• Tidak ada hasil yang ditemukan

Membuat tema jangan terlalu panjang. Kalau sebuah tema tidak dapat diformulasikan secara singkat, berarti tema itu kurang

Dalam dokumen Teknik Produksi Program TV - Fred Wibowo (Halaman 158-163)

jelas atau sukar. Menggarap tema yang kurang jelas,

biasanya hasilnya tak jelas pula. Sebaiknya tema ditulis sepanjang tidak lebih dari lima belas kata. Dengan lima belas kata, orang yang membaca hams mengerti arti dan maksudnya.

Setelah tema pasti (sreg), kemudian pencipta dokumenter menjalankan riset untuk mencari bahan-bahan yang diper-lukan program dokumenternya. Riset meliputi riset kepusta-kaan, riset lapangan dan konsultasi-konsultasi dengan otoritas yang al-di mengenai tema itu. Penyelidikan terhadap mereka yang terkena akibat penggunaan pestisida dan data klinis sangat diperlukan. Pencipta program dokumenter, selain

bertindak sebagai peneliti dan analis, sebenarnya juga penyelidik

yang mengkombinasikan kemampuan intelektual, inteligensi, dan keterampilan. Sebuah program dokumenter yang tidak didukung oleh fakta dan data yang lengkap akan kurang mutunya. Kekuatan sebuah program dokumenter terletak pada dukungart fakta dan data yang akurat.

Setelah bahan-bahan cukup lengkap, pencipta program kemudian menetapkan tesis. Dari hasil riset dapat ditetapkan tesis: Penggunaan pestisida ternyata meracuni manusia dan lingkungannya. Berdasarkan tesis itu pencipta program menyusun kerangka pemikiran atau gagasan. Berdasarkan kerangka pemikiran ini bahan-bahan itu dikelompokkan dan disusun. Susunan kelompok-kelompok bahan ini disebut sekuen. Susunan sekuen lengkap dengan berbagai penjelasan kebutuhankebutuhan pengambilan gambar di lapangan disebut treatment. Dengan treatment ini sutradara dokumenter biasanya dapat mulai melaksanakan shooting (lihat contoh kerangka pemikiran dan treatment pada halaman ...).

)udul program biasanya diciptakan setelah shooting berakhir, ketika sutradara atau produser selesai menyusun editing script. Editing script disusun berdasarkan catatan pelaksanaan shooting yang disebut rundown sheet dan catatan 155

hasil shooting yang disebut logging. Judul biasanya harus merangsang rasa ingin tabu penonton. Misalnya, untuk tema pengaruh pestisida dalam tubuh petard diberi judul "Dalam Bayang-Bayang Racun".

Seorang pencipta program dokumenter ternama mengata-kan, "Bagaimanapun yang akan muncul dalam produksi Anda adalah pribadi Anda sendiri." Ucapan ini tidak jauh berbeda dengan pendapat Emille Zola bahwa dalam kesenian karak-teristik pencipta yang mewarnai ciptaannya merupakan kekhasan dan keunikan dari nilai keseniannya. Hal ini berarti objektivitas sebuah dokumenter tetap merupakan cerminan pandangan subjektif penciptanya. Sebuah film mengenai suku bangsa di Irian yang dibuat oleh orang Jakarta, hasilnya berupa suku bangsa di Irian menurut pandangan orang Jakarta. Hasil itu sering justru cukup berbeda dengan.realitas yang dirasakan sendiri oleh suku bangsa tersebut. Seorang pencipta program dokumenter dapat memberi kesan betapa terbelakangnya kehidupan di tengah hutan dari suku Mentawai. Padahal bagi suku itu sendiri hutan menjadi bagian yang integral dari hidup dan kepercayaan agamanya. Maka membabat hutan di lingkungan suku itu sama dengan "memperkosa" perasaan kepribadian dan budaya masyarakatnya, meskipun dengan dalih meningkatkan kualitas kehidupan suku itu. Maka sebenarnya memberi penenkanan keterbelakangan suku itu tidak tepat. Mereka yang merusak hutan dan lingkungan suku itulah yang sebenarnya tidak beradab.

Sebuah karya dokumenter tidak berbeda dengan karya seni yang Ilan. Karya itu merupakan cerminan visi dari penciptanya. Visi ini yang kemudian membuat karya itu bernilai. Karya dari seorang pencipta yang tidak memiliki visi biasanya tidak bermutu juga. Masalahnya adakah pencipta yang tidak memiliki visi? Semua pencipta seni tentu memiliki visi. Namun, suatu 156

I I

I

5

visi yang tidak memiliki landasan yang kuat, dasar pandangan yang jelas atau sekadar mengikuti arus biasanya disebut tidak memiliki visi. Suatu ciptaan sederhana, tetapi memiliki kekhasan dengan dasar pandangan yang kuat akan terasa bobot visinya.

Kelemahan suatu karya dokumenter biasanya disebabkan oleh sang pencipta semata-mata rnenyaiikan fakta tanpa menggali banyak aspek yang melatarbelakangi dan kemudian mempertajam aspek yang memiliki kandungan nilai ke-manusiaan. Kandungan nilai kemanusiaan ini yang memberi bobot pada karya itu. Inilah point of interest dari seorang pencipta karya dokumenter. Kandungan nilai kemanusiaan ini yang menyentuh hati nurani dan menumbuhkan kesan yang mendalam. Selebihnya, kekentalan dan keutuhan karya sebagai sajian yang enak diikuti, mendesak, penting dan menarik yang rnelengkapi kesempurnaan sebuah program dokumenter.

Suatu program dokumenter bukan produksi acara hiburan, fiksi, pendidikan atau penerangan biasa. Karya dokumenter termasuk juga sebagai karya jurnalistik. Itulah sebabnya di dalam persiapan, pengolahan dan sajian, banyak digunakan prinsip-prinsip jurnalistik, misalnya dari segi isi, sebuah dokumenter yang baik menyangkut tuna-tema yang urger, penting dan menarik. Dari segi sajian, karya dokumenter itu hams tepat (akurat), jelas, jujur/benar dan ringkas. Dalam hal tertentu prinsip 5 W's + H (what, why, who, when, where, dan how) biasanya dipakai. Itulah sebabnya, seorang pencipta karya dokumenter selain produser atau sutradara, sebenarnya la juga seorang jurnalis.

Akhir-akhir ini muncul suatu trend program yang s.ering disebut sebagai program dokumenter televisi. Program itu bermacarn-macarn isinya. Beberapa program bercerita tentang flora dan fauna, program lain bercerita tentang daerah-daerah dan pedalaman, beberapa bercerita tentang suku, adat-istiada,

tradisi, dsb. Dalam sajiannya isi program secara selintas saja dimunculkan karena yang muncul dalam sebagian besar pro-gram itu adalah presenter yang sering mengajak beberapa orang dan menceritakan tentang bermacam-macam pengalaman tersebut. Dalam konteks ini patut dipertanyakan sebenamya film dokumenter ini adalah dokumenter tentang pencerita yang sedang melakukan perjalanan atau melakukan suatu penyelidikan atau tentang suatu obyek yang ingin dijelaskan kepada masyarakat. Sebab pencerita yang biasanya selebritis lebih mengambil peranan d.ari pada obyek yang diceritakan. Pencipta program ini tentu saja berorientasi lebih untuk menekankan daya tank dari tokoh selibriti yang bercerita supaya program itu laku dijual untuk iklan. Inilah yang disebut psedou documentary. Seolaholah sebuah sajian dokumenter namun sebetulnya sajian selebritis yang sedang jalan-jalan. Program semacam ini dalam arti tertentu tidak memiliki nilai dokumenter, meskipun barangkali nilai komersialnya tinggi.

Naskah dalam program dokumenter ditulis paling akhir sesudah editing selesai. Naskah biasanya merupakan uraian penjelasan, informasi atau komentar terhadap kejadian yang disajikan secara visual. Naskah itu kemudian direkarn dengan pembawa suara seorang penyiar atau presenter dan dipersatukan dengan gambar tanpa pemunculan pembawa suaranya (voice over). Naskah uraian hanya melengkapi tayangan visual yang belum jelas atau perlu spesifikasi karena gambarnya terlalu umum. Untuk tayangan visual yang sudah jelas, uraian tidak diperlukan. Biarkan gambar berbicara sendiri.

Apabila tayangan visual itu berupa suatu pemandangan atau rangkaian kejadian yang sudah jelas, sound asli dari kejadian itu merupakan kelengkapan yang sangat menghidupkan gambar. Musik sebaiknya dipakai hanya kalau suasana tayangan gambar terasa kosong dan math Dalam situasi ini musik dapat

membantu memberi suasana yang menghidupkan. Dalam hal

Dalam dokumen Teknik Produksi Program TV - Fred Wibowo (Halaman 158-163)