• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Media Pembelajaran

LANDASAN TEORI

Dalam bab II ini akan membahas mengenai (1) kajian pustaka, (2) kajian penelitian yang relevan, (4) kerangka berfikir, dan (5) pertanyaan-pertanyaan penelitian.

A. Media Pembelajaran 1. Pengertian Media

Menurut Sadiman (2010 : 6) kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari katamedium yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Bringgs (dalam Sadiman 2010 : 6) menyatakan bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Contohnya seperti buku, film, kaset, dan film bingkai. Rumumpuk (dalam Sumantri, 2001 : 153) mendefinisikan media sebagai setiap alat, baik

hardware maupun softwareyang diperlukan sebagai media komunikasi dan yang tujuannya meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar sehingga memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran tersebut.

Pendapat lain dikemukakan oleh Gagne (dalam Sadiman, 2010: 6) media adalah berbagai komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Berdasarkan berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan suatu alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima untuk merangsang pikiran, perasaan, dan minat dengan sedemikian rupa sehingga tercapai tujuan dalam proses pembelajaran.

2. Landasan Teoritis Penggunaan Media

Menurut Bruner (dalam Azhar, 2011: 7) ada tiga tingkatan utama modus belajar, yaitu: (a) pengalaman langsung (enactive), (b) pengalaman pictorial/gambar (iconic), dan (c) pengalaman abstrak (symbolic).

a. Pengalaman langsung (enactive) adalah tahap mengerjakan, yaitu dengan menggunakan benda nyata secara langsung. Sebagai contoh, kata “simpul”

mempunyai makna bahwa siswa akan secara langsung menggunakan tali untuk membuat tali simpul.

b. Pengalaman pictorial/gambar (iconic) merupakan tahap pengilustrasian benda

dengan menggunakan gambar, video, foto, atau lukisan. Kata “simpul” dapat

disajikan dalam bentuk gambar, video, foto, atau lukisan sehingga siswa dapat belajar mempelajari dan memahami tali simpul melalui gambar, video, foto, atau lukisan tersebut.

c. Pengalaman abstrak merupakan tahap pencocokan mengenai apa yang dilihat atau didengar oleh siswa dengan gambar atau melalui pengalaman langsung.

Apabila siswa mendengar kata “simpul” maka secara abstrak ia akan memiliki gambaran mengenai tali simpul dengan menghubungkan pengalaman langsung dan gambar ilustrasi.

Menurut Dale (dalam Azhar 2011: 10) landasan teori mengenai penggunaan media dalam proses belajar didasarkan pada tingkat keabstrakan dan jumlah jenis indera yang digunakan selama penerimaan proses belajar atau pesan. Pengalaman langsung memberikan kesan paling utuh dan bermakna mengenai informasi atau pengetahuan karena melibatkan indera penglihatan, pendengaran, perasaan,

penciuman dan peraba (Azhar, 2011: 10). Adapun gambar kerucut pengalaman Dale adalah sebagai berikut :

Gambar: 2.1. Kerucut Pengalaman Edgar Dale.

Kerucut pengalaman Dale diatas merupakan elaborasi yang dirinci dari konsep tiga tingkatan yang dikemukakan oleh Bruner. Hasil belajar diperoleh mulai dari pengalaman langsung, benda tiruan, sampai kepada lambang verbal. Semakin tinggi puncak kerucut maka media juga semakin abstrak.

3. Ciri-ciri Media

Gerlach dan Ely (dalam Azhar, 2011: 12) mengungkapkan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu untuk melakukannya. a. Ciri Fiksatif

Ciri fiksatif menggambarkan kemampuan media untuk merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Ciri fiksatif sangat perlu bagi guru karena memudahkan guru untuk menampilankan kembali kejadian atau peristiwa sebagai keperluan pembelajaran.

b. Ciri Manipulatif

Ciri manipulatif merupakan rekayasa suatu kejadian yang memiliki durasi waktu yang lama menjadi peristiwa yang digambarkan menjadi sebentar sehingga memungkinkan untuk ditampilkan kepada siswa dalam pembelajaran.

c. Ciri Distributif

Ciri distributif merupakan pendistribusian suatu kejadian atau peristiwa pada suatu ruang sehingga dapat digunakan dalam waktu dan tempat yang berbeda secara bersamaan.

Pengembangan media konvensional pembelajaran tematik berbasis multiple intelligenceditekan pada ketiga ciri di atas. Ciri fiksatif tampak pada penggunaan media yang menampilkan kembali suatu kejadian dan ciri manipulatif tampak pada penggunaan gambar-gambar yang mencerminkan berbagai jenis pekerjaan dan kegiatannya. Sedangkan ciri distributif tampak pada penggunaan media yang dapat digunakan dalam waktu dan tempat yang berbeda.

4. Jenis-jenis Media

Menurut Sadiman (2010 : 29) media pembelajaran dikelompokkan menjadi media visual, media audio, dan media proyeksi diam. Peneliti dalam penelitian ini membatasi pengembangan pada media pembelajaran visual. Media pembelajaran visual adalah media pembelajaran yang menyalurkan pesan lewat indera pandang/penglihatan (Sukiman, 2012). Media yang akan dalam penelitian ini meliputi patung profesi, papan flanel,flaschcard, aneka bangun datar dan monopoli profesi.

5. Fungsi Media

Levie dan Lentz (dalam Azhar, 2011: 17) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu:

a) Fungsi Atensi

Fungsi atensi media merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi pada materi pembelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pembelajaran.

b) Fungsi Afektif

Fungsi afektif dapat digunakan untuk membangkitkan emosi dan sikap siswa yang timbul melalui penggunaan media pembelajaran terhadap materi pembelajaran.

c) Fungsi Kognitif

Fungsi kognitif dapat digunakan untuk memudahkan penerimaan pesan atau materi pembelajaran kepada siswa sehingga memperlancar pencapaian tujuan pembelajaran.

d) Fungsi Kompensatoris

Fungsi kompensatoris adalah untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat dalam menerima dan memahami materi pembelajaran yang disajikan secara verbal. 6. Prinsip Pemilihan Media

Pemutusan penggunaan suatu media tertentu dalam proses belajar mengajar hendaknya perlu mempertimbangkan prinsip-prinsip dan faktor-faktor yang dalam pemelihan suatu media. Menurut Sumantri (2001: 156) prinsip-prinsip pemilihan media tersebut, yaitu :

a) Memilih media harus berdasarkan tujuan pembelajaran dan bahan pembelajaran yang akan disampaikan;

b) Memilih media harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa;

c) Memilih media harus disesuaikan dengan kemampuan guru, baik dalam pengadaan maupun penggunaannya;

d) Memilih media harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi atau pada waktu, tempat, dan situasi yang tepat;

e) Memilih media harus mamahami karakteristik dari media itu sendiri 7. Faktor Pemilihan Media

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan media menurut Sumantri (2001: 156) adalah:

a) Objektivitas, artinya pemilihan media hendaknya memperhatikan kegunaan dan relevansinya dengan materi pelajaran dan karakter siswa;

b) Program pembelajaran, artinya pemilihan media harus disesuaikan dengan program pembelajaran yang akan dilakukan karena tidak semua media dapat digunakan untuk semua program pembelajaran;

c) Situasi dan kondisi, artinya pemilihan media harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi dalam kegiatan belajar mengajar seperti metode pembelajaran, materi pembelajaran serta lingkungan sekolah dan kelas;

d) Kualitas teknik, yaitu kesiapan operasional media sebelum digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

e) Keefektifan dan efisiensi penggunaan, artinya penggunaan media bukan semata-mata untuk melaksanakan salah satu komponen pembelajaran, melainkan media yang benar-benar berguna untuk membantu siswa menguasai materi pelajaran.

8. Manfaat Media

Menurut Sudjana dan Rivai (dalam Azhar, 2011: 24) mengemukakan manfaat media dalam proses belajar siswa, yaitu:

a) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar;

b) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran; c) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-semata menggunakan

komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata guru sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga;

d) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan penjelasan guru tetapi juga melakukan aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

Dokumen terkait