• Tidak ada hasil yang ditemukan

Melisankan Gurindam

Dalam dokumen sma12bhsind BahasaIndonesiaProgBhs Nurita (Halaman 82-86)

Sering Pingsan

B. Melisankan Gurindam

Setelah mempelajari materi pembelajaran ini kalian diharapkan mampu:

1. menikmati keindahan Gurindam XII,

2. melisankan Gurindam XII dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang sesuai,

3. menjelaskan diksi Gurindam XII, 4. menyimpulkan isi gurindam,

5. menjelaskan kekhasan bentuk gurindam.

Pada saat melaksanakan kegiatan melisankan suatu karya sastra, kalian harus memerhatikan lafal, intonasi, dan ekspresi yang sesuai dengan isi karya tersebut. Aktivitas melisankan teks sastra termasuk membaca estetis, namun bisa pula disikapi sebagai aktivitas bicara, tergantung bagaimana membawakan atau menyampaikannya. Jika kegiatan membaca disikapi sebagai kegiatan estetis, maka teks gurindam itu biasanya dihafalkan, dideklamasikan.

Mendeklamasikan gurindam termasuk kegiatan yang tidak terlampau sulit, mengingat gurindam adalah puisi lama yang terikat dengan pola dan irama tertentu. Satu baitnya terdiri atas dua baris berupa kalimat sebab akibat dengan rumus sajak a-a, berisi nasihat-nasihat berharga tentang iman dan akhlak. Gurindam XII ditulis oleh Raja Ali Haji, seorang sastrawan, pujangga, budayawan, sekaligus ulama.

Selain terampil melisankan atau mendeklamasikan gurindam, kalian hendaknya terampil pula menjelaskan diksi atau pilihan kata yang terdapat dalam gurindam. Kalian juga diharapkan bisa menyimpulkan isi gurindam tersebut serta menjelaskan jati diri gurindam sebagai salah satu karya sastra yang khas pada masa silam.

1. Melisankan Gurindam XII dengan Lafal, Intonasi, dan Ekspresi yang Sesuai

Perhatikan dengan saksama petikan Gurindam XII karya Raja Ali Haji di bawah ini. Pahamilah benar-benar isi yang terkandung dalam karya sastra tersebut. Berawal dari pemahaman isi gurindam, deklamasikanlah petikan Gurindam XII dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang sesuai dengan isi gurindam.

Gurindam Dua Belas Pasal 1

barang siapa mengenal Allah

suruh dan tegaknya tiada ia menyalah barang siapa mengenal akhirat

tahulah ia dunia mudharat Pasal 2

barang siapa meninggalkan sembahyang seperti rumah tiada bertiang

barang siapa meninggalkan zakat tiadalah hartanya beroleh berkat Pasal 3

apabila terpelihara lidah

niscaya dapat daripadanya faedah apabila perut terlalu penuh

keluarlah fi’il yang tiada senonoh Pasal 4

hati itu kerajaan di dalam tubuh

jikalau zalim segala anggota pun rubuh pekerjaan marah jangan dibela

nanti hilang akal di kepala Pasal 5

jika hendak mengenal orang yang berilmu bertanya dan belajar tiadalah jemu

jika hendak mengenal orang yang berakal di dalam dunia mengambil bekal

Sumber:www.geocities.com

Mengapresiasi Nilai-nilai Kehidupan 73 Pasal 6

cahari olehmu akan sahabat yang boleh dijadikan obat cahari olehmu akan guru yang boleh tahukan tiap seteru Pasal 7

apabila banyak berkata-kata di situlah jalan masuk dusta apabila anak tidak dilatih jika besar bapanya letih Pasal 8

kepada dirinya ia aniaya

orang itu jangan engkau percaya keaiban orang jangan dibuka keaiban diri hendaklah sangka Pasal 9

perkumpulan laki-laki dengan perempuan di situlah syaitan punya jamuan

jika orang muda kuat berguru dengan syaitan jadi berseteru Pasal 10

dengan bapa jangan durhaka supaya Allah tidak murka dengan ibu hendaklah hormat supaya badan dapat selamat Pasal 11

hendaklah jadi kepala buang perangai yang cela hendaklah memegang amanat buanglah segala khianat Pasal 12

ingatkan dirinya mati itulah asal berbuat bakti akhirat itu terlalu nyata kepada hati yang tidak buta

L atihan 4.4

Kedua belas pasal Gurindam XII tersebut berisi nasihat tentang agama, budi pekerti, pendidikan, moral, dan tingkah laku. Pasal 1 dan 2 memberi nasihat tentang agama (religius). Pasal 3 tentang budi pekerti, yaitu menahan kata-kata yang tidak perlu dan makan seperlunya. Pasal 4 tentang tabiat yang mulia, yang muncul dari hati (nurani) dan akal pikiran (budi). Pasal 5 tentang pentingnya pendidikan dan memperluas pergaulan dengan kaum terpelajar. Pasal 6 tentang pergaulan, yang menyarankan untuk mencari sahabat yang baik, demikian pula guru sejati yang dapat mengajarkan mana yang baik dan buruk. Pasal 7 berisi nasihat agar sejak kecil orang tua membangun akhlak dan budi pekerti anak-anaknya sebaik mungkin, sebab kalau tidak, kelak orang tua yang akan repot sendiri.

Pasal 8 berisi nasihat agar orang tidak percaya pada orang yang culas dan berprasangka buruk terhadap seseorang. Pasal 9 berisi nasihat tentang tata cara pergaulan antara pria wanita dan tentang pendidikan. Hendaknya dalam pergaulan antara pria wanita ada pengendalian diri dan hendaknya setiap orang selalu rajin beribadah agar kuat imannya.

Pasal 10 berisi nasihat keagamaan dan budi pekerti, yaitu kewajiban anak untuk menghormati orang tuanya. Pasal 11 berisi nasihat kepada para pemimpin agar menghindari tindakan yang tercela, berusaha melaksanakan amanat anak buah dalam tugasnya, serta hendaknya jangan berkhianat. Pasal 12 (terakhir) berisi nasihat keagamaan, agar manusia selalu ingat hari kematian dan kehidupan di akhirat.

2. Menjelaskan Diksi Gurindam Sesuai Konteks

Diksi adalah pilihan kata yang digunakan penyair dalam karya sastra. Berhubungan dengan konteks keimanan dan budi pekerti, Raja Ali Haji menuliskan gurindamnya dengan pilihan kata dengan idiom-idiom keagamaan, terutama dalam bahasa Arab. Kata Allah, akhirat, sembahyang, zakat, berkat, faedah, fiil, dan syaitan, tidak asing dalam gurindam tersebut. Di samping itu, Raja Ali Haji juga menggunakan pilihan kata yang sangat serasi, baris pertama dan kedua dalam setiap baitnya selalu diakhiri dengan bunyi yang sama. Kalau dicermati, terlihat bahwa unsur yang sama itu bukan hanya huruf akhirnya, tetapi juga suku katanya.

Berdasarkan petikan bait-bait gurindam di depan, pilihlah salah satu pasal. Jelaskan penggunaan diksi dalam gurindam tersebut serta konteks yang menyertainya!

Mengapresiasi Nilai-nilai Kehidupan 75

L atihan 4.6

L atihan 4.5

3. Menyimpulkan Isi Gurindam

Menyimpulkan isi gurindam berarti merumuskan inti maksud hati penyair dari tiap bait-bait gurindam. Pada umumnya suatu kesimpulan pasti lebih pendek daripada wacana yang disimpulkan, namun tidaklah demikian dalam gurindam. Dua baris dalam satu bait yang saling berhubungan dan menunjukkan hubungan sebab akibat, sesungguhnya sudah merupakan kristalisasi pemikiran penyair. Dengan demikian, kesimpulan sebuah gurindam bisa lebih panjang dari naskah aslinya.

4. Gurindam sebagai Karya Sastra yang Khas pada Masanya

Dibandingkan dengan puisi-puisi lama yang sezaman. Seperti pantun, syair, seloka, dan talibun, gurindam termasuk karya sastra yang khas. Kekhasan itu bisa kalian lihat dari bentuk maupun isinya.

Dari masing-masing bait yang jumlahnya 24 itu (2x12), simpulkanlah isi yang terkandung dalam gurindam tersebut!

Amatilah contoh-contoh gurindam di depan, jelaskan eksistensi gurindam sebagai karya sastra yang khas pada zamannya!

Dalam dokumen sma12bhsind BahasaIndonesiaProgBhs Nurita (Halaman 82-86)