• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN PULAU BESAR

D. Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk Kecamatan Pulau Besar terdiri dari petani, pekerja industri, konstruksi, pedagang, transportasi, PNS, ABRI, pensiunan PNS, buruh bangunan, peternak sapi, peternak itik, dan nelayan.

Wilayah daratan Kecamatan Pulau Besar lebih luas dibandingkan dengan wilayah perairan menyebabkan kecamatan ini secara ekonomi menggunggulkan penggunaan daratan sebagai lahan penyokong ekonomi mereka. Keadaan wilayah agraris ini membuat mayoritas masyarakat di Kecamatan Pulau Besar menjadi petani. Wilayah perairan atau pantai yang luas hanya terdapat di Desa Batu Betumpang, hal ini jugalah yang menyebabkan masyarakat Batu Betumpang mayoritas berprofesi sebagai nelayan, pekerjaan tersebut juga diselingi dengan berdagang, dan bertani.

Daratan dengan luas tanah 169,87 Km² menjadikan masyarakat Kecamatan Pulau Besar mayoritas bekerja di sektor pertanian. Dalam data BPS mengenai penduduk dan tenaga kerja Kecamatan Pulau Besar, jumlah pekerjaan tertinggi di wilayah ini ialah petani dengan jumlah 3.785 jiwa pada tahun 2008, pada tahun 2009 berjumlah 4408 jiwa, pada tahun 2010 sejumlah 4427 jiwa dan mengalami peningkatan pada tahun 2011 sejumlah 4441 jiwa.

Jenis tanaman petani ialah, palawija, padi, sayur-sayuran, berkebun karet (Hevea brasiliensis), berkebun lada (Piper nigrum), dan berkebun sawit (Elaeis). Lada dan karet merupakan komoditas unggulan pada subsektor perkebunan di Kecamatan Pulau Besar. Dalam pendataan tahun 2008 hingga 2010 produksi karet selalu meningkat, namun untuk lada produksinya terus menurun.

Tabel 2.4. Produksi Komoditas Unggulan Subsektor Perkebunan Kecamatan Pulau Besar (Ton)

Komoditas 2008 2009 2010

Lada 3,6 3,3 2,7

Karet 111 119 134

Sumber : Statistik Daerah Kecamatan Pulau Besar tahun 2011

Pada subsektor tanaman bahan makanan (tabama), masyarakat di Kecamatan Pulau Besar memiliki 3 jenis tanaman yaitu, padi sawah dan ladang, ketela pohon, dan jagung. Pada tahun 2009 masyarakat memiliki lahan pertanian padi sawah 914 Hektar dan hasil panen sebanyak 1364 Ton. Pertanian padi ladang menghasilkan 2,3 Ton padi dari 15 Hektar ladang pada tahun 2008, kemudian terjadi peningkatan produksi di tahun 2009, dari 35 Hektar ladang menghasilkan 20 Ton padi, di tahun 2010 masyarakat panen padi sebanyak 18 Ton padi dari 17 Hektar ladang. Hasil tabama jenis ketela pohon ialah, 9,5 Ton dari 16 Hektar lahan di tahun 2008, 10,0 Ton dari 19 Hektar lahan di tahun 2009, 11 Ton dari 20 Hektar lahan di tahun 2010. Hasil tabama jenis jagung ialah, pada tahun 2008 menghasilkan 2,3 Ton jagung dengan luas lahan 15 Hektar, pada tahun 2009 menghasilkan 1,8 Ton jagung dengan luas lahan 14 Hektar, dan pada tahun 2010 menghasilkan 1,3 Ton jagung dengan luas lahan 13 Hektar.

Tabel 2.5. Statistik Tabama Kecamatan Pulau Besar

Uraian 2008 2009 2010

Padi Sawah

Luas Panen (Ha) - 914 -

Produksi (Ton) - 1.364 -

Padi Ladang

Luas Panen (Ha) 15 35 17

Produksi (Ton) 2,3 20 18

Ketela Pohon

Luas Panen (Ha) 16 19 20

Produksi (Ton) 9,5 10,0 11

Jagung

Luas Panen (Ha) 15 14 13

Produksi (Ton) 2,3 1,8 1,3

Sumber: Statistik Daerah Kecamatan Pulau Besar tahun 2011

Hasil panen dari tabama tidaklah sebanyak hasil dari perkebunan karet dan lada, hal ini terjadi karena sedikitnya masyarakat yang menanam tabama. Menanam tabama memiliki resiko kegagalan panen yang besar dan harga komoditas dari tabama rendah sehingga masyarakat cenderung menanam karet dan lada. Di bidang peternakan masyarakat memelihara ayam, bebek, sapi, kambing, dan babi. Hasil peternakan masyarakat hanya bisa di perjualbelikan dalam satu kecamatan saja, jarang sekali hasil peternakan dapat dijual keluar dari kecamatan, misalnya ke kecamatan lain atau ke kabupaten, hal ini terjadi karena peternakan masyarakat merupakan peternakan berskala kecil.

Desa Batu Betumpang yang merupakan wilayah pesisir yaitu berbatasan dengan pantai Batu Betumpang mayoritas penduduknya menjadi nelayan dan pedagang, juga bekerja sebagai petani sahang25 atau lada (Piper Nigrum) dan karet (Havea Brasiliensis). Pada tahun 2010 jumlah nelayan di Desa Batu Betumpang berjumlah 480 orang dan menghasilkan produksi ikan laut sebanyak

2.453 ton. Sedangkan Desa Panca Tunggal, Desa Fajar Indah, dan Desa Sumber Jaya Permai wilayahnya merupakan daratan luas dan merupakan lahan agraris, penduduk dari desa tersebut mayoritas bekerja di sektor pertanian, pedagang, dan penambang timah.

Dalam perkembangan perekomian masyarakat, terjadi pasang surut dari hasil produksi mereka, harga kebutuhan pokok naik, panen gagal, hasil tangkapan ikan kurang, dan lain sebagainya membuat masyarakat mencari peluang sumber penghasilan yang baru. Seiring dengan perkembangan dalam teknologi membuat masyarakat Pulau Besar mulai meninggalkan kehidupan dan kebiasaan lama mereka. Mereka sudah tidak lagi sepenuhnya bergantung pada alam. Mata pencaharian masyarakat Pulau Besar tidak hanya sebagai petani, nelayan, pedagang saja, kebutuhan ekonomi membuat masyarakat harus lebih ulet dan cekatan mencari peluang pekerjaan yang menguntungkan dan memperkuat perekonomian keluarga mereka. Desakan akan pemenuhan kebutuhan hidup membuat mereka mencari peluang-peluang untuk pemenuhan ekonomi, sedangkan untuk bekerja di sektor-sektor selain petani, pedagang, dan nelayan mereka harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan. Semua desakan itu membuat mereka harus belajar ilmu pengetahuan dan teknologi

Selain menjadi petani masyarakat Kecamatan Pulau Besar memiliki pekerjaan sampingan atau pekerjaan sambilan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka yaitu dengan bekerja sebagai penambang timah, misalnya di waktu pagi bertani atau berladang, tiba saat siang dilanjutkan dengan menambang timah. Tidak jarang juga pekerjaan menjadi penambang timah sebagai pekerjaan utama

dibandingkan menjadi petani. Hal ini dikarenakan masa panen dalam bertani yang lama dan hasil panen ketika dijual, penghasilannya tidak sebesar yang dihasilkan dari menambang timah.26

Usaha pertambangan timah inkonvensional (TI) sudah dilakukan masyarakat Kecamatan Pulau Besar sejak diberlakukannya perizinan tambang oleh Bupati Bangka melalui perda, saat perizinan tersebut berlaku masyarakat Bangka marak membuka TI di berbagai tempat. Pada awal maraknya TI di Kecamatan Pulau Besar yaitu pada tahun 2001-2003, dimana masyarakat mulai beralih profesi menjadi tenaga kerja di TI bersama patner kerja (teman dan keluarga) di luar daerah Pulau Besar. Setelah tahun-tahun pembukaan TI berlalu, masyarakat mulai mengusahakan untuk membuka tambang sendiri dan bekerjasama dengan tenaga kerja TI. Dari data BPS tahun 2009-2013 dapat diketahui jumlah pemilik tambang dan tenaga kerja tambang sebagai berikut, pada tahun 2008 pemilik usaha TI berjumlah 10 dengan tenaga kerja berjumlah 38 orang, pada tahun 2009 pemilik usaha TI berjumlah 23 dengan tenaga kerja berjumlah 90 orang, pada tahun 2010 mengalami peningkatan yaitu pemilik usaha TI berjumlah 92 dengan tenaga kerja berjumlah 276 orang, pada tahun 2011 dan 2012 dalam jumlah yang sama, pemilik usaha TI berjumlah 67 dengan tenaga kerja 201 orang.

26Wawancara dengan Bapak Yakobus Dasar pada tanggal 14 April di desa Sumber Jaya Permai.

Tabel 2.6. Jumlah Pemilik Usaha Pertambangan Timah Inkonvensional dan Tenaga Kerja di Kecamatan Pulau Besar (Orang)

Uraian Tambang 2008 2009 2010 2011 2012 Jumlah pemilik TI 10 23 92 67 67

Tenaga kerja TI 38 90 276 201 201

Sumber: Pengolahan data BPS Kecamatan Pulau Besar dalam Angka 2009, 2010, 2011, 2012, 2013

Dokumen terkait