• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program dokumenter adalah program yang menyajikan suatu kenyataan berdasarkan pada fakta objektif yang memiliki

Dalam dokumen Teknik Produksi Program TV - Fred Wibowo (Halaman 149-158)

nilai esensial dan eksistensial, artinya menyangkut kehidupan,

lingkungan hidup dan situasi nyata. Program dokumenter

berusaha menyajikan sesuatu sebagaimana adanya, meskipun

tentu saja menyajikan sesuatu secara objektif itu hampir tidak

mungkin. Kamerawan, editor, sutradara, atau produser adalah

sebagai penentu dari program yang disajikan. Bagaimana

mungkin sesuatu dapat objektif seratus persen, sementara dari angle mana gambar diambil, sepenuhnya ditentukan menurut selera kamerawan. Gambar mana yang dipakai dan mana yang dibuang ditentukan oleh editor dan produser atau sutradara. Oleh karena itu, objektivitas dalam hal ini berarti kejujuran atau ketulusan dari sutradara, produser, kamerawan dan edi-tor. Objektivitas berarti juga serangkaian gambar tentang kebenaran hasil pilihart dengan nilai atau makna yang paling tinggi dan apa yang dishooting dan bagaimana itu di-shooting.

Sastrawan dan penulis kenamaan TS Eliot mengatakan, "Fungsi dari semua seni adalah untuk memberi kepada kita pemahaman atas suatu nilai (makna, arti) dalam hidup, dengan memberi tekanan nilai itu dalam seni." Emile Zola mengatakan, "Suatu karya seni adalah suatu sudut dari alam atau realitas dilihat melalui suatu watak tertentu." Jelas dalam kedua sikap itu kesatuan pendapat dan pandangan kxitis mereka menyangkut kebebasan ekspresi individu yang menentukan bentuk hasil sebuah karya seni tidak lepers dari watak dan hail nurani si senima.n.

Ketika Joris Ivens dalam bukunya "The Camera and I" mengatakan bahwa sebuah karya film dokumenter adalah bukan cerminan pasif dari kenyataan, melainkan terjadi proses penafsiran atas kenyataan yang dilakukan oleh pembuat film dokumenter, sebenarnya is mau mengatakan juga, bahwa sebuah film dokumenter kendatipun hares suatu fakta obyektif, namun tetap saja unsur subyektivitas tak mungkin dihindari dan sah terlibat dalam realitas yang tersaji pada karya tersebut. Ucapan yang terkenal, "You can show what you are", memberikan penjelasan bahwa obyektivitas tersebut adalah obyektivitas berdasarkan penafsiran pencipta karya film dokumenter. Masalahnya adalah sampai Batas mana subyektivitas tersebut boleh campur tangan terhadap fakta obyektif dalam sebuah karya film dokumenter.

Dari lain fihak, pertanyaan apakah semua kejadian, sebagai fakta obyektif, memiliki nilai dokumenter. Biar pun suatu peristiwa atau kejadian tersebut adalah realitas, namun tidak semua memiliki nilai dokumenter. Mated tersebut menjadi bernilai dokumenter ketika terasa betapa bermakna materi atau peristiwa tersebut bagi sebuah lingkungan. Sebuah kejadian sederhana tiba-tiba terasa menjadi bermakna, ketika dalam sajian peristiwa tersebut, penonton merasakan sentuhan nilai kemanusiaan yang luar biasa. Peristiwa sederhana menjadi luar biasa karena sudah terjadi penafsiran oleh pencipta film dokumenter. Sebab itu dikatakan bahwa sebuah karya film dokumenter menyajikan suatu realitas kepada masyarakat yang secara normal atau dalam keadaan biasa tidak menangkap makna dari realitas tersebut. Jadi fungsi atau peranan dari seorang pencipta film dokumenter adalah menyusun fakta atau peristiwa, sehingga khalayak merasakan betapa pristiwa itu

menjadi sangat bermakna (essensial) bagi suatu lingkungan

kehidupan, dengan memberikan penafsiran lewat penyusunan fakta yang akhirnya memberikan makna bagi fakta-fakta tersebut terhadap lingkungannya.

Dengan cara bagaimana seorang pencipta film dokumenter menyajikan suatu peristiwa nyata tersebut sehingga khalayak merasakan makna dari peristiwa atau fakta tersebut, merupakan campur tangan subyektif dari seorang pencipta film dokumenter. Campur tangan subyektif ini teknis sifatnya, bukan merekayasa fakta atau peristiwa. Bukan memainkan kembali fakta atau peristiwa. Melainkan dari sudut mana peristiwa itu diambil, cara membuat seleksi fakta visual mana yang ditampilkan dan mana yang dibuang, semua dilakukan oleh seorang pencipta film dokumenter. Oleh karena itu sebuah fakta atau peristiwa yang nampaknya biasa dan ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, oleh seorang pencipta film dokumenter yang

cerdas, akan dapat ditunjukkan makna tersembunyi yang selama ini tidak pernah ditangkap oleh khalayak. Bahwa makna tersebut sudah berada dalam peristiwa, adalah fakta. Sedangkan peranan seorang pencipta film dokumenter adalah memberi aksentuasi atau tekanan sehingga terjadi pemahaman atas nilai tersebut, yang selama ini tak dilihat dan disadari.

Akan tetapi, produksi program dokumenter dipercayakan hampir sepenuhnya pada lembaga produksi televisi untuk menyajikan karyanya. Sementara itu, dugaan kebenaran boleh jadi lebih kuat muncul sebagai hasil gambaran dari individu (senimart) daripada hasil konsensus suatu tim, yang merupa-kan permasalahan rumit bagi para pelaksana produksi di pusat-pusat produksi televisi. Pemikiran ini ingin mengatakan mana lebih objektif dalam produksi dokumenter antara hasil pemikiran individual atau pemikiran tim kerja. Dewasa ini individu-individu bekerja sendiri dalam menggarap program dokumenter, hasilnya sering terasa lebih spesifik jujur dan karakteristik, dibandingkan dengan kerja tim ketika mereka sudah dilandasi oleh kepentingan bersarna dari lembaga atau sponsor.

‘.1Dalam produksi dokumenter terdapat dua unsur pokok yang kernudian dipadukan, yaitu unsur gambar dan unsur suara. Unsur gambar atau visual terdiri dari berbagai materi, antara lain:

1. Rangkaian kejadian : suatu peristiwa, atau kegiatan dari suatu lembaga.

2. Kepustakaan : potongan arsip, majalah atau mikrofilm.

3. Pernyataan : individu yang berbicara secarasadar di muka kamera.

4. Wawancara : pewawancara boleh kelihatan, boleh 149

5.Foto still 6.TOokumen 7, Pembicaraan

8. Layarkosongisilhauette

foto-foto bersejarah. : gambar, grafik, kartun. : suatu diskusi atau pembicaraan

segerombolan orang.

untuk memberi perhatian pada sound atau silhouette karena pribadi yang berbicara dibahayalcan keselamatarinya, andaikata wajahnya kelihatan.

Unsur kedua merupakan unsur suara atau sound, antara lain: 1.Narasi/reporter : dengan narator atau suara reporter/suara voice

over.

2.Synchronous sound : dengan suara sebagaimana adanyadalana

gambar yang di

-

relay secara tersencliri, kemudian dipersatukan. 3.Sound effect : suara-suara suasana dan latar belakang;

4.Musik-lagu : hams diciptakan musik.

5.Kosong-sepi : untuk memberi kesempatan penonton memper-hatikan detail.

1. Persiapan

Tata laksana produksi dokumenter biasanya mengikuti prosedur dari suatu pusat produksi. Pertanyaannya, manakah kemungkinan yang lebih bai.k produksi dokumenter individual atau dengan suatu tim? Tata laksana produksi dokumenter secara individual memang jauh lebih mudah dan lebih cepat, tetapi point of interest sepenuhnya tergantung dari individu. Artinya, apabila individu, adalah orang yang menguasai permasalahan dan sungguh cerdas, maka hasilnya sangat bagus: spesifik, karakteristik dan mendalam. Sebaliknya, jika individu bukan seorang yang berpengalaman dan kurang menguasai permasalahan maka hasilnya kurang maksimal. Sementara flu, jika produksi dokumenter dikerjakan oleh tim, sexing lebih 150

banyak diperlukan waktu untuk menyesuaikan ide antara anggota lira yang satu dan yang lain. Tanpa kesamaan pandangan dari tim program dokumenter akart kurang baik hasiinya.

Akan tetapi, apabila tim itu berhasil menemukan point of

interest yang sama, produksi program dokumenter menjadi

sangat menarik karena lebih kaya, mendalam dan lebih dapat dipertanggungjawabkan.

Ada tiga istilah teknis yang dalam uraian-uraian lebih lanjut akan sering disebut, yaitu: sinopsis-treatment-skenario. Secara singkat ketiga hal itu dijelaskan sebagai berikut.

Sinopsis adalah cerita ringkas. Dalam program dokurnenter orang tidak menggunakan istilah sinopsis, melainkan kerangka

gagasan atau pemikiran. Program dokumenter bukanlah suatu

cerita, melainkan susunan kejadian-kejadian. Maka kerangka pemikiran bagaimana kejadian-kejadian itu disusun, inilah yang pertama-tama hams dibuat oleh pencipta (producer) program dokumenter. Kerangka penulisan semacam itu dalam produksi film cerita, berupa ringkasan cerita atau disebut sinopsis.

Treatment adalah istilah yang sama-sama dipakai, baik

dalam program dokumenter maupun dalam program film cerita.

Treatment mengandung pengertian impiementasi dari kerangka

pemikiran atau sinopsis. Kalau dalam kerangka pemikiran atau sinopsis urutan pengadegan yang disebut sekuen (sequence) belum tersusun rind, di dalam treatment cukup rind, meskipun dialog-dialog atau rincian shoot (gambar) belum tercantum. Indikasi lokasi (tempat pengadegan), tokoh-tokoh yang terlibat, perlengkapan khusus yang diperlukan semua tertulis di dalam

treatment. Istilah bahasa Indonesia yang agak mendekati treat-ment berarti pengelolaan, yaitu uraian bagaimana kerangka

pemikiran atau synopsis itu diselenggarakan atau dilakukan. Skenario adalah naskah lengkap dan rinci dari sebuah pruduksi cerita. Program dokumenter tidak selalu perlu skenario

untuk rnulai shooting di lapangan. Namun, program cerita mutlak perlu skenario kalau mau baik, sedangkan program dokumenter cukup menggunakan treatment untuk shooting di lapangan. Dalam skenario, selain pengadegan, seluruh dialog lengkap dan petunjuk pengambilan gambar tercantum di dalamnya.

2. Tahapan Pelaksanaan Produksi

Keterangan mengenai tata laksana produksi program dokumenter sebagai berikut.

Pertama, pencipta dokumenter perlu menentukan tema dari program yang diproduksi.

Kedua, melakukan riset, baik riset lapangan maupun riset kepustakaan mengenai tema yang dipilih. Kalau perlu meng-hubungi pribadi-pribadi penting yang berkaitan erat dengan tema yang mau digarap dan meminta penjelasan secara rind mengenai hal itu.

Ketiga, menetapkan tesis. Menyusun bahan dan membuat kerangka. Di dalam sinetron tahap ini berarti tahap penulisan sinopsis. Program dokumenter memerlukan sinopsis juga, tetapi lebih berbentuk kerangka pernikiran.

Keempat, dari kerangka pemikiran kemudian dibuat treatment. Di dalam treatment seluruh perencanaan dan rincian setiap sekuen atau skene ditulis dengan jelas. Treatment ini dipakai untuk pegangan pengambilan gambar dan memper-siapkan semua pekerjaan.

Kelima, pengambilan gambar (shooting) dengan berpegang pada treatment. Produksi gambar mulai dapat dibuat.

Keenam, setelah semua bahan visual diperoleh kemudian dibuat seleksi, mana gambar yang baik dan mana yang tidak baik menurut logging, baru kemudian gambar-gambar itu mulai di edit dalam tahap editing offline.

Ketujuh, basil editing offline ditulis dalam naskah. Apabila perlu narasi, uraian narasi itu juga ditulis dalam naskah. Naskah 152

lengkap yang berisi susunan gambar dan narasi disebut editing script.

Kedelapan, berdasarkan editing script atau naskah editing kemudian dibuat editing online. Dalam editing ini, semuanya harus sudah pasti. Jadi, editing online merupakan editing final. Kesembilan, setelah editing online proses berikutnya mixing. Di dalam mixing, narasi d an musik ilustrasi dimasukkan dart dicampur di ternpat yang direncanakan dalam editing script. Sesudah mixing ini siaplah sebuah produksi dokumenter.

Di dalam produksi film terdapat dua macam editing, yaitu: 1. Editing konthnuiti, dalam editing ini susunan dari

adegan-adegan menentukan jalannya cerita atau urutan sajian. Editing kontunuiti menghubungkan shoot-shoot yang satu dengan yang lain dalam scene, dan menghubungkan scene dan scene yang lain yang kemudian mernbentuk sequence. Kadangkadang antara satu shoot dengan shoot yang lain dengan sengaja disisipi shoot dari suasana atau obyek tertentu yang tidak secara langsung menghubungkan shoot yang satu dan shoot yang lain meskipun obyek itu berada di sating yang sama. Sisipan ini disebut cut away. Di dalam editing kontunuiti harus diperhatikan apa yang disebut screen direction, yaitu arah dari pandangan atau gerakan obyek dan kiri ke ka.nart atau sebaliknya. Sambungan shoot yang direction gerakan obyeknya dari kiri ke kanan muculnya dalam shoot berikut hams mengikuti arah yang sama. Apabila terjadi perbedaan posisi pada arah obyek dan arah pandangan, maka akan berakibat gambar seperti rnelo-ncat, maka akibat ini disebut jump cut atau jamping. 2. Editing kompilasi. Editing ini tidak terlalu terikat pada

kontinuitas gambar. Biasanya editing kompilasi dipakai untuk program dokumenter. Gambar disusun berdasar editing script di dalam program dokumenter dan tidak begitu

Dalam dokumen Teknik Produksi Program TV - Fred Wibowo (Halaman 149-158)