• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.7 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

3.7.2 Otokorelasi (Autocorrelation)

Otokorelasi terjadi apabila error term (μ) dari periode waktu yang berbeda berkorelasi. Dikatakan bahwa error term berkorelasi atau mengalami korelasi serial apabila: Variabel (ei.ej) ≠ 0 untuk I ≠ j, dalam hal ini dapat dikatakan memiliki masalah otokorelasi. Adapun cara yang digunakan untuk mengetahui keberadaan otokorelasi yaitu:

a. Dengan memplot grafik

b. Dengan Durbin-Watson (uji D-W)

D-hit =

Dengan hipotesis sebagai berikut:

H0 : ρ = 0, artinya tidak ada Otokorelasi Ha : ρ ≠0, artinya terdapat Otokorelasi

Negative Otokorelasi Tidak ada keputusan

H0 diterima

0 dl du 2 4-du 4-dl 4 Gambar 3.1 Kurva Durbin-Watson

Kriteria Pengambilan Keputusan:

(4-dl) < D-W < 4 Ha diterima, artinya terdapat gejala otokorelasi yang negatif di antara disturbance term

(4-du) ≤ D-W ≤ (4-dl) Tidak ada kesimpulan 2 < D-W < (4-du) Ho diterima

du < D-W < 2 Ho diterima

dl ≤ D-W ≤ du Tidak ada kesimpulan

0 < D-W < dl Ha diterima, artinya terdapat gejala otokorelasi yang positif di antara disturbance term

(Nachrowi, 2006: 189).

3.8 Defenisi Operasional

1. KMK yang disalurkan oleh PT. BPR Duta Paramarta, yaitu jumlah kredit yang diminta oleh UMKM dan telah direalisasikan oleh PT. BPR Duta Paramarta untuk menutupi kebutuhan modal kerja dalam rangka membiayai kegiatan operasional pengusaha UMKM sehari-hari yang Positive Otokorelasi

2. Tingkat suku bunga KMK PT. BPR Duta Paramarta adalah besarnya harga yang harus dibayar oleh pengusaha UMKM atas permintaan KMK, yang telah ditetapkan oleh PT. BPR Duta Paramarta yang dinyatakan dalam persentase (%).

3. Jumlah UMKM PT. BPR Duta Paramarta adalah banyaknya nasabah yang bergerak dalam sektor UMKM (sektor perdagangan dan jasa) yang meminjam KMK pada PT. BPR Duta Paramarta yang dinyatakan dalam satuan orang.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tinjauan Umum Daerah Penelitian

4.1.1 Sejarah Berdirinya PT. BPR Duta Paramarta

PT. Bank Perkreditan Rakyat Duta Paramarta (BPR Duta Paramarta) didirikan pada tahun 1993 dengan nama PT. Bank Perkreditan Rakyat Talabumi Pancur Batu berdasarkan Akta Notaris No. 270 tanggal 14 Januari 1993, yang dihadapan Notaris Richardus Nangkih Sinulingga, SH di Jakarta, dan mengalami perubahan Akta menurut Akta Notaris Richardus Nangkih Sinulingga, SH di Jakarta No. 293 pada tanggal 14 Juli 1993. Akta tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat keputusannya No. C2-7246.HT.01.01.TH.93 tanggal 18 Agustus 1993 dan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. Kep-156/KM.17/1994 tanggal 22 Juni 1994 dengan pemegang saham Ir. W. L. Siagian, MBA dan Ir. Maruhum Sianipar dan memulai operasional pada tanggal 01 September 1994.

Pada bulan September 2006 PT. BPR Talabumi Pancur Batu mendapat izin dari bank Indonesia untuk membuka Kantor Kas di Jl. Veteran No. 21 E Desa Helvetia, Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang. Hal ini memberikan warna baru didalam usahanya memperluas jaringan kerja dan meningkatkan pelayanan kepada nasabah.

PT. BPR Talabumi Pancur Batu yang berkantor pusat di Jl. Jamin Ginting No. 37 Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang menjadi Kantor Kas sesuai dengan surat Bank Indonesia No. 9/725/DPBPR/IDABPR/Mdn tertanggal

19 Nopember 2007 dan kantor kas yang tadinya di Jl. Veteran No. 21 E Desa Helvetia, Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang pindah ke Jl. Besar Tembung No. 1 A, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang sesuai dengan surat Bank Indonesia No. 9/726/DPBPR/IDABPR/Mdn tertanggal 19 Nopember 2007.

Untuk dapat lebih memaksimalkan pelayanan dan mendekatkan diri kepada nasabah, maka pada tanggal 20 Nopember 2007 PT. BPR Talabumi Pancur Batu berpindah kantor pusat dari Jl. Jamin Ginting No. 37 Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang pindah ke Jl. Veteran No. 10 E Desa Helvetia, Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang sesuai dengan surat Bank Indonesia No. 9/732/DPBPR/IDABPR/Mdn.

Pada tahun 2008 PT. BPR Talabumi Pancur Batu berubah namanya menjadi PT. Bank Perkreditan Rakyat Duta Paramarta (BPR Duta Paramarta) tepatnya 11 Maret 2008. Perubahan nama ini telah diaktekan melalui Akta No. 20 tanggal 29 Desember 2009 yang dibuat oleh Notaris Dicki Petrus Sebayang, SH di Medan. Perubahan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : AHU-12134.A.H.01.02. Tahun 2008 tertanggal 11 Maret 2008 dengan Modal Dasar sebesar Rp 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) dan Modal ditempatkan Rp 250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah) dan Pimpian Bank Indonesia Medan dengan surat nomor:

10/4/KEP/PBI MDN/2008 tentang penetapan Penggunaan Izin Perubahan Nama PT. BPR Talabumi Pancur Batu menjadi PT. BPR Duta Paramarta tertanggal 26 Mei 2008, dengan para pemegang saham dan pengurus adalah sebagai berikut:

Pemegang Saham terdiri dari: Ir. Maruhum Sianipar, Dyonisius Sianipar, ST., MBA, Edward Otniel Sianipar, ST. Dewan Komisaris terdiri dari Komisaris Utama: Binsar Hutabarat, S.E., Komisaris: Augus Pasaribu, S.E. Direksi terdiri dari: Direktur Utama: Tingkos Silitonga, SE, Direktur Operasional: Mery Sulianty, SE., MSi.

4.1.2 Perkembangan Permintaan KMK PT. BPR Duta Paramarta

Di bawah ini gambaran tentang perkembangan permintaan KMK yang diajukan oleh UMKM kepada PT. BPR Duta Paramarta selama tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Table 4.1

Perkembangan Permintaan KMK PT. BPR Duta Paramarta (dalam ribuan rupiah)

Bulan 2006 2007 2008

Januari 2.595.000 2.942.700 3.357.200

Februari 2.595.400 2.970.000 3.453.000

Maret 2.594.700 2.953.500 3.454.800

April 2.595.500 3.035.900 3.456.500

Mei 2.596.000 3.071.200 3.458.200

Juni 2.596.100 3.047.000 3.518.800

Juli 2.594.700 3.058.800 3.413.800

Agustus 2.630.500 3.219.000 3.563.000

September 2.661.100 3.251.600 3.565.600

Oktober 2.665.100 3.283.900 3.564.000

November 2.661.200 3.303.900 3.569.000

Desember 2.661.200 3.349.100 3.570.900

Total 31.446.500 37.486.600 41.944.800

Sumber : PT. BPR Duta Paramarta

Pada tahun 2006 permintaan KMK mengalami fluktuasi, dimana peningkatan permintaan KMK terbesar terjadi pada bulan Agustus yaitu mencapai 1,38% atau sebesar Rp 35.800.000,00 sedangkan penurunan permintaan KMK terbesar terjadi pada bulan November yaitu sebesar Rp 3.900.000,00 atau sebesar 0,14% sedangkan pada bulan Desember permintaan KMK tidak mengalami penurunan maupun peningkatan. Pada tahun 2007 permintaan KMK juga mengalami fluktuasi, peningkatan permintaan KMK terbesar mencapai 5,2%

terjadi pada bulan Agustus yaitu sebesar Rp 160.200.000,00 sedangkan penurunan permintaan KMK terbesar terjadi pada bulan Juni yaitu sebesar 0,7% atau sebesar Rp 24.200.000,00. Seperti pada dua tahun sebelumnya pada tahun 2008 permintaan KMK juga mengalami fluktuasi, dimana penurunan permintaan KMK mencapai 2,9% terjadi pada bulan Juli yaitu sebesar Rp 105.000.000,00 dan permintaan KMK mengalami peningkatan terbesar pada bulan berikutnya yaitu mencapai 4,3% atau sebesar Rp 149.200.000,00.

Jumlah permintaan KMK pada PT. BPR Duta Paramarta dari tahun 2006 sampai 2008 mengalami peningkatan mencapai 33,38% atau sebesar Rp 10.498.300.000,00.

4.1.3 Perkembangan KMK yang Disalurkan oleh PT. BPR Duta Paramarta Dalam praktek pelaksanaannya permintaan KMK yang diajukan nasabah tidak seluruhnya disalurkan. Hal ini terjadi karena jumlah KMK yang disalurkan tergantung pada hasil survey dan penilaian panitia kredit PT. BPR Duta Paramarta. Untuk lebih jelasnya KMK yang disalurkan pada PT. BPR Duta Paramarta dapat dilihat pada table 4.2 berikut ini:

Table 4.2

Perkembangan KMK yang Disalurkan oleh PT. BPR Duta Paramarta (dalam ribuan rupiah)

Bulan 2006 2007 2008

Januari 2.465.500 2.501.350 2.853.700

Februari 2.465.700 2.525.000 2.935.100

Maret 2.465.000 2.510.550 2.936.600

April 2.465.700 2.580.525 2.938.100

Mei 2.466.250 2.610.575 2.939.500

Juni 2.466.300 2.590.400 2.991.000

Juli 2.465.000 2.600.050 2.901.800

Agustus 2.507.950 2.736.875 3.029.300

September 2.528.000 2.763.900 3.030.800

Oktober 2.527.975 2.791.350 3.032.350

Nopember 2.528.100 2.810.000 3.033.875

Desember 2.528.150 2.846.800 3.035.300

Total 29.879.625 31.867.375 35.657.425

Sumber : PT. BPR Duta Paramarta

Perkembangan KMK yang disalurkan oleh PT. BPR Duta Paramarta mengalami peningkatan setiap tahunnya, pada tahun 2007 pertumbuhan KMK yang disalurkan mencapai 6,24% kemudian meningkat sebesar 4,39% menjadi 10,63% atau sebesar Rp 3.790.050.000,00. Peningkatan jumlah KMK yang disalurkan PT. BPR Duta Paramarta kepada UMKM terbesar pada tahun 2006 sampai tahun 2008 terjadi pada bulan Agustus. Pada tahun 2006 KMK yang disalurkan meningkat sebesar Rp 42.950.000,00, kemudian tahun 2007 meningkat sebesar Rp 136.825.000,00, tahun 2008 meningkat sebesar Rp 127.500.000,00.

tahun 2006 dan 2008 yaitu sebesar Rp 1.300.000,00 dan Rp 89.200.000,00, sedangkan tahun 2007 penurunan KMK yang disalurkan adalah sebesar Rp 14.450.000,00 pada bulan Februari.

KMK yang disalurkan oleh PT. BPR Duta Paramarta untuk UMKM berdasarkan jenis usahanya dibagi menjadi 2 sektor, yaitu sektor perdagangan dan sektor jasa. KMK yang disalurkan oleh PT. BPR Duta Paramarta untuk UMKM yang bergerak dalam sektor perdagangan dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini:

Tabel 4.3

Perkembangan KMK yang Disalurkan untuk Sektor Perdagangan PT. BPR Duta Paramarta (dalam ribuan rupiah)

Bulan 2006 2007 2008

Januari 1.972.400 2.001.080 2.568.330

Februari 1.972.560 2.146.250 2.641.590

Maret 1.972.000 2.259.495 2.642.940

April 1.972.560 2.322.470 2.644.290

Mei 1.973.000 2.218.980 2.645.550

Juni 1.973.040 2.201.840 2.691.900

Juli 1.972.000 2.210.040 2.611.620

Agustus 2.006.360 2.326.500 2.726.370

September 2.022.400 2.349.315 2.727.720

Oktober 2.022.380 2.370.500 2.729.115

Nopember 2.022.480 2.388.500 2.730.400

Desember 2.022.520 2.419.780 2.731.770

Total 23.903.700 27.214.750 32.091.683

Sumber : PT. BPR Duta Paramarta

Jumlah KMK untuk sektor perdagangan ini sangat besar jumlahnya jika dibandingkan dengan KMK untuk sektor jasa, hal ini karena sebagian besar UMKM pada PT. BPR Duta Paramarta adalah para pedagang. Perkembangan

KMK yang disalurkan untuk sektor perdagangan dalam tiga tahun yaitu dari tahun 2006 hingga tahun 2008 selalu meningkat. Untuk tahun 2006 peningkatan KMK yang disalurkan terbesar terjadi pada bulan Agustus yaitu sebesar Rp 34.360.000,00 sedangkan pada bulan Juli penurunan terbesar KMK yang disalurkan terjadi pada bulan sebelumnya yaitu sebesar Rp 1.040.000,00. Untuk tahun 2007 peningkatan KMK terbesar yang disalurkan terjadi pada bulan Februari yaitu mencapai 7,25% atau sebesar Rp 145.170.000,00 sedangkan penurunan terbesarnya terjadi pada bulan Mei yaitu sebesar 4,46% atau sebesar Rp 103.490.000,00. Pada tahun 2008 KMK yang disalurkan untuk sektor perdagangan terus mengalami peningkatan, dengan peningkatan terbesar terjadi pada bulan Agustus sama dengan yang terjadi pada tahun 2006, yaitu mencapai 4,39% atau sebesar Rp 114.750.000,00. Penurunan hanya terjadi pada bulan Juli yaitu sebesar Rp 80.280.000,00.

Sedangkan untuk KMK yang disalurkan oleh PT. BPR Duta Paramarta untuk UMKM yang bergerak dalam sektor jasa mengalami penurunan setiap tahunnya. Untuk tahun 2007 KMK yang disalurkan menurun sebesar 22% atau sebesar Rp 1.323.300.000,00, dan tahun 2008 penurunan mencapai 23,36% atau sebesar Rp 1.086.795.000,00. Walau setiap tahunnya KMK yang disalurkan menurun namun pada setiap bulannya terjadi peningkatan, untuk tahun 2006 penurunan KMK yang disalurkan terjadi pada bulan Maret, Juli, Oktober, penurunan yang terbesar namun tidak terlalu signifikan terjadi pada bulan Juli yaitu sebesar Rp 260.000,00. Untuk tahun 2007 penurunan KMK yang disalurkan terjadi pada bulan Februari, Maret, dan Juni, dimana penurunan terbesar KMK yang disalurkan terjadi pada bulan Maret yang mencapai Rp 127.695.000,00

sedangkan pada tahun 2008 hanya terjadi pada bulan Juli yaitu sebesar Rp 8.920.000,00. Peningkatan KMK yang disalurkan terbesar pada tahun 2006 terjadi pada bulan Agustus yang mencapai sebesar Rp 8.590.000,00. Untuk tahun 2007 peningkatan terbesar KMK yang disalurkan mencapai Rp 133.540.000, sedangkan tahun 2008 peningkatan terbesar KMK yang disalurkan hanya mencapai Rp 12.750.000,00 pada bulan Juli. Sebagian besar UMKM pada PT. BPR Duta Paramarta yang bergerak dalam sektor jasa adalah para pengusaha yang memiliki angkutan kota dan pemilik service kendaraan bermotor. Perkembangan KMK untuk UMKM yang bergerak dalam sektor jasa dari tahun 2006 hingga tahun 2008 disajikan dalam tabel 4.4 dibawah ini:

Tabel 4.4

Perkembangan KMK yang Disalurkan untuk Sektor Jasa PT. BPR Duta Paramarta (dalam ribuan rupiah)

Bulan 2006 2007 2008

Januari 493.100 500.270 285.370

Februari 493.140 378.750 293.510

Maret 493.000 251.055 293.660

April 493.140 258.055 293.810

Mei 493.250 391.595 293.950

Juni 493.260 388.560 299.100

Juli 493.000 390.010 290.180

Agustus 501.590 410.375 302.930

September 505.600 414.585 303.080

Oktober 505.595 420.850 303.235

Nopember 505.620 421.500 303.475

Desember 505.630 427.020 303.530

Total 5.975.925 4.652.625 3.565.830

Sumber : PT. BPR Duta Paramarta

4.1.4 Perkembangan Tingkat Suku Bunga KMK PT. BPR Duta Paramarta Besarnya tingkat suku bunga yang diberikan PT. BPR Duta Paramarta untuk KMK mulai tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5

Perkembangan Tingkat Suku Bunga Pada PT. BPR Duta Paramarta (dalam persen)

Sumber : PT. BPR Duta Paramarta

Dari table 4.5 terlihat bahwa tingkat suku bunga KMK pada PT. BPR Duta Paramarta terus mengalami penurunan tiap tahunnya, dan penurunan terjadi setiap bulan Juli, pada tahun 2006 dan 2007 tingkat suku bunga turun sebesar 0,75%

sedangkan pada tahun 2008 tingkat suku bunga turun sebesar 1%. Penurunan

persaingan pasar, yaitu persaingan antar BPR itu sendiri, persaingan dengan Bank Umum, maupun persaingan antara lembaga keuangan non-bank seperti Koperasi Simpan Pinjam (KSP) atau dengan PNM (Permodalan Nasional Madani).

4.1.5 Perkembangan Jumlah UMKM PT. BPR Duta Paramarta

Perkembangan jumlah UMKM yang meminjam KMK pada PT. BPR Duta Paramarta dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini:

Tabel 4.6

Perkembangan Jumlah UMKM PT. BPR Duta Paramarta (dalam satuan orang)

Bulan 2006 2007 2008

Januari 292 280 326

Februari 289 291 327

Maret 295 293 330

April 296 299 331

Mei 297 311 332

Juni 298 312 334

Juli 295 313 336

Agustus 296 319 341

September 298 320 343

Oktober 298 323 340

Nopember 302 324 350

Desember 304 325 360

Total 3560 3710 4050

Sumber : PT. BPR Duta Paramarta

Terlihat dari table 4.4 bahwa jumlah UMKM yang meminjam dari tahun 2006 sampai tahun 2008 terus meningkat. Tahun 2007 meningkat sebanyak 150 orang, tahun 2008 kembali meningkat sebanyak 340 orang, namun peningkatan setiap bulannya tidak begitu besar. Tahun 2006 peningkatan jumlah UMKM yang meminjam KMK terbesar hanya sebanyak 6 orang pada bulan Maret, tidak ada peningkatan pada bulan Oktober. Untuk tahun 2007 peningkatan jumlah UMKM yang meminjam sebanyak 12 orang pada bulan Mei, sedangkan untuk bulan November dan Desember tahun 2008 mencapai 10 orang.

Perkembangan jumlah UMKM pada PT. BPR Duta Paramarta yang bergerak dalam sektor perdagangan, disajikan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 4.7

Perkembangan Jumlah UMKM PT. BPR Duta Paramarta dalam Sektor Perdagangan (dalam satuan orang)

Bulan 2006 2007 2008

Sumber : PT. BPR Duta Paramarta

Terlihat pada table 4.7 tersebut, bahwa jumlah UMKM $ untuk sektor perdagangan mengalami peningkatan setiap tahunnya, untuk tahun 2007 bertambah sebanyak 153 orang, dan pada tahun 2008 bertambah sebanyak 350 orang. Berbeda dengan perkembangan jumlah UMKM PT. BPR Duta Paramarta untuk sektor jasa justru mengalami penurunan. Perkembangannya dapat dilihat pada table dibawah ini:

Tabel 4.8

Jumlah UMKM PT. BPR Duta Paramarta Untuk Sektor Jasa (dalam satuan orang)

Sumber : PT. BPR Duta Paramarta

Penurunan jumlah UMKM PT. BPR Duta Paramarta untuk sektor jasa tidak begitu besar, tahun 2007 terjadi penurunan hanya sebanyak 3 orang, dan untuk tahun selanjutnya penurunannya bertambah menjadi sebanyak 10 orang.

4.2 Analisa Hasil Penelitian

Pada regresi berganda terdapat 1 variabel terikat dan terdapat 2 atau lebih variabel bebas. Bentuk umum regresi berganda adalah sebagai berikut:

Y = α + β1X12X2

Dari analisa yang dilakukan dengan menggunakan program e-views, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.9

Hasil Regresi Linier Berganda

Y = 3147935074 - 83055151.97X1 + 5482999.12X2 Std. Error = (757846.4) (16749.24) (1064.889) t-Statistic = (-4.958742)*** (5.148891)***

R2 = 0.955101 F-Statistic = 350.9921 D-W = 1,31 Dimana : ***) Tingkat Signifikansi pada α = 1%

4.2.1 Interpretasi Model

Dilihat dari hasil regres tersebut maka interpretasinya yakni:

1. Tingkat suku bunga KMK PT. BPR Duta Paramarta mempunyai pengaruh negatif terhadap KMK yang disalurkan oleh PT. BPR Duta Paramarta dan koefisiennya sebesar 83055,15 artinya apabila tingkat suku bunga KMK PT. BPR Duta Paramarta naik sebesar 1%, ceteris paribus maka KMK yang disalurkan oleh PT. BPR Duta Paramarta akan mengalami penurunan sebesar Rp 83.055.150,00.

2. Jumlah UMKM PT. BPR Duta Paramarta mempunyai pengaruh positif terhadap KMK yang disalurkan oleh PT. BPR Duta Paramarta dan

koefisiennya adalah 5482,99 artinya jika Jumlah UMKM PT. BPR Duta Paramarta naik sebanyak 1 orang maka KMK yang disalurkan oleh PT.

BPR Duta Paramarta akan mengalami peningkatan sebanyak 5.482 orang.

4.2.2 Uji Kesesuaian (Test Goodness of Fit) a. Analisis Koefisien Determinasi (R-Square)

Koefisien determinasi (R-Square) dari model tersebut adalah sebesar 0.95 atau 95%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen seperti X1 (tingkat suku bunga KMK PT. BPR Duta Paramarta), X2 (Jumlah UMKM PT. BPR Duta Paramarta ) mampu memberikan penjelasan terhadap KMK yang disalurkan oleh PT. BPR Duta Paramarta sebesar 95%, sedangkan sisanya yaitu sebesar 5%

dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan dalam model estimasi.

b. Uji t-statistik (Partial Test)

Untuk menguji apakah variabel-variabel independen tersebut secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel dependen, maka digunakan uji t. Adapun uji-t dapauji-t didefenisikan sebagai berikuuji-t:

H0: βi = 0 Tidak signifikan Ha: βi≠ 0 Signifikan

Artinya berdasarkan data yang tersedia akan dilakukan pengujian terhadap β koefisien regresi populasi. Apabila hasilnya sama dengan nol artinya variabel independen tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen atau apabila hasinya tidak sama dengan nol artinya variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

0

Ha diterima Ha diterima

1) Variabel Tingkat Suku Bunga KMK PT. BPR Duta Paramarta (X1) Hipotesis: H0 : β1 = 0

Ha : β1 ≠ 0

Kriteria: H0 diterima apabila t* < t-tabel

Ha diterima apabila t* > t-tabel ... (hasil uji t positif) H0 diterima apabila t* > t-tabel

Ha diterima apabila t* < t-tabel ... (hasil uji t negatif) Dari hasil analisis regresi diketahui t-hit = -4,958742

α = 1 %; df = n-k-1, dimana n = 36; k = 2 df = 36 – 2 - 1 = 33

maka t-tabel = 2,704

H0 diterima

-4,959 -2,704 2, 704

Gambar 4.1 Uji-t variabel Tingkat Suku Bunga KMK PT. BPR Duta Paramarta (X1)

Dari hasil estimasi regresi di atas menunjukkan bahwa tingkat suku bunga signifikan pada α = 1% dengan t-hit < t-tabel (-4,959 < -2,704) artinya Ha

diterima. Ini menunjukkan bahwa variabel tingkat suku bunga KMK PT. BPR Duta Paramarta (X1) berpengaruh nyata terhadap KMK yang disalurkan oleh PT.

BPR Duta Paramarta pada tingkat kepercayaan 99%.

Ha diterima Ha diterima

2) Variabel Jumlah UMKM PT. BPR Duta Paramarta (X2) Dari hasil analisis regresi diketahui t-hit = 5,148891 α = 1 %; df = n-k-1, dimana n = 36; k = 2

df = 36 – 3 = 33 maka t-tabel = 2,704

H0 diterima

-2,704 0 2,704 5,149

Gambar 4.2 Uji-t variabel Jumlah UMKM PT. BPR Duta Paramarta (X2)

Dari hasil estimasi regresi tersebut menunjukkan bahwa jumlah UMKM PT.

BPR Duta Paramarta berpengaruh signifikan pada α = 1% dengan t-hit > t-tabel (2,704 > 5,149) artinya Ha diterima. Ini menunjukkan bahwa Jumlah UMKM PT.

BPR Duta Paramarta (X2) berpengaruh nyata terhadap KMK yang disalurkan oleh PT BPR Duta Paramarta pada tingkat kepercayaan 99%.

c. Uji F-statistik (Overall Test) Hipotesis: H0 : β1 = β2 = 0

Ha : β1≠β2 ≠ 0

Kriteria: H0 diterima apabila F* < t-tabel Ha diterima apabila F* > t-tabel

Dari hasil analisis regresi diketahui F-hitung = 350,9921 α = 5 %, df1 = k-1 = 3-1 = 2

0 3,32 350,99 Ha diterima df 2= n-k = 36 - 3 = 33

maka F-tabel = 3,32

H0 diterima

Gambar 4.3 Uji F-statistik

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut terlihat bahwa F-hitung > F-tabel (350,99 > 3,32), dengan demikian Ha diterima artinya secara bersama-sama variabel tingkat suku bunga KMK PT. BPR Duta Paramarta dan Jumlah UMKM PT. BPR Duta Paramarta berpengaruh nyata terhadap KMK yang disalurkan oleh PT. BPR Duta Paramarta pada tingkat kepercayaan 95%.

4.2.3 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik a) Multikolinearitas

Yaitu adanya korelasi yang kuat diantara variabel independen dalam suatu model estimasi. Dalam penelitian ini tidak terdapat adanya multikolinearitas. Hal ini terlihat dari setiap koefisien sesuai hipotesa, R2 yang tidak terlalu tinggi, dan tidak terdapat adanya perubahan tanda.

Dari model analisis:

Y = α+β1X12X2

... (1) Dilakukan pengujian diantara masing-masing variabel dependen sebagai berikut:

X1 = α+β2X2+μ ... (2) Diperoleh R2 sebesar 0,859757 dan F-Hitung 208,4364

X2 = α+β1X1+μ ... (3) Diperoleh R2 sebesar 0,859757 dan F-Hitung 208,4364

Dari hasil regresi antara variabel dependen terlihat bahwa koefisien determinasi atau R2 dari masing-masing persamaan (2), dan (3), masih lebih kecil dari koefisien determinasi hasil regeresi antara variabel dependen (Y) dengan variabel independen, yaitu sebesar 3,32 demikian juga dengan F-hitung dari masing-masing persamaan (2), dan (3), masih lebih kecil dari F-hitung hasil regresi antara variabel dependen (Y) dengan variabel independen, yaitu sebesar 350,99. Hal ini berarti bahwa diantara variabel independen tidak terdapat multikolinearitas.

b) Otokorelasi (Autocorrelation)

Uji D-W digunakan untuk mengetahui apakah didalam model yang digunakan terdapat otokorelasi atau tidak di antara variabel-variabel yang diamati.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

• Hipotesis H0 : D-W = 0 Ha : D-W ≠ 0

• α = 1%, k = 2, n = 36, maka;

dl = 1,15 4 – dl = 2,85

0 dl=1,15 du=1,38 2 4-du=2,85 4-dl=2,62 Positif

otokorelasi Negatif

otokorelasi

du = 1,38 4 – du = 2,62

• Statistik penguji: D-W = 1,31

Dilihat dari tabel Durbin-Watson bernilai dl = 1,15; du = 1,38; (4-dl) = 2,85; (4-du) = 2,62 dan D-W = 1,31, maka posisinya berada pada dl ≤ D -W ≤ du, maka hasilnya 1,15 ≤ 1,31 ≤ 1,38.

Tidak ada kesimpulan

H0 diterima

1,31

Gambar 4.4 Uji Durbin-Watson

Tabel 4.10 Durbin-Watson Test Dengan D-W berdasarkan

estimasi model regresi Kesimpulan

(4-dl) < D-W < 4 Ha diterima, artinya terdapat gejala otokorelasi yang negatif diantara disturbance term

(4-du) ≤ D-W ≤ (4-dl) Tidak ada kesimpulan 2 < D-W < (4-du) Ho diterima

du < D-W < 2 Ho diterima

dl ≤ D-W ≤ du Tidak ada kesimpulan

0 < D-W < dl Ha diterima, artinya terdapat gejala otokorelasi yang positif di antara disturbance term

Nilai test Durbin-Watson 1.31, berarti berada diposisi dl ≤ D-W ≤ du, maka hasilnya 1,15 ≤ 1,31 ≤ 1,38 dengan demikian tidak ada kesimpulan apa-apa yang bisa diambil mengenai gejala otokorelasi di antara variabel independen yaitu tingkat suku bunga KMK PT. BPR Duta Paramarta dengan jumlah UMKM PT.

BPR Duta Paramarta.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

3. Variabel tingkat suku bunga KMK PT. BPR Duta Paramarta mempunyai pengaruh yang nyata terhadap variabel dependen yaitu KMK yang disalurkan oleh PT. BPR Duta Paramarta. Hal ini terlihat dari nilai dimana t-hitung < t-tabel (-4,959< -2,704), dengan koefisiennya sebesar 83055,152 artinya apabila tingkat suku bunga KMK PT. BPR Duta Paramarta naik sebesar 1%, ceteris paribus maka KMK yang disalurkan PT. BPR Duta Paramarta mengalami penurunan sebesar Rp 83.055.152,00.

4. Variabel jumlah UMKM PT. BPR Duta Paramarta mempunyai pengaruh nyata terhadap variabel dependen yaitu KMK yang disalurkan oleh PT.

BPR Duta Paramarta. Hal ini terlihat dari nilai dimana t-hitung > t-tabel (5,149 > 2.704), dengan koefisiennya adalah 5482,99 artinya jika jumlah UMKM pada PT. BPR Duta Paramarta naik sebanyak 1 orang maka KMK yang disalurkan PT. BPR Duta Paramarta akan mengalami penurunan sebanyak 5.482 orang.

5.2 Saran

Melihat perkembangan KMK yang disalurkan pada PT. BPR Duta Paramarta semakin meningkat, serta hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka diberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bank Indonesia selaku pengawas perbankan sebaiknya lebih optimal memonitoring dan mengintervensi terhadap penentuan tingkat suku bunga oleh BPR, dan terus meningkatkan program penguatan BPR seperti Linkage Program agar KMK yang dapat disalurkan untuk UMKM semakin meningkat, terkhusus untuk BPR dan UMKM di Sumatera Utara.

2. PT. BPR Duta Paramarta sebaiknya lebih mempertimbangkan tingkat suku bunga KMK yang dapat bersaing karena tingkat suku bunga KMK sangat berpengaruh terhadap jumlah KMK yang disalurkan.

3. Dengan meningkatnya jumlah UMKM otomatis jumlah kredit yang dibutuhkan oleh UMKM untuk memperluas dan meningkatkan usahanya akan semakin besar, maka diharapkan PT. BPR Duta Paramarta dapat memberikan KMK dengan prosedur yang cukup mudah, untuk membantu memperingan UMKM dalam mendapatkan modal usahanya.

4. Selain bantuan KMK, diharapkan PT. BPR Duta Paramarta juga dapat mengadakan program pembinaan UMKM, seperti penyuluhan cara-cara dalam peningkatan usaha dalam produktifitas maupun pemasaran produk.

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Muhammad Burhan. 2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif:

Komunikasi Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial lainnya. Kencana: Jakarta.

Dahlan, Siamat. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan. LPFEUI: Jakarta

Dea, Marsuki. 2005. Analisis Sektor Perbankan, Moneter, dan Keuangan Indonesia. Mitra Wacana Media : Jakarta.

Hasibuan, Malayu S.P. 2001. Dasar-dasar Perbankan. PT Bumi Aksara: Jakarta.

Kasmir. 2008. Dasar-Dasar Perbankan. PT RajaGrafinfo Persada: Jakarta.

Nachrowi, Nachrowi Djajal, dan Hardius Usman. 2006. Ekonometrika untuk

Nachrowi, Nachrowi Djajal, dan Hardius Usman. 2006. Ekonometrika untuk

Dokumen terkait