• Tidak ada hasil yang ditemukan

Membaca Cepat Teks Bacaan

Dalam dokumen 35. BAHASA INDONESIA SMA Bahan Sertifikasi (Halaman 29-43)

MEMBACA PEMAHAMAN

E. Uraian Materi

1. Membaca Cepat Teks Bacaan

B. Kompetensi Dasar

Memahami kiat membaca yang meliputi model, metode, dan teknik membaca; dan mampu menerapkan model, metode, dan teknik membaca sewaktu membaca ekstensif.

C. Indikator

1. Menjelaskan model membaca yang dapat diterapkan dalam membaca ekstensif.

2. Menjelaskan metode membaca yang dapat diterapkan dalam membaca ekstensif.

3. Menjelaskan teknik membaca yang dapat diterapkan dalam membaca ekstensif.

4. Menerapkan model membaca sewaktu membaca ekstensif. 5. Menerapkan metode membaca sewaktu membaca ekstensif. 6. Menerapkan teknik membaca sewaktu membaca ekstensif.

D. Deskripsi

Penyajian model, metode, dan teknik membaca serta penerapan model, metode, dan teknik membaca sewaktu membaca ekstensif.

E. Uraian Materi

1. Membaca Cepat Teks Bacaan

Berdasarkan kompetensi dasar yang tercantum di standar isi pada kurikulum 2006, siswa SMA kelas X dituntut untuk dapat

membaca cepat 250 kata/menit berbagai teks bacaan nonsasatra dengan berbagai teknik membaca untuk menemukan ide pokok. Siswa Kelas XI dituntut dapat membaca cepat 300 kata/menit untuk menemukan pokok-pokok isi teks. Siswa kelas XII dituntut dapat membaca cepat 300-350 kata/menit untuk menemukan ide pokok. Untuk dapat memenuhi tuntutan itu, siswa harus membaca dengan menggunakan kiat (model, metode, dan teknik) membaca yang tepat dan benar. Model, metode, teknik membaca yang dapat dipilih untuk membaca cepat teks nonsastra adalah model membaca atas bawah, metode paragraf dan P2R, dan teknik skimming.

a. Model Membaca Atas Bawah

Model membaca yang dapat digunakan adalah model membaca atas bawah (MMAB). MMAB berpandangan bahwa pengetahuan merupakan unsur primer dan struktur bacaan merupakan unsur sekunder. Pembaca hanya melihat stimulus yang berupa isyarat symbol grafis seperlunya saja, selebihnya pembaca menggunakan isyarat kompetensi kognitif dan kompetensi bahasa yang telah dimilikinya. Karena kompetensi kognitif dan kompetensi bahasa berada di otak pembaca dan otak pembaca berada di atas bacaan, model membaca ini disebut model membaca atas bawah. MMAB dapat dibagankan berikut ini.

Bagan 1

Proses membaca berdasarkan bagan 1 adalah berikut ini.

1. Otak pembaca mengendalikan mata untuk melihat (membaca) lambang-lambang grafis seperlunya saja sesuai yang dibutuhkan. 2. Rangsangan yang berupa lambang-lambang grafis yang telah

dipilih diteruskan oleh syaraf mata ke otak.

3. Pembaca memberi penafsiran (pemahaman) dari bacaan yang dibaca berdasarkan kompetensi kognitif dan kompetensi bahasa yang dimilikinya.

Lambang-lambang grafis pada dasarnya tidak punya makna apa-apa. Pembaca tidak memperoleh makna dari simbol-simbol grafis yang dibaca, tetapi pembaca memberikan makna atas simbol-simbol grafis yang dibaca. Contohnya adalah jika pembaca melihat sebuah titik pada kertas, titik tersebut tidak bermakna. Titik tersebut bermakna jika diberi tafsir pembaca. Titik yang berada di akhir deretan kata-kata yang berbentuk klausa maka titik tersebut berarti atau bermakna sebuah tanda berhenti. Jika titik tersebut berada di dalam peta, dimaknai sebagai letak sebuah kota. Dalam sandi morse, titik itu diberi interpretasi sebagai lambang huruf. Dalam bahasa Yunani, titik tersebut sebagai tanda atau lambing-lambang. Jika tidak diberi interpretasi, titik itu tidak punya makna apa-apa.

Pembaca yang sudah terampil dalam membaca akan selalu melangkah langsung menghubungkan kata-kata yang dibaca ke makna tanpa melakukan identifikasi kata-kata yang dibaca secara cermat. Tranformasi dalam bidang vokabuler (kosa kata) atau sintaksis yang tidak mengubah makna dipandang sebagai hal yang dapat diterima. Hal itu terjadi karena pembaca sudah mempunyai pemahaman terhadap bacaan yang dibacanya.

Dengan menggunakan MMAB, pembaca membuat prediksi (prakiraan) terhadap bacaan yang dibacanya. Pembaca hanya melihat beberapa bagian dari bacaan (kata kunci, bagian yang penting, dan atau kalimat pokok), kemudian pembaca memprediksi pemahaman

atau informasi secara menyeluruh yang terdapat pada bacaan. Dengan menggunakan syarat 6paragrafap dan sintaksis, pembaca memahami bacaan dan mengantisipasi yang 6paragrafap pada bagian bacaan selanjutnya ketepatan prakiraan dibuat dengan menggunakan stategi konfirmasi. Jika prediksi kurang cermat, pembaca menggunakan strategi konfirmasi. Jika prediksi kurang cermat, pembaca menggunakan strategi koreksi yang di dalamnya terjadi pemprosesan isyarat tambahan untuk mencari makna bacaan.

Tugas mata dalam MMAB hanyalah sekedar menyerap informasi visual dalam bentuk cahaya dan mengubahnya menjadi 6paragraf syaraf merambat melalui jutaan serabut syaraf 6arag yang kemudian diteruskan ke otak pembaca. Otak menginterpretasikan apa yang diterimanya ke dalam bentuk pesan, lisan, berita, dan atau informasi dengan memanfaatkan informasi visual.

Informasi visual akan langsung hilang bersamaan dengan beralihnya pandangan mata ke bagian yang lainnya. Informasi yang dapat bertahan lama di dalam pikiran atau otak pembaca adalah informasi nonvisual. Informasi visual dan nonvisual dibutuhkan dalam kegiatan membaca. Keduanya saling berhubungan secara timbal balik, walaupun hubungannya tidak dapat digunakan secara jelas atau tidak dapat dijelaskan secara kongkrit. Secara umum, hubungan keduanya dapat dikatakan bahwa semakin banyak informasi nonvisual yang dimiliki dan digunakan pembaca pada waktu membaca maka kebutuhan akan informasi visual akan semakin berkurang. Sebaliknya, semakin sedikit informasi nonvisual yang dimiliki dan digunakan pembaca sewaktu membaca, kebutuhan akan informasi visual semakin bertambah.

b. Metode Paragraf

Metode paragraf merupakan cara membaca dengan menelaah paragraf demi paragraf. Pembaca tidak lagi memfokuskan perhatian

pada kalimat demi kalimat, tetapi memusatkan perhatian atas jalinan kalimat-kalimat yang membentuk sebuah paragraf. Metode ini didasarkan atas asumsi bahwa sebuah paragraf merupakan satuan bacaan yang mengandung ide pokok yang ingin disampaikan oleh penulis. Dalam metode ini, pembaca didorong untuk menghentikan ayunan matanya pada akhir paragraf dan memahami ide-ide atau pikiran-pikiran pokok yang ada dalam paragraf yang dibaca. Di samping itu, pembaca dituntut dapat merangkaikan ide-ide pokok yang dikandung oleh tiap-tiap paragraf menjadi jalinan yang utuh yang membentuk satu topik bacaan.

Metode paragraf adalah metode yang paling tinggi tingkatannya dalam metode menengah. Membaca paragraf merupakan membaca yang paling kompleks dan rumit. Untuk itu, dalam penguasaannya perlu latihan secara kontinyu, berkesinambungan, dan tekun. Dalam prakteknya dibutuhkan keterampilan-keterampilan atau kemahiran-kemahiran yang telah dikuasai dalam metode sebelumnya. Latihan metode paragraf dapat dibagi menjadi dua, yaitu mekanik dan konseptual.

(1) Metode Paragraf secara Mekanik

Pada latihan ini, pembaca dilatih untuk dapat menggerakkan matanya secara tepat dan cepat dalam menatap unsur-unsur yang ada pada paragraf. Mata menghentikan geraknya pada setiap akhir paragraf. Boleh saja mata menghentikan kerjanya sebelum akhir paragraf, jika ada tujuan tertentu yang berkaitan dengan pemahaman. Misalnya, pembaca menemukan pikiran pokok paragraf atau informasi yang dicari ditengah paragraf.

Latihan metode paragraf secara mekanik dapat dilatihkan dengan bacaan berikut ini.

Bacaan 1

Rumput Menolak Gelombang Hijau

Kita tentu senang melihat tanaman di sekitar kita dalam keadaan segar dan telihat hijau. Begitu pula dengan rumput.Ternyata, warna hijau yang kita tangkap lewat mata sebenarnya gelombang cahaya yang ditolak tanaman itu. Untuk menjelaskannya, mari kita ambil selembar rumput atau daun apa pun dan potongan kecilnya diperiksa di bawah mikroskop. Akan terlihat, daun itu tidak berwarna hijau, tetapi sebagian besar tembus pandang dan dipenuhi kira-kira 50 – 100 kloroplas.

Kloroplas ini seperti sebuah kantung kecil yang berisi kantung-kantung pipih lebih kecil yang disebut tilakoid. Molekul-molekul klorofil hijau (sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis) melekat pada tilakoid dengan membentuk jalur-jalur yang teratur. Bagian-bagian renik inilah yang disebut fotosistem. Ada dua jenis fotosistem, yakni fotosistem I (PS I) dan fotosistem II (PS II). Mereka merupakan tim dalam proses fotosintesis.

Ketika cahaya matahari menerpa permukaan tilakoid, PS II dari molelul klorofil menjeratnya. Cahaya merah diserapnya. PS I mencari cahaya dengan panjang gelombang yang lebih panjang dan klorofil menyerap cahaya tumbuhan, hanya cahaya hijau yang tidak digunakan atau diserap, tetapi dipantulkan ke mata kita.

Jadi, sebenarnya yang menyejukkan mata dan meneduhkan hati merupakan gelombang yang tidak dibutuhkan tumbuhan dalam proses pembuatan makanan. Gelombang cahaya yang ditangkal rumput atau daun tadi justru sangat berharga bagi manusia.

Alternatif cara membaca bacaan di atas adalah berikut ini.

1. Tataplah satu halaman penuh dari atas sampai bawah atau dari

paragraf awal sampai paragraf terakhir.

2. Gerakkanlah mata Anda mulai dari kalimat pertama sampai

kalimat terakhir pada tiap-tiap paragraf.

3. Gerakan mata dari kalimat satu ke kalimat yang lain menggunakan kecepatan baca yang tidak sama. Hal tersebut bergantung pada isi masing-masing kalimat. Kalimat yang penting (kalimat utama) bisa dibaca lebih lambat paragraf kalimat penjelas.

4. Jika ada tujuan tertentu, Anda biasa saja berhenti sejenak pada

akhir sebuah kalimat yang terletak di awal atau ditengah paragraf.

5. Lakukanlah latihan tersebut selama 2 atau 3 kali.

6. Berlatihlah terus-menerus pada hari-hari berikutnya.

(2) Metode Paragraf secara Konseptual

Pada latihan ini pembaca dilatih untuk dapat memahami paragraf yang dibaca dan dapat memahami keseluruhan makna yang terdapat dalam sebuah bacaan. Kemahiran membaca dan pengetahuan tentang paragraf diperlukan pada latihan ini. Salah satu pengetahuan yang harus dimiliki pembaca adalah struktur paragraf (Harjasujana dan Mulyati 1997:186). Setiap kalimat yang membentuk sebuah paragraf mempunyai peran paragraf. Peran paragraf yang diemban oleh kalimat dalam sebuah paragraf adalah sebagai berikut ini.

1. Kalimat sebagai kalimat topik atau kalimat utama. 2. Kalimat sebagai kalimat penjelas.

3. Kalimat sebagai pemuas, yaitu kalimat yang tidak memberi dukungan atau keterangan apapun terhadap pikiran utama. Kalimat

pemuas tidak bermanfaat bagi pembaca. Penulis mencantumkan hanya sekedar untuk memperoleh kepuasan.

Bacaan berikut ini dapat digunakan sebagai latihan metode paragraf secara konseptual.

Bacaan 2

Bisnis Duku, Bisnis Kilat

Para pedagang biasanya memborong buah duku dari petani pekebun ketika buah sudah matang komersial. Tandanya kulit buah sudah kuning keabu-abuan. Tujuannya, agar buah bisa lebih tahan lama kalau dikirim ke tempat jauh. Itu pun masih harus menunggu beberapa hari lagi sebelum dijajakan.

Buah dipanen dengan jalan dipanjat pohonnya dan dipotongi tandan buahnya dengan gunting pemangkas kebun. Cara ini kadang banyak melukai batang tempat menempelnya tangkai tandan buah, sehingga perbungaan berikutnya tidak normal lagi, karena banyak yang rusak. Hasilnya turun! Karena itu, beberapa pedagang langganan petani pekebun kemudian memakai cara lain. Pakai tangga.

Dengan memotong tandan buah dari tangga, kemungkinan merusak kuncup bunga yang masing menunggu giliran tumbuh, bisa dikurangi. Ini bisa menghasilkan buah lagi. Biasanya 4 – 5 kali panen sebelum semua buah dari satu pohon habis dipetik.

Memetiknya harus dalam cuaca kering, ketika buah sudah tidak basah lagi oleh embun pagi. Buah yang masih basah akan mudah berjamur, meskipun dikemas dalam peti kayu beralas 10arag (bekas) yang sudah kering.

Di tempat pengemasan, butiran buah dilepas sebutir demi sebutir dari tandanya, dan dipilih yang bobotnya 20 – 40 g

sebutir saja yang akan dijual. Buah pilihan ini dikemas dalam peti kayu yang diberi ventilasi pada semua sisinya. Peti dilapisi 11arag bekas atau daun pisang kering yang tebal sebagai peredam benturan.

Kalau terbentur-bentur karena peradam dalam pengemasannya kurang tebal, dan peti juga dengan kasar dilempar-lempar ke atas truk, kulit buah duku cepat ber-totol-totol coklat. Begitu juga kalau buah sudah keburu dikemas ketika masih agak basah. Penampilannya menyebalkan, meskipun rasa buahnya masih tetap manis.

Itu sebabnya, para pedagang duku harus bekerja cermat, meskipun cepat. Begitu selesai memborong buah di pohon, mereka segera mengemasnya. Malam itu juga “peti kemas” diangkut dengan truk yang berjalan malam, dari daerah 11paragrafaph ke Jakarta lewat Trans Sumatra Highway. Dalam 18 jam, duku sudah dibongkar di pasar induk Kramatjati Jakarta untuk dijual kepada para agen. Malam harinya, sudah dijual lagi ke para pengecer yang memasarkannya ke konsumen esok harinya. Semuanya selesai dalam waktu tiga hari. Kalau teralmbat sampai tidak terjual dalam waktu yang singkat itu, buah sudah bertotol-totol hitam. Biasanya terpaksa diobral.

(Intisari Juli 2000:87).

Tahap-tahap alternatif yang dapat digunakan untuk membaca bacaan tersebut adalah sebagai berikut ini.

1. Tataplah satu halaman penuh dari sebuah bacaan dari atas

sampai bawah.

2. Mulailah memahami paragraf pertama dengan cara membaca

3. Pahamilah masing-masing kalimat dalam paragraf itu secara tidak sama. Pemahaman atas kalimat utama lebih dipentingkan dari pada pemahaman kalimat penjelas.

4. Jika ada tujuan tertentu, bisa memfokuskan pemahaman terhadap sebuah paragraf.

5. Lakukanlah memahami paragraf berikutnya seperti tahap nomor 2 dengan memperhatikan tahap nomor 3 dan 4.

6. Lakukanlah latihan ini selama 2 atau 3 kali.

7. Berlatihlah terus-menerus di hari-hari berikutnya dengan bacaan yang lainnya.

c. Metode P2R

Metode P2R merupakan metode membaca yang terdiri atas tahap preview, read, dan review yang biasanya digunakan sebagian besar pembaca cepat dan efisien (Gordon 2006 : 79). Penjelasan ketiga tahap dalam metode ini adalah berikut ini.

1. Preview adalah membaca sepintas lalu untuk mengetahui

struktur bacaan, pokok-pokok pikiran, relevansi, dan sebagainya. Pada tahap ini, pembaca melakukan pengenalan terhadap bacaan mengenai hal-hal yang pokok yang bersifat luaran. Setelah itu, pembaca memutuskan apakah perlu ke tahap selanjutnya (read) atau tidak. Jika memang sudah tahu tentang bacaan, pembaca boleh saja menganggap tidak perlu membaca. Jika belum tahu, pembaca melanjutkan tahap berikutnya.

2. Read adalah membaca secepat mungkin sesuai dengan tujuan

yang ingin dicapai dan sesuai tingkat kesulitan bacaan. Tujuan umum membaca adalah mencari informasi yang ada dalam bacaan. Informasi bersifat pokok atau inti dan bisa juga informasi bersifat tidak inti atau penjelas. Jika hanya ingin mengetahui informasi yang pokok, pembaca bisa hanya

membaca secara sepintas (skimming) sehingga waktu yang dibutuhkan singkat. Namun jika ingin mengetahui semua informasi yang ada dalam bacaan, pembaca membaca dengan teliti. Walaupun membaca teliti, diusahakan membaca secepat mungkin. Kecepatan baca juga bergantung pada bacaan. Bacaan yang sudah dikenal dapat dibaca secara cepat, sebaliknya bacaan yang belum dikenal dibaca secara pelan. Bacaan yang bersifat ilmiah memerlukan waktu baca yang lebih lama dibandingkan bacaan yang bersifat paragraf.

3. Review adalah membaca sepintas lalu untuk memastikan tidak

ada yang terlewatkan dan atau untuk memperkuat ingatan terhadap pokok-pokok pikiran yang telah didapat dari tahap read. Pada tahap ini, pembaca membaca bacaan seperlunya saja seperti pada preview. Yang berbeda adalah tujuannya; jika preview untuk mengenal bacaan, sedangkan review untuk memantapkan kembali apa yang telah dipahami dan untuk mengecek apakah bacaan sudah dibaca sesuai tujuan.

Ketiga tahap dalam metode ini tidak harus digunakan semua secara tertib. Hal tersebut bergantung pada situasinya. Jika memang diperlukan, ketiga tahap itu digunakan secara tertib. Pada saat lain, pembaca tidak melakukan tahap preview karena pembaca telah mengenal struktur materi bacaan. Bisa saja, pembaca tidak melakukan read. Ia hanya melakukan tahap preview dan review karena tidak ada hal-hal yang baru di dalam bacaan sehigga tidak perlu dibaca. Kemungkinan lain adalah pembaca tidak perlu melakukan review sebab pembaca sudah merasa yakin tidak ada yang terlewati dan sudah ingat semua tentang informasi yang diperolehnya semester 1.

d. Teknik Skimming

Skimming berasal dari bahasa Inggris to skim yang berarti mengambil kepala susu atau krim dengan sendok atau menyendok kepala susu. Kepala susu merupakan bagian yang mengental yang berada di atas setelah semangkok susu yang dipanaskan didinginkan. Kepala susu adalah intisari atau bagian yang banyak mengandung gizi. Skimming dalam bidang membaca merupakan sebuah istilah salah satu teknik membaca ekstensif. Istilah lain dari skimming adalah baca layap (Harjasujana dan Mulyati 1997:64), sekilas (Tarigan 1994:30), dan selintas (Widyamartaya, 2004:44).

Dalam menskim tidak hanya menjelajahi halaman demi halaman secara cepat, tetapi juga ada yang dicari. Hal yang dicari adalah hal-hal yang pokok atau penting, yaitu ide-ide pokok. Ide pokok tidak selalu diawal paragraf, tetapi dapat juga terdapat ditengah, diakhir, atau diawal dan diakhir. Untuk mencari ide-ide pokok pembaca tidak diperbolehkan membuang-buang waktu. Ia diharapkan butuh waktu beberapa detik atau menit untuk menskim.

Berdasarkan uraian tersebut, skimming merupakan teknik membaca yang dilaksanakan secara sistematis untuk mendapatkan hasil yang efisien. Hal itu relefan dengan pendapat Soedarso (2004:88), yaitu bahwa skimming merupakan teknik membaca efisien.

Gerak mata pada membaca dengan teknik skimming bisa diibaratkan gelombang air laut. Gelombang air laut bergerak menyapu setiap bagian laut dan pantai yang dilaluinya. Gelombang mempunyai kecepatan dan bentuk tertentu. Kecepatan gelombang bergantung dari daya dorong paragraf daya dorong dari dalam laut. Gelombang bisa sangat cepat, cepat, sedang atau pelan. Gelombang mempunyai bentuk berdasarkan kecepatan gelombang dan hambatan yang dilaluinya. Gelombang ada yang tinggi sekali, tinggi, sedang atau rendah. Gerak mata dalam membaca dengan teknik skimming mempunyai gerak mata yang cepat dan bentuk yang tinggi. Kecepatan

dan bentuk ayunan mata dalam setiap bagian yang dibaca tidaklah sama bergantung penting tidaknya bagian yang dibaca dan tujuan dalam membaca. Awal mula mata dipersiapkan bergerak secara cepat untuk membaca bagian demi bagian dalam bacaan. Pada saat mata melihat bagian yang penting gerak mata diperlambat untuk memahami bagian penting tersebut. Kemudian mata bergerak pada kecepatan yang tinggi lagi.

Ilustrasi dari gerak mata dalam membaca teknik skimming pada pembaca yang masih taraf pemula adalah sebagai berikut. Pertama-tama mata bergerak pada baris-baris yang mengandung ide pokok dari sebuah paragraf, kemudian melompat (skipping), dan memperlambat (bahkan boleh berhenti) pada beberapa fakta yang penting yang menunjang ide pokok. Pembaca dapat mengenal detail penting bacaan berdasarkan tipografi atau tanda-tanda tertentu dalam bacaan, misalnya ditulis miring, dicetak tebal, dan ditulis dalam kotak. Contoh gerak mata dalam teknik skimming adalah sebagai berikut:

Bacaan 3

Dalam dokumen 35. BAHASA INDONESIA SMA Bahan Sertifikasi (Halaman 29-43)