• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEP

C. Konsep Dakwah

2. Media Dakwah

Media dakwah merupakan unsur tambahan dalam kegiatan dakwah. Maksudnya, kegiatan dakwah dapat berlangsung, meski tanpa media. Media meliputi manusia, materi dan lingkungan yang membuat orang lain memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.39

Media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti

perantara, tengah atau pengantar.40 Dalam bahasa inggris media merupakan

bentuk jamak dari medium yang berarti tengah, antara, rata-rata. Media

merupakan saluran pembawa pesan dari sender untuk mencapai ke reciver.

Media pula yang menerjemahkan pesan-pesan tersbut agar bisa dicapai oleh khalayak.41

Lebih lanjut beberapa definisi media dakwah dikemukakan sebagai berikut:42

a. A. Hasjmy, menyamakan media dakwah dengan sarana dakwah dan menyamakan alat dakwah dengan medan dakwah.

b. Abdul Kadir Munsyi, media dakwah adalah alat yang menjadi saluran yang menghubungkan ide dengan umat.

39Gerlach & Ely dalam Arsyad (2006:3) dalam Moh. Ali Aziz,

Ilmu Dakwah Edisi Revisi(Jakarta:

Kencana, 2009) H. 403

40Arsyad (2006:3) dalam Moh. Ali Aziz,

Ilmu Dakwah Edisi Revisi(Jakarta: Kencana, 2009) H.

403

41Rulli Nasrullah.

Komunikasi Antarbudaya di Era Budaya Siber(Jakarta: Kancana. 2012). H. 42

42Moh. Ali Aziz,

c. Asmuni Syukir, media dakwah adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah yang telah ditentukan

d. Hamzah Ya’qub, media dakwah ialah alat objektif yang menjadi saluran

yang menhubungkan ide dengan umat

e. Wardi Bachtiar, media dakwah adalah peralatan yang digunakan untuk menyampaikan materi dakwah

f. Syukriadi Sambas, media dakwah adalah instrument yang dilalui oleh pesan atau saluran pesan yang menghubungkan antarada’Idanmad’u.

Dari beberapa definisi diatas, maka media dakwah adalah alat yang menjadi perantara penyampaian pesan dakwah kepada mitra dakwah. Ketika media dakwah berarti alat dakwah, maka bentuknya adalah alat komunikasi. Jika seorang pendakwah ingin pesan dakwahnya diterima oleh semua pendengar di seluruh Indonesia, maka ia berdakwah dengan metode ceramah dan dengan menggunakan media radio. Jika ceramahnya ingin didengar, teks ayat-ayat Al-Qur’an yang dikutip bisa dibaca serta ekspresi wajahnya bisa

dilihat oleh semua pemirsa di Indonesia bahkan dunia, maka ia menggunakan media televisi. Jika ingin pesan dakwahnya dibaca orang, maka pendakwah menggunakana media cetak.

Banyak alat yang bisa dijadikan media dakwah. Secara lebih luas, dapat dikatakan bahwa alat komunikasi apapun yang halal bisa digunakan sebagai media dakwah. Alat tersebut dapat dikatakan sebagai media dakwah bila ditujukan untuk berdakwah.

Dalam ilmu dakwah, media dakwah dapat diklarifikasikan sebagai berikut:43

a. Media auditif (al-sam’)

Media yang menunjuk pada objek suara. Yang termasuk kedalam media auditif adalah radio dancassetteatautape recorder. Media ini lebih

efektif dalam menagkap pesan dakwah dibanding media visual. Inilah rahasia Al-Qur’an yang mendahulukan kata al-sam’ dari kata al-abshar.

Karenanya, orang yang buta masih dapat menerima informasi pengetahuan daripada orang yang tuli. Kita masih menjumpai orang buta yang menghafal Al-qur’an. Mereka yang tuli hampir selalu dipenuhi dengan

bisu. Selain itu, media auditif bisa menerima pesan dakwah tanpa memperhatikan arah asalnya. Kita bisa mendengarnya sambil melakukan aktivitas, meski suaranya dari belakang kita. Kata al-sam’ yang

didahulukan penyebutannya sebelum al-abshar bisa juga diartikan bahwa

indra pendengaran merupakan indra pertama yang bekerja sebelum indra penglihatan ketika manusia dilahirkan. Karena bayi masih memejamkan matanya, maka dakwah pertama kali bagi sang bayi adalah dakwah auditif yaitu mengumandangkan azan di telinga kanan daniqamahdi telinga kiri.

b. Media visual (al-abshar)

Media visual adalah sarana yang ditangkap oleh mata mausa. Media jenis ini sangat banyak-bahkan lebih banyak lagi dengan kecanggihan teknologi komunikasi. Hampir semua media dakwah

43Moh. Ali Aziz,

didominasi oleh media ini, yakni melibatkan penglihatan manusia. Kepuasan rasa ingin tahu manusia juga sering dipenuhi dengan indra mata.

Yang termasuk media visual adalah: 1) Pers

Dalam arti sempit pers adalah media massa cetak seperti surat kabar, majalah, tabloid, dan sebagainya. Sedangkan dalam arti luas meliputi media massa elektronik yaitu televisi dan radio. Media ini amat besar pengaruhnya jika bisa dimanfaatkan sebagai media dakwah. Ia termasuk dari beberapa media massa pembentuk opini

masyarakat. Media ini hampir bisa disebut sebagai “makanan pokok” masyarakat yang mendambakan informasi dan selalu dapat

mengikuti perkembangan dunia. Dakwah melalui media ini dapat berbentuk berita-berita keIslaman, penulisan artikel-artikel, konsultasi keagamaan, dan sebagainya.

2) Majalah

Majalah juga memiliki kekuatan pengaruh sebagaimana surat kabar. Saat ini telah banyak majalah yang secara khusus menyatakan sabagai majalah dakwah Islam. Penulis keagamaan juga bisa memanfaatkan majalah non-dakwah untuk mempublikasikan tulisannya asalkan disesuaikan dengan spesifikasi majalah yang bersangkutan.

3) Surat

Surat ialah setiap tulisan yang berisi pernyataan dari penulisannya dan dibuat dengan tujuan penyampaian informasi kepada pihak lain. surat mempuyai fungsi sebagai wakil dari pengirim surat; sebagai bahan pembukti; sebagai pedoman untuk mengambil tindakan lebih lajut dari suatu masalah; sebagai alat ukur kegiatan instansi; dan sebagai sarana untuk memperpendek jarak. Saat ini telah ada surat elekronik atau yang dikenal sebagai e-mail, yaitu sarana kirim

mengirim surat melalui jalur internet. 4) Poster atau plakat

Poster atau plakat adalah karya seni atau desain grafis yang memuat komposisi gambar dan huruf di atas kertas berukuran besar. Pengaplikasiannya dengan ditempel di dinding atau permuakaan datar lainnya dengan sifat mencari perhatian mata sekuat mungkin. Karena itu, poster biasanya dibuat dengan warna-warna kontras da kuat. Poster bisa menjadi sarana iklan, pendidikan, propaganda, dan dekorasi. Dakwah dengan poster berarti dakwah dengan ketertarikan dan ingatan. Melihat poster bukan suatu tujuan, melainkan perkerjaan ‘sambil lalu’. Pesan dakwah tidak akan dibaca bila

padangan mitra dakwah tidak tertuju padanya. Ketika pandangan mulai mengarah, ia membaca pesan dakwah, tetapi ia mengabaikannya, mungkin juga melupakannya. Ini berbeda jika

pesan ditulis dengan kata singkat dan mengena atau dengan kata lain, dakwah dengan bahasa iklan.

5) Buku

Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisis tulisan atau gambar. Setiap sisi dari sebuah lebaran kertas pada buku disebut sebuah halaman. Pecinta buku biasanya dijuluki sebagai seorang bibliofil atau kutu buku. Beberapa contoh buku yang dimaksud disini adalah: novel, majalah, kamus, komik, ensiklopedia, buku cerita, dll. Seiring dengan perkembangan dalam bidang dunia informatika, kini dikenal pula istilah e-book atau buku elektronik

yang megandalkan komputer dan internet.

Dakwah dengan buku adalah investasi masa depan. Boleh jadi penulisnya telah wafat, tetapi ilmunya terus dibaca lintas generasi dan memberikan pahala yang mengalir. Semua pendakwah saat ini tidak akan bisa mengetahui apalagi mengutip ucapan Rasulullah SAW. jika tidak ada pendakwah melalui buku pada masa sebelumnya. Dengan motivasi ini, pendakwah akan meluangkan waktu menulis buku. Dengan menulis buku, pendakwah otomatis membaca buku. Dakwah dengan buku tidak memberikan risiko ancaman yang besar. Jika ada pihak yang tidak setuju dengan sebuah buku, ia harus membantahnya dengan buku juga. Kritik terhadap karya tulis seyogyanya dilakukan dengan karya tulis pula. Demikian

tradisi intelektual muslim zaman dulu, bukku ditanggapi dengan buku, lisan dikritik dengan lisan.

6) Internet

Internet berasal dari kepanjangan International Connection Networking yaitu suatu sistem jaringan komunikasi yang terhubung

diseluruh dunia. Seharusnya dengan media ini dakwah memainkan perannya dalam menyampaikan informasi tentang Islam ke seluruh penjuru tanpa mengenal waktu dan tempat. Selain bermanfaat untuk dakwah, internet juga menyediakan informasi dan daya yang kesemuaya memudahkan umat untuk berkarya. Oleh karena itu suatu ironi jika di kalangan ulama masih terdapat fatwa yang mengharamkan internet untuk lembaga pendidikan atau lembaga dakwah karena media ini di pandang berisi informasi penuh kebohongan dan gambar-gambar porno yang merusak akhlak.

7) SMS (Short Message Service)

SMS atau layanan pesan singkat adalah sebuah layanan yang dilaksanakan dengan sebuah telepon genggam untuk mengirim atau menerima pesan-pesan pendek. Akhir-akhir ini dakwah dengan SMS semakin marak. Ada pesan harian, Al-Qur’an seluler, doa-doa, solusi

agama, dan sebagainya. 8) Brosur

Brosur, pamphlet atau buklet adalah terbitan tidak berkala yang dapat terdiri dari satu hingga sejumlah kecil halaman, tidak

terkait dengan terbitan lain, dan selesai dalam sekali terbit. Menurut definisi UNESCO, brosur adalah terbitan tidak berkala yang tidak dijilid keras, lengkap (dalam satu kali terbitan), memiliki paling sedikit 5 halaman tetapi tidak lebih dari 48 halaman, diluar perhitungan sampul. Bila terdiri dari satu halaman, brosur atau pamflet umumnya dicetak pada kedua sisi, dan dilipat dengan pola lipatan tertentu hingga membentuk sejumlah panel yang terpisah. Pamflet yang hanya terdiri dari satu lebar atau halaman sering disebut selebaran.

Di mesjid-mesjid besar, brosur dakwah sering dibagikan di pintu-pintu mesjid untuk dibaca di dalam mesjid atau dibaca di rumah jika diberikan ketika jamaah keluar mesjid. Keunggulan sebuah brosur sebagai media dakwah adalah pengulasan sebuah topik secara singkat. Media ini efektif dalam menggiring massa unruk tujuan tertentu.

c. Media audio visual

Media audio visual merupakan gabungan media auditif dan media visual. Kekurangan dalam media auditif maupun media visual dapat ditutup oleh media audio visual. Yang termasuk dalam karegori media audio visual adalah televise, film, sinema elektronik dan CD

Dokumen terkait