• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

B. Landasan Teori

1. Media Pembelajaran

B. Landasan Teori

Paparan subbab ini adalah tentang teori-teori media pembelajaran, Word Square Bergambar, kosakata bahasa Indonesia, pembelajar BIPA, beginner level.

1. Media Pembelajaran

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Proses pembelajaran era sekarang dan era dulu sangat jauh berbeda terutama dalam hal sumber belajar. Sumber belajar era dulu masih berpusat pada guru sedangkan sumber belajar era sekarang mencakup berbagai aspek. Edgar Dale (1969 dalam Dewi, 2012) berpendapat bahwa sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi belajar seseorang.

Keberhasilan proses pembelajaran juga dipengaruhi oleh media yang menarik dan efektif oleh karena itu pendidik dalam memilih media harus selektif. Marshall McLuhan dalam Hamalik (2005: 201) berpendapat bahwa media adalah suatu ekstensi manusia yang memungkinkannya mempengaruhi orang lain yang tidak mengadakan kontak langsung dengan dia. Association Educational Communication and Technology (AECT) (1977) dalam Arsyad (2011: 3), memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.

Heinich, dan kawan-kawan dalam bukunya Intructional Media and Technologies for Learning (1996: 8) mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi, televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran.

Pernyataan di atas menunjukkan gaya belajar era dulu sudah tidak relevan lagi digunakan sebagai gaya belajar di era sekarang. Hamidjojo dalam Latuheru (1993) memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukkan itu sampai kepada penerima yang dituju.

a. Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Kustandi (2011:9), media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna. Gagne dan Briggs (1975 dalam Arsyad, 2014: 4) secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran, meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari buku, tape

16

recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat bantu dalam proses pembelajaran seperti buku, tape recorder, kaset video, film, slide, foto, gambar, televisi, dan komputer untuk menyampaikan materi dari pendidik kepada peserta didik. Penyampaian bahan ajar melalui alat-alat bantu tersebut disebut media pembelajaran.

b. Manfaat Media Pembelajaran

Levie & Lentz (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu:

1) Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.

2) Fungsi afektif media visual dapat dilihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar.

3) Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

4) Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk

memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.

c. Media Pembelajaran Berfungsi untuk Pembelajaran Bahasa Asing Erdmenger (1997: 8) menyatakan bahwa fungsi media untuk pengajaran bahasa asing antara lain:

1) Motivasi, yaitu memberikan motivasi untuk keikutsertaan dan kerjasama pada pelajaran dan untuk belajar.

2) Perantara pengetahuan, sebagai perantara informasi dan untuk pengetahuan atau prosedural pengetahuan.

3) Petunjuk kerja, misalnya pada latihan dan pemecahan tugas.

4) Rangsangan untuk berbicara, dimana untuk membicarakan fakta, pikiran dan perasaan.

5) Pengawasan dan identifikasi hasil pengajaran.

Pernyataan Erdmenger (1997: 8) ini mengindikasikan bahwa media pembelajaran harus mampu memotivasi siswa serta menciptakan pembelajaran yang lebih baik daripada tanpa menggunakan media pembelajaran. Media pembelajaran juga dapat menarik perhatian peserta didik. Maka dari itu, media pembelajaran menjadi tanda bahwa gaya belajar di kelas seiring berjalannya waktu berubah ke arah yang lebih baik.

18

d. Klasifikasi Media Pembelajaran

Klasifikasi media pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran pada pembelajar BIPA tingkat beginner adalah hirarki media menurut Duncan dan taksonomi Briggs. Hirarki media menurut Duncan (dalam Sadiman 2008: 20) menjelaskan bahwa semakin rumit jenis perangkat media yang dipakai, semakin mahal biaya investasinya, semakin susah pengadaannya, tetapi juga semakin umum penggunaannya, dan semakin luas lingkup sasarannya. Sebaliknya, semakin sederhana perangkat media yang digunakan biayanya akan lebih murah, pengadaannya lebih mudah, sifat penggunaannya lebih khusus, dan lingkup sasarannya lebih terbatas.

Taksonomi Briggs mengarah pada karakteristik menurut stimulus atau rangsangan yang dapat ditimbulkan dari media sendiri, yaitu kesesuaian rangsangan tersebut dengan karakteristik siswa, tugas pembelajaran, bahan, dan transmisinya (Sadiman, 2008: 23). Briggs mengidentifikasi 13 macam media yang dipergunakan dalam proses belajar mengajar, yaitu objek, model, suara langsung, rekaman audio, media cetak, pembelajaran terprogram, papan tulis, media transparansi, film rangkai, film bingkai, film, televisi, dan gambar (Sadiman, 2008: 23).

Jika hirarki Duncan dikaitkan dengan media pembelajaran Word Square Bergambar, media tersebut masuk pada media yang sifat penggunaannya lebih khusus dan lingkup sasarannya lebih terbatas,

yakni pada pemelajar BIPA tingkat beginner. Media ini juga bisa dikaitkan dengan taksonomi Briggs karena media tersebut masuk pada karakteristik model, media cetak, dan gambar.

Berdasarkan taksonomi Briggs, media Word Square Bergambar termasuk media yang memiliki beberapa karakteristik. Pertama, Word Square Bergambar merupakan benda nyata. Benda nyata berupa gambar memiliki kesesuaian dengan pembelajar BIPA yang masih terbatas dalam perbendaharaan kata. Kedua, Word Square Bergambar termasuk model permainan yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran.

Ketiga, Word Square Bergambar merupakan gambar. Sadiman (2008: 29-31) menjabarkan beberapa kelebihan media gambar sebagai berikut.

1) Sifatnya konkret; Gambar/foto lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata.

2) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.

3) Media gambar/foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Selain kelebihan-kelebihan tersebut, gambar/foto mempunyai beberapa kelemahan, yaitu:

1) Gambar/foto hanya menekankan persepsi indera mata.

2) Gambar/foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran.

Dokumen terkait