapkan oleh PT. BPR Duta Paramarta yang dinyatakan dalam persentase (%).

3. Jumlah UMKM PT. BPR Duta Paramarta adalah banyaknya nasabah yang bergerak dalam sektor UMKM (sektor perdagangan dan jasa) yang meminjam KMK pada PT. BPR Duta Paramarta yang dinyatakan dalam satuan orang.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tinjauan Umum Daerah Penelitian

4.1.1 Sejarah Berdirinya PT. BPR Duta Paramarta

PT. Bank Perkreditan Rakyat Duta Paramarta (BPR Duta Paramarta) didirikan pada tahun 1993 dengan nama PT. Bank Perkreditan Rakyat Talabumi Pancur Batu berdasarkan Akta Notaris No. 270 tanggal 14 Januari 1993, yang dihadapan Notaris Richardus Nangkih Sinulingga, SH di Jakarta, dan mengalami perubahan Akta menurut Akta Notaris Richardus Nangkih Sinulingga, SH di Jakarta No. 293 pada tanggal 14 Juli 1993. Akta tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat keputusannya No. C2-7246.HT.01.01.TH.93 tanggal 18 Agustus 1993 dan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. Kep-156/KM.17/1994 tanggal 22 Juni 1994 dengan pemegang saham Ir. W. L. Siagian, MBA dan Ir. Maruhum Sianipar dan memulai operasional pada tanggal 01 September 1994.

Pada bulan September 2006 PT. BPR Talabumi Pancur Batu mendapat izin dari bank Indonesia untuk membuka Kantor Kas di Jl. Veteran No. 21 E Desa Helvetia, Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang. Hal ini memberikan warna baru didalam usahanya memperluas jaringan kerja dan meningkatkan pelayanan kepada nasabah.

PT. BPR Talabumi Pancur Batu yang berkantor pusat di Jl. Jamin Ginting No. 37 Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang menjadi Kantor Kas sesuai dengan surat Bank Indonesia No. 9/725/DPBPR/IDABPR/Mdn tertanggal

19 Nopember 2007 dan kantor kas yang tadinya di Jl. Veteran No. 21 E Desa Helvetia, Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang pindah ke Jl. Besar Tembung No. 1 A, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang sesuai dengan surat Bank Indonesia No. 9/726/DPBPR/IDABPR/Mdn tertanggal 19 Nopember 2007.

Untuk dapat lebih memaksimalkan pelayanan dan mendekatkan diri kepada nasabah, maka pada tanggal 20 Nopember 2007 PT. BPR Talabumi Pancur Batu berpindah kantor pusat dari Jl. Jamin Ginting No. 37 Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang pindah ke Jl. Veteran No. 10 E Desa Helvetia, Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang sesuai dengan surat Bank Indonesia No. 9/732/DPBPR/IDABPR/Mdn.

Pada tahun 2008 PT. BPR Talabumi Pancur Batu berubah namanya menjadi PT. Bank Perkreditan Rakyat Duta Paramarta (BPR Duta Paramarta) tepatnya 11 Maret 2008. Perubahan nama ini telah diaktekan melalui Akta No. 20 tanggal 29 Desember 2009 yang dibuat oleh Notaris Dicki Petrus Sebayang, SH di Medan. Perubahan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : AHU-12134.A.H.01.02. Tahun 2008 tertanggal 11 Maret 2008 dengan Modal Dasar sebesar Rp 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) dan Modal ditempatkan Rp 250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah) dan Pimpian Bank Indonesia Medan dengan surat nomor:

10/4/KEP/PBI MDN/2008 tentang penetapan Penggunaan Izin Perubahan Nama PT. BPR Talabumi Pancur Batu menjadi PT. BPR Duta Paramarta tertanggal 26 Mei 2008, dengan para pemegang saham dan pengurus adalah sebagai berikut:

Pemegang Saham terdiri dari: Ir. Maruhum Sianipar, Dyonisius Sianipar, ST., MBA, Edward Otniel Sianipar, ST. Dewan Komisaris terdiri dari Komisaris Utama: Binsar Hutabarat, S.E., Komisaris: Augus Pasaribu, S.E. Direksi terdiri dari: Direktur Utama: Tingkos Silitonga, SE, Direktur Operasional: Mery Sulianty, SE., MSi.

4.1.2 Perkembangan Permintaan KMK PT. BPR Duta Paramarta

Di bawah ini gambaran tentang perkembangan permintaan KMK yang diajukan oleh UMKM kepada PT. BPR Duta Paramarta selama tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Table 4.1

Perkembangan Permintaan KMK PT. BPR Duta Paramarta (dalam ribuan rupiah)

Bulan 2006 2007 2008

Januari 2.595.000 2.942.700 3.357.200

Februari 2.595.400 2.970.000 3.453.000

Maret 2.594.700 2.953.500 3.454.800

April 2.595.500 3.035.900 3.456.500

Mei 2.596.000 3.071.200 3.458.200

Juni 2.596.100 3.047.000 3.518.800

Juli 2.594.700 3.058.800 3.413.800

Agustus 2.630.500 3.219.000 3.563.000

September 2.661.100 3.251.600 3.565.600

Oktober 2.665.100 3.283.900 3.564.000

November 2.661.200 3.303.900 3.569.000

Desember 2.661.200 3.349.100 3.570.900

Total 31.446.500 37.486.600 41.944.800

Sumber : PT. BPR Duta Paramarta

Pada tahun 2006 permintaan KMK mengalami fluktuasi, dimana peningkatan permintaan KMK terbesar terjadi pada bulan Agustus yaitu mencapai 1,38% atau sebesar Rp 35.800.000,00 sedangkan penurunan permintaan KMK terbesar terjadi pada bulan November yaitu sebesar Rp 3.900.000,00 atau sebesar 0,14% sedangkan pada bulan Desember permintaan KMK tidak mengalami penurunan maupun peningkatan. Pada tahun 2007 permintaan KMK juga mengalami fluktuasi, peningkatan permintaan KMK terbesar mencapai 5,2%

terjadi pada bulan Agustus yaitu sebesar Rp 160.200.000,00 sedangkan penurunan permintaan KMK terbesar terjadi pada bulan Juni yaitu sebesar 0,7% atau sebesar Rp 24.200.000,00. Seperti pada dua tahun sebelumnya pada tahun 2008 permintaan KMK juga mengalami fluktuasi, dimana penurunan permintaan KMK mencapai 2,9% terjadi pada bulan Juli yaitu sebesar Rp 105.000.000,00 dan permintaan KMK mengalami peningkatan terbesar pada bulan berikutnya yaitu mencapai 4,3% atau sebesar Rp 149.200.000,00.

Jumlah permintaan KMK pada PT. BPR Duta Paramarta dari tahun 2006 sampai 2008 mengalami peningkatan mencapai 33,38% atau sebesar Rp 10.498.300.000,00.

4.1.3 Perkembangan KMK yang Disalurkan oleh PT. BPR Duta Paramarta Dalam praktek pelaksanaannya permintaan KMK yang diajukan nasabah tidak seluruhnya disalurkan. Hal ini terjadi karena jumlah KMK yang disalurkan tergantung pada hasil survey dan penilaian panitia kredit PT. BPR Duta Paramarta. Untuk lebih jelasnya KMK yang disalurkan pada PT. BPR Duta Paramarta dapat dilihat pada table 4.2 berikut ini:

Table 4.2

Perkembangan KMK yang Disalurkan oleh PT. BPR Duta Paramarta (dalam ribuan rupiah)

Bulan 2006 2007 2008

Januari 2.465.500 2.501.350 2.853.700

Februari 2.465.700 2.525.000 2.935.100

Maret 2.465.000 2.510.550 2.936.600

April 2.465.700 2.580.525 2.938.100

Mei 2.466.250 2.610.575 2.939.500

Juni 2.466.300 2.590.400 2.991.000

Juli 2.465.000 2.600.050 2.901.800

Agustus 2.507.950 2.736.875 3.029.300

September 2.528.000 2.763.900 3.030.800

Oktober 2.527.975 2.791.350 3.032.350

Nopember 2.528.100 2.810.000 3.033.875

Desember 2.528.150 2.846.800 3.035.300

Total 29.879.625 31.867.375 35.657.425

Sumber : PT. BPR Duta Paramarta

Perkembangan KMK yang disalurkan oleh PT. BPR Duta Paramarta mengalami peningkatan setiap tahunnya, pada tahun 2007 pertumbuhan KMK yang disalurkan mencapai 6,24% kemudian meningkat sebesar 4,39% menjadi 10,63% atau sebesar Rp 3.790.050.000,00. Peningkatan jumlah KMK yang disalurkan PT. BPR Duta Paramarta kepada UMKM terbesar pada tahun 2006 sampai tahun 2008 terjadi pada bulan Agustus. Pada tahun 2006 KMK yang disalurkan meningkat sebesar Rp 42.950.000,00, kemudian tahun 2007 meningkat sebesar Rp 136.825.000,00, tahun 2008 meningkat sebesar Rp 127.500.000,00.

tahun 2006 dan 2008 yaitu sebesar Rp 1.300.000,00 dan Rp 89.200.000,00, sedangkan tahun 2007 penurunan KMK yang disalurkan adalah sebesar Rp 14.450.000,00 pada bulan Februari.

KMK yang disalurkan oleh PT. BPR Duta Paramarta untuk UMKM berdasarkan jenis usahanya dibagi menjadi 2 sektor, yaitu sektor perdagangan dan sektor jasa. KMK yang disalurkan oleh PT. BPR Duta Paramarta untuk UMKM yang bergerak dalam sektor perdagangan dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini:

Tabel 4.3

Perkembangan KMK yang Disalurkan untuk Sektor Perdagangan PT. BPR Duta Paramarta (dalam ribuan rupiah)

Bulan 2006 2007 2008

Januari 1.972.400 2.001.080 2.568.330

Februari 1.972.560 2.146.250 2.641.590

Maret 1.972.000 2.259.495 2.642.940

April 1.972.560 2.322.470 2.644.290

Mei 1.973.000 2.218.980 2.645.550

Juni 1.973.040 2.201.840 2.691.900

Juli 1.972.000 2.210.040 2.611.620

Agustus 2.006.360 2.326.500 2.726.370

September 2.022.400 2.349.315 2.727.720

Oktober 2.022.380 2.370.500 2.729.115

Nopember 2.022.480 2.388.500 2.730.400

Desember 2.022.520 2.419.780 2.731.770

Total 23.903.700 27.214.750 32.091.683

Sumber : PT. BPR Duta Paramarta

Jumlah KMK untuk sektor perdagangan ini sangat besar jumlahnya jika dibandingkan dengan KMK untuk sektor jasa, hal ini karena sebagian besar UMKM pada PT. BPR Duta Paramarta adalah para pedagang. Perkembangan

KMK yang disalurkan untuk sektor perdagangan dalam tiga tahun yaitu dari tahun 2006 hingga tahun 2008 selalu meningkat. Untuk tahun 2006 peningkatan KMK yang disalurkan terbesar terjadi pada bulan Agustus yaitu sebesar Rp 34.360.000,00 sedangkan pada bulan Juli penurunan terbesar KMK yang disalurkan terjadi pada bulan sebelumnya yaitu sebesar Rp 1.040.000,00. Untuk tahun 2007 peningkatan KMK terbesar yang disalurkan terjadi pada bulan Februari yaitu mencapai 7,25% atau sebesar Rp 145.170.000,00 sedangkan penurunan terbesarnya terjadi pada bulan Mei yaitu sebesar 4,46% atau sebesar Rp 103.490.000,00. Pada tahun 2008 KMK yang disalurkan untuk sektor perdagangan terus mengalami peningkatan, dengan peningkatan terbesar terjadi pada bulan Agustus sama dengan yang terjadi pada tahun 2006, yaitu mencapai 4,39% atau sebesar Rp 114.750.000,00. Penurunan hanya terjadi pada bulan Juli yaitu sebesar Rp 80.280.000,00.

Sedangkan untuk KMK yang disalurkan oleh PT. BPR Duta Paramarta untuk UMKM yang bergerak dalam sektor jasa mengalami penurunan setiap tahunnya. Untuk tahun 2007 KMK yang disalurkan menurun sebesar 22% atau sebesar Rp 1.323.300.000,00, dan tahun 2008 penurunan mencapai 23,36% atau sebesar Rp 1.086.795.000,00. Walau setiap tahunnya KMK yang disalurkan menurun namun pada setiap bulannya terjadi peningkatan, untuk tahun 2006 penurunan KMK yang disalurkan terjadi pada bulan Maret, Juli, Oktober, penurunan yang terbesar namun tidak terlalu signifikan terjadi pada bulan Juli yaitu sebesar Rp 260.000,00. Untuk tahun 2007 penurunan KMK yang disalurkan terjadi pada bulan Februari, Maret, dan Juni, dimana penurunan terbesar KMK yang disalurkan terjadi pada bulan Maret yang mencapai Rp 127.695.000,00

sedangkan pada tahun 2008 hanya terjadi pada bulan Juli yaitu sebesar Rp 8.920.000,00. Peningkatan KMK yang disalurkan terbesar pada tahun 2006 terjadi pada bulan Agustus yang mencapai sebesar Rp 8.590.000,00. Untuk tahun 2007 peningkatan terbesar KMK yang disalurkan mencapai Rp 133.540.000, sedangkan tahun 2008 peningkatan terbesar KMK yang disalurkan hanya mencapai Rp 12.750.000,00 pada bulan Juli. Sebagian besar UMKM pada PT. BPR Duta Paramarta yang bergerak dalam sektor jasa adalah para pengusaha yang memiliki angkutan kota dan pemilik service kendaraan bermotor. Perkembangan KMK untuk UMKM yang bergerak dalam sektor jasa dari tahun 2006 hingga tahun 2008 disajikan dalam tabel 4.4 dibawah ini:

Tabel 4.4

Perkembangan KMK yang Disalurkan untuk Sektor Jasa PT. BPR Duta Paramarta (dalam ribuan rupiah)

Bulan 2006 2007 2008

Januari 493.100 500.270 285.370

Februari 493.140 378.750 293.510

Maret 493.000 251.055 293.660

April 493.140 258.055 293.810

Mei 493.250 391.595 293.950

Juni 493.260 388.560 299.100

Juli 493.000 390.010 290.180

Agustus 501.590 410.375 302.930

September 505.600 414.585 303.080

Oktober 505.595 420.850 303.235

Nopember 505.620 421.500 303.475

Desember 505.630 427.020 303.530

Total 5.975.925 4.652.625 3.565.830

Sumber : PT. BPR Duta Paramarta

4.1.4 Perkembangan Tingkat Suku Bunga KMK PT. BPR Duta Paramarta Besarnya tingkat suku bunga yang diberikan PT. BPR Duta Paramarta untuk KMK mulai tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5

Perkembangan Tingkat Suku Bunga Pada PT. BPR Duta Paramarta (dalam persen)

Sumber : PT. BPR Duta Paramarta

Dari table 4.5 terlihat bahwa tingkat suku bunga KMK pada PT. BPR Duta Paramarta terus mengalami penurunan tiap tahunnya, dan penurunan terjadi setiap bulan Juli, pada tahun 2006 dan 2007 tingkat suku bunga turun sebesar 0,75%

sedangkan pada tahun 2008 tingkat suku bunga turun sebesar 1%. Penurunan

persaingan pasar, yaitu persaingan antar BPR itu sendiri, persaingan dengan Bank Umum, maupun persaingan antara lembaga keuangan non-bank seperti Koperasi Simpan Pinjam (KSP) atau dengan PNM (Permodalan Nasional Madani).

4.1.5 Perkembangan Jumlah UMKM PT. BPR Duta Paramarta

Perkembangan jumlah UMKM yang meminjam KMK pada PT. BPR Duta Paramarta dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini:

Tabel 4.6

Perkembangan Jumlah UMKM PT. BPR Duta Paramarta (dalam satuan orang)

Bulan 2006 2007 2008

Januari 292 280 326

Februari 289 291 327

Maret 295 293 330

April 296 299 331

Mei 297 311 332

Juni 298 312 334

Juli 295 313 336

Agustus 296 319 341

September 298 320 343

Oktober 298 323 340

Nopember 302 324 350

Desember 304 325 360

Total 3560 3710 4050

Sumber : PT. BPR Duta Paramarta

Terlihat dari table 4.4 bahwa jumlah UMKM yang meminjam dari tahun 2006 sampai tahun 2008 terus meningkat. Tahun 2007 meningkat sebanyak 150 orang, tahun 2008 kembali meningkat sebanyak 340 orang, namun peningkatan setiap bulannya tidak begitu besar. Tahun 2006 peningkatan jumlah UMKM yang meminjam KMK terbesar hanya sebanyak 6 orang pada bulan Maret, tidak ada peningkatan pada bulan Oktober. Untuk tahun 2007 peningkatan jumlah UMKM yang meminjam sebanyak 12 orang pada bulan Mei, sedangkan untuk bulan November dan Desember tahun 2008 mencapai 10 orang.

Perkembangan jumlah UMKM pada PT. BPR Duta Paramarta yang bergerak dalam sektor perdagangan, disajikan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 4.7

Perkembangan Jumlah UMKM PT. BPR Duta Paramarta dalam Sektor Perdagangan (dalam satuan orang)

Bulan 2006 2007 2008

Sumber : PT. BPR Duta Paramarta

Terlihat pada table 4.7 tersebut, bahwa jumlah UMKM $ untuk sektor perdagangan mengalami peningkatan setiap tahunnya, untuk tahun 2007 bertambah sebanyak 153 orang, dan pada tahun 2008 bertambah sebanyak 350 orang. Berbeda dengan perkembangan jumlah UMKM PT. BPR Duta Paramarta untuk sektor jasa justru mengalami penurunan. Perkembangannya dapat dilihat pada table dibawah ini:

Tabel 4.8

Jumlah UMKM PT. BPR Duta Paramarta Untuk Sektor Jasa (dalam satuan orang)

Sumber : PT. BPR Duta Paramarta

Penurunan jumlah UMKM PT. BPR Duta Paramarta untuk sektor jasa tidak begitu besar, tahun 2007 terjadi penurunan hanya sebanyak 3 orang, dan untuk tahun selanjutnya penurunannya bertambah menjadi sebanyak 10 orang.

4.2 Analisa Hasil Penelitian

Pada regresi berganda terdapat 1 variabel terikat dan terdapat 2 atau lebih variabel bebas. Bentuk umum regresi berganda adalah sebagai berikut:

Y = α + β1X12X2

Dari analisa yang dilakukan dengan menggunakan program e-views, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.9

Hasil Regresi Linier Berganda

Y = 3147935074 - 83055151.97X1 + 5482999.12X2 Std. Error = (757846.4) (16749.24) (1064.889) t-Statistic = (-4.958742)*** (5.148891)***

R2 = 0.955101 F-Statistic = 350.9921 D-W = 1,31 Dimana : ***) Tingkat Signifikansi pada α = 1%

4.2.1 Interpretasi Model

Dilihat dari hasil regres tersebut maka interpretasinya yakni:

1. Tingkat suku bunga KMK PT. BPR Duta Paramarta mempunyai pengaruh negatif terhadap KMK yang disalurkan oleh PT. BPR Duta Paramarta dan koefisiennya sebesar 83055,15 artinya apabila tingkat suku bunga KMK PT. BPR Duta Paramarta naik sebesar 1%, ceteris paribus maka KMK yang disalurkan oleh PT. BPR Duta Paramarta akan mengalami penurunan sebesar Rp 83.055.150,00.

2. Jumlah UMKM PT. BPR Duta Paramarta mempunyai pengaruh positif terhadap KMK yang disalurkan oleh PT. BPR Duta Paramarta dan

koefisiennya adalah 5482,99 artinya jika Jumlah UMKM PT. BPR Duta Paramarta naik sebanyak 1 orang maka KMK yang disalurkan oleh PT.

BPR Duta Paramarta akan mengalami peningkatan sebanyak 5.482 orang.

4.2.2 Uji Kesesuaian (Test Goodness of Fit) a. Analisis Koefisien Determinasi (R-Square)

Koefisien determinasi (R-Square) dari model tersebut adalah sebesar 0.95 atau 95%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen seperti X1 (tingkat suku bunga KMK PT. BPR Duta Paramarta), X2 (Jumlah UMKM PT. BPR Duta Paramarta ) mampu memberikan penjelasan terhadap KMK yang disalurkan oleh PT. BPR Duta Paramarta sebesar 95%, sedangkan sisanya yaitu sebesar 5%

dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan dalam model estimasi.

b. Uji t-statistik (Partial Test)

Untuk menguji apakah variabel-variabel independen tersebut secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel dependen, maka digunakan uji t. Adapun

Untuk menguji apakah variabel-variabel independen tersebut secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel dependen, maka digunakan uji t. Adapun

Dokumen terkait