• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II RISET DESKRIPTIF

2.4 Pengembangan Studi Riset Deskriptif

Studi atau rancangan riset dapat diartikan sebuah kegiatan mengoleksi informasi serta analisa riset. Dalam arti lain, studi riset mencakup kegiatan perancangan dan kelangsungan riset. Maka peningkatan riset deskriptif menerangkan kegiatan terancang yang dilalui riset deskriptif, antara lain:

1.

Menemukan dan Memilih Persoalan yang Hendak Diamati

Menemukan persoalan adalah sebuah usaha menggolongkan, meruntutkan bersamaan mengkategorikan persoalan menurut ranah studi masing-masing, (Sukmad1nata, N.S, 2011). Menemukan persoalan lazimnya mencari, melacak, menerangkan faktor persoalan yang timbul dan berhubungan bersama persoalan atau variabel yang hendak diamati (Riduwan, 2009).

Berdasarkan Sukmad1nata (2011), untuk menemukan persoalan dianjurkan memakai asal (sumber), entah itu statement asli, hasil akhir seminar atau fakta asli. dengan langkah itu Selanjutya didapatkan penampakan persoalan yang hendak diamati. Penampakan persoalan yang sudah ditemukan dikorelasikan dan dibandingkan antar persoalan, kemudian diruntutkan menurut nilai yang tinggi, terburu-buru sampai rendah. Walaupun sudah diruntutkan menurut tingkat keperluannya, persoalan- persoalan yang telah ditemukan butuh ditentukan dengan peninjauan kemauan dan keahlian pengamat, tempat juga sumber informasi, waktu, uang dan lain-lainnya.

Berdasarkan Sukmad1nata (2011), untuk membereskan persoalan atau memilih satu tindakan dibutuhkan beberapa data. Data itu dikoleksi lewat kegiatan riset deskriptif. Berdasarkan Sukmadinata, (2011), terdapat sebagian data yang bisa didapat lewat riset deskriptif untuk penyelesaian

17 persoalan yakni:

a.

Kondisi saat ini

b.

Data yang diharapkan,

c.

cara menggapai sebuah permasalahan.

2.

Merancang dan Memilih Sekat Persoalan

Sesudah persoalan ditemukan, ditentukan, dan dirancang, rancangan persoalan itu menjadi penggolongan aspek-aspek atau variabel-variabel yang berhubungan dengan inti persoalan (Sukmadinata, 2011). Perancangan ini dibutuhkan karena lewat rancangan itu maka pengamat bisa memilih langkah riset, langkah mengumulkan informasi, pemrosesan infromasi juga analisa kemudian menarik kesimpulan perolehan riset.

Sekat persoalan dilaksanakan untuk riset yang makin jelas, terpusat, dan tidak menjauh dari targetnya (Riduwan, 2009). Persoalan yang butuh untuk difokuskan disekat persoalan adalah sifat persoalan itu, memilih langka- langkah pendekatan yang cocok juga memilih studi risetnya, jadi perancangan persoalan berhubungan dengan target dan langkah yang dipakai (Sukmadinata, 2011). Bila target riset ditujukan untuk mendapat penampakan dan gambaran dengan detail, terurut, dan tepat satu kejadian jadi langkah riset yang dipakai adalah langkah deskriptif angka atau penggambaran.

Bila target riset untuk mengetahui korelasi atau perbedaan sebuah variabel, jadi langkah riset yang pas adalah langkah riset deskriptif hubungan atau perbandingan. Tidak hanya untuk menggambarkan sebuah kejadian, riset deskriptif pula dirumuskan untuk menciptakan perbandingan atau untuk melihat korelasi satu variabel pada variabel yang lainnya. Suharsimi A (2005), beranggapan, dikarenakan riset perbandingan dan hubungan juga digolongkan Kelompok riset deskriptif.

3.

Melaksanakan Pengamatan Pustaka

Sesudah persoalan riset dipilih, Selanjutya dilangkah ini pengamat mengidentifikasi fondasi teoritis dari persoalan risetnya dengan langkah melaksanakan pengamatan pustaka. Target pengamatan pustaka adalah untuk mendapat data yang berhubungan dengan persoalan yang diamati, memperbanyak ilmu mengenai objek yang diamati, mengamati teori fondasi yang berhubungan dengan persoalan yang diamati, mengamati seluruh riset dimasa kemudian, juga mengidentifikasi data factor persoalan yang tidak terlaksana. Sumber pengamatan pustaka bisa diambil dari sumber utama juga tambahab. Sumber utama adalah buatan faktual yang disusun dari pengamat alin dengan seksama berpengalaman, menagamati, juga menyusun sendiri. Sumber tambahan adalah susunan mengenai riset pengamat lain. Materi pustaka yang umumnya ada diperpustakaan adalah buku pengentahuan, kamus, bacaan-bacaan teks dan bacaan acuan, bacaan

18

dasar, biografi, indeks, abstrak perolehan riset, kabar terbitan, jurnal dan koran, skripsi, tesis, dan disertasi.

4.

Menciptakan Anggapan atau Opini-opini.

Anggapan ranah riset bisa dimaksudkan untuk opini fondasi, yakni sebuah statement atau sebuah opini yang diakui kevalidannya tidak membutuhkan pembuktian dahulu. Anggapan riset adalah fondasi merancang dan melaksanakan riset. Berdasrkan karakternya, terdapat tiga bentuk anggapan, yakni anggapan konseptual, anggapan kondisional, juga anggapan operasional. Anggapan konseptual bedasar ke fakta sebuah rencana dan teori. Anggapan kondisional dibutuhkan untuk mencegah terdapat situasi dasar atau kondisi yang sifatnya sebentar yang dapat membuat aktifnya sebuah aturan atau konsep yang bisa mengubah studi riset. Anggapan operasional berbeda dari persoalan-persoalan operasional yang sedang dalam lingkup pengendali pengamat (Ibnu, dkk., 2003).

5.

Merancang Dugaan Riset

Dugaan adalah anggapan sementara dari persoalan yang diamati. Riset deskriptif dibutuhkan perancangan dugaan atau tidak terikat pada persoalan juga target yang sudah dirancang (Sukmadinata, 2011). Riset deskriptif yang ditargetkan untuk menciptakan uraian dengan terurut, nyata, dan tepat mengenai kebenaran-kebenaran juga sifat-sifat kumpulan atau tempat khusus tidak membedakan atau mengkorelasikan, tidak membutuhkan dugaan. Tapi, sebuah riset deskriptif yang direncanakan untuk menciptakan perbandingan atau korelasi butuh merancang dugaan.

6.

Menentukan Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

Populasi adalah keseluruhan subjek atau objek yang berbeda pada sebuah wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berhubungan masalah yang diteliti (Martono, N, 2011). Selanjutya dijelaskan bahwa sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri atau keaadan tertentu yang akan diteliti. Terkait dengan hal ini dalam riset deskriptif juga dilaksanakan penentuan sampel baik dengan teknik probability maupun non probability.

7.

Menentukan Instrumen

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti. Instrumen atau alat pengumpul data harus selaras dengan tujuan pengumpulan data. Sumber data dan bentuk data yang akan dikumpulkan harus jelas. Instrumen riset yang digunakan harus memenuhi persyaratan kebenaran (kesahihan) dan reliabilitas (keterandalan), paling tidak ditinjau dari segi isinya selaras dengan variabel yang diukur. Prosedur pengembangan instrumen pengumpul data perlu dijelaskan mengenai kegiatan uji coba, analisis butir tes, uji kesahihan, dan uji keterandalan. Dalam riset deskriptif kuantitaif, instrumen yang sering

19

digunakan adalah angket (kusioner), pedoman wawancara dan pedoman pengamatan.

8.

Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa teknik pengumpulan data yaitu wawancara, angket, observasi, dan studi dokumenter (Sukmadinata, 2011). Terdapat perbedaan riset deskriptif dengan riset survei dalam hal teknik pengumpulan data. Menurut Sukmadinata, (2011), kajian deskriptif lebih luas dibanding survei karena mencakup riset observasi dan studi dokumenter, sedangkan survei terbatas pada penggunaan wawancara dan angket.

Wawancara merupakan sebuah teknik pengumpulan data dengan cara melaksanakan percakapan dengan responden atau narasumber. Angket atau kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2010). Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, (2011). Selanjutnya dijelaskan bahwa teknik studi dokumen merupakan sebuah teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisa dokumen- dokumen tertulis gambar maupun elektronik.

9.

Analisis Data

Berdasarkan sifat data yang dikumpulkan, analisis data hasil riset dibedakan menjadi dua, yaitu analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis kuantitatif digunakan untuk data yang dapat diklasifikasi dalam bentuk angka-angka. Analisis kualitatif digunakan untuk data yang bersifat uraian kalimat (data narartif) yang tidak dapat diubah dalam bentuk angka-angka.

Data yang bersifat kuantitaif pada riset deskriptif harus dianalisa dengan memakai statistik. Statistik deskriptif digunakan menganalisa data yang bersifat kuantitatif dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data selaras fakta. Statistik deskriptif bisa berupa rata-rata hitung (mean), median, modus, kadang-kadang persentase dan lain sebagainya. Menurut Sugiono, (2010), statistik deskriptif juga dapat dilaksanakan mencari kuatnya hubungan antar variabel melalui analisis korelasi, melaksanakan prediksi dengan analisis regresi dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata data sampel atau populasi.

10.

Menarik Kesimpulan atau Generalisasi

Akhirnya dalam kesimpulan harus mencerminkan jawaban dari pertanyaan yang diajukan. Jangan sampai antara masalah riset, tujuan riset, landasan teori, data, analisis data dan kesimpulan tidak ada runtutan yang jelas. Jika rumusan masalah dan tujuan dalam riset deskriptif hanya ingin menjelaskan sebuah fenomena secara deskriptif maka kesimpulan yang

20

dikemukakan hanya bersifat deskriptif. Jika peneltian deskriptif yang bersifat membandingkan atau mencari hubungan maka kesimpulan akhir dapat berupa penggambaran adanya perbedaan atau hubungan terkait dengan masalah yang diteliti. Selanjutya, langkah riset analisis dokumenter merupakan sebuah teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisa dokumen-dokumen tertulis gambar maupun elektronik.

2.5

Ringkasan

Riset deskriptif adalah sebuah riset yang dilaksanakan dengan tujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi mengenai sebuah kondisi secara objektif. Riset deskriptif juga berarti riset yang ditujukan untuk menjelaskan sebuah kejadian atau karakteristik individual, situasi atau kelompok tertentu secara akurat. Riset deskriptif merupakan cara untuk menemukan makna baru, menjelaskan sebuah kondisi keberadaan, menentukan frekuensi ketimbulan sesebuah dan mengkategorikan informasi.

Bentuk-bentuk riset deskriptif, yaitu :

1.

Studi kasus.

2.

Survei.

3.

Studi perkembangan.

4.

Studi tindak lanjut.

5.

Analisis dokumenter.

6.

Analisis kecenderungan.

7.

Studi korelasi.

Langkah-langkah yangditempuhdalam risetdeskriptif, diantaranya yaitu:

1.

Mengidentifikasi dan Memilih Masalah yang Akan Diteliti.

2.

Merancang dan Mengadakan Pembatasan Masalah.

3.

Melaksanakan Kajian Pustaka.

4.

Membuat Asumsi atau Anggapan-Anggapan.

5.

Merancang Hipotesis Riset (Bila Ada).

6.

Menentukan Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling.

7.

Menentukan Instrumen.

8.

Teknik Pengumpulan Data.

9.

Analisis Data

21

2.6

Bahan Diskusi

Bahas bagaimana merancang riset deskriptif dan bandingkan dengan rumusan riset lain.

2.7

Referensi

Alsa, Asmadi. 2014. Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dalam Riset Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Alya dkk. 2014. Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dalam Riset Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, Suharsimi. 2016. Prosedur Riset Sebuah Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Emzir. 2009. Metodologi Riset Pendidikan, Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Ibnu,H. 1999. Dasar-dasar Metodologi Kuantitatif dalam Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada

Loiselle, C. G., Boileau. 2010. Supporting Families in the ICU: a Descriptive Correlational Study of Informational Support, Anxiety, and Satisfaction with Care. ScienceDirect. Intensive and Critical Care Nursing:26(2).

Martono, Nanang. 2010. Langkah Riset Kuantitatif. Jakarta: PT Raya Grafindo Persada.

Muliawan, Jasa Ungguh. 2014. Metodologi Riset Pendidikan dengan Studi Kasus, Yogyakarta: Penerbit Gava Media

Muri, A.Y. 2014. Langkah Riset Kuantitatif Kualitatif dan Riset Gabungan. Jakarta: Prenadamedia Group

Nazir, M. 2003. Langkah Riset. Jakarta: Salemba Empat.

Notoadmodjo, S. 2010. Langkah Riset Kesehatan Edisi 2. Jakarta: Rineka Cipta

Notoadmodjo, S. 2017. Kesehatan Mayarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. 2010. Langkah Riset Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Langkah Riset Kuantitaif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

2.8

Latihan Soal

1. Jelaskan pengertian riset deskriptif

2. Sebutkan dan jelaskan bentuk-bentuk riset deskriptif 3. Sebutkan dan jelaskan langkah-langkah riset deskriptif 4. Sebutkan manfaat riset deskriptif

23