• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

B. Model Pembelajaran Terpadu

4. Pembelajaran Tematik ( Webbed)

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan

pengalaman bermakna kepada siswa (Depdiknas, 2006: 4). Sedangkan menurut Trianto (2007: 45) pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu. Disimpulkan bahwa pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran.

Contoh atau ilustrasi model pembelajaran tematik seperti yang ditunjukkan dengan gambar sebagai berikut:

Gambar : 2.2. Jaringan TemaWebbed

b. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Sebagai sebuah model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik memiliki karakterik-karakteristik. Menurut Depdiknas (2006: 6) karakteristik-karakteristik tersebut antara lain:

1) Berpusat pada siswa

Pembelajaran tematik berpusat pada siswa sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subyek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.

2) Memberikan pengalaman langsung

Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Pengalaman langsung menghadapkan siswa pada sesuatu yang nyata sebagai dasar untum memahami hal-hal yang lebih abstrak.

3) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Pemisahan antar mata pelajaran dalam pembelajaran tematik tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat dengan kehidupan siswa.

4) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran sehingga siswa mampu memahami konsep-konsep secara utuh. Penyajian konsep yang seperti ini dapat membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

5) Bersifat fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat fleksibel dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan pelajaran yang lain, bahkan mengaitkannya dengan lingkungan yang dekat dengan siswa.

6) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa

Siswa diberikan kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

c. Landasan Pembelajaran Tematik

Menurut Depdiknas (2006: 5) landasan pembelajaran tematik mencakup 3 hal yaitu, landasan filosofis, psikologis, dan yuridis. Landasan filosofis dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu: (1) progesivisme, (2) konstruktivisme, dan (3) humanisme. Aliran progresivisme memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreativitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah, dan memperhatikan pengalaman siswa. Aliran konstruktivisme melihat pengalaman langsung siswa sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi atau pembentukan manusia. Manusia membangun pengetahuannya melalui interaksi dalam objek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat ditransfer dari seorang guru kepada siswa melainkan interpretasi masing-masing siswa itu sendiri. Aliran humanisme melihat siswa dari segi keunikan, potensi, dan motivasi yang dimilikinya.

Landasan psikologis dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan psikologi perkembangan siswa dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama untuk menentukan materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana materi pembelajaran tematik disampaikan kepada siswa dan bagaiamana pula siswa harus mempelajarainya (Depdiknas, 2006).

Landasan yuridis dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik

di Sekolah Dasar. Landasan yuridis tersebut adalah UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya (pasal 9). UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap siswa pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai bakat, minat, dan kemampuannya (Bab V pasal 1-b) (Depdiknas, 2006).

d. Manfaat Pembelajaran Tematik

Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan tema ini, akan diperoleh beberapa manfaat, yaitu: (1) penggabungan beberapa kompetensi dasar, indikator, dan materi pelajaran akan menghemat waktu karena tidak akan terjadi tumpang tindih materi atau bahkan dapat dikurangi atau dihiangkan, (2) siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab materi pelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir, (3) pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa memperoleh pengertian mengenai proses dan materi tidak terpecah-pecah, dan (4) dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat (Depdiknas, 2006: 6).

e. Kekuatan Model Pembelajaran Tematik

Model pembelajaran tematik memiliki beberapa kekuatan seperti yang dikemukakan oleh Trianto (2009: 88) sebagai berikut ini: (1) banyak waktu yang tersedia atau dapat dilanjutkan sepanjang hari karena mencakup berbagai mata pelajaran sehingga materi tidak dibatasi oleh jam pelajaran; (2) hubungan

mata pelajaran dan topik diajarkan secara logis dan alami; (3) mengajarkan siswa untuk belajar berbagai aspek kehidupan; (4) guru dapat membantu siswa melihat masalah, situasi, atau topik dari berbagai sudut pandang; (5) memfokuskan proses belajar dibanding hasil belajar; (6) berpusat pada siswa; dan (7) membantu siswa membangun hubungan antara konsep dan ide sehingga meningkatkan pemahaman. Beberapa kekuatan diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran tematik mengembangkan keterampilan proses seorang siswa dalam pembelajaran.

f. Kelemahan Model Pembelajaran Tematik

Kelemahan model pembelajaran tematik dapat dilihat dari enam aspek menurut Trianto (2009: 90) adalah sebagai berikut:

1) Aspek pendidik

Guru dalam melaksanakan pembelajaran tematik harus memiliki wawasan yang luas dan memiliki berbagai informasi dari berbagai pengetahuan. Apabila hal tersebut tidak dimiliki oleh seorang guru, maka pembelajaran akan sulit terwujud.

2) Aspek peserta didik

Pembelajaran akan sulit terwujud apabila siswa harus memiliki kemampuan akademik dan kratifitas yang baik agar mampu menganalisis, menemukan, dan menghubungkan konsep.

3) Aspek sarana dan sumber pembelajaran

Tidak adanya sarana yang bervareatif dan tidak adanya akses internet dapat menghambat pembelajaran tematik.

4) Aspek kurikulum

Guru perlu diberi kewenangan untuk mengembangkan materi, metode, dan penilaian keberhasilan pembelajaran peserta didik

5) Aspek penilaian

Menuntut guru untuk menyediakan teknik dan prosedur panilaian dan pengukuran yang komprehensif.

6) Aspek suasana pembelajaran

Pengajaran sebuah tema cenderung menekankan atau mengutamakan gabungan materi sesuai dengan selera, pemahaman, dan latar belakang pendidikan guru.

Dokumen terkait