Dengan memasukkan hasil identifikasi peluang dan ancaman sebagai faktor strategis eksternal, kemudian memberikan bobot serta rating maka dapat diperoleh
63
hasil seperti pada Tabel 18, dimana didapatkan total nilai perhitungan matriks EFE sebesar 2,424.
Berdasarkan hasil perhitungan terlihat bahwa adanya hubungan antara permintaan pasar cukup besar terhadap produk dan jasa animasi (0,432) yang dipengaruhi oleh meningkatnya kebutuhan masyarakat akan animasi (0,384), dikarenakan masyarakat dalam menggunakan produk animasi bukan hanya sebagai produk film yang dinikmati saja tetapi menggunakan produk animasi sebagai media iklan atau promosi. Ancaman terbesar adalah besarnya pengaruh dominasi perusahaan besar baik dalam negeri maupun luar negeri dalam pasar produk animasi (0,156).
Tabel 17. Perhitungan Matriks IFE PT AMS
Uraian Bobot Narasumber Hasil Pemilik (internal) Pakar (eksternal) Total Rata - rata Faktor Internal Faktor Kekuatan (S)
1 Memiliki atribut one dimensional dan must be
pada produk animasi dengan kualitas baik
0,087 4 4 8 4 0,348
2 Teknologi alat dan proses produksi cukup baik
0,079 3 3 6 3 0,237
3 Tenaga produksi yang terampil
0,090 4 4 8 4 0,360
4 Memiliki kerjasama yang baik dengan mitra bisnis/pemasaran
0,112 3 3 6 3 0,336
5 Memiliki teknik promosi cukup baik
0,101 3 4 7 3,5 0,354
6 Terjalin komunikasi yang baik antara manajemen dan karyawan
0,087 4 4 8 4 0,348
7 Terdapat produk turunan dari IP animasi
0,090 4 4 8 4 0,360
Jumlah (A) 2,343
Faktor Kelemahan (W)
1 Masih memiliki
keterbatasan pada modal
0,067 2 2 4 2 0,134
2 Pemasaran belum optimal 0,067 2 1 3 1,5 0,101 3 Kapasitas produksi belum
optimal
0,082 1 1 2 1 0,082
4 Sistem manajemen dan keuangan yang kurang baik
0,067 2 2 4 2 0,134
5 Keterbatasan SDM dalam produksi, pemasaran dan keuangan
0,071 1 1 2 1 0,071
Jumlah (B) 0,522
64
Tabel 18. Perhitungan Matriks EFE PT. AMS
Uraian Bobot Narasumber Hasil Pemilik (internal) Pakar (eksternal)
Total Rata - rata
Faktor Eksternal
Faktor Peluang (O)
1 Permintaan pasar cukup besar 0,144 3 3 6 3 0,432 2 Cepat berkembangnya teknologi animasi 0,089 3 3 6 3 0,267 3 Meningkatnya kebutuhan masyarakat akan animasi
0,128 3 3 6 3 0,384
4 Dukungan pemerintah dan swasta dalam berkembangnya industri kreatif 0,106 3 4 7 3,5 0,371 5 Tumbuhnya komunitas- komunitas animasi 0,089 4 4 8 4 0,356 Jumlah (A) 1,810 Faktor Ancaman 1 Keberadaan perusahaan lain yang sejenis
0,083 2 1 3 1,5 0,125
2 Kurangnya daya dukung regulasi perizinan PemDa
0,100 2 1 3 1,5 0,150
3 Pemasaran lebih didominasi oleh perusahaan besar baik dalam negri maupun luar negri
0,078 2 2 4 2 0,156
4 Jaringan penjualan produk animasi didominasi melalui media agency
0,105 1 1 2 1 0,105
5 Sulitnya mencari sumber pembiayaan
0,078 1 1 2 1 0,078
Jumlah (B) 0,705
Jumlah (A+B) 2,424
Identifikasi Matriks IE
Dari hasil evaluasi dan analisis yang telah dilakukan, selanjutnya dilakukan analisis internal eksternal yang menghasilkan matriks Internal-Eksternal (IE) sehingga dapat diketahui posisi perusahaan untuk mempermudah dalam pemilihan alternatif strategi.
Pemetaan posisi perusahaan sangat penting bagi pemiliha alternatif strategi dalam menghadapi persaingan dan perubahan yang terjadi dalam usaha studio animasi. Dengan total nilai pada matriks internal 2,864 maka PT AMS memiliki faktor internal yang tergolong sedang atau rata-rata dalam melakukan usaha di bidang animasi. Total nilai matriks eksternal 2,424 memperlihatkan respon yang diberikan oleh PT AMS kepada lingkungan eksternal tergolong sedang. Secara
65
lengkap matriks internal-eksternal dan posisi perusahaan PT AMS dapat dilihat pada Gambar 20.
Total Skor Faktor Strategi Intenal = 2,864
Kuat Sedang Lemah
4,0 3,0 2,0 1,0 I GROWTH II GROWTH III RETRENCHMENT IV STABILITY V GROWTH / STABILITY VI RETRENCHMENT VII GROWTH VIII GROWTH IX RETRENCHMENT
Gambar 20.Matriks Internal-Eksternal (IEMatriks) PT. AMS
Apabila masing-masing total skor dari faktor internal maupun eksternal dipetakan dala matriks, maka posisi perusahaan saat ini adalah pada kotak kuadran kelima yang berarti inti strategi yang diterapkan perusahaan adalah Strategi Pertumbuhan/Stabilitas. Strategi yang disarankan adalah strategi penetrasi pasar, pengembangan produk dan pengembangan pasar. Strategi penetrasi pasar yang dilakukan oleh perusahaan adalah melakukan kerjasama dengan agency- agency pemasaran produk animasi untuk mempermudah pemasaran produk IP animasi. Strategi pengembangan produk yang dilakukan adalah membuat produk turunan IP animasi yang sesuai dengan keinginan konsumen. Strategi pengembangan pasar adalah menambah jaringan pemasaran di dalam dan di luar negeri, melalui jaringan agency maupun secara langsung.
Analisis Matriks SWOT
Perumusan strategi melalui identifikasi dan analisis faktor-faktor internal yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan, serta faktor-faktor eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman. Kekuatan merupakan kompensasi khusus yang memberikan keunggulan kualitas atribut produk animasi PT. AMS, sedangkan kelemahan merupakan keterbatasan kapasitas produksi dan permodalan serta belum optimalnya pemasaran produk sehingga dapat menghambat kinerja perusahaan. Peluang merupakan situasi yang diinginkan atau disukai dalam lingkungan industri, sedangkan ancaman merupakan situasi yang tidak diinginkan atau tidak disukai dalam lingkungan industri (Rangkuti 2014).
Setelah mengetahui posisi perusahaan saat ini dan diperoleh inti strategi perusahaan, maka selanjutnya adalah menyusun faktor-faktor strategi bagi perusahaan dengan menggunakan matriks SWOT. Hasil perumusan dikelompokkan menjadi empat kelompok perumusan strategi yang terdiri dari strategi Kekuatan-Peluang (S-O), strategi Kekuatan-Ancaman (S-T), strategi Kelemahan-Peluang (W-O), dan strategi Kelemahan-Ancaman (W-T), seperti disajikan dalam Tabel 19.
Tinggi
Sedang
Rendah
Total Skor Faktor Strategi Eksternal
= 2,424
3,0
2,0
66
Tabel 19. Rumusan strategi pengembangan dengan matriks SWOT PT AMS
Faktor Kekuatan (S) Faktor Kelemahan (W)
1. Memiliki atribut one dimensional dan must be pada produk animasi dengan kualitas baik,
2. Teknologi alat dan proses produksi cukup baik,
3. Tenaga produksi yang terampil, 4. Memiliki kerjasama yang baik
dengan mitra bisnis/pemasaran, 5. Memiliki teknik promosi baik, 6. Terjalin komunikasi yang baik
antara manajemen dan karyawan, 7. Terdapat produk turunan dari IP
animasi.
1. Masih memiliki keterbatasan modal, 2. Pemasaran belum optimal,
3. Kapasitas produksi belum optimal,
4. Sistem manajemen dan keuangan yang kurang baik,
5. Keterbatasan SDM dalam produksi, pemasaran dan keuangan.
Faktor Peluang (O) 1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas atribut produk one dimensional dengan teknologi dan tenaga kerja yang terampil untuk dapat bersaing dan
mengakomodir kebutuhan pasar (S1, S2, S3, S6, S7, O1, O3). 2. Memperluas jaringan pemasaran
produk animasi dengan promosi dan penetrasi pasar melalui kerjasama dengan agency (S4, S5, S6, O1, O3).
3. Mengembangkan diversifikasi produk turunan dari IP animasi, sesuai dengan kebutuhan
permintaan pasar (S2, S3, S7, O1, O3).
1. Menjalin kerjasama dengan pemerintah dan swasta dalam akses modal, jaringan pemasaran dan pelatihan capacity building (W1, W2, W4, O4).
2. Menjalin kerjasama dengan komunitas dan studio animasi lainnya dalam produksi, untuk menutupi kurangnya kapasitas produksi dalam memenuhi permintaan pasar (W3, O1, O3, O5). 3. Mengadakan pelatihan kepada pelajar,
komunitas dan masyarakat untuk menjaring SDM dalam meningkatkan kapasitas produksi (W3, W5, O3, O5).
4. Melatih karyawan baik secara pemasaran, teknik dan manajemen, sehingga dapat menutupi keterbatasan kualitas dan kuantitas SDM dalam produksi dan pemasaran (W2, W3, W5, O1).
1.Permintaan pasar cukup besar,
2.Cepat berkembangnya teknologi animasi,
3.Meningkatnya kebutuhan masyarakat akan animasi,
4.Dukungan pemerintah dan swasta dalam berkembangnya industri kreatif,
5.Tumbuhnya komunitas - komunitas animasi.
Faktor Ancaman (T) 1. Melakukan kerjasama dengan PemDa dan mitra swasta dalam mempermudah proses perijinan (S4, T2).
2. Meningkatkan pelayanan prima, cepat dan tepat untuk
mempertahankan loyalitas pelanggan (S3, S5, T1, T3).
1. Memperbaiki sistem manajemen, diberbagai bidang (W4, W5, O4, O5).
2. Meningkatkan kerjasama dengan
investor/stakeholder terkait, baik pemerintah dan swasta untuk mendapatkan sumber permodalan (skim permodalan) (W1, W3, T5).
1.Keberadaan perusahaan lain yang sejenis,
2.Kurangnya daya dukungan regulasi perizinan PemDa,
3.Pemasaran didominasi oleh perusahaan besar baik dalam negri atau luar negri,
4.Jaringan penjualan produk animasi didominasi melalui media agency,
5.Sulitnya mencari sumber pembiayaan
Faktor Internal
67
a. Strategi S-O
Kolom strategi S-O adalah strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengambil keuntungan dari peluang yang ada. Beberapa strategi yang dapat digunakan berkenaan dengan strategi ini adalah :
1)Meningkatkan mutu dan kuantitas atribut produk one dimensional dengan teknologi dan tenaga kerja yang terampil untuk dapat bersaing dan mengakomodir kebutuhan pasar (S1, S2, S3, S6, S7, O1, O3).
2)Memperluas jaringan pemasaran produk animasi dengan promosi dan penetrasi pasar melalui kerjasama dengan agency(S4, S5, S6, O1, O3). 3)Mengembangkan diversifikasi produk turunan dari IP animasi, sesuai
dengan kebutuhan permintaan pasar (S2, S3, S7, O1, O3). b.Strategi W-O
Kolom strategi W-O adalah strategi yang dipakai oleh perusahaan untuk mengatasi kelemahan yang dimiliki perusahaan dengan memanfaatkan peluang yang ada. Beberapa strategi yang dapat dilakukan adalah :
1) Menjalin kerjasama dengan pemerintah dan swasta dalam akses modal, jaringan pemasaran dan pelatihan capacity building (W1, W2, W4, O4). 2) Menjalin kerjasama dengan komunitas dan studio animasi lainnya dalam
produksi, untuk menutupi kurangnya kapasitas produksi dalam memenuhi permintaan pasar (W3, O1, O3, O5).
3) Mengadakan pelatihan kepada pelajar, komunitas dan masyarakat untuk menjaring SDM dalam meningkatkan kapasitas produksi (W3, W5, O3, O5).
4) Melatih karyawan baik secara pemasaran, teknik dan manajemen, sehingga dapat menutupi keterbatasan mutu dan kuantitas SDM dalam produksi dan pemasaran (W2, W3, W5, O1).
c. Strategi S-T
Kolom strategi S-T adalah strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk menghindari ancaman-ancaman yang ada. Strategi yang bisa dilakukan oleh perusahaan adalah :
1) Melakukan kerjasama dengan PemDa dan mitra swasta dalam mempermudah proses perijinan (S4, T2).
2) Meningkatkan pelayanan prima, cepat dan tepat untuk mempertahankan loyalitas pelanggan (S3, S5, T1, T3).
d.Strategi W-T
Kolom strategi W-T adalah strategi perusahaan untuk berusaha meminimalkan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan untuk berusaha menghindar dari ancaman yang ada. Strategi yang bisa dilakukan oleh perusahaan adalah :
1) Memperbaiki sistem manajemen diberbagai bidang (W4, W5, O4, O5). 2) Meningkatkan kerjasama dengan investor/stakeholder terkait, baik
pemerintah dan swasta untuk mendapatkan sumber permodalan (skim permodalan) (W1, W3, T5).
68
Analisis QSPM
Penentuan strategi dilakukan berdasarkan hasil alternatif strategi yang diperoleh melalui analisis matriks I-E dan matriks SWOT sebelumnya. Alat analisis yang digunakan pada tahap ini adalah Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). QSPM adalah alat yang memungkinkan ahli strategi untuk mengevaluasi strategi alternatif secara objektif, berdasarkan pada faktor-faktor sukses kritis internal dan eksternal yang diketahui sebelumnya. Analisis QSPM juga memerlukan penilaian intuitif yang baik. Alternatif-alternatif strategi yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan mutu dan kuantitas atribut produk one dimensional dengan teknologi dan tenaga kerja yang terampil untuk dapat bersaing dan mengakomodir kebutuhan pasar.
b. Memperluas jaringan pemasaran produk animasi dengan promosi dan penetrasi pasar melalui kerjasama dengan agency.
c. Mengembangkan diversifikasi produk turunan dari IP animasi, sesuai dengan kebutuhan permintaan pasar.
d. Menjalin kerjasama dengan pemerintah dan swasta dalam akses modal, jaringan pemasaran dan pelatihan capacity building.
e. Menjalin kerjasama dengan komunitas dan studio animasi lainnya dalam produksi, untuk menutupi kurangnya kapasitas produksi dalam memenuhi permintaan pasar.
f. Mengadakan pelatihan kepada pelajar, komunitas dan masyarakat untuk menjaring SDM dalam meningkatkan kapasitas produksi.
g. Melatih karyawan baik secara teknik, pemasaran dan manajemen, sehingga dapat menutupi keterbatasan mutu dan kuantitas SDM dalam produksi dan pemasaran.
h. Melakukan kerjasama dengan PemDa dan mitra swasta dalam mempermudah proses perijinan.
i. Meningkatkan pelayanan prima, cepat dan tepat untuk mempertahankan loyalitas pelanggan.
j. Memperbaiki sistem manajemen diberbagai bidang.
k. Meningkatkan kerjasama dengan investor/stakeholder terkait, baik pemerintah dan swasta untuk mendapatkan sumber permodalan (skim permodalan).
Hasil perhitungan dalam QSPM (Lampiran 4), baik faktor internal dan eksternal memiliki skor total ≥ 4,000. Hal ini berarti semua strategi yang dikembangkan sangat menarik dan layak untuk dikembangkan, dengan memperhatikan kesiapan perusahaan baik dari segi SDM, infrastruktur, modal dan sumber daya lainnya, kondisi kebijakan hukum dan politik baik regional maupun nasional, iklim usaha dan lembaga lainnya yang terkait baik pemerintah maupun swasta yang mendukung berkembangnya dunia usaha animasi.
Strategi-strategi tersebut diurut berdasarkan Total Attractiveness Scores (TAS) terbesar dan dikelompokan menjadi empat tema, yaitu pasar, produksi, kemitraan dan service (layanan), sehingga dapat lebih mudah untuk diimplemetasikan oleh PT AMS. Strategi yang paling tepat diimplementasikan adalah memperluas jaringan pemasaran produk animasi dengan promosi dan
69
penetrasi pasar melalui kerjasama dengan agency dengan total nilai daya tarik tertinggi di antara alternatif-alternatif strategi lainnya yaitu sebesar 6,196. Urutan prioritas strategi dari QSPM dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Urutan prioritas strategi dari QSPM PT AMS
Alternatif Strategi TAS Urutan
Prioritas
Tema Memperluas jaringan pemasaran produk
animasi dengan promosi dan penetrasi pasar melalui kerjasama dengan agency.
6,196 1 Pemasaran
Melatih karyawan baik secara pemasaran, teknik dan manajemen, sehingga dapat menutupi keterbatasan mutu dan kuantitas SDM dalam produksi dan pemasaran.
4,846 10
Meningkatkan mutu dan kuantitas atribut produk one dimensional dengan teknologi dan tenaga kerja yang terampil untuk dapat bersaing dan mengakomodir kebutuhan pasar.
6,076 2 Produksi
Mengembangkan diversifikasi produk turunan dari IP animasi, sesuai dengan kebutuhan permintaan pasar.
5,660 4
Menjalin kerjasama dengan komunitas dan studio animasi lainnya dalam produksi, untuk menutupi kurangnya kapasitas produksi dalam memenuhi permintaan pasar.
5,459 6
Mengadakan pelatihan kepada pelajar, komunitas dan masyarakat untuk menjaring SDM dalam meningkatkan kapasitas produksi.
4,902 9
Menjalin kerjasama dengan pemerintah dan swasta dalam akses modal, jaringan pemasaran
dan pelatihan capacity building.
6,024 3 Kemitraan
Meningkatkan kerjasama dengan
investor/stakeholder terkait, baik pemerintah dan swasta untuk mendapatkan sumber permodalan (skim permodalan).
5,542 6
Melakukan kerjasama dengan PemDa dan mitra swasta dalam mempermudah proses perijinan.
4,956 8
Meningkatkan pelayanan prima, cepat dan tepat untuk mempertahankan loyalitas pelanggan.
5,581 5 Service
(layanan) Memperbaiki sistem manajemen diberbagai
bidang.
4,604 11
Strategi paling prioritas dalam tema yang dihasil dari pengelompokan, untuk dapat mudah diaplikasikan perlu langkah-langkah roadmap pelaksanaan strategi dan implementasi strategi, tahapan-tahapan roadmap strategi prioritas disajikan dalam Lampiran 5.
70
Tahapan pertama dalam roadmap adalah memperluas jaringan pemasaran produk animasi dengan promosi dan penetrasi pasar melalui kerjasama dengan agency dalam tema pemasaran. Strategi memperluas pemasaran merupakan strategi pertama untuk mempermudah terjualnya produk IP animasi, melalui beberapa kegiatan seperti : promosi produk dengan pameran, publikasi web internet dan jaringan pemasaran mitra, kemudian melakukan penetrasi pasar melalui kontrak kerjasama dengan agency pemasaran sehingga diharapkan produk IP animasi dapat dibeli secara profit sharing oleh agency tersebut atau production house yang menjadikan agency sebagai mediasinya.
Tahapan kedua dalam roadmap adalah meningkatkan mutu dan kuantitas atribut produk one dimensional dengan teknologi dan tenaga kerja yang terampil untuk dapat bersaing dan mengakomodir kebutuhan pasar dalam tema produksi. Strategi meningkatkan mutu dan kapasitas produksi merupakan dampak dari keberhasilan negoisasi kontrak kerjasama pemasaran, maka untuk memenuhi permintaan pasar perlu peningkatan kapasitas dan mutu produk hasil produksi, berupa mengupgrade spesifikasi dan jumlah sofware, hardware serta tenaga kerja yang terlibat.
Tahapan ketiga dalam roadmap adalah menjalin kerjasama dengan pemerintah dan swasta dalam akses modal, jaringan pemasaran dan pelatihan capacity building dalam tema kemitraan. Strategi kerjasama kemitraan dalam akses modal, jaringan pemasaran dan capacity building merupakan strategi yang perlu dilakukan, karena PT AMS memiliki keterbatasan sumber daya berupa modal dan kemampuan lainnya dalam meningkatan kapasitas dan mutu produk, maka diperlukan kerjasama dengan lembaga permodalan atau lembaga yang dapat mengakseskannya.
Tahapan keempat dalam roadmap adalah meningkatkan pelayanan prima, cepat dan tepat untuk mempertahankan loyalitas pelanggan dalam tema layanan. Strategi ini merupakan salah satu solusi dalam menghadapi persaingan di industri animasi, maka untuk dapat bersaing perlu meningkatkan pelayanan prima, cepat dan tepat menghasilkan produk IP animasi sesuai dengan keinginan konsumen serta menciptakan sistem kerja yang efektif dan efisien sehingga mendukung pelayanan yang baik.
Implementasi Strategi
Menurut Nugroho (2004), Garthinda dan Aldianto (2012), serta Rangkuti (2014), implementasi strategi adalah proses menjalankan strategi dan kebijakan menjadi tindakan atau kegiatan yang dapat dilaksanakan secara nyata. Ada tiga kegiatan dalam implementasi strategi, yaitu penyusunan program atau prosedur, personal yang bertanggung jawab atau tim pelaksana, jangka waktu, anggaran dan evaluasi. Implementasi strategi dilaksanakan berdasarkan pengelompokan tema strategi yang paling prioritas, kemudian dijabarkan setiap tema dan strategi prioritas berdasarkan implementasi pelaksanaan prosedur, tim pelaksana, jangka waktu pelaksanaan kegiatan dan anggaran. Impelementasi strategi pengembangan produk animasi PT AMS berdasarkan pengelompokan tema dan strategi prioritas adalah sebagai berikut :
71
a. Pemasaran
Implementasi strategi memperluas jaringan pemasaran produk animasi dengan promosi dan penetrasi pasar melalui kerjasama dengan agency dalam pengelompokan tema pemasaran, disajikan pada Tabel 21.
Tabel 21. Tahapan implementasi strategi pada tema pemasaran
No Prosedur Tim Pelaksana Waktu (minggu)
Perkiraan Anggaran (ribuan rupiah) 1 Evaluasi jaringan pemasaran dan
kegiatan promosi yang telah dilakukan
Direktur utama, Direktur teknik dan
Sekretaris
1 500
2 Promosi produk animasi dalam rangka menjaring pemasaran melalui agency
Direktur teknik dan
Manajer produksi 3 10.000
3 Identifikasi agency pemasaran yang memiliki prospektif
Direktur teknik 1 1.000
4 Penjajakan temu bisnis dengan agency
Direktur teknik dan
Sekretaris 2 1.000
5 Persiapan materi temu bisnis dengan agency
Direktur teknik dan
Manajer produksi 2 1.000 6 Temu bisnis pertama: pengenalan
produk IP animasi dan penjajakan kerjasama dengan agency
Direktur utama dan
Direktur teknik 1 3.000
7 Temu bisnis kedua: negosiasi kerjasama dengan agency
Direktur utama dan
Direktur teknik 2 3.000 8 Kontrak kerjasama dengan
agency
Direktur utama dan
Direktur teknik 2 3.000 9 Pelaksanaan hasil kontrak
kerjasama dengan agency
Direktur teknik, Manajer produksi
dan Staf
12-32 100000-200000
10 Evaluasi hasil kerjasama dengan
agency
Direktur utama, Direktur teknik dan
Manajer produksi
2 1.000
Jumlah 28-48 123.500-223.500
Implementasi strategi pada tema pemasaran merupakan kelompok strategi prioritas pertama, berisi tentang prosedur, tim pelaksana, jangka waktu dan anggaran untuk merealisasikan implementasi. Tahapan-tahapan pelaksanaan kegiatan implementasi strategi memperluas jaringan pemasaran produk animasi dengan promosi dan penetrasi pasar melalui kerjasama dengan agency adalah: 1) Evaluasi jaringan pemasaran dan kegiatan promosi yang telah dilakukan
Tim pelaksana yang terdiri dari direktur utama, direktur teknik dan dibantu sekretaris dalam mengumpulkan data mitra di bidang pemasaran dan kegiatan promosi yang telah dilakukan. Tim melakukan rapat yang ditargetkan maksimal satu minggu untuk menghasilkan kebijakan, bertujuan menentukan mitra yang berpotensi untuk melanjutkan kerjasama di bidang pemasaran serta merumuskan kegiatan promosi yang efektif untuk memperkenal produk animasi kepada komsumen dan menjaring agency untuk bekerjasama menjadi mitra pemasaran.
2) Promosi produk animasi dalam rangka menjaring pemasaran melalui agency Kegiatan promosi yang dapat dilakukan adalah mengikuti pameran produk animasi atau IT yang dihadiri oleh calon konsumen (B to B dan B to C),
72
agency animasi, mitra-mitra dari kalangan swasta maupun pemerintah dan stakeholder yang berperan di industri animasi, melakukan roadshow promosi produk animasi kepada mitra dan promosi melalui jejaring antar mitra. Kegiatan ini melibatkan direktur utama, direktur teknik dan manajer produksi dengan waktu pelaksanaan selama tiga minggu.
3) Identifikasi agency pemasaran yang memiliki prospektif
Tim pelaksana yang terdiri dari direktur utama dan direktur teknik melakukan rapat yang ditargetkan maksimal satu minggu untuk menghasilkan kebijakan, bertujuan menentukan agency pemasaran (hasil data kegiatan promosi) yang berpotensi untuk bekerjasama dalam pemasaran.
4) Penjajakan temu bisnis dengan agency
Penjajakan dilakukan sebelum dilaksanakannya temu bisnis dengan agency dan ditargetkan selama dua minggu untuk dijadwalkan pertemuan bisnis. Kegiatan ini berupa pertemuan non format atau komunikasi telepon atau melalui email dengan personal agency yang cukup berperan dalam kerjasama bisnis. Tim pelaksana kegiatan ini terdiri dari direktur utama, direktur teknik dan dibantu sekretaris untuk kemudahan komunikasi dan administrasi persuratan. 5) Persiapan materi temu bisnis dengan agency
Persiapan bahan materi dilakukan oleh tim yang terdiri dari direktur utama, direktur teknik dan manajer produksi dengan target selama dua minggu, untuk menghasilkan materi paparan potensi produk IP animasi, video demoreel animasi dan proposal.
6) Temu bisnis pertama: pengenalan produk IP animasi dan penjajakan kerjasama dengan agency
Temu bisnis pertama, dihadiri oleh direktur utama dan direktur teknik untuk memaparkan potensi yang dimiliki produk IP animasi PT AMS serta penjajakan kerjasama atas potensi dan penawaran yang dimiliki oleh agency.
7) Temu bisnis kedua: negosiasi kerjasama dengan agency
Temu bisnis kedua juga dihadiri oleh direktur utama dan direktur teknik untuk melakukan negoisasi hak dan kewajiban atas kerjasama bisnis dengan agency. Hasil dari kegiatan ini sangat menentukan perkembangan bisnis PT AMS, karena kerjasama ini dapat berdampak menguntungkan atau merugikan perusahaan. 8) Kontrak kerjasama dengan agency
Surat Perjanjian Kerjasama (SPK)antara PT AMS dan agency yang disusun sesuai dengan peraturan hukum yang berlaku, berisi tentang hak dan kewajiban antara kedua belah pihak, ruang lingkup perjanjian, masa berlaku dan tindakan yang dilakukan apabila terjadi persengketaan. Bentuk kerjasama yang mungkin dapat dilakukan adalah beli putus atau profit sharing atas pemasaran produk IP animasi. SPK ini ditandatangani oleh direktur utama PT AMS dan pimpinan dari lembaga agency tersebut.
9) Pelaksanaan hasil kontrak kerjasama dengan agency
Tindak lanjut dari hasil perjanjian kerjasama adalah melaksanakan kewajiban dan mendapatkan hak yang telah disepakati. Bentuk pelaksanaan kewajiban tersebut adalah PT AMS menghasilkan produk IP animasi untuk agency, sehingga PT AMS harus memproduksi produk IP animasi yang telah disepakati. Tim pelaksana kegiatan ini adalah direktur teknik, manajer produksi dan staf dengan prediksi waktu pelaksanaan antara dua belas hingga tiga puluh dua minggu.
73
10) Evaluasi hasil kerjasama dengan agency
Pengendalian dan pengontrolan keberhasilan kerjasama untuk menghasilkan keuntungan bagi perusahaan, maka dilakukan evaluasi berkala dari hasil kerjasama dengan agency. Tim yang melaksanakan evaluasi ini adalah
direktur utama, direktur teknik dan manajer produksi.
b. Produksi
Implementasi strategi meningkatkan mutu dan kuantitas atribut produk one dimensional dengan teknologi dan tenaga kerja yang terampil untuk dapat bersaing dan mengakomodir kebutuhan pasar dalam pengelompokan tema produksi, disajikan pada Tabel 22.
Tabel 22. Tahapan implementasi strategi pada tema produksi
No Prosedur Tim Pelaksana Waktu (minggu)
Perkiraan Anggaran (ribuan rupiah) 1 Identifikasi mutu atribut produk
berdasarkan kategori kano dengan survei konsumen
Direktur teknik
3 2.000
2 Identifikasi faktor yang
mempengaruhi peningkatan mutu dan kuantitas produk
Direktur teknik dan
Manajer produksi 2 1.000
3 Identifikasi kebutuhan sofware
dan hardward untuk
meningkatkan mutu dan kuantitas