• Tidak ada hasil yang ditemukan

Memiliki Kigo yang Merupakan Kata Penanda Musim, Juga Mampu Melukiskan Keindahan Alam, dan Sebagai Analogi dari Imajinasi dan

TINJAUAN UMUM TERHADAP HAIKU 2.1. Konsep Haiku

2. Memiliki Kigo yang Merupakan Kata Penanda Musim, Juga Mampu Melukiskan Keindahan Alam, dan Sebagai Analogi dari Imajinasi dan

Emosi Penyair Terhadap Suatu Keadaan atau Situasi yang Digambarkan dalam Setiap Baris Haiku.

Kigo adalah sebuah kata atau frase yang diasosiasikan dengan musim – musim yang digunakan pada haiku – haiku Jepang. Kigo sering digunakan di dalam haiku, untuk mengindikasikan musim di dalam bait. Kigo sangat berharga dalam mengungkapkan ekspresi pada haiku.

Pemakaian kigo dalam haiku Jepang merupakan hal yang sangat penting semenjak pertengahan abad ke – 8. Di dalam buku man’yoshu, terdapat beberapa haiku yang memiliki kigo, lalu di dalam Kokinshu

_ _ _ _ _ _ _ _

Pada zaman Heian, renga berkembang dan setelah memasuki abad ke 13, dalam penulisan renga telah ditetapkan peraturan yang mengharuskan di dalam renga harus terdapat kigo. Hal ini terus berlanjut sampai pada zaman populernya hokku, dimana dalam menulis hokku juga harus terdapat kigo.

, lebih banyak terdapat haiku yang memiliki kigo.

Salah satu variasi dari renga yaitu haikai no rengadiperkenalkan pada akhir abad 15. Haikai adalah puisi yang isinya lebih ringan dan penuh humor dengan

Shiki memisahkan hokku dari rantai haikai dan memberikana nama haiku pada puisi yang sebelumnya tidak memiliki nama tersebut yang memuat kigo sebagai unsur intern di dalamnya.

Ketika berbicara tentang musim, merupakan suatu hal yang sangat penting untuk menggunakan elemen dari alam untuk membuat suatu gambaran yang dapat mengungkapkan ekspresi dan ide. Cara seperti itu adalah cara khas dalam menggunakan kigo ketika menulis haiku.

Kigo merupakan kata – kata yang menunjuk kepada musim. Di Jepang terdapat empat musim, yaitu musim semi, gugur, panas, dan dingin. Semua musim tersebut meemiliki kigo masing – masing yang terdapat di dalam haiku. Kigo di dalam haiku selain memiliki fungsi sebagai penunjuk waktu kapan haiku ditulis, juga mampu melukiskan keindahan alam melalui setiap kata – katanya. Setiap musim memiliki arti tersendiri bagi masyarakat Jepang, sehingga kigo pun disesuaikan dengan keadaan itu. Ada kigo yang merupakan kejadian alami yang muncul pada musim – musim tertentu, misalnya : Kawazu yang berarti katak yang menunjukkan musim semi, saat musim semi merupakan saat dimana katak-katak muncul ke sawah, dan ada kigo yang merupakan kebudayaan yang dilakukan masyarakat Jepang pada musim – musim tertentu, misalnya : Shigure yang berarti mandi hujan, shigure adalah suatu budaya mandi hujan saat akhir musim gugur atau awal musim dingin. Jadi Shigure juga adalah kigo yang menandakan musim dingin.Para penyair haiku kerap memasukkan kigo untuk menunjukkan ekspresinya. Dengan kata lain, kigo menjadi analogi dan symbol dari ekspresi sang penyair dalam haikunya.

Di bawah ini terdapat makna dari masing – masing musim bagi masyarakat Jepang beserta contoh kigo dan contoh haiku yang memiliki kigo yang dikutip dari

Musim dingin : Musim dingin diumpakan dengan kesedihan, hubungan yang renggang, kesepian, kemuraman, dingin, suasana tahun baru dan ketenangan.

Contoh kigo : ochiba, fuyu, yuki, samusa, yukimi, fugujiru dan lain– lain.

Fuyu no hi ya Matahari musim dingin Bajou ni kouru Di punggung kuda

Kageboshi Bayanganku membeku

Musim panas : musm panas diumpamakan dengan kegembiraan hidup, kehangatan, cinta, kemarahan, dan nafsu.

Contoh kigo : natsu, satsuki, atsushi, semi, hototogisu, tsuyu, dan lain – lain.

Shizukasa ya Didalamketenangan Iwa ni shimi iru Suarajangkrik Semi no koe Menembus bebatuan

Musim gugur : musim gugur diumpamakan dengan kehilangan, rasa curiga, penyesalan, kehilangan, dan sebuah akhir. Hal – hal ini ditunjukkan oleh kata – kata yang menggambarkan sesuatu yang bersifat misteri.

Contoh kigo : aki, hazuki, taifu, kaminari, amanogawa, tsuki, mushi, nashi, momiji, kakashi, akimatsuri, dan lain – lain.

Tsuki zo shirube Bulan akan membimbingmu Konata e irase Jalan ini pengembara, datanglah Tabi no yado Ke dalam penginapan disini

Musim semi : musim semi diumpamakan dengan jiwa muda, jiwa yang murni, harapan baru, dan semangat yang meluap – luap.

Contoh kigo : haru, kisaragi, atatakashi, kasumi, ume, uguisu, sakura, hanamatsuri, kawazu, hibari, hinamatsuri, dan lain – lain.

Furuike ya Kolam tua

Kawazu tobikomu Katak melompat

Mizu no oto Suara air

Buku yang paling popular yang berisikan daftar – daftar kigo adalah buku bernama “ Saijiki “, yang dibagi atas empat volume, disesuaikan dengan empat musim. Pada setiap musim, kita dapat menemukan berbagai kategori seperti bumi, langit, binatang, tumbuhan dan kemanusiaan. Setiap kategori terdiri dari daftar kigo yang berkaian dengan subjek tersebut. Saijiki adalah salah satu tipe buku yang membuat penulis dapat menemukan penjelasan mengenai kigo beserta dengan kata – kata yang berkaitan yang dapat digunakan. Buku ini juga memuat contoh haiku yang terdapat kigo.

Kigo adalah cara yang efektif untuk menyampaikan ide, pikiran, dan emosi kepada para pembaca. Ketika menulis haiku, sangat direkomendasikan untuk memasukkan kigo untuk mendapatkan efek yang terbaik bagi penyair dan pembacanya.

3. Terdapat Pengaruh dan Konsep Zen yang Membentuk Haiku Menjadi Puisi yang Indah Juga Menjadi Pencerahan Hidup dan Pedoman Untuk Melihat Dunia.

Zen merupakan salah satu dari ajaran Budhisme yang berasal dari India, yang menyebar melalui Cina dan Korea. Terdapat beberapa pendapat yang bertentangan apakah Zen itu termasuk agama atau filsafat. Hal ini dikarenakan Zen telah terlebih dahulu bercampur dengan kebudayaan China. Ada sebagian pendapat yang mengatakan bahwa Zen merupakan filosofi bukan sebuah agama. Karena percampuran yang terjadi pada saat Zen memasuki wilayah Cina terutama di Cina bagian selatan.

Di dalam Zen, tidak dikenal adanya simbol, dewa, hari – hari besar, ritual keagamaan, dan kitab khusus, pemikiran Zen selalu diajarkan turun – temurun dari seorang ahli Zen kepada murid – muridnya. Apapun ajaran yang terdapat dalam Zen, ajaran tersebut keluar dari pemikiran seseorang. Dalam arti setiap orang mengajari dirinya sendiri, karena kebutuhan setiap orang itu berbeda dan hanya masing – masing pribadi yang mengetahuinya.

Pengalaman merupakan hal yang paling mendasar dalam Zen, pengalaman merupakan jawaban dari segala teka – teki kehidupan. Seperti halnya dalam menjalankan hidup. Seseorang akan paham dengan kehidupan apabila ia telah menjalaninya, dan selama menjalani kehidupan tersebut akan begitu banyak pembelajaran yang didapat.

Apabila membahas mengenai hubungan antara haiku dan Zen, maka hal tersebut merupakan hal yang tak dapat dipisahkan. Pada dasarnya haiku dan Zen menekankan pada satu hal atau dapat dikatakan sebagai persamaan, yaitu haiku dan Zen merupakan bagian dari suatu pengalaman. Dalam haiku dan Zen, pengalaman adalah pelajaran yang paling berharga, agar kita dapat mengambil hikmah daripadanya sehingga tidak melakukan hal yang salah dan mengambil intisari terbaik agar dapat melihat hidup lebih baik lagi. Di dalam haiku, terdapat beberapa konsep Zen, seperti :

- Satori, adalah sebuah pengalaman akan pencerahan, - Mu – shin, adalah mengurangi atau membatasi segala ego, - Jiyu, adalah kebebasan,

- Shokokyaka, adalah melihat ke yang peling dasar yang merupakan sumber dari dirimu sendiri.

Apabila Zen dikaitkan dengan dunia seni, terdapat 5 konsep Zen dari seni Zen yang biasa digunakan untuk menggambarkan kualitas dari kesusasteraan Jepang :

- Wabi, adalah prinsiip moral yang mengajarkan untuk menikmati kehidupan yang tenang tanpa harus mengkhawatirkan kehidupan duniawi, - Sabi, adalah ketenangan, dan keindahan dari kesunyian.

- Mono no aware adalah apresiasi terhadap keindahan yang berlansung sesaat pada alam, kehidupan manusia, dan sebuah hasil karya seni. Dan biasanya ditunjukkan dengan rasa terharu luar biasa, bahkan sampai menangis.

- Yugen adalah konsep yang menunjuk kepada keindahan dan kedalaman dari suatu misteri, dan sering dikombinasikan dengan hal – hal lain seperti keanggunan, kemurnian, kegelapan, ketenangan, dan lain – lain. - Makoto secara sederhana dapat diartikan sebagai keikhlasan seperti sifat

yang bersemangat, dan reaksi emosional yang terjadi secara spontan.

Hal – hal diatas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya nilai Zen dalam sebuah haiku. Keberadaan konsep Zen dalam haiku selain mampu membuat haiku menjadi lebih indah, juga mampu membuat para pembacanya mendapatkan pencerahan hidup dan cara untuk memandang dunia lebih luas.

4. Penggunaan Diksi ( Pilihan Kata ) yang Sederhana Sehingga Ekspresi