• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV TAMBANG INKONVENSIONAL (TI)

B. Perkembangan Tambang Inkonvensional

Tambang Inkonvensional menjadi usaha pertambangan rakyat sejak tahun 2001 setelah Perda Bupati diterbitkan. Pada awalnya TI hanya dikerjakan oleh masyarakat di Kabupaten Bangka saja, tetapi dalam waktu singkat kabupaten-kabupaten lain di Bangka ingin turut bekerja sebagai penambang timah.

Di Bangka Selatan pada tahun 2001 wilayah awal yang menjadi lahan pertambangan yaitu Tanjung Sangkar, Tukak Sadai dan Nyelanding. Wilayah Kecamatan Pulau Besar belum tersentuh oleh aktivitas pertambangan timah—

kecamatan ini belum terbentuk dan masih menjadi bagian desa-desa dari Kecamatan Payung. Meskipun di Kecamatan Pulau Besar belum ada usaha TI, petani-petani di kecamatan ini mencoba mencari peruntungan dengan merantau sementara ke Tanjung Sangkar dan Nyelanding untuk bekerja menjadi penambang TI.

45Henk Schulte Nordholt dan Gerry van Klinken. Politik lokal di Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2007., hlm. 234.

Menurut jenis penambangan timah oleh TI, usaha TI terbagi menjadi 2 jenis yaitu:

1. TI darat

TI darat adalah penambangan timah yang dilakukan di darat dengan sistem pengambilan timah yaitu, menggunakan cangkul untuk menggali tanah, kemudian dilakukan penyemprotan menggunakan pipa air, agar pasir dan tanah terpisah dari batuan. Pasir dan tanah yang didapatkan dikumpulkan, lalu dicuci agar timah dan pasir terpisah.

2. TI apung atau rajuk

TI apung atau rajuk adalah penambangan timah yang dilakukan di atas permukaan air seperti sungai, rawa, atau pantai dengan sistem pengambilan timah menggunakan mesin hisap yaitu melalui pipa besi penyedot pasir dan kemudian tanah yang dihisap dibersihkan di tempat pencucian timah. Diberi nama TI apung karena penambangan dilakukan dengan mengapung dari atas air.

Jenis usaha TI yang dikerjakan oleh penambang pada permulaan tambang di tahun 2001 adalah TI darat. Alat-alat pertambangan dapat dirakit oleh beberapa penambang. Perakitan alat-alat sederhana untuk menambang di perkirakan mengadaptasi alat-alat pertambangan milik PT Timah. Untuk TI darat yaitu menggunakan mesin semprot atau monitor sedangkan PT Timah menggunakan mesin semprot dengan ukuran besar.

Pada tahun 2002 penggalian timah oleh TI sudah banyak memasuki daerah dengan deposit yang memiliki kedalaman lebih dari 6 meter, sehingga tidak

mungkin lagi dikerjakan dengan alat yang sederhana. Perkembangan selanjutnya ialah TI dikerjakan dengan alat berat seperti buldozer, shovel yang dalam istilah lokal disebut dengan Produksi Caterpillar (PC).

Jenis TI darat dikerjakan oleh masyarakat hingga tahun 2006, kemudian teknologi menambang diganti dengan TI rajuk. Menurunnya jenis TI darat, diperkirakan karena TI darat lebih berisiko terhadap kecelakaan-kecelakan dalam penambangan di bandingkan dengan TI Rajuk. Meskipun begitu usaha TI darat masih dikerjakan oleh beberapa masyarakat.

Jenis usaha TI rajuk mulai marak dan cenderung dipakai penambang timah sejak tahun 2006. Pemilihan TI rajuk dikarenakan anggapan penambang bahwa TI rajuk risiko kecelakaannya lebih kecil dan sedikit. Selain itu reklamasi yang dilakukan tidak seberat reklamasi di TI darat. Sistem rajuk ini diadaptasi penambang TI dari sistem penambangan timah di laut atau sungai yang dikerjakan oleh PT Timah.

Lahan yang dipilih menjadi wilayah TI yaitu lahan yang berada di hutan atau merupakan tanah tidur46 yang jauh dari pemukiman warga atau jalan umum. Pemilihan lahan yang demikian dimaksudkan agar warga sekitar tidak terganggu dari proses penambangan, dan juga agar limbah TI tidak sampai ke permukiman warga setempat. Tetapi pada perkembangannya, lahan TI di hutan menyusut dan TI merambat ke wilayah-wilayah terlarang untuk ditambang seperti; hutan bakau, kawasan hutan lindung, pemukiman warga, sungai dan pantai tanpa izin. Hingga

46Tanah tidur adalah tanah yang bukan merupakan milik penduduk dan tidak diolah oleh penduduk

pada tahun 2004-2010, terhitung lahan kritis di Bangka seluas 810.059,87 ha atau sekitar 79,91 persen47.

Persediaan SDA timah di Bangka tidak dapat diperkirakan secara pasti kapan akan menipis dan habis, tetapi faktor kelimpahan inilah yang menjadi faktor utama timah tetap digali. Baik dari perusahaan timah maupun masyarakat penambang menjadikan timah sebagai komoditas unggul yang menguntungkan bagi mereka. Dalam suatu wawancara dengan Bapak Suroso48, beliau mengatakan bahwa tanah Bangka merupakan suatu tanah yang dianugerahi harta karun berupa timah yang melimpah.

Jumlah usaha TI tidak dapat diketahui secara pasti, hal ini dikarenakan usaha TI yang berpindah-pindah dan surat Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang jarang di administrasikan oleh pemilik TI. Dalam perhitungan kasar jumlah TI yang dapat diketahui yaitu:

Bulan Desember tahun 2001 ada sekitar 1.320 TI yang memiliki badan usaha, dan sebanyak 4.671 sebagai usaha perorangan.

Bulan Januari tahun 2002 ada sekitar 10.000 unit mesin TI dan diperkirakan sekitar 130.000 orang penambang.49

47Bangka Pos, “Hasil Kajian Walhi, 64,12 Persen Daratan Babel Rusak Parah Aki bat Tambang”. 30 Januari 2017, pada http://bangka.tribunnews.com/2017/01/30/hasil-kaji

an-walhi-6412-persen-daratan-babel-rusak-parah-akibat-tambang.

48Seorang penambang Bangka Selatan, pada tanggal 12 April 2018 di Desa Sidoharjo (tran 2).

Masa jabatan Eko Maulana dalam pemerintahannya di Bangka ialah 3 kali menjabat. Pada tahun 1998 hingga tahun 2006 Bapak Eko Maulana Ali sebagai Bupati Bangka. Tahun 2007 sampai tahun 2012 beliau terpilih melanjutkan pemerintahan sebagai Gubernur Bangka Belitung, karirnya tersebut berlanjut dalam pemilihan gubernur berikutnya. Beliau terpilih menjadi gubernur kembali yaitu sejak tahun 2012 hingga tahun 2017.50

Selama masa pemerintahan Bupati hingga Gubernur Eko Maulana Ali, belum ada peraturan yang melarang TI untuk ditutup atau diberhentikan. 11 tahun perjalanan TI yaitu sejak tahun 2001-2012 diikuti dengan pergantian kepala daerah, tetapi belum ada perda pembaharuan untuk TI, melihat kebijakan pemerintah yang demikian maka rakyat Bangka menganggap bahwa pemerintahan setelah Gubernur Eko tetap setuju dengan TI.

50Masa jabatan gubernur ialah 5 tahun, tetapi beliau meninggal pada tahun 2013 dan kemudian jabatan pemerintahannya digantikan oleh Wakil Gubernur.

Gambar 4.1. Tambang Inkonvensional Darat

Sumber: Dokumentasi pribadi.

Gambar 4. 2. Tambang Inkonvensional Apung atau Rajuk

BAB V

PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI PASCA

BERLAKUNYA PERDA TAMBANG

INKONVENSIONAL

Dokumen terkait