• Tidak ada hasil yang ditemukan

pada Materi Kubus dan Balok

Dalam dokumen Peningkatan Kemampuan Menulis Matematika (1) (Halaman 162-171)

Heni Purwati, Rina Dwi Setyawati

Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA IKIP PGRI Semarang Jl. Sidodadi Timur No. 24 Semarang

Email: honey_uga@yahoo.co.id Abstrak

Pembelajaran matematika merupakan usaha membantu peserta didik mengkonstruksi pengetahuan melalui proses, sebab mengetahui adalah suatu proses, bukan suatu produk. Dengan demikian perlu diterapkan pendekatan SAVI berbantuan Cabri 3D agar pembelajaran pada materi kubus dan balok di SMP PGRI 01 Semarang dapat meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis peserta didik.

Tujuan dari penelitian ini adalah dengan menerapkan pembelajaran SAVI berbantuan Cabri 3D dapat mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematis pada materi Kubus dan Balok pada Siswa Kelas VIII SMP PGRI 01 Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data hasil observasi tentang kemampuan pengamatan aktivitas siswa, angket penilaian sikap siswa, dan hasil observasi untuk guru. Dari hasil penelitian, pada siklus I didapat kemampuan komunikatif matematis siswa sebesar 66,25 termasuk cukup komunikatif. Dan pada siklus II didapat kemampuan komunikasi matematis siswa meningkat menjadi 73, 30. Dari hasil penelitian masih terdapat beberapa permasalahan antara lain a) guru masih kurang intensif memberikan latihan soal, b) manajemen waktu kurang optimal, sehingga terkesan tergesa-gesa.

Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, disimpulkan bahwa model pembelajaran SAVI berbantuan cabri 3D dapat meningkatkan komunikasi matematis peserta didik kelas VIII SMP PGRI 01 Semarang.

Kata Kunci : SAVI, cabri 3D, komunikasi matematis

Pendahuluan

Tingkat pemahaman matematika pada peserta didik lebih dipengaruhi oleh pengalaman peserta didik, sedangkan pembelajaran matematika merupakan usaha membantu peserta didik mengkonstruksi pengetahuan melalui proses, sebab mengetahui adalah suatu proses, bukan suatu produk. Proses tersebut dimulai dari pengalaman, sehingga peserta didik harus diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengkonstruk sendiri pengetahuan yang harus dimiliki (Markaban, 2006: 3).

Kubus dan balok merupakan materi penting yang harus dipelajari dan dipahami oleh peserta didik. Pembelajaran kubus dan balok yang baik yaitu pembelajaran yang melibatkan peserta didik aktif dalam menemukan konsep baik secara individu maupun kelompok.

Untuk mempermudah dalam memahami dan mempelajari materi kubus dan balok guru perlu mencoba menggunakan inovasi dalam metode pembelajaran yang bisa menggugah peserta didik untuk aktif dan menemukan konsep atau sesuatu yang baru secara mandiri sehingga apa yang mereka dapat dari jerih payahnya tidak mudah lupa. Dengan berbantuan program Cabri 3D materi balok dan kubus yang bersifat abstrak bisa dikonkretkan sehingga peserta didik diharapkan lebih mudah memahaminya.

Rendahnya hasil belajar peserta didik pada materi kubus dan balok di SMP PGRI 01 Semarang disebabkan beberapa hal, antara lain peserta didik tidak aktif dalam kegiatan pembelajaran. Mereka tidak mencoba untuk bertanya kepada teman atau guru ketika

163

mendapat kesulitan, pembelajaran bersifat konvensional yang hanya terjadi interaksi satu arah yang berpusat pada guru sedangkan peserta didik hanya diam mendengarkan dan menghafalkan yang telah diberikan guru. Dengan demikian perlu diterapkan pendekatan SAVI berbantuan Cabri 3D agar pembelajaran pada materi kubus dan balok di SMP PGRI 01 Semarang dapat meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis peserta didik.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan pada penelitian ini adalah apakah pembelajaran SAVI berbantuan Cabri 3D dapat meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis peserta didik kelas VIII SMP PGRI 01 Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012?.

Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah: Dengan pembelajaran SAVI berbantuan Cabri 3D diharapkan dapat meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis peserta didik kelas VIII SMP PGRI 01 Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012.

Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat bagi:

1. Terciptanya pembelajaran yang menyenangkan sehingga peserta didik dapat menangkap materi yang dipelajari dengan mudah.

2. Meningkatkan kreativitas guru matematika untuk menerapkan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis peserta didik.

Landasan Teori

Pembelajaran dengan pendekatan Somatic, Auditory, Visual, Intellectual (SAVI)

Pembelajaran SAVI menganut aliran ilmu kognitif modern yang menyatakan bahwa belajar yang paling baik adalah melibatkan emosi, seluruh tubuh, semua indera, dan segenap kedalaman serta keluasan pribadi, menghormati cara belajar individu lain dengan menyadari bahwa orang belajar dengan cara yang berbeda.

Menurut Meier (2002: 91-100) unsur-unsur pendekatan SAVI adalah sebagai berikut: a. Somatic. Belajar somatis berarti belajar dengan indera peraba, kinestetis, praktis

melibatkan fisik dan menggunakan serta menggerakkan tubuh sewaktu belajar.

b. Auditory. Belajar auditori merupakan cara belajar standar bagi semua masyarakat sejak adanya manusia, yaitu belajar dengan berbicara dan mendengar, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi.

c. Visual. . Peserta didik dapat belajar dengan mengamati dan menggambarkan, mendemonstrasikan, membaca, menggunakan media dan alat peraga.

d. Intellectual. Kata intelektual menunjukkan apa yang dilakukan peserta didik dalam pikiran mereka secara internal ketika mereka menggunakan kecerdasan untuk merenung suatu pengalaman dan menciptakan hubungan, makna, rencana dan nilai dari pengalaman tersebut.

Secara umum, Meier (2002: 106) mengemukakan pembelajaran berdasarkan pendekatan SAVI meliputi empat tahap, yaitu:

a. Tahap Persiapan, tujuannya adalah menimbulkan minat peserta didik, memberi mereka perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang, dan menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk belajar.

b. Tahap Penyampaian, tujuannya adalah membantu peserta didik menemukan materi belajar yang baru dengan cara yang menarik, menyenangkan, relevan, melibatkan panca indera, dan cocok untuk semua gaya belajar.

164

c. Tahap Pelatihan, tujuannya adalah membantu peserta didik dapat mengintegrasikan, menyerap pengetahuan dan keterampilan baru dengan berbagai cara.

d. Tahap Penampilan Hasil, tujuannya membantu peserta didik menerapkan dan memperluas pengetahuan atau keterampilan baru mereka pada pekerjaan sehingga hasil belajar akan melekat dan hasilnya akan terus meningkat.

KemampuanPemahaman Matematis

Komunikasi matematis merefleksikan pemahaman matematis dan merupakan bagian dari daya matematis. Siswa-siswa mempelajari matematika seakan-akan mereka berbicara dan menulis tentang apa yang mereka sedang kerjakan. Mereka dilibatkan secara aktif dalam mengerjakan matematika, ketika mereka diminta untuk memikirkan ide-ide mereka, atau berbicara dan mendengarkan siswa lain dalam berbagi ide, strategi dan solusi. Menulis mengenai matematika mendorong siswa untuk merefleksikan pekerjaan mereka dan mengklarifikasi ide-ide untuk mereka sendiri.

Indikator komunikasi matematis menurut NCTM (1989) dapat dilihat dari: 1) Kemampuan mengekspresikan ide-ide matematis melalui lisan, tulisan, dan mendemonstrasikannya serta menggambarkannya secara visual; 2) Kemampuan memahami, menginterpretasikan, dan mengevaluasi ide-ide matematis baik secara lisan, tulisan, maupun dalam bentuk visual lainnya; 3) Kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, notasi-notasi matematika dan struktur-strukturnya untuk menyajikan ide-ide, menggambarkan hubungan- hubungan dengan model-model situasi.

Program Cabri 3D

Program Cabri 3D merupakan software geometri interaktif. Software ini merupakan pengembangan dari geometri Cabri II. Teknologi Cabri ini mulai dibuat pada tahun 1985 oleh France‟s Centre National Researche Scientifique (CNRS) dan Joseph Faurier University di Grenoble (www.cabri.com)

Program Cabri 3D tidak hanya digunakan sebagai software yang mempresentasikan matematika secara geometri tetapi juga dapat digunakan secara umum untuk membangun kemudahan bermatematika dengan menciptakan bentuk-bentuk yang lebih menonjolkan keaslian dari berbagai model. Program Cabri 3D memberikan kemudahan bagi guru dan peserta didik untuk mengeksplorasi berbagai bentuk dan konsep matematika. Dengan menggunakan Cabri 3D peserta didik dapat belajar aktif daripada belajar konvensional. Dengan software ini siswa dapat membuat pilihan mereka sendiri, mencari informasi tersebut, membuat sesuatu berupa jawaban berdasarkan informasi yang mereka dapatkan serta dapat langsung mengevaluasi apa yang mereka kerjakan.

Metode Penelitian Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan Classroom Action Research (CAR). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam suatu kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh peserta didik.

Waktu, Tempat, dan subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada materi Kubus dan Balok, dan mulai dilaksanakan penelitian dari bulan April 2012. Tempat pelaksanaan penelitian di SMP PGRI 01 Semarang. Subjek yang akan diteliti pada penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII A.

Teknik Pengumpulan Data Metode Wawancara

165

Metode ini dilakukan untuk memperoleh data-data tentang permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran sebelum pemberian tindakan,

Metode Dokumentasi

Metode ini dilakukan untuk memperoleh daftar nama peserta didik yang termasuk dalam subjek penelitian, data-data yang berkaitan dengan sekolah mulai dari struktur organisasi, daftar nama peserta didik yang menjadi subjek penelitian, nilai formatif materi terakhir sebelum pemberian tindakan dan sebagainya.

Tes Formatif

Tes formatif dilakukan pada akhir pra siklus, siklus I, dan siklus II. Tes formatif pada siklus I dipakai untuk melihat keberhasilan sementara dalam pembelajaran menggunakan pendekatan SAVI berbantuan CABRI 3-D. Sedangkan tes formatif pada siklus II adalah untuk melihat keberhasilan model pembelajaran matematika SAVI berbantuan CABRI 3-D Secara Berkelompok.

Metode observasi

Metode ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran SAVI berbantuan CABRI 3-D oleh guru dan aktivitas peserta didik. Pengamatan ini dilakukan setiap siklus untuk membuat kesimpulan pelaksanaan pembelajaran yang akan direfleksikan diakhir siklus sebagai bahan dasar pelaksanaan pada siklus berikutnya.

Pengamatan

Penelitian tindakan yang dilakukan berupa penelitian tindakan kelas yaitu penelitian tentang hal-hal yang terjadi dikelompok sasaran dan hasilnya langsung dapat diimplementasikan pada kelompok yang bersangkutan dengan ciri utama adanya partisipasi dan kolaborasi antara peneliti dengan anggota kelompok sasaran. Penelitian ini dilakukan berdasarkan pra siklus dan siklus, yang terdiri atas dua siklus. Dalam setiap siklus terdiri dari tiga kali pertemuan, yaitu dua pertemuan implementasi model dan pertemuan ketiga adalah evaluasi. Setiap siklus terdiri dari empat kegiatan, secara rinci sebagai berikut:

Perencanaan

1). Mempersiapkan RPP dan indikator keberhasilan penelitian.

2). Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas.

3). Mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis proses dan hasil tindakan.

Pelaksanaan

Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan tindakan implementasi pembelajaran dengan menggunakan pendekatan SAVI berbantuan CABRI 3-D yang telah direncanakan.

Pengamatan

Dalam tahap ini dilaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan. Peneliti melihat kondisi pembelajaran dan mencatat peserta didik dan kelompok yang aktif dalam pembelajaran.

Refleksi

Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan, dianalisis dan didiskusikan dengan kolaborator yaitu guru pelajaran matematika dan dicari solusi dari permasalahan pembelajaran yang telah berlangsung guna perbaikan pada siklus berikutnya.

Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dengan cara membandingkan hasil belajar peserta didik sebelum tindakan dengan hasil belajar peserta

166

didik setelah tindakan setelah siklus I dan siklus II. Dalam menganalisis data digunakan rumus sebagai berikut:

Data mengenai hasil belajar diambil dari kemampuan kognitif peserta didik dalam memecahkan masalah dianalisis dengan menghitung rata-rata nilai ketuntasan belajar.

a. Menghitung rata-rata.

Untuk menghitung nilai rata-rata digunakan rumus: N

x x

Keterangan:

x = rata-rata nilai.

x = jumlah seluruh nilai. N = jumlah peserta didik. b. Menghitung Ketuntasan Klasikal

Data mengenai hasil belajar diambil dari kemampuan kognitif peserta didik dalam memecahkan masalah yang diperoleh pada akhir tiap siklus, dianalisis dengan menghitung nilai prosentase ketuntasan belajar klasikal dengan KKM 55.

% 100 55 %  

Siswa nilai mendapat yang Siswa

Ketuntasan belajar klasikal dinyatakan berhasil jika prosentase peserta didik yang tuntas belajar atau nilai peserta didik lebih besar atau sama dengan 85% dari jumlah seluruh peserta didik di kelas.

Hasil Penelitian Hasil Siklus I Perencanaan

1) Masalah faktual yang terjadi di kelas adalah: rata-rata nilai siswa masih rendah yakni 54,74 dibawah KKM 55 terlihat dari raport tahun lalu.

2) Persiapan tindakan yang dirancang adalah: mempersiapkan perangkat pembelajaran SAVI berbantuan Cabri 3D, mempersiapkan sarana pembelajaran yang mendukung, Tindakan

Tindakan pembelajaran yang dilakukan dikelas adalah tindakan pembelajaran SAVI yang sesuai dengan RPP pembelajaran SAVI.

Pengamatan

1) Dari data pengamatan keterlaksanaan pembelajaran dikelas diperoleh hasil bahwa pembelajaran SAVI berbantuan Cabri 3D pada siklus I terlaksana dengan baik. 2) Dari data pengamatan diperoleh hasil bahwa rata-rata nilai kemampuan komunikasi

matematis siswa pada siklus I adalah 66,25 tergolong dalam kriteria cukup komunikatif.

Refleksi

Berdasarkan masukan pengamat terhadap tindakan pembelajaran dikelas, diperoleh refleksi sebagai berikut:

1) Pada saat kelompok berdiskusi mengerjakan LKS, hampir setiap kelompok kebingungan dalam mengerjakan LKS dan tidak mau bertanya kepada guru, akan tetapi justru bertanya kepada kelompok lain. Selain itu siswa kurang aktif memanfaatkan CD pembelajaran.

167

Saran pengamat: guru sebaiknya berkeliling secara intensif dan membimbing setiap kelompok dalam diskusi.

2) Pada saat berdiskusi, siswa yang pandai mendominasi dalam pekerjaan LKS, sehingga tidak terjadi tukar pendapat antar siswa, akibatnya siswa yang tidak pandai, pasif dan menggantungkan jawaban pada siswa pandai.

Saran pengamat: guru sebaiknya menghimbau kepada siswa pandai untuk mempersilahkan siswa tidak pandai untuk aktif bertanya kepada siswa pandai. Saran pengamat: guru sebaiknya merubah pembagian kelompok, distribusi siswa pandai harus secara merata serta guru sebaiknya menghimbau kepada setiap kelompok agar berkenan dan tidak malu bertanya dan minta bimbingan kepada guru.

Hasil Siklus II Perencanaan

1) Masalah faktual yang terjadi di kelas adalah pada saat kelompok berdiskusi mengerjakan LKS, hampir setiap kelompok kebingungan dan malu bertanya kepada guru, sehingga sebagian besar kelompok bertanya kepada kelompok lain.

2) Pada saat berdiskusi, masing – masing siswa sudah mulai berani mengemukakan pendapat dalam mengerjakan LKS, sehingga mulai terjadi tukar pendapat antar siswa.

3) Keaktifan siswa pada saat tanya jawab ketika presentasi belum terlihat hidup. 4) Solusi yang di tetapkan oleh peneliti adalah

5) Guru berkeliling secara intensif dan membimbing setiap kelompok dalam diskusi. 6) Guru mewajibkan setiap kelompok untuk bertanya ke kelompok presenter.

7) Guru merubah pembagian kelompok, distribusi siswa pandai ditempatkan secara merata

8) Guru menghimbau kepada setiap kelompok agar aktif bertanya dan minta bimbingan kepada guru.

9) Guru memanajemen waktu secara optimal Persiapan tindakan yang dirancang adalah:

Mempersiapkan perangkat Pembelajaran SAVI berbantuan Cabri 3D yang sudah di revisi berdasarkan masukan pengamat, mempersiapkan sarana pembelajaran,

Tindakan

Tindakan pembelajaran yang dilakukan dikelas adalah tindakan pembelajaran SAVI berbantuan Cabri 3D yang sesuai dengan RPP pembelajaran SAVI berbantuan Cabri 3D. Pengamatan

1) Dari data pengamatan keterlaksanaan pembelajaran dikelas diperoleh hasil bahwa bahwa Pembelajaran SAVI berbantuan Cabri 3D pada siklus II terlaksana dengan baik.

2) Dari data pengamatan diperoleh hasil bahwa rata-rata skor kemampuan komunikasi matematis siswa pada siklus II adalah 73,30 tergolong pada kriteria komunikatif. Refleksi

Berdasarkan masukan pengamat terhadap tindakan pembelajaran dikelas, diperoleh refleksi sebagai berikut: Manajemen waktu kurang optimal, sehingga terkesan tergesa- gesa. Saran pengamat: optimalkan manajemen waktu pembelajaran

Pembahasan Setiap Siklus

Pada siklus I, kegiatan perencanaan sebagian besar sudah dilaksanakan pada tahap pendefinisian, diantara hasil dari pendefinisian tersebut adalah teridentifikasi beberapa masalah faktual yang terjadi di kelas, yaitu keaktifan siswa pada pembelajaran matematika rendah dan rata-rata prestasi belajar matematika siswa rendah,. Oleh karena itu, dengan

168

berbagai pertimbangan peneliti menetapkan suatu solusi untuk mengatasi masalah tersebut yaitu tindakan pembelajaran dikelas yang sesuai dengan RPP Pembelajaran SAVI berbantuan Cabri 3D.

Persiapan tindakan yang dirancang adalah mempersiapkan perangkat Pembelajaran SAVI berbantuan Cabri 3D, mempersiapkan sarana pembelajaran yang mendukung, Setelah persiapan matang, rencana tindakan pembelajaran yang sudah dirancang tersebut diimplementasikan di kelas, pada saat tindakan dilakukan, peneliti bersama guru mitra dan pengamat melakukan pengamatan terhadap tingkah laku siswa dalam pembelajaran dan hasilnya dicatat dalam lembar pengamatan, data dari hasil pengamatan tersebut kemudian dianalisis.

Dari data pengamatan keterlaksanaan pembelajaran dikelas diperoleh hasil bahwa pada siklus I, pembelajaran SAVI berbantuan Cabri 3D terlaksana dengan baik, ini artinya bahwa keterlaksanaan pembelajaran sudah sesuai dengan RPP. Dari data pengamatan diperoleh hasil bahwa rata- rata kemampuan komunikasi matematis siswa adalah 72,61 tergolong cukup komunikatif, ini berarti ada peningkatan kemampuan komunikasi matematis belajar siswa bila dibandingkan pada pembelajaran dengan metode sebelumnya. Setelah diadakan refleksi pada siklus I, peneliti berasumsi bahwa meningkatnya kemampuan berpikir siswa dan komunikasi matematis siswa benar-benar di akibatkan oleh pembelajaran yang sesuai dengan RPP Pembelajaran SAVI,

Akan tetapi, dalam rangka untuk mengetahui kestabilan hasil penelitian, peneliti melanjutkan ke siklus II. Sebelum siklus II, peneliti menganalisis masukan pengamat terhadap tindakan pada siklus I.

Berdasarkan masukan tersebut, peneliti berusaha merevisi perangkat draf, sehingga harapannya implementasi pembelajaran yang sesuai draf yang sudah direvisi tersebut lebih baik daripada sebelumnya (pada siklus I).

Pada siklus II, pada kegiatan perencanaan peneliti menganalisis hasil refleksi pada siklus I. Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya peneliti menetapkan solusi yaitu (1) mengintensifkan latihan soal (2) meningkatkan keaktifan guru berkeliling dan membimbing kelompok dalam diskusi (3) memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa kurang pandai untuk aktif bertanya (4) Mewajibkan setiap kelompok untuk bertanya ke kelompok presenter (5) merubah susunan setiap kelompok, sedemikian hingga distribusi siswa pandai merata. (6) memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap kelompok agar aktif bertanya dan minta bimbingan kepada guru.(7) memanajemen waktu secara optimal.

Persiapan tindakan yang dirancang adalah: mempersiapkan perangkat draf yang sudah di revisi berdasarkan masukan guru mitra dan pengamat pada siklus I, mempersiapkan sarana pembelajaran, dan mempersiapkan instrumen penelitian Setelah persiapan matang, rencana tindakan pembelajaran yang sudah dirancang tersebut di implementasikan di kelas. Pada saat tindakan dilakukan, pengamatan mengamati tingkah laku siswa dalam pembelajaran dan hasilnya dicatat dalam lembar pengamatan, data tersebut kemudian dianalisis.

Dari data pengamatan pembelajaran dikelas diperoleh hasil bahwa pada siklus II terlaksana dengan baik, ini artinya bahwa keterlaksanaan pembelajaran sudah sesuai dengan RPP yang sudah di revisi berdasarkan masukan guru mitra dan pengamat pada siklus I. Dari data pengamatan diperoleh kemampuan komunikasi matematis siswa adalah 73,30, Dengan prosentase jumlah siswa yang tuntas adalah 100 %. Setelah diadakan refleksi pada siklus II, peneliti yakin bahwa meningkatnya kemampuan komunikasi matematis siswa benar-benar di akibatkan oleh pembelajaran yang sesuai dengan RPP pembelajaran SAVI berbantuan Cabri 3D yang sudah direvisi.

Dari hasil tersebut, peneliti berasumsi bahwa hasil penelitian sudah mencapai kestabilan, sehingga peneliti tidak melanjutkan ke siklus III, akan tetapi, dalam rangka untuk

169

menyempurnakan perangkat, peneliti perlu menganalisis hasil refleksi terhadap tindakan pada siklus II,

Berdasarkan masukan tersebut, peneliti berusaha merevisi perangkat draf, sehingga harapannya perangkat draf-2 tersebut lebih baik dari pada sebelumnya. Setelah perangkat draf diujicobakan, di peroleh masukan-masukan dari guru dan pengamat sebagai berikut:

Tabel 4.3. Saran Pengamat Terhadap Perangkat

No Perangkat Saran Perbaikan

1 Silabus KBM nya di sederhanakan lagi 2 RPP

Pendahuluan 10 menit saja, tujuan yang operasional, waktu di atur dengan efektif, CD sebaiknya ditayangkan dengan pengulangan, pembagian kelompoknya sebaiknya satu kali saja pada pertemuan awal.

3 LKS Sebaiknya dikemas dalam bentuk buku 4 CD

Interaktif

Tambahi contoh soalnya, perbanyak gambar realistic yang menarik

5 THB Sebaiknya pada soal di berikan gambar realistik

Berdasarkan masukan tersebut, peneliti berusaha merevisi perangkat draf-2 menjadi draf-3, sehingga harapannya draf-3 lebih baik dari pada draf-2. Hasil revisi draf-2 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.4. Deskripsi Revisi Perangkat draf-2

No Draf-2 (sebelum revisi) Draf-2 (sesudah revisi)

1 Pada silabus KBM nya di sederhanakan lagi

Pada silabus KBM nya sudah di usahakan sesederhana mungkin

2 Pada RPP Pendahuluan 10 menit saja, tujuan yang operasional, waktu di atur dengan efektif, CD sebaiknya ditayangkan dengan pengulangan, pembagian

kelompoknya sebaiknya satu kali saja pada pertemuan awal.

Pada setiap RPP, Pendahuluan di ubah menjadi 10 menit, setiap tujuan sudah di usahakan operasional, waktu sudah di atur seefektif mungkin, rencana ada

pengulangan pemutaran CD, pembagian kelompoknya hanya pada pertemuan awal. 3 Sebaiknya LKS dikemas dalam

bentuk buku LKS sudah dikemas dalam bentuk buku 4

Pada CD sebaiknya di tambahi contoh soalnya, perbanyak gambar realistic yang menarik

Pada CD sudah ditambahi contoh soal dan gambar realistic

5 Pada THB sebaiknya pada soal di

berikan gambar realistic pada soal sudah di berikan gambar realistic

.

Simpulan dan Saran Simpulan

170

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas, disimpulkan bahwa model pembelajaran SAVI berbantuan Cabri 3D dapat meningkatkan komunikasi matematis peserta didik kelas VIII SMP PGRI 01 Semarang.

Saran

Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan dengan materi yang berbeda di sekolah yang sama, untuk mengetahui kestabilan hasil dari implementasi model pembelajaran tersebut.

Daftar Pustaka

Arend, Bridget. 2009. Encouraging critical thinking in online threaded discussions. The Journal of Educators Online, 6/1: 1-23.

Costa. A. L. (1985). Developing Mind: A Resource Book for Teaching Thinking (ed). Alexandria: ASDC.

Inch. E.S, et al. (2006). Critical Thinking and Communication: The Use of Reason in Argument. 5 th Ed. Boston: Pearson Education, Incl

171

Upaya Peningkatan Aktivitas dan Prestasi Belajar Matematika melalui

Dalam dokumen Peningkatan Kemampuan Menulis Matematika (1) (Halaman 162-171)