PENERAPAN STRATEGI BELAJAR - MENGAJAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
MODEL- MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF BAHASA DAN SASTRA
P. Reciprocal Teaching
2. Tahap-tahap Reciprocal Teaching
Prinsip reciprocal teaching, melalui tahap-tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Secara rinci, pelaksanaan reciprocal teaching dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Pengenalan Reciprocal Teaching
Pada fase ini, guru, memperkenalkan reciprocal teaching pada siswa, misalnya Anda (sebagai guru) memulai dengan cara sebagai berikut:
Untuk beberapa minggu mendatang, kita akan bekerja sama untuk meningkatkan kemampuan dari sesuatu yang dibaca, yaitu:
1) Untuk memikirkan pertanyaan-pertanyaan penting yang mungkin muncul tentang hal yang kamu baca dan untuk meyakinkan bahwa kamu dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.
Aplikasi Model-Model Pembelajaran Bahasa dan Sastra 242 2) Untuk merangkum informasi-informasi penting dari bacaan-bacaan
yang telah kamu baca.
3) Untuk memprediksi hal yang dibahas oleh pengarang pada pokok bahasan berikutnya.
4) Untuk memberi tanda hal-hal yang tidak jelas dengan paragraf yang telah kamu baca.
b. Prosedur Pelaksanaan Reciprocal Teaching
Dalam tahap pelaksanaan Reciprocal Teaching melalui prosedur sebagari berikut:
1) Disediakan teks bacaan materi yang dapat diselesaikan kira-kira satu pertemuan.
2) Dijelaskan bahwa pada segmen pertama siswa sebagai gurunya (model).
3) Siswa diminta untuk membaca dalam hati seluruh teks bacaan melalui paragraf demi paragraf.
4) Setelah siswa membaca, dilanjutkan dengan menyuruh siswa membuat berbagai model pertanyaan.
5) Siswa secara bergiliran dilatih berperan sebagai seorang guru dan siswa yang lain berpartisipasi dalam dialog. Siswa yang berperan sebagai guru harus menuntun dialog dengan cara meyakinkan kepada siswa dengan banyak memberi umpan balik dan berpartisipasi dalam pujian.
6) Setiap kegiatan belajar ditingkatkan lebih banyak dialog, sehingga pada saat siswa berperan sebagai guru, mereka sudah berinisiatif pada kegiatan mereka sendiri.
c. Evaluasi Pelaksanaan Reciprocal Teaching
Hal-hal yang diperhatikan guru dalam tahap evaluasi adalah:
1) Guru memberikan Lembar Kerja Siswa yang membawa siswa kepada pemahaman yang lebih tinggi.
2) Guru mengamati pembelajaran proses mental siswa dan hasil belajar mereka.
3) Memerhatikan peran aktif dan inisiatif siswa. Prinsip ini tampak terlihat pada aktivitas siswa secara fisik dalam melakukan kegiatan merangkum, menyusun pertanyaan, mengklarifikasi, dan melakukan kegiatan LKS.
4) Memaklumi adanya perbedaan individual dalam kemajuan dan perkembangan. Prinsip ini tampak pada pembentukan kelompok-kelompok dalam melakukan pembelajaran.
5) Scaffolding, prinsip ini tampak pada kegiatan pemodelan guru pada tahap awal melakukan pembelajaran. Hal ini tampak pada bimbingan membuat pertanyaan, merangkum, dan menjadi siswa-guru, kemudian pada tahap–tahap berikutnya siswa dilepas.
Aplikasi Model-Model Pembelajaran Bahasa dan Sastra 243 Kelebihan Reciprocal Teaching adalah:
a. Siswa terlatih mengonstruksi sendiri pengetahuan.
b. Pengetahuan yang diperoleh siswa sendiri terkesan pada memorinya karena mereka mengalami sendiri pembelajaran, sehingga tak mudah melupakannya.
c. Memupuk rasa solidaritas, empati karena siswa saling menghargai perbedaan pendapat.
d. Memudahkan guru menjaring materi pembelajaran. Kekurangan reciprocal teaching adalah:
a. memerlukan waktu yang lama, baik dari segi perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi;
b. memerlukan keahlian guru dalam memanajemen pembelajaran. Apabila guru tidak terampil mendesain pembelajaran ini akan menimbulkan kebingungan siswa.
c. Siswa yang pintar dan terampil berbicara akan mendominasi dialog dalam pembelajaran, sehingga siswa yang kurang sulit dinilai kemampuannya.
Q. SAVI
Pembelajaran SAVI adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua alat indera yang dimiliki siswa. Istilah SAVI sendiri adalah kependekan dari: Somatic yang bermakna gerakan tubuh (hands-on, aktivitas fisik) di mana belajar dengan mengalami dan melakukan; Auditory yang bermakna bahwa belajar haruslah dengan melaluui mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemu-kakan pendapat, dan menanggapi; Visualization yang bermakna belajar haruslah menggunakan indra mata melallui mengamati, menggambar, mendemonstrasikan, membaca, menggunbakan media dan alat peraga; dan Intellectualy yang bermakna bahwa belajar haruslah menggunakan kemampuan berpikir (minds-on) belajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki, mengidenti-fikasi, menemukan, mencipta, mengkonstruksi, memecahkan masalah, dan menerapkan.
Aplikasi Model-Model Pembelajaran Bahasa dan Sastra 244 Model pembelajaran ini menganggap bahwa pembelajaran akan efektif dengan memerhatikan ketiga hal tersebut, dengan perkataan lain manfaatkanlah potensi siswa yang telah dimilikinya dengan melatih, mengembangkannya. Istilah tersebut sama halnya dengan istilah pada SAVI, dengan somatic ekuivalen dengan kinesthetic.
S. AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition)
Model pembelajaran ini mirip dengan SAVI dan VAK, bedanya hanyalah pada Repetisi yaitu pengulangan yang bermakna pendalaman, perluasan, pemantapan dengan cara siswa dilatih melalui pemberian tugas atau kuis.
T. TAI (Team Assisted Individualy)
Terjemahan bebas dari istilah di atas adalah Bantuan Individual dalam Kelompok (BidaK) dengan karateristirk bahwa (Driver, 1980) tanggung jawab belajar adalah pada siswa. Oleh karena itu, siswa harus membangun pengetahuan tidak menerima bentuk jadi dari guru. Pola komunikasi guru-siswa adalah negosiasi dan bukan imposisi-intruksi.
Sintak BidaK menurut Slavin (1985) adalah: (1) buat kelompok heterogen dan berikan bahan ajar berupak modul, (2) siswa belajar kelompok dengan dibantu oleh siswa pandai anggota kelompok secara individual, saling tukar jawaban, saling berbagi sehingga terjadi diskusi, (3) penghargaan kelompok dan refleksi serta tes formatif.
U. TTW (Think Talk Write)
Pembelajaran ini dimulai dengan berpikir melalui bahan bacaan (menyimak, mengkritisi, dan alternatif solusi), hasil bacaannya dikomunikasikan dengan presentasi, diskusi, dan kemudian buat laopran
Aplikasi Model-Model Pembelajaran Bahasa dan Sastra 245 hasil presentasi. Sintaknya adalah: informasi, kelompok (membaca-mencatat-menandai), presentasi, diskusi, melaporkan.
V. TS-TS (Two Stay – Two Stray) 1. Pengertian
Model pembelajaran Two Stay- Two Stray (TSTS ) ini dikembangkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1992 dan biasa digunakan bersama dengan modeel Kepala Bernomor (Numbered Heads). Struktur TSTS memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagi hasil dan informasi dengan kelompok lain. Pembelajaran model ini adalah dengan cara siswa berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan kelompok lain. Sintaknya adalah kerja kelompok, dua siswa bertamu ke kelompok lain dan dua siswa lainnya tetap di kelompoknya untuk menerima dua orang dari kelompok lain, kerja kelompok, kembali ke kelompok asal, kerja kelompok, laporan kelompok. 2.Kekurangan dan Kelebihan
Keunggulan model Two Stay Two Stray atau Dua Tinggal Dua Tamu adalah membantu siswa untuk memiliki beberapa keterampilan sosial, seperti: bekerja sama, berbagi tugas, mendengarkan pendapat orang lain, menghargai pendapat orang lain, kemampuan bertanya dan lain-lain yang sangat jarang dalam penerapan pembelajaran tradisional..
Kekurangan model TSTS ini adalah memerlukan keahlian dari pengajar dalam hal: mendesain pembelajaran, menyusun materi, merangkai kegiatan, membuat media/alat peraga, dan menyusun penilain yang autentik.
Aplikasi Model-Model Pembelajaran Bahasa dan Sastra 246 3. Langkah-Langkah TSTS
Adapun langkah-langkah model pembelajaran TSTS (Lie, 2004) adalah: a. Siswa bekerja sama dalam kelompok berempat seperti biasa.
b. Pembelajaran dengan metode ini diawali dengan pembagian kelompok. Setelah kelompok terbentuk, guru memberikan tugas berupa permasalahan-permasalahan yang harus mereka diskusikan jawabannya. c. Setelah selesai, dua siswa dari setiap kelompok akan meninggalkan
kelompoknya dan bertamu ke kelompok yang lain.
d. Dua siswa yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka. Anggota kelompok yang tidak mendapat tugas sebagai duta (tamu) memunyai kewajiban menerima tamu dari suatu kelompok yang lain. Tugas mereka adalah menyajikan hasil kerja kelompoknya kepada tamu tersebut.
e. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.
f. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka. Lie 2004 menguraikan tahapan-tahapan TSTS sebagai berikut: a. Persiapan
Pada tahap persiapan ini, hal yang dilakukan guru adalah membuat silabus dan sistem penilaian, desain pembelajaran, menyiapkan tugas siswa dan membagi siswa dalam satu kelas ke dalam beberapa kelompok, yaitu setiap anggota kelompo terdiri atas 4 siswa dan setiap anggota kelompok harus heterogen, dalam hal jenis kelamin dan prestasi akademik siswa. Setelah itu, siswa diberi pretes untuk mengetahui kemampuan awal siswa.
b. Presentase Guru
Pada tahap ini, guru menyampaikan indikator pembelajaran, mengenal dan menjelaskan materi sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. c. Kegiatan Kelompok
Dalam kegiatan ini, pembelajarannya menggunakan lembar kegiatan yang berisi tugas-tugas yang harus dipelajari oleh tiap siswa dalam satu kelompok. Setelah menerima lembar kegiatan yang berisi permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan konsep materi dan klasifikasinya, siswa memelajarinya dalam kelompok kecil yaitu mendiskusikan masalah tersebut bersama-sama anggota kelompoknya. Setiap kelompok menyelesaikan atau memecahkan masalah yang diberikan dengan cara mereka sendiri. Kemudian 2 orang dari setiap anggota meninggalkan kelompoknya dan bertamu ke kelompok lain secara terpisah. Sementara 2 orang anggota yang tinggal dalam kelompok
Aplikasi Model-Model Pembelajaran Bahasa dan Sastra 247 bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu. Setelah memeroleh dari 2 anggota yang tinggal, tamu mohon diri dan kembali ke kelompok masing-masing dan melaporkan temuannya dari kelompok lain, serta mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka.
d. Formalisasi
Setelah belajar dalam kelompok dan menyelesaikan permasalahan yang diberikan, slaah satu kelompok mempresentasekan hasil diskusi kelompoknya untuk dikomunikasikan atau didiskusikan dengan kelompok lainnya. Kemudian, guru membahas dan mengarahkan ke bentuk formal. W. CORE (Connecting, Organizing, Refleting, Extending)
Sintaknya adalah (C) koneksi informasi lama-baru dan antarkonsep, (0) organisasi ide untuk memahami materi, (R) memikirkan kembali, mendalami, dan menggali, (E) mengembangkan, memperluas, menggunakan, dan menemukan.
X. SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review)
Pembelajaran ini adalah strategi membaca yang dapat mengembang-kan meta kognitif siswa, yaitu dengan menugasi siswa untuk membaca bahan belajar secara saksama-cermat, dengan sintak: Survei dengan mencermati teks bacaan dan mencatat-menandai kata kunci, Question dengan membuat pertanyaan (mengapa-bagaimana, darimana) tentang bahan bacaan (materi bahan ajar), Read dengan membaca teks dan cari jawabanya, Recite dengan pertimbangkan jawaban yang diberikan (cartat-bahas bersama), dan Review dengan cara meninjau ulang menyeluruh.
Y. SQ4R (Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review)
SQ4R adalah pengembangan dari SQ3R dengan menambahkan unsur Reflect, yaitu aktivitas memberikan contoh dari bahan bacaan dan membayangkan konteks aktual yang relevan.
Z. MID (Meaningful Instructionnal Design)
Model ini adalah pembelajaran yang mengutamakan kebermaknaan belajar dan efektifivitas dengan cara membuat kerangka kerja-aktivitas
Aplikasi Model-Model Pembelajaran Bahasa dan Sastra 248 secara konseptual kognitif-konstruktivis. Sintaknya adalah (1) lead-in dengan melakukan kegiatan yang terkait dengan pengalaman, analisi pengalaman, dan konsep-ide; (2) reconstruction melakukan fasilitasi pengalaman belajar; (3) production melalui ekspresi-apresiasi konsep.
Di samping strategi di atas, ada lagi yang lainnya, yakni: 1. MEA (Means-Ends Analysis)
Model pembelajaran ini adalah variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah berbasis heuristik, elaborasi menjadi sub-sub masalah yang lebih sederhana, identifikasi perbedaan, susun sub-sub masalah sehingga terjadi koneksivitas, pilih strategi solusi.
2. KUASAI
Pembelajaran akan efektif dengan melibatkan enam tahap berikut ini, Kerangka pikir untuk sukses, Uraikan fakta sesuai dengan gaya belajar, Ambil pemaknaan (mengetahui-memahami-menggunakan-memaknai), Sertakan ingatan dan hafalkan kata kunci serta koneksinya, Ajukan pengujian pemahaman, dan Introspeksi melalui refleksi diri tentang gaya belajar. 3. CRI (Certainly of Response Index)
CRI digunakan untuk mengobservasi proses pembelajaran yang berkenaan dengan tingkat keyakinan siswa tentang kemampuan yang dimilkinya untuk memilih dan menggunakan pengetahuan yang telah dimilikinya. Hutnal (2002) mengemukakan bahwa CRI menggunakan rubrik dengan penskoran 0 untuk totally guested answer, 1 untuk amost guest, 2 untuk not sure, 3 untuk sure, 4 untuk almost certain, dn 5 untuk certain.
Aplikasi Model-Model Pembelajaran Bahasa dan Sastra 249 4. DMR (Diskursus Multy Reprecentacy)
a. DMR adalah pembelajaran yang berorientasi pada pembentukan, penggunaan, dan pemanfaatan berbagai representasi dengan setting kelas dan kerja Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi.
c. Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya misalnya melalui bagan/peta konsep.
d. Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa.
e. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu f. Penutup
kelompok. Sintaknya adalah: persiapan, pendahuluan, pengembangan, penerapan, dan penutup.
5. Tari Bambu
Model pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda secara teratur. Strategi ini cocok untuk bahan ajar yang memerlukan pertukartan pengalaman dan pengetahuan antarsiswa. Sintaknya adalah: Sebagian siswa berdiri berjajar di depan kelas atau di sela bangku-meja dan sebagian siswa lainnya berdiri berhadapan dengan kelompok siswa pertama, siswa yang berhadapan berbagi pengalaman dan pengetahuan, siswa yang berdiri di ujung salah satu jajaran pindah ke ujung lainnya pada jajarannya. Jajaran ini kemudian bergeser. Dengan cara ini masing-masing siswa mendapat pasangan yang baru dan kembali berbagai informasi. Pergeseran bisa dilakukan terus sesuai dengan kebutuhan.
6. Student Fachilitator and Explaning
7. Course Review Horay (CRH) Langkah-langkah:
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. b. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi. c. Memberikan kesempatan siswa tanya jawab.
Aplikasi Model-Model Pembelajaran Bahasa dan Sastra 250 d. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi dengan angka sesuai dengan selera setiap siswa.
e. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar (v) dan salah diberi silang (x).
f. Siswa yang sudah mendapat tanda v vertikal atau horizontal, atau diagonal harys berteriak horay ....atau yel-yel lainya.
g. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh h. Penutup.