• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program ini dapat disajikan dengan berbagai macam format: format cerita atau kejadian, talk show lawak, lawak dengan

Dalam dokumen Teknik Produksi Program TV - Fred Wibowo (Halaman 58-64)

musik, parodi atau lawak sindiran dan masih banyak bentuk

lainnya lagi. Seorang produser biasanya akan mempertimbangkan

format berdasarkan kebiasaan grup lawak yang ditampilkan atau

menciptakan format sesuai dengan kemampuan pelawak yang

ditarapilkan. Sebab terdapat kelompok pelawak dengan

keniampuan intelektual tinggi, dalam hal ini dapat dipillh format

parodi seperti Republik Mimpi dari Metro TV, atau format

kejadian dalam bentuk komedi, seperti OB dariRCTI. Komidi

berbeda dengan lawakan biasa. Apa yang lucu dalam

dan selibriti adalah Extravaganza dari Trans televisi. Program ini melibatkan banyak pemain dan banyak variasi sajian.

b. Program Hiburan Musik

Program hiburan musik, seperti musik dangdut misalnya, biasanya rnerupakan program primadona di televisi. Sementara musik jazz dan klasik sebagai program seni budaya masih mencari format dan penggemarnya. Menciptakan program musik pop atau dangdut dapat menggunakan berbagai macam format. Yang paling umum biasanya digunakan format musik klip. Variasi ilustrasi pemandangan atau suasana lewat efek atau ar,imasi sebagai latar belakang, dipadu dengaan penyanyi dan back voice-nya mcrupakan format klip yang konvensional. Sementara itu, untuk lagu-lagu yang bukan sekadar bercerita tentang cinta dapat didptakan suasana yang lebih kreatif.

Format lain biasanya menggunakan bentuk life show, Stage atau panggung, balk indoor di dalam gedung, rnaupun outdoor di suatu lapangan, dengan tata pencahayaan yang warnawami, dibuat lebih heboh dengan laser dan camera movement yang sangat cepat geraknya. Dalam hal ini, yang perlu dipikirkan, penonton di rumah tidal( hanya ingin menonton suasana, melainkan juga artisnya. Banyak program musik yang hanya menyugulakca-n bayangan dan ingar-bingar musik dengan asap dry-ice tanpa pernah secara jelas memunculkan artis penyanyi-nya. Maka jadilah sajian asap, bukan lagi program musik. Sebagai entertainment, program hiburan pop, Lebih-lebih musik pop atau dangdut, daya tariknya sering diarahkan pada daya tank seksuai, balk melalui kostum maupun gerakangerakannya. Penari latar belakang daripada memberi suasana lagu, lebih dipakai sebagai daya tank seksual yang konon itu "berseni". Dalam live show semacam ini digunakan beberapa kamera yang memungkinkan sajian gambar menjadi sangat

bervariasi. Dalam tayangan bisa jadi tidak langsung, namun rekaman gambar, dibuat sebagaimana program yang disiarkan secara langsung.

Format lain untuk sajian musik adalah format feature dan

magazine. Bentuk format dapat dipelajari kemudian isian materi

produksinya benipa musik. Fommt feature atau magazine ;intik

rtrno-rarn rruncilc hiacanva cancral- rnisnarik IcarPna hPrvariasi dan

dapat menampilkan reaksi dari kaum muda atau para pencipta jenis musik itu. Wawancara tentang proses terciptanya lagu atau riwayat hidup baik sang pencipta maupun penyanyinya mernberika.n daya tarik tersendiri. Apalagi kalau penyanyi atau grup musik yang bersangkutan, sedang in di kaiangan penggemar musilcz. I'vleskipun program semacam lilt tidal( meny-ajikan

hArlynk larnl tpfapi IcArpnA rnonarripillcan cocain kb:IA-0g kohiciiipan

sang bintang, biasanya program semacam ini menjadi sangat dinanti dart digemari.

3. Tata Laksana Produksi

Program seni budaya memiliki tata laksana produksi yang agak spesifik. Produser atau sutradara yang memiliki gagasan unt -uk 'Hemp' od-uksi progtatu teisebut, hall-kb btbeV1 al 1,6 yang sungguh paktain rnengerai materi produksi dart cabang seni

budaya yang akan dijadikan program acara televisi. Untuk itu, diperlukan riset agar konsep perencanaan produksi menjadi jelas bagi sutradara maupun crew yang akan melaksanakannya. Konsep dari produser atau sutradara harus jelas diimplementasikan dalam perencanaan, baik berupa floor plan maupun naskah, meskipun naskah berbentuk rundown sheet karena sistern

nrnr1Illeci vanes rlicnimalcAn hiacariva ar/ lih

Akan sangat perlu apabila sebelum pelaksanaan produksi, diadakan peninjauan latihan, sehingga kurang lebih para kamerawan dan crew, memiliki pemahaman yang sama seluruh jalan sajian. Sebab program semacam ini biasanya direkam atau

ditayangkan secara langsung dengan multikamera. Latihan sangat perlu, untuk menentukan posisi lampu dan kamera serta

floor-plan.

Banyak catatan perlu dibuat oleh sutradara untuk menghindari kekacauan dalam pelaksanaan. Sangat mungkin terjadi bahwa dalam sajian yang

sungguh

terjadi perubahan spontan. Dalam hal ini sutradara dan kamerawan harus siap untuk berimprofisasi dengan ketrampilan maupun kecerdasanriya. Biasanya seorang sutradara akan menempatkan sebuah kamera

"keamanan"

yang mengambil gambar dengan sudut pengambilan total

shoot,

sebagai transisi apabila terjadi perubahan mendadak di tempat pertunjukkan.

Di dalam produksi klip, dibutuhkan naskah berupa

treat-ment

yang berisi teks lagu dan petunjuk tempat atau lokasi yang menjadi latar belakang kegiatan artis. Kostum dan

blocking

artis perlu ditulis juga di dalam

treatment.

Sementara untuk sajian bentuk

live show,

dibutuhkan konsep

treatment

yang jelas mengenai seluruh sajian yang harus disiapkan. Untuk program yang tidak disiarkan secara langsung, beberapa kesalahan dapat dibuang dengan mengedit gambar, asal

sound

tetap dipertahankan kesinambungannya. Bahkan adegan atau sajian yang kurang menarik dapat saja dihilangkan kalau perlu.

Sesudah

planning

berupa konsep dan

treatment

jelas maka produksi dilaksanakan mengikuti treatment. Untuk produksi

live show

di studio atau melalui OB-van

(Out side

Broadcasting-van)

di luar studio, pengambilan gambar mengikuti

randown

sheet

yang sudah disiapkan. Proses produksi sebagaimana proses produksi acara biasa.

Pada saat

shooting

dilaksanakan, di dalam produksi musik atau tari, kadang-kadang, untuk menghindari kesalahan, musik atau nyanyian sudah direkam terlebih dahulu. Penyanyi, penari dan pengiring rnusik hanya mengikuti hasil rekaman suara. Sistem ini disebut

play-back.

Dengan sistem

play-back,

lokasi shooting clapat berganti-ganti berdasarkan konsep kreatif sutradara. Sistem ini juga menghindarkan gangguan suarasuara yang tidak diirtginkan masuk, kefika shooting sedang berlangsung. Di samping it kesalahan yang mungkin terjadi pada penyanyi, salah ucap atau nada turun atau fals kerena suatu sebab, dapat dihindari.

Post production untuk program yang tidak langsung ditayangkan, berupa editing offline dan online dilakukan untuk rnemberi tulisan pada layar televisi (caption), seperti judul lagu, nama penyanyi, membuang atau rnemberi sisipan (insert) garnioar yang buruk dark Inertyempurriakan

suaran.ya. lika trn.1-..1-p,,, daridan atau ctnck shnnt, rlalam

editing skrip perlu dituliskan kode waktunya sehingga saat online materi dapat disisipkan. Setelah semua slap, diadakan preview sebelum program ditayangkan. B. Pengembangan Gagasan

Seni tradisional kita tumbuh elan berkernbang dalam konteks situasi lingkungartriya. Terdapat iriteraksi sosiai yang k, antara sap, Frarlicinnal clan maQyarAkAftlyA Sni trarlicinnal ini meskipun muncul setelah Taman budaya tulis, namun masih berpola pada kebudayaan lisan pertaina. Daya hidup dan daya tarik banyak terganturtg dari terjadinya interaksi sosial. Tanpa ini seni tradisional terasa sangat hambar dan kurang rnertarik.

Di dalam situasinya, seni tradisi ditonton oleh penonton yang secara sungguh-sungguh meivangkan waktu untuk

menonton kesenian. Oleh 11<arerIa itu, lama Yak-+A sajian,

1-wahrrapa ppnvilangan gprak atali arlegan; tirlak meniarii seal bagi penonton. Lelucon atau kejadian hebat dalam adegan biasanya rnendapatkan reaksi spontan dari penonton_ Dengan dernikian, pemain merasakan getar reaksi ini dan memainkan peranan semakin hidup dan bergairah.

Ketika seni tradisional ini masuk ke dalam program televisi, terdapat dua hal penting yang hilang. Pertama, interaksi yang terjalin antara pemain dan penonton. Kedua, perpendekan lama waktu sajian (duration) yang harus menyesuaikan dengan kapling waktu atau slot di televisi. Itulah sebabnya, beberapa seni tradisional mencoba tetap memasukkan unsur penonton di dalam televisi agar tidak kehilangan interaksi, misalnya lenong, kethoprak humor dan ludruk. Ternyata upaya ini cukup berhasil. Spontanitas yang sangat hidup karena reaksi penonton membuat pertunjukan ini menarik di televisi.

Upaya lain dengan memperpendek lama waktu sajian dan mencoba mencampur dengan adegan-adegan Iuar studio. Wayang orang dan kethoprak sudah mulai dengan cara-cara seperti ini. Ternyata sajian itu cukup menarik. Trick terbang dengan chroma key sangat menarik dan lebih memberi suasana. Ini berarti seni tradisional itu menggunakan format sajian televisi. Kendati demikian tetap terdapat beberapa hal yang hilang. Keindahan dan ragam gerak tari hams dikurangi agar jangan melampaui slot waktu, ilustrasi gamelan sering tidak terdengar utuh, kecuali mereka yang sudah mulai dengan menciptakan garapan gending gending (lap) khusus untuk televisi.

Akan tetapi, upaya-upaya yang hampir berhasil itu rusak oleh banjir sinetron kekerasan dan ABG di televisi. Pahlawan-pahlawan dalam cerita tradisi kalah menarik dengan tokoh cerita film kekerasan dan sinetron ABG. Apalagi setelah sinetron dan hiburan musik muncul dengan unsur seksual yang sangat menonjol. Tiba-tiba seni tradisi kita di televisi semakin ditinggalkan penonton. Pada dasarnya seni tradisional bukan jenis seni komersial, is akan kehilangan daya tarik ketika berhadapan dengan program yang komersial. Apakah dengan demikian seni tradisional kita akan hilang di televisi?

Isi pertanyaan itu ditujukan bagi pengelola stasiun televisi

Dalam dokumen Teknik Produksi Program TV - Fred Wibowo (Halaman 58-64)