METODE PEMBELAJARAN BAHASA
C. Jenis Metode Pembelajaran
2) Membangkitkan, mendorong, menuntun, dan I atau membimbing pemikiran yang sistematis, kretif, dan kritis pada siswa;
3) Meningkatkan keterampilan mental siswa dengan menjawab pertanyaan sehingga terwujud CBSA;
4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengekspresikan diri sehingga memupuk kemampuan siswa mengemukakan pendapat dengan tepat;
5) Memberikan kesempatan kepada siswa menggunakan pengetahuan sebelumnya untuk belajar sesuatu yang baru (Moedjiono, 1985). c. Tujuan Pemakaian Tanya Jawab
1) Mengecek pemahaman siswa sebagai dasar perbaikan proses belajar-mengajar
2) Membimbing siswa untuk memeroleh keterampilan kognitif dan sosial; 3) Mendorong siswa untuk melakukan penemuan dalam rangka
Penerapan Strategi Belajar-Mengajar. . . . 138 4) Membimbing dan mengarahkan jalannya diskusi kelas (Hyman, 1974
dalam Moedjiono, 1992). d. Jenis Pertanyaan
Sadker dalam (Moedjiono, 1992) mengklasifikasikan pertanyaan berdasarkan Taksonomi Bloom, yaitu:
1) Pertanyaan pengetahuan ialah pertanyaan yang hanya mengharapkan jawaban yang bersifat hapalan terhadap apa yang dipelajari.
2) Pertanyaan pemahaman ialah menuntut siswa untuk menjawab pertanyaan dengan jalan mengorganisir informasi-informasi yang pernah dipelajari.
3) Pertanyaan penerapan ialah pertanyaan yang menuntut siswa untuk memberikan jawaban tunggal dengan cara menerapkan pengetahuan, informasi, aturan-aturan, dan kriteria-kriteria.
4) Pertanyaan analisis ialah pertanyaan yang menuntut siswa untuk menemukan jawaban dengan cara: mengidentifikasi, mencari bukti, menarik kesimpulan, dan membuat generalisasi.
5) Pertanyaan sintesis ialah jawaban pertanyaan tidak tunggal, melainkan menghendaki siswa mengembangkan potensi daya kreasinya.
6) Pertanyaan evaluasi adalah menghendaki siswa untuk menjawab dengan cara memberikan evaluasi atau pendapatnya terhadap isu yang ditampilkan.
e. Prosedur Pemakaian Tanya Jawab
1) Tahap persiapan tanya jawab, hendaknya guru merumuskan .
2) Pertanyaan sesuai dengan tujuan, karakteristik siswa, dan alokasi waktu.
3) Tahap awal tanya jawab, guru harus menjelaskan langkah-langkah kegiatan dan penjelasan secara garis besar isi pelajaran.
4) Tahap pengembangan tanya jawab, dengan menempuh berbagai variasi dalam mengajukan pertanyaan.
5) Tahap akhir tanya jawab, siswa membuat ringkasan isi pelajaran yang telah disajikan selama tanya jawab.
3. Diskusi
a. Pengertian Diskusi
Gilstrap dan Martin (1975: 15) mengutarakan bahwa teknik diskusi merupakan suatu kegiatan di mana sejumlah orang membicarakan secara bersama-sama melalui tukar pendapat tentang suatu topik atau masalah untuk mencari jawaban dan suatu masalah berdasarkan semua fakta yang memungkinkan untuk itu (Moedjono, 1992: )
Selain itu, teknik diskusi adalah cara penguasaan isi pelajaran melalui wacana tukar pendapat berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh guna memecahkaan suatu masalah (Depdikbud, 1986: 19).
Penerapan Strategi Belajar-Mengajar. . . . 139 Berdasarkan definisi tersebut, maka disimpulkan bahwa teknik diskusi adalah perbincangan antara dua orang atau lebih untuk membicarakan suatu topik, pengalaman, informasi, dan memecahkan masalah untuk mendapatkan berbagai altematif jawaban terhadap topik yang didiskusikan.
b. Tujuan Pemakaian Diskusi
1) mengembangkan keterampilan bertanya, berkomunikasi, menafsirkan, dan menyimpulkan;
2) diskusi mendorong siswa menggunakan pengetahuan dan pengalamannya untuk memecahkan masalah, tanpa selalu bergantung pada pendapat orang lain;
3) melatih siswa mampu menyatakan pendapatnya secara lisan;
4) mengembangkan sikap positif terhadap sekolah, guru, dan bidang studi; 5) mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan konsep diri
yang lebih positif;
6) diskusi memeberi kemungkinan pada siswa untuk belajar berpartisipasi dalam pembicaraan untuk memecahkan suatu masalah bersama.
7) meningkatkan keberhasilan siswa dalam mengemukakan pendapat; 8) mengembangkan sikap terhadap isu-isu kontroversial (Gilstrap dan
Martin, 1975 dalam Moedjiono, 1992: 51). c. Keunggulan Diskusi, antara lain:
1) memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi langsung, balk intelektual, emosional, dan mental siswa.
2) metode ini dapat digunakan secara mudah sebelum, selama, ataupun sesudah metode yang lain:
3) meningkatkan kemampuan berpikir kritis, partisipasi demokratis, sikap, motivasi, dan kemampuan berbicara tanpa persiapan;
4) memberikan kesempatan kepada siswa untuk menguji, mengubah, dan mengembangkan pandangan, nilai dan keputusan berdasarkan penilaian kelompok;
5) memberIkan kesempatan kepada siswa untuk memahami memberikan dan menerima sehingga memupuk warga yang demokratis;
6) menguntungkan para siswa yang lemah pemecahan masalah (Glistrap dan Martin, 1975 yang dikutip oleh Moedjiono, 1992: 52).
d. Kekurangan Diskusi
1) sulit diramalkan hasilnya, walaupun telah diatur secara hati-hati; 2) kurang efisien dalam penggunaan waktu dan membutuhkan perangkat
meja, kursi yang mudah diatur;
3) teknik ini tidak menjamin penyelesaian, sekalipun kelompok setuju atau membuat kesepakatan karena belum tentu dilaksanakan;
4) teknik ini sering didominasi oleh seorang atau beberapa orang anggota diskusi sehingga yang tak berminat hanya sebagai penonton;
Penerapan Strategi Belajar-Mengajar. . . . 140 5) membutuhkan kemampuan berdiskusi dan para peserta agar partisipasi
secara aktif dalam diskusi. e. Jenis-jenis Diskusi
Jenis-jenis diskusi yakni:
1) Diskusi kelas adalah salah satu jenis diskusi yang melibatkan seluruh siswa yang ada dalam kelas sebagai peserta diskusi. Diskusi ini dimaksudkan untuk membicarakan topik tertentu yang sebelumnya telah direncanakan.
2) Diskusi kelompok adalah pembicaraan tentang suatu topik yang menjadi perhatian bersama di antara 3-6 orang peserta diskusi, di mana para peserta berinteraksi tatap muka secara dinamis dan mendapat bimbingan dari seorang peserta (ketua/moderator). Diskusi kelompok ini terdiri atas dua, yakni; (a) kelompok dadakan, yakni suatu jenis kelompok kecil yang beranggotakan suatu topik yang sebelumnya telah dibicarakan secara klasikal, (b) kelompok sindikat adalah salah satu jenis diskusi kelompok kecil 3-6 orang yang mana setiap kelompok mengerjakan tugas yang berbeda antara satu kelompok dengan kelompok yang lain. Setiap kelompok akan melaporkan hasil pekerjaannya di depan kelas dalam suatu diskusi pleno atau diskusi kelas.
f. Prosedur Pemakaian Diskusi
1) Tahapan sebelum pertemuan, yakni pemilihan topik diskusi, membuat rancangan garis besar diskusi, menentukan jenis diskusi, dan mengorganisasikan para siswa dan formasi kelas dengan jenis diskusi, 2) Tahapan selama pertemuan, yakni: guru memberikan penjelasan tujuan diskusi, topik diskusi, dan kegiatan diskusi, para siswa melaksanakan kegiatan diskusi, pelaporan dan penyimpulan hasil diskusi, dan pencatatan hasil diskusi.
3) Tahapan setelah pentemuan, yakni membuat catatan tentang gagasan, kesulitan selama diskusi, dan mengevaluasi diskusi.