KETERAMPILAN-KETERAMPILAN MENGAJAR
D. Jenis Pertanyaan Berdasarkan Tujuan
2. Penggunaan dalam kelas
a. Tujuan yang dapat dicapai, adalah meningkatkan perhatian siswa, membangkitkan dan memelihara motivasi siswa, memudahkan siswa belajar, mengontrol dan memodifikasi tingkah laku siswa yang kurang positif, serta mendorong munculnya tingkah laku yang produktif. b. Prinsip penggunaan, yakni: kehangatan dan keantusiasan, kebermaknaan,
dan menghindari penggunaan respon yang negatif.
c. Cara penggunaan, yakni penggunaan kepada pribadi tertentu, penguatan kepada kelompok siswa, pemberian penguatan dengan segera, dan variasi dalam penggunaan.
3. Komponen-komponen penguatan
a. Penguatan verbal yakni berupa kata, seperti: bagus, benar, tepat sekali, betul.
Contoh:
1) Guru: Apa yang dimaksud dengan tema?
Jawaban siswa : tema adalah pokok permasalahan. penguatan: bagus
2) Guru: Siapakah penyair puisi ―DOA‖? Jawaban siswa: Chairil Anwar penguatan: tepat sekali
3) Guru: Siapa yang bisa memberi contoh majas ironi?
Jawaban siswa: ―Cepat sekali engkau datang ! (padahal jarum jam sudah menunjukkan pukul 09.00 atau siswa datang terlambat). penguatan: betul 4) Apa yang dimaksud dengan cerpen?
Jawaban siswa : cerita pendek
penguatan: bagus, tetapi belum sempurna 5) Apa saja unsur-unsur sebuah puisi
Jawaban siswa : tema, amanat, dan gaya bahasa penguatan : kurang tepat masih perlu dilengkapi
6) Yang manakah termasuk unsur S P O dalam kalimat ―Ani makan roti‖? Jawaban siswa : Ani: S, makan : P, dan roti : O
penguatan : betul
b. Penguatan nonverbal, antara lain:
1) Penguatan berupa mimik dan gerakan badan.
2) Penguatan dengan cara mendekati, penguatan dengan sentuhan, misalnya: berjabat tangan.
Contoh:
a) Mengacungkan jempol, jika jawaban siswa tepat. b) Menganggukkan kepala, jika jawabari siswa benar.
c) Menjabat tangan dengan siswa, apabila siswa memperoleh prestasi. d) Memberi hadiah kepada siswa yang berprestasi.
Penerapan Strategi Belajar-Mengajar. . . . 124 e) Memberi tanda ceklis (v) pada lembaran jawaban siswa.
f) Tersenyum, apabila jawaban siswa tepat sekali.
g) Bertepuk tangan, apabila siswa dapat membaca puisi secara baik. h) Mengerutkan dahi, apabila jawaban siswa kurang tepat.
3) Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, misalnya memilih siswa sebagai pemimpin atau ketua pada kelompok kesenian karena bakat dan minat siswa itu.
4) Penguatan berupa simbol atau benda, seperti tanda (v) pada buku siswa atau memberi hadiah berupa benda lain yang tidak terlalu mahal.
5) Penguatan tak penuh artinya guru tidak langsung memberikan respon menyalahkan siswa jika jawaban siswa itu salah, tetapi guru sebaiknya mengatakan jawaban siswa sebagian benar, tetapi masih perlu disempurnakan sedikit.
Soal-soal Bab 3 C
Amatilah salah seorang pengajar saat mengajar, kemudian catatlah, identifikasi dan klasifikasi jenis penguatan yang digunakannya! (Tugas berbasis Proyek)
F. Keterampilan Mengadakan Variasi Stimulus 1. Pengertian
Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar-mengajar yang ditunjukkan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga mereka tekun, antusias, dan partisipasi.
Aspek-aspek yang perlu dilatihkan dalam kegiatan ini adalah:
a. Gerak guru: beberapa petunjuk, yakni: biasakan bergerak bebas sesuai dengan maksud, jangan menerangkan sambil menulis menghadap papan tulis, jangan menerangkan sambil mondar mandir atau hanya duduk, arahkan pandangan ke seluruh kelas, bukan ke arah luar atau langit-langit, bila mengobservasi seluruh kelas usahakan bergerak perlahan-lahan dari arah depan ke belakang atau dari belakang ke depan.
b. Isyarat guru artinya gerak tubuh guru yang mengandung maksud tertentu, misalnya: gerak tangan yang menyatakan sesuatu, anggukan kepala, gerak mengangkat alis, mengerutkan kening, bertepuk tangan.
c. Suara guru artinya jangan menggunakan suara yang monoton, melainkan bervariasi.
d. Guru diam, maksudnya pembicaraan lebih mengundang perhatian pendengar, apabila disampaikan dengan selingan diam.
e. Gaya interaksi, digunakan untuk menghindari kebosanan siswa, yakni pola guru-kelompok murid, pola guru-murid sebagai individu, pola murid-murid.
Penerapan Strategi Belajar-Mengajar. . . . 125 f. Kontak pandang dan gerak merupakan suatu kunci model
penyampaian emosi. g. Pemusatan perhatian siswa. h. Pengalihan penggunaan indera. Latihan Bab 3 D
Simulasikan di depan teman-temanmu aspek-aspek variasi stimulus, sebagai berikut: 1. gerak guru 2. isyarat guru 3. suara guru 4. guru diam 5. gaya interaksi 6. kontak pandang
7. pemusatan perhatian siswa 8. pengalihan penggunaan indera G. Keterampilan Mengelola Kelas 1. Pengertian
Pengajaran mencakup semua kegiatan yang secara langsung untuk mencapai tujuan khusus pengajaran, sedangkan pengelolaan kelas menunjuk pada kegiatan-kegiatan yang menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya porses belajar (pembinaan rapor, penghentian tingkah laku siswa yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran, dan norma). Pengelolaan kelas ditanggulangi dengan tindakan korektif, sedangkan masalah pengajaran ditanggulangi dengan tindakan korektif instruksional. 2. Dua Macam Pengelolaan Kelas
a. Masalah individual
Masalah Individual adalah didasarkan asumsi bahwa semua tingkah laku individu merupakan upaya mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan untuk diterima kelompok dan kebutuhan untuk mencapi harga diri.
Rudolf Dreikurs dan Pearl Cassel (dalam Joni, 1980: 2) membedakan empat kelompok masalah pengelolaan kelas individual, yakni: (1) Attention getting behaviors, seperti, membadut di kelas (aktif), berbuat lamban sehingga perlu pertolongan ekstra (pasif), (2) power seeking behavior, seperti selalu mendebat, emosional, menangis (aktif), selalu lupa aturan-aturan di kelas (pasif), (3) revenge — seeking behavior dengan menyakiti orang lain, seperti mengata-ngatai, memukul, menggigit, (4) peragaan ketidakmampuan. b. Masalah Kelompok
Lois V. Johns dan Mary A. Bany (Joni, 1980: 3) mengemukakan tujuh kategori masalah kelompok dalam pengelolaan kelas, yakni:
Penerapan Strategi Belajar-Mengajar. . . . 126 1) Kelas kurang kohesif lantaran alasan jenis kelamin, suku, tingkatan
sosial. ekonomi, dsb.
2) Penyimpangan dari norma-norma tingkah laku yang telah disepakati sebelumnya seperti sengaja berbicara keras-keras di ruang perpustakaan. 3) Kelas mereaksi negatif terhadap salah seorang anggotanya.
4) Memprakarsai anggota kelas yang justru melanggar norma kelompok, seperti pemberian semangat kepada badut kelas.
5) Kelompok cenderung mudah diatihkan perhatiannya dari tugas yang tengah digarap.
6) Semangat rendah atau semacam aksi protes kepada guru karena menganggap tugas yang diberikan kurang wajar.
7) Kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan baru, seperti gangguan jadwal, pergantian guru kelas.