• Tidak ada hasil yang ditemukan

Melibatkan Masyarakat dalam Perencanaan dan Implementasi Program

Dalam dokumen 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN (Halaman 103-106)

4.5. Analisis dan Interpretasi Data

4.5.1. Analisis Strategi Community Relations PHE WMO dalam Melaksanakan Program CSR Si Komo Pasir – Taman Pendidikan

4.5.1.5. Melibatkan Masyarakat dalam Perencanaan dan Implementasi Program

PHE WMO dalam melaksanakan program CSR Si Komo Pasir – Taman Pendidikan Mangrove melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan dan implementasinya. Dalam arti, masyarakat berpartisipasi. Menurut Ilona Situmeang (2016, p.57), partisipasi merupakan keterlibatan masyarakat secara aktif dalam setiap tahap pembangunan mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan. Masyarakat tidak lagi menjadi obyek pembangunan tetapi menjadi subyek aspirasi, menentukan pilihan, memanfaatkan peluang, dan menyelesaikan masalahnya. Melalui pendekatan partisipatif ini masyarakat dapat memiliki pengaruh dan kontrol terhadap berbagai inisiatif pembangunan dan pemanfaatan sumber daya yang akan mempengaruhi kehidupannya maupun lingkungannya. Partisipasi sepadan dengan arti peran serta, ikut serta, keterlibatan atau proses belajar bersama saling memahami menganalisis, merencanakan, dan melakukan tindakan oleh sejumlah anggota masyarakat.

Dalam perencanaan program CSR ini PHE WMO bersama masyarakat melakukan focus group discussion. Comdev bersama MCT melibatkan masyarakat untuk menyusun perencanaan program dan action plan, mulai dari 5 tahun pertama dan kedua, rencana tahunan, dan membuat kelompok. Kelompok tersebut saat ini dinamakan Kelompok Tani Mangrove Cemara Sejahtera. Kelompok tersebut yang kemudian akan melakukan pembibitan mangrove dan mengembangkan kawasan konservasi Mangrove di labuhan. Menurut Situmeang (2016, p.58), partisipasi masyarakat merupakan proses yang melibatkan masyarakat umum dalam pengambilan keputusan, perumusan, pelaksanaan, dan pengawasan kebijakan

dalam penyelenggaraan pemerintah, pembinaan masyarakat dan pembangunan. Masyarakat harus memiliki kesempatan ikut berpartisipasi dalam segala kegiatan yang ada, mulai pemeriksaan awal masalah, daftar pemecahan yang mungkin diambil, pemilihan satu kemungkinan tindakan, mengorganisasi pelaksanaan, evaluasi dalam tahap pelaksanaan, hingga memperdebatkan mutu dari mobilisasi atau organisasi lebih lanjut. Hal tersebut sesuai yang dikemukakan oleh Ulika Trijoga Putrawardana melalui pernyataan berikut :

“Okelah kita rencanakan program awal, saya ngomong ke mbah mansyur, jadi gini aja mbah, kita bikin pelatihannya aja, sama apa namanya forum group discussion, untuk menyusun action plan. Mulai dari rencana 5 tahun pertama 5 tahun kedua, rencana tahunannya seperti apa, membuat kelompok, dan sebagainya kita lakukan itu di MCT Tuban.” (Wawancara dengan Ulika Trijoga Putrawardana, Head of HR Ops & Community Development East Java Area, 3 Mei 2017)

Disampaikan juga oleh Amarullah melalui pernyataan berikut :

“Iya dilibatkan dalam perencanaan.. Iya dari awal kan kita identifikasi masalah dulu kan.. ya memang tidak semua masyarakat ya hanya kelompok tadi yg sekarang kelompok Tani Mangrove Cemara Sejahtera.” (Wawancara dengan Amarullah, Supervisor of Community Development, 3 Mei 2017)

Diperkuat oleh Hardian sebagai berikut :

“Perencanaan.. setelah kita tahu apa yang perlu diperbaiki apa yang perlu dibenahi didalam masyarakat itu.. ya kita diskusikan kepada masyarakat itu bisa secara face to face, bisa diskusi kecil, bisa melalui musrembang (musyawarah rembuk desa).. Untuk apa namanya sepakat bahwa ini lo masalahnya ini lo yang perlu dilengkapi.. kemudian penyusunan program nya seperti apa.. itu dalam satu kerangka focus group discussion.” (Wawancara dengan Hardian, Community Development Officer, 3 Mei 2017)

Peneliti menyimpulkan pada perencanaan program CSR Si Komo Pasir – Taman Pendidikan Mangrove masyarakat dilibatkan secara penuh. Dalam hal ini, PHE WMO mengajak masyarakat ikut melakukan focus group discussion dan musyawarah rembuk desa sehingga masyarakat terbentuk pola pikirnya dan mengetahui apa yang harus dilakukan dalam pelaksanaan program CSR ini. Sama halnya dikatakan oleh Ley (dalam Iriantara, 2013, p.113), yaitu dalam membangun komunikasi dan menjalin hubungan dengan komunitas cara terbaiknya adalah dengan melibatkan anggota-anggota komunitas masyarakat tersebut.

Setelah berhasil masuk kemasyarakat dan menyusun sebuah perencanaan, tibalah mengimplementasikan apa yang telah direncanakan. Sesuai dengan hasil diskusi dengan masyarakat bahwa akan di bangun sebuah kawasan konservasi mangrove yang dinamakan dengan Taman Pendidikan Mangrove, maka berjalanlah implementasi tersebut sesuai dengan roadmap yang ada. Roadmap berisi serangkaian program utama dalam melaksanakan program CSR.

PHE WMO dalam mengimplementasikan serangkaian program yang tersusun di roadmap juga melibatkan elemen masyarakat. Salah satu contohnya, pada tahun 2013 dalam membangun saung mangrove PHE WMO melibatkan kepala desa dan kelompok Tani Mangrove Cemara Sejahtera secara penuh untuk membangun saung tersebut, mulai dari desain bangunan dan pembelian material bangunan. Hal ini dikemukakan oleh Amarullah dalam wawancara dengan peneliti sebagai berikut :

“Misalnya pada saat pembangunan saung mangrove yang pertama. Itu yang mengerjakan adalah pak klebun (kepala desa).. dengan warga situ yang mengerjakan.. memang semua pekerjaan yang ada disitu harus melalui pak klebun, karena memang dimadura di bangkalan itu kepala desa itu memiliki peranan penting & tertinggi, dimana jalan atau tidaknya program pembangunan disana.” (Wawancara dengan Amarullah, Supervisor of Community Development, 3 Mei 2017)

Disampaikan juga oleh Muhammad Sahril (Salah satu masyarakat Labuhan) : “Nah kalau saung dan semua fasilitas TPM itu yang bangun itu dari kelompok kita sendiri. Asli penduduk labuhan dan diserap sebagai

anggota kelompok kami itu. iya jadi semua orang-orang kita semua. Malah heran kalau dari Jakarta itu.. Kok bisa katanya.. Orang-orang kita itu mantan tki semua itu dari malaysia itu.. Jadi di malaysia itu yang tukang bangunan ya ada terus kayak saya tukang bungkus acik atau paet..ya memang kerjaan saya itu di malaysia itu.. di pabrik-pabrik apa itu dulu mas.” (Wawancara dengan Muhammad Sahril, Anggota Masyarakat Labuhan, 15 Mei 2017)

Berdasarkan pernyataan Muhammad Sahril tersebut, masyarakat labuhan ikut terlibat dalam pembangunan saung mangrove. Masyarakat membangun sendiri infrastruktur Taman Pendidikan Mangrove sehingga dapat dikatakan PHE WMO telah melibatkan masyarakat dalam implementasi program CSR Si Komo Pasir – Taman Pendidikan Mangrove. Menurut Ohama (dalam Situmeang, p.65), masyarakat tidak lagi ditempatkan sebagai obyek, tetapi ikut terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan hingga pertanggungjawabannya. Hal tersebut didasari oleh betapa pentingnya kapasitas masyarakat untuk meningkatkan kemandirian dan kemampuan internalnya atas segala sumberdaya yang dimilikinya. Ohama menambahkan bahwa pendekatan partisipatif ini merupakan salah satu strategi dalam pengembangan masyarakat. Pendekatan partisipatif diyakini sangat efektif dalam memberdayakan masyarakat menuju kemandirian dan pembangunan berkelanjutan.

Dalam dokumen 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN (Halaman 103-106)