BAB VI STUDI PRA EXPERIMENTAL
6.3. Membandingkan Kelompok Tetap
Studi bentuk ini memakai dua kelompok yang berasal dari satu, kelompok, satu mendapat uji coba (yang diberi tindakan) dan kelompok satunya tidak memperoleh tindakansebagai alat pembatas. Alat pengendali dapat menjadi persoalan dalam riset ini. Persoalan yang dapat timbul studi ini yakni terkait akibat pemilihan kepada subjek yang akan diamati. Dari hal itulah kelompok tersebut harus ditentukan secara random. Dibawah ini adalah bagian studi riset ini:
Perlakuan Postes
R (Kel. Eksperimen) X 02
R (Kel. Kontrol) 02
52
O2 : Perolehan hitungan sebuah kelompok yang tidak mendapat tindakan Kebenaran internal riset akan rendah jika ketiga bentuk studi uji coba itu dilaksanakan untuk riset karena banyak variabel luar yang masih berefek juga susah dikendalikan.
Berdasarkan Damaianti dan Syamsudin (2011:158), perbedaan kelompok tetap (static group comparison) yakni studi yang dilaksanakan dengan menentukan dua kelompok peserta untuk riset. Dua kelompok itu adalah satu kelompok uji coba dan satu kelompok pengendali yang setara. Maka, pada rancangan riset ini ada dua uji, yakni O1 sebagai tes awal kemudian O2 sebagai tes akhir.
Berdasarkan Emzir, studi ini berusaha menutupi kelemahan kelompok pengatur (pengendali), namun tidak berhasil dalam korelasi menunjukan sebuah perubahan dapat terlihat. Studi perbedaan kelompok tetap, dua kelompok ditentukan, satu mendapat tindakan dan yang lain tidak mendapat tindakan. Sebuah nilai post test dipilih untuk melihat perbedaan setelah pemberian tindakan, dalam kelompok-kelompok itu (Emzir, 2007:97).
Studi ini, penggolongan menjadi dua kelompok dilaksanakan dan diambil dari populasi khusus, yakni kelompok uji coba dan kelompok pengendali. Dengan studi ini, beberapa aspek pengganggu seperti sejarah, kematangan, prosedur tes dan instrumen, dapat diawasi walaupun tidak diperhitungkan dampaknya.
1) Sejarah
Kejadian yang muncul pada saat yang kemudian terkadang mampu berefek terhadap variable terikat. Maka dari itu timbul pergantian variabel terpengendali, bias jadi tidak seutuhnya diakibatkan karena tindakan atau uji coba, tetapi juga disebabkan oleh aspek masa kemudian atau apa yang telah didapat peserta studi terhadap persoalan yang diujikan, atau persoalan-persoalan lain yang berhubungan pada uji coba itu.
2) Kedewasaan
Setiap makhluk sebagai peserta studi dapat berubah-ubah. Manusia berubah hubungannya dengan perkembangan kedewasaan, baik dalam hal fisik maupun mental. Dalam berkembangnya kedewasaan disubjek ini akan berefek pada variabel terpengendali. Dengan inilah, Selanjutya pergantian yang mucul terhadap variabel terpengendali tidak hanya karena terdapat uji coba, namun dapat dikarenakan perkembangan kedewasaan terhadap subjek yang menerima tindakan atau uji coba.
3) Langkah Tes ( Testing )
Pengalaman saat pre test mampu berefek pada hasil Post test, karena kecenderungan dalam peserta studi dapat menjawab dari ingatan akan
53
jawaban yang keliru pada saat pre test, kemudian pada saat post test subjek juga bisa membetulkan jawabannya. Maka dari itu, berubahnya variabel terikat itu tidak karena dampak uji coba saja, tapi juga karena efek dari pre test.
4) Instrumen (Instrumentation)
Instrument pengukur atau alat pengumpul data (instrumen) pada pre test umunya dipakai lagi pada post test. Hal ini sudah tentu akan berefek pada hasil post test itu. Dapat dikatan, pergantian yang timbul pada variabel terpengendali, tidak diakibatkan oleh tindakan atau uji coba saja, namun dapat karena efek alat ukur.
6.3.2 Kekurangan Perbandingan Kelompok Tetap
Studi ini memiliki kekurangan, karena studi ini tidak memakai tata cara acak juga penyamaan dalam menaruh peserta dalam kelompok uji coba dan kelompok pengendali, kita tidak bisa beranggapan jika kedua kelompok itu setara sebelum tindakan uji coba diterapkan. Kedua kelompok itu bisa jadi hanya berbeda dalam variable-variabel terkait khusus, dan bias jadi perbedaan ini yang mengakibatkan pergantian yang diteliti itu, bukan X. Karena bukan dapat menganggap tentu bahwa kedua kelompok tersebut setara disemua aspek yang mungkin bisa berefek pada variabel terikat, Selanjutya studi ini dirasa tidak memadai memiliki pengendali yang dibutuhkan dan harus Kelompokan sebagai studi pra- uji coba. Dapat dikatakan, studi ini sama dengan studi pertama, namun bedanya penambahan kelompok pengendali atau kelompok pembeda. Kelompok uji coba mendapat tindakan (X) yang lanjutkan analisis kedua atau pengamatan (O2). Hasil pengamatan ini kemudian diawasi atau dibedakan dengan perolehan pengamatan pada kelompok pengendali, yang tidak mendapat kegiatan atau campur tangan. Dengan alasan ini, sebagian aspek pengusik seperti sejarah, kematangan, prosedur tes dan alat ukur dapat diawasi meskipun tidak bisa diukur dampaknya.
6.3.3 Kegiatan Tes
Berdasarkan pernyataan Arikunto (2010:193) uji adalah runtutan soal juga instrumen berbeda yang dipakai dalam menghitung kecakapan, pengetahuan, keahlian yang dipunyai oleh seseorang atau golongan. Berbeda dengan Muliawan (2014:70) kegiatan uji adalah kegiatan studi yang dipakai dengan target refleksi dan sangat tepat dipakai untuk studi bidang pendidikan yang terpusat pada faktor pengetahuan. kegiatan uji pada studi ini untuk menghitung perolehan akhir belajar peserta pada faktor pengetahuan, uji yang dipaparkan saat uji awal (pre test) dan uji akhir (post test). Pre test dipaparkan untuk melihat keahlian dasar peserta
54
terkait ilmu sosial sebelum melaksanakan kegiatan belajar. Sementara post test dipaparkan untuk melihat kegiatan peningkatan atau efek kegiatan pembelajaran dikelas. Uji dilaksanakan memakai pertanyaan yang setara untuk di kelas pengendali dan uji coba.
Menurut Damaianti Syamsudin (2011:158), Perbedaan Kelompok Tetatp ( Static group comparison) yakni riset yang dilaksanakan dengan memilih dua kelompok untuk diteliti. Dua kelompok itu yakni satu kelompok uji coba dan satu kelompok pengendali yang setara.
6.3.4 Urutan Studi Urutan studi ini yakni: 1) Preparing (Rencana) 2) Melaksankan riset awal,
3) Peneliti menyediakan gambar untuk alat memberikan bahasan pelajaran. Berdasarkan Huda (2013:234) contoh bukan contoh adalah kegiatan belajar yang memakai gambaran untuk alat memberikan bahasan pelajaran,
4) Peneliti memecah kelas jadi dua kelompok, yakni kelas kelompok uji coba dan kelas kelompok pengendali.
a) Pengaplikasian
b) Mengajar di kelas uji coba,
c) Pengamat menyediakan gambar untuk alat memberikan bahasan pelajaran menulis berita,
d) Melaksanakan ujian (post test). e) Mengadakan Pengamatan
f) Mengadakan post-test di kelas pengendali kemudian dilaksanakan pengamatan kekelompok itu,
g) Perolehan pengamatan ini kemudian diawasi dengan perolehan pengamatan kekelompok pengendali, yang tidak mendapat kegiatan.
h) Analisa Informasi
i) Menyatukan informasi riset,
j) Memkegiatan dan menyelidiki informasi riset, k) Menulis laporan perolehan riset.
5) Uji Hipotesis Perolehan
Menurut kalkulasi perolehan analisis dugaan = 9.929 >= 2,005 Selanjutya Ha diterima dan H0 dit0lak. Infromasi itu memperlihatkan terdapat efek kegiatan contoh bukan contoh kepada keahlian menulis naskah berita murid kelas 8 Sekolah Menengah Pertama Negeri 17 Bintan tahun ajaran 2014/2015.
55
6.4.
RangkumanStudi yang dibahas saat ini terikat dengan studi yang tidak membutuhkan ketentuan tertentu yang harus dituruti oleh pengamat. Ketentuan tertentu misalnya kegiatan penentuan peserta riset, penentuan persamaan varian, dan ketentuan lain.
Studi Pra experimental belum merupakan uji coba sungguh-sungguh. Hal ini disebabkan karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel terikat. Jadi hasil uji coba yang merupakan variabel terikat itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel bebas. Hal ini bisa saja muncul karena tidak adanya variabel pengendali dan sampel tidak dipilih secara acak (random). Studi riset banyak mengandung kelemahan. Studi Pra experimental atau bukan studi ini tidak membutuhkan studi yang teliti, dan semua orang bisa melaksanakan dengan mudahnya. Macamnya adalah Desain Post-test Only, A Group Pretest Postest, dan Perbandingan Kelompok tetap.
6.5.
Bahan DiskusiBahas bagaimana memebntuk desain riset pra-experimental dan bedakan desain pra experimental dari rancangan riset lain.
6.6.
ReferensiAlsa, Asmadi. 2014. Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dalam Riset Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Alya dkk. 2014. Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dalam Riset Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arikunto, Suharsimi. 2016. Prosedur Riset Sebuah Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Ary, D., Jacob, L.C., & Raxavieh, A. 1985. Introduction to Research in Education 3rd Edition. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Azwar, A & Prihartono, J. 2003. Metodologi Riset Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Batam: Binarupa Aksara
Cipta Ross, S.M., & Morrison, G.R. 2013. Experimental Research Methods. LnD. Jonassen (Ed.) Handbook of Research for Educational Communications and Technology.(2nd Ed.). (pp 1021-1043). Mahwah Nj: Lawrence Erlbaum Associates.
Emzir. 2009. Metodologi Riset Pendidikan, Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Ibnu,H. 1999. Dasar-dasar Metodologi Kuantitatif dalam Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada
56
Loiselle, C. G., Boileau. 2010. Supporting Families in the ICU: a Descriptive Correlational Study of Informational Support, Anxiety, and Satisfaction with Care. ScienceDirect. Intensive and Critical Care Nursing:26(2).
Martono, Nanang. 2010. Langkah Riset Kuantitatif. Jakarta: PT Raya Grafindo Persada.
Muliawan, Jasa Ungguh. 2014. Metodologi Riset Pendidikan dengan Studi Kasus, Yogyakarta: Penerbit Gava Media
Muri, A.Y. 2014. Langkah Riset Kuantitatif Kualitatif dan Riset Gabungan. Jakarta: Prenadamedia Group
Nazir, M. (2003). Langkah Riset. Jakarta: Salemba Empat.
Notoadmodjo, S. 2010. Langkah Riset Kesehatan Edisi 2. Jakarta: Rineka Cipta
Notoadmodjo, S. 2017. Kesehatan Mayarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. 2010. Langkah Riset Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2011. Langkah Riset Kuantitaif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
6.7.
Latihan Soal1. Jelaskan definisi dari post-test only design! 2. Jelaskan definisi dari a group pre-test post-test! 3. Sebutkan kelebihan dari post-test only design 4. Jelaskan target dari a group pre-test post test
57